Membaca: Antara Dekoding dan Pemahaman
Membaca, sebagaimana diajarkan di sekolah, adalah sebuah keterampilan. Ini benar secara definisi. Kata "membaca" mencakup berbagai gagasan. Ia adalah kata kerja, tetapi juga terasa seperti sesuatu yang statis, seperti kata benda. Dalam praktik terbaiknya, membaca dapat menciptakan keadaan aliran (flow), di mana pikiran pembaca dan penulis menyatu melalui teks.
Namun, ini adalah skenario ideal yang jarang tercapai. Dalam kenyataannya, pendidikan harus memecah membaca menjadi bagian-bagian, biasanya antara dekoding dan pemahaman.
Dekoding melibatkan pengenalan huruf dan bunyi, pola, dan kata-kata yang tidak beraturan. Ini seperti belajar bahasa baru dengan karakter alfanumerik di atas kertas, bukan melalui suara. Proses ini dimulai di otak, dan jika berhasil dipahami, akan berakhir di pikiran.
Dengan kata lain, decoding adalah kemampuan membaca kata-kata tertulis dengan cara mengidentifikasi bunyi dari setiap huruf atau kombinasi huruf, kemudian menyusunnya menjadi sebuah kata. Proses ini sangat penting, terutama bagi pembaca pemula, karena merupakan langkah awal dalam belajar membaca.
Contoh Decoding
- Ketika seorang anak melihat kata "b-a-c-a", mereka memecah hurufnya menjadi bunyi /b/ /a//c//a/ dan menggabungkannya menjadi kata baca.
- Dalam bahasa Inggris, anak-anak mungkin melihat huruf "sh" dan mengenalinya sebagai bunyi /sh/ pada kata seperti ship.
Komponen Utama Decoding
- Kesadaran Fonemik: Memahami bahwa kata terdiri dari unit bunyi kecil yang disebut fonem, seperti bunyi /m/, /a/, atau /n/ dalam kata mana.
- Pengenalan Pola Huruf: Mampu mengenali pola tertentu, seperti huruf vokal dan konsonan, atau kombinasi huruf yang menghasilkan bunyi tertentu.
- Kata-Kata Tak Beraturan: Belajar membaca kata yang tidak mengikuti aturan umum, seperti kata dalam bahasa Inggris knight atau read.
Pentingnya Decoding
- Dasar Keterampilan Membaca: Decoding adalah fondasi bagi seseorang untuk memahami teks tertulis. Tanpa kemampuan ini, membaca menjadi sulit dilakukan.
- Mendukung Kemandirian Membaca: Ketika anak menguasai decoding, mereka dapat membaca kata-kata baru tanpa bantuan.
- Meningkatkan Pemahaman: Dengan decoding yang lancar, pembaca bisa lebih fokus memahami isi teks daripada berusaha mengenali kata-kata.
Namun, decoding hanyalah salah satu aspek penting dalam membaca. Selain mampu membaca kata-kata dengan benar, pembaca juga perlu memahami makna dari teks yang dibaca (comprehension), sehingga proses membaca menjadi lebih bermakna dan bermanfaat.
Sementara itu, pemahaman adalah sesuatu yang lebih mendalam, lebih emosional. Pemahaman melibatkan cara pembaca menghubungkan simbol-simbol tersebut dengan pengalaman dan pengetahuan yang mereka miliki, hingga akhirnya menciptakan makna. Inilah momen ketika jiwa seseorang “berkedip” dan mengolah informasi menjadi bagian dari dirinya.
Sebagai guru, kita sering dihadapkan pada pilihan: Apakah kita fokus mengajarkan dekoding, pemahaman, atau mencoba menggabungkan keduanya?
Pendidikan dan Dampaknya pada Membaca
Mengajarkan membaca memerlukan pemisahan prosesnya menjadi bagian-bagian kecil yang dapat diukur. Kita berbicara tentang kecepatan membaca, kosakata, ide pokok, tujuan penulis, dan sebagainya. Namun, dengan cara ini, membaca sering kehilangan maknanya sebagai pengalaman pribadi yang mendalam.
Ada asumsi bahwa jika seseorang mampu membaca dengan baik, maka mereka pasti akan membaca. Namun, kenyataannya tidak selalu demikian. Dalam pendidikan, ada perbedaan mendasar antara keterampilan dan kebiasaan, antara kemampuan dan kecenderungan.
Sebagai seorang guru dan orang tua, saya lebih peduli pada apa yang cenderung dilakukan anak-anak dibandingkan dengan apa yang mereka mampu lakukan. Ketika kita terlalu fokus pada konten dan mengabaikan manusia di balik proses belajar, kita kehilangan esensi dari tujuan pendidikan itu sendiri.
Literasi dan Motivasi Membaca
Mengapa literasi, sebagaimana diajarkan, terasa kurang bermakna? Jawabannya mungkin terletak pada cara kita mendekati membaca di sekolah—lebih banyak tentang “bagaimana” dan sangat sedikit tentang “mengapa.”
Seperti yang dikatakan Franz Kafka, “Buku harus menjadi kapak bagi laut beku di dalam diri kita.” Membaca seharusnya menjadi pengalaman yang mengguncang, yang menghidupkan kembali jiwa kita.
Ketika seseorang benar-benar membaca, mereka memasuki dunia baru, mengolah ide-ide baru, dan pada akhirnya menemukan siapa diri mereka. Inilah alasan mengapa siswa ataupun guru harus membaca: bukan hanya untuk belajar, tetapi untuk menemukan makna dan membentuk identitas mereka sendiri.
Referensi
Terrell Heick. 2018. Why Students Should Read

Nama: Isdiana Susilowati Ibrahim
BalasHapusNpm: 2386206058
Kelas: VB PGSD
Mohon izin bertanya pak, pada paragraf pertama di situ tertulis ia adalah kata kerja tetapi juga terasa seperti sesuatu yang statis, seperti kata benda. Saya ingin menanyakan contoh nya itu seperti apa yah pak, sesuatu yang statis itu🙏
Hallo ka Isdi saya izin menjawab pertanyaanya ya, dimaksud ka isdi ini kata "membaca" yang bisa di artikan bahwa membaca ini merupakan kata kerja tapi terasa seperti sesuatu yang statis, sepemahaman saya dari uraian paragraf satu membaca ini merupakan suatu kegiatan atau tindakan , nah kenapa terasa seperti sesuatu yang statis? karena kegiatan membaca ini membuat seseorang terdiam seperti benda mati seolah tidak bergerak dan tidak melakukan apapun. Padahal orang yang sedang membaca ini dalam diamnya berusaha untuk memahami dan merasakan bacaanya.
HapusNah contoh sesuatu yang statis itu seperti menonton film,mendengarkan musik dan meditasi, kayak yoga-yoga itu masuk statis juga deh ka.
semoga bermanfaat..
Nama: Nanda Vika Sari
HapusNpm: 2386206053
Kelas: 5B PGSD
Izin menjawab pertanyaan dari Isdiana Susilowati Ibrahim, menurut sepengetahuan yang saya ketahui ya misalnya contohnya kata "membaca" yaitu sebagai sesuatu yang statis itu jadi maksudnya ketika kata membaca tersebut dipahami sebagai suatu kegiatan yang mungkin dianggak hidup, dinamis/aktif, atau juga penuh pengalaman, namun itu hanya dianggap sebagai keterampilan teknik yang diam dan bisa diukur. Contohnya misalnya saat kita membaca yang dipahami hanya sebagian "kecepatan 80 kata per menit, maka membaca itu hanya dianggap sebagai angka (statis) bukanlah suatu aktivitas yang memahami suatu makna.
Izin pak mau bertanya peran ini yang yang berbeda dalam aljabar itu kan (sebagai pengelompok) dan teori himpunan (sebagai penetu anggota),apakah penggunaan simbol kurung kurawal ganda misal (untuk himpunan yang anggotanya juga himpunan)karena sering membingungkan siswa ditingkat awal pembelajaran pak jadi gimana caranya agar tidak membingungkan siswa ditingkat awal 🙏
BalasHapusNama : Isdiana Susilowati Ibrahim
HapusNpm : 2386206058
Kelas : VB PGSD
Izin menjawab pertanyaan dari saudari Bella Pak. Seperti pertanyaannya di atas pak menurut saya pengelompokan simbol ini memiliki fungsi di mana agar kita mengetahui makna dan urutan hitungnya. Untuk pembelajaran pada siswa di tingkat awal ini memang membingungkan makanya dari itu kita sebagai guru perlu membimbing secara bertahap, kita perlu mengajarkan ataupun memulainya dari hal-hal yang nyata. Seperti juga yang dijelaskan dalam materi di atas proses ini mirip seperti decoding saat belajar membaca yang di mana tidak hanya mengenal bentuk simbol tetapi juga harus memahami maknanya makanya itu penting untuk paham fungsi dan arti dibaliknya🙏
Nama : Oktavia Ramadani
HapusNPM : 2386206086
Kelas : 5D
Hai bella izin menjawab ya , penggunaan kurung kuraw dalam teori himpunan memang sering membingungkan para siswa tingkat awal karena fungsinya berbeda dengan kurung biasa yang ada di dalam aljabar , dalam aljabar , kurung kan biasanya digunakan untuk mengelompokkan operasi , nah sementara dalam himpunan kurung kuramal ini dipakai untuk menunjukkan anggota , kebingungan semakin besar ketika siswa melihat himpunan yang anggotanya juga himpunan , sehingga tanggapan seperti kurung ganda yang sulit dibedakan maknanya , situasi ini sebenarnya sangat mirip dengan proses pembaca yang membutuhkan kemampuan de idung sebelum mencapain pemahaman , jika simbol belum benar - benar dipahami , makna nya tidak akan terbentuk , karena itu cara terbaik untuk mengurangi kebingungan adalah dengan memberikan penjelasan secara bertahap dan secara konkret , misalnya bisa melalui analogi wadah atau kotak di dalam kotak , sehingga siswa bisa memahami bahwa himpunan itu bisa berisi objek maupun himpunan lain .
Dengan penjelasan yang sederhana dan bertahap dengan cara menggunakan contoh yang visual siswa dapat membangun “ pemahaman simbol “ terlebih dahulu sebelum masuk ke konsep yang lebih abstrak , ini sangat membantu mereka tidak hanya mampu menggunakan simbol saja , tetapi juga mengerti maknanya.
Nama:Elisnawatie
BalasHapusKelas:VD
NPM:2386206069
izin bertanya pak,bapak kan ada menyampaikan bahwa meskipun "membaca" adalah kata kerja, kata itu seringkali terasa statis, seperti kata benda" saat diajarkan. Apa yang dimaksud dengan perbedaan ini pak saya Masi kurang paham dan bagaimana hal tersebut dapat memengaruhi cara seseorang memandang kegiatan membaca?
Hallo ka Elis saya izin menjawab pertanyaanya ya.
HapusMenurut saya perbedaan antara artian membaca adalah kata kerja dan membaca seringkali terasa statis dari pemahaman saya atas uraian paragraf 1, membaca ini merupakan suatu kegiatan atau tindakan jadi, yang dimaksud dengan kata kerja pada membaca ini memiliki arti seseorang itu melakukan kegiatan atau tindakan membaca. Nah kenapa terasa seperti sesuatu yang statis? karena kegiatan membaca ini membuat seseorang terdiam seperti benda mati ,seolah tidak bergerak dan tidak melakukan apapun . Padahal orang yang sedang membaca ini dalam diamnya berusaha untuk memahami dan merasakan bacaannya bahkan, beberapa orang pun berimajinasi ketika membaca .
Lalu bagaimana hal tersebut dapat mempengaruhi cara seseorang memandang kegiatan membaca? Sebagian orang mungkin memandang kegiatan membaca itu merupakan kegiatan yang membosankan karena, ya tadi sesuai dengan pengertian statis bahwa kegiatan membaca itu seolah kegiatan yang mati tanpa ada gerakan, padahal orang yang menilai itu tidak mengerti apa yang sedang dialami oleh si pembaca ini. Jadi kebanyakan orang tuh berpikir bahwa kegiatan membaca itu membuang-buang waktu, tanpa mencari tahu manfaat besar dalam kegiatan membaca .
Nah itu ketika seseorang memandang kegiatan membaca itu sebagai kegiatan membosankan, tetapi ada juga orang yang memandang kegiatan membaca itu sebagai kegiatan yang melatih fokus, yang bisa menambah wawasan dan juga yang bisa mengajak kita untuk berimajinasi tinggi.
Jadi tergantung dari orangnya lagi mau menilai kegiatan membaca itu atau memandang kegiatan membaca itu dari segi positif atau dari segi negatifnya.
Semoga bermanfaat...
Nama : Oktavia Ramadani
HapusNPM : 2386206086
Kelas : 5D
Wah elis pertanyaan nya sangat bagus , saya izin menanggapinya ya , yang dimaksud dengan membaca itu serasa seperti kata kerja tetapi tampil seperti kata benda itu bahwa secara definisi dalam membaca adalah sebuah aktivitas sesuatu yang dilakukan , yang hidup , yang bergerak, tetali ketika diajarkan di sekolah , membaca sering diperlakukan seperti sebuah objek yang statis di mana anak diminta untuk membaca tetapi yang sebenarnya terjadi hanyalah menjalankan langkah - langkah teknis seperti mengeja , menyebut kata , mencari ide pokok , atau menjawab soal pemahaman , akibatnya membaca itu seolah - olah menjadi sesuatu yang tetap , kaku dan hanya sebuah tugas yang harus di selesaikan bukan dari pengalaman yang mengalir , aktif , atau menggerakkan pikiran .
NAMA:M.GHOZIANNOOR
HapusKELAS:5D
NPM:2386206094
Izin ngejawab ya elis walapun kamu bertanya ke bapak
Menurutku ya elis membaca" seharusnya adalah Kata Kerja (Aksi): Artinya proses aktif seperti berpikir, menganalisis, dan berinteraksi dengan teks.
Nah seringkali tu terasa kayak Kata Benda (Label): Artinya hanya dianggap sebagai keterampilan pasif atau tugas yang harus selesai, seperti sekadar melihat huruf, bukan benar-benar memahaminya.
Dampaknya: Jika dianggap Aksi, membaca jadi menarik dan mendalam. Jika dianggap Label, membaca jadi membosankan dan sekadar formalitas.
Nama : Oktavia Ramadani
BalasHapusNPM : 2386206086
Kelas : 5D
Materi ini memberikan sudut pandang yang sangat seimbang antara keterampilan teknis membaca ( decoding ), pemahaman mendalam (comprehension) dan memiliki motivasi untuk membaca , pendidikan ituuu tidak hanya berhenti pada “ bagaimana cara membaca” tetapi juga memiliki kesadaran “mengapa membaca “ sehingga dengan adanya literasi akan benar - benar menjadi bagian dari perkembangan diri siswa ,
Saya izin bertanya pak bagaimana ni sekolah bisa mengubah budaya literasi di sekolah bukan sekedar keterampilan akademik saja tetapi bisa menjadi kebiasaan untuk kehidupan sehari-hari?
Nama: Maya Apriyani
HapusNpm: 238620013
Kelas: V.A
izin menanggapi pertanyaan dari saudari Oktavia, saya menjawab berdasarkan pengalaman saya sewaktu SMA, pada saat SMA setiap hari kamis ada di adakan nama nya literasi bersama yang di mana seluruh siswa di sekolah itu duduk di depan kelas dan wajib membawa 1 buku bacaan, kami di minta untuk membaca buku tersebut hingga waktu yang di tentukan,sebelum kami masuk ke kelas. nanti di akhir ada beberapa siswa yang akan di panggil untuk maju dan membacakan apa yang dia dapatkan pada saat literasi tadi.
dari hal tersebut saya rasa secara tidak langsung membentuk atau membiasakan diri kita untuk membaca, walaupun yang awalnya itu sebuah paksaan. apabila di lakukan terus menerus maka saya rasa akan menumbuhkan rasa literasi dan akan menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari.
Hallo ka Oktavia saya izin menanggapi pertanyaanya ya.
HapusPertanyaan yang menarik perhatian saya untuk ikut menjawab pertanyaan yang diajukan oleh kak Oktavia ini hehe...
Menurut saya cara yang bisa dilakukan sekolah untuk mengatasi permasalan tersebut ialah sekolah bisa meminta setiap wali kelasnya untuk menerapkan literasi di 20 menit awal pembelajaran dimulai, untuk semua siswa diwajibkan membaca satu buku lalu bisa memberikan pemahaman mereka terkait bacaannya kedepan teman sekelasnya,ini sangat efektif diterapkan karena kita bisa mengetahui mana siswa yang benar-benar membaca atau berliterasi sebelum pembelajaran dimulai.
Nah selanjutnya sekolah juga bisa bekerja sama dengan pemerintah setempat baik tingkat kecamatan ataupun pedesaan untuk dapat menyediakan kendaraan literasi keliling seperti mobil yang di dalamnya itu berisi berbagai buku, untuk diarahkan bisa keliling ke lingkungan atau pedesaan yang ada siswa siswi nya, nah dari dari kegiatan ini juga sekolah bisa bekerja sama dengan orang tuanya untuk menggarahakaan orang tua agar bisa memberikan memotivasi atau mendorong anak-anak agar terlibat membaca buku atau berliterasi dengan fasilitas literasi keliling yang telah disediakan pemerintah setempat.
Saya rasa dengan kedua cara ini bisa sangat efektif untuk membantu siswa dalam melatih keterampilan akademik bukan hanya di sekolah tetapi juga di lingkungan sekitar.
Semoga bermanfaat….
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama : Desy Olivia Sapitri
BalasHapusKelas / Npm : 5D PGSD / 2386206087
mohon izin bertanya pak, bagaimana caranya mengajarkan cara membaca pada anak yg memiliki keterbatasan contoh anak dengan gangguan pendengaran atau tunarungu, apakah bisa dengan menggunakan teknik decoding atau ada cara yg lain pak? 🙏🏻
Nama : Putri Lestari Pinang
HapusNPM : 2386206081
Kelas : 5D PGSD
izin menjawab, menurut saya anak tunarungu tetap bisa belajar membaca melalui decoding, tetapi memerlukan dukungan yang tepat. contohnya, menggunakan gambar dan ilustrasi untuk memahami teks seperti flashcards untuk membantu anak tunarungu mengenali kata-kata.
Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
HapusNpm : 2386206058
Kelas : VB PGSD
Izin menambahkan jawaban yh putri lestari pinang terkait pertanyaan desy Olivia sapitri. Saya setuju dengan jawaban dari putri karena menurut saya, anak yang memiliki gangguan pendengaran atau tunarungu ini masih bisa belajar membaca dengan menggunakan teknik decoding, tetapi perlu disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Contohnya, guru dapat memanfaatkan media visual seperti gambar, simbol, atau kartu kata bergambar agar anak lebih mudah mengenali huruf dan makna kata. Penggunaan bahasa isyarat juga dapat membantu mengaitkan antara bentuk kata dan maknanya. Dengan cara ini, anak tetap bisa memahami teks sederhana meskipun tidak mengandalkan pendengaran🙏🏻
Nama:elisnawatie
HapusNPM:2386206069
Kelas:5D
Izin menambahkan ya menurut saya teknik decoding masih bisa digunakan, tetapi harus dimodifikasi secara visual dan kontekstual.
Akan lebih efektif jika dikombinasikan dengan:
pendekatan visual-global,
bahasa isyarat, dan
pembelajaran berbasis makna dan konteks😁
Nama : Oktavia Ramadani
HapusNPM : 2386206086
Kelas : 5D
Hai desy izin menjawab ya mengajarkan membaca pada anak dengan gangguan pendengaran atau tunarungu tentu memerlukan pendekatan yang sedikit berbeda dibandingkan dengan anak yang tidak memiliki keterbatasan pendengaran, dengan teknik decoding tetap bisa digunakan , tetapi harus tetap di sesuaikan dengan kemampuan mereka dengan mengenali bunyi , karena sebagian besar anak tunarungu tidak dapat mendengar bunyi kata secara langsung , oleh karena itu , proses decoding bisa dilakukan melalui visualisasi bunyi, gerakan bibir , atau simbol yang mewakili bunyi tertentu , sehingga mereka tetap bisa mendekode kata tanpa mengandalkan pendengaran, selain itu penggunaan bahasa seperti isyarat,gambar, dan huruf-huruf yang jelas secara visual sangat membantu sekali anak untuk memahami hubungan antara simbol tulisan dan maknanya , sama juga seperti membaca. Untuk anak pada umumnya , yang penting adalah memastikan mereka tidak hanya bisa mengenali guru dan kata aja tetapi juga bisa memahami makna teks yang dibaca.
Dengan kata lain pendekatan membaca untuk anak yang tunarungu harus menggabungkan decoding itu dengan yang di sesuaikan secara visual , dengan adanya strategi pemahaman yang memanfaatkan indra lain selain indra pendengaran , sehingga pengalaman membaca akan lebih bermakna dan menyenangkan sekali.
Nama: Nur Sinta
BalasHapusKelas: 5B PGSD
NPM: 2386206033
Baik bapak saya izin menanggapi mengenai materi di atas di mana menjelaskan membaca dan mengapa kita perlu meningkatkannya. Menurut saya membaca itu sangat penting di tingkatkan sejak dini, karena membaca bukan hanya sekedar bisa mengeja atau decoding kata-kata, tapi juga perlu pemahaman apa yang telah dibaca. Jika berhenti di decoding maka siswa hanya akan bisa mengeja bacaan, tapi belum tentu siswa paham apa yang telah mereka baca. Jadi saya setuju bahwa kemampuan membaca haru terus ditingkatkan agar mereka bisa memahami bacaan dengan baik bahkan bisa memahami makna yang terkandung di dalam bacaan.
Nama: Nanda Vika Sari
BalasHapusKelas: 5B PGSD
Npm : 2386206053
Izin menanggapi bapak, menurut saya materi ini cukup bagus karena memberitahu bahwasanya membaca buku bukanlah hanya tentang keterampilan namun juga tentang pengalaman yang membentuk watak pembaca. Penengah di antara dekoding dan pemahaman cukup penting dalam proses pembelajaran, namun sebagai guru juga perlu menyesuaikan di antara keduanya untuk niat dan semangat. Ketika siswa hanya diberitahu cara membaca tanpa mengetahui mengapa maka literasi kehilangan makna dan tidak membuat membaca menjadi kebiasaan atau hobi dalam kebiasaan sehari-hari.
HapusBetul banget nanda, kalau cuma dikasih tahu gimana cara baca (teknis),tapi enggak tahu kenapa (the purpose), ya auto mager sih buat dijadiin kebiasaan/hobi. Literasi jadi meaningless, cuma buat passing the test. Poinmu yang bilang guru harus nge-blend sama niat & semangat siswa itu valid sih. Karena niat itu yang bikin kita effort lebih, dan gas buat baca buku yang relate sama kita, Setuju skli.
Nama : Imelda Rizky Putri
BalasHapusNpm : 2386206024
Kelas : 5B PGSD
Izin menanggapi pak, menurut saya materi ini sangat penting bagi anak - anak sekolah materi ini mengajarkan cara membaca yang baik dan benar dan juga tanda baca yang tepat, materi dekoding dan pemahaman ini juga memberikan kemampuan pembaca membuat ide - ide atau gagasan dan dengan memahami materi ini pembaca lebih sering dan berminat membaca buku, dan pembaca lebih terampil dan lebih termotivasi.
Betul banget Imel, decoding sama tanda baca itu the basic skill yang wajib dikuasai anak-anak. Kalau fondasi ini udah kuat, kita auto level up dan PD buat gas baca buku yang lebih tebal. Skill yang on point (terampil) itu yang bikin motivasi kita naik, karena vibes nya dapat dan enggak mager lagi sama teks,point kamu yang ini valid banget.
HapusBaik terimakasih atas penjabaran materi yang telah bapak jabarkan, mohon izin untuk menanggapi, setelah saya baca dari materi yang bapak berikan saya merasa bahwa pandangan tentang literasi membaca yang di ajarkan di sekolah yaitu lebih menekankan apa yang dibaca bukan mengapa membaca itu penting ini yang membuat orang terkadang merasa bahwa membaca terasa kurang bermakna, hanya sebatas kewajiban, akademi, bukan pengalaman personal, dan juga menurut saya membaca membantu seseorang menemukan jati diri ketika kita membaca tidak hanya menyerap kata kata
BalasHapusSecara keseluruhan materi ini menyadarkan saya bahwa literasi sejati adalah tentang hubungan antara pembaca dengan dirinya sendiri
Nama : Nabilah Aqli Rahman
BalasHapusKelas : 5 D PGSD
NPM : 2386206125
"Hanya butuh satu buku untuk membuat kita tenggelam ke dalam indahnya dunia membaca"
Banyak nih dari tulisan Bapak yang membahas tentang buku, literasi, dan membaca.
Saya jadi penasaran pak, boleh Bapak jawab atau mungkin Bapak ceritakan satu buku saja yang membuat Bapak sampai hari ini suka dan cinta sekali pada dunia membaca.
Terimakasih Pak
Nama: Rosidah
BalasHapusNPM: 2386206034
Kelas: VB (PGSD)
Decoding memiliki aspek penting dalam membaca, namun pembaca juga perlu memahami makna dalam bacaannya, sering kita temui banyak orang - orang di sekitar maupun diri sendiri yang kadang tidak paham dengan apa yang dibaca, nah itu membuat saya bertanya-tanya bagaimana cara menerapkan decoding, untuk bisa fokus dalam mengerti makna bacaan, bagi diri sendiri yang sudah sedewasa ini?
Nama: Nur Sinta
HapusNPM: 2386206033
Kelas: 5B PGSD
Saya izin menanggapi, menurut saya cara menerapkan decoding di usia sedewasa ini adalah dengan cara membacanya pelan-pelan ketika menemukan kata yang sulit dimengerti agar paham artinya bisa juga dengan cara di eja dan mencari atau searching artinya biar paham maknanya, kita juga perlu meningkatkan pemahaman seperti di materi tertulis bahwa pemahaman melibatkan cara pembaca menghubungkan simbol-simbol dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki hingga akhirnya menciptakan makna. Ini tanggapan saya maaf jika ada salah kata 🙏🏻
Nama : Oktavia Ramadani
HapusNPM : 2386206086
Kelas : 5D
Hai rosidah izin menjawab ya , untuk bisa menerapkan decoding sekaligus memahami makna bacaan sebagai orang dewasa , kuncinya adalah dengan latihan membaca secara sadar artinya tuh saat membaca , jangan hanya mengenali kata - kata secara teknis aja tapi juga berhenti sejenak untuk merenungkan arti kalimat tersebut, dan menghubungkannya dengan pengalaman atau pengetahuan sendiri , dan menanyakan “apa yang ingin disampaikan penulis di sini ?” , membiasakan diri membaca secara perlahan , menandai kata atau ide penting dan membuat catatan yang ringkas juga membantu fokus pada pemahaman , sehingga decoding itu tidak sekedar membaca kata , tetapi juga menjadi jalan untuk menangkap makna secara utuh .
Nama : Naida Dwi Nur Herlianawati
BalasHapusKelas : 5B PGSD
NPM : 2386206042
Saya setuju pak dengan materi ini, membaca tidak harus tentang keterampilan teknis seperti dekoding, tetapi juga harus paham dengan isi bacaanya agar lebih bermakna dan menyenangkan, dan juga guru harus bisa mengajarkan materi dekoding dan pemahaman agar anak-anak bukan cuman bisa membaca, tetapi juga mau membaca dan dapat makna dari bacaanya.
Nama : Imelda Rizky Putri
BalasHapusNpm : 2386206024
Kelas : 5B PGSD
Izin menanggapi pak, materi decoding dan pemahaman ini sangat penting dan harus di ajarkan di sekolah,dan membaca juga sebagai keterampilan yang diajarkan di dunia pendidikan terutama di jenjang sekolah dasar yang dapat menciptakan pengalaman dan gagasan penulis dan pembaca.Dan pembelajaran decoding ini juga untuk mengenal huruf,bunyi,serta pola kata-kata pada buku tersebut.Membaca juga dapat menumbuhkan sebuah literasi dan motivasi kepada pembaca.
Nama: Nur Aulia Miftahul Jannah
BalasHapusNPM: 2386206085
Kelas: 5D PGSD
Sore ini, saya membuka blog Bapak yang rencananya ingin saya baca dan saya pahami dengan setelahnya saya berkomentar.
Waktu saya beneran buka blognya, saya ada menggulirkan tampilan materi materi yang ada di layar hp saya dan kemudian saya berhenti pada satu materi. Yap, saya terhenti di materi ini. Ga ada alasan yang jelas kenapa saya terhenti pada materi ini, saya hanya merasa ingin tahu, dan sepertinya saya tertarik.
Ini adalah komentar pertama saya di blog Bapak. Sebelumnya, saya mau bilang makasih sama Bapak karena tugas kali ini betul betul unik. Dan juga sebenernya kalau diperhatiin, banyak untungnya buat saya sih hehe. Soalnya dari tugas yang kaya gini nih, saya bisa belajar macem-macem: 1) jadi tempat trial and error saya dalam ngungkapin pendapat, 2) lahan dan bahan bacaan baru, 3) bikin saya pd, karna kalau ngungkapin pendapat atau nanggapin sesuatu itu harus ada keberanian kan?, 4) ngehabisin 20k kata perhari saya (katanya sih kalau perempuan, setiap harinya punya stok 20k kata) nah, jadi pas bangettt deh, ya walaupun katanya diketik tapi saya tetep aja ngerasa kaya lagi ngomong hehe.
Saya udah selesai yapping nya Pak, abis ini saya mau nanggapin materi bacaan pertama saya ini.
Dari yang saya baca dari awal materi sampe akhir, saya dalem hati bilang gini “oohhh” “oohhh” “oalahhh” “oohh gituu” hehehe. Dan ada pertanyaan yang muncul dalam kepala saya Pak.
Saya teringat waktu saya mau masuk SD di kampung dulu, mungkin waktu itu saya berumur 5/6 tahun (fyi saya masuk SD nya diumur 7 tahun Pak). Nah, waktu itu saya sama sekali ga diajarin membaca dengan abjad Pak. saya ga TK dan ga bimbel juga. Tapi, saya dimasukin ke TKTPA. Nah, di TKTPA itu saya belajarnya, belajar ngaji dari iqra 1 sampe dengan seterusnya. Jadi, sebelum SD itu saya bener bener ga ada dikenalin huruf huruf abjad gitu Pak, adanya cuman huruf huruf hijaiyah karna saya TKTPA. Dan singkat waktu, ceritanya saya udah mau masuk SD nih. Saya udah jadi anak SD kelas 1 dan waktu itu saya masuk kelas aja dan ngikutin pembelajaran dan seingat saya, saya langsung bisa baca pake abjad gitu. Nah, itu saya kenapa ya Pak? Apakah ada teori teori yang relate dengan keadaan saya waktu itu Pak??
Terima kasih, Pak.
Nama : Andi Nurfika
BalasHapusNPM : 2386206017
Kelas : VB PGSD
dekoding ini adalah suatu yang sangat penting untuk kita karena dengan ini kita bisa mengenal dasar dasar membaca mulai dari pengenalan huruf dan bunyi, pola dan kata kata yang tidak beraturan. kita bisa melihat dari komponen dekoding ini seperti kata terdiri dari huruf kecil, mampu mengenali pola huruf vokal dan konsonan dan msih bnyk lagi yang kita ketahui dengan belajar dekoding ini. dekoding ini sangat penting bagi anak yang baru saja belajar membaca sebagai fondasi memahami teks bacaan.
Nama: Leoni Wulandari
BalasHapusNpm: 2386206088
Kelas: 5D PGSD
Menurutku, kurung kurawal itu intinya dipakai kalau kita lagi ngomongin himpunan. Jadi kalau lihat {1, 2, 3}, ya itu maksudnya kumpulan angka 1, 2, dan 3. Bedanya sama kurung biasa ( ) atau [ ], kurung kurawal punya arti khusus: ngasih tau “ini loh anggotanya sekumpulan benda/angka.”
Kalau di aljabar kadang dipakai juga, tapi lebih ke biar rapi aja atau buat ngelompokkin, nggak sekuat maknanya kayak di himpunan. Jadi tergantung konteksnya kita lagi bahas apa.
Nama: Dominika Dew Daleq
BalasHapusNPM: 2386206051
Kelas: V.A (PGSD)
Baik di sini menurut saya membaca itu bukan hanya sekedar bisa menyebutkan huruf dengan benar tetapi membaca itu adalah sebagai keterampilan yang penting karena kalau dipikir-pikir lagi ternyata membaca itu juga bisa jadi pengalaman yang menyentuh karena di situ kita dapat merubah cara pandang kita terhadap dunia.
Nah di sini proses membaca itu ternyata di dunia pendidikan dibagi menjadi dua yaitu dekoding dan pemahaman. Jadi dekoding ini sendiri merupakan tahap awal yang di mana kita belajar mengenal huruf, bunyi, dan pola kata. Di sini misalnya anak-anak belajar menyusun bunyi dari huruf-huruf seperti /b//a//c//a/ jadi kata “baca”. Dekoding ini pun sangat penting karena dapat bantu mereka supaya bisa belajar membaca secara mandiri.
Adapun komponen utama di dalam dekoding ini yaitu:
1. Kesadaran fonemik di mana kita dapat memahami bahwa kata terdiri dari unit bunyi kecil yang disebut fonem.
2. Mendukung kemandirian membaca jadi ketika anak-anak menguasai coding mereka dapat membaca kata-kata baru tanpa bantuan.
3. Meningkatkan pemahaman di mana di sini anak-anak lebih lancar dengan dekoding yang pembaca bisa lebih fokus memahami isi teks daripada berusaha mengenali kata-kata.
Namun setelah kita bisa dekoding ternyata masih ada tantangan berikutnya yaitu bagaimana cara kita memahami isi dari bacaan tersebut, dan pemahaman itu bukan hanya sekedar tahu arti kata, tetapi juga menghubungkan teks dengan pengalaman pribadi dan pengetahuan yang sudah kita punya, sehingga titik ini dapat bantu membuat kita membaca menjadi sesuatu yang lebih mendalam dan bisa kita pikirkan serta rasakan.
Sebagai seorang guru, apakah kita terlalu fokus mengajarkan teknik membaca sampai kita lupa mengajak anak-anak itu untuk menikmati prosesnya? Di dunia pendidikan ini kadang kita terlalu sibuk mengukur kecepatan baca, kosakata, dan ide pokok, sehingga kita lupa bahwa sebenarnya membaca itu harus menjadi pengalaman yang bermakna untuk anak-anak itu sendiri.
Ternyata setelah dilihat lagi literasi yang diajarkan di sekolah itu sering terasa biasa-biasa saja, karena di situ kita lebih banyak bicara soal “bagaimana” membaca, bukan bertanya soal “mengapa”, padahal seperti kata Franz Kafka buku itu seharusnya menjadi kapak yang memecah laut beku dalam diri kita sendiri sehingga membaca seharusnya menjadi pengalaman yang mengguncang, sehingga menghidupkan kembali jiwa kita, jadi ketika seseorang benar-benar membaca, itu mereka masuk ke dunia baru, mengelola ide-ide baru, dan sehingga pada akhirnya mereka dapat menemukan siapa di diri mereka sebenarnya dan inilah alasan mengapa siswa maupun guru harus lebih sering membaca, bukan hanya untuk belajar tetapi juga untuk menemukan apa itu makna dari bentuk identitas mereka sendiri.
Nama: Rosidah
BalasHapusNpm: 2386206034
Kelas: VB (PGSD)
Saya ingin berbagi pengalaman saya sedikit kepada bapak dan teman-teman, Saya itu baru mencoba melatih diri biar hobi membaca buku, sehingga alhamdulillah nya sudah ada beberapa buku yang sudah selesai saya baca, namun yang saya herankan saat saya membaca buku saya perlu mendengarkan music relaksasi, itu membuat saya terkadang merasa di sebuah tempat yang berbeda, padahal posisinya saya di kamar, nah itu yang membuat saya merasa nyaman saat membaca buku.
Mungkin teman-teman bisa mencoba hal yang saya lakukan ini, buat menumbuhkan minat dan kenyamanan dalam membaca buku😊
Dan menurut saya dengan banyak membaca buku, dapat membantu kita memahami sebuah makna dalam kalimat.
Nama: Nur Aulia Miftahul Jannah
HapusNPM: 2386206085
Kelas: 5D
Sayaa juga mau sharing tentang membaca ini. Saya izin repply di komentar Kak Ros ya. Kalau teman teman liat komen saya yang ini dan ada rencana mau ngebiasain diri untuk membaca, mungkin teman teman bisa sambil nyimak yaa.
Kalau mau mulai biasain membaca, menurut saya step awal dan penting yang harus kita ambil adalah cari buku yang ringan dan kita tertarik untuk baca buku ituu. Ga harus buku pelajaran, ga harus buku akademik juga, yang penting buku yang kita suka genrenya dan enjoy ngebacanya walaupun buku dongeng sekalipunn. Just ittt. Cobain deh, 1-2 buku dulu.. Dan abis itu ada rasa pengen baca lebih banyak buku lagii. Step awal ini works di sayaa. Selamat membaca, guys. 🫶🏻
BTW Pak, saya izin setiap komen saya, saya tandain ini komentar yang ke berapa ya Pak. Biar jadi reminder buat saya bahwa perjalanan masing panjang, hehehe.
Ini komentar ke-8 saya di blog Bapak. 💪🏻
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama: Patricia Nini Making
BalasHapusNPM: 2386206046
Kelas: 5C PGSD
Pak izin bertanya🙏
bagaimana cara agar guru di sekolahan agar bisa mengimbangi antara memperaktekan keterampilan membaca(decoding), dengan menambahkan pemahaman pada siswa pak?
Hallo ka Patricia saya izin menjawab pertanyaanya ya.
HapusSetiap kata pasti mempunyai arti setiap kalimat pasti memiliki pemahaman tersendiri .
Menurut saya cara agar guru dapat mengimbangi keterampilan membaca dan pemahaman terhadap siswa itu dimulai dari, kelancaran membaca peserta didik dulu.
Ketika peserta didik itu sudah lancar membaca berarti dia sudah mulai bisa menyusun kalimat-kalimat itu menjadi kata atau ucapan yang diucapkan.
Setelah anak murid itu sudah lancar membaca sebagai guru kita mengenalkan tanda baca yang baik , yang digunakan dalam penulisan, nah tanda baca ini kita sampaikan bertujuan untuk mengetahui kapan kita harus menjeda bacaan kita dari teks yang kita baca
Setelah itu kita mengenalkan intonasi atau nada saat membaca
Menurut saya ketika peserta didik sudah melewati dan memahami cara-cara di atas pastinya peserta didik akan dengan sendirinya memahami bacaan mereka mengerti apa yang mereka baca dan mengetahui apa isi dari bacaan mereka.
namun kegiatan itu tidak luput dari arahan dan pengawasan sebagai seorang pendidik.
Itu dari saya kak semoga bermanfaat...
Nama : Oktavia Ramadani
HapusNPM : 2386206086
Kelas : 5D
Izin menjawab ya Patricia , agar guru bisa mengimbangi antara keterampilan membaca (decoding) dan pemahaman yang penting adalah “ mengajarkan keduanya secara bertahap , guru juga bisa memulai dengan membantu siswa mulai dari mengenali huruf , bunyi , dan kata (decoding) melalui latihan yang sederhana , sambil perlahan menambahkan aktivitas yang bisa mendinding siswa untuk menghubungkan mata dengan makna , pengalaman , atau cerita , ya misalnya setelah kita membaca kata atau kalimat lalu guru bisa bertanya ke siswa seperti “ apa yang kamu pahami dari kalimat ini ?” Atau bisa juga meminta siswa untuk menceritakan kembali dengan kata - kata mereka sendiri , dengan cara ini siswa tidak hanya vbisa membaca secara teknis saja , tetapi juga memahami dan merasakan makna dari teks yang mereka baca .
Nama: Margaretha Elintia
BalasHapusNpm: 2386206055
Kelas: 5C PGSD
Izin menanggapi ya pak, saya setuju dengan materi di atas yang mengatakan kalau membaca itu ada dua bagian yaitu dekoding dan pemahaman, dimana saat ini masalah di sekolah sering kita jumpai adalah siswa di ajari membaca cepat tapi jarang di ajarkan kenapa kita harus baca, kalau hanya cuman bisa baca tapi enggak paham apa-apa, membaca jadi engga ada gunanya dan membosankan, maka dari itu guru harus fokus supaya anak mengerti dan memahami isi bacaan bukan cuman selesaiin baca teks.
izin bertanya pak
BalasHapusdi paragraf ke2, tertulis dalam kenyataannya pendidikan harus memecah membaca menjadi bagian- bagian, biasanya antara decoding dan pemahaman. selain decoding dan pemahaman kira kira apa saja yang termasuk di dalam pendidikan yang memecah membaca jadi bagian² kecil pak?
Nama: Isdiana Susilowati Ibrahim
HapusNPM: 2386206058
Kelas: V B PGSD
Izin menjawab yah Alda,
Selain decoding dan pemahaman, proses membaca juga dapat dipecah menjadi beberapa bagian kecil lain yang saling berkaitan. Yaitu, kesadaran fonemik dimana kemampuan mengenali bunyi-bunyi kecil dalam kata, pengenalan pola huruf dan suku kata, dan juga kelancaran membaca (fluency) yang dapat membantu pembaca menghubungkan simbol dengan makna secara cepat dan tepat. Ada juga kosakata dan pengetahuan latar yang dimana mendukung pembaca memahami isi teks dengan lebih mendalam. Semua bagian tersebut bekerja bersama dalam proses membaca, dari mengenali bunyi dan huruf sampai mampu memahami makna bacaan secara utuh🙏🏻
Nama : Oktavia Ramadani
HapusNPM : 2386206086
Kelas : 5D
Hai alda , ternyata selain decoding dan pemahaman itu pendidikan sering memecahkan membaca menjadi bagian - bagian kecil seperti kecepatan membaca , pengenalan kosakata , identifikasi ide pokok , memahami tujuan penulis dan keterampilan dalam menyimpulkan suatu informasi. Semu ini bagian yang diajarkan secara terpisah siapa ya siswa bisa menguasai setiap aspeknya secara bertahap , meski terkadang hal ini membuat membaca terasa mekanis jika tidak diimbangi dengan latihan pemahaman yang lebih menyeluruh.
Okta Putri Aditia
BalasHapus2386206060
5B (PGSD)
pak ada bagian sempat kebaca berulang ulang di saya, bagian kata kafka pak.
nah itu (Buku Harus Jadi Kapak Bagi Laut Beku Di Dalam Diri Kita) saya baca ulang pak ni, maksud dari kata itu apa ya pak? itu semacam kata (Membuka Prasaan Dan Pikiran Kita Yang Sulit Terbuka/Tertutup) gitu kah pak, atau gimana maksud nya pak?
Saya izin menjelaskan sesuai pemahaman saya untuk istilah yang kamu maksud ya Okta, disini yang saya tangkap dari pernyataan tersebut ialah : mungkin dari kita itu sebagian bermalaasan untuk membaca termasuk saya sendiri haha, yang dimaksud lautan beku itu adalah diri kita yang susah untuk membiasakan diri mendapatkan informasi dari membaca atau bukan hanya untuk mendapatkan informasi tapi memang ada titik atau rasa dalam diri kita untuk membuat kita menjadi malas membaca, nah diistilah itu juga buku ini tu harus jadi kapak bagi laut beku berarti kita harus mengibaratkan buku itu sebagai kapak yang hanya bisa menyelamatkan kita dari laut yang beku,jadi tanpa kita sadari istilah diatas itu sebagai tamparan untuk kita yang malas baca dengan mengibaratkan kita tu gk bisa keluar dari lautan yang beku yang menjebak kita kalo tidak dengan membaca buku, kayak kita tu terjebak gitu dilautan beku jadi kita perlu buku yang diibaratkan dengan kapak untuk mengeluarkan kita dari bekuan laut. gitu sih menurut saya hehe
HapusNama : Oktavia Ramadani
HapusNPM : 2386206086
Kelas : 5D
Hai Okta saya izin menjawab ya , maksud dari kata-kata itu memang kurang lebih seperti sama apa yang kamu tangkap sih , dengan ungkapan “buku harus menjadi kapak bagi laut beku di dalam diri kita “ nah itu menggambarkan bahwa membaca itu seharusnya mampu membangkitkan perasaan , membuka pikiran dan bisa menggerakkan jiwa kita , bukan sekedar menghafal kata atau fakta nya saja , dan laut yang beku itu diibaratkan sebagai pikiran atau perasaan yang kaku , tertutup , atau belum tersentuh oleh pengalaman yang baru , jadi buku yang baik seharusnya bisa memecah kebekuan itu , membuat kita bisa berpikir, merasakan , dan menemukan sudut pandang atau makna baru yang ada dalam diri kita sendiri , singkatnya membaca itu bukan hanya untuk ingin tahu aja tetapi juga untuk mengalami dan tersentuh secara emosional dan juga intelektual.🧐
Terimakasih pak atas materi yang menyadarkan kami pentingnya membaca dan meningkatkan rasa untuk membaca, sebenarnya ya pak saya sendiri juga kurang suka membaca , saya cepat sekali bosan membaca ketika bacaan saya itu full tulisan , tidak ada gambar-gambar yang menarik saya untuk tetap stay membaca, namun disisi lain saya juga menyadari sikap saya ini akan merugikan saya, karena kurang membaca itu bisa membuat kita ketinggalan informasi-informasi terbaru ada istilah terbaru yang digunakan namun karena kurang update begitu pak jadi kurang tau. Tapi dengan selesainya saya membaca materi diatas saya munkin bisa meningkatkan ketertarikan saya pada membaca, apalagi mata kuliah pada semester yang saya tempuh ini banyak sekali materi yang harus saya baca, jadi bersyukur juga dengan tugas ini, karena saya belajar memaksakan diri saya untuk membaca materi yang begitu banyak, semoga setelah saya belajar memaksakan diri saya membaca kedepannya saya jadi suka membaca lagi baik buku secara fisik maupun ebook.
BalasHapusNama : Andi Nurfika
BalasHapusNPM : 2386206017
Kelas : VB PGSD
setelah membaca materi ini saya tersadar pentingnya kita untuk ber literasi atau membaca ya karena dengan membaca banyak yang kita ketahui. dengan meningkatkan kerajinan untuk membaca saya rasa jika ada orang yang bertanya kita bisa menjawab dari apa yang kita baca entah dari buku ataupun dari internet. dulu saya suka membaca tapii jika bacaannya kurang menyenangkan saya jadi bosan saya lebih suka membaca kalau banyak gambar nya heheh.
waktu saya SD saya suka membaca terlebih dahulu buku pelajaran yang akan di pelajari walaupun saya cuma iseng-iseng bacanya tapi saya rasakan manfaatnya saat guru menanyakan sesuatu saya dapat menjawabnya karena saya ingat saya pernh baca itu sebelumnya. tapi semakin besar seperti sekarang saya masih sering malas membaca. karena suka ngantuk saat membaca, bagaimana ya solusinya agar tidak seperti itu?
Nama: Nur Sinta
HapusNPM: 2386206033
Kelas: 5B PGSD
Izin menjawab pertanyaan Fika, menurut saya solusinya adalah kita bisa melatih kembali kebiasaan membaca seperti mencari Novel atau bacaan yang bikin kita penasaran dengan isinya apa lagi kalau kita suka dengan Novel atau bacaan tersebut itu akan membuat kita membaca terus sampai habis, bisa juga mencari bacaan yang sesuai dengan minat kamu yang akan meningkatkan motivasi dan mengurangi rasa bahwa membaca itu beban, mungkin saat SD buku pelajaran yang di baca terdapat gambar namun semakin dewasa bacaan yang kita baca tidak ada gambarnya hanya full tulisan itu juga penyebab kita mudah sekali mengantuk saat membaca.
Sekian pendapat saya maaf jika ada salah kata 🙏🏻
Hallo ka Andi saya mau memberikan beberapa tips nih untuk ka Andi agar rasa semangat membacanya bisa bertumbuh kembali.
Hapus1. Ka Andi bisa memulai dengan membaca teks yang singkat dulu tetapi informasi itu berguna buat kk , soalnya kalo kita yang sudah lama tidak membaca teks panjang atau buku yang tebal itu akan menurunkan niat kita untuk membacanya.
2. Kk bisa menyesuaikan waktu di masa kosongnya untuk bisa memulai kembali kebiasaan-kebiasaan bacaan, biasanya orang yang enggak tertarik buat membaca itu bukan berarti dia enggak suka membaca tetapi, karena tidak memiliki waktu kosong atau waktu yang panjang untuk membaca satu buku yang tebal atau teks yang panjang jadi, saran saya cari waktu yang tepat atau dalam suasana hati yang senang untuk memulai membaca.
3. Kk bisa memulai membaca kembali dengan mengumpulkan informasi-informasi yang menarik atau buku-buku yang menarik perhatian kk untuk mengetahui arah atau tujuan serta manfaat dari bacaan tersebut.
4. Dan yang terakhir ka Andi bisa mencari tempat ataupun mencari teman yang hobinya membaca nah, ketika kita duduk bersama orang yang hobinya membaca pasti kita segan kan untuk mengajak bicara, dengan keadaan tersebut pasti diri kita juga akan terikut untuk membaca sesuatu misalnya buku ataupun teks informasi lainnya
Sekian tips dari saya semoga bermanfaat…
Nama : Oktavia Ramadani
HapusNPM : 2386206086
Kelas : 5D
Pertanyaan fika dan komentar yang Fika berikan sangat menarik, di mana menunjukkan kesadaran yang bagus tentang pentingnya membaca dan bagaimana membaca itu bisa membantu kita untuk memahami dunia serta memberi kemampuan menjawab pertanyaan dengan percaya diri , pengalamanmu saat SD juga menunjukkan bahwa membaca itu lebih awal atau membaca secara ringan itu bisa memberi manfaat yang besar , meskipun awalnya ya cuma iseng iseng aja , untuk masalah mengantuk saat membaca itu hal wajar terjadi saya juga sering sih seperti itu , terutama kalau bacaannya terlalu panjang , terlalu berat atau dibaca saat tubuh kita sedang cape , nah solusinya itu bisa dengan membagi waktu membaca menjadi sesi singkat tetapi rutin , membaca di waktu tubuh yang lebih segar , atau memilih bacaan yang lebih menarik dan interaktif , misalnya buku dengan gambar , catatan yang berwarna atau bahkan membaca sambil membuat ringkasan nah intinya , buat membaca itu tetap menyenangkan dan tidak menjadi beban , sehingga kebiasaan membaca itu bisa dipertahankan meski kita sudah dewasa juga .
Okta Putri Aditia
BalasHapus2386206060
5B (PGSD)
ooh jadi pak membaca itu tidak hanya sekedar baca baca gitu aja ya. dan nyatanya membaca itu bagian sangat penting untuk diri kita, apalagi ada kalimat membaca itu bukan soal kemampuan tapi juga bermakna, nah pak tadi dengan soal di atas itu, saya juga bentanya sama teman saya yang hobi nya suka membaca, beda sama saya yang jarang membaca buku, nyatanya selain dia suka membaca bermacam macam buku, dia menemukan karakter diri dia sndiri yang harus bagaimana selanjut nya. berarti membaca tidak seburuk itu ya pak, malahan itu asik walau kadang ada rasa bosan. gini aja cerita saya dulu teman teman 😁
Nama : Fakhriyyah Mufidah Abidin
BalasHapusNPM : 2386206095
Kelas : 5D PGSD
Izin Pak untuk memberikan tanggapan dan pertanyaan. Memang benar yaa ternyata membaca adalah jembatan ilmu atau jendela dunia, karena dari membaca materi ini saya baru tau nama lain dari mengeja adalah decoding (itu dari pemahaman saya) Mohon izin yaa Pak kalau salah dari pemahaman saya minta tolong arahan dan bimbingannya. Jadi Pak jika kita belajar kosa kata baru nih di umur sekitar 20 tahun, tapi bahasa Inggris, Korea, Mandarin dan lain sebagainya, terus susah dalam mengeja atau mengucapkan berarti decoding waktu kecil kurang dilatih yaa Pak ?. Okey itu saja Pak pertanyaan saya dan tanggapan saya, owh iya menurut saya kali ini pembelajarannya sangat menantang bagi saya, karena dari yang saya lihat saya alami sendiri semakin bertambah dewasa terkadang membaca hanya sekedarnya tanpa peduli paham atau tidak dengan bacaan tersebut sama seperti materi atau tulisan yang Bapak buat, jadi tugas memberikan komentar di blog yang bapak punya jujur membuat saya keluar dari zona nyaman hehehehe, sekian dan terima kasih Pak
Nama : Finsensos Maria Seno
HapusNpm: 2386206090
Kelas :5 D PGSD
Terimakasih atas tanggapannya Fakhriyyah.saya setuju dengan pendapat kamu bahwa membaca memang jembatan ilmu dan bukan hanya sekedar mengenal huruf. Menurut saya,decoding yang baik sejak kecil sangat membantu kita memahami bahasa baru dengan lebih mudah. Saya setuju kalau pembelajaran kali ini membuka wawasan dan membuat kita lebih sadar pentingnya memahami makna dari bacaan tersebut, bukan hanya membacanya saja.
NAMA:VIRGINIA JAU
BalasHapusKELAS :V D
NIM:2386206089
Iji pak Tanda kurung kurawal digunakan untuk menunjukkan himpunan karena kesederhanaan dan tampilannya yang unik. Tanda kurung kurawal menyediakan cara yang jelas dan ringkas untuk merepresentasikan himpunan elemen dalam matematika. Penggunaan tanda kurung kurawal membantu menghindari kebingungan dengan simbol lain dan meningkatkan keterbacaan dalam notasi matematika.jadi tanda ini sangat bagus.
Nama: Nur Aulia Miftahul Jannah
HapusNPM: 2386206085
Kelas: 5D PGSD
Saya izin menanggapi ya, Vir.
Awalnya saya sempat bingung, sebenernya yang harus kita berikan tanggapan di blog Bapak ini itu yang mana. Apakah dari isi bacaan yang ada atau dari isi picture yang ada di awal narasi.
Menurut saya, sah-sah saja kalau mau menanggapi tentang picture yang ada di setiap awal materi. Tapi, ga ada bahan bacaan sebelumnya tentang isi picturenya. Jadi, waktu ngebaca isi picture setiap materi saya cukup mengangguk dan serasa seperti bilang “ohh ini tanda ini dan namanya ini” seperti itu saja. Ga ada tambahan untuk tanggapan dari isi picture yang ada di setiap materi, hehehe 😅. Dan, untuk isi bacaan yang ada di setiap materi. Itu menurut saya yang bisa memancing timbulnya tanggapan karena sebelumnya terdapat isi bacaan terlebih dahulu. Tapi tapii, dari Bapak emang ga ada ngebatasin untuk menanggapi hal hal yang ada di Blok Bapak ini sihh, jadi sepertinya oke oke sajaaa. CMIIW guys.. 🫶🏻
BTW, Ini komentar saya yang ke-9 di blog Bapak. 💪🏻
Nama : Alya Salsabila
BalasHapusNpm: 2386206062
Kelas : V C
Terima kasih banyak, bapak. Materinya bagus dan penjelasannya gampang dimengerti. Saya jadi paham kalau membaca itu bukan cuma soal cepat atau lancar baca aja, tapi kita juga harus ngerti maknanya. Dari materi ini, saya juga sadar kalau membaca bisa bikin kita lebih kenal diri kita sendiri, karena kadang dari bacaan kita bisa ngaca dan belajar tentang kehidupan.
Nama : Alya Salsabila
HapusNpm : 2386206062
Kelas : V C
Saya izin bertanya bapak terkait materi tersebut, kalau semisalnya di dalam pembelajaran ada siswa yang membacanya lancar tapi siswa tersebut sulit untuk memahami isi atau makna dari bacaan tersebut, bagaimana cara kita agar bisa membantu siswa tersebut ya pak? terimakasih
Nama : Andi Nurfika
HapusNPM : 2386206017
Kelas : VB PGSD
izin bantu jawab
jadi kita sebagai guru juga perlu menyadari bahwa anak bisa membaca tetapi belum tentu bisa melafalkan atau mengerti apa yang mereka baca. jika kita sebagai guru tahu anak sudah lancar namun belum memahami apa yang dia baca kita masih perlu mengembangkan atau membantu siswa mengembangkan pemahamannya. terkadang siswa hanya memperhatikan melafalkan kata intonasi dan kecepatannya saat membaca.
kita bisa bantu dengan menggunakan strategi membaca pemahaman yaitu sebelum anak membaca ajak mereka menebak apa isi bacaan yang dia baca dari judul buku dan gambarnya lalu saat membaca ajak anak berhenti di beberapa bagian jangan biarkan anak terus-menerus membaca tanyakan kepada mereka arti dari yang sudah mereka baca jika mereka belum mengerti kita bantu memancing pemahamannya. dan setelah membaca ajak anak menyimpulkan isi bacaannya dengan kata-kata mereka sendiri. semoga membantu ☺️
Nama: Hendra aditya saputra
BalasHapusNmp: 2386206064
Kelas: 5C
Izin pak, saya sudah membaca sampai selesai pak, tapi ada yang saya mau tanyakan pada paragraf yang ke dua pak, yaitu tentang membaca memerlukan pemisahan prosesnya
Menjadi bagian bagian kecil, saya belum paham dengan kalimat ini pak, jadi apa yang di maksud dengan membaca memerlukan pemisahan menjadi bagian bagian kecil itu seperti apa pak?
Terimakasih
Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
HapusNpm : 2386206058
Kelas : VB PGSD
Izin menjawab pak pertanyaan dari Hendra aditya saputra, yang dimaksud membaca memerlukan pemisahan menjadi bagian-bagian kecil itu suatu proses ketika pembaca membaca teks menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana agar mudah di pahami. Dalam materi di atas, bagian kecil itu bisa berupa huruf, suku kata, bunyi, atau kata yang harus dikenali terlebih dahulu sebelum pembaca mampu memahami maknanya secara utuh. Proses ini di sebut dengan dekoding, yaitu langkah awal untuk mengenali simbol dan bunyi bahasa sebelum naik ke tahap pemahaman isi bacaan🙏
Nama: Maya Apriyani
BalasHapusNpm: 2386206013
kelas: V.A
Terima kasih bapak atas materinya, setelah membaca materi ini saya menjadi tahu jika membaca itu bukan sekedar menyelesaikan suatu bacaan tetapi juga harus memahami apa isi dari suatu bacaan.
melalui tugas yang bapak berikan ini, secara tidak langsung menyadarkan saya bahwa membaca itu sangat penting. saya merasa dalam saya membaca sering sekali saya tidak memahami makna dari bacaan tersebut.
di dalam materi di atas juga ada sebuah pertanyaan yaitu apakah seorang guru harus fokus mengajarkan dekoding,pemahaman, atau menggabungkan keduanya? kalau menurut pendapat saya, harus menggabungkan keduanya. karena kalau siswa hanya membaca tanpa memahami apa isi dari sebuah bacaan, maka saya rasa itu juga percuma kerena mereka tidak paham apa yang mereka baca.
Nama : Erlynda Yuna Nurviah
BalasHapusNpm : 2386206035
kelas : VB PGSD
Sebelumnya saya ingin bertanya pak, saya kurang memahami tentang asumsi bahwa jika seseorang mampu membaca dengan baik, maka mereka pasti akan membaca, maksudnya apakah jika seseorang bisa membaca dengan lancar mereka akan suka membaca bacaan dari buku, internet, koran dan lain sebagainya pak?
Menurut saya membaca itu sangat penting dan sangat berpengaruh dalam diri seseorang karena dari membaca kita akan memperluas pengetahuan, dapat berpikir kritis dan ketika berinteraksi dengan orang lain kita lebih banyak memiliki kosakata. Membaca juga sangat penting diterapkan sejak dini dikarenakan saat ini masih banyak orang yang minim literasi yang mengakibatkan mereka kurang memahami informasi yang mungkin sudah tertera jelas di suatu informasi, saya pridadi sebenarnya kurang suka membaca pak apalagi jika isi bacaan tersebut full teks dan minin gambar karena itu membuat saya bosan, tetapi dengan adanya tugas yang bapak berikan untu berkomentar ini sangat membantu saya lebih berpikir kritis dan banyak mendapatkan pemahaman baru, terimakasih bapak..
Nama: Nur Aulia Miftahul Jannah
HapusNPM: 2386206085
Kelas: 5D PGSD
Izin menanggapi pertanyaan Mbak Lynda ya, Mbak. Menurut saya, asumsi tentang yang Mbak bilang itu artinya bahwa orang yang memiliki kemampuan baik dalam membaca itu mereka memiliki pemaknaan dalam setiap bacaan yang mereka baca, Mbak. Jadi, mereka ga cuman sekedar membaca tok. Tapi mereka sudah membaca yang dibarengi pemaknaan nya. Mereka bisa membuat resume/point penting langsung di kepala mereka saat membaca. Dan alhasil resume/point penting dari bacaan yang mereka baca waktunya lebih lama tercantol di otak. Bahkan dari bacaannya juga mereka bisa menerapkannya dalam hidup, hihi. Gitu sih Mbak menurut saya.
Teman teman yang sedang baca komen saya ini, boleh dong kasih tanggapan juga.. Apakah kita udah sepaham atau belum. Topiknya seru nihh..
*Ini komentar saya yang ke-10. (Semangaatt Auliaaa 💪🏻)
NAMA : DIAS PINASIH
BalasHapusNPM : 2386206057
KELAS : 5B PGSD
setelah Saya membaca materi tersebut, saya semakin memahami bahwa membaca bukan hanya sekedar kegiatan untuk untuk memperoleh informasi, tetapi juga menjadi saran dalam mengembangkan cara berfikir kritis, memperluas wawasan,serta membentuk kepribadian dan pola pikir yang lebih terbuka.
Materi ini sangat relevan dengan kondisi mahasiswa saat ini yang mahasiswa sangat kurang minta membaca. Dengan materi yang bapak berikan mahasiswa sudah mulai suka membaca dan memiliki keterkaitan erat dengan proses berpikir, menulis, dan berkomunikasi.
Saran saya bapak dapat memberikan contoh atau latihan membaca kritis berdasarkan materi yang bapak jelaskan di atas sehingga kami sebagai mahasiswa bisa langsung menerapkan teori yang telah dipelajari. Setelah itu bapak juga bisa disertakan pembahasan mengenai cara memilih bahan bacaan yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan akademik mahasiswa.
HapusDIAS PINASIH
BalasHapus2386206057
5B PGSD
Menurut saya pak materi yang bapak berikan di atas sudah sangat baik dan mudah dipahami, namun ada beberapa bagian yang menurut saya bisa di perjelas terutama pada penjelasan mengenai "keterampilan membaca pemahaman" dan "strategi meningkatkan minat baca " . Jika bagian tersebut diberikan contoh yangg lebihh konkret mungkin akan lebih mudah bagi mahasiswa untuk memahami penerapan nya dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kegiatan perkuliahan.
Nama: Nur Sinta
BalasHapusNPM: 2386206033
Kelas: 5B PGSD
Baik pak, saya izin bertanya kenapa dimateri tersebut tertulis, lebih peduli pada apa yang cenderung dilakukan anak-anak dibandingkan dengan apa yang mereka mampu lakukan atau kemampuan, alasan lebih jelannya apa ya pak? 🙏🏻
Nama : Andi Nurfika
HapusNPM : 2386206017
Kelas : VB PGSD
Saya bantu jawab sedikit ya Sinta. Jadi pada materi tersebut disebutkan bahwa kita perlu lebih peduli pada apa yang cenderung dilakukan anak dibandingkan dengan apa yang mereka mampu lakukan atau kemampuan karena kebiasaan dan minat membaca terbentuk dari apa yang sering dilakukan anak secara berulang-ulang bukan karena dari kemampuan yang sudah dia miliki, jadi maksudnya itu anak itu bisa aja memiliki kepintaran membaca cukup tapi jika mereka tidak terbiasa dan tidak tertarik untuk melakukan itu maka kebiasaan itu tidak akan berkembang sebaliknya jika anak suka melakukan kegiatan yang biasa dilakukan seperti membaca dengan perasaan senang dan penuh semangat maka kebiasaan mereka akan meningkat secara alami melalui kebiasaan tersebut.
Semoga bermanfaat ☺️🙏🏻
Nama : Oktavia Ramadani
HapusNPM : 2386206086
Kelas : 5D
Hallo Sinta yang dimaksud dengan lebih peduli pada apa yang cenderung dilakukan oleh anak -anak dibandingkan dengan apa yang mereka mampu lakukan itu adalah guru atau orang tua sebaiknya ya fokus pada minat , kebiasaan dan motivasi anak , saat belajar , bukan hanya kemampuan teknis atau seberapa bisa nih mereka melakukan sesuatu , nah alasan nya , karena kemampuan saja belum tentu membuat anak untuk mau belajar , atau tertarik , misalnya seorang anak mungkin membaca dengan lancar (decoding) , tapi jika jika ia tidak tertarik atau tidak terbiasa membaca , maka kemampuannya itu juga tidak akan berkembang menjadi kebiasaan membaca yang nyata , dengan memperhatikan kecenderungan atau minat anak , guru itu bisa merancang pembelajaran yang lebih menarik dan memotivasi , sehingga kemampuan mereka itu bisa digunakan secara efektif dan pengalaman belajar menjadi lebih bermakna .
Nama : Reslinda
BalasHapusNpm : 2386206067
Kelas : V C
Ijin menanggapi Pak. Saya setuju kalau membaca itu bisa membuka wawasan yang luas. Artikel ini ngingetin saya buat lebih rajin menyisihkan waktu buat baca, walau sebentar tiap hari. Kadang kita kalah sama gadget. Semoga bisa konsisten.
Nama:Hendra aditya saputra
HapusKelas:5C
Npm:2386206064
Saya setuju pak, kendala atau masalah untuk anak-anak sekarang pak yaitu gadget pak, dimana anak-anak lebih senang memainkan gadget daripada belajar sekarang pak, jadi tidak heran banyak anak-anak sekarang yang belum bisa membaca.
Sekian pak, terimakasih...
Nama : Oktavia Ramadani
HapusNPM : 2386206086
Kelas : 5D
Hai reslinda izin menanggapi ya , memang gadget sering sekali menjadi godaan terbesar sehingga waktu membaca kita menjadi tersita , hal ini wajar karena gadget menawarkan hiburan yang instan yang lebih mudah dibanding membaca buku atau artikel yang panjang . Namun , kita bisa mengatasinya dengan membuat jadwal khusus membaca misalnya 10 - 15 menit setiap hari atau sebelum tidur atau bisa juga di pagi hari , dan menjadikannya kebiasaan yang rutin , membaca itu tetap bisa menyenangkan, jika memilih materi yang menarik atau sesuai minat , bahkan bisa juga dijadikan alternatif hiburan yang sama serunya dengan gadget , dengan cara ini gadget tidak lagi mengalahkan kita , tapi membaca justru menjadi bagian dari keseharian yang bermanfaat ☺️
Nama: Nur Sinta
BalasHapusNPM: 2386206033
Kelas: 5B PGSD
Baik pak saya izin menjawab pertanyaan di materi tersebut tertulis pertanyaan sebagai guru kita sering dihadapkan pada pilihan: apakah kita fokus mengajarkan dekoding, pemahaman atau mencoba menggabungkan keduanya? Jawaban saya sebagai calon guru saya akan menggabungkan keduanya dengan cara pendekatan seimbang misalnya saat fase A kelas siswa akan di ajarkan 60% decoding dan 40% pemahaman namun semakin naik kelas pemahaman akan lebih naik persen dan dekoding akan semakin turun, untuk seimbangnya akan terjadi di fase B yaitu kelas 4-5.
Nama : Aprilina Awing
BalasHapusNPM : 2386206113
Kelas : 5D PGSD
Sebelumnya Terimakasih Pak atas materi yang telah disampaikan diatas.
Secara keseluruhan, materi ini mengajarkan saya untuk melihat membaca sebagai proses yang aktif kita lakukan sehari-hari. Dengan memahami keterkaitan antara Dekoding dan Pemahaman, serta faktor-faktor lain yang mempengaruhi pengalaman membaca, kita dapat lebih efektif dalam mengajarkan keterampilan membaca pada siswa dan membantu mereka menemukan makna dalam teks yang mereka baca.
Nama : Putri Lestari Pinang
BalasHapusNPM : 2386206081
Kelas : 5D PGSD
Saya setuju, atas pernyataan membaca bukan hanya untuk belajar, tetapi untuk menemukan makna. karena membaca tidak hanya untuk mengenali huruf, kata, atau kalimat tapi bagaimana kita membaca untuk memahami makna dan pesan yang disampaikan. karena jika pembaca tidak memahami tentang apa yang dibaca, maka membaca menjadi tidak berarti.
Nama : Aprilina Awing
BalasHapusNPM : 2386206113
Kelas : VD PGSD
Sebelumnya Terimakasih Pak atas materi yang telah disampaikan diatas.
Dari materi yang bapak sampaikan bahwa Dekoding dan Pemahaman adalah dua aspek yang saling melengkapi, penting untuk membahas metode evaluasi yang dapat memberikan gambaran yang akurat tentang keterampilan membaca siswa.
Pertanyaan saya pak, bagaimana cara mengukur dan apa indikator keberhasilan yang dapat digunakan untuk menilai kemampuan dekoding dan pemahaman siswa secara bersamaan?
Nama : Putri Lestari Pinang
HapusNPM : 2386206081
Kelas : 5D PGSD
Izin menjawab pertanyaan dari aprilina awing, untuk mengukur keberhasilan dan menilai kemampuan decoding pemahaman siswa secara bersamaan, guru dapat menggunakan asesmen yang berbasis kinerja, seperti proyek, presentasi, atau tugas yang memerlukan siswa untuk menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam konteks yang berbeda. Guru juga dapat menggunakan rubrik penilaian yang jelas dan spesifik untuk menilai kemampuan siswa dalam memahami dan menerapkan konsep, serta kemampuan mereka dalam berpikir kritis dan komunikasi. Selain itu, guru juga dapat menggunakan asesmen formatif untuk memantau kemajuan siswa dan menyesuaikan pengajaran mereka. Indikator keberhasilan dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas dengan benar, menjelaskan konsep dengan bahasa mereka sendiri, dan menerapkan konsep dalam situasi yang berbeda. Dengan demikian, guru dapat menilai kemampuan decoding pemahaman siswa secara komprehensif.
Nama : Oktavia Ramadani
HapusNPM : 2386206086
Kelas : 5D
Hai April saya izin menjawab ya , Untuk mengukur kemampuan decoding dan pemahaman secara bersamaan , guru bisa menggunakan metode evaluasi yang menilai kedua aspek secara terpadu , misalnya meminta siswa membaca teks secara lisan atau tertulis sambil memperhatikan ketepatan pengucapan kata , kelancaran membaca , dan pengenalan kata , untuk menilai decoding . Nah sementar itu , untuk pemahaman , guru bisa menanyakan isi teks, ide pokok , kesimpulan , atau makna kata - kata tertentu dalam konteks , indikator keberhasilan bisa dilihat dari kemampuan siswa membaca kata - kata dengan benar dan lancar , sekaligus mempu menjelaskan atau menceritakan kembali isi teks dengan pemahaman yang tepat , dengan pendekatan ini guru bisa mengetahui tidak hanya apakah siswa bisa membaca , tetapi juga apakah mereka benar - benar memahami apa yang mereka baca .
Nama: Stevani
BalasHapusNPM: (2386206045)
Kelas: V C PGSD
Sebenarnya materi yang aku baca yang judul nya menarik dan wah sepertinya relate bgt sama pengalaman diri sendiri!, hari ini baca tentang (Membaca dan Mengapa Kita Perlu Meningkatkannya), sebelum tau menghitung hal yang paling penting dan utama yang harys kita kuasai atau setidaknya bisa adalah MEMBACAAA itu paling penting bassic kadang sedih kalau masih ada anak” yang belum bisa membaca bagaimana mereka bisa memahami nanti nya dari membaca dan memahami adalah hal utama dan mengingat selanjutnya, membaca itu penting banget karena dari situ kita bisa dapet banyak hal baru tanpa harus selalu belajar lewat kelas atau guru. Dengan baca, pikiran kita jadi lebih terbuka dan cara kita mikir juga makin luas. Sayangnya, masih banyak orang yang males baca karena ngerasa bosan atau nggak punya waktu. Padahal kalau kita nemu bacaan yang sesuai minat, baca itu bisa jadi kegiatan yang nyenengin banget. Jadi menurut aku, penting banget buat mulai biasain diri baca sedikit demi sedikit tiap hari, biar lama-lama jadi kebiasaan yang ngebantu banget buat berkembang.
Nama : Reslinda
BalasHapusNpm : 2386206067
Kelas : V C
Bener banget, membaca bisa bikin kita berpikir lebih kritis. Artikel ini nyambung sama realita sekarang, dimana banyak orang lebih suka info singkat daripada membaca utuh. Jadi tamparan halus buat saya. Saya jadi kepikiran, kalau budaya baca ini ditanamkan di sekolah sejak awal, pasti hasilnya luar biasa.
Okta Putri Aditia
BalasHapus2386206060
5B
jadi pak decoding itu penting ya buat anaka anak yang malas baca, bukan cuman anak anak saja, orang dewasa juga ada yang masih malas baca, jadi untuk pemahaman nya saja ngga kalah penting sih dua dua nya juga harus bersamaan di pahami. tapi kita kdang kita terlalu fokus ke satu sisinya saja, jadi ni pak, atau teman teman apa cara yang efektif biar kedua nya itu seimbang waktu kita ngajar itu gimana?
HapusIzin menanggapi ya Okta menurutku cara paling efektif biar decoding dan pemahaman seimbang itu dengan nyatuin dua latihan dalam satu sesi belajar,misalnya anak baca pendek dulu buat latihan decoding, terus langsung lanjut tanya-jawab singkat biar cek pemahaman. Jadi dua-duanya kepegang tanpa harus pilih salah satu. Guru juga bisa pakai teks yang ringan biar anak nggak gampang capek. Intinya, kombinasi dua skill itu dalam satu alur belajar biar tetap balance.
Nama: Lidia Jaimun
BalasHapusNpm: 2386206091
Kelas: 5D
Izin menanggapi pak, penting sekali menjaga keseimbangan antara pembelajaran dekoding dan pemahaman saat belajar membaca. Dekoding memang jadi dasar penting agar siswa bisa mengenali huruf dan kata dengan benar. Tapi kalau hanya bisa membaca tanpa memahami arti bacaan, maka membaca hanya jadi kegiatan yang mekanis dan tidak bermakna.
Karena itu, kita yang akan nantinya menjadi guru sebaiknya mengajar tidak hanya fokus pada cara membaca yang benar, tapi juga membantu siswa mengerti isi bacaan dan menghubungkannya dengan pengalaman mereka sendiri. Selain itu, saya juga berpikir bahwa bisa membaca dengan lancar belum tentu berarti seseorang punya kebiasaan atau minat membaca yang baik. Jadi, pembelajaran membaca perlu dilakukan secara menyeluruh bukan hanya melatih otak untuk memahami teks, tapi juga menumbuhkan rasa senang dan kebiasaan membaca agar siswa benar-benar menikmati dan memahami isi bacaan.
Nama : Ninda Amelia Saputri
BalasHapusNPM : 2386206093
Kelas : 5D PGSD
Izin menanggapi pak, dari pembahasan tersebut, saya menyadari bahwa kemampuan dekoding menjadi fondasi penting bagi seorang anak untuk dapat membaca dengan lancar dan juga dapat melatih kesadaran fonemik, mengenal pola huruf, dan kata tidak beraturan serta meningkatkan pemahaman. Decoding memang tahap awal yang penting dalam belajar membaca, karena anak sedang belajar mengenali huruf, bunyi, dan menggabungkannya menjadi kata. Namun, biasanya anak-anak sering kali cepat jenuh jikalau metode yang digunakan hanya berfokus pada latihan mekanis. Apakah menurut Bapak, ada metode tertentu yang bisa membuat latihan dekoding terasa menyenangkan tanpa kehilangan tujuan utama dari pembelajaran tersebut pak?
Nama: Maya Apriyani
HapusNpm: 2386206013
Kelas: V.A
izin menanggapi pertanyaan dari saudari Ninda.
menurut saya benar sekali anak-anak akan mudah bosan jika anak merasa membelajaran mereka tidak menarik, apalagi membaca itu merupakan kegiatan yang cukup membosankan. menurut saya supaya anak-anak tidak bosan untuk berlatih dekoding kita harus membuat pembelajaran jadi menyenangkan. kita membuat mereka seolah sedang bermain.
terima kasih.
Nama : Ninda Amelia Saputri
BalasHapusNPM : 2386206093
Kelas : 5D PGSD
Terimakasih bapak atas materinya. Izin menanggapi pak, bagian akhir tulisan yang mengutip Franz Kafka sangat menginspirasi. Dari sini saya dapat memahami bahwa membaca adalah proses menemukan diri dan memahami dunia sekitar. Sebagai calon guru nantinya, sangat penting dalam menanamkan kecintaan terhadap membaca sejak dini, bukan hanya kemampuan membacanya saja, tetapi memahami makna yang terkandung dari sebuah bacaan. Maka dari itu, izin bertanya, menurut Bapak, bagaimana cara paling efektif menumbuhkan kecintaan membaca pada anak yang sudah terlanjur melihat membaca sebagai hal yang membosankan?
Nama: Nur Aulia Miftahul Jannah
HapusNPM: 2386206085
Kelas: 5D PGSD
Halo Nin, saya coba tanggapi yaa.. menurut saya kalau kita dihadapkan dengan situasi yang seperti kamu tanyakan. Kita bisa memulainya dengan membuat paradigma baru yang berlawanan dari apa yang sudah di pahaminya. Yakni membaca adalah suatu kegiatan yang sangat membosankan baginya. Maka dari itu kita membuat paradigma yang bertentangan. Ini dapat dimulai dari mengenalkan jenis jenis buku ke dia. Dan amati, dia condong tertarik ke jenis buku seperti apa. Setelah itu, kita bisa mulai mendekatkannya dengan buku dari jenis buku yg disukainya tersebut. Jangan paksakan langsung dia membaca lama. Biarkan dia beradaptasi dan merasa nyaman di dekat buku walau sebentar. Perasaan yang nyaman itu membuatnya tidak membenci buku dan membuatnya mau membaca lagi. CMIIW 🫶🏻
*komen aul 26
Nama : Oktavia Ramadani
HapusNPM : 2386206086
Kelas : 5D
Hallo ninda izin jawab ya , memang benar latihan decoding itu bisa dibuat menyenangkan tanpa mengurangi tujuan belajar dengan memanfaatkan metode yang interaktif dan kontekstual , misalnya guru bisa menggunakan permainan kata , atau teka-teki atau kegiatan cerita bergambar yang menarik , sehingga anak belajar mengenali huruf dan bunyi sambil tetap terhibur , aktivitas seperti membaca bersama teman atau guru , bernyanyi dengan huruf atau kata dan membuat kata dari huruf- huruf yang tersedia juga bisa meningkatkan motivasi , nah intinya latihan decoding ini tetap harus melatih pengenalan huruf dan bunyi , tapi dikemas ke dalam bentuk yang kreatif dan menyenangkan sehingga anak tidak cepat bosen dan tetap bisa memahami makna .
Nama : Aprilina awing
BalasHapuskelas : 5D PGSD
NPM : 2386206113
Saya suka banget dengan kalimat "Buku harus menjadi kapak bagi laut beku di dalam diri kita" dari Franz kafka. Itu benar sekali! membaca seharusnya bisa membuka pikiran dan jiwa kita, bukan hanya sekedar mengisi waktu.
saya ingin tahu lebih banyak tentang bagaimana guru dapat menintegrasikan Constructivism dan Constructionism dalam pembelajaran sehari-hari. Apa contoh spesifik kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru untuk menerapkan kedua pendekatan ini?
Nama : Oktavia Ramadani
HapusNPM : 2386206086
Kelas : 5D
Hallo April , guru itu bisa mengintegrasikan constructivism dan constructivism dengan cara membuat kegiatan diamana siswa tidak hanya menerima informasi saja tetapi juga aktif dalam membangun pengetahuan dan menciptakan sesuatu secara nyata, nah misalnya dalam pembelajaran IPA , guru bisa meminta siswa untuk membuat model sederhana gunung berapi atau sistem peredaran darah sambil menjelaskan prosesnya sendiri , sehingga mereka bisa belajar sambil menghubungkan konsep dengan pengalam mereka ( consturctivism), nah disini lain dalam pelajaran bahasa atau Senin siswa bisa menulis cerita yang mereka rancang sendiri ( Constructionism ) dengan cara ini , siswa tidak hanya memahami materi secara teori saja , tetapi juga mengalami secara langsung proses belajar dan hasil karyanya bisa dilihat atau dibagikan sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan sangat menyenangkan.
NAMA :VIRGINIA JAU
BalasHapusNPM:2386206089
KELAS "V D
Dari teks di atasa yang sudah saya baca dia menjelaskan bahwa membaca itu bukan cuma sekadar bisa mengeja huruf, tapi juga memahami isi dari bacaan. Dalam belajar membaca, ada dua bagian penting yaitu dekoding dan pemahaman.
Dekoding itu kemampuan mengenali huruf, bunyi, dan menyusunnya jadi kata. Jadi, kayak waktu kita belajar membaca dulu, kita eja satu-satu hurufnya sampai bisa jadi kata dan ngerti bunyinya. Nah, setelah bisa dekoding, baru kita bisa lanjut ke tahap memahami arti dari bacaan itu.
Kalau dari pengalaman pribadi, waktu saya bantu adik belajar membaca, awalnya dia cuma fokus ngeja huruf “b-a-c-a” tanpa ngerti artinya. Tapi setelah saya jelaskan bahwa “baca” itu artinya melihat tulisan dan tahu maksudnya, dia jadi lebih semangat. Dari situ saya sadar, belajar membaca itu bukan cuma soal bisa mengeja, tapi juga ngerti maknanya.
Nama: Rosa Lia Ana Rezki
BalasHapusNpm :2386206015
Kelas : 5B
Materi ini memberikan perspektif yang seimbang antara kemampuan teknis membaca (decoding), pemahaman mendalam (comprehension), dan motivasi membaca. Pendidikan tidak hanya fokus pada "bagaimana membaca", tapi juga "mengapa membaca". saya ini bertanya pak bagaimana sekolah dapat mengubah budaya literasi menjadi kebiasaan sehari-hari, bukan hanya keterampilan akademik?
Nama : Dita Ayu Safarila
HapusNPM : 2386206048
Kelas : 5 C
Izin menjawab pertanyaan dari Rosa Lia.
Tadi aku cuman iseng aja buka buka tapi ketemu sama pertanyaan kamu yang aku tau harus jawab apa.
Jadi gini,bagimana sekolah mengubah budaya literasi menjadi kebiasaan sehari hari ya?
menurut ku sekolah perlu menciptakan lingkungan yang menumbuhkan minat dan motivasi membaca. Nah salah satunya yaitu adalah spot pojok baca, jdi setiap sebelum pelajaran di mulai anak ank bisa membaca buku cerita atau buku pelajaran yang tersedia di pojok baca itu selama 10-15 menit.nah Pojok baca ini bukan sekedar panjangan spot di kelas tetapi untuk spot favorit untuk recharge dan eksplorasi. Menjadikan membaca bermakna dan menyenangkan,dan kita menyediakan akses beragam bahan bacaan yang relevan dengan kehidupan siswa.
Itu saja dari saya,semoga bermanfaat
Izin menjawab ya ana menurut saya,sekolah dapat menerapkan beberapa strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Pertama, mengintegrasikan kegiatan membaca ke dalam semua mata pelajaran, tidak hanya Bahasa Indonesia. Kedua, menyediakan akses mudah ke berbagai bahan bacaan menarik di perpustakaan atau sudut baca kelas. Ketiga, guru dapat menjadi teladan dengan menunjukkan kecintaan mereka terhadap membaca dan berbagi bacaan. Keempat, mengadakan kegiatan literasi yang menyenangkan seperti klub buku, bedah buku, atau kunjungan penulis secara rutin. Kelima, melibatkan orang tua dan komunitas dalam mendukung kebiasaan membaca di rumah dan lingkungan sekitar. Itu saja kalo ada yg kurg boleh tmn2 yg lihat tambahkan trmksi.
HapusNama : Oktavia Ramadani
HapusNPM : 2386206086
Kelas : 5D
Hallo Rosalia , agar budaya literasi menjadi kebiasaan sehari - hari itu setelah saya baca juga dari komentar teman “ mungkin bisa dengan cara sah satunya itu sekolah perlu menciptakan lingkungan yang mendorong membaca itu sebagai aktivitas yang menyenangkan , bukan hanya tugas akademik saja , misalnya , guru bisa menyediakan waktu khusus membaca setiap hari , mendirikan pojok baca , dengan buku - buku yang menarik atau mengadakan kegiatan sepeti club buku mungkin , membaca bersama teman dan diskusi ringan tentang buku- buku , selain itu guru dan staf sekolah juga bisa menjadi teladan dengan menunjukkan minat baca dengan cara ini membaca tidak hanya dipandang sebagai kewajiban saja tetapi juga menjadi bagian dari runtinitas sehari - hari yang menyenangkan dan membangun minat , sehingga bisa mending siswa untuk membaca diluar kegiatan pelajaran.
Nama: Zakky Setiawan
BalasHapusNPM: ( 2386206066 )
Kelas: 5C
Saya sangat setuju dengan pemaparan bapak di atas, bahwa untuk mendapatkan fokus dan pemahaman yang maksimal seorang anak atau peserta didik harus memilih apa yang dia suka dalam hal positif, seperti membaca, berkreasi, dan lain-lain,hal itu bisa membaut mereka lebih paham akan hal tersebut, itu juga bisa mencari sejauh mana pemikiran mereka.
Nama: Zakky Setiawan
BalasHapusNPM: ( 2386206066 )
Kelas: 5C
Benar, membaca itu sangat penting, seperti kata pepatah " membaca adalah jendela dunia " maksud pepatah ini tuh benar adanya, karena membaca kita mendapat ilmu, dan informasi baru yang tidak kita pahami, tapi yang jadi pertanyaan, mengapa banyak orang yang males membaca apalagi membaca di buku yang di lihat dari luarnya sangat tebal,itu yang masih menjadi masalah.
Nama: Nur Aulia Miftahul Jannah
HapusNPM: 2386206085
Kelas: 5D PGSD
Kita disscus yuk, Ky.. Kepala saya juga pernah menanyakan hal yang sama seperti yang kamu bilang “knpa ya ada perasaan yg males ngebaca wktu kita lagi ngeliat buku yg tebel”. Waktu saya melewati anaul (analisa aul hehe) saya punya asumsi untuk pertanyaan kita ini, Ky. Menurut saya, ini terjadi karena kita sudah punya mindset bahwa membaca adalah hal yang sulit dan ngebosenin abizz. Jadi, waktu kita ngeliat buku yang tebel begitu kita ngerasa males utk ngebacanya karna udah punya mindset yang seolah ‘ga suka baca’ itu. Menurut kamu gimana, Ky?
(63)
Nama: Nur Aulia Miftahul Jannah
HapusNPM: 2386206085
Kelas: 5D PGSD
Saya pengen nanggepin pepatah terkenal yang kamu sebut itu Ky, izin nanggepin ya. Saya juga setuju isi dari pepatah terkenal tersebut yang bilang bahwa jendelanya dunia itu adalah buku. Jadi, disini saya pengen jelasin kenapa saya setuju dengan pepatah itu di dalam konteks dengan era kita yang serba sat set digital sekarang. Dengan keadaan sekarang yang serba canggih, semua informasi dapat dibuka dan diakses dgn sangat mudah juga cepat dan kenapa saya tetap setuju dengan pepatah satu ini.~~~
(64)
Nama: Nur Aulia Miftahul Jannah
HapusNPM: 2386206085
Kelas: 5D PGSD
Lanjut yaa. Ini karena menurut saya buku itu berbeda dengan gadget ya walaupun dgn gadget kita bisa akses info terkini dan tercepat. Kalau kita mau dapet info dari buku itu kita harus melaluinya dengan membacanya terlebih dahulu. Saat ngebaca buku, kita kayak melalui proses mentransfer isi dari bacaan ke kepala kita. Yang dimana kita tau bahwa isinya buku utuh lengkap gitu naa ga pendek ga tepotong potong pembahasannya. Dan ga jarang kita membacanya dengan pengulangan yang artinya kita memasukkan isi bacaan itu ke dalam laci otak yang lebih kuat untuk menyimpannya. ~~~
(65)
Nama: Nur Aulia Miftahul Jannah
HapusNPM: 2386206085
Kelas: 5D PGSD
Nah, kalau gadget itu kita emang bisa baca juga dari sana dan dapet info apapun yg sat set. Tapi karena itu lah yang ga kita sadari, kita terlalu banyak mengkonsumsi info yang akhirnya ga masuk di kepala kita. Yang kita gatau info yg kita baca dari gadget itu hoax kek, bener kek, terus mungkin infonya udah bener tapi kepotong potong dab pendek kek. Dan jadinya itulah kenapa saya masih menganggap benar dari yang disebut pepatah itu.
(66)
Nama: Arjuna
BalasHapusNpm: 2386206018
Kelas: 5A
Meningkatkan Pengetahuan dan Wawasan Membaca adalah jendela dunia. Setiap bacaan seperti buku, artikel, berita menambah informasi baru, memperluas wawasan, dan membuat kita lebih siap menghadapi tantangan hidup.
Nama : Dita Ayu Safarila
BalasHapusNPM : 2386206048
Kelas : 5C
Setelah saya membaca Antara dekoding dan pemahaman ini berarti di jelaskan yaitu membaca buku bukan hanya menyebutkan huruf dan kata,tetapi juga memahami gagasan yang ada di dalam tulisan tersebut dan materi yang ada di atas di sebutkan bahwa membaca yang baik bisa menciptakan aliran/flow yaitu di mana pikiran pembaca dan penulis seolah menyatu.
Nama : Finsensos Maria Seno
HapusNpm : 2386206090
Kelas : 5 D PGSD
Terimahkasih, Dita. saya setuju membaca bukan hanya mengenal huruf tapi juga memahami isi dan maknanya. saat kita masuk dalam aliran flow,membaca jadi lebih bermakna.
Nama: Finsensos Maria Seno
BalasHapusNpm: 2386206090
Kelas : 5 D
Terimakasih Bapak atas materinya izin menanggapai, saya setuju dengan materi dari bapak ,menurut saya materi ini sangat penting dan bermanfaat karena mengingatkan bahwa membaca bukan hanya mengenal huruf,tetapi juga memahami makna nya agar lebih bermakna.
Hapusbagus skli tanggapan nya Fin saya ijin brtnya ya ke kamu,Apa contoh nyata dari pengalamanmu sndri saat membaca menjadi lebih bermakna setelah memahami isi dan maknanya?
Nama: Hizkia Thiofany
BalasHapusKelas: VA
Npm: 2386206001
Terima kasih bapak atas materinya, untuk pembelajaran kurung kurawal
Di sini siswa belajar membaca dekoding dan pemahaman belajar karena sangat bagus dan penting dalam mengenal huruf dan dasar keterampilan membaca mereka .
Izin bertanya, Pak Menurut Bapak, apa tantangan terbesar dan strategi paling efektif untuk tetap fokus membaca di tengah banyaknya distraksi gadget?
BalasHapusNama : Putri Lestari Pinang
HapusNPM : 2386206081
Kelas : 5D PGSD
Izin menjawab pertanyaan dari rakinah hidayah, tantangan terbesar untuk tetap fokus membaca di tengah banyaknya gadget adalah godaan untuk terus memeriksa notifikasi, media sosial, atau aplikasi lainnya yang dapat mengganggu konsentrasi. Strategi yang paling efektif untuk mengatasi hal ini adalah dengan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk membaca, seperti mematikan notifikasi, memilih tempat yang tenang, dan menetapkan waktu khusus untuk membaca tanpa gangguan gadget. Dengan demikian, seseorang dapat lebih fokus dan menikmati proses membaca. Semoga membantu ya.
Nama: Nur Aulia Miftahul Jannah
HapusNPM: 2386206085
Kelas: 5D PGSD
Halo Rakinah, saya izin untuk coba jawab yaa.. Kita bakal ngebahas tantangan terbesar juga strategi yang bagus untuk ngelawan setan gepeng dan kita coba bahas satu satu ya. Yang pertama itu tentang tantangan, menurut saya tantangan yg paling berat dan gede ngdepin setan gepeng itu adalah ngelawan diri kita sendiri. Ini karena diri kita sendirilah yang sebenernya bikin kita ketergantungan sama setan gepeng. Capek, gabut, ga ada kerjaan, pusing, stress, mau makan, mau tidur, mau mandi dalam keadaan gimanapun kayaknya kita selalu punya waktu dan sempet untuk scroll sosmed. Walaupun dalam berkegiatan sekalipun, ditelinga dan hati kita kayak lagi dipanggil setan gepeng “ayoo ambil aku, scroll aku“ yang akhirnya kita kedistraksi sama kegiatan yang lagi kita lakuin. ~~~
(60)
Nama: Nur Aulia Miftahul Jannah
HapusNPM: 2386206085
Kelas: 5D PGSD
Kita lanjut ya. Nah, karna disela sela kegiatan apapun kita dari hal terabsurd sampe hal cukup penting tangan kita kayak gerak sendiri untuk ngambil tuh setan gepeng. Jadi, sepengalaman saya, saya punya tips nya biar seenggaknya waktu kita lagi beraktifitas kita bisa fokus ngejalanin aktifitas tersebut. Nah, karna konteksnya sekarang kegiatannya berupa membaca saya coba berbagi tips dari pengalaman saya ini ya. Tips nomer satu, kita bisa ngeset waktu membaca kita misalnya 10 menit pertama.
(61)
Nama: Nur Aulia Miftahul Jannah
HapusNPM: 2386206085
Kelas: 5D PGSD
Tips nomer dua, kita bisa tempatkan setan gepeng ke tempat yang tidak terjamah oleh tangan dan mata kita. Oh ya, waktu menaruh setan gepengnya kita bisa menyettingnya terlebih dahulu ke dalam mode silent. Ini guna agar setan gepeng ga bisa menggoda diri kita melalui indera pendengaran sekalipun. Lalu tips yang terakhir, kita bisa memilih tempat yang nyaman untuk membaca bukunya. Ini supaya kita ga ke distraksi lewat suasana lagi, karena kalau suasananya nyaman dan tenang maka saat membaca pun akan lebih fokus. Berbeda jika kita membaca ditempat yang bising, ramai dan grasak grusuk, ini akan membuat kita ngerasa ga nyaman dan ga fokus membaca yang hasilnya “duh pusing, bacaannya ga masuk ke otak“ dan berakhir ngambil setan gepeng lagi wkwkwkwk. Gituu deh, semoga bermanfaat yaaa..
(62)
Izin menanggapi pertanyaan dari Rakinah. Menurut saya, tantangan terbesar buat tetap fokus membaca di tengah banyaknya distraksi gadget itu rasa penasaran buat buka notifikasi dan scroll medsos. Soalnya sekali aja kebuka, fokus langsung pindah. Strategi yang menurut saya efektif adalah bikin reading time tanpa gadget, misalnya aktifkan mode fokus atau silent, terus taruh HP agak jauh biar nggak kegoda. Selain itu, pilih tempat baca yang nyaman dan tentuin target baca kecil-kecil tapi konsisten. Dengan cara itu, fokus bisa lebih kepegang dan distraksi gadget juga bisa diminimalisir.
HapusNama : Putri Lestari Pinang
BalasHapusNPM : 2386206081
Kelas : 5D PGSD
Izin bertanya pak, bagaimana solusi bagi guru untuk siswa yang malas untuk membaca dan tidak memahami apa yang dibaca?
Nama:Hendra aditya saputra
HapusKelas:5C
Nom:2386206064
Izin menjawab, jadi bagaimana solusi kita sebagai calon pengajar untuk membuat anak-anak mau membaca, yaitu, kita perlu meciptakan lingkungan yang positif dan menarik, dan memilih buku sesuai minat anak tersebut.
Sekian, terimakasih...
Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
HapusNpm : 2386206058
Kelas : VB PGSD
Halo putri lestari pinang izin menjawab yah, menurut aku, solusi bagi siswa yang malas membaca dan sulit memahami bacaan adalah dengan membuat kegiatan membaca menjadi lebih menyenangkan dan bermakna. Guru bisa mulai dari teks yang sesuai dengan minat siswa agar mereka merasa tertarik. Selain itu, perlu juga membiasakan decoding dan pemahaman berjalan seimbang yang artinya, siswa tidak hanya membaca kata demi kata, tetapi juga diajak berdiskusi tentang makna isi bacaan tersebut. Dengan begitu, membaca tidak terasa sebagai tugas, tetapi sebagai kegiatan yang membantu mereka memahami di sekitar mereka🙏🏻
Nama:Elisnawatie
HapusNPM:2386206069
Kelas:5D
Pertanyaan yang sangat bagus nih putri izin menjawab ya
Menurut saya Guru harus mengubah membaca dari kegiatan “membosankan” menjadi aktivitas yang menyenangkan, bermakna, dan berhubungan dengan dunia siswa.
Dengan pendekatan kreatif dan konsisten, lambat laun siswa akan mulai menikmati membaca dan memahami isi bacaan dengan lebih baik.😁
Nama : Oktavia Ramadani
HapusNPM : 2386206086
Kelas : 5D
Putri saya jawab ya solusinya ya adalah dengan membuat bacaan lebih menarik bagi siswa , guru bisa memilih bacaan sesuai minat , menggunakan media visual atau cerita interaktif , dan bisa mengaitkan isi bacaan dengan pengalaman sehari - hari siswa , selain itu juga memberi kesempatan siswa mendiskusikan dan menceritakan kembali bacaan nah Ibu membantu mereka juga untuk memahami makna nya . Dengan cara ini , siswa tidak hanya terdorong untuk membaca saja , tetapi juga benar - benar mengerti apa yang mereka baca.
Nama:Hendra aditya saputra
BalasHapusKelas:5C
Npm:2386206064
Saya setuju dengan materi di atas pak, membaca sangat penting bagi siswa atau siswi kita pak, karna tanpa membaca, mereka akan kesulitan memahami materi pak, jadi kita perlu mengajari siswa kita untuk belajar membaca dan dekoding pak.
Sekian pakk, Terima kasih..
Izin bertanya pak, apa lolusi kita sebagai seorang pengajaran, agar siswa kita mau belajar tentang dekoding ini pak, karna seperti yang kita tahu pak, Anak-anak sekarang sangat keasikan memainkan gadget pak, jadi apa solusi kita pak?
HapusSekian pak, terimakasih...
Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
HapusNpm : 2386206058
Kelas : VB PGSD
Izin menjawab pak pertanyaan dari Hendra Aditya Saputra, menurut saya supaya siswa mau belajar membaca di tengah kebiasaan bermain gadget, yaitu guru perlu menciptakan suasana belajar yang menarik dan tidak monoton. Salah satu caranya yaitu dengan menerapkan decoding, dimana melatih siswa mengenali huruf dan bunyi secara bertahap. Guru juga bisa menggunakan media yang disukai anak, seperti kartu bergambar, video interaktif, atau permainan sederhana yang membantu mereka menyusun huruf menjadi kata. Dengan melakukan cara ini, siswa tidak hanya tertarik untuk belajar membaca, tetapi juga mulai memahami makna dari kata yang mereka baca. Pendekatan decoding yang disusun secara kreatif bisa membuat proses belajar lebih menyenangkan dan menumbuhkan kebiasaan membaca sejak dini🙏🏻
Nama:Elisnawatie
HapusKelas:5D
NPM:2386206069
Menurut saya Solusi agar siswa mau belajar decoding di era gadget adalah dengan mengubah pendekatan belajar menjadi lebih menarik, interaktif, dan relevan dengan dunia anak.kita bisa menggunakan
teknologi secara positif, buat kegiatan membaca terasa menyenangkan, dan libatkan orang tua dalam mendukung kebiasaan membaca di rumah.
Izin menjawab ya hendra,solusi yang dapat dilakukan guru agar siswa tetap mau belajar decoding di tengah tingginya ketertarikan mereka pada gadget adalah dengan menciptakan pembelajaran yang lebih menarik dan interaktif. Guru dapat menggabungkan media visual, permainan edukatif, serta kegiatan membaca yang menyenangkan sehingga siswa merasa belajar itu seru, bukan membosankan. Selain itu, guru juga perlu membuat aturan penggunaan gadget di kelas agar fokus siswa tetap terjaga. Dengan pendekatan yang kreatif dan konsisten, siswa akan lebih termotivasi untuk belajar membaca meskipun banyak godaan dari gadget.
HapusNAMA : KORNELIA SUMIATY
BalasHapusNPM : 2386206059
KELAS : 5B PG
menurut saya materi dekoding dan pemahaman sangam pending bagi anak - anak karna materi ini memberikan kemampuan pembaca membuat ide - ide tau gagasan dan dengan memahami materi ini ana - anak akan lebih sering dan berminat salam membaca buku dan mereka akan lebih morass termotivasi
Materi yg bapa berikan mengenai dekoding dan pemahaman ini menyadarkan saya apalagi ada kalimat dari materi itu yg mengatakan bahwa "buku harus menjadi kapak bagi laut beku di dalam diri kita" pengalaman saya pribadi, jujur saya sangat sulit bahkan bisa dikatakan malas membaca. sebenarnya SD saya sangat suka membaca tapi ntah kenapa seiring berjalannya waktu juga saat saya mengenal hp saya jadi jarang membaca dan tidak suka membaca, saya juga menyadari akibat yg terjadi dalam diri saya krna ke malasan dn ketidak sukaan saya untuk membaca. Membuat saya tidak mempunyai pengetahuan ataupun pemamaham lebih. Tetapi dengan adanya tugas yg bapa berikan seperti berkomentar untuk materi yg bapa berikan saya jadi memaksakan diri untuk mau membaca.
BalasHapussaya sangat tertarik mengenai materi ini dimana membaca bukan hanya sekedar tugas di sekolah namun membaca adalah sebuah keterampilan utama untuk hidup.dengan proses dekoding dari mengenal huruf dan kata-kata merupakan langka awal,yang bisa dibilang"Ibarat kita membuka pintu".menurut saya dekoding ini adalah sebuah fondasi.tanpa dekoding pembaca akan terlalu fokus pasa upayah menguraikan kata-kata dan tidak memmiliki sumber daya kongnitif untuk memahami maknanya.kita sebagai calon guru juga dapat meningkatkan membaca siswa dengan meningkatkan potensi belajar mereka disetiap mata pelajaran.kita sebagai calon guru hasus menanamkan budaya memebaca kritis,untuk melatih siswa menganalisis,mengevaluasi,dan menerapkan pengetahuan dari teks.meningkatakan kemampuan membaca bukan hanya sekedar tentang cepat/kecepatan,tetapi tentang meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.menurut saya membaca adalah sebuah investasi yang dapat terus kita belajar,beradaptasi,berempati,dan berhasil di era informasi yang terus berkembang.
BalasHapusiya pak saya Setuju dari komponen utama Decoding tentang kesadaran fonemik yang harus memahami bahwa kata terdiri dari unit bunyi kecil yang disebut fonom seperti bunyinya M/A/N dalam kata mana dan juga pengenalan itu sangat bagus pola huruf itu sangat bagus supaya menghasilkan bunyi tertentu
HapusBetul sekali pak penting'nya Decoding dasar keterampilan membaca itu seseorang harus memahami teks tertulis dan juga kemampuan ini menjadi paham membaca dan memahami teks tertulis,dan juga mendukung kemandirian membaca itu sangat bagus contohnya ketika anak menguasai Decoding mereka dapat membaca kata kata baru tanpa bantuan orang lain
BalasHapusTerima kasih Muhammad Arifin atas penjelasan dari jawababn kamu. saya setuju bahwa decoding memang sangat penting agar seseorang bisa memahami teks dengan benar.jika kemampuan ini dikuasai,membaca akan menjadi lebih mudah dan mandiri tanpa harus dibantu orang lain atau teman.hal ini tentu membantu anak berkembang lebih percaya diri dalam kegiatan membaca.
HapusIya pak saya suka materi ini tentang literasi dan motivasi membaca seperti yang dikatakan Franz Kafka buku harus menjadi kapak bagi laut beku didalam diri kita yang artinya membaca Seharusnya menjadi pengalaman yang mengguncang kehidupan kembali kepada jiwa kita seperti seseorang yang bersungguh sungguh membaca mereka akan memasuki dunia baru atau mengolah ide ide yang baru
BalasHapusNama : Finsensos Maria Seno
HapusKelas : 5 D PGSD
Npm : 2386206090
Terimah kasih Muhammad Arifin atas pendapatnya,saya setuju juga bahwa literasi dan motivasi membaca memiliki peran besar dalam membentuk cara berpikir seseorang.dengan membaca kita bisa memperoleh pengalaman baru dengan memperluas wawasan. karena itu membaca, bukan hanya kegiatan melihat huruf-huruf,tetapi juga sarana untuk mengolah informasi menjadi suatu pengetahuanyang berguna bagi kita semua.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMembaca dan mengapa kita perlu meningkatkannya. materi ini menyadarkan saya bawahwasanya membaca itu bukan hanya kita membaca tulisan yang panjang tetapi juga harus memahami teks bacaan yang telah dibaca, sehingga proses membaca lebih bermakna dan bermanfaat. karena dengan membaca seseorang bisa mengetahui hal-hal baru yang sebelumnya dia ketahiu, menemukan ide ide baru
BalasHapusSetuju sekali dengan pendapatmu Lidia Pemahaman adalah kunci dari membaca yang efektif. Tanpa pemahaman, membaca hanya akan menjadi aktivitas mekanis tanpa nilai tambah.
HapusNama : Miftahul Hasanah
BalasHapusNPM : 2386206040
kelas : 5C
setelah saya memahami materi diatas ternyata membaca yang ideal itu ketika Dekoding dan pemahaman berjalan beriringan. Anak - anak harus diajarkan bagaimana benar - benar mengerti dan mendalami apa yang mereka baca, bukan cuma sekedar menghabiskan teks saja.
Betul banget, membaca ideal itu the perfect combo Dekoding jalan dan Pemahaman ikut jalan (beriringan). Kalau cuma habisin teks doang tanpa mendalami, itu namanya auto lupa isinya. Jadi, intinya guru harus bisa bikin kita engage dan mengerti mengapa kita baca, bukan cuma finish baca, setuju skli dgn pendapat mu.
HapusNama:Hendra aditya saputra
BalasHapusKelas:5C
Npm:2386206064
Izin menanggapi pak, dari materi yang sudh saya baca di atas, membaca dan mengapa kita perlu meningkatkannya, karna membaca bisa di bilang salah satu kunci kita untuk memahami sebuah materi pak, membaca juga akan membantu public speaking kita menjadi lebih bagus pak, nahh.., apalagi kalau kita tingkatkan terus menerus pak, akan bagus sekali buat diri kita pak.
Sekian pak, terimakasih...
Nama:Hendra aditya saputra
HapusKelas:5C
Npm:2386206064
Izin beratnya pak, karna membaca itu sangat penting untuk kita pak.
Apa tindakan kita sebagai guru, untuk mendorong siswa mau meningkatkan membaca mereka pak, dan memberi tahukan membaca itu sangat penting?
Sekian pak, terimakasih...
Nama:Elisnawatie
HapusNPM:2386206069
Kelas:5D
Haloo Hendra izin menjawab ya
Sebagai guru, kita memiliki peran penting dalam menumbuhkan minat baca siswa. Membaca bukan hanya keterampilan akademik, tetapi juga kunci untuk memahami dan menjelajahi dunia. Oleh karena itu, guru perlu:
menjadi teladan dalam kebiasaan membaca,
menciptakan lingkungan belajar yang mendukung literasi,
mengaitkan kegiatan membaca dengan kehidupan sehari-hari, dan memberikan motivasi serta apresiasi atas usaha siswa dalam membaca.
Dengan begitu, siswa akan menyadari bahwa membaca itu menyenangkan, bermanfaat, dan sangat penting untuk masa depan mereka.
Nama : Juliana Dai
BalasHapusNPM : 2386206029
Kelas : V.B
Menurut saya, mater ini sukses menyoroti masalah inti dalam pengajaran membaca , yaitu jurang antara kemampuan teknis membaca (Descoding) dan keinginan untuk membaca (motivasi atau pemahaman). intinya percuma saja anak-anak pintar mengeja dan mengenali kata jika mereka tidak mengerti apa yang dibaca atau tidak merasa perlu membaca, sehingga membaca jadi terasa hambar. Di satu sisi, fondasi decoding (seperti mengeja bunyi huruf) mutlak harus kuat agar proses membaca lebih kuat agar proses membaca jadi lancar dan cepat, kalau ini lemah, anak akan terus berjuan keras hanya untuk mengenali kata. Di sisi lain, dunia pendidikan sering terlalu fokus pada hasil tes yang terukur, padahal yang paling penting adalah membuaat anak-anak melihat bahwa membaca adalah pengalaman pribadi yang dapat mengubah hidup dan membentuk diri sendiri, ini adalah hal yang sering hilang ditengah gempuran diitraksi digita saat ini.
Nama : Juliana Dai
BalasHapusNPM : 2386206029
Kelas : V.B
Materi ini memberikan pandangan yang sangat berharga tentang perbedaan mendasar antara keterampilan (skill) dan kebiasaan (habit). dalam konteks anak-anak masa kini, menurut saya ini aadalah titik kritis. pendidikan mungkn berhasil mengingat kemampuan anak untuk membaca (misalnya nilai tes pemahaman naik sedikit), tetapi sering gagal menumbuhkan kecendrungan atau kebiasaan mereka untuk memilih bacaan secara sukarela di waktu luang. ketika guru atau orang tua terlalu fokus pada konten kurikulum yang harus diselesaikan (apa yang mereka mampu lakukan), dan mengabaikan faktor manusia dibalik pembelajaran (apa yang cenderrung dilakukan anak-anak), kita kehilangan tujuan pendidikan yang sebenarny, menciptakan pembelajaran seumur hidup.
ini berarti tantang terbesar bagi parag guru sekarang buukan hanya mengajar cara membaca, tetapi menciptakan lingkungan dimana membaca terasa sebagai kegiatan yang menyenangkan, relevan dan memberdayakan, sehingga menjadi kebiasaanyang permanen, bukan sekedar tugas yang berakhir di sekolah. jika motivasi ini tidak di nyalakan, keterampilan dicoding yang sudah susah payah diajarkan akan sia-sia karena anak akan berhenti membaca begitu ujian selesai.
Materi ini membahas pentingnya membaca sebagai keterampilan dan pengalaman mendalam.
BalasHapusJadi membaca bukan hanya tentang dekoding huruf, tapi juga memahami makna dan menghubungkannya dengan pengalaman pribadi. Ini membuatnya lebih bermakna.
Pendidikan sering kali fokus pada 'bagaimana' membaca, tapi lupa mengajarkan 'mengapa' membaca. Ini membuat literasi terasa kurang relevan bagi siswa.
Membaca seharusnya menjadi 'kapak bagi laut beku di dalam diri kita'—sebuah pengalaman yang mengguncang dan membentuk identitas, bukan hanya tugas sekolah.
Membaca harus menjadi kebiasaan, bukan hanya tugas. Guru dan orang tua punya peran penting dalam menumbuhkan minat ini siswa perlu diajarkan untuk membaca dengan tujuan, bukan hanya untuk lulus ujian, tapi untuk menemukan inspirasi dan solusi.
BalasHapusMembaca menghubungkan kita dengan pengalaman manusia lain, memperluas empati, dan memperkaya perspektif.
Membaca adalah jembatan antara pengetahuan dan pemahaman, guru berperan sebagai fasilitator untuk membuat membaca menjadi pengalaman menyenangkan, bukan beban."
BalasHapusKebiasaan membaca membuka pintu ke dunia baru, tapi kita harus mengajarkan siswa cara menemukan kuncinya.
Setuju dengan perumpamaan "Membaca adalah jembatan" dan "mengajarkan siswa cara menemukan kuncinya''. Itu the real kunci biar literasi gak cuma di teori. Poin yang paling relate yaitu Guru harus jadi fasilitator biar membaca itu fun experience, bukan beban yang bikin kita mager. Kalau udah fun, kebiasaan (habit) auto terbentuk sendiri.
HapusNama: Yudha Praditya
BalasHapusKelas: 5B PGSD
Npm: 2386206031
Tulisan ini membuka mata saya bahwa membaca adalah fondasi penting dalam proses belajar. Tidak hanya untuk anak-anak, tetapi juga bagi orang dewasa — membaca membantu kita terus berkembang, berpikir lebih dalam, dan memahami dunia dengan lebih luas. Semoga lebih banyak guru dan orang tua yang mendorong budaya baca sejak dini.
Nama: Yudha Praditya
BalasHapusKelas: 5B PGSD
Npm: 2386206031
Izin menambahkan, Artikel ini menyajikan gagasan fundamental bahwa membaca adalah keterampilan kognitif dan sosial yang sangat penting dalam perkembangan individu. Penjelasan tentang manfaat membaca dalam meningkatkan pemikiran kritis, imajinasi, dan literasi sangat relevan dengan teori literasi dan pendidikan. Menambahkan data kuantitatif (misalnya statistik literasi nasional) dapat memperkuat argumentasi lebih lanjut.
Terima kasih Bapak, setelah saya membaca materi bapak ini ternyata materi ini memberikan banyak pemahaman yang baru, bahwa membaca itu tidak hanya sekedar mampu menghafal teks saja, tapi juga merupakan gabungan banyak kegiatan sekaligus yang saling berkaitan, di mana itu bisa membuat pikiran pembaca dan penulis menyatu. Penekanan bahwa membaca terbaik adalah pengalaman yang mengguncang dan menghidupkan kembali jiwa merupakan pandangan yang efektif.
BalasHapusDi materi ini saya juga Mulai memahami bahwa decoding adalah pondasi awal, terutama bagi pembaca pemula. Namun di materi ini mengingatkan bahwa tujuan akhir adalah pemahaman, yaitu sebagai pembaca yang menghubungkan pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki untuk menciptakan sebuah makna agar proses membaca ini menjadi lebih bermakna dan bermanfaat. Saya harap dapat lebih lanjut tentang bagaimana kita dapat mendorong proses pemahaman yang mendalam dalam membaca, seperti yang saya liat di media sosial banyak sekali anak tingkat SMP dan SMA tidak bisa membaca jadi tidak hanya pada anak-anak tetapi juga pada tingkat pembelajaran di jenjang ini bahkan untuk pada tingkat pembelajaran saat kuliah pun sangat diperlukan.
BalasHapusSaya langsung mikir pas baca insight kamu, Rimaa setuju banget, decoding itu fondasi awal, tapi the real goal emang pemahaman (comprehension), biar bacanya enggak cuma lewat di mata, tapi nyambung sama experience kita. Itu yang bikin meaningful!
HapusPoin kamu yang spill the tea kalau masalah membaca gak cuma di anak SD/SMP, tapi sampai level kuliah juga masih ada, itu benar bgt berarti PR kita bersama emang fokus di cara dorong deep komprehensif,trmksi utk pikirannya🙏
Nama : Juliana Dai
BalasHapusNPM : 2386206029
Kelas : V,B
Satu hal yang menarik dari materi ini adalah bagaimana ia menyoroti bahwa membaca adalah tentang menemukan siapa diri mereka dan membentuk identitas mereka sendiri. Saya pikir ini adalah inti dari literasi sejati yang sering terabaikan di kelas. Ketika anak-anak membaca, mereka tidak hanya menyerap informasi, mereka berinteraksi dengan ide-ide baru, mengelolanya, dan pada akhirnya mengintegrasikannya ke dalam diri mereka. Proses ini adalah yang digambarkan materi sebagai momen ketika jiwa seseorang berkedip (sparking).
Materi ini juga memberikan contoh decoding dalam bahasa Indonesia (b-a-c-a menjadi baca) dan bahasa Inggris (sh menjadi/sh pada kata ship). Ini menunjukkan bahwa decoding adalah proses yang sangat terikat pada sistem bahasa tertentu (fonemik). Kegagalan untuk mengajarkan decoding yang efektif pada satu bahasa dapat menghambat kemampuan anak untuk berinteraksi secara mendalam dengan literatur dan budaya yang dibawa oleh bahasa tersebut. Dengan kata lain, pengajaran decoding buka n hanya tentang teknik, tetapi juga tentang memberikan kunci untuk membuka pintu identitas linguistik dan budaya anak. Tanpa kunci ini, mereka akan kesulitan mencapai kedalaman pembahasan yang menghubungkan mereka dengan dunia dan diri mereka sendiri.
Saya setuju bahwa membaca itu bukan cuma soal menambah pengetahuan, tapi juga membangun kebiasaan yang membuat kita lebih peka dan terbuka terhadap banyak hal. Penjelasannya juga mudah dipahami, cocok untuk orang tua maupun guru. Terima kasih, tulisannya sangat mengingatkan saya untuk terus membiasakan diri membaca dan mengajak anak-anak agar mencintai membaca dengan cara yang sederhana dan menyenangkan.
BalasHapusSaya suka bagian yang membahas bahwa membaca itu tidak harus dipaksakan. Pendekatan seperti ini menurut saya sangat cocok untuk anak-anak sekarang. Tulisan yang sederhana tapi isinya sangat bagus.
BalasHapusNama: Julpikli Junaidi
BalasHapusKelas:5C
NPM:2386206076
Materi ini bagus sekali pak,karena mengingatkan kita bahwa membaca bukan hanya soal bisa menyusun huruf dan kata tetapi tentang memahami makna dan mengambil pelajaran dari apa yang kita baca. Penjelasannya mudah dipahami dan membuat kita sadar bahwa membaca itu penting untuk membuka wawasan. Materi ini juga mengajak kita untuk lebih mencintai kegiatan membaca, bukan hanya melakukannya sebagai tugas.
Nama: Julpikli Junaidi
HapusKelas:5C
NPM:2386206076
materi ini juga memberi motivasi agar kita membiasakan diri membaca setiap hari. nulisnya mampu menyampaikan pesan dengan contoh yang dekat dengan kehidupan sehari-hari sehingga membuat kita merasa bahwa membaca itu sebenarnya aktivitas yang menyenangkan. Materi ini benar-benar membuka pandangan kita bahwa membaca bisa menjadi kebiasaan positif yang membawa banyak manfaat .
Saya sangat mengapresiasi ringkasan yang jelas mengenai Komponen Utama Decoding. Pembagian menjadi Fonemik, Pengenalan Pola Huruf, dan Kata Tak Beraturan sangat membantu dalam memetakan keterampilan membaca. Saya setuju bahwa Kesadaran Fonemik adalah titik awal yang fundamental.
BalasHapusNama : Finsensos Maria Seno
Hapuskelas : 5 D PGSD
Npm: 2386206090
saya setuju Elsiana bahwa memahami komponen decoding sangat penting dalam belajar membaca. Pembagian seperti bunyi kata, pola huruf, dan kata yang tidak beraturan membuat siswa lebih mudah belajar langkah demi langkah. Kesadaran akan bunyi (fonemik) memang menjadi dasar utama agar siswa bisa membaca dengan lancar. Dengan cara ini, guru dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan membaca dengan lebih baik dan percaya diri.
Poin yang yg ada di artikel ini mengenai kehilangan esensi dan pengalaman pribadi yang mendalam sangat relevan dengan isu motivasi intrinsik. Ketika fokus pembelajaran terlalu berat pada analisis teknis (kosakata, ide pokok), pengalaman emosional dan personal dari membaca akan tergerus, yang pada akhirnya menurunkan dorongan alami siswa untuk membaca. Metode Matematika Realistik yang kita diskusikan sebelumnya juga relevan di sini kita perlu menciptakan pengalaman membaca yang otentik agar kecenderungan membaca dapat tumbuh. Saya sangat sepakat bahwa kita tidak boleh mengabaikan faktor manusia dalam proses ini.
BalasHapusNama : Finsensos Maria Seno
HapusKelas : 5 D PGSD
Npm : 2386206090
membaca bukan hanya soal teknis, tetapi juga soal pengalaman pribadi yang membuat seseorang benar-benar terhubung dengan bacaan. Ketika pembelajaran terlalu berfokus pada analisis seperti kosakata atau ide pokok, siswa bisa kehilangan kesempatan untuk merasakan makna yang lebih dalam dari apa yang mereka baca. Karena itu, pengalaman membaca yang otentik memang sangat penting agar motivasi intrinsik siswa terus berkembang. Saya juga sependapat bahwa faktor manusia, seperti emosi, minat, dan pengalaman diri, tidak boleh diabaikan karena hal-hal inilah yang membuat membaca menjadi proses yang hidup dan bermakna.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapusmenurut saya materi yang saya baca diatas ini sangat menarik,
BalasHapusterutama tentang pentingnya membangun kebiasaan membaca sejak dini. Membaca bukan hanya kegiatan untuk mencari informasi, tetapi juga cara untuk melatih cara berpikir kita. Saat membaca, kita belajar memahami sudut pandang yang berbeda dan ini bisa membantu kita menjadi pribadi yang lebih bijak.
Saya juga setuju bahwa membaca dapat membentuk pola pikir yang lebih positif. Kadang melalui satu paragraf saja, kita bisa mendapatkan makna atau pelajaran hidup yang tidak kita sangka. Karena itu, kebiasaan membaca sangat perlu ditanamkan agar anak-anak tidak hanya cerdas secara akademik tetapi juga lebih peka dan terbuka terhadap dunia di sekitar mereka.
Selain itu, saya juga merasa bahwa kebiasaan membaca dapat membantu anak lebih mudah memahami berbagai pelajaran lain di sekolah. Dengan kemampuan membaca yang baik, anak-anak bisa menangkap informasi dengan lebih cepat dan mampu menghubungkan isi bacaan dengan pengalaman sehari-hari mereka. Hal ini tentu sangat bermanfaat dalam proses belajar.
BalasHapusTidak hanya itu, membaca juga dapat meningkatkan kemampuan anak dalam berkomunikasi. Kosakata mereka bertambah, cara mereka menyampaikan pendapat menjadi lebih teratur, dan mereka lebih percaya diri dalam berdiskusi di kelas. Semua ini menunjukkan bahwa manfaat membaca bukan hanya untuk keperluan akademik, tetapi juga perkembangan pribadi anak.
Oleh karena itu, menurut saya penting bagi guru dan orang tua untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kegiatan membaca. Dengan menyediakan bahan bacaan yang menarik dan memberi contoh yang baik, anak-anak akan lebih terdorong untuk menjadikan membaca sebagai kebiasaan yang menyenangkan.
Demikian tanggapan saya, Pak. Terima kasih atas materi yang sangat membuka wawasan dan mengingatkan kami tentang pentingnya literasi sejak dini.
Menurut saya decoding merupakan awal dari membaca, karena kemampuan peserta didik sulit memahami teks. tetapi membaca tidak juga tentang kemampuan dari bunyi. menurut saya juga decoding dengan pemahaman saling berkaitan, jika potensi kemampuan anak hanya di decoding, tetapi lemah dalam membaca begitu juga sebaliknya, jadi keduanya ini harus seimbang pakk.
BalasHapusKebiasaan membaca membantu sangad membantu anak, untuk memahami berbagai pelajaran, dengan itu anak sangad cepat mendapatkan informasi yang relevan, anak juga akan terus berkembang jika anak dibiasakan terus membaca.
BalasHapus
BalasHapusPak izin bertanya,Bagaimana ya pak caranya kemampuan decoding yang sangad kuat itu bisa membantu siswa dalam mengenali pola huruf dan bunyi, dan juga bagaimana penguasaan keterampilan itu memengaruhi kelancaran membaca dan kemampuan memahami teks pada jenjang kelas yang lebih tinggi?
Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
HapusNpm: 2386206058
Kelas : 5B PGSD
Hallo agustiani izin yh untuk menjawab. Kalo menurut aku kemampuan decoding yang kuat itu jadi modal penting buat anak supaya bisa membaca dengan lancar. Kalau anak sudah terbiasa menghubungkan huruf dengan bunyinya, mereka jadi lebih mudah mengenali pola huruf dan suara saat ketemu kata baru, jadi bacaan nggak tersendat-sendat. Kalau sudah lancar membaca, mereka bisa lebih fokus ke isi bacaan, bukan cuma ke cara membaca katanya. Hal ini sangat membantu ketika mereka naik ke jenjang kelas yang lebih tinggi, karena mereka sudah siap menghadapi teks yang lebih panjang dan lebih sulit sekaligus memahaminya dengan lebih baik.
Terimakasih🙏🏻
Nama : Oktavia Ramadani
HapusNPM : 2386206086
Kelas : 5D
Hallo Ani kemampuan decoding yang kuat itu membantu siswa mengenali pola huruf dan bunyi , karena mereka akan lebih mudah mendekode kata-kata yang baru dengan cepat dan juga tepat , saat siswa sudah terbiasa dalam menghubungkan huruf dengan bunyi maka mereka tidak lagi terjebak hanya pada mengeja kata , sehingga membaca itu akan lebih lancar , kelancaran ini membatu ruang bagi otak untuk lebih fokus pada memahami makna teks , bukan sekedar mengenali kata saja , akibatnya , ketika masuk ke jenjang kelas yang lebih tinggi siswa yang memiliki decoding kuat dapat membaca teks yang lebih kompleks dengan lebih mudah dan benar - benar menangkap ide pokok. , hubungan antar kalimat serta pesan yang ingin di sampaikan.
Nama : Naida Dwi Nur Herlianawati
BalasHapusKelas : 5 B
Npm : 2386206042
Izin bertanya pak Sebagai guru, kan dibilang sering bingung mau fokus ke dekoding, pemahaman, atau digabungin. yang mana ya pak yang paling pas buat diajarin pertama kali ke anak yang baru banget belajar baca pak?
Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
HapusNpm : 2386206058
Kelas : VB PGSD
Hallo naida dwi saya izin menjawab yh. Kalo menurut aku untuk anak yang baru banget belajar baca, enaknya kita mulai dari decoding dulu, jadi mereka dibiasakan kenal huruf dan bunyinya dulu sampai lumayan lancar. Kalau huruf–bunyi sudah nyambung, mereka nggak terlalu kesusahan lagi tiap kali baca kata, jadi bacaannya nggak tersendat-sendat. Tapi sambil latih decoding, kita bisa sekalian ajak mereka ngerti isi bacaan dengan cara simpel, misalnya tanya, Ini ceritanya tentang apa atau Di gambar ini siapa aja. Jadi bukan milih salah satu, tapi pondasinya tetap decoding, lalu pemahaman ikut dilatih pelan-pelan bareng prosesnya, supaya anak nggak cuma bisa baca kata, tapi juga paham apa yang dia baca.
Terimakasih😊
Nama : Oktavia Ramadani
HapusNPM : 2386206086
Kelas : 5D
Hallo naida, Untuk anak yang baru saja belajar membaca, yang paling tepat diajarkan pertama kali adalah decoding . Hal ini karena anak perlu terlebih dahulu mengenali huruf, bunyi, dan cara menggabungkannya menjadi kata sebelum bisa memahami makna teks. Decoding menjadi fondasi yang memungkinkan anak membaca kata-kata baru secara mandiri. Setelah kemampuan decoding mulai lancar, guru bisa perlahan-lahan menambahkan kegiatan yang menekankan pemahaman , sehingga membaca tidak hanya lancar secara teknis tetapi juga bermakna. Jadi, urutannya mulai dari decoding , baru kemudian fokus ke pemahaman.
Nama : Naida Dwi Nur Herlianawati
BalasHapusKelas : 5 B
Npm : 2386206042
izin bertanya lagi pak gimana cara paling gampang buat guru, supaya anak yang baru belajar baca itu nggak cuma pinter ngenalin kata, tapi juga tahu maksud dari kata-kata itu? trik apa yang bisa dipakai guru saat lagi ngajarin dasar-dasar membaca?
Nama: Nanda Vika Sari
HapusNpm: 2386206053
Kelas: 5B PGSD
Izin menjawab pertanyaan dari Naida Dwi Nur Herlianawati, menurut sepengetahuan saya guru itu mampu membantu siswa bukanlah hanya sekedar mengenali kata, namun juga bisa untuk memahami maknanya dengan cara membaca sambil menunjukkan konteks/gambaran umum. Contohnya caranya seperti menggunakan gambar, benda nyata, dan juga menggunakan kalimat sederhana. Misalnya saat anak membaca kata "bola", guru bisa langsung tunjukkan gambarnya atau bendanya langsung, lalu ajak anak untuk menggunakan kata itu dalam kalimat. Dan guru juga bisa gunakan itu sebagai tanya jawab sederhana seperti "bola itu warna apa?, bola itu dipakai untuk apa?" agar siswa dapat menghubungkan kata dengan maknanya. Dengan cara begitu, anak bisa dapat belajar membaca dan juga dapat memahami isi dari bacaan secara bersamaan.
Nama:syahrul
BalasHapusKelas:5D
NPM:2386206092
Yang namanya membaca itu dasarnya ada dua hal penting yaitu decoding dan pemahaman comprehension. Decoding itu intinya kemampuan kita memecah kata tertulis jadi bunyi. Misalnya, lihat huruf b-a-c-a, lalu kita pecah jadi bunyi /b/, /a/, /c/, /a/, dan digabung jadi 'baca'. Ini adalah fondasi, langkah awal banget, apalagi buat anak-anak yang baru belajar. Tanpa kemampuan ini, jelas susah mau masuk ke tahap berikutnya.
Nama:Syahrul
HapusKelas:5D
Npm:2386206092
Tapi, membaca tidak berhenti di situ saja. Membaca yang bermakna itu juga butuh pemahaman.Jadi, setelah kita berhasil membunyikan kata-kata, kita harus mengerti maknanya katanya tuh apa, bahkan menghubungkan kata-kata itu dengan pengalaman dan pengetahuan yang sudah kita punya. Pemahaman ini yang bikin proses membaca jadi mendalam, emosional, dan akhirnya kita benar benar tau informasi itu. Kalau cuma bisa decoding tapi tidak paham isinya ya sama saja boong kn?
Nama:Syahrul
HapusKelas:5D
Npm:2386206092
Kadang di sekolah juga kita terlalu fokus memisah misahkan proses membaca. Kita bahas kecepatan, kosakata, ide pokok, semua dipisah dan diukur. Padahal membaca yang ideal itu harusnya menciptakan semacam aliran, di mana pikiran kita dan penulis jadi menyatu. Ini mengingatkan kita kalau inti pendidikan itu bukan cuman ngajarin bagaimana anak bisa ngelakuin sesuatu, tapi juga mengapa mereka harus melakukannya.
Nama:Syahrul
HapusKelas:5D
Npm:2386206092
Intinyatuh decoding dan pemahaman itu ibarat dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Guru dan orang tua juga perlu memikirkan cara mengajar yang menggabungkan keduanya, tidak hanya fokus pada salah satu. Membaca yang baik harusnya menjadi pengalaman pribadi yang mendalam yang mengguncang jiwa dan membantu kita menemukan makna baru dan diri kita sendiri. Itu bukan cuman sekedar tugas belajar, tapi sebuah perjalanan.
NAMA:M.GHOZIANNOOR
HapusKELAS:5D
NPM: 2386206094
Betul banget syahrul Intinya, dekoding itu kayak kunci pembuka pintunya.
Kalau anak belum bisa mecah huruf jadi suara (dekoding), ya jelas susah mau ngerti maksud dari tulisan itu. Karena sebelum bisa paham isinya (komprehensi), mereka harus bisa baca kata-katanya dulu. Ibaratnya, itu dasar banget yang wajib dikuasai
Nama: Nanda Vika Sari
BalasHapusNpm: 2386206053
Kelas: 5B PGSD
Pada penjelasan mengenai pentingnya decoding menurut saya cukup tepat, terutama dalam konteks pembaca pemula. Sangat sering kali, para guru meminta para siswa untuk memahami mengenai isi teks padahal aslinya kemampuan decoding para siswa belum otomatis. Pada materi diatas ini mengingatkan kalau bahwasannya kelancaran membeca siswa itu harus dibangun secara bertahap yaitu dari penguasaan kata-kata tak beraturan dulu. Setelah proses itu tercapai, maka barulah para siswa bisa mengalihkan energi berpikirnya ke bagian pencarian makna yang lebih dalam lagi.
Nama : Finsensos Maria Seno
HapusKelas : 5 D PGSD
nPM : 2386206090
saya setuju Nanda bahwa decoding memang menjadi langkah dasar yang harus dikuasai siswa sebelum masuk ke pemahaman teks yang lebih dalam. Banyak guru terkadang langsung meminta siswa memahami isi bacaan, padahal kemampuan mengenali dan membunyikan kata belum sepenuhnya otomatis. Karena itu, pembangunan kemampuan membaca memang perlu dilakukan bertahap, dimulai dari kelancaran membaca kata-kata terlebih dahulu. Setelah tahap ini kuat, barulah siswa bisa lebih fokus pada makna bacaan dan mampu menyimpulkan informasi dengan lebih baik
Nama: Nanda Vika Sari
BalasHapusNpm: 2386206053
Kelas: 5B PGSD
Saya sangat tertarik mengenai bagian yang membahas tentang perbedaan antara kemampuan dan juga kecenderungan. Pada pembahasan materi diatas ini sangat berkaitan dengan kondisi pendidikan pada saat ini. Banyak sekali siswa yang mampu untuk membaca, namun sayangnya tidak terbiasa untuk membaca. Pada materi diatas ini mengingatkan kepada para guru untuk perlu memperhatikan mengapa seseorang itu perlu untuk memebaca kepada para siswa/siswinya.
Bagus sekali, saya ingin menambahkan dan menanggapi pernyataan dari Nanda Vika Sari yang menyoroti perbedaan antara kemampuan (keterampilan) dan kecenderungan (kebiasaan) dalam konteks membaca dan perlunya guru memperhatikan motivasi siswa, adalah inti dari kegagalan sistem pendidikan modern. Sangat relevan dengan kondisi pendidikan saat ini, di mana banyak siswa yang mampu secara teknis (bisa mendekode, skor ujian tinggi) tetapi tidak terbiasa atau tidak mau membaca di luar tuntutan akademis. Ini adalah masalah motivasi dan tujuan pendidikan Jika kita menyadari bahwa yang terpenting adalah apa yang cenderung dilakukan anak, maka metode asesmen kita harus berubah dari sekadar mengukur skor (keterampilan) menjadi memahami proses dan motivasi (kecenderungan). Maka dari itu perlunya Mengaitkan Teks dengan Dunia Nyata.
HapusGunakan bahasa untuk menghubungkan apa yang dibaca anak dengan isu-isu yang mereka pedulikan (keadilan, lingkungan, game). Jika anak melihat bahwa membaca adalah alat untuk memahami dan memengaruhi dunia di sekitar mereka, motivasi (kecenderungan) mereka akan meningkat secara dramatis
Nama : Jossen
BalasHapusKelas : 5D PGSD
NPM : 2386206078
Saya sangat tertarik dengan konsep keadaan aliran (flow) yang Anda sebutkan sebagai skenario ideal dalam membaca. Jika membaca yang dipecah-pecah menjadi keterampilan (ide pokok, kosakata, dll.) justru memecah flow tersebut, maka apakah ada metode pengajaran holistik yang memungkinkan pembaca menguasai keterampilan dasar sambil tetap mempertahankan kondisi flow dan penemuan makna yang mendalam? Ini adalah pertanyaan kunci bagi saya sebagai pendidik."
Benar sekali disini saya akan menanggapi dan menambahkan pertanyaan dari Jossen mengenai metode pengajaran holistik yang mampu menyeimbangkan penguasaan keterampilan dasar dan mempertahankan kondisi aliran (flow) serta penemuan makna yang mendalam adalah pertanyaan kunci bagi setiap pendidik literasi. Syarat Flow dalam Literasi.
HapusAgar flow terjadi dalam membaca, perlu ada tiga syarat utama yaitu, Keseimbangan Tantangan & Keterampilan: Teks harus sedikit menantang (berada di ZPD Vygotsky), tetapi tidak terlalu sulit, Tujuan yang Jelas: Tujuan membaca harus lebih dari sekadar "mencari ide pokok," tetapi mencapai pemahaman, kesenangan, atau pengetahuan baru, Umpan Balik Instan: Pembaca mendapatkan umpan balik langsung dari teks (misalnya, plot yang menarik atau argumen yang koheren).Dengan mengadopsi model terintegrasi, guru dapat memastikan keterampilan dan kemudian diterapkan secara bebas, memungkinkan pengalaman flow dan penemuan makna yang mendalam di sesi membaca buku
NAMA:M.GHOZIANNOOR
HapusKELAS:5D
NPM:
Nah aku setuju sih sen jika kita terlalu fokus membedah membaca menjadi kepingan-kepingan kecil (mencari ide pokok, menggarisbawahi kosakata sulit), kita sering kali membunuh "flow" dan menghilangkan kesenangan serta pemahaman mendalam (penemuan makna).
Dari teori ini terutama di point pendidikan dan dampaknya pada membaca kita jadi tahu bahwa membaca memerlukan pemisahan proses menjadi bagian bagian kecil yang dapat diukur. Serta kita berbicara tentang kecepatan membaca kosakata ide pokok tujuan penulis dan sebagainya namun dengan cara ini membaca seringkali kehilangan maknanya sebagai pengalaman pribadi yang mendalam. Dalam pendidikan ada perbedaan mendasar antara keterampilan dan kebiasaan antara kemampuan dan kecenderungan sebagai seorang guru dan orangtua kita lebih peduli pada apa yang cenderung dilakukan anak-anak dibandingkan dengan apa yang mampu mereka lakukan ketika kita terlalu fokus pada content dan mengabaikan manusia di balik proses belajar kita kehilangan esensi dari tujuan pendidikan itu sendiri.
BalasHapusNAMA:Ema yulianda
BalasHapusKELAS: 5D
NPM:2386206075
Saya suka dengan pembelajaran dicoding ini, aktivitas membaca bukan sekadar memahami teks, tetapi merupakan proses strategis untuk memahami konteks, menganalisis struktur informasi, dan menerapkan pengetahuan dalam praktik. Dicoding menekankan bahwa membaca harus dilakukan secara aktif dan terarah. membangun pemahaman mendalam dan kemampuan praktik. Membaca bukan hanya menyerap informasi, tetapi juga menggunakannya untuk membangun solusi dan menyelesaikan tantangan.
"Saya sangat setuju dengan Ema! Pembelajaran decoding ini sangat relevan untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa. Izin menambahkan, mungkin kita juga perlu mempertimbangkan penggunaan media visual dan audio untuk membantu siswa yang memiliki gaya belajar yang berbeda."
Hapus"Izin menambahkan sedikit dari apa yang sudah disampaikan oleh Ema, menurut saya, pembelajaran decoding ini sangat penting untuk mempersiapkan siswa menjadi pembelajar sepanjang hayat yang mandiri dan adaptif. Dengan kemampuan decoding yang baik, siswa akan mampu belajar dari berbagai sumber dan menghadapi tantangan di masa depan."
HapusNAMA:M.GHOZIANNOOR
HapusKELAS:5D
NPM
Wahhhh setuju sih ema dengan apa yang kamu rasakan tentang cara belajar di Dicoding
Intinya, mereka mengajarkan kita bahwa membaca itu bukan cuma lihat-lihat tulisan, tapi harus aktif dan punya tujuan.
Coba bayangkan seperti ini:
1. Bukan cuma "baca doang": Kamu tidak cuma menyerap kata-kata. Kamu harus mengerti kenapa informasi itu penting (memahami konteks).
2. Membongkar strukturnya: Kamu diajak lihat bagaimana informasi itu disusun, seperti melihat daftar isi atau alur cerita (menganalisis struktur).
3. Langsung dipakai: Yang paling penting, ilmu yang didapat harus langsung dicoba atau dipakai buat mengerjakan sesuatu (menerapkan pengetahuan).
Jadi, membaca di Dicoding itu seperti belajar sambil praktik. Tujuannya supaya ilmu itu nyantol dan kamu bisa pakai buat memecahkan masalah atau membuat solusi
Menurut saya, membaca itu bukan hanya tentang memperoleh informasi, tapi juga tentang mengembangkan empati, kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis. Oleh karena itu, kita perlu mendorong anak-anak dan orang dewasa untuk membaca lebih banyak dan membuat membaca sebagai kebiasaan yang menyenangkan, misalnya dengan cara memilih buku bacaan yang menarik dan mengatur waktu untuk membaca supaya lebih santai
BalasHapusNAMA:M.GHOZIANNOOR
BalasHapusKELAS:5D
NPM
Menurut saya ya pak ya membaca tu ibarat punya dua mesin di kepala kita:
Nah Mesin Pertama (Dekoding): Ini adalah kemampuan kita "membunyikan" tulisan. Misalnya, lihat tulisan 'b-a-c-a', lalu kita bunyikan jadi kata 'baca'. Ini pondasi penting, terutama buat anak-anak.
Mesin kedua ituh(Pemahaman): Ini adalah kemampuan kita "mengerti" apa artinya 'baca' itu, dan menghubungkannya dengan apa yang sudah kita tahu. Ini bagian yang lebih dalam dan bikin kita merasa sesuatu.
Masalahnya, di sekolah kita seringkali terlalu fokus melatih Mesin Pertama (kecepatan, kosakata) sampai kita lupa alasan kenapa kita harus membaca.
Padahal, membaca sejati itu bukan cuma bisa membaca, tapi mau membaca. Tujuannya adalah supaya buku itu bisa bikin kita berpikir keras, menemukan hal baru tentang diri kita, dan membuat hidup kita jadi lebih bermakna
Nama : Finsensos Maria Seno
HapusKelas : 5D PGSD
Npm : 2386206090
Terima kasih Zian atas penjelasanmu, saya sangat setuju dengan gambaran tentang dua mesin dalam proses membaca. Mesin pertama memang penting untuk melatih kemampuan membunyikan tulisan, tetapi jika hanya fokus di situ, kita bisa lupa bahwa tujuan membaca sebenarnya adalah memahami maknanya. Mesin kedua, yaitu kemampuan memahami isi bacaan, justru yang membuat membaca terasa lebih hidup dan bermakna bagi kita. Karena itu, membaca tidak cukup hanya lancar, tetapi juga harus mampu menghubungkan isi bacaan dengan pengalaman dan pengetahuan yang sudah kita miliki. Pendekatan seperti ini bisa membantu kita menikmati proses membaca sekaligus mendapatkan manfaat yang lebih dalam dari setiap teks yang kita baca.
Materi ini sangat bagus karena
BalasHapusmembedakan dengan jelas antara decoding dan pemahaman,
menyoroti pentingnya motivasi membaca,
mengajak guru melihat kembali tujuan pendidikan yang lebih menyeluruh.
Materi ini juga mengajak kita memahami bahwa literasi bukan hanya tentang keterampilan membaca, tetapi kecenderungan untuk menjadikan membaca sebagai kebiasaan dan kebutuhan hidup. Membaca seharusnya bukan hanya aktivitas teknis, tetapi proses menemukan makna, membentuk cara pandang, dan menumbuhkan kemanusiaan.
Dengan pendekatan seperti ini, literasi tidak lagi dipahami sebagai kewajiban akademik semata, tetapi sebagai jembatan menuju kedalaman berpikir dan pengembangan diri siswa.
NAMA : ANNISA ANGGRAINI
BalasHapusKELAS : 5D
NPM : 2386206079
Saya merasa materi ini sangat bermanfaat karena menjelaskan fungsi kurung kurawal yang sering muncul ketika belajar tentang himpunan. Banyak siswa yang masih bingung membedakan fungsi kurung biasa, kurung siku, dan kurung kurawal, jadi penjelasan seperti ini dapat membantu memahami bahwa kurung kurawal khusus untuk menyatakan himpunan atau kelompok elemen tertentu. Penyajian materi juga sederhana sehingga mudah dipahami.
Nama : Finsensos Maria Seno
HapusKelas : 5 D PGSD
Npm : 2386206090
Terimah kasih AnIsa atas pendapatnya, saya setuju bahwa memahami fungsi tanda kurung sangat penting dalam materi himpunan. Kurung kurawal seperti { } digunakan untuk menuliskan himpunan, misalnya {1, 2, 3}. Kurung biasa ( ) dan kurung siku [ ] juga sering muncul sehingga siswa perlu tahu perbedaannya. Dengan penjelasan yang jelas, siswa dapat memahami fungsi setiap tanda kurung dengan lebih mudah.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus