Pembelajaran Kontekstual (CTL) adalah pendekatan pembelajaran yang pertama kali muncul dengan menekankan betapa pentingnya untuk menghubungkan materi akademik dengan situasi kehidupan nyata siswa. Konsep ini muncul ketika banyak ahli pendidikan menyadari pada akhir abad ke-20 bahwa model pembelajaran tradisional, yang berfokus pada pengulangan dan hafalan, seringkali tidak memberikan pemahaman yang mendalam kepada siswa.
John Dewey, yang berpendapat bahwa pembelajaran harus terjadi melalui pengalaman langsung, mendorong adopsi CTL di Amerika Serikat pada tahun 1990-an. Berbagai ahli, seperti Johnson (2002), mengembangkan gagasan ini dalam pendekatan CTL. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum 2013 memulai penggunaan pembelajaran kontekstual di Indonesia secara resmi.
2. Definisi Pembelajaran Kontekstual: Pembelajaran kontekstual adalah metode pembelajaran yang mengaitkan materi pelajaran dengan situasi dunia nyata siswa. Pendekatan ini berfokus pada siswa berpartisipasi secara aktif dalam proses belajar dan mendorong mereka untuk mengeksplorasi dan menemukan ide-ide secara mandiri. Pendekatan ini juga memungkinkan siswa memahami dan menggunakan apa yang mereka pelajari dalam konteks dunia nyata.
Pembelajaran kontekstual, menurut Johnson (2002), adalah jenis pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk menemukan hubungan antara pengetahuan akademik mereka dan situasi sehari-hari mereka, seperti di sekolah, rumah, atau masyarakat.
3. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kontekstual: Pembelajaran kontekstual didasarkan pada beberapa prinsip, termasuk:
Konsep konstruktivisme mengatakan bahwa siswa membangun pengetahuan mereka sendiri dari pengalaman. Siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan tetapi juga mencari, mempelajari, dan mengaitkannya dengan pengalaman mereka sendiri dalam pembelajaran kontekstual.
Menemukan (Inquiry)—Proses belajar dalam CTL dimulai dengan pertanyaan dan penyelidikan. Melalui pengumpulan data, analisis, dan penarikan kesimpulan, siswa didorong untuk menemukan solusi masalah secara mandiri.
Pertanyaan adalah inti dari belajar. Siswa diajari untuk berpikir kritis melalui pertanyaan, yang juga memfasilitasi interaksi antara guru dan siswa serta antar siswa.
Pembelajaran Bermakna: Jika siswa merasa bahwa pelajaran mereka memiliki hubungan langsung dengan kehidupan mereka, mereka akan lebih mudah memahami dan mengingat konsep akademik.
Refleksi: Siswa diminta untuk merenungkan apa yang telah mereka ketahui setelah belajar. Ini membantu mereka memahami hubungan antara pengetahuan baru dan yang sudah mereka ketahui.
Penilaian Autentikasi (Autentikasi) dalam CTL didasarkan pada tugas-tugas autentik yang relevan dengan dunia nyata, bukan hanya ujian atau tes.
4. Manfaat Pembelajaran Kontekstual: Pendekatan pembelajaran kontekstual memiliki banyak manfaat bagi siswa, guru, dan proses pembelajaran secara keseluruhan. Di bawah ini adalah beberapa manfaat yang ditawarkan oleh pendekatan ini:
Siswa yang belajar dalam konteks kehidupan nyata lebih cenderung memahami konsep akademik secara mendalam. Mereka tidak hanya mempelajari materi secara teoritis, tetapi juga mempelajari bagaimana konsep dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Jika siswa merasa bahwa pengetahuan yang mereka pelajari memiliki relevansi dengan kehidupan mereka, mereka akan lebih termotivasi untuk belajar.
Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis: Pembelajaran kontekstual mendorong siswa untuk berpikir kritis melalui eksplorasi, pemecahan masalah, dan refleksi. Metode pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk mempertanyakan, menganalisis, dan mengevaluasi apa yang mereka pelajari secara pasif, selain mendorong mereka untuk berpikir kritis.
Penguatan Keterampilan Kolaboratif: Dalam CTL, siswa sering bekerja dalam kelompok, yang membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial dan kerja sama tim. Bekerja sama dengan orang lain juga membantu mereka belajar dari satu sama lain, meningkatkan pemahaman mereka satu sama lain.
Dengan CTL, siswa didorong untuk belajar mandiri melalui penemuan dan eksplorasi. Ini membantu mereka menjadi pembelajar seumur hidup yang memiliki kemampuan untuk terus berkembang di luar sekolah.
5. Langkah-langkah Pembelajaran Kontekstual: Pembelajaran kontekstual dapat digunakan dalam berbagai cara:
Guru memilih konsep atau topik pembelajaran yang relevan dan relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Misalnya, mereka dapat mengajarkan siswa tentang pecahan dengan menggunakan konteks pembagian makanan atau uang.
Membangun Konteks Guru melibatkan situasi atau masalah nyata yang relevan dengan topik. Misalnya, guru dapat memberikan studi kasus atau masalah dari kehidupan sehari-hari yang memerlukan penerapan konsep akademik.
Selama proses eksplorasi, siswa diminta untuk mengeksplorasi masalah melalui pengumpulan informasi, analisis data, dan diskusi kelompok. Mereka juga diminta untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses menemukan solusi.
Penggunaan Media atau Sumber Daya Guru: Guru dapat menggunakan media visual, audio, atau manipulatif fisik untuk membantu siswa memahami konsep. Ini dapat termasuk video, alat peraga, atau bahan-bahan yang terkait.
Siswa diajak untuk menerapkan ide-ide yang mereka pelajari dalam dunia nyata atau simulasi. Ini dapat berupa proyek, presentasi, atau tugas praktis lainnya.
Refleksi: Setelah pembelajaran selesai, siswa diberi kesempatan untuk berpikir kembali tentang apa yang mereka pelajari dan bagaimana ide-ide tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
6. Contoh Penggunaan Pembelajaran Kontekstual di Sekolah Dasar: Pembelajaran kontekstual dapat diterapkan pada berbagai mata pelajaran di sekolah dasar, seperti matematika, sains, dan bahasa. Berikut ini adalah beberapa contoh penggunaan CTL di sekolah dasar:
Matematika: Pecahan dalam Kehidupan Sehari-hari: Guru dapat membawa kue atau pizza dan memotongnya menjadi beberapa bagian untuk mengajar siswa tentang konsep pecahan dengan membagi makanan tersebut menjadi bagian, misalnya setengah, sepertiga, atau seperempat.
IPA: Siklus Air dalam Kehidupan Nyata: Guru dapat mengajak siswa untuk melakukan eksperimen sederhana dengan memanaskan air dan melihat bagaimana air menguap. Selanjutnya, siswa diminta untuk mengaitkan gagasan ini dengan kejadian hujan yang mereka lihat setiap hari.
Bahasa: Penulisan Cerita Berdasarkan Pengalaman: Dalam pembelajaran bahasa, siswa dapat diminta untuk menulis cerita tentang hal-hal yang mereka alami saat bermain di taman atau melakukan kegiatan di rumah. Ini membantu mereka mengaitkan kemampuan menulis dengan kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran Kontekstual Membantu Siswa Berpikir Kritis Pembelajaran kontekstual adalah metode yang sangat efektif untuk membantu siswa memahami konsep secara mendalam dan relevan. Dengan menggunakan konteks dunia nyata sebagai dasar pembelajaran, siswa tidak hanya dapat memahami konsep secara teoritis, tetapi juga dapat menerapkan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Nama : Erlynda Yuna Nurviah
BalasHapusKelas : VB PGSD
Npm : 2386206035
Izin menanggapi pak, wahh pembelajaran kontekstual seperti ini sudah pernah saya alami di diri saya sendiri dimana proses berpikir dan memecahkan soal / masalah menjadi lebih mudah karena kita dapat berspekulasi dan bisa membayangkan jika materi yang diajarkan berkaitan dengan lingkungan sehari² seperti apa?. Pembelajaran kontekstual seperti ini menurut saya dapat meningkatkan semangat belajar siswa dan meningkatkan pemikiran kritis mereka karena adanya keterkaitan pembelajaran dan kejadian langsung, pembelajaran kontekstual juga tidak hanya secara teoritis melainkan dengan praktik langsung. Saya izin bertanya pak apakah pembelajaran kontekstual diterapkan disemua mata pelajaran? Jika tidak berarti kita sebagai guru nantinya harus lebih pintar dalam menyampaikan materi menggunakan pendekatan kontekstual?
Nama : Andi Nurfika
HapusNPM :2386206017
Kelas : VB PGSD
saya setuju dengan tanggapan dari Lynda bahwa dengan menggunakan pembelajaran kontekstual tual ini kita dapat lebih mudah untuk memecahkan masalah karena kita bisa berspekulasi dan membayangkan materi yang di ajarkan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari kita.
saya akan menanggapi atau menjawab sedikit yang saya ketahui dari pertanyaan di atas yaitu apakah pembelajaran kontekstual bisa di terapkan di semua mata pelajaran? jika tidak berarti kita sebagai guru nantinya harus lebih pintar dalam penyampaian materi menggunakan pendekatan kontekstual? jadi jawaban nya yaitu pembelajaran kontekstual bisa di terapkan di semua mata pelajaran tetapi sebagai guru kita harus menyesuaikannya Karena setiap mata pelajaran pasti berbeda konsep kita harus sesuaikan dengan karakteristik nya seperti apa, materi dan juga kebutuhan siswa di mata pelajaran tersebut apa. jadi memang kita sebagai guru di tuntut untuk lebih pintar, kreatif, dan fleksibel dalam penguatan materi di kehidupan nyata agar pembelajaran yang di berikan terasa bermakna dan mudah di pahami siswa serta mudah di terapkan di kehidupan sehari-hari.
Wah bener banget, pengalaman kamu relate banget sama konsep pembelajaran kontekstual!
HapusEmang sih, kalau materi dikaitin sama kehidupan sehari-hari, otak rasanya langsung “ngeh” — kayak, “Ohh jadi ini toh maksudnya!” Belajar jadi lebih seru dan nggak terasa kaku, apalagi kalau contohnya deket sama realita yang sering kita alami.
Pertanyaan kamu juga menarik banget! Menurutku, pendekatan kontekstual tuh bisa banget diterapkan di hampir semua pelajaran, asal gurunya kreatif dan mau sedikit “ngoprek” cara ngajarnya . Jadi iya, guru emang perlu lebih pintar nyari cara biar materi nggak cuma nyantol di kepala, tapi juga terasa berguna di kehidupan nyata.
Nama : Tarenta Syensis Septiani Mbitu
HapusNPM : 2386206068
Kelas : Vb
Terima kasih banyak Erlynda atas tanggapan dan pengalamannya yang nyambung banget tentang Pembelajaran Kontekstual (CTL). Wawasan kamu ini bener-bener menggambarkan betapa berpengaruh nya pendekatan ini dalam proses belajar.
Gak salah sama sekali lho kalau kita bisa merasakan proses berpikir dan memecahkan soal jadi lebih mudah. Itu tuh inti dari CTL, Ketika materi yang kita pelajari nyambung banget sama kehidupan nyata atau lingkungan sehari-hari, otak kita otomatis bekerja lebih cepat karena ada kaitannya dengan memori atau pengalaman yang udah ada.
Nama:Bella Ayu Pusdita
BalasHapusKelas:Vd PGSD
Nim:2386206114
Tanggapan saya terhadap materi pembelajaran kontekstual itu sangat positif pak,karena materi ini membuktikan pendekatan yang mendasar di era modern,dan materi kontekstual ini mempunyai kelebihan yaitu peningkatan hubungan yg otomatis meningkatkan motivasi siswa untuk belajar dan berpikir kritis.Ketika saya melihat bagaimana rumus matematika digunakan dalam merancang jembatan,materinya menjadi jauh lebih mudah dipahami.
Dan saya izin bertanya pak bagaimana sistem penilaian dapat diubah agar lebih mencerminkan pemahaman kontekstual dan penerapan keterampilan(bukan hanya tes tertulis)??
saya jadi tau kalau pembelajaran kontekstual ini juga bisa membantu guru mengaitkan materi pelajaran dengan situasi dunia nyata siswa,menodorong siswa membentuk hubungan antara pengetahuan yang mereka miliki dengan kehidupan sehari-hari.
HapusPembelajaran kontekstual juga bisa mendorong keterlibatan aktif siswa,dimana siswa aktif bisa membangun pengetahuan mereka sendiri, siswa didorong untuk mencari,menemukan,dan memecahkan masalah bukan hanya menerima informasi saja pak.
HapusNama: Maya Apriyani
HapusNpm: 2386206013
kelas: V.A
menurut saya mungkin guru bisa mengunakan sistem penilaian melihat kemampuan siswa secara nyata pada saat proses pembelajaran, seperti : misalnya kita melakukan eksprimen perubahan wujud di kelas, lalu kita mengamati siswa yang mana yang lebih aktif, serta mampu menjelaskan kembali apa yang mereka pahami. terima kasih
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama:Elisnawatie
BalasHapusKelas:5D
NIM:2386206069
Tanggapan saya terhadap materi pembelajaran kontekstual itu pernah saya alami pak ,jadii Sebelum liburan saya dan keluarga hitung-hitungan bujet perjalanan. Di sini, matematika dan persen-persenan itu langsung terasa gunanya. Kami langsung lihat hasilnya: dana cukup atau enggak. Kalau enggak cukup, ya batal liburan.
Jadi, pelajaran sekolah seperti matematika, fisika, atau sejarah itu enggak cuma teori di buku. Itu semua jadi alat bantu yang berguna banget. Misalnya, buat atur uang atau pahami berita. Begitu tahu fungsinya, kami jadi lebih semangat dan penasaran buat terus belajar pak
Nama: Arjuna
BalasHapusNpm: 2386206018
Kelas: 5A
Menurut saya pembelajaran kontekstual memungkinkan untuk menemukan antara pengetahuan luas dan situasi sehari-hari, ini berfokus dalam proses belajar mendorong mereka mengeksplorasi dan menemukan ide-ide secara mandiri sekian.
Izin menanggapi Arjuna saya sependapat dengan anda tentang pembelajaran kontekstual tapi jangan lupa di akhir perjalanan gunakan Refleksi: Siswa diminta untuk merenungkan apa yang telah mereka ketahui setelah belajar. Ini membantu mereka memahami hubungan antara pengetahuan baru dan yang sudah mereka ketahui.
HapusSupaya Siwa lebih memahami pembelajaran nya. seperti yang di jelaskan Bapak di atas
Nama: Oktavia Ramadani
BalasHapusNPM : 2386206086
Kelas: 5D
Saya izin berkomentar pak, mengenai pembelajaran kontekstual, ternyata pembelajaran kontekstual ini , sudah saya alami, contohnya saya belajar pelajaran matematika, saya kan bendahara organisasi, jadi saya sering ngitung uang kas yang masuk ke kas organisasi itu, pembelajaran kontekstual seperti ini menurut saya sangat penting karena kita mengaitkan pengetahuan kita dengan kehidupan nyata, siswa tidak hanya memahami konsep itu secara teori dari buku saja, tetapi kita bisa lihat dalam kehidupan sehari hari kita atau dari pengalaman langsung itu sendiri, hal ini membuat proses pembelajaran kita terasa lebih mudah dan bermakna, dan dapat membuat siswa bisa berpikir aktif dan kritis dalam pemecahan masalah atau dalam mengerjakan soal, siswa juga bisa beripikir kembali setelah apa yang mereka pelajari dan bagaimana sihhhh dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka, dan siswa akan merasa termotivasi untuk belajar karena adanya eksplorasi dan berpikir kritis itu.
Nama: Isdiana Susilowati Ibrahim
BalasHapusNpm: 2386206058
Kelas: VB PGSD
Izin bertanya pak dengan penjelasan di atas terkait pembelajaran kontekstual di situ ada materi terkait refleksi.
Pertnyaan saya pak: Mengapa refleksi ini sangat perlu atau harus untuk siswa🙏
Nama: Maya Apriyani
HapusNpm: 2386206013
kelas: V.A
izin menanggapi pertanyaan dari saudari isdiana, mengapa refleksi itu sangat perlu untuk siswa. pada pembelajaran kontekstual refleksi membantu siswa untuk mengevaluasi diri mereka apa yang perlu mereka perbaiki dari pembelajaran dan mereka bisa melihat apa yang mereka belum pahami serta mengukur sampai mana sudah pemahaman mereka dalam belajar.
HapusIzin menanganggapi pertanyaan dari isdiana
Kalau menurut saya, Refleksi sangat penting bagi siswa
Karena untuk meningkatkan Pemahaman refleksi membantu siswa memahami apa yang telah mereka pelajari, menghubungkan konsep baru dengan pengetahuan yang sudah ada.
Siswa dapat mengenali kesalahan atau kesulitan dalam proses belajar, sehingga bisa
melatih siswa untuk berpikir tentang cara belajar mereka sendiri, membuatnya lebih mandiri.
Mendorong Pertumbuhan Refleksi membantu siswa melihat kemajuan dan menetapkan tujuan belajar berikutnya.
Nama: Nanda Vika Sari
HapusNpm: 2386206053
Kelas: 5B PGSD
Izin menjawab pertanyaan dari Isdiana Susilowati Ibrahim, menurut sepengetahuan yang saya tahu refleksi cukup penting untuk para siswa sebab membantu para siswa untuk menyadari/memahami apa saja yang sudah mereka pelajarai, para siswa juga dapat memahami juga mengenai hubungan antara pengetahuan baru dengan pengalamannya yang sebelumnya, dan juga para siswa dapat mengevaluasi/menilai dari cara belajar mereka sendiri. Dengan adanya refleksi tersebut, para siswa dapat menjadi lebih mandiri, kritis, dan juga para siswa bisa untuk memeperbaiki cara belajar mereka untuk pertemuan pembelajaran berikutnya.
Nama : Putri Anggraeni
HapusNPM : 2386206022
Kelas : VB (PGSD)
Isdiana, pertanyaanmu tentang refleksi ini penting sekali! Refleksi dalam Pembelajaran Kontekstual itu wajib ada karena berfungsi sebagai jembatan yang menguatkan ilmu di kepala siswa. Saat siswa diajak refleksi, mereka sedang melakukan tiga hal penting: pertama, mereka mengikat pengetahuan baru dari pengalaman nyata agar tidak cepat lupa (ilmu jadi nempel); kedua, mereka belajar mengevaluasi diri sendiri (saya sudah menguasai apa, dan harus memperbaiki yang mana), yang ini penting banget untuk melatih kemandirian belajar; dan ketiga, refleksi seperti menulis jurnal atau diskusi melatih kemampuan berpikir kritis mereka. Singkatnya, tanpa refleksi, pengalaman belajar yang seru hanya akan jadi cerita biasa, bukan pemahaman yang bermakna dan dapat digunakan di masa depan. Salut dengan fokusmu pada proses belajar siswa! Terima kasih.
Izin menanggapi yah Isdiana Sebagai calon guru, kita harus memahami bahwa peran kita bukan hanya mengajarkan materi pelajaran, tetapi juga menjadi teladan dan motivator bagi siswa. Penting bagi kita untuk selalu belajar dan mengembangkan diri agar dapat memberikan pendidikan yang terbaik. Dengan memiliki pengetahuan yang cukup dan sikap yang baik, kita dapat membangun lingkungan belajar yang inspiratif dan mendukung perkembangan siswa secara menyeluruh. Jadi, sebagai calon guru, kita harus terus berusaha belajar dan meningkatkan kompetensi agar dapat menjadi pendidik yang profesional dan berdampak positif.
HapusNama : Tarenta Syensis Septiani Mbitu
HapusNPM : 2386206068
Kelas : Vb
Izin menanggapi pertanyaan dari Isdiana, pertanyaan nya Mengapa refleksi ini sangat perlu atau harus untuk siswa?menurut saya refleksi itu bukan cuma sesi curhat akhir pelajaran, tapi sebenarnya bagian penting dari pembelajaran kontekstual. Ada beberapa alasan kenapa refleksi itu wajib banget buat peserta didik yaitu biar peserta didik sadar apa yang sudah mereka pelajari.
Kadang anak tuh belajar banyak, tapi nggak ngeh kalau sebenarnya mereka sudah paham sesuatu.
Refleksi bikin mereka “oh ternyata aku bisa ini ya”. Ini ngebantu banget untuk meningkatkan kesadaran diri untuk belajar.
Melatih siswa untuk punya pemikiran berkembang.
Nama : Desy Olivia Sapitri
BalasHapusKelas / Npm : 5D PGSD / 2386206087
menurut saya pak, pembelajaran CTL memang sangat penting ya pak.. karena selaras dengan kebutuhan para peserta didik, apalagi dengan kurikulum saat ini yaitu kurikulum merdeka yg lebih menekankan pada praktek dan cara menerapkannya, tidak hanya teori. Menghubungkan teori dengan pengalaman" belajar siswa, akan menjadikan kegiatan belajar lebih bermakna, seru dan tidak membosankan.
Nama: Andi Nurfika
BalasHapusNPM :2386206017
Kelas : VB (PGSD)
ya saya rasa pembelajaran kontekstual ini bagus untuk diterapkan kepada siswa karena pembelajaran ini mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari kita atau pengalaman yang di alami sendiri dengan konsep kontruktivisme. Mereke juga melakukan pertanyaan dan penyelidikan melalui pengumpulan data dan penarikan kesimpulan dengan melalui itu mereka bisa mencari solusi dari masalah mereka sendiri. disini juga siswa di ajarkan berfikir kritis entah melalui fasilitator guru membantu mereka diskusi agar mereka lebih aktif maupun antar siswa agar mereka lebih pandai menyalurkan pendapat nya kepada teman sebayanya.
apakah teman teman lain ada yang sependapat dengan saya?
Nama : Putri Anggraeni
HapusNPM : 2386206022
Kelas : VB (PGSD)
Vika saya setuju dengan pandanganmu! Ulasanmu lengkap dan langsung kena ke inti mengapa Pembelajaran Kontekstual (CTL) itu penting.
Saya sangat menghargai poinmu bahwa CTL ini mengaitkan konsep dengan kehidupan sehari-hari dan pengalaman siswa sendiri, yang didukung oleh konsep konstruktivisme. Benar sekali, ini membuat materi tidak lagi terasa sebagai kumpulan rumus abstrak, tetapi alat yang fungsional yang dipakai dalam kehidupan.
Saya juga suka sekali penekananmu tentang pentingnya berpikir kritis melalui diskusi. Di sini, siswa diajarkan menyalurkan pendapat kepada teman sebaya dan mencari solusi. Ini menunjukkan bahwa CTL melatih pola pikir kritis dan analitis. Berpikir kritis itu adalah pondasi perkembangan siswa dan soft skill yang sangat vital di masa depan.
Saya sangat setuju denganmu, teman-teman lain pasti sependapat! Terima kasih sudah berbagi pandangan ini.
Saya juga setuju dengan pendapat kamu Andi Nurfika. Pembelajaran kontekstual memang membantu siswa lebih mudah memahami materi karena langsung dikaitkan dengan pengalaman sehari-hari. Saat siswa diajak mengamati, mencoba, dan mencari solusi sendiri, mereka jadi lebih aktif dan terbiasa berpikir kritis.Selain itu, diskusi yang difasilitasi guru juga membuat siswa lebih berani menyampaikan ide dan belajar bekerja sama dengan teman. Jadi menurut saya, CTL bukan hanya membuat pelajaran lebih bermakna, tetapi juga melatih keterampilan hidup yang mereka butuhkan.
HapusNama : Andi Nurfika
BalasHapusNPM :2386206017
Kelas : VB (PGSD)
karena pembelajaran kontekstual ini mempelajari melalui kehidupan sehari-hari jadi guru juga bisa membantu siswa atau menggali pengetahuan siswa atau pengalaman siswa apa yg mereka terapkan di kehidupan sehari-hari saya akan memberikan contoh pembelajaran PKN yaitu gotong royong dari pembelajaran nya seperti mengajak siswa untuk bersama sama membersihkan halaman sekolah dan bisa juga mengajak siswa menanam tanaman di taman. di sini siswa yang terbiasa melakukan bersih bersih di halaman rumah mereka pasti dia akan bahagia saat melakukan atau mempraktikkan pembelajaran ini di lingkungan sekolah. biasanya juga bagi siswa perempuan sangat senang menanam tanaman seperti bunga bunga indah. ini juga bisa menjadi pembelajaran yang menyenangkan untuk mereka
Bener banget Fika Pendekatan Pembelajaran Kontekstual (CTL) yang dijelaskan sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari. Dalam keseharian, kita sering merasa lebih mudah memahami sesuatu ketika contohnya dekat dengan pengalaman hidup kita. Misalnya, saat belajar matematika tentang persentase, siswa akan lebih cepat paham jika guru mencontohkan lewat diskon di supermarket, bukan hanya angka-angka di buku.
HapusApa yang dikatakan John Dewey juga terbukti dalam aktivitas sehari-hari: kita lebih cepat mengerti kalau kita langsung mempraktikkannya. Sama seperti belajar naik sepeda—tidak cukup hanya membaca buku atau menonton video; kita harus benar-benar mencoba. CTL menekankan hal ini dalam pembelajaran di sekolah, membuat materi pelajaran terasa lebih “hidup” dan tidak hanya hafalan.
Penerapan CTL di kurikulum Indonesia juga membantu siswa memahami bahwa pelajaran bukan hal terpisah dari dunia nyata. Contohnya, pelajaran IPA tentang lingkungan menjadi lebih bermakna saat siswa diajak mengamati sampah di sekitar sekolah atau melakukan kegiatan menanam tanaman. Dengan cara ini, belajar menjadi lebih menyenangkan dan memberi dampak nyata pada perilaku anak.
Pendekatan ini penting karena anak-anak zaman sekarang membutuhkan pembelajaran yang tidak hanya mengisi kepala, tetapi juga membentuk keterampilan hidup yang mereka gunakan setiap hari.
BalasHapuskarena pembelajaran ini sebagian besar mengaitkan dengan pengalaman langsung bagaimana jika ada seorang anak yang susah di ajak komunikasi atau kurang suka dalam beraktifitas yang sehingga dia susah untuk menjalani pembelajaran ini karena agak susah untuk di ajak beraktivitas
bagaimana metode yang bisa kita lakukan agar anak tersebut mau dan jadi suka dengan aktivitas pembelajaran ini mohon bisa di bantu dari berbagai pendapat teman teman?
Nama: Dominika Dew Daleq
HapusNPM: 2386206051
Kelas: V.A (PGSD)
Baik, pendapat saya memang benar bahwa pembelajaran kontekstual ini sangat mengandalkan keterlibatan aktif siswa dan pengalamannya langsung. Namun di dalam praktiknya sendiri tidak semua anak-anak ini memiliki karakter yang mudah untuk diajak berkomunikasi atau antusias di dalam keaktifan kelompok, jadi untuk mengatasi tantangan ini guru itu harus bisa melakukan pendekatan yang lebih fleksibel dan empatik.
Nah salah satu metode yang bisa dilakukan oleh guru adalah bagaimana membangun rasa aman dan percaya terlebih dahulu kepada anak-anak, karena anak-anak yang cenderung pasif seringkali membutuhkan waktu atau proses untuk merasa nyaman, sehingga guru bisa memulainya dengan melakukan aktivitas yang bersifat individual atau tidak membuat mereka terintimidasi, seperti melakukan kegiatan menggambar, mewarnai, mengamati benda, atau menjawab pertanyaan sederhana yang dilontarkan oleh guru, di mana pertanyaan itu hanya seputar kehidupan sehari-hari, seperti apa yang kamu lakukan hari ini, apa makanan kesukaanmu, dll, sehingga itu yang membuat anak-anak merasa aman dan nyaman tanpa dipaksa.
Selain itu guru juga bisa menggunakan media yang menarik dan familiar bagi anak-anak seperti memutar video pendek, melakukan permainan interaktif atau bercerita dongeng dan ketika anak-anak mulai tertarik barulah mereka perlahan-lahan bisa untuk diajak ke aktivitas yang lebih kolaboratif.
Jadi yang terpenting dari pembelajaran ini adalah guru perlu mengenali minat dan gaya belajar anak-anak tersebut sehingga bisa mengaitkannya dengan konteks pembelajaran, jadi ketika anak-anak merasa bahwa aktivitas belajar sesuai dengan dunianya, mereka akan lebih terbuka dan termotivasi, meskipun pembelajaran kontekstual ini sendiri menuntut keterlibatan aktif anak-anak dengan strategi yang tepat dan pendekatan yang manusiawi, anak-anak sendiri yang awalnya sulit diajak komunikasi pun bisa berkembang dan menikmati proses pembelajaran yang menarik.
Nama: Nanda Vika Sari
HapusNpm: 2386206053
Kelas: 5B PGSD
Izin menjawab pertanyaan dari Andi Nurfika, menurut sepengetahuan yang saya tahu bagi anak yang mungkin sulit untuk diajak untuk berkomunikasi atau kurang suka untuk beraktivitas, mungkin untuk para guru bisa melakukan beberapa cara, misalnya para guru bisa memberikan pendampingan individu untuk terlebih dahulu sebelum para siswa digabungkan ke kelompok, bisa juga dengan memberikan penguatan yang positif yaitu setiap kali para siswa mau untuk mencoba, sekecil apapun itu kemajuannya.
Nama : Tarenta Syensis Septiani Mbitu
HapusNPM : 2386206068
Kelas : Vb
Menurut saya, kalau ada anak yang agak susah diajak komunikasi atau kurang nyaman sama aktivitas pembelajaran, itu bukan berarti dia nggak mau belajar, lebih ke dia belum nemu cara yang cocok buat dirinya. Jadi, jika kita sebagai guru suasana yang harus kita bangun itu bukan memaksa, tapi kita sebagai guru harus mengajak peserta didik tersebut pelan-pelan sampai dia ngerasa aman dan nyaman dulu. Kadang anak kayak gitu cuma butuh pendekatan yang lebih pribadi, bukan yang kaku. Intinya kita sebagai guru harus menguji dulu perasaan peserta didik tersebut bagaimana, baru deh ajak dia join pelan-pelan. Kalau dari saya cara menyelesaikan masalah tersebut yaitu dengan cara, guru bisa mengajak ngobrol peserta didik tersebut dengan obrolan ringan, tanpa tekanan, kemudian guru dapat tunjukkan bahwa guru hadir sebagai “teman aman”, bukan sekadar pengarah. Mungkin dengan cara seperti itu kita sebagai guru dapat mengubah sifat peserta didik yang tadi nya diam di dalam kelas, kemudian dengan kita menyelesaikan masalah tersebut peserta didik tersebut menjadi anak yang dapat di ajak komunikasi.
Terima kasih banyak atas materi pembelajaran kontekstual yang telah disampaikan. Penjelasan Bapak mengenai sejarah, definisi, prinsip, hingga contoh penerapannya di SD sangat jelas, terstruktur, dan mudah dipahami. Materi ini sangat membantu saya melihat bagaimana teori dapat dipraktikkan secara nyata di dalam kelas. Penjelasan mengenai langkah-langkah implementasinya pasti akan sangat berguna saat kami mengajar nanti.
BalasHapusTerima kasih.
Nama: Elisabeth Calista Putri Alo
BalasHapusNPM : (23862060) 5C PGSD
Terimakasih bapak atas materinya🙏
saya merasa materi tentang pembelajaran kontekstual yang di berikan bapak sangat menarik dan bermanfaat. dengan pendekatan ini , saya menjadi lebih paham bahwa belajar itu bukan cuman menghafal teori, tapi harus bisa mengajarkan pelajaran dengan situasi nyata d sekitar kita. Saya juga setuju kalau pembelajaran yang aktif dan melibatkan siswa secara langsung bisa membuat saya lebih mudah mengerti dan mengingat materi. Menurut saya, cara ini membuat belajar lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
Dan juga saya ingin bertanya kepada Bapak, apakah pembelajaran kontekstual ini cocok di terapkan di semua pelajaran, atau ada mata pelajaran yang lebih sulit untuk menggunakan metode ini?
Nama: Dominika Dew Daleq
HapusNPM: 2386206051
Kelas: V.A (PGSD)
Baik, mohon maaf sebelumnya saya izin 🙏🏻 ingin menanggapi pertanyaan tersebut, jadi menurut saya sendiri setelah dipelajari lebih lanjut ternyata pembelajaran kontekstual itu sangat memungkinkan untuk diterapkan di semua mata pelajaran di tingkat khususnya sekolah dasar, kenapa karena hal ini pendekatan CTL sendiri itu berfokus pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan pengalaman nyata siswa tersebut dan anak-anak usia SD justru sering belajar paling efektif ketika mereka bisa mengaitkan materi tersebut atau pelajaran tersebut dengan kehidupan sehari-hari mereka, dan tentunya memang ada beberapa mata pelajaran yang agak sulit untuk penerapan CTL ini sehingga guru lebih dituntun untuk kreativitas lebih tinggi dalam penerapan CTL ini sendiri seperti contohnya di mata pelajaran pendidikan agama atau bahasa Inggris, kenapa karena sifatnya itu lebih abstrak atau normatif, namun bukan berarti CTL ini tidak bisa digunakan tetapi justru dengan pendekatan yang lebih tepat guru bisa membangun konteks yang relevan, misalnya melalui simulasi, bercerita, atau kegiatan reflektivitas yang lebih mendekat dengan dunia anak-anak itu, sehingga pembelajaran itu dapat tersampaikan dengan baik.
Jadi pembelajaran CTL ini bukan soal bisa atau tidaknya, tetapi bagaimana sih guru mampu merancang pembelajaran yang bermakna dan kontekstual sehingga dapat mendukung lingkungan pembelajaran yang lebih fleksibel dan pemanfaatan sumber daya sekitar, jadi pembelajaran CTL ini bisa diterapkan di semua mata pelajaran khususnya di SD hanya saja itu tergantung dari pemahaman guru dan tingkat kreativitas guru dalam merancang pembelajaran dan CTL ini juga dapat menjadi pendekatan yang menyeluruh dan lebih efektif di semua mata pelajaran di SD.
Saya setuju bahwa pembelajaran kontekstual memang membuat proses belajar jadi lebih bermakna karena siswa tidak hanya menghafal teori, tetapi memahami materi melalui contoh nyata di sekitar mereka. Ketika siswa terlibat langsung dan aktif dalam kegiatan, mereka biasanya lebih cepat mengerti dan lebih mudah mengingat materi, seperti yang kamu sampaikan.
HapusTerkait pertanyaan kamu, pada dasarnya pembelajaran kontekstual bisa diterapkan di hampir semua mata pelajaran. Hanya saja, bentuk kegiatannya perlu disesuaikan dengan karakter materi. Untuk pelajaran seperti IPA, IPS, atau Bahasa Indonesia, penerapannya biasanya lebih mudah karena banyak hal yang bisa dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.
Namun, untuk pelajaran yang sifatnya lebih abstrak seperti Matematika tingkat tinggi, guru perlu lebih kreatif mencari contoh nyata, situasi sehari-hari, atau masalah kontekstual yang relevan. Jadi bukan tidak bisa, tetapi membutuhkan penyesuaian dan kreativitas dalam merancang kegiatan belajarnya.
Nama : Nabilah Aqli Rahman
BalasHapusNPM : 2386206125
Kelas : 5 D PGSD
Sehabis membaca tulisan Bapak kali ini saya jadi semakin tau dan mengerti apa itu pembelajaran kontekstual. Kalau boleh Pak, saya ada sedikit saran. Bagaimana kalau tulisan Bapak selanjutnya tentang pembelajaran kontekstual yang bisa disesuaikan untuk anak-anak yang punya kebutuhan belajar berbeda. Bisa juga ditambahkan kaitan dengan kurikulum merdeka. Seperti "bagaimana pembelajaran kontekstual mendukung profil pelajar pancasila"
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama: Dominika Dew Daleq
BalasHapusNMP: 2386206051
Kelas: V.A (PGSD)
Jadi tanggapan saya terhadap pembelajaran kontekstual (CTL) ini sangat relevan ya untuk diterapkan di sekolah dasar ini, apalagi anak-anak usia dini itu kan cenderung belajar lebih efektif ketika materi pembelajaran yang berkaitan langsung dengan pengalaman mereka dalam kehidupan sehari-hari, CTL ini juga memberikan ruang bagi siswa untuk tidak hanya menerima informasi secara pasif, tetapi juga aktif, mengeksplorasi, bertanya, dan menunjukkan makna dari apa yang telah mereka pelajari. Dengan menghubungkan pelajaran dari pengalaman nyata mereka, contohnya belajar matematika misalnya berapa uang jajan yang kamu gunakan dalam satu hari, jadi mereka belajar langsung dari pengalaman nyata yang mereka alami, atau guru menyuruh mereka mengamati hujan untuk memahami siklus air, jadi guru juga dapat membantu siswa membangun pemahaman yang lebih mendalam tentang apa yang mereka pelajari, sehingga pendekatan ini juga mendorong keterlibatan emosional dan sosial siswa, karena mereka belajar melalui interaksi, kerjasama, dan refleksi.
Namun setelah dilihat lagi ternyata keberhasilan pembelajaran kontekstual atau CTL ini sangat bergantung kepada kreativitas guru dalam merancang kegiatan yang sesuai dengan karakter siswa, dan tidak semua anak itu memiliki gaya belajar yang sama sehingga fleksibilitas dalam metode dan pemilihan media belajar menjadi kunci utama. Nah ketika CTL ini diterapkan dengan cara yang inklusif dan adaptif, pendekatan ini tidak hanya memperkaya proses belajar, tetapi juga membentuk siswa ini menjadi pelajar yang lebih aktif, kritis, dan juga Mandiri sejak dini.
Nama : Andi Nurfika
BalasHapusNPM : 2386206017
Kelas : VB PGSD
izin bapak di sini saya ingin bertanya jika kita sudah menghadapi langsung pembelajaran kontekstual ini apakah kita harus selalu melakukan eksperimen atau memberikan siswa kegiatan yang nyata. atau bisa efektif dengan sekedar materi saja?
Nama: Maya apriyani
HapusNpm: 2386206013
kelas: V.A
izin menanggapi, menurut pendapat saya memang pada pembelajaran kontekstual mengharuskan kita mengaitkan materi dengan kehidupan nyata. tapi menurut saya dalam pembelajaran kita tidak harus selalu melakukan eksperimen atau kegiatan nyata, apabila kondisi tidak memungkinkan, kita bisa mengganti dengan misalnya menjelaskan materi melalui video, gambar yang di mana mengambarkan kegiatan yang nyata, yang terpenting adalah guru bisa mengaitkan pembelajaran dengan hal-hal yang dekat dengan siswa, sehingga pembelajaran bisa menjadi bermakna dan mereka bisa dengan mudah memahami apa yang di ajarkan.
Nama : Putri Anggraeni
HapusNPM : 2386206022
Kelas : VB (PGSD)
Izin menanggapi pertanyaan dari Andi Nurfika dan tanggapan dari Maya Apriyani.
Pertanyaan Andi tentang apakah Pembelajaran Kontekstual (CTL) harus selalu dengan eksperimen atau kegiatan nyata, dan tanggapan Maya bahwa bisa diganti dengan video atau gambar jika kondisi tidak memungkinkan, ini adalah diskusi yang sangat penting dan aplikatif di lapangan.
Saya sependapat dengan Maya bahwa Pembelajaran Kontekstual memang menuntut kita untuk mengaitkan materi dengan kehidupan nyata. Namun, harus diakui bahwa tidak semua materi atau kondisi kelas memungkinkan untuk selalu melakukan eksperimen atau kegiatan fisik secara langsung.
Pembelajaran Kontekstual (CTL) itu fungsinya adalah sebagai jembatan yang menghubungkan rumus-rumus atau konsep abstrak di buku dengan dunia nyata yang dialami siswa setiap hari. Intinya adalah membuat siswa paham fungsi matematika (atau pelajaran lain), bukan hanya menghafal. Oleh karena itu, penggunaan alat bantu visual seperti video, gambar, atau simulasi online seperti yang Maya sebutkan adalah solusi yang sangat efektif. Asalkan, visual tersebut benar-benar merepresentasikan konteks nyata yang dekat dengan kehidupan siswa.
Ketika siswa melihat "Oh, ternyata pecahan itu dipakai saat membagi kue" atau "perbandingan itu dipakai saat belanja" (walaupun hanya dari visual), mereka tidak lagi menghafal, tetapi mereka paham. Ini membuat pembelajaran menjadi bermakna dan transfer ilmu ke konteks lain pun jadi lebih mudah. Sekian dan terimakasihh
Izin menanggapi yah Andi Nurfika Pembelajaran kontekstual memang bertujuan agar siswa dapat mempelajari materi yang dipelajari dengan situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari. Melakukan eksperimen atau kegiatan lapangan adalah salah satu cara yang efektif untuk mencapai tujuan tersebut karena dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Namun, tidak selalu harus melakukan eksperimen yang rumit; kegiatan yang sederhana dan relevan bisa sangat membantu dalam memperkuat pemahaman siswa. Jadi, yang terpenting adalah memastikan kegiatan tersebut mampu membuat siswa aktif dan kritis dalam proses belajar mereka.
HapusNama: Maya Apriyani
BalasHapusNpm: 2386206013
kelas: V.A
menurut pendapat saya dengan adanya pembelajaran kontekstual ini sangat membantu siswa untuk memahami materi di ajarkan dengan mudah. yang di mana saya juga pernah mengalaminya pada saat saya sekolah dasar, pada saat itu kami sedang belajar tentang penjumlahan nah saat itu guru kami mengaitkan penjumlahan itu dengan uang yang di mana biasanya siswa itu kalau membahas tentang uang pasti cepat.
Nama: Maya Apriyani
BalasHapusNpm: 2386206013
Kelas: V.A
dapat saya simpulkan dari bacaan di atas. pembelajaran Kontekstual adalah yang di mana pada proses membelajaran guru di minta untuk mengaitkan setiap materi yang akan di ajarkan dengan situasi yang nyata dengan kehidupan siswa, sehingga siswa dapat menerapkan apa yang mereka pelajari dengan situasi di rumah,sekolah, terutama di masyarakat.
pada pembejaran kontekstual ada namanya konsep konstruktivisme yang di mana membangun pengetahuan siswa dari pengalaman yang di alami siswa secara langsung baik di kelas dan masyarakat. dan juga pada pembelajaran kontekstual lebih berpusat pada siswa melalui pembelajaran kontekstual siswa akan lebih banyak bertanya dan akan terjalin interaksi antar guru dan siswa dengan adanya seperti eksperimen itu akan membuat mereka sangat aktif dan bisa berpikir sehingga mengeluarkan pertanyaan-pertanyaan.
dengan keterkaitan pembelajaran dengan kondisi nyata siswa, maka siswa akan mudah memahami apa yang mereka pelajari.
Terima kasih atas penjelasan yang sangat lengkap dan mendalam mengenai pembelajaran kontekstual kamu dapat menyimpulkan nya. Saya setuju bahwa pendekatan ini sangat penting untuk membantu siswa memahami materi secara nyata dan aplikatif dalam kehidupan sehari-hari. Semoga metode ini terus diterapkan dan berkembang untuk menciptakan proses belajar yang lebih menyenangkan dan bermakna bagi semua siswa.
HapusNama : Andi Nurfika
BalasHapusNPM : 2386206017
Kelas : VB PGSD
di sini menurut saya jika pembelajaran ini berhubungan langsung dengan kehidupan siswa mereka jadi lebih bersemangat untuk mempelajari pembelajaran ini dan lebih mudah memahami konteks-konteks dari pembelajaran ini. Karena sudah mereka menghadapi dan menjalani apa yang ingin mereka cari tahu atau mereka analisis. dan juga pembelajaran ini bagus karna tidak hanya dinilai dari tes ujian saja namun dari kehidupan yang nyata juga.
Saya setuju dengan pendapat Fika, karena pembelajaran kontekstual memang membuat siswa lebih mudah memahami materi melalui pengalaman yang dekat dengan kehidupan mereka. Pendekatan ini juga membantu siswa belajar berpikir kritis ketika mereka mengumpulkan data dan mencari solusi sendiri. Diskusi kelompok yang difasilitasi guru benar-benar membuat siswa jadi lebih aktif dan berani menyampaikan pendapat mereka. Selain itu, cara ini juga membangun kerja sama dan komunikasi antar siswa. Menurut saya, pendekatan seperti ini sangat efektif diterapkan di kelas sekarang yang butuh pembelajaran aktif dan bermakna.
HapusNAMA : DIAS PINASIH
BalasHapusKELAS : 5B PGSD
NPM : 2386206067
saya mau menanggapi materi yang di atas sangat setuju yang bapak ajarkan kepada murid terus sangat memudahkan guru untuk menjelaskan beberapa materi yang ada di atas dan sudah lengkap dengan cara' serta langkah yang di gunakan di kehidupan sehari-hari.
Dan dia materi tersebut juga sudah sangat lengkap yang mna bapak sudah menjelaskan semuanya dan bisa di pelajari oleh guru untuk menjelaskan di anak murid nya guru juga bisa menggunakan metode' yang lain yang mudah di pahami oleh siswa-siswi saat menjelaskan materi pembelajaran kontekstual
HapusMenanggapi materi yang telah saya baca diatas saya ingin berbagi pengalam saya, saat saya merasakan peneraapan pembelajaran kontekstual yaitu pembelajaran yang menerapkan pengetahuan dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari untuk dimanfaatkan baik di sekolah,masyaraakat dan di rumah.
BalasHapusjadi waktu saya masih duduk di bangku SD kami tu punya pembelajarn tentang pemanfaatan bagian pohon kelapa, nah pada pembelajaran ini kami pelajari bagian-bagian pohon kelapa dan manfaatnya, lalu setelah kami pelajari kami diminta guru kami untuk menerapkan pengetahuan kami tadi kepada bagian-bagian pohon kelapa yang dapat diamnfaatkan dalam kehidupan kami sehari-hari, untuk praktiknya sendiri kami diminta menciptakan sesuatu yang berguna dalam kehiidupan sehari-hari dari bagian-bagin pohon kelapa yang menurut kami bermanfaat. nah dari sini saya dapat mengetahui ternyata banyak bagian dari pohon kelapa itu dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya saya sendiri waktu itu dibantu Bapak saya membuat tempat pensil dari tempurung kelapa, nah ada juga teman saya yang memanfaatkan daunnya untuk diambil lidinya dijadikan sapu , lalu ada juga yang mengambil daun mudanya untuk dianyam menjadi ketupat.
sekarang saya sadar ternyata kegiaatan yang sudah saya lakukan ada teori dan konsepnya juga.
berati saya telah merasakan apa itu penerapan pembelajaran konseptual sendiri.
Lanjutan tanggapan saya lagi, diatas ada dijelaskan prinsip-prinsip pembelajaran kontekstual salah satunya konsep teori Kontruktivisme , nah kebetulan disalah satu mata kuliah saya ada juga penjelasan tentang teori ini, menurut saya teori ini memang sangat bagus diterapkan ya, karena ini melatih siswa untuk bisa mengaitkan pengalamannya dengan pembelajaran di kelas.
HapusNah disini juga saya akan menceritakan pengalman saya ketika saya mengalamani penerapan teori kontruktivisme ini, jadi waktu di SD kami tu ada pembelajaran IPA tentang rantai makanan, nah guru saya ini mulai menggali pengalaman siswanya, kebetulan kami yang bersekolah di sekolah itu adalah anak-anak yang suka ngebolang, yaitu mengikuti orang tua kami dikebun, biasanya kalo dikebun itukan kita sesekali membantu orang tua mencabut rumput disekitar tanaman padi nah, pasti ada kita lihat dedaunan padi ada yg bolong-bolong , nah cerita ini juga yang kami sampaikan kepada guru kami , ternyata dari pernyataan atau cerita kami tadi itu dapat dikaitkan dengan pembelajaran kami hari itu yaitu tentang rantai makanan, nah setelah saya baca penjelasan materi diatas saya sadar bahwa teori ini memang baik diterapkan saat pembelajaran karena dapat membantu siswa berpikir diawal, lalu setelah menyelsaikan pembelajaran itu siswa dapat merasakan ingin mengetahui banyak hal agar kegiatan yang dia ceritakan tu bisa dikaitkan kembali kepada pembelajaran selanjutnya.
Nama : Alya Salsabila
BalasHapusNpm : 2386206062
Kelas : V C
Terimakasih bapak, atas materi yang menarik tentang pendekatan kontekstual dalam pembelajaran sejarah, saya jadi tau kalau pembelajaran sejarah itu bisa dikaitkan sama kehidupan sehari-hari kita. menurut saya cara ini bikin belajar jadi lebih seru dan gampang ngerti pembelajarannya.
Nama : Shela Mayangsari
BalasHapusNpm : (2386206056)
Kelas : V C PGSD
Terimakasih,bapak atas materi yang di sampaikan. Menurut Saya Pembelajaran Kontekstual sangat penting untuk dipelajari.Karena mempermudah kita untuk menghitung pengeluaran sehari-hari,dan ilmu ini bermanfaat bagi siapapun yang mempelajarinya.Mendorong siswa lebih aktif,mandiri,dan berpikir kritis.
Nama : Shela Mayangsari Npm : 2386206056
HapusKelas : V C
Materi kontekstual ini dapat membuat siswa mengetahui perbedaan,pengetahuan apa yang dipelajari disekolah dan di lingkungan luar sekolah, dan dibutuhkan guru dan siswa pembelajaran ini sangat efektif untuk memahami konsep secara lebih dalam.
Nama : Shela Mayangsari
HapusNpm : 2386206056
Kelas : V C
Materi ini juga membuat siswa menjadi terampil dalam kerjasama dan bisa berkomunikasi dengan baik dengan teman sekelompoknya.Membuat siswa lebih disiplin dan memiliki kemampuan memecahkan masalah diri sendiri(individu).
Nama : Shela Mayangsari
HapusNpm : 2386206056
Kelas : V C
Materi kontekstual sangat cocok untuk dipelajari karena cenderung memiliki jangkauan informasi yang sangat luas dan baik. Pembelajaran ini juga lebih nyambung dengan kehidupan sehari-hari jadi siswa tidak hanya menghafal dan mendengarkan guru dikelas tetapi bisa mencoba mencari tahu sendiri jawabannya.
Nama : Shela Mayangsari
HapusNpm : 2386206056
Kelas : V C
Dibandingkan dengan cara pembelajaran zaman dulu yang berfokus,pada teori saja CTL ini lebih bagus dan seru saat di pelajari. Jadi anak-anak merasa apa yang mereka pelajari itu sangat berguna untuk kehidupan sehari-hari dan tidak membosankan walaupun di pelajari secara terus-menerus.
Nama: Nur Sinta
BalasHapusNPM: 2386206033
Kelas: 5B PGSD
Saya izin menanggapi materi ini pak, Pembelajaran Kontekstual (CTL) ini sangat memarik sekai, karena menekankan betapa pentingnya untuk menggabungkan materi akademik dengan situasi kehidupan nyata siswa, yang akan memberikan pemahaman mendalam dan bermakna kepada siswa. Dengan pendekatan ini siswa akan lebih mudah memahami dan mengingat konsep akademik apa lagi jika di terapkan pada pelejaran matematika siswa akan lebih semangat dan mengerti kenapa pelajaran matematika penting bagi kehidupan
Nama: Nur Sinta
BalasHapusNPM: 2386206033
Kelas: 5B PGSD
Saya izin menanggapi pak...
Dari yang saya alami sendiri saat pelajaran matematika di saat saya kelas 6 SD saat itu saya dan teman-teman hanya mendengarkan guru menjelaskan di depan bagi saya membosankan sekali dan saya pun kurang paham dengan materi yang di sampaikan beliau bahkan saya lupa dengan materi yang di sampaikan guru tersebut, dengan adanya pembelajaran kontekstual ini siswa jadi aktif dan paham dengan materi karena di kaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Anak-anak juga bisa ingat dengan pelajaran hari ini jika memakai ini dan sangat bermanfaat bagi siswa. Semoga jika saya mengejar nanti bisa menerapkan pembelajaran kontekstual (CTL) ini kepada peserta didik.
Nama : Putri Anggraeni
HapusNPM : 2386206022
Kelas : VB (PGSD)
Sinta, terima kasih banyak sudah berbagi pengalaman pribadi kamu🙏
Pengalamanmu di Kelas 6 SD itu adalah masalah yang biasa di pendidikan matematika. Banyak dari kita merasakan hal yang sama: matematika terasa membosankan dan cepat lupa karena hanya berupa rumus yang susah. Kamu betul, Di sinilah Pembelajaran Kontekstual (CTL) dan problem solving (yang juga mengutamakan konteks) menjadi sangat penting. CTL itu seperti jembatan yang menghubungkan rumus-rumus abstrak di buku dengan dunia nyata yang dialami siswa setiap hari.
Ketika anak-anak melihat, "Oh, ternyata pecahan itu dipakai saat membagi kue," atau "perbandingan itu dipakai saat belanja," mereka tidak lagi menghafal. Mereka jadi paham fungsi matematika.
Aktivitas seperti yang kita rasakan juga otomatis meningkat, karena mereka ditantang untuk menggunakan pengetahuannya, bukan sekadar menerima informasi. Sangat inspiratif melihat calon guru seperti kita memiliki tekad untuk mengubah pengalaman belajar matematika siswa nanti.
nama : Sitti Fatimatus Zehroh
BalasHapusNpm : 2386206020
Prodi/kelas : PGSD/5A
baik terima kasih sebelumnya atas materi yang telah di sampaikan, sebelumnya izin menanggapi pak.
menurut saya pembelajaran dengan model kontekstual ini memang sangat mudah di ajarkan maupun di fahami oleh anak sekolah dasar, karena metode yang diajarkan yaitu dengan cara mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran ini lebih membantu siswa untuk lebih bisa membangun pengetahuan nya berdasarkan pengalaman yang telah ia lewati, juga membantu siswa untuk lebih bisa memahami hubungan antara teori dan juga praktik.
nama : Sitti Fatimatus Zehroh
BalasHapusNpm : 2386206020
Prodi/kelas : PGSD 5A
izin menanggapi kembali pak,
membahas tentang pembelajaran kontekstual, dari yang saya alami sebelumnya pada saat saya sekolah dasar (antara kelas 2 atau 3), saya pernah belajar mengenai materi bahasa inggris tentang jam analog, disitu guru memberikan gambar jam berbentuk lingkaran tetapi tidak ada angkanya, hanya titik-titik saja di dekat lingkaran juga titik di tengah lingkaran, dan juga ada jarum jam yang menunjukkan jam dan menit. kemudian guru menaruh jarum jam di satu titik dekat lingkaran, juga menaruh jarum menit nya di satu titik lainnya. Kemudian siswa di pinta untuk menjawab jam itu 'pukul berapa lewat berapa?'
contoh 'pukul tiga lewat dua puluh menit' namun jawaban nya menggunakan bahasa inggris, jadi 'twenty minutes past three' disitu karena saya sudah biasa menggunakan jam analog saat di rumah, jadi saat menentukan pukul berapa lewat berapa nya saya sudah tau dengan mengingat-ingat kembali, jadi saya tinggal menerjemahkan nya lagi menggunakan bahasa inggris yang menurut saya masih belum bisa pada saat itu. dan menurut saya, saat itu saya menggunakan model pembelajaran kontekstual pada saat menjawab jam analog tersebut.
nama : Sitti Fatimatus Zehroh
BalasHapusnpm : 2386206020
Prodi/kelas : PGSD/5A
membahas tentang pembelajaran kontekstual, saya memiliki pengalaman di mata pelajaran PPKN, terutama tentang sila 5 dasar. Disaat pembelajaran, apabila guru bertanya tentang sikap yang mencerminkan pada sila pertama, kedua, ketiga, keempat dan juga kelima, saya berfikir untuk mengaitkan nya pada hal-hal yang pernah saya alami atau dalam kehidupan sehari-hari saya, misal pada sila pertama 'menjalankan ibadah sesuai agamanya', kedua 'tidak mem beda-bedakan teman, ketiga 'hidup rukun antar tetangga juga teman', keempat 'dapat menghargai pendapat orang lain', kelima 'tidak pilih kasih juga melaksanakan tugas sesuai sesuai tanggung jawab.
Pengalaman seperti ini sangat membantu saya untuk lebih bisa aktif menjawab pertanyaan di dalam kelas, juga pada saat ulangan saya seringkali mendapati soal yang sangat berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
Izin menanggapi, Pak. Materi menurut saya pembelajaran kontekstual ini sangat penting dan harus diajarkan di sekolah, karena pendekatan ini membantu guru mengaitkan materi pelajaran dengan situasi dunia nyata siswa. Dengan begitu, siswa tidak hanya menghafal fakta, tetapi juga memahami bagaimana pengetahuan tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka.
BalasHapusPembelajaran kontekstual ini juga dapat mendorong siswa untuk berpikir kritis dan logis, serta meningkatkan motivasi dan kreativitas mereka. Dengan menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah dimiliki siswa, pembelajaran menjadi lebih bermakna dan mudah dipahami.
Selain itu, pembelajaran kontekstual juga membantu siswa untuk lebih aktif dalam proses belajar. Ketika materi disampaikan melalui contoh yang dekat dengan kehidupan mereka, siswa menjadi lebih mudah memahami makna dari apa yang sedang dipelajari. Mereka tidak hanya menerima informasi, tetapi juga diajak untuk menganalisis, berdiskusi, dan memecahkan masalah berdasarkan pengalaman nyata.
HapusDengan pendekatan seperti ini, proses belajar menjadi lebih menyenangkan karena siswa merasa bahwa apa yang mereka pelajari benar-benar berguna. Hal ini dapat menumbuhkan rasa ingin tahu dan membuat mereka lebih termotivasi untuk belajar. Saya percaya bahwa jika pembelajaran kontekstual diterapkan secara konsisten, maka siswa akan lebih siap menghadapi tantangan di dunia nyata dan memiliki kemampuan berpikir yang lebih matang.
nama: Syahrul
BalasHapuskelas :5D
NPM:2386206092
pembahasan yg sangat menarik karena telah menjelaskannya secara luas.intinya disini pembelajaran kontekstual menghubungkan pelajaran di kelas dengan dunia nyata,jadi siswa GK ngerasa asing terhadap materi dan gak cuman sekedar menghapal materinya.seperti di pelajaran matematika apabila pecahan di kaitkan dengan potongan kue mereka jadi termotivasi dan pemahamannya lebih mendalam
Pengalaman yang pernah saya alami terkait dengan penjelasan yang sangat menarik dan mendalam, seperti yang Syahrul bagikan. Saya pernah mengalami situasi di mana belajar melalui konteks nyata membuat pemahaman saya terhadap materi menjadi lebih dalam dan bermakna. Misalnya, saat saya belajar matematika, memahami konsep melalui contoh nyata dan hubungannya dengan kehidupan sehari-hari sangat membantu saya untuk tidak sekadar menghafal, tetapi benar-benar mengerti. Pengalaman tersebut membuat saya semakin termotivasi dan merasa bahwa proses belajar bisa lebih menyenangkan dan bermakna jika kita menghubungkan pelajaran dengan dunia nyata.
Hapusnama: Syahrul
BalasHapuskelas: 5D
NPM :2386207092
pembahasan ini jg ngasih panduan yg menurut saya praktis dan bisa langsung d terapkan, seperti penggunaan pecahan dalam matematika memperjelas bagaimana CTL ini dapat di wujudkan dalam berbagai mata pelajaran.pendekatan ini juga mastiin hasil belajar gk dinilai dari ujian tapi cara penerapan di kehidupan sehari-hari
Nama: Ratna Andina
BalasHapusNPM:2386206074
Kelas: 5C PGSD
Menurut saya, Pembelajaran kontekstual ini tidak cuma mendengarkan guru berbicara tapi kita bisa mencoba mengaitkan pelajaran dengan pengalaman kita sendiri. Jadi, kita bisa lebih paham karena kita jadi mengingat pengalaman yang pernah kita alami.
Saya sependapat dengan pendapat Ratna Andina tersebut, dan ingin menambahkan bahwa pembelajaran kontekstual membantu siswa mengaitkan materi dengan pengalaman pribadi, serta membantu siswa agar bisa berpikir kritis dan pembelajaran kontekstual sangat efektif untuk membamtu siswa dalam memahami konsep secara mendalam dan relevan.
HapusNama:Elisnawatie
HapusNPM:2386206069
Kelas:5D
Wahh saya setuju dengan pendapat Ratna, karena pembelajaran kontekstual memang membuat proses belajar menjadi lebih bermakna. Dengan mengaitkan pelajaran dengan pengalaman sendiri, siswa tidak hanya mendengar dan menghafal, tetapi benar-benar memahami makna dari apa yang dipelajari. Melalui pengalaman nyata, siswa bisa lebih mudah mengingat, menghubungkan konsep dengan kehidupan sehari-hari, dan menerapkan pengetahuan itu dalam situasi yang berbeda. Pembelajaran seperti ini membuat siswa lebih aktif, berpikir kritis, dan termotivasi untuk belajar.
izin menanggapi, pembelajaran yang menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual pasti akan menarik karena mengaitkan materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata. dengan mengaitkan pembelajaran dengan situasi nyata siswa termotivasi sehingga mereka lebih cepat memahaminya
BalasHapusSaya setuju sama Lidia, menurut saya vibes kelas langsung beda kalau pembelajarannya nyambung ke apa yang mereka lihat atau alami tiap hari. Murid jadi tidak gampang boring karena merasa materinya penting dan relevan. Bagus sih itu bikin belajar jadi enggak sia-sia, plus mereka jadi cepat paham dan tidak perlu effort banyak buat ngertiin konsepnya.
HapusNama: Nur Sinta
BalasHapusNPM: 2386206033
Kelas: VB PGSD
Izin menanggapi pak...
Ternyata pembelajaran (CTL) ini mengajarkan siswa untuk mandiri, siswa mencari sendiri yaitu melalui pengumpulan data, analisis dan siswa di dorong untuk menemukan solusi selanjutnya siswa diminta mempelajari yaitu dengan diajarkan berpikir kritis melalui pertanyaan dan mengaitkan dengan pengalaman sendiri. Di mana ini akan sangat bermanfaat bagi masa depan siswa yang mana mereka akan lebih mandiri tidak terlalu bergantung pada guru saat proses belajar
Apa yang kamu sampaikan benar sekali.CTL memang mendorong siswa untuk lebih mandiri. Saat mereka terbiasa mengumpulkan data sendiri, menganalisis, lalu menemukan solusi, mereka bukan hanya belajar materi, tetapi juga belajar cara berpikir.
HapusPendekatan seperti ini memang sangat berguna untuk masa depan, karena siswa jadi tidak bergantung terus pada guru. Mereka belajar percaya diri dengan proses belajarnya sendiri.
Menurut saya, poin pentingnya adalah bagaimana guru bisa terus memfasilitasi proses itu dengan kegiatan yang relevan dan dekat dengan pengalaman siswa, supaya mereka tetap merasa nyaman dan termotivasi untuk mencoba.
Nama: Hizkia Thiofany
BalasHapusKelas: V A
Npm :2386206001
Baik pak Terima kasih materi, pembelajaran (CTL) ini mengajarkan siswa untuk mencari dan analisis data untuk menemukan solusi dalam memecahkan masalah
Dalam pembelajaran Kontekstual mengajar siswa nya berpikir kritis dengan mengaitkan pengalaman mereka sendiri.
Izin menanggapi yah Hizkia bener banget CTL mengajarkan siswa untuk mencari dan analisis data untuk menemukan solusi dalam memecahkan masalah bukan hanya siswa yang belajar tapi guru pun juga belajar dalam pembelajaran ini bahwa ini mengajarkan kita untuk mencari jalan keluar begitu juga kita bisa kaitkan di kehidupan nyata kita sehari-hari
HapusNama: Nur Sinta
BalasHapusNPM: 2386206033
Kelas: VB PGSD
Izin bertanya pak...
Apa tantangan seorang guru dalam memilih konsep atau topik pembelajaran kontekstual ini karena kan harus relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa, apakah ada kesulitan dan apa saja kesulitannya? Lalu bagaimana jika guru tersebut sudah kehabisan topik yang relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa? 🙏🏻
Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
HapusNpm :2386206058
Kelas : VB PGSD
Izin menjawab yah nur Sinta menurut saya dalam pembelajaran kontekstual memang di perlu kan contoh yang berkaitan dengan kehidupan siswa. Tantangan yang di hadapi guru yaitu mengenai siswa, karena setiap siswa memiliki pengalaman yang berbeda-beda dimana guru juga perlu menyusaikan dengan tujuan belajar nya. Solusinya yang dapat di lakukan oleh guru adalah guru dapat memanfaatkan hal-hal sederhana di sekitar siswa contohnya seperti aktivitas di rumah, kantin, permainan, ataupun lingkungan sekolah dimana sebagai sumber konteks. Jikalau seorang guru merasa kehabisan ide, guru dapat berdiskusi dengan rekan kerja ataupun membuat daftar bersama tentang contoh- contoh kontekstual. Dengan cara ini, guru tidak akan kehabisan topik karena kehidupan sehari-hari siswa selalu menjadi sumber utama.🙏
Nama : Putri Anggraeni
HapusNPM : 2386206022
Kelas : VB (PGSD)
Ijin menanggapi sinta yang sudah bertanya dan Isdiana yang keren tentang Solusinya sangat realistis dan praktis untuk guru-guru kita di SD.
Saya sependapat, kuncinya memang ada di hal-hal sederhana di sekitar siswa (kantin, permainan, sekolah) dan kolaborasi dengan rekan kerja. Itu adalah solusi tidak kehabisan ide yang paling ampuh karena memang keseharian siswa adalah sumber kontekstual yang utama.
Saya izin menambahkan satu poin penting ya, yang sering jadi tantangan di lapangan. Tantangan terbesar lainnya bukan cuma soal beda pengalaman siswa, tapi juga soal keterbatasan waktu guru untuk riset konteks, dan bahaya memilih konteks yang terlalu seru sampai siswa malah lupa tujuan belajarnya.
Nah saya dapat tips dari tante saya yang sudah hamper 10 tahun menjadi guru di SD, untuk solusi next level biar ide konteks tidak habis, kita bisa terapkan prinsip Konstruktivisme (membangun sendiri) dan Inkuiri (menemukan) dari Pembelajaran Kontekstual:
1. Balik Peran: Biarkan siswa yang bertanya dan mencari sendiri konteks nyata yang paling nyambung dengan materi.
2. Sediakan Alat, Bukan Jawabannya: Guru cukup menyediakan alat (seperti link berita atau klip video) dan pancingan pertanyaan agar siswa sendiri yang menemukan keterkaitan dengan materi.
Dengan begitu, guru tidak perlu pusing mencari, dan siswa yang membangun jembatan pemahamannya ke dunia nyata.
Salut dengan pandanganmu, Isdiana! Ini menunjukkan bahwa fokus kita sebagai calon guru adalah membuat konsep yang abstrak jadi terasa membumi bagi anak-anak. Terima kasih sudah berbagi!
Izin menanggapi yah Sinta Jika seorang guru merasa kehabisan topik yang relevan, beberapa strategi dapat diterapkan:
HapusMelakukan Penelusuran (Inkuiri) Bersama Siswa: Libatkan siswa dalam proses perumusan masalah atau topik. Tanyakan kepada mereka tentang isu, hobi, atau kejadian di lingkungan sekitar yang menarik minat mereka. Ini akan memastikan relevansi dan meningkatkan motivasi mereka.
Beradaptasi dengan Peristiwa Lokal dan Global: Manfaatkan kejadian terkini, musim, atau peristiwa budaya lokal sebagai sumber inspirasi topik. Misalnya, membahas bencana alam lokal, pemilihan umum, atau acara olahraga dapat menjadi konteks yang kaya akan pembelajaran.
Menggunakan Pendekatan Berbasis Proyek (PjBL): PjBL secara alami mendorong siswa untuk memecahkan masalah nyata. Guru dapat menetapkan proyek yang berakar pada kehidupan nyata, di mana siswa harus mengaplikasikan berbagai konsep akademik untuk menemukan solusi.
Menurut saya pak, pembelajaran kontekstual ini pendekatan belajar yang baik karena dapat menghubungkan pelajaran dengan kehidupan nyata siswa. Dengan cara ini, siswa tidak hanya belajar dari buku, tetapi juga dapat dari pengalaman sehari-hari yang mereka alami, hal ini pun membuat belajar jadi terasa lebih bermakna.
BalasHapusIzin menanggapi yah Rida saya setuju dengan kamu tentang pembelajaran kontekstual karena dapat menghubungkan pembelajaran dengan kehidupan nyata siswa, dengan cara ini siswa jadi semangat belajar dan gampang untuk memahami pembelajarannya karena mereka melihat di kehidupan nyata jadi mereka bisa melakukannya sehari-hari dan mereka bisa mengambil pengalamannya secara pribadi.
HapusDan saya berpendapat bahwa CTL dapat membantu siswa menjadi lebih mandiri dan aktif dalam belajar. Siswa diajak untuk berpikir kritis, mencari tahu, dan menemukan pengetahuan melalui pengamatan serta kegiatan nyata. Dengan demikian, mereka tidak hanya menerima informasi, tetapi juga memahami cara menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
BalasHapusIzin menambahkan Terkait materi yang telah di paparkan pembelajaran kontekstual pendekatan belajar yang mengaitkan materi pelajaran dengan situasi kehidupan nyata siswa baik dilingkungan rumah, sekolah, maupun masyarakat
HapusIzin menambahkan Terkait materi yang telah di paparkan pembelajaran kontekstual pendekatan belajar yang mengaitkan materi pelajaran dengan situasi kehidupan nyata siswa baik dilingkungan rumah, sekolah, maupun masyarakat
BalasHapusNama: Zakky setiawan
BalasHapusNPM: ( 2385206066 )
Kelas : 5c
Nah materi ini tuh sangat cocok untuk gimana sih cara mengajari anak dengan materi akademik di kehidupan nyata, mungkin orang tua bahkan guru harus memberikan contoh, misalnya ketika anak di suruh oleh orang tuanya untuk membeli barang degan harga yang7 tertera, kemudian orang tuanya memberi uang lebih besar dari harga yang tertera, jadi anak di ajarkan supaya kembalian uang tersebut tidak boleh kurang dari nominal harga tersebut
Nama: Zakky Setiawan
HapusNPM: ( 2386206066 )
Kelas: 5C
Sidikit menambahkan, saya akan memberikan contoh, ketika budi di beri uang oleh ibunya sebesar Rp.50,000, untuk membeli sabun cuci piring dengan harga Rp.10,000, uang kembaliannya tuh harus Rp.40,0000 yang nanti bakal di beri ke ibunya, kalau budi tidak teliti bahkan, kemungkinan si budi disuruh kembali ke warung itu oleh ibunya untuk meminta jumlah kembalian yang benar, biar budi ga jalan 2 kali makanya si budi harus teliti
Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
BalasHapusKelas : VB PGSD
Npm : 2386206058
Baik pak izin menanggapi materi ini, setelah membaca materi ini lagi pak, menurut saya pembelajaran kontekstual sangat bagus diterapkan di sekolah dasar karena dapat membuat siswa belajar dengan cara yang nyata dan bermakna. Mereka jadi bisa menghubungkan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari, bukan sekadar menghafal teori. Dengan cara ini, siswa lebih aktif, berpikir kritis, dan belajar bekerja sama dalam menyelesaikan masalah🙏🏻
Bener banget Isdiana aku sependapat dengan kamu pembelajaran CTL Bagus banget dan cocok kita praktekkan ke siswa nanti dan kita sebagai calon guru kita jadi dapat ilmu yang bermanfaat di sini.
HapusNama: Nanda Vika Sari
BalasHapusNpm: 2386206053
Kelas: 5B PGSD
Pada materi pemebelajaran kontekstual (CTL) menurut saya sudah bagus sebab dalam materi diatas sudah menjelaskan secara lengkap mulai dari prinsip, manfaat, hingga contoh penerapan di sekolah dasar. Memberitahukan sebara penting untuk mengaitkan pelajaran kedalam kehidupan nyata siswa, membuat proses pembelajaran menjadi lebih asik, bermakna, dan tidak sekedar hapalan saja.
Nama : Nadia Vega
BalasHapusKelas : 5C PGSD 2023
NPM : 2386206073
saya setuju dengan bahwa pembelajaran kontekstual adalah pendekatan yang sangat bermanfaat. Dengan metode ini, siswa akan lebih memahami kenapa mereka belajar sesuatu, bukan hanya apa yang dipelajari
Tepat sekali Nadia,pemahaman kenapa ini yang menghilangkan pertanyaan untuk apa saya belajar ini?di benak siswa. Dengan menghilangkan keraguan itu, proses belajar jadi lebih fokus dan hasil belajarnya pun otomatis akan lebih mendalam dan bermakna.
HapusNama : Dita Ayu Safarila
HapusKelas : 5 C
NPM : 2386206048
Bener banget,Maria dan Nadia. aku setuju sama kalian.pemahaman tentang “kenapa ini yang di hilangkan pertanyaan nya untuk apa saya belajar ini?” adalah kunci untuk proses belajar yang bermakna. Mengaitkan materi pelajaran dengan konteks kehidupan nyata siswa seperti CTL secara efektif menghilangkan keraguan siswa tentang relevansi materi. Dengan mengadopsi CTL,kita memastikan bahwa hasil belajar siswa tidak hanya di ukur dari nilai ujian,tetapi dari kemampuan mereka untuk memahami dan menggunakan apa yang mereka pelajari dalam konteks dunia nyata.
Nama:Elisnawatie
BalasHapusNPM:2386206069
Kelas:VD
Saya setuju bahwa pembelajaran kontekstual adalah proses belajar yang mengaitkan materi pelajaran dengan situasi nyata dalam kehidupan siswa , di mana guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa membangun sendiri pengetahuannya melalui pengalaman langsung. Dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme , siswa menjadi lebih aktif dan berpikir kritis karena mereka dilibatkan dalam kegiatan seperti eksperimen dan diskusi yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
Nama:Elisnawatie
BalasHapusNPM:2386206069
Kelas:VD
Bagaimana cara guru menerapkan pembelajaran kontekstual agar siswa benar-benar bisa menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman nyata mereka di rumah atau di lingkungan masyarakat pak
Hallo ka Elisnawatie saya izin menjawab pertanyaanya ya
HapusMenurut pemahaman saya, cara seorang guru untuk menerapkan pembelajaran kontekstual agar siswa benar-benar menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman nyata baik itu di rumah ataupun di lingkungan masyarakat ialah: guru pertama harus mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang pembelajaran yang akan dilangsungkan dengan cara memberikan pertanyaan pemantik untuk mengetahui kaitan pengalaman siswa tentang pembelajaran yang akan dilangsungkan, nah setelah mengetahui bahwa siswa memiliki pengalaman terkait pembelajaran guru bisa menanyakan pengalaman siswa tersebut, memberikan waktu siswa tersebut untuk menceritakan pengalamannya, lalu memberitahukan bahwasanya pengalaman yang telah ia lakukan berkaitan dengan pembelajaran dan guru bisa mengambil pengalaman siswa tersebut lalu mengaitkannya dengan pembelajaran. Ini salah satu penerapan pembelajaran yang baik karena saat memberikan atau menceritakan pengalamannya siswa dapat merasakan ingin mengetahui banyak hal lagi san merasa senang tetunya bisa berbagi cerita, agar kegiatan ia ceritakan bisa dikaitkan kembali pada pembelajaran selanjutnya ini juga bisa melatih keberanian dan kemandirian siswa.
Nama : Maria Ritna Tati
BalasHapusNPM : 2386206009
Kelas : 5 A PGSD
Pembelajaran kontekstual ini sangat menarik dan bagus, apalagi dalam pendekatan pembelajaran yang membantu siswa memahami materi pembelajaran dengan cara mengaitkannya dengan konteks kehidupan nyata siswa,baik di lingkungan keluarga,dan masyarakat.Dengan begini siswa tidak hanya tahu,tetapi juga mereka dapat memahami dan menerapkan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari mereka.
siswa dapat membangun sendiri pengetahuannya berdasarkan pengalaman.siswa juga belajar dengan proses bertanya,dan mencoba serta menemukan.Guru dan peserta didik saling bertanya untuk menggali pemahaman yang lebih luas lagi.dengan begitu membuat pembelajaran di kelas lebih bermakna dengan kemampuan berpikir kritis serta melatih kerja sama dan komunikasi anta guru,siswa dan antar siswa.
Saya juga ada pengalaman dimana saat saya masih diduduk bangku SMA,saat itu kami ada mata pelajaran kimia,dan kami diperintahkan oleh guru kami untuk praktek membuat es putar.kami di bagi menjadi beberapa kelompok dan kami membawa bahan-bahan dan alat untuk praktek membuat es putar.Disini saya akan meceritakan proses pembuatan es putar :
Hapus1.siapkan alat dan bahan seperti;baskom besar,kaleng bekas yang bulat,susu full cream,es batu,garam kasar,dan wadah untuk menaruh es krim jika sudah jadi.
2.letakan kaleng di dalam baskom lalu taruh es batu di dalam baskom.
3.kemudian taburkan garam di atas es batu.
4.Lalu masukan susu full crem di dalam kaleng lalu kaleng di tutup rapat-rapat.
5.Putar kaleng tersebut kira-kira 45-60 menit
6.kemudian buka kaleng dan lihat apakah es krim tersebut sudah jadi atau tidak jika sudah jadi taru di wadah yang sudah di sediakan dan es krim siap di nikmati.
ini adalah contoh praktek pembuatan es krim putar.
saat selesai membuat guru kami bertanya kepada kami : mengapa es putar bisa membeku tanpa freezer,dan guru saya juga memberitahu mengapa bisa es krim tersebut bisa membeku.
Dengan praktek membuat es krim kami mendapatkan pengalaman yang sangat menarik,nyata dan menyenangkan.sehingga sampai sekarang saya masih ingat cara pembuatan es krim putar.menurut saya pembelajaran seperti ini lebih mudah dipahami dan membuat kita mempunyai ingatan jangka panjang,dengan menerapkan pembelajaran dalam konteks kehidupan melalui pengalaman.
Nama: Maya Apriyani
HapusNpm: 2386206013
Kelas: V.A
Wah saya sangat setuju dengan pendapat saudari Tati mengenai pembelajaran kontekstual.
Yang di mana saudara Tati telah mengaitkan dengan pengalaman pribadinya yaitu membuat es putar menurut saya pembelajaran yang seperti ini tentunya sangat menarik perhatian siswa karena mereka bukan hanya dihadapkan dengan buku tulis aja tetapi langsung melakukan praktik sehingga membuat pengalaman nyata dalam diri mereka.
Kemudian dari praktik ini Tentunya membuat pembelajaran ini tidak hanya sekilas lewat saja tetapi tersimpan di ingatan siswa dan menjadi bermakna, dan mudah dipahami oleh siswa.
Kiranya pembelajaran seperti ini dapat diterapkan di Dalam proses pembelajaran.
Terima kasih
Ternyata pembelajaran kontekstual ini tuh bikin nyambung sama kehidupan kita sehari hari, misalnya soal pelajaran matematika yang biasanya bikin pusing, jdi gampang banget kalau diajarin bagi-bagi kue atau pizza. Jdi kita tuh ga cuma baca teori aja tapi kita langsung liat buktinya, Kalau kita udah merasa pelajaran itu penting dan berguna buat kita. Metode belajar ini juga melatih kita jadi mandiri dan juga mikir kritis, ini cara yang paling asik buat bikin kita, jadi siswa aktif banget dikelas. Kita jadi lebih paham dalam jangka panjang dan bekal keterampilan kita juga lebih lengkap. Contohnya pengalaman belajar saya pas saya SMP kelas 2 saya dan teman2 sekelas pernah membuat satu petak sawah tpi kami hanya membersihkan untuk menahan padi 1 bulan 2x kami kebawah untuk melihat apakah di barang padi ada siput dan hama lainya tapi yang paling kami takuti adalah siput karena siput memakan anak2 padi yang baru tumbuh bahkan siput juga makan barang padi dan biasanya siput akan bertelur di batang dan celah2 padi kami akan turun kesawah untuk membuang siput sampai padi mulai berbuah dan berisi saat buahnya mulai tua sampai akhirnya kami panen padinya. Disitu kami belajar berkerja sama merawat dan penting menjaga atau merawat suatu yang penting.
BalasHapusMenurut saya juga metode belajar ini bener-bener memihak siswa, kita dapat belajar dari pengalaman apa yang apa yang kita alami ( di rumah, di taman, disekolah atau dimana pun). Jdi kita juga terbiasa kerja bareng tim atau kelompok ini ini membuat kita merasa bertangungjawab dan kita jadi lebih dewasa dalam beljar, kalau sekolah menerapkan metode belajar kontekstual siswa tidak akan ada yang bermalas-malasan dalam belajar dan siswa juga dapat pembelajaran pemahaman yang mendalam.
BalasHapusSaya sependapat dgn Margaretha bahwa inti dari metode belajar yang baik adalah bagaimana ia memihak pada kebutuhan dan pengalaman siswa. Pendekatan yang Margaretha sebutkan, yaitu mengambil pelajaran dari pengalaman nyata (di rumah, di sekolah, atau di mana pun), adalah cara paling efektif untuk membuat materi menjadi personal dan relevan. Soal kerja tim? Itu bagus sekali, Anak-anak jadi belajar bertanggung jawab sama teman-temannya. Mereka merasa: "Aku harus bantu timku!" Jadi, rasa malas itu langsung hilang, diganti sama semangat buat sukses bareng.
HapusPendapat saya tentang Materi ini sangat menarik terutama dalam Definisi Pembelajaran Konstestual, dimana pembelajaran ini mengaitkan materi pelajaran dengan situasi dunia nyata siswa. Serta mendorong siswa untuk mengeksplorasi dan untuk menemukan ide-ide secara mandiri. Dan pendekatan ini juga dapat membantu siswa memahami dan menggunakan apa yamg mereka pelajari dalam kontes dunia nyata.
BalasHapusNAMA:M.GHOZIANNOOR
BalasHapusKELAS:5D
NPM: 2386206094
Menurut saya nih pak,Pembelajaran Kontekstual (CTL) adalah ide yang sangat bagus dan masuk akal.
Banyak dari kita mungkin pernah merasa di sekolah, "Kapan ya saya akan pakai pelajaran ini di dunia nyata?" CTL menjawab pertanyaan itu. Dengan CTL, belajar tidak lagi hanya di dalam buku, tapi dibawa ke dalam kehidupan sehari-hari siswa.
Keunggulan utamanya adalah membuat pelajaran jadi nyata dan bermakna. Kalau anak bisa melihat pecahan itu seperti membagi pizza, atau penguapan itu seperti air di baju yang basah mengering, mereka akan lebih cepat dan lebih dalam mengerti, serta tidak mudah lupa. Ini juga melatih mereka untuk tidak hanya hafal, tapi jadi pemecah masalah (berpikir kritis) dan lebih mandiri.
Secara keseluruhan, CTL mengubah siswa dari penerima ilmu yang pasif menjadi penjelajah dan penemu pengetahuan yang aktif.
Nama : Dina Marisa
BalasHapusNPM : 2386206016
Kelas : 5A
Materi Pembelajaran Kontekstual (CTL) sangat bagus karena membuat belajar lebih menarik dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.
CTL membantu siswa berpikir kritis dan mandiri, tapi perlu guru yang kreatif untuk menerapkannya dengan baik.
Nama : Dina Marisa
BalasHapusNPM : 2386206016
Kelas : 5A
Materi Pembelajaran Kontekstual (CTL) sangat efektif karena menghubungkan pelajaran dengan kehidupan nyata, membuat siswa lebih mudah memahami.
CTL juga mendorong siswa berpikir kritis dan kreatif, tapi perlu persiapan guru yang matang untuk menerapkannya.
Penerapan CTL di sekolah dasar, seperti menggunakan contoh pembagian kue untuk pecahan, membuat belajar lebih menyenangkan dan bermakna.
Nama : Dina Marisa
BalasHapusNPM : 2386206016
Kelas : 5A
Menurut saya materi ini
- Mudah Dipahami
Penjelasannya jelas dan tidak berbelit-belit, sehingga guru atau calon guru bisa langsung mengerti apa itu CTL dan bagaimana cara menggunakannya.
- Menjelaskan Tujuan CTL dengan Baik
Anda berhasil menunjukkan bahwa CTL itu penting karena membuat siswa belajar dari pengalaman nyata sehingga mereka lebih mudah memahami pelajaran.
- Prinsip-prinsipnya Tepat
Prinsip seperti belajar melalui pengalaman, bertanya, mencari tahu, bekerja kelompok, dan penilaian autentik dijelaskan dengan baik.
- Manfaatnya Jelas
Materi ini menjelaskan bahwa CTL membantu siswa lebih paham, lebih semangat belajar, lebih kritis, dan lebih mandiri. Ini cocok sekali untuk pembelajaran di sekolah dasar.
- Contoh Penerapan Sangat Relevan
Contoh seperti belajar pecahan dengan pizza, memahami siklus air lewat percobaan sederhana, atau menulis cerita berdasarkan pengalaman sehari-hari sangat mudah diterapkan oleh guru.
- Cocok Digunakan untuk Guru
Materi ini bisa langsung dipakai sebagai panduan mengajar, membuat RPP, atau menyiapkan kegiatan pembelajaran.
Menurut saya, konsep pembelajaran kontekstual yang dijelaskan di sini cocok banget diterapkan di kelas karena bikin siswa lebih aktif, kreatif, dan merasa proses belajarnya itu benar-benar dekat dengan kehidupan mereka, jadi nggak cuma sekadar teori tapi juga pengalaman yang bermakna.
BalasHapusNama: Yudha praditya
BalasHapusKelas: 5B PGSD
Npm: 2386206031
Artikel ini sangat bermanfaat karena menjelaskan konsep pembelajaran kontekstual secara lengkap dan mudah dipahami. Penjelasan mengenai definisi, prinsip, manfaat, serta langkah-langkah penerapannya disusun dengan jelas sehingga membantu guru memahami cara menghubungkan materi dengan kehidupan nyata siswa. Contoh penerapan di sekolah dasar juga cukup membantu sebagai gambaran praktis. Akan lebih baik lagi jika ditambahkan contoh khusus untuk pembelajaran sejarah dan beberapa referensi penelitian agar pembahasan semakin kuat secara akademis. Terima kasih atas artikelnya, sangat inspiratif!
Betul Yudha saya juga merasa seperti itu penjelasan ini sangat amat bermanfaat dan mudah untuk kita pahami dari penjelasan,perinsip, manfaat dan langkah langkah nya sangat lengkap apalagi tambah contoh nya jadi kita bisamemahami kalo kita membaca dengan baik.
HapusWaktu belajar operasi hitung, saya pernah mempraktikkan langsung saat berbelanja di warung/toko. Saya menghitung total harga barang yang saya beli, lalu mencoba menghitung kembaliannya sebelum penjual memberikannya. Dari situ saya jadi lebih cepat paham cara menjumlahkan dan mengurangkan angka dalam situasi nyata. Pengalaman ini bikin matematika terasa lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu, saya jadi lebih percaya diri saat harus menghitung tanpa kalkulator.
BalasHapusSaya: Nur Aulia Miftahul Jannah
BalasHapusNPM: 2386206085
Kelas: 5D PGSD
Sayaa setuju pak bahwa pembelajaran kontekstual atau pembelajaran dengan pendekatannya adalah hal hal yang dekat dengan siswa sehari hari itu berefek baik dalam pemahaman anak. Ini karena anak-anak mudah untuk mengenali pembelajaran karna pembelajarannya itu berasal dari hidupnya sehari-hari. Saat anak-anak enak memahami materi dari pembelajaran maka materi yang diberikan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang ada. Ini berarti pembelajaran yang ada berdampak baik tidak hanya bagi anak anak tetapi pada gurunya juga.~~~
(88)
Nama: Nur Aulia Miftahul Jannah
HapusNPM: 2386206085
Kelas: 5D PGSD
Selain itu, ada alasan lain mengapa saya setuju bahwa pembelajaran efektif ini bagus banget diterapkan apalagi pada anak anak di SD. Saat kita memilih pembelajaran kontekstual sebagai pendekatan di kelas anak-anak dapat dengan mudah melihat atau memiliki gambaran langsung di kepalanya tentang materi itu karena sifatnya yang ada pada kehidupan sehari hari. Berbeda jika kita mengajarinya dengan sesuatu yang tidak diketahui atau hal yang belum ada dalam memorynya. Ini terlihat lebih PR dari pada pembelajaran kontekstual karena seolah-olah kita mengajarinya dengan sesuatu yang abstrak yang susah dijangkau oleh anak anak kita.
(89)
Nama: Nur Aulia Miftahul Jannah
HapusNPM: 2386206085
Kelas: 5D PGSD
Syukurnya waktu semester 3 kemarin kita sudah dibekali mata kuliah media pembelajaran. Ini artinya kita udah punya bekal untuk dapat membuat media media yang sekiranya anak-anak itu mudah pahamnya. Kita juga udah tau macam macam media dan tinggal kita sesuaikan saja dengan materinya. Walaupun ya pasti tetap banyak prentelan prentelan yang mesti diurus. Tpi seenggaknya kita udah aware dan prepare untuk hal hal yang dapat meningkatkan pemahaman anak saat pembelajaran, ya itu salah satunya dengan pembelajaran kontekstual dengan media yang menyesuaikan.
(90)
Nama: Yudha Praditya
BalasHapusKelas: 5B PGSD
Npm: 2386206031
“Saya menemukan artikel ini sangat membuka perspektif baru soal bagaimana mengajarkan sejarah dengan cara yang lebih hidup dan relevan. Pendekatan kontekstual (CTL) memang keren karena menghubungkan materi sejarah dengan pengalaman nyata siswa, seperti kehidupan sehari-hari di rumah atau masyarakat. Ini membuat pelajaran tidak cuma jadi hafalan tanggal dan tokoh, tetapi benar-benar bermakna.
Prinsip-prinsip seperti inquiry, refleksi, dan penilaian autentik yang disebut sangat cocok untuk mendorong siswa berpikir kritis dan mengaitkan masa lalu dengan kondisi sekarang. Menurut saya, kalau guru benar-benar menerapkan langkah-langkah CTL seperti yang dijelaskan, siswa akan lebih termotivasi dan bisa melihat manfaat sejarah dalam kehidupan mereka
Izin menanggapi Yudha, saya sangat setuju dengan pendapatmu. Penjelasanmu tentang hal tersebut sangat masuk akal dan menunjukkan pemahaman yang mendalam. Saya setuju bahwa pendekatan tersebut memang efektif dan relevan dalam situasi ini. Terima kasih sudah berbagi pandangan yang mendalam
HapusNama : Jossen
BalasHapusKelas : 5D
NPM : 2386206078
Menurut saya, salah satu manfaat terbesar dari pembelajaran kontekstual adalah kemampuannya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Ketika siswa melihat bagaimana materi pelajaran berhubungan dengan kehidupan mereka, mereka jadi lebih tertarik dan bersemangat untuk belajar."
Saya sependapat. Peningkatan ketertarikan (motivasi) yang kamu sebutkan secara langsung berbanding lurus dengan peningkatan keterlibatan (engagement) siswa di kelas. Siswa yang termotivasi bukan hanya lebih bersemangat, tetapi juga lebih aktif bertanya dan berpartisipasi, yang membuat suasana kelas menjadi jauh lebih hidup.
HapusNama : Tarenta Syensis Septiani Mbitu
BalasHapusKelas : Vb
NPM : 2386206068
Saya sangat setuju bahwa CTL sangat relevan, dan materi yang diberikan tersebut memiliki keterkaitan dengan situasi nyata supaya peserta didik dapat termotivasi dan menilai, nilai praktis dari apa yang peserta didik pelajari. Konsep konstruktivisme prinsip CTL juga bisa membangun pengetahuan dan pengalaman peserta didik. Sedangkan behaviorisme kognitif merupakan peta kognitif dan harapan internal. Dengan CTL, guru tidak hanya mengajar peserta didik dalam bentuk materi, tetapi juga melatih mindset peserta didik untuk selalu mencari tahu alasan dan hubungan sebab-akibat.
Saya setuju pak terkait, materi tentang Pembelajaran Kontekstual ini sangat relevan untuk kita sebagai pendidik. Dengan memahami prinsip-prinsip CTL, kita bisa membuat pembelajaran lebih bermakna bagi siswa dengan menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman mereka sehari-hari. Dan penerapan di sekolah dasar, seperti penggunaan pecahan dalam konteks pembagian makanan, bisa menjadi inspirasi untuk membuat rencana pembelajaran yang lebih menarik dan efektif. Penerapan CTL ini juga membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kolaboratif, yang sangat penting untuk masa depan mereka."
BalasHapusNama: Leoni Wulandari
BalasHapusKelas: 5D
NPM: 2386206088
Menurut saya, pembelajaran kontekstual ini memang sangat membantu karena siswa jadi tidak hanya menghafal, tetapi benar-benar memahami materi lewat pengalaman nyata. Saat belajar dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari, siswa lebih mudah mengerti dan lebih tertarik mengikuti pelajaran.
Saya setuju dengan CTL karena pendekatan ini membuat siswa lebih aktif, berpikir kritis, dan belajar menemukan jawabannya sendiri. Selain itu, contoh-contoh yang diberikan lewat situasi nyata juga membuat pelajaran terasa lebih bermakna bagi mereka.
Saya jadi bertanya-tanya, apakah model pembelajaran kontekstual ini sudah diterapkan secara konsisten di banyak sekolah, terutama di tingkat sekolah dasar?
Izin menjawab ya Leoni Insight kamu mantap banget, relate skli sama kondisi sekarang!
HapusPertanyaan kamu ttg Apakah CTL sudah konsisten diterapkan di SD?
Jawabannya menurut saya Belum full konsisten, ya.
Secara teori, di kurikulum terbaru (Kurikulum Merdeka), approach kontekstual ini wajib banget. Tapi di lapangan, implementasinya masih ''ada tapi nggak ada'' di banyak sekolah. Kenapa? Karena effort banget! Gurunya harus all-out bikin materi yang real-life dan bukan sekadar copy-paste dari buku. Selain itu, mindset guru juga butuh waktu buat berubah dari metode lama.
Jadi, progress-nya ada, tapi butuh support ekstra biar semua sekolah SD bisa konsisten bikin belajar matematika jadi fun dan meaningful kayak yang kamu bilang! Semoga ke depan makin banyak guru yang ready ya!
Nama: Leoni Wulandari
BalasHapusKelas: 5D
NPM: 2386206088
Menurut saya, penting membantu siswa melihat bahwa matematika itu sebenarnya bisa dipelajari oleh semua orang. Dengan menemukan kekuatan mereka dan menghubungkan matematika ke kegiatan sehari-hari, siswa bisa lebih percaya diri dan tidak cepat merasa takut atau menyerah.
Nama: Leoni Wulandari
BalasHapusKelas: 5D
NPM: 2386206088
Menurut saya, cara pandang anak terhadap matematika sangat penting. Kalau sejak awal mereka percaya bahwa mereka mampu, belajar matematika jadi lebih ringan. Menghubungkan matematika dengan kehidupan sehari-hari juga bisa membuat siswa merasa bahwa matematika itu dekat dan tidak menakutkan.
Nama: Nanda Vika Sari
BalasHapusNpm: 2386206053
Kelas: 5B PGSD
Setelah saya membaca materi ini, menurut saya materi diatas ini sudah sangat komperehensif/lengkap sebab pada materi diatas ini tidak hanya menjelaskan mengenai sejarah CTL, tetapi juga memeberikan pemahaman yang lengkap/komplit tentang prinsip-prinsip dasar contohnya seperti konstruktivisme, inquiry, bertanya, refleksi, dan juga penilaian auntentik. Pada penyajian manfaat materi diatas juga cukup jelas, terutama pada bagian menumbuhkan kemampuan berfikir kritis dan juga kemandirian, yaitu yang pada saat ini menjadi keterampilan esensial dalam kurikulum merdeka.
Iya Saya meras seperti itu juga Nanda materi yang bapak jelaskan sangat menarik banget karena menjelaskan pembelajaran kontekstual dari A sampai Z . mulai dari sejarah, prinsip, sampai langkah penerapannya di SD. Cara penyampaiannya juga cukup jelas, jadi mudah dipahami buat guru maupun orang tua. Visual seperti simbol Rho juga bantu biar pembahasan lebih hidup. Cocok banget buat yang lagi nyari referensi metode belajar yang lebih dekat dengan kehidupan nyata anak.
HapusNama: Rosidah
BalasHapusNpm: 2386206034
Kelas: 5B (PGSD)
Saya setuju dengan materi diatas, terutama pada prinsip-prinsip pembelajaran kontekstual, dimana siswa lebih paham belajar hal yang bersangkutan dengan konteks kehidupan nyata. Kadang hal yang dipelajari melalui imajinasi atau diminta membayangkan, akan cepat hilang dari otak kita, sedangkan jika belajar melalui hal yang menciptakan pengalaman langsung itu lebih menciptakan pembelajaran yang bermakna yang lebih lama disimpan oleh otak.
Contoh pembelajaran yang menciptakan pengalaman langsung adalah wawancara, praktik IPA, drama dll
Saya sangat setuju dengan penekanan kamu Rosida pada prinsip-prinsip pembelajaran kontekstual dan pentingnya menciptakan pengalaman belajar langsung.Alasannya adalah:
HapusSesuai Teori Pembelajaran Konstruktivisme: Pengalaman langsung (wawancara, praktik, drama) mendorong siswa untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya (learning by doing), alih-alih hanya menerima informasi. Ketika siswa aktif dalam proses, pengetahuan akan lebih melekat karena melalui proses pemecahan masalah dan penemuan.
Meningkatkan Transfer Pengetahuan: Belajar yang dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata (kontekstual) memudahkan siswa untuk melihat relevansi materi. Hal ini sangat penting agar pengetahuan yang diperoleh di kelas dapat ditransfer dan diaplikasikan saat mereka menghadapi situasi di luar lingkungan akademik.
Memperkuat Ingatan Jangka Panjang: Sebagaimana yang Anda sebutkan, pengalaman langsung melibatkan lebih banyak indra dan emosi. Secara kognitif, hal ini menciptakan jalur saraf yang lebih kuat dan kompleks, yang membuat informasi lebih tahan lama disimpan dalam memori jangka panjang, berbeda dengan sekadar menghafal yang hanya melibatkan memori kerja.
Nama: Leoni Wulandari
BalasHapusKelas: 5D
NPM: 2386206088
Menurut saya, penting sekali membantu siswa membangun pandangan positif tentang matematika. Banyak siswa merasa “tidak bisa,” padahal mereka hanya belum menemukan bagian yang mereka kuasai. Dengan menghubungkan matematika ke kehidupan sehari-hari dan memberi kesempatan siswa mengenali kekuatan mereka, matematika bisa terasa lebih menyenangkan dan tidak menakutkan.
Nama: Leoni Wulandari
BalasHapusKelas: 5D
NPM: 2386206088
Menurut saya, banyak siswa takut matematika karena sudah merasa tidak mampu duluan. Padahal, kalau guru membantu siswa melihat kekuatan mereka dan membuat matematika terasa dekat dengan kehidupan sehari-hari, rasa percaya diri itu bisa tumbuh. Dengan cara seperti itu, pandangan siswa terhadap matematika bisa berubah jadi lebih positif
Nama: Leoni Wulandari
BalasHapusKelas: 5D
NPM: 2386206088
Menurut saya, penting membantu siswa merasa bahwa mereka bisa belajar matematika. Banyak yang takut karena sudah terlanjur berpikir mereka tidak mampu. Kalau guru bisa menunjukkan kekuatan setiap siswa dan mengaitkan matematika dengan kehidupan sehari-hari, rasa percaya diri mereka pasti
Nama: Leoni Wulandari
BalasHapusKelas: 5D
NPM: 2386206088
Menurut saya, cara pandang anak terhadap matematika memang perlu dibentuk sejak awal. Banyak siswa sebenarnya mampu, tapi sudah terlanjur merasa “tidak bisa matematika.” Dengan membantu mereka menemukan kekuatan masing-masing dan mengaitkan matematika dengan kegiatan sehari-hari, mereka bisa lebih percaya diri dan melihat matematika sebagai sesuatu
Nama: Leoni Wulandari
BalasHapusKelas: 5D
NPM: 2386206088
Menurut saya, penting untuk membantu siswa melihat bahwa setiap orang bisa belajar matematika dengan caranya masing-masing. Ketika siswa merasa punya kekuatan dalam matematika, mereka jadi lebih percaya diri. Menghubungkan matematika dengan kehidupan sehari-hari juga membuat pelajaran terasa lebih mudah dan menyenangkan.
Nama: Leoni Wulandari
BalasHapusKelas: 5D
NPM: 2386206088
Menurut saya, penting untuk membantu siswa melihat bahwa matematika itu tidak sesulit yang mereka pikirkan. Dengan menemukan kekuatan mereka dan mengaitkan matematika dengan aktivitas sehari-hari, siswa bisa lebih percaya diri dan akhirnya lebih menikmati belajar matematika.
Izin menanggapi Leoni yah benar banget itu lah apa pentingnya seorang guru bagaimana cara guru menjelaskan dan siswa nya paham tidak takut lagi dengan matematika, sebagian besar kadang takut dengan perhitungan tapi jika menjelaskan nya dengan baik dan tidak menegangkan bisa buat Siwa nya lebih semangat dan cepat menanggapi.
HapusNama: Nanda Vika Sari
BalasHapusNpm: 2386206053
Kelas: 5B PGSD
Secara keseluruhan, pada materi diatas ini berhasil memastikan kalau CTL itu ialah pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan abad ke-21. Pembelajaran terlihat menjadi lebih begitu bermakna, relevan, dan berorientasi pada pengalam. Dengan doanya contoh-contoh aplikatif yang ada di Sekolah Dasar, materi diatas menjadi sangat membantu bagi para guru untuk menguraikan teori menjadi praktik yang nyata didalam kelas.
Materi ctl sudah menjelaskan dengan jelas bahwa pembelajaran kontekstual adalah cara belajar yang menghubungkan pelajaran di kelas dengan kehidupan sehari-hari siswa. Menurut saya penjelasan ini sangat baik karena menunjukkan mengapa pembelajaran kontekstual penting, yaitu agar siswa tidak hanya menghafal, tetapi benar-benar memahami lewat pengalaman. Kurikulum berbasis kompetensi dan kurikulum 2013 menunjukkan bahwa Indonesia sudah menerapkan pendekatan ini dalam pembelajaran.
BalasHapusDari materi yg diberikan Pembelajaran kontekstual ini membuat siswa aktif, mencari, dan menemukan sendiri makna dari apa yang mereka pelajari. Nah hal ini sesuai dengan tujuan utama pendidikan modern, membuat Siswa lebih mandiri dan memahami pelajaran secara lebih nyata dan bermakna.
BalasHapusIzin menanggapi yah bener banget Theresia kalo belajar nya asik begini juga mempermudah siswa nya untuk belajar dan memahami pembelajaran nya
HapusNama : Maria Ritna Tati
BalasHapusNPM:2386206009
Kelas : V A PGSD
Izin menanggapi pak terkait materi ini pembelajaran kontekstual adalah pendekatan yang sangat relevan di era modern ini.dengan menghubungkan materi pelajaran dengan konteks kehidupan nyata, siswa tidak hanya menjadi lebih termotivasi untuk belajar, tetapi juga mampu melihat bagaimana pengetahuan yang mereka peroleh dapat diaplikasikan dalam berbagai situasi sehari-hari.ini membantu mereka mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam dan bermakna tentang materi tersebut.
pembelajaran kontekstual adalah pendekatan yang sangat efektif untuk meningkatkan pemahaman dan motivasi belajar siswa.dengan menghubungkan materi pelajaran dengan konteks kehidupan nyata, siswa menjadi lebih terlibat dalam proses pembelajaran dan mampu melihat relevansi pengetahuan yang mereka peroleh. Ini membantu mereka mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam dan bermakna tentang materi tersebut.
Nama : Maria Ritna Tati
BalasHapusNPM : 2386206009
Kelas : V A PGSD
Langkah-langkah pembelajaran kontekstual yang diuraikan dalam materi ini memberikan panduan yang jelas dan terstruktur bagi para guru.dengan memberikan contoh-contoh konkret, guru dapat lebih mudah mengadaptasi pendekatan ini ke dalam berbagai mata pelajaran dan tingkatan kelas. selain itu, fleksibilitas dalam penggunaan media dan sumber daya juga memungkinkan guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menyajikan materi pelajaran.
Pembelajaran kontekstual tidak hanya membantu siswa memahami materi pelajaran, tetapi juga mengembangkan berbagai keterampilan penting yang dibutuhkan untuk kesuksesan di masa depan.melalui pendekatan ini, siswa belajar untuk berpikir kritis, memecahkan masalah, berkolaborasi dengan orang lain,dan menerapkan pengetahuan mereka dalam konteks yang bermakna.ini membantu mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat yang mampu beradaptasi dengan perubahan dan tantangan di dunia modern.
Nama : Maria Ritna Tati
BalasHapusNPM: 2386206009
Kelas : V A PGSD
Tambahan lagi terkait materi ini menurut saya penilaian autentik dalam pembelajaran kontekstual merupakan aspek penting yang seringkali terabaikan dalam pendekatan pembelajaran tradisional.dengan memberikan tugas-tugas yang relevan dengan dunia nyata, siswa tidak hanya diuji pemahaman mereka tentang materi,tetapi juga kemampuan mereka untuk menerapkan pengetahuan tersebut dalam konteks yang bermakna.ini membantu mereka mengembangkan keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan kolaborasi yang sangat penting untuk kesuksesan di masa depan.implementasi pembelajaran kontekstual membutuhkan komitmen dan dukungan dari semua pihak terkait, termasuk guru, siswa, orang tua, dan pihak sekolah.guru perlu dilatih dan didukung untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang efektif dan relevan dengan konteks kehidupan siswa.siswa perlu didorong untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran dan melihat relevansi pengetahuan yang mereka peroleh.orang tua perlu mendukung pembelajaran siswa di rumah dan memberikan umpan balik yang konstruktif. pihak sekolah perlu menyediakan sumber daya dan fasilitas yang memadai untuk mendukung implementasi pembelajaran kontekstual.
Izin bertanya pak,atau teman -teman bisa menjawab saya mau bertanya tentang Bagaimana tantangan implementasi prinsip 'konstruktivisme' dan 'inkuiri' dalam Pembelajaran Kontekstual dapat diatasi secara efektif di lingkungan Sekolah Dasar yang heterogen, serta bagaimana guru dapat secara kuantitatif mengukur peningkatan pemahaman siswa yang diperoleh melalui pendekatan ini, berbeda dengan metode pengajaran tradisional?
BalasHapusSaya Setuju pak dengan pendapat artikel tersebut karena pembelajaran kontekstual memiliki manfaat besar dalam kehidupan. Dengan menerapkan metode ini, kita belajar untuk memahami dan mengingat ilmu pengetahuan dalam situasi nyata di dunia, seperti di sekolah, rumah, maupun masyarakat. Hal ini membantu kita menjadi pribadi yang lebih aktif, kreatif, dan mampu menyelesaikan masalah dengan pemahaman yang mendalam. Selain itu, pembelajaran kontekstual juga mendorong kita untuk berpikir kritis dan mandiri, sehingga bisa lebih siap menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari dan berkontribusi positif bagi masyarakat.
BalasHapusJadi kesimpulannya dari manfaat materi yang di jelaskan di atas tersebut adalah bahwa pembelajaran secara kontekstual memiliki banyak manfaat, seperti membantu siswa memahami konsep secara mendalam dan relevan dengan kehidupan nyata, meningkatkan motivasi belajar, serta mendorong siswa untuk berpikir kritis, analisis, dan evaluasi secara aktif. Pendekatan ini juga mendukung pengembangan keterampilan sosial, kolaborasi, dan kemandirian siswa dalam proses belajar.
HapusSaya juga punya pengalaman belajar seperti contoh di atas. Saat di sekolah, saya sering menggunakan pendekatan kontekstual, misalnya saat belajar matematika dengan kehidupan sehari-hari, seperti menghitung bahan masakan atau membayar belanjaan. Pendekatan ini sangat membantu saya memahami konsep dengan lebih mudah dan membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan serta bermakna. Jadi, pengalaman saya pun sejalan dengan apa yang ada di artikel ini.
BalasHapusNama : Desy Olivia Sapitri
BalasHapusKelas / Npm : 5D / 2386206087
Pembelajaran kontekstual sangat relevan dan penting meningkatkan kemampuan siswa untuk menerapkan konsep akademik dalam kehidupan nyata dan kita sebagai calon guru kita perlu memiliki kemampuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang menarik dan menyenangkan bagi siswa. Pembelajaran kontekstual dapat membantu siswa menjadi lebih aktif dan terlibat dalam proses belajar.
Pertanyaan saya , Apakah ada contoh spesifik dari pembelajaran kontekstual yang dapat diterapkan dalam mata pelajaran lain, seperti matematika atau bahasa ? dan Bagaimana cara menilai kemampuan siswa dalam pembelajaran kontekstual?
Nama : Desy Olivia Sapitri
BalasHapusKelas / Npm : 5D / 2386206087
Pada materi diatas dijelaskan bagian prinsip inquiry dan pertanyaan sangat penting karena mendorong siswa mengembangkan kebiasaan berpikir kritis dan rasa ingin tahu mereka. Pertanyaan saya pak, bagaimana kami sebagai calon guru dapat merancang aktivitas inquiry yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa, terutama bagi mereka yang belum terbiasa berpikir kritis? 🙏🏻
Nama : Desy Olivia Sapitri
BalasHapusKelas / Npm : 5D / 2386206087
Izin pak 🙏🏻 pada materi diatas dijelaskan manfaat Pembelajaran Kontekstuall memiliki dampak positif yg sangat besar terhadap proses belajar siswa yaa karena materinya dikaitkan dengan kehidupan nyata siswa. Dengan pendekatan ini siswa memahami materi secara mendalam dan juga bisa menerapkannya. Jadi siswa terlibat dalam proses belajar.
Nama : Desy Olivia Sapitri
BalasHapusKelas / Npm : 5D / 2386206087
Pendekatan pembelajaran kontekstual ini relevan dengan pendidikan modern saat ini, karena siswa dituntut bukan sekedar memahami konsep tetapi mampu menerapkannya dalam kehidupan nyata atau bahkan bisa menciptakan, pendekatan ini bisa membangun semangat kemandirian belajar siswa karena siswa terbiasa mencari atau menghubungkan informasi secara mandiri dengan begini pembelajaran menjadi lebih hidup dan bermakna bagi siswa.. 😃
Nama: Imelda Rizky Putri
BalasHapusNpm:2386206024
Kelas:5B
Menurut saya, “CTL itu kayak bikin pelajaran jadi hidup“ siswa nggak cuma duduk dan dengar tapi diajak mikir, mencoba, dan menghubungkan materi dengan dunia nyata jadi belajar itu bukan sekedar hafalan, tapi suatu yang dekat kehidupan mereka sehari-hari. Cocok banget buat anak SD yang masih suka explor dan penasaran dengan banyak hal.
mua bertanya teman teman, jadi gini jika kita melihat secara keseluruhan, pembelajaran kontekstual (CLT) ini kan bukan sekedar metode baru kan yah, tapi lebih seperti sebuah filosofil yang mengingatkat kan kita semua anakn hal mendasar itu, jadi kayak kenapa sih kita harus belajar?
BalasHapusNama: Nur Sinta
HapusNPM: 2386206033
Kelas: VB PGSD
Baik Okta di sini aku akan menjawab Pertanyaanmu
Jadi kalau kita lihat pembelajaran kontekstual (CLT) secara keseluruhan, CLT lebih seperti cara berpikir baru tentang 'apa makna belajar yang sebenarnya' dan ini bukan cuman soal metode baru dalam mengajar ini lebih dari itu, CLT kayak membawa kita balik ke pertanyaan paling dasar dalam pendidikan, kenapa sih kita harus belajar? nah lewat pendekatan kontekstual belajar itu bukan lagi sekedar menghafal rumus atau teori yang besok mungkin lupa, tapi belajar sesuatu yang nyambung dengan kehidupan nyata. Siswa belajar karena mereka merasa "oh ternyata ini kepake buat hidup aku, buat masa depanku" jadi seakan-akan CLT mau mengingatkan bahwa belajar itu bukan untuk nilai semata, bukan juga untuk ujian doang tapi untuk membekali siswa memahami dunia di sekitar mereka dan memecahkan masalah nyata, makanya CLT terlihat seperti filosofi karena ia mengubah cara pandang dari belajar karena disuruh menjadi belajar karena butuh dan paham manfaatnya.
Jadi, inti yang mau ditunjukkan CLT adalah kita belajar karena hidup itu sendiri menuntut kita untuk terus berkembang dan memahami lingkungan kita dan sekolah hanya membantu memfasilitasi proses itu agar lebih terarah dan bermakna.
cukup sekian jawaban dari saya maaf apa bila ada salah kata...
Nama: Yormatiana Datu Limbong
BalasHapusKelas : 5C
Npm : 2386206082
izin menanggapi pak, penjelasan bahwa sejarah bukan tentang menghafal tahun,tokoh,atau peristiwa,tapi bagaimana siswa bisa menyatukan materi dengan kehidupan nyata. Saya setuju bahwa materi ini bisa membuat pembelajaran sejarah terasa lebih hidup dan tidak bosan. Selain itu kalau siswa diajak berpikir kritis, berdiskusi, dan mengamati kondisi sekitar, tentu pembelajaran akan lebih berarti.
NAMA : KORNELIA SUMIATY
BalasHapusNPM : 2386206059
KELAS : 5B PGSD
Menurut saya materi ini ngejelasin gimana Pembelajaran Kontekstual (CTL) adalah pendekatan yang sangat baik karena membantu siswa memahami pelajaran melalui situasi nyata yang mereka temui setiap hari. Pendekatan ini tidak hanya fokus pada hafalan, tetapi pada bagaimana siswa membangun pengetahuan sendiri, menemukan, bertanya, dan mengaitkan pelajaran dengan kehidupan mereka. Prinsip-prinsip CTL seperti konstruktivisme, inquiry, bertanya, refleksi, dan penilaian autentik membuat pembelajaran lebih bermakna dan aktif. Siswa tidak hanya mengerti teori, tetapi juga tahu cara menggunakannya dalam kehidupan nyata. Manfaat yang disampaikan juga jelas: siswa lebih termotivasi, lebih kritis, lebih percaya diri, dan lebih terampil bekerja sama. Guru pun lebih mudah mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman sehari-hari, sehingga pelajaran terasa lebih hidup dan tidak membosankan. Secara keseluruhan, materi ini memberikan gambaran bahwa CTL adalah pendekatan yang sangat relevan untuk pendidikan modern, terutama di sekolah dasar, karena membuat pembelajaran lebih nyata, lebih menarik, dan lebih bermakna bagi siswa.
haii, kornelia iyaa betul ulusan yang sangat bangus dan komprehensif, ini sudah menjelaskan kamu memahami esensi dari pembelajaran kontekstual (CTL) dengan tepat, penjelasan yang kamu berikan juga lebih hidup, tidak membosankan, dan releven untuk anak SD adalah kunci, kamu juga menggaitkan CTL dengan prinsip prinsip yang penting seperti konstruktivisme dan penilaiian auntetik itu.
HapusNama : Dita Ayu Safarila
BalasHapusKelas : 5 C
NPM : 2386206048
Pembelajaran kontekstual bukan sekedar teori baru,tetapi sebuah filosofi penting yang mengakui bahwa pembelajaran paling efektif terjadi ketika siswa melihat keterkaitan langsung antara apa yang mereka pelajari di kelas dengan dunia di luar kelas. Materi ini menegaskan bahwa CTL berfokus pada aplikasi praktis dan penemuan mandiri bukan pada saat pengulangan atau hafalan. CTL adalah jembatan yang menghubungkan ilmu akademik dengan realitas hidup.
Nama : Dita Ayu Safarila
BalasHapusKelas : 5 C
NPM : 2386206048
materi CTL memerikan panduan yang jelas bagi kita mengenai kompetensi utama yang harus dimiliki seorang guru modern. CTL mendorong pengembangan keterampilan yang melampaui kognitif,seperti keterampilan sosial,kerja sama tim dan belajar seumur hidup. Dengan menerapkan langkah langkah CTL kita akan melatih diri untuk menjadi perancang kurikulum mikro yang mampu memilih topik relevan dan mendorong refleksi pada siswa.CTL membentuk kita menjadi guru yang fokus pada makna.