Teori Perkembangan Kognitif Anak: Mengetahui dan Memahami Bagaimana Anak Belajar





Perkembangan kognitif anak sangat penting untuk pendidikan, terutama bagi calon guru sekolah dasar. Memahami cara anak-anak belajar dan berpikir membantu guru membuat pelajaran yang sesuai dengan tahap perkembangan mereka. Membahas Perkembangan kognitif anak tidak lepas dari teori Jean Piaget dan Lev Vygotsky tentang perkembangan kognitif dan memberikan contoh praktis bagaimana teori ini dapat diterapkan dalam kurikulum sekolah dasar.

1. Teori Jean Piaget tentang Perkembangan Kognitif

Jean Piaget, seorang psikolog Swiss, terkenal dengan teorinya tentang perkembangan kognitif anak-anak. Dia percaya bahwa anak-anak tumbuh dalam empat tahap utama, yaitu

  • Tahap Sensorimotor (0-2 tahun): Pada tahap ini, anak-anak menggunakan indera dan perilaku fisik mereka untuk belajar tentang dunia. Bayi belajar tentang permanensi objek ketika mereka tidak dapat melihatnya (permanensi objek).
  • Pada tahap praoperasional (2-7 tahun): anak-anak mulai menggunakan simbol seperti kata dan gambar untuk menunjukkan objek dan peristiwa. Namun, mereka kesulitan memahami sudut pandang orang lain karena keegoisan mereka yang kuat. Dalam pendidikan, contohnya adalah anak-anak yang mulai bermain peran, seperti berpura-pura menjadi guru atau dokter, tetapi tidak dapat membedakan antara apa yang mereka pikirkan dan apa yang sebenarnya terjadi.
  • Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun): Anak-anak mulai berpikir logis tentang peristiwa konkret pada tahap ini. Mereka memahami konsep konservasi, yang berarti bahwa jumlah suatu objek tidak berubah meskipun bentuknya berubah, dan mereka dapat mengklasifikasikan objek menurut dimensi. Pada tahap ini, anak-anak mulai belajar operasi aritmatika dasar seperti penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan benda konkret sebagai alat bantu.
  • Tahap Operasional Formal (11 tahun ke atas): melibatkan perkembangan kemampuan anak untuk berpikir abstrak dan hipotetis. Mereka mampu memahami konsep abstrak seperti keadilan dan dapat melakukan eksperimen mental dan membuat hipotesis. Pada titik ini, pembelajaran matematika di sekolah dasar mungkin melibatkan menyelesaikan masalah yang lebih kompleks, seperti aljabar sederhana.

Konsep dasar dari teori Piaget termasuk skema, asimilasi, dan akomodasi

Skema

Menurut Piaget, skema  adalah struktur mental atau kerangka kognitif yang digunakan oleh individu untuk memahami dan merespons informasi dari lingkungan. Piaget menggambarkan skema sebagai unit dasar dari pengetahuan yang membentuk dasar dari pemahaman dan perilaku anak. Skema dapat berupa tindakan sederhana, seperti menggenggam atau mengisap, hingga konsep yang lebih kompleks seperti konsep matematika atau bahasa.

Sebagai contoh, seorang bayi mungkin memiliki skema menggenggam yang awalnya digunakan untuk memegang mainan. Seiring waktu, skema ini berkembang dan anak dapat menggunakan tindakan yang sama untuk memegang berbagai objek.

Asimilasi

Asimilasi adalah proses di mana anak menggunakan skema yang sudah ada untuk memahami atau merespons pengalaman baru. Mereka memasukkan informasi baru ke dalam skema tanpa mengubah strukturnya.

Misalnya, jika seorang anak yang memiliki skema kucing, melihat sesuatu yang berbulu dan berkaki empat, mereka mungkin menganggapnya sebagai kucing juga karena mereka menggunakan skema kucing yang sudah ada untuk memahaminya.

Akomodasi

Akomodasi adalah proses di mana anak-anak mengubah skema mereka saat ini atau membuat skema baru sebagai tanggapan terhadap pengetahuan atau pengalaman baru yang tidak sesuai dengan skema mereka sebelumnya. Ini memungkinkan anak-anak untuk memperluas dan mengubah pengetahuan mereka.

Dalam contoh sebelumnya, jika anak menyadari bahwa hewan berbulu berkaki empat yang mereka lihat adalah kelinci, bukan kucing, mereka harus mengubah rencana mereka untuk membedakan antara kelinci dan kucing. Ini adalah contoh akomodasi di mana anak mengubah rencana awalnya untuk memasukkan informasi baru.

2. Lev Vygotsky's Social-Cognitive Development Theory

Lev Vygotsky, berbeda dengan Piaget, menekankan bahwa lingkungan sosial dan budaya sangat penting untuk perkembangan kognitif anak. Vygotsky mengatakan bahwa pembelajaran terjadi melalui interaksi dengan orang lain dan bahwa bahasa adalah alat utama untuk berpikir.

Zona Perkembangan Proksimal (ZPD): Salah satu konsep penting dalam teori Vygotsky adalah Zona Perkembangan Proksimal, yaitu jarak antara apa yang dapat dilakukan anak dengan bantuan orang lain (seperti guru atau teman sebaya) dan apa yang dapat mereka lakukan sendiri. Salah satu contoh penerapan ZPD dalam pendidikan adalah ketika guru membantu atau membantu siswa menyelesaikan tugas yang sedikit di luar kemampuan mereka saat ini.

Scaffolding: Scaffolding adalah teknik di mana guru memberikan dukungan sementara kepada siswa selama proses pembelajaran agar mereka dapat menyelesaikan tugas secara mandiri. Misalnya, ketika siswa belajar membaca, guru mungkin awalnya membantu mereka dengan membacakan kata-kata yang sulit. Namun, dukungan ini akhirnya berhenti sampai siswa dapat membaca sendiri.


3. Contoh Aplikasi Teori dalam Pembelajaran Sekolah Dasar

Berikut ini adalah beberapa contoh bagaimana teori Vygotsky dan Piaget digunakan dalam pengajaran di sekolah dasar:

Pembelajaran Matematika: Menggunakan benda konkret seperti biji-bijian atau balok membantu siswa memahami konsep penjumlahan dan pengurangan (Tahap Operasional Konkret Piaget). Untuk membantu siswa yang kesulitan memahami ide-ide ini, guru dapat menggunakan teknik scaffolding.

Pembelajaran Bahasa: Guru dapat membantu siswa membaca dan menulis dengan menggunakan dialog interaktif dan bimbingan verbal (ZPD dan scaffolding Vygotsky). Misalnya, guru dapat memberikan kerangka cerita dan bantuan kata-kata sulit pada awal kegiatan menulis cerita, dan kemudian secara bertahap mengurangi bantuan ini.

Pembelajaran Sosial: Melibatkan siswa dalam diskusi kelompok untuk memecahkan masalah sosial sehari-hari (Tahap Operasional Formal Piaget). Guru dapat mendorong siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan mempertimbangkan berbagai perspektif.


4. Implikasi pada Calon Guru 

Memahami teori perkembangan kognitif sangat penting bagi calon guru sekolah dasar karena mereka perlu membuat lingkungan pembelajaran yang sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Metode yang tepat, seperti penggunaan scaffolding dan alat bantu konkret, dapat membantu siswa mencapai potensi terbaik mereka. Selain itu, interaksi sosial yang terorganisir dengan baik dapat mempercepat perkembangan kognitif anak dan membantu mereka memahami konsep yang lebih kompleks.

 


34 Komentar

  1. Nama: Maya Apriyani
    Npm: 2386206013
    Kelas: V.A

    yang saya dapat simpulkan dari bacaan di atas adalah:
    1. Teori Jean Piaget mmenyimpulkan ada empat tahapan perkembangan anak
    - tahap sensorimotor adalah di mana anak-anak hanya bisa belajar dari interaksi seperti menggenggam,meraba.
    -tahap praoperasional, pada tahap ini anak mulai mengetahui seseorang atau hewan,benda yang sering mereka temukan,misalnya mama, mainan.
    -tahap operasional, pada tahap ini anak sudah tau mengabungkan sesuatu misalnya,warna. dan dapat mengunakan alat bantu dapat melakukan sesuatu contoh mengunakan alat bantu menghitung matematika.
    -tahap operasional formal, di mana anak mampu menyelesaikan suatu permasalahan, serta mengetahui sebab akibat.

    2. Teori Lev Vygotsky's menekankan bahwa lingkungan sosial dan budaya sangat penting untuk perkembangan anak, dan pada teori mengatakan bahwa interaksi dengan lingkungan akan sangat berpengaruh pada perkembangan kognitif.
    -zona perkembangan proksiminal yaitu anak dapat melakukan suatu hal yang dengan kemampuan sendiri, dan apabila mereka tidak mengetahui sesuatu tapi abila di ajarkan oleh orang lain mereka dapat menyelesaikannya.
    scaffolding yaitu di mana guru hanya membantu siswa apabila mengalami kesusahan dalam pembelajaran dan guru hanya memberikan arahan atau jalan kepada siswa, apabila siswa itu sudah paham, maka guru tidak akan memberi penjelasan lagi serta mencari jalan keluar sendiri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Oktavia Ramadani
      NPM : 2386206086
      Kelas : 5D

      Hallo maya menurut saya ,kesimpulan yang kamu buat sudah bagus dan cukup menangkap inti dari teori Piaget dan Vygotsky. Kamu sudah memahami bahwa menurut Piaget perkembangan kognitif anak berjalan melalui beberapa tahap, dari yang sangat bergantung pada interaksi fisik seperti menggenggam dan meraba, sampai akhirnya mampu berpikir lebih abstrak dan memahami sebab-akibat. Kamu juga sudah menangkap gagasan utama Vygotsky, bahwa lingkungan sosial, budaya, serta bantuan dari orang lain sangat berpengaruh pada perkembangan cara berpikir anak, baik lewat zona perkembangan proksimal maupun scaffolding, di mana guru membantu seperlunya lalu perlahan melepas bantuan ketika anak sudah bisa mandiri.

      Mungkin yang bisa sedikit dipertegas lagi adalah bahwa pada tahap praoperasional, selain mengenal orang, hewan, dan benda di sekitarnya, anak juga mulai menggunakan simbol seperti bahasa dan gambar serta suka bermain pura-pura, tapi masih sulit memahami sudut pandang orang lain. Secara umum, pemahamanmu sudah mengarah dengan tepat.

      Aku jadi penasaran, menurutmu dari keempat tahap perkembangan Piaget tadi, tahap mana yang paling menantang untuk dihadapi guru sekolah dasar dan kenapa? Lalu, kalau kamu nantinya menjadi guru, kamu merasa lebih cocok menerapkan pendekatan Piaget yang menekankan tahapan berpikir anak, atau Vygotsky yang menekankan bantuan sosial seperti ZPD dan scaffolding dalam merancang pembelajaran di kelas???

      Hapus
  2. Setelah saya membaca penjelasan tentang teori perkembangan diatas, saya menyadari hebatnya orang tua dan guru saya dalam mendidik saya saat saya masih kecil hingga saya duduk dibangku sekolah dasar, kenapa saya bilang seperti ini karena, tanpa bantuan mereka perkembangan kita secara kognitif tidak dapat tercapai.
    kita mulai dari Teori Jean Piaget diatas ada 4 tahapan menurut beliau dalam perkembangan kognitif
    1. Tahap Sensorimotor(0-2) tahun bayangkan saja kita tanpa orang tua melewati tahap ini , pastinya kita tidak pernah merasakan bagaiamana rasanya tangan kita digenggam, bagaimana rasanya kita diajak bicara dari bayi, kita diajar untuk memegang dan menggenggam sesuatu, hal tanpa kita ketahui mereka melatih kita untuk memenuhi tahap sensorimotor.
    2. Tahap Praoperasional (2-7) tahun, ini juga bagian penting dari peran kedua orang tua dan lingkungan , karena pada usia ini anak-anak lagi aktifnya mencari-cari tau tentang barang atau permainan yang mereka punya, misalnya ada cerita yang diangkat dosen saya dikelas yaitu, anak usia ini suka memegang sesuatu yang menurut orang dewasa itu bahaya,makanya peran orang tua itu sangat dibutuhkan
    3. Tahap Oprasional Konkret(7-11) tahun, nah pada pengertian diatas saya dapat menyimpulkan bahwasannya pada usia ini mereka mulai memami konsep secara sederhana, misalnya ada pembelajaran matematika tentang pengurangan nah mereka dapat mengerjakannya dengan alat bantu, contoh dulu ada alat yang biasa saya gunakan untuk menghitung diusia ini ialah abakus untuk membantu saya berhitung matematika
    4. Tahap Operasional Formal (11 tahun keatas ), pada tahap ini sesuai penjelasan diatas anak sudah dapat memahami konsep secara abstrak, misalnya dalam matematika anak sudah dapat mempelajari tentang geometri pada pembelajaran matematika.

    lalu untuk 3 konsep dasar dari teori Piaget tanggapan saya dari pengalam pribadi ini merupakan hal yang benar-benar terjadi misalnya untuk :
    1. Skema, pengalaman sama seperti yang dijelaskan materi diatas dari kecil diajarkan cara meminta yang baik dan benar, nah pengetahuan ini saya bawa sampai sekarang
    2. Asimilasi, nah untuk yang teori ke-2 ini sama juga seperti materi, saya dulu kesusahan untuk membedakan hewan sapi dan kijang karena ukuran mereka sama-sama besar
    3. Akomodasi, nah teori ke-3 ini sudah saya rasakan juga ketika menyadari perbedaan hewan kijang dan sapi, dengan cara mengamati bahwa hewan sapi ini ternyata hidup disekitar lingkungan kita berbeda dengan kijang yang hidup di alam bebas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selanjutnya tanggapan saya untuk perkembangan kognitif anak menurut Lev Vygotsky
      menurut saya teori ini juga benar ya, sesuai pernyataan diatas bahwasannya pembelajaran itu terjadi melalui interaksi dengan orang lain dan bahwa bahasa adalah alat utama untuk berpikir. kita lihat dari konsep yang telah beliau cetuskan :
      1. Zona Perkembangan Proksimal (ZPD), konsep ini pastinya telah dirasakan oleh banyak peserta didik, misalnya di rumah ketika kita susah menjelaskan apa yang kita mau kedua orang tua pasti membantu kita secara perlahan agar kita dapat menunjuk/menjelaskan apa yang kita mau, selain di rumah, di sekolah juga kita merasakan penerapan konsep ini misalnya, saat mengerjakan tugas yang susah kita pasti dibantu guru kita untuk dapat menyelesaikan tugas kita
      2. Scaffolding, pada konsep ini juga pastinya semua peserta didik mengalaminya tentang bagaimana kita diajarkan secara perlahan untuk mengerti sesuatu dan untuk memecahkan masalah yang kita hadapi, misalnya saat pembelajaran matematika kita ada kesulitan dalam perkalian, nah pastinya guru membantu memberikan solusi untuk menyelesaikannya, lalu kita akan diminta untuk mengerjakan tugas lanjutan secara mandiri.

      Hapus
    2. Jadi kesimpulan yang dapat saya ambil ialah, teori perkembangan kognitif menurut 2 ahli diatas benar-benar terjadi dalam kehidupan manusia,benar-benar dapat kita rasakan ketika kita memahami isi teori dan mengaitkannya dengan pengalamn/perjalanan hidup kita. Materi diatas juga menekankan pentingnya seorang guru memahami teori perkembangan kognitif agar dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak . Materi ini juga wajib dibaca oleh para calon guru agar dapat memahami dan mempertimbangkan rencana penggunaan metode-metode pembelajaran yang sesuai dengan tingkatan perkembangan anak.

      Hapus
    3. Nama : Oktavia Ramadani
      NPM : 2386206086
      Kelas : 5D

      Kalau dari saya, Alusia, saya setuju dengan apa yang kamu sampaikan , Kamu sudah bagus telah menghubungkan 4 tahap Piaget dengan peran orang tua dan guru, jadi kelihatan jelas bahwa perkembangan kognitif kita tidak lepas dari bimbingan mereka. Contoh tentang tahap-tahap usia, penggunaan abakus, sampai cara membedakan sapi dan kijang untuk menjelaskan skema, asimilasi, dan akomodasi juga sudah tepat dan konkret.

      Mungkin ke depan bisa sedikit ditambah contoh peran guru di kelas, tapi secara keseluruhan, pemahaman dan refleksi kamu sudah sangat baik dan sejalan dengan teori di materi. 👍🏻

      Hapus
  3. Nama : Nabilah Aqli Rahman
    NPM : 2386206125
    Kelas : 5D PGSD

    Setelah kurang lebih 15 menit membaca dan memahami, dari yang saya tangkap dari tulisan Bapak kali ini adalah mengajak kita yang sedang membaca blog ini, buat lebih peka sama cara anak berpikir dan belajar.

    Lewat teori Piaget, kita diajak ngerti kalau anak itu punya beberapa tahapan-tahapan untuk memahami dunia. Mulai dari bayi yang belajar lewat gerakan dan pancaindra mereka, sampai remaja yang sudah mikir secara abstrak. Jadi, cara mengajarnya pun harus disesuaikan sama tahapan mereka. Kan ga lucu yaa, anak umur 4 tahun disuruh mikir logis kayak orang dewasa, hehehehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Nabilah Aqli Rahman
      NPM : 2386206125
      Kelas : 5D PGSD

      Nah, kalau Vygotsky pendekatannya beda lagi nih. Seperti yang Bapak tulis di atas. Dia percaya kalau anak berkembang lewat interaksi sosial. Ada istilah keren nih yang barusan saya baca : Zona Perkembangan Proksimal. Artinya, anak bisa belajar lebih banyak kalau dibantu orang lain, entah itu guru, orang tua, atau malah dibantu sama temannya. Jadi, tugas guru bukan cuma ngasih materi, tapi juga jadi pendamping yang sabarr bangett

      Keren yaa jadi guru! 😎

      Hapus
    2. Nama : Nabilah Aqli Rahman
      NPM : 2386206125
      Kelas : 5D PGSD

      Yang bikin blog ini jadi menarik banget buat saya, ini tuh ga cuma bahas teori tapi juga nunjukkin gimana teori itu bisa dipakai, bisa diimplementasikan langsung di dunia nyata. Misalnya, guru bisa bikin aktivitas belajar yang seru dan seusai usia anak. Atau, ngajak ngobrol dan kerja kelompok supaya mereka terbiasa mikir bareng. Pokoknya, belajar itu bukan cuma soal hafalan, tapi soal proses yang mereka rasa menyenangkan 😃

      Hapus
    3. Nama : Nabilah Aqli Rahman
      NPM : 2386206125
      Kelas : 5D

      Saya jadi menyimpulkan satu hal baru lagi nih Pak. Ternyata, lewat teori Piaget dan Vygotsky ngingetin kita kalau anak itu bukan 'gelas kosong' yang harus selalu diisi, tapi mereka punya cara sendiri, punya caranya masing-masing buat memahami dunia. Kita sebagai pendidik perlu banyak sekali mendengar, mengamati, dan memberi mereka ruang eksplorasi.

      Dengan begitu, anak bisa tumbuh jadi pembelajar yang aktif dan percaya diri—pun guru juga tumbuh menjadi pendidik yang lebih baik ❤️

      Hapus
  4. Nama : Nabilah Aqli Rahman
    NPM : 23856125
    Kelas : 5D PGSD

    Dan yang paling penting untuk saya ingat itu : belajar dari anak itu seru!

    Setiap anak punya cara unik buat melihat dunia, kadang bikin kita mikir ulang tentang hal-hal yang selama ini kita anggap biasa aja. Saya jadi semangat nih Pak buat jadi seorang pendidik yang ga cuma ngajarin, tapi juga terus belajar dan tumbuh bareng anak-anak yang saya ajar nanti, hehehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar dari Nabilah Aqli Rahman ini pas dan bagus inti dari filosofi pendidikan progresif: bahwa proses mengajar adalah proses timbal balik—guru mengajar, tetapi juga harus belajar dari anak. Semangat ini sangat berharga bagi seorang calon pendidik. Disini saya juga menambahkan bahwa Cara unik anak melihat dunia, yang Anda sebutkan, adalah inti dari apa yang Piaget sebut sebagai tahap-tahap perkembangan kognitif mereka. Anak-anak adalah peneliti alami atau Mini-Etnografer yang terus-menerus mencoba memahami dan mengklasifikasikan dunia menggunakan skema mereka yang terus berkembang Keunikan Pandangan: Saat anak di tahap Praoperasional (2-7 tahun) melihat awan bergerak, mereka mungkin berpikir awan itu hidup dan mengikuti mereka (animisme). Bagi orang dewasa, ini adalah kesalahan logis, tetapi bagi anak, ini adalah upaya logis mereka untuk menjelaskan fenomena yang kompleks.

      Hapus
  5. Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
    Npm :2386206058
    Kelas : VB PGSD

    Baik Pak setelah membaca materi di atas mengenai teori perkembangan kognitif anak: mengetahui dan memahami Bagaimana anak belajar. Saya ingin bertanya pada bagian teori jean piaget tentang perkembangan kognitif., yang di mana ia percaya bahwa anak-anak tumbuh dalam 4 tahap utama. Yang saya ingin tanyakan pak di salah satu tahap tersebut pada tahap praoperasional, izin bertanya Pak Bagaimana guru bisa mengenali tanda-tanda egois pada siswa awal sekolah dasar dan membantu mereka agar mulai memahami sudut pandang orang lain🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. Disini saya ingin menanggapi dan menambahlan pertanyaan dari Isdiana Susilowati Ibrahim mengenai cara mengenali dan mengatasi egosentrisme pada siswa awal Sekolah Dasar (SD) yang berada di tahap praoperasional Piaget sangat relevan dan penting untuk praktik pengajaran. Tambahan Penting: Peran Scaffolding Sosial
      ​Penting untuk diingat bahwa mengatasi egosentrisme adalah proses bertahap (Scaffolding sosial), bukan perubahan instan. Membingkai Ulang Perilaku, dan Menggunakan bahasa perasaan. Dengan menerapkan strategi-strategi ini, guru secara efektif bertindak sebagai fasilitator yang membantu siswa awal SD bertransisi secara bertahap dari pemikiran yang sangat terpusat pada diri sendiri menuju penalaran yang lebih sosial dan logis.

      Hapus
    2. Nama : Oktavia Ramadani
      NPM : 2386206086
      Kelas : 5D

      Izin menanggapi pertanyaan Isdi 🙏Pada tahap praoperasional, tanda-tanda egois pada siswa awal SD bisa terlihat misalnya ketika anak sulit berbagi, ingin selalu duluan, merasa pendapatnya paling benar, belum bisa memahami perasaan temannya misalnya dia tetap bisa tertawa saat temannya sedih, atau mengira orang lain tahu apa yang ia pikirkan tanpa menjelaskannya. Untuk membantu mereka mulai memahami sudut pandang orang lain, guru dapat mengajak siswa berdiskusi sederhana dengan pertanyaan seperti “Kalau kamu jadi dia, bagaimana perasaanmu?”, menggunakan cerita atau permainan peran (role play) untuk melihat dari tokoh lain, memberi contoh langsung sikap empati, serta membiasakan kerja kelompok dengan aturan bergiliran dan saling mendengarkan. Dengan cara-cara ini, sedikit demi sedikit anak dilatih keluar dari cara pandang yang hanya berpusat pada dirinya sendiri.

      Hapus
  6. Nama: Nanda Vika Sari
    Npm: 2386206053
    Kelas: 5B PGSD

    Setelah saya membaca materi ini, menurut saya pada materi diatas cukup komprehensif/lengakap dan cukup memeberikan pemahaman yang mendalam mengenai bagaimana anak belajar melalui perspektif Piaget dan Vygotsky. Pada integrasi teori Vygotky, terutama pada konsep ZPD dan Scaffolding, dan juga menegaskan betapa pentingnya peran guru dan lingkungan sosial dalam mendukung perkembangan kognitif. Menurut saya teoretis yang cukup kuat bagi para calon guru sekolah dasar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berdasarkan komentar dari Nanda Vika Sari yang menyimpulkan dan menambahkan secara komprehensif tentang integrasi teori Piaget dan Vygotsky, khususnya penekanan pada ZPD, Scaffolding, serta peran guru dan lingkungan sosial, berikut adalah tanggapan yang lengkap, mendalam, dan bersifat melengkapi. menyajikan inti dari pedagogi konstruktivis modern: bahwa pembelajaran yang efektif membutuhkan integrasi antara proses pembangunan pengetahuan internal (Piaget) dan bimbingan sosial-budaya (Vygotsky). Pemahaman ini sangat kuat dan esensial bagi calon guru sekolah dasar dan juga Pentingnya Keselarasan (Alignment)
      Integrasi ini menghasilkan konsep Keselarasan Perkembangan (Developmental Alignment). Kurikulum dan metode pengajaran harus selaras dengan tahap perkembangan kognitif (Piaget) dan didukung oleh interaksi sosial yang terstruktur (Vygotsky). Tanpa keselarasan ini, pembelajaran menjadi tidak relevan atau frustrasi.

      Hapus
  7. Nama: Nanda Vika Sari
    Npm: 2386206053
    Kelas: 5B PGSD

    Pada materi diatas ini membantu para calon guru untuk memahami kalau pembelajaran tidak bisa dilakukan secara satu arah, namun juga harus memberikan ruang bagi interaksi, eksplorasi, dan juga bimbingan bertahap. Pada penekanan pada pentingnya Scaffolding yang mengingatkan kalau guru tidaklah hanya menjadi penyampaian informasi, namun juga sebagai fasilitator perkembangan kognitif/penalaran pada siswa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar dari Nanda Vika Sari ini sangatlah tepat sasaran dan mencerminkan pemahaman yang mendalam mengenai pergeseran paradigma dalam pendidikan modern, terutama dalam konteks teori Perkembangan Kognitif. Scaffolding adalah jantung dari pengajaran efektif yang berakar pada teori Vygotsky. Ini adalah strategi yang memungkinkan siswa melakukan tugas yang berada di luar kemampuan mereka saat ini, tetapi masih dalam jangkauan mereka dengan bantuan. Pergeseran ini dikenal sebagai Pembelajaran Berpusat pada Siswa (Student-Centered Learning). Tujuannya adalah memberdayakan siswa untuk menjadi pembangun aktif pengetahuannya sendiri (konstruktivis). Ini berarti guru harus merancang situasi belajar yang menantang siswa untuk mempertanyakan, mengeksplorasi, dan menemukan konsep, bukan sekadar menghafalnya.

      Hapus
  8. Menurut saya teori ini sangat bagus dan relevan terutama pada bagian Relevansi Fundamental Pendidikan karena disini ditekankan bahwa pemahaman perkembangan kognitif adalah esensial bagi calon guru sekolah dasar. Tanpa pemahaman mendalam ini, kurikulum dan metode pengajaran berisiko tidak selaras dengan kapasitas berpikir alami anak. Ini adalah fondasi dari pedagogi yang efektif dan berpusat pada siswa. Serta pada Tahap Sensorimotor dimana masa emas bagi pengembangan motorik dan indra. Konsep permanensi objek yang disebutkan adalah pencapaian kognitif yang sangat penting, menandai dimulainya representasi mental. Ini mengajarkan kita bahwa bahkan bermain-main pada bayi pun adalah kerja keras kognitif.

    BalasHapus
  9. Nama : Oktavia Ramadani
    NPM : 2386206086
    Kelas : 5D

    Menurut saya, materi tentang teori perkembangan kognitif Piaget dan Vygotsky ini sangat membuka cara pandang kita sebagai mahasiswa, khususnya sebagai calon guru SD. Selama ini mungkin kita hanya berpikir bahwa mengajar itu ya sekedar menyampaikan materi, tapi dari teori ini kita jadi sadar bahwa cara anak berpikir itu berkembang bertahap, dan tidak bisa dipaksa seperti orang dewasa. Anak di tahap operasional konkret misalnya, memang lebih mudah paham kalau dibantu dengan benda nyata, gambar, atau aktivitas langsung, bukan cuma penjelasan lisan atau tulisan di papan.

    Teori Vygotsky juga mengingatkan kita bahwa belajar itu bukan sekadar urusan individu, tapi sangat dipengaruhi interaksi dengan guru dan teman. Konsep ZPD dan scaffolding membuat kita paham bahwa tugas kita nanti bukan hanya memberi soal, tapi mendampingi secara bertahap dari yang memberi contoh, memberi petunjuk, lalu perlahan mengurangi bantuan sampai anak bisa mandiri. Jadi, guru itu semacam tangga sementara yang pelan-pelan dicabut ketika anak sudah mampu berdiri sendiri.

    Sebagai mahasiswa calon guru, menurut saya materi ini penting karena membuat kita lebih berhati-hati dalam merancang pembelajaran. Kita tidak bisa lagi asal- asal untuk memberi tugas yang terlalu sulit atau terlalu mudah tanpa melihat tahap perkembangan berpikir anak. Kita juga terdorong untuk lebih kreatif dengan cara pakai alat peraga konkret, diskusi kelompok, tanya jawab, permainan peran, dan sebagainya. Intinya, teori Piaget dan Vygotsky ini bukan hanya teori di buku, tapi bekal agar kita bisa menjadi guru yang lebih peka, humanis, dan benar-benar memahami bagaimana anak belajar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas refleksi yang sangat tajam dan mendalam ini disini saya mau menaggapi dan menambahkan sedikit, khususnya dari sudut pandang Anda sebagai calon guru SD. Apa yang Anda sampaikan menunjukkan bahwa materi ini tidak hanya sekadar Anda hafal, tetapi telah terinternalisasi menjadi pandangan praktis tentang bagaimana seharusnya seorang guru mendidik. Poin Anda mengenai kesadaran bahwa cara anak berpikir itu berkembang bertahap, dan tidak bisa dipaksa seperti orang dewasa adalah inti dari Pendidikan Berbasis Perkembangan. Anda benar sekali. Menyadari bahwa anak di fase Operasional Konkret (sekitar usia SD) wajib dibantu dengan benda nyata, gambar, atau aktivitas langsung adalah kunci. Peran Gurusebagai Scaffolder (Vygotsky)
      ​Konsep ZPD (Zone of Proximal Development) dan Scaffolding yang Anda soroti adalah permata dalam teori Vygotsky. Anda dengan tepat mendefinisikan peran guru: mendampingi secara bertahap dari yang memberi contoh, memberi petunjuk, lalu perlahan mengurangi bantuan sampai anak bisa mandiri. Ini adalah definisi terbaik dari guru sebagai jembatan, bukan hanya pemberi materi.

      Hapus
  10. Nama : Oktavia Ramadani
    NPM : 2386206086
    Kelas : 5D

    Hallo semuanya saya izin bertanya jika ingin menanggap boleh yaa , nah kita kan calon guru nih , setelah memahami kedua teori ini, menurut teman-teman semua sikap seperti apa sih yang perlu dimiliki guru agar bisa benar-benar peka terhadap perkembangan kognitif siswanya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bagus sekali pertanyaan Mbak, izin saya akan mencoba untuk menjawab pertangan tersebut, Memahami teori Piaget dan Vygotsky adalah satu hal, tetapi mengimplementasikannya dalam sikap dan praktik mengajar adalah kunci.agar benar-benar peka terhadap perkembangan kognitif siswanya: ​Sikap Empati Perkembangan (Developmental Empathy),Sikap Pendeteksi ZPD, dan Scaffolding. Serta Guru yang peka terhadap perkembangan kognitif siswa adalah menjadi seorang pengamat yang cermat, pendengar yang sabar, dan perancang pembelajaran yang fleksibel. Kedua teori (Piaget dan Vygotsky) menuntut kita untuk menghormati anak sebagai pembelajar aktif yang sedang dalam proses konstruksi pengetahuan.Siap ini bisa mengubah peran anda bukan sekedar pendidik tapi juga mendai arsitem perkembangan kognitif siswa. Terima Kasih sekian dari saya😉🙏

      Hapus
  11. Nama : Maria Ritna Tati
    NPM : 2386206009
    Kelas : V A PGSD

    Izin menanggapi pak tentang materi ini ,jadi menurut saya dalam teori Piaget dan Vygotsky saling melengkapi dalam memahami perkembangan kognitif anak. Piaget menekankan tahapan perkembangan yang universal, sementara Vygotsky menyoroti pentingnya interaksi sosial dan budaya.dengan memahami keduanya, kita bisa mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif tentang bagaimana anak belajar dan berpikir.perkembangan kognitif anak adalah proses yang kompleks dan melibatkan berbagai faktor.baik faktor internal seperti tahapan perkembangan maupun faktor eksternal seperti interaksi sosial dan budaya, semuanya berperan penting dalam membentuk kemampuan berpikir anak.

    BalasHapus
  12. Nama : Maria Ritna Tati
    NPM : 2386206009
    Kelas : V A PGSD

    Konsep schema dari Piaget sangat membantu untuk memahami bagaimana anak mengorganisasi informasi.anak-anak membangun schema atau kerangka berpikir untuk memahami dunia di sekitar mereka.ketika mereka mendapatkan pengalaman baru, mereka akan mencoba menyesuaikan pengalaman tersebut dengan schema yang sudah ada, atau mengubah schema mereka jika diperlukan.guru dan orang tua memiliki peran penting dalam mendukung perkembangan kognitif anak.dengan memahami teori-teori perkembangan kognitif, mereka bisa memberikan stimulasi yang tepat, menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, dan membantu anak mencapai potensi maksimal mereka.

    BalasHapus
  13. Nama : Maria Ritna Tati
    NPM : 2386206009
    Kelas : V A PGSD

    Nah zona perkembangan proksimal (ZPD) dari Vygotsky memberikan panduan praktis bagi guru dan orang tua. ZPD adalah jarak antara apa yang bisa anak lakukan sendiri dan apa yang bisa mereka lakukan dengan bantuan orang lain.dengan memberikan scaffolding atau dukungan yang tepat, kita bisa membantu anak mencapai potensi maksimal mereka.teori Piaget dan Vygotsky memberikan kerangka kerja yang berguna untuk merancang pembelajaran yang efektif.pembelajaran harus disesuaikan dengan tahapan perkembangan anak, mempertimbangkan zona perkembangan proksimal mereka, dan memberikan dukungan yang tepat agar mereka bisa belajar secara optimal.

    BalasHapus
  14. Nama :Maria Ritna Tati
    NPM : 2386206009
    Kelas : V A PGSD

    Tamhan lagi terkait materi ini,jadi ada contoh penerapan teori Piaget dan Vygotsky dalam pembelajaran di sekolah dasar sangat relevan dan mudah diterapkan. Misalnya, menggunakan benda konkret untuk membantu anak memahami konsep matematika atau memberikan dukungan yang tepat saat anak belajar membaca dan menulis.memahami perkembangan kognitif anak membantu kita menghargai perbedaan individu.setiap anak memiliki kecepatan dan gaya belajar yang berbeda.dengan memahami teori-teori perkembangan kognitif, kita bisa lebih sabar dan fleksibel dalam membantu setiap anak mencapai potensi terbaik mereka.

    BalasHapus
  15. Nama:Imelda Rizky Putri
    Npm:2386206024
    Kelas:5B

    Materi ini menjelaskan perkembangan kognitif anak bagaimana cara anak berpikir, memahami dunia, dan memproses informasi seiring pertumbuhan mereka. Jadi menurut saya teori ini penting banget buat dipahami terutama buat kita yang sering belajar atau ngajar anak. Soalnya, setiap anak punya cara berpikir yang beda-beda sesuai usia dengan ngerti tahapnya, kita bisa ngajarin anak dengan cara yang lebih pas dan bikin mereka lebih semangat belajar.

    BalasHapus
  16. Terima kasih bapak telah memberikan materi ini menurut saya, materi ini dari bapak ini bagus, terutama saat bapak membahas Tahap Operasional Konkret 7-11 tahun dari Piaget yang menyebutkan bahwa anak-anak mulai bisa berpikir logis tentang suatu kejadian dan sudah bisa melakukan operasi matematika dasar.
    ​Saya jadi berpikir, kalau anak SD sudah bisa berpikir konkret, berarti cara mengajar kita memang harus banyak pakai contoh nyata, ya. Misalnya, di materi ini ada contoh pakai biji-bijian atau balok saat belajar penjumlahan dan pengurangan. Ini menegaskan bahwa anak-anak di usia ini belum sepenuhnya siap untuk materi yang terlalu abstrak. Pendekatan ini menggunakan benda konkret sangat penting agar konsepnya benar-benar menempel sebelum mereka masuk ke Tahap Operasional Formal dan menghadapi hal-hal yang lebih kompleks, seperti aljabar sederhana yang juga disebutkan di materi bapak. Ini sejalan dengan bagaimana anak belajar melalui skema, asimilasi, dan akomodasi.

    BalasHapus
  17. Disina saja juga mau menangaapi materi bapak, saya suka dengan pembahasan di Teori Perkembangan Sosial-Kognitif Vygotsky dan kaitannya dengan cara kita mengajar. Konsep ZPD
    ( Zona Perkembangan Proksimal ) menurut saya adalah kunci utama kenapa peran guru itu sangat penting.
    ​Ide tentang ZPD, di mana anak bisa melakukan sesuatu yang sedikit di luar kemampuannya saat ini dengan bantuan orang lain, benar-benar menunjukkan bahwa belajar itu harus dilakukan secara sosial, bukan sendirian. Teknik Scaffolding yang dijelaskan di materi, seperti guru membantu membacakan kata-kata sulit lalu perlahan bantuan itu dikurangi, itu benar-benar contoh nyata bagaimana kita bisa menarik kemampuan anak ke tingkat yang lebih tinggi. Ini membuktikan bahwa interaksi dengan teman atau guru yang lebih terampil bisa mempercepat proses perkembangan kognitif anak, dan ini berlaku di semua mata pelajaran, seperti contohnya di pelajaran bahasa atau sosial.

    BalasHapus
  18. ​Dan Juga menurut saya, materi bapak pada bagian Konsep Dasar Teori Piaget, khususnya Skema, Asimilasi, dan Akomodasi, adalah fondasi yang wajib dipahami betul oleh calon guru seperti kami. Memahami bagaimana skema itu bekerja, dari yang sederhana seperti memegang mainan sampai yang lebih kompleks, membantu kita mengerti bagaimana anak menyerap informasi.
    ​Saya juga setuju pada materi bapak dengan poin Implikasi pada Calon Guru di akhir materi. Karena pada akhirnya, semua teori ini kembali ke satu hal kita harus bisa menciptakan lingkungan belajar yang pas dengan tahap perkembangan anak. Kalau anak masih di Tahap Praoperasional, jangan dipaksa langsung masuk ke diskusi yang terlalu kritis seperti di Tahap Formal. Jadi, inti dari semua materi ini adalah bagaimana kita, sebagai guru masa depan, bisa memilih metode yang tepat apakah itu dengan Scaffolding Vygotsky atau alat bantu konkret Piaget agar semua siswa bisa mencapai potensi terbaiknya dan proses perkembangan kognitif mereka bisa berjalan dengan baik.

    BalasHapus
  19. Nama: Nur Sinta
    NPM: 2386206033
    Kelas: VB PGSD

    Materi ini mengajarkan kita sebagai calon guru sebaiknya sebelum mengajar atau menyampaikan materi pada siswa alangkah baiknya kita memahami cara berpikir siswa terlebih dahulu karena di usia tersebut siswa itu punya tahap-tahap perkembangan dan cara memproses informasi yang berbeda dari orang dewasa. Terdapat dua pendekatan yang saling melengkapi dan tidak lepas dari teori perkembangan kognitif yaitu teori dari Piaget dan Vygotsky, dari Piaget kita belajar bahwa anak berkembang lewat tahap bertahap mulai tahap sensorimotor, praoperasional, operasional konkret dan oprasional formal setiap tahap punya ciri khasnya masing-masing sedangkan Vygotsky mengingatkan kita bahwa belajar itu sosial, selain itu ada konsep ZPD scaffolding yang menjelaskan bahwa anak berkembang lebih cepat kalau ada bimbingan yang tepat.

    BalasHapus
  20. Nama: Nur Sinta
    NPM: 2386206033
    Kelas: VB PGSD

    Materi ini sangat relevan dan bermanfaat untuk kita yaitu calon guru dengan materi membantu memahami bahwa anak itu tidak bisa dipaksakan berpikir secara abstrak jika belum pada usia yang sesuia, ini mengingatkan bahwa pembelajaran harus bertingkat sesuai tahap perkembangan. Selain itu menekankan peran kontekstual dan sosial yaitu pendekatan dari Vygotsky yang mengingatkan bahwa belajar itu bukan hany dalam tuang kelas atau buku tapi juga lewat interaksi bersama guru, teman dan lingkungan yang berperan penting, materi ini juga memberi contoh bagaimana mengimplemtasikannya di sekolah dasar misalnya menggunakan benda konkret, scaffolding, dialog ineraktif yang membantu menjalankan teori dalam realitas. Jika diterapkan dengan benar kita bisa menciptakan lingkungan belajar yang lebih manusiawi, sesuai perkembangan dan mendukung potensi anak secara optimal.

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak