Mengajarkan Berpikir Kritis di Sekolah? Bisa kita lakukan!!!

 Ada dua pertanyaan penting yang sering muncul sebagai pendidik: Bisakah kita mengajarkan seseorang berpikir kritis? dan Bisakah kita mengajarkannya di sekolah? Meskipun terkait, kedua pertanyaan ini sebenarnya berbeda.

Tantangan Mengukur Berpikir Kritis

Pendidikan sering terobsesi dengan hal yang "berbasis penelitian" dan cara mengukur keberhasilan. Tentu saja, pengukuran itu penting. Hampir semua bidang profesional memiliki metrik atau standar evaluasi tertentu untuk menilai keberhasilan. Namun, berpikir kritis menantang mekanisme seperti itu.

Misalnya, di ruang kelas, banyak elemen yang sudah terstruktur:

  • Desain pembelajaran.
  • Pola penilaian.
  • Sistem pelaporan data.
  • Jumlah siswa dalam kelas.
  • Waktu pembelajaran per hari atau per tahun.

Semua hal ini dirancang untuk efisiensi, tetapi sering kali tidak selaras dengan sifat berpikir kritis. Berpikir kritis membutuhkan ruang untuk refleksi, eksplorasi, dan fleksibilitas yang sering kali sulit diterapkan dalam kerangka pendidikan formal.

Sifat Berpikir Kritis

Berpikir kritis itu spesifik, tetapi tidak selalu jelas. Prosesnya lambat dan sering kali tidak langsung. Kadang kita berhenti sejenak, mundur, lalu maju lagi. Ini melibatkan:

  • Bertanya dan mencoba memahami.
  • Merendahkan hati untuk mengakui apa yang belum kita pahami.
  • Menguji kembali asumsi yang kita miliki.

Berpikir kritis tidak hanya terbatas pada ruang kelas. Ia menantang cara berpikir biasa, bahkan membuat kita curiga terhadap keyakinan kita sendiri. Ini penting karena tanpa upaya yang sadar, kita berisiko salah memahami dunia di sekitar kita.

Berpikir Kritis Sebagai Pola Pikir

Berpikir kritis lebih tepat dianggap sebagai pola pikir daripada sekadar keterampilan. Ini adalah kesediaan untuk mempertanyakan, menganalisis, dan melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang. Proses ini membutuhkan kesabaran, ketidakpastian, dan kemampuan menunda keputusan,semua hal yang sering kali tidak cocok dengan cara pendidikan tradisional bekerja.

Apakah Sekolah Dirancang untuk Mengajarkan Berpikir Kritis?

Pertanyaan yang lebih besar mungkin adalah: Apakah sekolah dirancang untuk membantu anak-anak berpikir kritis? Jika jawabannya tidak, maka mungkin sudah saatnya kita mempertanyakan apa tujuan sebenarnya dari pendidikan. Jika berpikir kritis tidak dapat diajarkan, kita perlu memeriksa sistem pendidikan kita dan mencari tahu mengapa.

Hal ini juga berlaku untuk kreativitas, empati, dan pola pikir lainnya. Apakah hal-hal ini benar-benar bisa "diajarkan," atau hanya bisa ditemukan dan dikembangkan jika sudah ada?

Berpikir kritis merupakan bagian penting dari kehidupan yang bermakna. Jika pendidikan tidak mendukung pertumbuhan berpikir kritis, maka itu menunjukkan ada masalah mendasar dalam desain sistem pendidikan kita.

Jadi, apakah kita bisa mengajarkan berpikir kritis di sekolah? Jawabannya jelas: Kita bisa. Namun, apakah sekolah dirancang untuk melakukannya? Itu pertanyaan yang perlu kita jawab bersama.

Referensi

Terrell Heick. 2021. Can We Teach Critical Thinking In Schools?

232 Komentar

  1. Nama: Isdiana Susilowati Ibrahim
    Npm: 2386206058
    Kelas:VB PGSD

    Baik Pak izin bertanya, mengenai elemen penilaian dan sistem pelaporan data di materi di sebut dirancang untuk efesiensi. Pertanyaan saya pak apa keterkaitan nya dengan berpikir kritis dalam sekolah dan bila di terapkan ke sekolah apakah itu akan berpengaruh dengn pola kembang siswa dan cara berpikir nya pak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Putri Anggraeni
      NPM : 2386206022
      Kelas : VB (PGSD)

      Izin menanggapi pertanyaan isdiana tentang "apakah dengan berfikir kritis memengaruhi pola kembang siswa dan cara berpikirnya"

      menurut saya jawabannya iya, pola kembang berfikir berpengaruh karena selama proses berfikir setiap individu berbeda-beda, tergantung bagaimana lingkungan merespon pendapat dari individu tersebut, sehingga menghasilkan sifat atau karakter. Selain itu berfikir kritis merupakan pondasi perkembangan siswa dan menjadi acuan kesuksesan untuk siswa di masa depan.

      Hapus
    2. Nama : Oktavia Ramadani
      NPM : 2386206086
      Kelas : 5D

      Hallo isdi setelah membaca materi diatas kan nah elemen penilaian dan sistem pelaporan data di sekolah memang biasanya dirancang untuk efisiensi , artinya akan berfokus pada angka , skor , dan standar yang mudah diukur , hal ini efektif untuk menilai suatu keterampilan yang jelas dan langsung , misalnya hafalan atau. Kemampuan teknis tertentu , namun , berpikir kritis sifatnya berbeda , ia menuntut refleksi , analis, dan melihat dari berbagai sudut pandang , jika penilaian terlalu kaku atau hanya mengejar hasil yang bisa diukur , siswa cenderung terbiasa mencari jawaban yang cepat atau jawaban yang benar aja tanpa belajar menganalisis atau memahami lebih dalam , dampaknya pada pola perkembangan cara berpikir siswa bisa terbatas , mereka. Akan lebih fokus memenuhi target daripada mengembangkan kemampuan dalam berpikir kritis.

      Hapus
    3. Izin menanggapi sedikit isdiana Keterkaitan berpikir kritis dengan sekolah adalah sekolah adalah tempat yang ideal untuk melatih dan menanamkan kemampuan berpikir kritis pada siswa. Penerapan berpikir kritis di sekolah akan sangat berpengaruh positif pada pola perkembangan dan cara berpikir siswa, menjadikan mereka lebih analitis, inovatif, mandiri, dan terampil dalam memecahkan masalah serta mengambil keputusan yang rasional.

      Hapus
  2. Nama: Is diana Susilowati Ibrahim
    Npm:2386206058
    Kelas: VB PGSD

    Mohon maaf Pak saya izin bertanya lagi, berpikir kritis ini kan membutuhkan ruang untuk refleksi, eksplorasi dan fleksibilitas yang sering kali sulit diterapkan dalam kerangka pendidikan formal. Pertanyaan saya pak bagaimana agar berpikir kritis tidak sulit di terapkan dalam kerangka pendidikan formal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Andi Nurfika
      NPM : 2386206017
      Kelas : VB PGSD

      saya bantu jawab ya isdi
      jadi penerapan berpikir kritis dalam kerangka pendidikan formal itu tidak sulit tetapi jika kita bisa melakukan strategi yang tepat. proses penerapan ini dapat berjalan secara efektif jika guru mampu menghubungkan materi yang realitas kehidupan sehari-hari sehingga siswa merasa pembelajaran lebih relevan dan bermanfaat. lingkungan belajar yang aman bisa ditimbulkan karena adanya siswa yang berani mengemukakan pendapatnya, terbuka, dan menghargai pendapat hal ini dapat mendorong siswa untuk berpendapat tanpa takut salah. dengan kombinasi unsur-unsur tersebut berpikir kritis tidak lagi dipandang sebagai keterampilan yang sulit, namun menjadi bagian alami dari pembelajaran sehingga membentuk siswa lebih mandiri,aktif, kreatif dan siap menghadapi tantangan di dunia nyata .
      semoga bermanfaat ☺️🙏🏻

      Hapus
    2. Nama: Nanda Vika Sari
      Npm: 2386206053
      Kelas: 5B PGSD

      Izin menjawab pertanyaan dari Isdiana Susilowati Ibrahim, menurut sepengetahuan yang saya ketahui berpikir kritis itu bisa sangan lebih mudah untuk bisa diterapkan dalam pendidikan formal jikalau sekolah dan para guru itu bisa menyediakan ruang kecil namun harus konsisten untuk proses berpikir misalnya dengan menggunakan pertanyaan terbuka, bukanlah hanya jawaban tunggal saja, mengurangi fokus pada hapalan namun tingkatkan diskusi dan analisis, bisa juga para guru memberikan waktu refleksi yang singkat untuk para siswa , misalnya adengan waktu 2-3 menit setelah sesi mengerjakan soal atau diskusi. Mungkin dengan adanya langkah sederhana dan juga rutin seperti itu, berpikir kritis itu bisa tetap tumbuh tanpa harus keluar dari struktur sekolah formal.

      Hapus
    3. Nama : Putri Anggraeni
      NPM : 2386206022
      Kelas : VB (PGSD)

      Izin menanggapi Isdiana. Pertanyaan Kamu ini adalah solusi nyata untuk kerisauan kita tentang sistem kaku. Agar berpikir kritis tidak sulit diterapkan, kita harus fokus mengubah mindset di kelas dari menuntut jawaban cepat menjadi mendorong perjalanan berpikir yang sabar. Caranya adalah dengan memberikan kerangka berpikir yang eksplisitmelalui langkah-langkah Polya yang Memahami, Merencanakan, Mengecek, sehingga siswa memiliki peta untuk melakukan refleksi dan menyusun strategi. Memberikan lembar kerja terstruktur dan menggunakan soal kontekstual yang menuntut analisis adalah kunci untuk menciptakan ruang eksplorasi di tengah kerangka pendidikan formal, terimakasih

      Hapus
  3. Nama:Elisnawatie
    kelas :VD
    NPM:2386206069

    Mohon maaf pak izin bertanya bapak menyebutkan bahwa berpikir kritis membutuhkan kesabaran, ketidakpastian, dan kemampuan menunda keputusan. Mengapa hal - hal ini penting dalam proses berpikir kritis?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Dominika Dew Daleq
      NPM: 2386206051
      Kelas: V.A (PGSD)

      Izin menanggapi pertanyaan diatas 🙏🏻

      Jadi, berpikir kritis juga membutuhkan kesabaran karena kita harus menelaah informasi dari banyak hal sebelum kita menyimpulkan, ketidakpastian juga penting agar kita dapat mempertimbangkan semua kemungkinan sebelum kita mengambil keputusan yang tepat, dan yang terakhir itu kemampuan menunda keputusan disini dapat membantu kita berpikir lebih matang dan tidak terburu-buru dalam mengambil tindakan yang salah.

      Itulah mengapa hal-hal tersebut penting dalam proses berpikir kritis.

      Hapus
    2. Nama : Oktavia Ramadani
      NPM : 2386206086
      Kelas : 5D

      Hallo elis hal - hal itu semua penting karena berpikir kritis itu bukan sekedar mencari jawaban yang cepat , tapi juga menganalisis informasi , mempertimbangkan berbagai sudut pandang dan mengevaluasi asumsi , kesabaran diperlukan untuk merenungkan , menghadapi suatu ketidakpastian dan membantu kita terbuka terhadap kemungkinan yang baru , dan menunda keputusan memberi waktu untuk membuat penilaian yang lebih tepat dan juga matang.

      Hapus
    3. Nama: Nanda Vika Sari
      Npm: 2386206053
      Kelas: 5B PGSD

      Izin menjawab pertanyaan dari Elisnawatie, menurut sepengetahuan yang saya ketahui itu disebut penting sebab kesabaran itu dapat memungkinkan para siswa untuk berpikir lebih dalam lagi, tidak tergesah - gesah untuk mengambil sebuah jawaban yang dangkal/sepele, Kalau ketidakpastian itu dapat membuat para siswa untuk mau mengeksplorasi berbagai kemungkinan dan juga mereka tidak berpaku di pada satu cara pikirnya saja. Sedangkan menunda keputusan itu bisa memberikan waktu untuk mereka bisa mampu mengumpulkan infirmasi, mempertimbangkan bukti, dan juga untuk menguji asumsi/anggapan mereka sebelum menentukan kesimpulannya.

      Hapus
    4. Nama : Putri Anggraeni
      NPM : 2386206022
      Kelas : VB (PGSD)

      Izin menanggapi Elisnawatie, pertanyaan kamu. Kesabaran, ketidakpastian, dan menunda keputusan itu sangat penting karena berpikir kritis adalah perjalanan berpikir , bukan sekadar mencari jawaban cepat. Sifat ini melatih kesabaran kita agar tidak terburu-buru mengambil kesimpulan yang sering didorong oleh sistem yang menuntut cepat dan efisien, melainkan memaksa kita untuk mengumpulkan bukti dan mempertimbangkan banyak sudut pandang. Sifat ini juga berkaitan dengan pembentukan karakter , karena kita harus merendahkan hati untuk mengakui apa yang belum, sekian terimakasihh

      Hapus
    5. Nama:Imelda Rizky Putri
      Npm:2386206024
      Kelas:5B

      Izin menjawab pertanyaan dari Elisnawatie, menurut saya, berpikir kritis memang butuh kesabaran ketidakpastian dan kemampuan menunda keputusan. Jadi kesabaran itu supaya kita tidak buru-buru dalam mengambil kesimpulan atau keputusan, menerima ketidakpastian Karena tidak semua hal itu punya jawaban yang cepat dan menunda keputusan adalah memberi ruang untuk analisis lebih dalam. Jadi ketiga hal itu penting karena berpikir kritis bukan sekedar mencari jawaban, tapi memastikan keputusan yang kita buat benar-benar didukung alasan dan bukti yang kuat.

      Hapus
  4. Nama:Elisnawatie
    Kelas:VD
    NPM:2386206069

    Izin menjawab lagi pak
    Saya sudah mengerti sma penyampaian bapak diatas ,bapak menjelaskan bahwa berpikir kritis adalah proses yang lambat, tidak langsung, dan spesifik yang menuntut kerendahan hati untuk mengakui ketidaktahuan, kemauan untuk menguji kembali asumsi, serta pertanyaan dan pemahaman yang berkelanjutan, yang mana ini semua penting untuk memahami dunia dan menantang keyakinan diri sendiri, dan tidak terbatas hanya di lingkungan akademis.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Putri Anggraeni
      NPM : 2386206022
      Kelas : VB (PGSD)

      Izin menanggapi pendapat Elisnawatie, saya setuju dengan pandapat Elisnawatie. Menurut saya kesabaran, ketidakpastian, dan menunda keputusan itu juga sangat penting karena berpikir kritis adalah perjalanan berpikir, bukan sekadar mencari jawaban cepat. Sifat ini melatih kesabaran kita agar tidak terburu-buru mengambil kesimpulan (yang sering didorong oleh sistem yang menuntut cepat dan efisien), melainkan memaksa kita untuk mengumpulkan bukti dan mempertimbangkan banyak sudut pandang. Sifat ini juga berkaitan dengan pembentukan karakter, karena kita harus merendahkan hati untuk mengakui apa yang belum kita pahami, sehingga solusi yang ditemukan adalah milik kita sepenuhnya.

      Hapus
  5. Nama :Bella Ayu Pusdita
    Kelas : 5D
    Nim:23862206114
    Izin bertanya pak
    Bagaimana cara yang terbaik untuk mengintegrasikan pengajaran keterampilan berpikir kritis secara jelas dan terbuka kedalam mata pelajaran yang berbeda tanpa menjadikan mata pelajaran yang terpisah dan tersosialisasi?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Andi Nurfika
      NPM: 2386206017
      Kelas : VB PGSD

      Izin bantu jawab sedikit.
      Jadi pengajaran keterampilan berbaris ini tidak perlu dijadikan mata pelajaran terpisah tapi dapat di salurkan secara alami di dalam setiap bidang studi. Guru bisa memasukkan poin-poin berpikir kritis melalui misalnya tujuan pembelajaran pertanyaan dengan kesusahan yang tinggi dan kegiatan yang lebih menantang analisis siswa. Setiap mata pelajaran baik bahasa Indonesia IPA maupun IPS dapat menjadi tempat untuk melatih siswa memikirkan menilai dan mengambil keputusan yang tepat. Model pembelajaran seperti inkuiri dan problem based learning membantu siswa untuk mandiri dan menemukan jalan yang benar sendiri atau solusi yang benar, ada pula refleksi dan penilaian berbasis proses bisa menumbuhkan kesadaran siswa terhadap berpikirnya integrasi ini juga membantu siswa untuk memahami hubungan antara pelajaran dan kehidupan nyata. Jadi berpikir kritis ini bisa jadi bagian dari pembelajaran dengan memasukkan pemikiran kritis dalam pelajaran siswa menjadi individu yang cerdas dapat menganalisis sendiri dan mampu menghadapi tantangan dan pemikiran terbuka. Terimakasih semoga bermanfaat 🙏🏻

      Hapus
    2. Nama : Putri Anggraeni
      NPM : 2386206022
      Kelas : VB (PGSD)

      Izin menanggapi pertanyaan Bella. Saya sependapat bahwa berpikir kritis harus menjadi pondasi di semua mata pelajaran agar terasah secara fungsional, bukan menjadi teori yang terpisah. Cara terbaik untuk mengintegrasikannya secara halus adalah dengan fokus pada proses berpikir siswa, yaitu melalui tiga kunci utama: pertama, gunakan Kerangka Problem Solving (seperti langkah-langkah Polya) di semua mata pelajaran untuk melatih pola pikir terstruktur dan analitis; kedua, terapkan Strategi Questioningdan Reflection yang memaksa siswa mengevaluasi materi dengan pertanyaan "Mengapa" dan "Bagaimana Jika"; dan ketiga, wajibkan Tugas Kontekstual yang menuntut siswa untuk menganalisis dan menggunakan pengetahuannya sebagai alat fungsional di dunia nyata. Sekian terimakasih

      Hapus
    3. Nama: Nanda Vika sari
      Npm: 2386206053
      Kelas: 5B PGSD

      Izin menjawab pertanyaan dari Bella Ayu Pusdita, menurut sepengetahuan yang saya ketahui mungkin bisa dengan cara munyisipkan sebuah praktik berpikir kritis langsung dalam kegiatan pembelajaran para siswa di setiap mata pelajarannya, misalnya dengan meminta tolong kepada para siswa untuk bisa menjelaskan mengenai alasan mereka dibalik jawabn mereka tersebut, didalam apapun itu mata pelajarannya, mungkin bisa juga dengan menggunakan diskusi singkat untuk menilai ide mereka, bukan hanya sekedar hasilnya saja.

      Hapus
  6. Nama:Bella Ayu Pusdita
    Kelas:5d
    Nim:2386206114
    Izin bertanya lagi pak
    Bagaimana sekolah bisa memastikan kalau materi dan tantangan yang digunakan ini untuk melatih berpikir kritis relevan dengan dunia nyata dan tantangan apa yang di hadapi siswa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
      Npm : 2386206058
      Kelas : VB PGSD

      Izin menjawab pertanyaan dari saudari Bella Pak, sekolah dapat memastikannya dengan cara mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman sehari-hari siswa, yang di mana dapat mendorong siswa untuk bertanya dan juga Mencari Alasan dari setiap halnya. Dengan cara seperti itu, siswa dapat belajar memahami dan juga siap dalam menghadapi tantangan nyata bukan sekedar hanya menghafal pembelajaran tersebut🙏

      Hapus
    2. Nama:Elisnawatie
      NPM:2386206069
      Kelas:5D

      Haloo ka Bella izin menjawab
      Menurut saya Sekolah bisa memastikan relevansi materi dengan membawa dunia nyata ke dalam kelas melalui proyek, kolaborasi, dan konteks kehidupan siswa.
      Namun, untuk berhasil sekolah juga perlu membantu siswa beradaptasi dengan cara berpikir kritis melalui pembiasaan, bimbingan guru, dan dukungan lingkungan belajar yang terbuka.

      Hapus
    3. Nama: Nanda Vika Sari
      Npm: 2386206053
      Kelas: 5B PGSD

      Izin menjawab pertanyaan dari Bella Ayu Pusdita, menurut sepengetahuan yang saya ketaui mungkin sekolah bisa memastikan mengenai materi dan juga tantangan itu untuk melatih para siswa utuk berpikir kritis releven dengan dunia nyata misalnya bisa dengan cara mengaitkan materi para siswa dengan konteks lokal yaitu seperti masalah yang mungkin ada dilingkungan sekolah, di rumah, maupun di masyarakat, bisa juga dengan berkolaborasi dengan orang tua atau sebuah komunitas agar sekolah itu tahu apa masalah dan juga kompetensi apa yang mungkin dibutuhkan oleh para siswa di luar kelas itu. Dengan adanya langkah itu, mungkin dapat membuat para siswa itu untuk berlatih berpikir kritisnya menjadi lebih bermakna, hudup, dan juga berasa lebih releven/penting lagi bagi para siswa.

      Hapus
    4. Nama : Putri Anggraeni
      NPM : 2386206022
      Kelas : VB (PGSD)

      Izin menanggapi pertanyaan Bella ini. Untuk memastikan materi berpikir kritis relevan dengan dunia nyata dan tantangan siswa, sekolah harus mengubah fokus dari sekadar menguji kemampuan kognitif menjadi pembinaan jiwa dan pembentukan akhlak yang luhur, sejalan dengan filosofi bahwa ilmu tanpa etika akan membahayakan. Kunci emasnya adalah menerapkan Problem Solving pada Studi Kasus Kontekstual yang menantang siswa di aspek sosial dan etika, seperti kasus yang memerlukan pertanggungjawaban etis, bukan hanya perhitungan. Sekolah harus mendorong Kemerdekaan Berpikir dengan menolak sistem hafalan dan meminta siswa untuk berpikir mandiri, rasional, dan terbuka, sehingga mereka menyadari bahwa pengetahuan adalah alat yang fungsional, bahkan vital yang harus digunakan secara benar. Dengan cara ini, materi tidak hanya menjadi teori, tetapi dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari, sekaligus membekali siswa dengan kesimbangan antara akal, hati, dan iman untuk menghadapi tantangan di era digital. Terimakasihh

      Hapus
  7. Nama :Bella Ayu Pusdita
    Kelas :5d
    Nim :2386206114
    Izin menjawab lagi pak🙏
    Dari materi diatas tadi saya jadi tau kalau berpikir kritis itu sangat penting dan merupakan salah satu tujuan utama pendidikan modern. Berpikir kritis membekali siswa dengan mengamati informasi dan membuat keputusan yang beralasan,karena semua nya penting untuk sukses dikehudupan akademis, profesional dan pribadi.

    BalasHapus
  8. Nama : Oktavia Ramadani
    NPM : 2386206086
    Kelas : 5D

    Materi ini sangat menarik karena memiliki tantangan yang besar dalam dunia pendidikan yaitu gimana sih guru mengajarkan siswa untuk berpikir kritis di sekolah , berpikir kritis itu bukan sekedar keterampilan teknis yang bisa diajarkan dengan langkah yang praktis tetapi merupakan sebuah pola pikir yang membutuhkan kesadaran, dan kesabaran hati

    BalasHapus
  9. Nama: Oktavia Ramadani
    NPM : 2386206086
    Kelas : 5D

    Saya Izin menambahkan pak , ternyata berpikir kritis ini lebih tepat ya sebagai pola pikir dari pada keterampilan , dan berpikir kritis ini merupakan bagian yang penting , jika pendidikan tidak mendukung pertumbuhan berpikir kritis siswa , maka itu menunjukkan akan adanya masalah yang mendasar dalam sistem pendidikannya , siswa yang berpikir kritis dapat mempertanyakan , menganalisis dan kemampuan untuk menunda keputusan.

    BalasHapus
  10. Nama : Oktavia Ramdani
    Npm : 2386206086
    Kelas : 5D

    Oh iya pak saya dulu mempunyai pengalaman nih berpikir kritis di sebuah organisasi di mana adanya masalah yang menurut saya susah terpecahkan , karena di mana saya sebagai ketua panitia pelaksana di acara di osis tetapi saya juga sebagai koordinator pdd di acara yang sama karena waktu itu adanya collab antara OSIS dan rohis , dan saya berpikir kritis gimana sih agar saya bisa membagi waktu saya , karena saya jujur sulit memecahkan masalah sendirian jadi saya tanya ke ketua umum sambil berunding gimana ini solusinya , dan akhirnya adanya kolaborasi pikiran saya dapat menemukan solusi nya.

    BalasHapus
  11. iy pak kita itu harus punya sifat berfikir kritis supaya kita bisa merendahkan hati untuk mengakui apa yang belum kita pahami dan bisa mencoba hal yang baru atau membelajarinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Putri Anggraeni
      NPM : 2386206022
      Kelas : VB (PGSD)


      betull arifin saya setuju dengan kamu, berpikir kritis itu bukan hanya soal menguasai rumus , tetapi tentang perjalanan berpikir yang melatih kerendahan hati, kesabaran dan mendorong kita untuk berani bertindak mencoba hal baru, sejalan dengan prinsip problem solving. Hal inilah yang membuat kita menjadi pembelajar seumur hidup dan mampu menghadapi tantangan sosial etika , bukan hanya manusia yang didorong sistem untuk berfikir dengan cepat dan efisien. 👍🏻👍🏻

      Hapus
  12. iya pak dari materi tentangan mengukur berpikir kritis itu saya jadi tau kalau berfikir kritis itu membutuhkan ruang untuk refleksi,eskplorasi,dan fleksibilitas yang sering kali kita sulit diterapkan dalam kerangka pendidikan formal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Putri Anggraeni
      NPM : 2386206022
      Kelas : VB (PGSD)

      arifin ijin setuju lagi dengan pendapat kamu yang ini, Ternyata berpikir kritis membutuhkan ruang refleksi dan eksplorasi yang sayangnya sering terhambat oleh tuntutan sistem yang serba cepat dan efisien. Hal ini terjadi karena fokus pendidikan masih pada hasil dan aspek kognitif , padahal berpikir kritis itu adalah perjalanan berpikir yang membutuhkan kesabaran dan melatih siswa untuk berani bertindak. Tugas kita sebagai calon guru adalah menyediakan ruang fleksibilitas itu melalui kerangka problem solving Polya , agar solusi yang ditemukan siswa adalah milik mereka sepenuhnya dan pembelajaran menjadi berkesan dan bermakna. Terimakasihh arifin

      Hapus
  13. Nama: Nanda Vika Sari
    Kelas: 5B PGSD
    Npm: 2386206953

    Izin menanggapi bapak, menurut saya berpikir kritis bisa diajarkan, namun membutuhkan lingkungan belajar yang mudah menyesuaikan dan memicu pemikiran bukanlah sekedar tantang penilaian angka. Tetapi jsekolah seharusnya tidak hanya mengajar ketepatan namun juga haru menyediakan ruang bagi siswa untuk bertanya, menguraikan, dan meneguhkan dugaan supaya cara berpikir tajam benar-benar meningkat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Naida Dwi Nur Herlianawati
      Kelas : 5 B
      Npm : 2386206042

      setuju nanda sedikit tambahan Intinya, kemampuan berpikir kritis itu bisa banget diajarkan. Tapi, sekolah harus bikin suasana belajar yang enak, yang membuat siswa berani bertanya, mengolah, dan membuktikan ide mereka sendiri.
      Jangan cuma kejar nilai atau jawaban yang benar saja. Kalau siswa diberi ruang untuk "mengasah pikiran," maka mereka akan jadi pribadi yang cerdas dan logis.

      Hapus
  14. Nama : Putri Anggraeni
    NPM : 2386206022
    Kelas : VB (PGSD)

    Mohon izin untuk bertanya pak, jika berfikir kritis merupakan hal yang penting untuk menghadapi dunia. lantas mengapa system Pendidikan yang berlaku lebih mengajarkan anak didik untuk berfikir dengan cepat dan efisien. lalu apa yang lebih penting untuk diajarkan terlebih dahulu? apakah Pendidikan formal yang terpoin secara efisien atau berfikir kritis yang memiliki pandangan luas dan berkarakter yang dapat dimiliki setiap siswa,
    terimakasih pak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Putri Lestari Pinang
      NPM : 2386206081
      Kelas : 5D PGSD

      Izin menjawab, menurut saya berpikir kritis lebih penting untuk diajarkan terlebih dahulu. Karena berpikir kritis membantu siswa mengembangkan kemampuan analisis yang baik, membantu siswa mengembangkan kemampuan pemecahan masalah yang baik juga dengan berpikir kritis, siswa dapat membuat keputusan yang lebih tepat dan efektif. Dengan demikian, berpikir kritis dahulu akan membuat siswa berpikir secara cepat dan efisien.

      Hapus
    2. Nama: Nanda Vika Sari
      Npm: 2386206053
      Kelas: 5B PGSD

      Izin menjawab pertanyaan dari Putri Anggraeni, menurut sepengetahuan yang saya ketahui sistem pedidikan itu biasanya lebih cenderung ke arah menekankan kecepatan dan efisiensi dikarenakan sekolah itu dibangun untuk mengelola banyak siswa/murid, kurikulum yang padat, dan juga tuntutan/syarat yang harus terukur dan juga cepat. Dari hal-hal itu yang membuat sekolah itu lebih mudah menilai sebuah "jawaban cepat" dibandingkan "proses berpikir yang mendalam". Namun sangat amat disayangkan sebab dunia nyata itu tidaklah seperti itu. Dunia terlihat membutuhkan kemampuan untuk bisa menganalisis, memahami konteks, mengambil sebuah keputusan yang bijak, dan juga menghadapi ketidakpastian . Kalau ditanya mana yang harus diajarkan terlebih dahulu menurut saya yang paling tepat itu ya keduanya berjalan bersamaan, tetapi jika disuruh memilih, menurut saya berpikir kritis itu lebih penting dikarenakan berpikir kritis itu dapat membuat para siswa dapat mampu memahami mengapa mereka itu perlu untuk belajar sesuatu, bukan hanyalah sebatas menghafal saja.

      Hapus
    3. Nama : Putri Anggraeni
      NPM : 2386206022
      Kelas : VB (PGSD)

      Izin menanggapi pendapat dari Putri Lestari dan Nanda Vika Sari. Terima kasih banyak atas pandangan yang sangat komprehensif. Saya sependapat dengan Nanda Vika bahwa sistem Pendidikan yang berlaku memang cenderung menekankan kecepatan dan efisiensi untuk kemudahan manajemen dan penilaian jawaban cepat, padahal berpikir kritis menuntut analisis, konteks, dan ketidakpastian. Poin Putri Lestari tentang berpikir kritis yang pada akhirnya akan membuat siswa berpikir cepat dan efisien juga benar, karena berpikir kritis adalah pondasi perkembangan siswa. Intinya, saya setuju bahwa berpikir kritis harus diutamakan karena ia membangun karakter dan membantu siswa memahami mengapa mereka perlu belajar, menjadikan ilmu sebagai alat yang fungsional, bukan hanya sekadar tuntutan kurikulum.

      Hapus
  15. Nama : Andi Nurfika
    NPM :2386206017
    Kelas : VB PGSD

    saya setuju dengan materi berpikir kritis ini karena berpikir kritis ini sangat penting karena membantu kita agar tidak mudah terjebak ke informasi yang tidak benar, penipuan atau kepercayaan kita yang masih keliru dan tidak yakin. dalam kehidupan sehari-hari kita masih sering menerima informasi baik dari teman, sosial media, keluarga ataupun dari lingkungan masyarakat. jika kita tidak berpikir kritis bisa saja kita tertipu atau mendapatkan informasi palsu dan juga mengambil keputusan yg salahmu jadi kita harus berpikir kritis dengan itu kita bisa mempertimbangkan kebenaran informasi yang kita dapat . kita bisa melihat dari berbagai sudut pandang dan lebih bisa membuat keputusan yang lebih bijak dan benar. dan juga jika kita berpikir kritis akan lebih membuat diri kita mau memperbaiki kesalahan yang mungkin terjadi agar tidak terburu-buru mengambil keputusan. karena jika terburu mengambil keputusan dengan tidak berpikir kritis bisa saja menjadi masalah

    BalasHapus
  16. Nama: Nur Aulia Miftahul Jannah
    NPM: 2386206085
    Kelas: 5D

    Ini adalah komentar ke dua saya setelah membuka blog Bapak kemaren sore.
    Dalam materi bacaan ke dua saya ini, saya mencoba membacanya lebih dari satu kali untuk memahami dan melihat gap apa yang tidak saya pahami dalam bacaan saya kali ini.

    Lagi lagi saya mau membawa rasa apresiasi yang ada dalam hati saya kepada tugas kali ini (beneran pak serius). Karena saya baru ngeh lagi bahwa ada pelajaran tambahan yang saya dapat selain lima poin yang saya ketik pada bacaan pertama saya pada blog ini. Saya ngeh satu hal terbaru Pak, saya nemuin bahwa saya merasa perlu memahami bacaan saya, lalu menghubungkannya ke dalam kehidupan yang ada sekarang dan kemudian mencari apa permasalahannya (kayak di kepala saya ada benang kusut yang coba saya rangkai menjadi benang yang gak lagi saling nyangkut dan kemudian pada ujung awal benang dan buntut benang bisa kelihatan jelas). Apakah fenomena yang saya alami sekarang adalah respon diri untuk berusaha berpikir kritis juga Pak?

    Lalu, di dalam pendidikan sekarang yang saya tahu sudah ada elemen berpikir kritis ini Pak di dalam delapan elemen profil lulusan. Nah, berarti pendidikan yang ada sekarang sudah mengarah pada pembelajaran bermakna kan Pak? Dan step selanjutnya, kita harus melihat lagi sejauh mana kurikulum ini dapat diintegrasikan ke dalam pembelajaran yang bener-bener tersentuh oleh anak-anak dari olahan pendidik supaya elemen ini dan pola pikir lainnya dapat masuk lalu menjadi bagian diri dari anak-anak yang kita cetak kan Pak? Bapak, apakah alur pemikiran yang sekarang ada di kepala saya ini sudah benar dalam memahami konteks ini? Atau ada yang nyerempet Pak?

    Terima kasih, Pak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Putri Anggraeni
      NPM : 2386206022
      Kelas : VB (PGSD)

      Izin menanggapi Nur Aulia. Fenomena yang kamu alami seperti membaca ulang, menghubungkan ke kehidupan, mengurai benang kusut itu adalah wujud nyata dari perjalanan berpikir dan proses membangun pemahaman yang otentik, di mana Anda menggunakan ilmu sebagai alat yang fungsional. Meskipun elemen berpikir kritis sudah ada dalam profil lulusan, tantangan terbesarnya adalah memastikan elemen tersebut tersampaikan secara efisien tersistematis, bukan sekadar di atas kertas. Kunci integrasinya terletak pada mindset kita sebagai pendidik: kita harus fokus pada pembentukan karakter dan problem solving yang memaksa siswa menggunakan ilmu mereka di konteks nyata, sehingga pembelajaran menjadi berkesan dan bermakna.

      Hapus
  17. Nama : Andi Nurfika
    NPM : 2386206017
    Kelas : VB PGSD

    adapun risiko yang bisa terjadi jika seseorang tidak memiliki pemikiran kritis seperti seringnya terjadi salah paham oleh orang yang ada di sekitarnya, bisa langsung cepat mempercayai sesuatu yang belum tentu kebenarannya, ikut campur tanpa menganalisis masalah,bahkan sering tersesat dengan keyakinan nya sendiri dan menjadi keliru. orang yang tidak berpikir kritis akan cenderung kurang menerima perbedaan pendapat, kurang objektif dalam menilai, dan bisa saja membuat kebutuhan yang tidak benar di hidupnya. ya dengan orang yang tidak berpikir kritis cenderung berpikir sempit dan itu membuat keterbatasan perkembangan pada dirinya dan terkadang sering membuat masalah dalam interaksi sosial bahkan pekerjaan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. NAMA: Dias pinasih
      NPM: 2386206057
      KELAS: VB PGSD

      Saya mau sedikit ada tambahan ya Fika saya setuju dengan poin yang Fika jelaskan itu mungkin bisa ditambahkan bahwa orang yang tidak berpikir kritis juga sering menunjukkan ciri" yang memperjelas mengapa mereka mudah tersesat dan keliru
      Mudah terjebak dalam bias kognitif mereka cenderung hanya mencari dan menerima informasi yang sudah sesuai dengan keyakinan awalnya ( ini disebut bias konfirmasi) sehingga sulit menerima fakta yang menantang pandangan mereka.

      Hapus
  18. Nama: Rosidah
    Npm: 2386206034
    Kelas: VB (PGSD)

    Terima kasih atas materinya bapak, saya sangat setuju dengan materi yang di atas bahwa ada kalimat "Berpikir kritis merupakan bagian penting di kehidupan yang bermakna"
    Menurut saya pribadi saya setuju dengan pernyataan tersebut karna jika kita sudah dewasa dan di hadapkan dengan masalah permasalahan, berpikir kritis dapat menjadi pondasi untuk bertahan dalam situasi tersebut, dengan memecahkan masalah nya menggunakan cara yang efektif dan terstruktur.

    Nah, saya juga berpendapat untuk melatih berpikir kritis siswa bagusnya melawati suatu permasalahan di sekitar siswa, agar mereka bisa menganalisis untuk mencari ide dari permasalahan itu sendiri, tetapi lebih menarik nya permasalahan itu di kaitkan dengan pengalaman atau kehidupan sehari-hari siswa.

    BalasHapus
  19. Nama: Patricia Nini making
    Kelas: 5C PGSD
    NPM: 2386206046

    Saya setuju pak dengan materi bapak yang di atas, kalau kita tidak berpikir kritis kita tidak bisa hanya mengikuti peraturan tanpa berusaha mengerti dan memahami suatu kebenaran, atau mencari sudut pandang orang lain terhadap sesuatu yang di lakukan atau yang di pikirkan orang lain.

    BalasHapus
  20. Nama: Patricia Nini Making
    Kelas: 5C PGSD
    NPM: 2386206046

    Mohon izin bertanya Pak, apakah anak -anak harus di wajibkan untuk berpikir kritis sejak dini Pak, dan kira-kira dari umir berapa Pak anak-anak mulai berpikir kritis.

    Terimakasih Pak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo ka Patricia saya izin menjawab ya, menurut saya anak-anak wajib sejak dini diajarkan untuk berpikir kritis karena, hal ini dapat mengajari mereka untuk lebih berpikir matang dalam mengambil keputusan, dalam mengikuti keputusan dan berani bertanya mengapa keputusan itu baik diikuti.
      kalo untuk umur mungkin sejak mereka sudah mulai bisa memilih dan berinteraksi, misal dimulai sejak umur 2 tahun, nah rata-rata diumur 2 tahun anak kecil tu sudah bisa berjalan dan sudah mulai mengerti apa yang orang dewasa bicarakan.
      berpikir kritis sendiri juga menurut saya di mulai dari lingkaran keluarga misalnya membantu anak memilih mainan atau makanan yang baik, lalu menjelaskan secara perlahan mengapa mainan atau makanan itu dapat dimainkan dan dimakan atau tidak.
      dengan hal kecil ini sudah bisa sedikit mengajarkan mereka dan sedikit membentuk mereka untuk berani memilih dan bertanya,hal ini dapat membantu mereka berpikir kritis hehe.

      itu saja ka semoga bermanfaat....

      Hapus
    2. Nama : Reslinda
      Kelas : 5C Pgsd
      Npm : 2386206067

      Izin menjawab yahh Patricia. Menurut saya anak-anak memang bagus banget kalau diajarin berpikir kritis sejak dini. Tapi bukan berarti harus dipaksa ya, lebih ke dibiasakan pelan-pelan sesuai perkembangan mereka. Biasanya kemampuan berpikir kritis mulai kelihatan di usia 4-5 tahun, ketika anak sudah mulai suka bertanya 'kenapa'? dan mulai bisa membandingkan hal-hal sederhana.
      Jadi tugas kita sebagai calon guru itu lebih ke menyediakan kegiatan yang bikin mereka terbiasa mikir, bertanya, dan ngasih alasan. Intinya nggak harus nunggu gede, tapi disesuaikan aja sama tahap perkembangan anak.

      Hapus
    3. Nama: Nanda Vika Sari
      Npm: 2386206053
      Kelas: 5B PGSD

      Izin menjawab pertanyaan dari Patricia Nini Making, menurut sepengetahuan yang saya ketahui ya mungkin tidaklah harus diwajibkan, namun sabaiknya dibiasakan sejak dini untuk memulai berkegiatan seperti bertanya, mengamati, dan juga menjelaskan sebuah alasan. Menurut yang saya ketahui anak-anak itu bisa memulai menunjukkan awal mulanya berpikir kritis mereka itu sekitar di usia 4-5 tahun, dan kemampuan tersebut berkembang lebih kuat ketika mereka menginjak usia 7 tahun ke atas ketika mereka itu bisa menganalisis yang sederhana dan juga mampu membuat alasan/argumen mereka.

      Hapus
  21. Nama : Imelda Rizky Putri
    Npm : 2386206024
    Kelas : 5B PGSD

    Izin menanggapi pak, materi berpikir kritis ini sangat penting di ajarkan di sekolah dasar dan di terapkan dengan cara yang sederhana dan menyenangkan sesuai dengan perkembangan kognitif anak. Berpikir kritis juga mengajarkan anak berpikir, mengamati, bertanya, membandingkan dan memecahkan masalah, berpikir kritis juga lebih tepat sebagai pola pikir dan membuat sebuah keputusan memecahkan masalah, polah berpikir kritis juga untuk kreativitas, empati dan juga pola pikir lainnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Naida Dwi Nur Herlianawati
      Kelas : 5 B
      Npm : 2386206042

      setuju banget imel, Materi berpikir kritis itu sangat penting untuk diajarkan di Sekolah Dasar. mengajarkannya harus dibuat sederhana, santai, dan seru, agar sesuai dengan cara berpikir anak. Berpikir kritis adalah modal utama bagi anak. Ini melatih mereka untuk pintar mengamati, berani bertanya tentang apa yang dilihat, membandingkan berbagai hal, dan jago mencari solusi (memecahkan masalah). Selain itu, berpikir kritis merupakan pola pikir dasar yang juga memicu munculnya kreativitas dan rasa empati. mengajarkan berpikir kritis sejak dini akan membentuk fondasi berpikir yang kuat dan karakter yang unggul bagi masa depan anak.

      Hapus
  22. Nama : Naida Dwi Nur Herlianawati
    Kelas : 5B
    Npm : 2386206042

    Sebenarnya, sekolah dapat mengajarkan siswa berpikir kritis. Namun, beberapa sekolah tidak memiliki program atau pendekatan pendidikan yang mendukung keterampilan ini. Banyak lembaga pendidikan masih menekankan hasil ujian dan hafalan daripada proses berpikir mendalam. Sekolah seharusnya mendorong siswa untuk berpikir kritis, bukan hanya menghafal materi. Guru harus membiarkan siswa bertanya, berbicara, dan menyuarakan pendapat mereka. Dengan demikian, kemampuan berpikir kritis dapat berkembang secara alami dan signifikan.

    BalasHapus
  23. Nama : Imelda Rizky Putri
    Npm : 2386206024
    Kelas : 5B PGSD

    Menurut saya berpikir kritis itu sangat penting karena lewat berpikir kritis itu bisa mengembangkan kemampuan kognitif pada anak. Yang sangat penting untuk mengasah kemampuan memecahkan masalah dan membuat ide atau gagasan serta mengambil keputusan.

    BalasHapus
  24. Nama: Syahrul
    NPM:2386206092
    kelas:5 D

    menurut saya sih berpikir kritis tuh emang penting, apalagi untuk di zaman sekarang semua serba mudah di bantu dengan AI makin mempermalas untuk berpikir ditambah lagi sekolah lebih suka jawaban tunggal yg cepat padahal berpikir kritis butuh waktu merenung belum lagi kurikulum yg belum apa apa di ganti lagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : bangkit dwi prasetyo
      Kelas : 5b
      Npm : 2386206044

      Menurut sudut pandang, Syahrul. Saya sependapat bahwa di zaman modern yang serba cepat dan mudah ini, terlebih dengan adanya AI, kemampuan berpikir kritis menjadi sangat penting. Seperti yang Anda katakan, meskipun teknologi mempermudah banyak aspek kehidupan, ia juga berpotensi membuat kita kurang terbiasa untuk berpikir secara mendalam dan melakukan analisis yang menyeluruh.

      Syahrul juga benar sekali ketika mengatakan bahwa berpikir kritis memerlukan waktu dan proses yang tidak bisa diburu-buru. Berpikir kritis membutuhkan waktu untuk merenung, ruang untuk melakukan kesalahan, dan kesempatan bagi siswa untuk memahami makna dari suatu informasi, bukan hanya mencari jawaban yang cepat dan instan. Hal ini sejalan dengan poin utama dalam artikel tersebut, yakni sekolah idealnya tidak hanya berfokus pada jawaban yang benar, tetapi juga menyediakan ruang bagi proses berpikir yang lebih mendalam, reflektif, dan tidak tergesa-gesa.

      Perubahan kurikulum yang terlalu sering, seperti yang syahrul sebutkan, memang menjadi sebuah tantangan tersendiri. Kendati demikian, peran guru dan lingkungan belajar sangat penting untuk tetap membina kemampuan berpikir kritis siswa, bahkan jika sistem pendidikan belum sepenuhnya ideal. Dengan pendekatan yang tepat, guru tetap bisa membimbing siswa untuk belajar bertanya, melakukan analisis, dan menghubungkan materi pelajaran dengan realitas kehidupan sehari-hari.

      Hapus
  25. Nama: Margaretha Elintia
    Npm: 2386206055
    Kelas: 5C PGSD

    izin menanggapi pak, saya setuju dengan poin utama dari materi diatas, sekolah memang bisa mengajarkan berpikir kritis, tapi masalah yang ada saat ini adalah sistem pendidikan tidak mendukung, dimana kita sering diajari untuk menghafal dan menjawab soal dengan cepat padahal berpikir kritis itu butuh waktu untuk kita bertanya, berpikir, dan mencari jawaban sendiri, intinya kita harus ubah pandang pendidikan dulu bukan cuma kurikulum saja.

    BalasHapus
  26. Nama:VIRGINIA JAU
    KELAS :V D
    NIM :2386206089
    Menurut saya pak point point yang sdh di sampaikan di atas itu sangat bear pak mengenai berpikir kritis dalam matematika karena sangat penting untuk melatih siswa menganalisis masalah secara logis, mengevaluasi informasi, dan menemukan solusi yang tepat, bukan hanya menghafal rumus. Ini membangun pondasi bagi pembelajaran seumur hidup, mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan dunia nyata, serta mengembangkan kemampuan berpikir mereka sendiri.

    BalasHapus
  27. Nama : Fakhriyyah Mufidah Abidin
    NPM : 2386206095
    Kelas : 5D PGSD

    Mohon izin Pak untuk menanggapi materi ini. Untuk materi kali ini saya sangat tertarik ketimbang di materi membaca dan mengapa kita perlu meningkatkannya, sebab di zaman sekarang yang di tuntut untuk berpikir kritis tidak hanya untuk usia remaja ataupun dewasa, tetapi anak-anakpun sebisa mungkin untuk bisa berpikir kritis sesuai dengan perkembangan zaman. Saya setuju dengan tulisan yang bapak buat yang mana dalam proses berpikir kritis sebagai pola pikir membutuhkan kesabaran, ketidakpastian, dan kemampuan menunda keputusan. Sebab jika kita tidak sabar dalam berpikir atau mengambil keputusan yang biasa kita kenal juga dengan sikap gegabah, terkadang keputusan tersebut bisa baik ataupun buruk, kenapa saya berpikir seperti itu karena didalam kehidupan yang penuh dengan dar der dor ini semuanya memiliki sebab dan akibat (resiko), jadi menurut saya sikap gegabah tidak selamanya keputusan yang buruk karena yg lebih buruk adalah ketika kita tidak berbuat apa-apa.

    BalasHapus
  28. Nama : Fakhriyyah Mufidah Abidin
    NPM : 2386206095
    Kelas : 5D PGSD

    Izin lagi Pak untuk berkomentar atau memberikan tanggapan di materi ini. Dari tulisan yang Bapak buat terdapat kalimat "apakah kita bisa mengajarkan berpikir kritis di sekolah? Jawaban dari tulisan Bapak kita bisa". Saya setuju dengan pernyataan Bapak yang ini, tapi menurut saya dibalik pernyataan kita bisa juga harus diiringi dengan usaha, fasilitas belajar yang memadai, serta kualitas guru yang kompeten. Karena hal tersebut berhubungan dengan menciptakan generasi penerus bangsa yang berpikir kritis. Tidak hanya berpikir kritis saja tetapi kreatif, komunikasi atau komunikatif, dan kerja sama, itu semua merupakan tuntutan di abad ke-21 (saat ini).

    BalasHapus
  29. Nama : Erlynda Yuna Nurviah
    Npm : 2386206035
    Kelas : VB PGSD

    Materi yang bapak sampikan sangat menarik bagi saya, mengajarkan berpikir kritis disekolah membuat siswa dapat memahami materi yang bermakna dan mengeksplorasi pengetahuan mereka lewat bertanya, memahami, dan berpikir menentukan mana yang benar dan mana yang salah juga berpendapat. saya izin menjawab pertanyaan diatas terkait apakah sekolah dirancang untuk melakukan berpikir kiritis? menurut yang saya baca dari berbagai sumber pak sistem pendidikan seringkali melihat pencapaian nilai dan target hafalan sebagai tolak ukur pemahaman siswa, tetapi tidak dilihat dari proses berpikir siswa, padahal berpikir kritis itu butuh ruang diskusi, tanya jawab, bahkan jika berpendapat salah pun tak jadi masalah, jadi agar anak -anak dapat berpikir kritis sekolah harus jadi tempat siswa untuk berani berbicara, memberikan pendapat agar tidak berfokus kalau sekolah cuma ngejar jawaban yang benar.

    BalasHapus
  30. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  31. Nama : Reslinda
    Kelas : V C
    Npm : 2386206067

    Ijin menanggapi pak. Setuju banget, anak-anak butuh dilatih mikir sejak dini. Kalau terbiasa kritis, mereka jadi lebih berani nanya dan nggak gampang percaya begitu aja. Artikel ini bener-bener ngasih insight bagus.

    BalasHapus
  32. Waww,, jujur masih terngiang dengan materi pentingnya pemikiran kritis sekarang lebih tersadarkan dengan pertanyaan yang tertera diakhir materi mengajarkan berpikir kritis di sekolah. pertanyaan tersebut langsung tersambar di kepala sambil mikir dulu sekolah saya melatih siswanya berpikir kritis gk ya??
    ternyata sepenting itu loh berpikir kritis sampai sudah 2x saya menemukan website ini memberikan materi bepikir kritis dengan materi yang didalamnya luar biasa menyadarkan dan membangun otak.
    lagi-lagi membahas tentang sekolah tentang tenaga pendidik juga pastinya, waw banget kan tugas dan perannya.

    tapi dari pembehasan materi diatas saya sangat setuju dengan pertanyaan di akhir materi , apakah sekolah dirancang untuk melakukannya ? hmm sepengalaman ketika duduk dibangku SD kita datang kesekolah untuk belajar membaca,menghitung dan mengerjakan soal lainnya sangat jarang untuk mendapatkan evaluasi dari akhir pembelajaran misal setelah 1 bab kita belajar, adasih hanya saja jarang, nah dari sini dapat dilihat bahwa sebagian guru saja yang melatih muridnya untuk berpikir kritis, karena hal tersebut tidak ada aturan dan kewajiban dari sekolah.

    semoga dikemudia hari ketika membentuk kurikulum ada pengisian yang banyak untuk melatih para anak didik berpikir kritis.

    BalasHapus
  33. Nama : Putri Lestari Pinang
    NPM : 2386206081
    Kelas : 5D PGSD

    izin menanggapi pak, seharusnya sekolah dapat merancang pembelajaran yang meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Bisa dengan model Pembelajaran Berbasis proyek dan Problem Based Learning yang akan melibatkan siswa untuk berpikir kritis sehingga meningkatkan kreativitas, kolaborasi, dan komunikasi siswa.

    BalasHapus
  34. Nama : Aprulina awing
    NPM : 2386206113
    Kelas : VD PGSD

    Sebelumnya terimakasih Pak atas materi yang telah di sampaikan diatas.
    Materi ini mengajarakan untuk mempertimbangkan kembali pendekatan kita terhadap pendidikan dan bagaimana kita dapat lebih baik mendukung pengembangan berpikir krits disekolah. mengajarkan berpikir kritis bukan hanya tantang memberikan pengetahuan, tetapi juga tentang membentuk pola pikir yang mampu bertanya, menganalisis, mengeksplorasi.

    BalasHapus
  35. Nama : Alya Salsabila
    Npm : 2386206062
    Kelas : V C

    Setuju banget pak, sebenarnya berpikir kritis itu bisa banget diajarkan di sekolah. Cuma kadang masih terlalu ngejar nilai, jadi anak fokusnya ke hafalan. Kalau aja lebih banyak kegiatan diskusi tau tanya jawab, pasti lama-lama mereka jadi terbiasa mikir sendiri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Alya Salsabila
      Npm : 2386206062
      Kelas : V C

      Saya mau bertanya pak, bagaimana cara kita untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis pada siswa yang masih pasif di kelas pak?

      Hapus
    2. Nama: Nur Aulia Miftahul Jannah
      NPM: 2386206085
      Kelas: 5D PGSD

      Izin menanggapi pertanyaannya ya, Alya. Menurut saya, ada solusi umum yang bisa banget jadi acuan dari kita sebagai guru kalau lagi dapet anak yang pasif dan sebenernya mau diajarin keluar dari zona amannya. Caranya adalah kembali lagi ke gurunya. Kita sebagai guru harus bisa punya 99 cara yang ga abis abis untuk melakukan pendekatan ke anak ini. Dan pasti sebenernya anak yang pasif itu punya sebab kenapa dia berperilaku seperti itu. Nah, di sinilah kita sebagai guru yang punya 99 cara tadi untuk ngeliat, ngamatin, dan ambil langkah. Supaya ngebujuk anak ini biar bisa keluar dari zona nyamannya itu yakni bersikap pasif. Jadi, kita harus punya 99 cara yang ga abis abis dan muter otak gimana supaya anak anak kita ini paling ga bisa keluar dari zona nyaman nya, dan berada di on the track sesuai dengan konteksnya.

      *komen saya ke-11 di blog Bapak. 💪🏻 (maaf ya Pak kalau Bapak baca komentar saya pasti ada seperti ininya. Ini supaya jadi reminder untuk saya biar tetap semangat karena tersadar bahwa perjalanan belum sampai setengah jalan yang artinya masih banyak 😀)

      Hapus
    3. Nama: Nur Aulia Miftahul Jannah
      NPM: 2386206085
      Kelas: 5D PGSD

      Dan kalau konteksnya adalah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis ini. Berarti mungkin yang pertama kita harus tau dulu sebab kenapa dia pasif itu tadi. Kemudian, kita bisa melatih anak ini dengan sebab yang menjadikan dia pasif. Contohnya kalau anak ini pasif karena kurang percaya diri. Kita bisa latih untuk menimbulkan rasa percaya dirinya dulu. Setelah itu, kita bisa lanjut untuk pelan pelan mulai menumbuhkan sikap sikap di dalam dirinya untuk berkemampuan berpikir kritis ini. Oh ya, penting juga kita sebagai guru itu menjadi teman segalanya untuk anak anak kita. Jadi gak cuman sebagai pengajar, tapi sebagai partner atau teman mereka bertumbuh dan berkembang.

      *komentar ke-12 Aulia Pak. 😀💪🏻👍🏻

      Hapus
  36. Nama : Yormatiana Datu Limbong
    Kelas : VC
    Npm : 2386206082

    Izin menanggapi pak,Materi tersebut sangat bagus karena bisa membantu siswa jadi lebih berani dan mandiri dalam belajar.Dengan berpikir kritis,anak anak tidak hanya hafal tapi juga paham yang lain.Saya juga setuju kalau guru perlu memberi lebih banyak pertanyaan terbuka supaya siswa bisa berpikir lebih dalam.Tapi saya ingin tahu Pak,Bagaimana cara guru melatih berpikir kritis siswa yang pemalu dan takut salah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo ka Yormatiana saya izin menjawab pertanyaannya ya, menurut saya cara yang efektif untuk diterapkan pendidik agar dapat melatih siswa yang pemalu dan takut berpikir kritis ialah :
      1. Guru bisa membuat metode pembelajaran yang bisa menarik semua siswa melakukan seuatu, ini membantu siswa yang takut dan pemalu untuk mulai mencoba muncul.
      2. Pendidik bisa memberikan pertanyaan pemantik sederhana dulu untuk membantu siswa tersebut berani berpendapat
      3. Libatkan siswa tersebut sebagai pemimpin diskusi kelompok atau pemimpin doa agar semakin berani lagi
      4. Ajak mereka untuk sering berbicara dan menjawab pertanyaan
      5. Setelah di rasa siswa tersebut sudah tidak takut dan malu lagi guru bisa mulai melatih mereka untuk berpikir kritis dengan cara
      a. Berikan pertanyaan yang kompleks dengan cara menanyakan suatu hal kenapa bisa terjadi, bagaimana kronologi kejadian dan cara penyelesaianya, dengan pertanyaan yang kompleks ini akan membantu siswa berpikir kritis
      b. berikan soal yang sama susunannya seprti pada poin a agar dapat menumbuhkan cara berpikir kritis siswa lebih dalam lagi.

      semoga bermanfaat,

      Hapus
  37. Nama : Nabilah Aqli Rahman
    NPM : 2386206125
    Kelas : 5D PGSD

    Tulisan Pak Nurdin kali ini mengajak kita buat percaya kalau berpikir kritis itu bisa banget diajarkan ke anak-anak di sekolah. Ga harus tunggu mereka besar dulu, justru semakin cepat dikenalkan makin bagus deh. Karena kemampuan berpikir kritis tuh penting banget buat menghadapi dunia yang penuh informasi dan tantangan (pengingat buat kita juga nih supaya jangan malas, harus dilatih juga otaknya buat berpikir kritis 😀)

    Walaupun sekolah ga dirancang buat mengajarkan berpikir kritis, tapi guru yang punya peran penting sebagai fasilitator bisa banget buat melatih anak supaya kemampuan tersebut terasah dengan baik. Mulai dari pembelajaran dikelas yang bentuknya diskusi, tanya jawab, atau ngerjain proyek bareng tugas kelompok, anak-anak bisa diajak buat mikir, bukan cuman menghafal. Penting juga untuk guru supaya ga cuman ngasih materi, tapi juga jadi teman ngobrol yang bikin ana nyaman buat nanya dan berpendapat.

    Tanggung jawab guru besar banget ya? Keren banget yaa profesi guru!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Nabilah Aqli rahman
      NPM : 2386206125
      Kelas : 5D PGSD

      Tepat saat saya membaca kalimat "sekolah tidak dirancang buat mendukung anak berpikir kritis" saya langsung tertegun. Iya juga yaa, lantas apa tujuan pendidikan?

      Hal itu bisa dimaklumi dan disadari memang. Kurikulum yang terlalu padat, waktu tebatas, atau kebiasaaan belajar yang masih fokus pada jawaban pasti. Jadi tantangan yang besar banget tuh buat guru-guru yang pengen mengembangkan kemampuan berpikir kritis anak-anak di sekolah. Solusi dari tantangan-tantangan itu sendiri yaa kembali lagi kepada guru. Guru tetap bisa kok melatih anak supaya bisa berpikir kritis. Misalnya, guru bisa mulai pakai pertanyaan terbuka, bikin suasana kelas jadi lebih bebas. Agak lucu yaa, sistem pendidikan yang harusnya memudahkan guru dalam belajar mengajar malah ngebuat guru jadi mutar otak nyari solusi dari permasalahan di pendidikan itu sendiri 😀 (menurut saya yaa hehehehe)

      Hapus
    2. Nama : Nabilah Aqli Rahman
      NPM : 2386206125
      Kelas : 5D PGSD

      Kalau membahas mengajarkan berpikir kritis di sekolah, sudah jelas yang memiliki peran penting untuk hal tersebut adalah guru sebagai fasilitator. Tapi kalau mau diperluas lagi pembahasannya sebenarnya ini bukan cuman tugas guru yang membentuk anak supaya memiliki kemampuan berpikir kritis.

      Tapi juga tugas orang tua.

      Karena anak belajar bukan cuma di sekolah tapi juga (dan justru paling awal) yaa di rumah. Orang tua adalah guru pertama yang anak temui. Terutama untuk para ibu "al ummu madrasatul ula"Ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya. Dan cara mereka bersikap, cara mereka berbicara, memberi contoh, serta merespon pertanyaan anak sangat memengaruhi cara berpikir mereka kedepannya.

      Hapus
  38. Nama : Nabilah Aqli Rahman
    NPM : 2386206125
    Kelas : 5D PGSD

    Misalnya, saat anak bertanya "Ibu, kenapa langit berwarna biru?" atau "Ayah, kenapa langit bisa jadi warna warni kalau pelangi muncul?" daripada langsung bilang "memang begitu" orang tua bisa menjawab dengan "coba kita cari tau bareng yuk!". Respons seperti ini mengajarkan anak bahwa bertanya itu merupakan hal baik, dan mencari jawaban itu hal yang seru 😃. Ini adalah benih atau langkah awal berpikir kritis tumbuh dari rasa ingin tahu.

    Di rumah, anak juga belajar bagaimana menyikapi perbedaan pendapat, membuat keputusan, dan memahami sebab-akibat dari tindakan. Kalau dari rumah orang tua sudah membiasakan diskusi, memberikan ruang untuk anak berpendapat, dan tidak langsung menghakimi kalau anak berbuat salah, anak akan terbiasa berpikir dulu sebelum bertindak atau berbicara.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Nabilah Aqli Rahman
      NPM : 2386206125
      Kelas : 5D PGSD

      Duh maaf yaa Pak, pembahasan saya jadi kemana-mana, padahal kan lagi ngebahas mengajarkan berpikir kritis di sekolah 😅

      Tapi yaa itu Pak menurut saya tadii, kalau mengajarkan anak supaya berpikir kritis itu bukan cuman tugas guru, tapi tugas orang tua jugaaa. Dari rumah sudah diajarkan, dari kecil sudah dibiasakan. Di sekolah, tugas guru jadinya tidak terlalu berat karna si anak tadi sudah bisa dan terbiasa. Ketika rumah dan sekolah sama-sama mendukung, anak akan tumbuh jadi pribadi yang reflektif, bijak, dan berani berpikir sendiri. Mereka ga cuman mengikuti arus, tapi berani bertanya, menilai dan mengambil sukap. Ini menjadi sangat penting karena bukan hanya soal pelajaran, tapi juga untuk kehidupan sosial mereka, pengambilan keputusan, dan membangun karakter. Karena anak yang biasa berpikir kritis pasti akan lebih tahan tekanan sosial, lebih bijak menyikapi permasalahan, dan lebih percaya diri menyampaikan pendapat.

      Jadi, kalau mengajarkan berpikir kritis di sekolah sudah jelas tugas guru (walaupun pendidikan ga di rancang untuk itu), tapi alangkah baiknya kalau orang tua juga memiliki peranan supaya anak memiliki pondasi yang kuat untuk anak tumbuh menjadi pemikir yang tangguh dan menjadi manusia yang utuh.

      Hapus
  39. Menurut pendapat saya Berpikir kritis itu penting karena membantu kita tidak langsung percaya pada informasi yang diterima, tetapi menelaahnya dengan logis dan dalam pakk. Dengan berpikir kritis, seseorang mampu menganalisis masalah, menilai bukti secara objektif, serta mengambil keputusan berdasarkan alasan yang kuat, bukan sekadar emosi atau ikut-ikutan.

    Dalam pembelajaran, berpikir kritis membuat peserta didik lebih aktif, kreatif, dan mandiri dalam mencari solusi. Mereka belajar untuk bertanya “mengapa” dan “bagaimana”, bukan hanya menerima jawaban yang sudah ada. Sikap ini menumbuhkan rasa ingin tahu dan pemahaman yang mendalam



    BalasHapus
  40. Berpikir kritis juga bisa kita ajarkan pada pada siswa di sekolah, hanya saja kemungkinan besarnya tidak semua sekolah siap untuk itu, masih sangat banyak di sekolah mengajar kan soal benar salah bukan pada proses pemahaman berpikir kritis.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
      Npm : 2386206058
      Kelas : 5B PGSD

      Izin menanggapi dan tambahkan pak, saya setuju dengan pendapat Agustiani bahwa berpikir kritis memang bisa diajarkan kepada siswa, namun tantangannya ada pada kesiapan sekolah dan guru dalam menata ulang pola pembelajarannya. Seperti yang dijelaskan dalam materi, proses berpikir kritis tidak bisa dibentuk lewat soal benar-salah saja, melainkan melalui kegiatan yang mendorong siswa bertanya, menelusuri alasan, dan menilai informasi secara mendalam. Jadi, menurut saya penting bagi sekolah untuk menciptakan ruang belajar yang lebih terbuka dan fleksibel agar siswa terbiasa berefleksi, bukan hanya mencari jawaban cepat 🙏🏻

      Hapus
  41. Nama: Maya Apriyani
    Npm: 2386206013
    Kelas: V.A

    menurut saya melatih siswa untuk berpikir kritis sangat di penting untuk di terapkan di sekolah.
    sekarang di sekolah-sekolah mengajarkan siswa untuk berpikir kritis salah satunya adalah metode belajar PJBL ( Project based learning) yang di mana siswa di hadapkan dengan permasalahan yang nyata yang di mana siswa harus memecahkan permasalahan itu dengan menganalisis, mengevaluasi, dan mencari solusi.

    BalasHapus
  42. Nama : Desy Olivia Sapitri
    Kelas / Npm : 5D / 2386206087

    waw sepertinya materi kali ini harus saya pahami dan pelajari pak, karena saya pribadi belum mempunyai pemikiran yg kritis, saya sadar jika dalam memecahkan masalah masih belum bisa mengambil keputusan dan sering takut dengan keputusan yg saya buat.
    saya jarang bertanya mudah ketipu dan takut salah.

    nah jadi saya keingat sama kejadian yg menimpa saya hehe saya pernah ketipu dengan penipu online pak jadinya saya sendiri yg rugi banyak dan pas itu juga titik terendah saya (wkwk curhat).
    tanpa sadar saya terlalu percaya dan tidak mencari tau dulu darimana sumbernya.
    saya bertindak sendiri tanpa berpikir dulu.

    nah pertanyaan saya apa langkah paling awal untuk dewasa ini yg belum terbiasa berpikir kritis?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Isdiana Susilowati Ibrahim
      NPM: 2386206058
      Kelas: VB PGSD

      Izin menjawab pak pertanyaan Desy Olivia Sapitri, Setelah membaca pertanyaan desy, saya sadar bahwa materi di atas mengajarkan kita bahwa berpikir kritis tidak sekedar menilai atau menyalahkan, tetapi juga tentang berani mempertanyakan dan mencari alasan dari balik suatu hal. Saya juga pernah mengalami kesulitan mengambil keputusan karena terlalu percaya tanpa mencari sumber nya terlebih dahulu. Dari materi di atas saya belajar, langkah awal yang untuk mulai berpikir kritis itu kita membiasakan diri untuk mengecek fakta, menahan diri sebelum menyimpulkan, dan berani bertanya agar keputusan yang kita ambil benar-benar berdasarkan pemahaman, bukan sekedar ikut-ikutan. 🙏

      Hapus
  43. NAMA : DIAS PINASIH
    NPM : 2386206057
    KELAS : VB PGSD

    izin menanggapi materi yang bapak jelaskan di atas
    Tentang Pentingnya Berpikir Kritis Saya setuju banget, Pak kalau berpikir kritis itu skill yang wajib banget diajarkan. Kayak yang Bapak jelaskan, ini bukan cuma soal nilai bagus, tapi gimana kita bisa ngambil keputusan yang benar, nggak gampang kemakan hoax, dan bisa nyelesain masalah.

    Soal Tantangan dan Solusi Poin tentang "Tantangan Mengukur Berpikir Kritis" itu relatable banget. Kadang memang susah ya, ngukur proses berpikir seseorang cuma dari ujian. Tapi, solusi yang ditawarkan (misalnya, membuat tugas yang lebih kompleks dan sistem penilaian yang jelas) itu rasanya bisa jadi langkah awal yang bagus.
    Tipe Berpikir Kritis Penjelasan tentang 'Skeptis-Aktif' dan 'Berpikir Kritis Tipe Profesor' itu menarik banget. Jadi lebih paham kalau skeptis itu nggak selalu negatif, malah bisa jadi awal buat kita mencari kebenaran, asalkan aktif dan konstruktif.

    BalasHapus
  44. NAMA: DIAS PINASIH
    NPM: 2386206057
    KELAS: VB PGSD

    Izin pak memberikan saran ya pak
    bapak bisa memberikan banyak contoh nyata di kelas Supaya mahasiswa makin paham dengan materi yang bapak ajarkan dan mahasiswa bisa langsung lihat gimana skil ini di pakai nga cuman teori pendidikan, tpi juga di kasus" spesifik.
    Misalnya dari tugas kuliah gimna cara mengkrtis sumber, atau gimna cara berdiskusi yg kritis tpi tetap santun.

    BalasHapus
  45. Nama: Stevani
    NPM: (2386206045)
    Kelas: V C PGSD
    Menarik banget materinya ngajarin berpikir kritis di sekolah itu penting banget, karena sekarang anak-anak nggak cukup cuma bisa ngafal materi aja. Mereka perlu bisa mikir secara logis, terbuka, dan bisa ngelihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang. Soalnya, kemampuan berpikir kritis ini nantinya bakal kepakai di kehidupan nyata, bukan cuma di sekolah. Misalnya, pas harus ngambil keputusan, nyari solusi, atau bahkan sekadar milih mana informasi yang bener di internet. Nah, kalau ngomongin soal cara ngukur kemampuan berpikir kritis, menurut aku itu nggak bisa cuma lewat ujian pilihan ganda yang jawabannya udah pasti. Lebih bagus kalau guru pakai cara yang bikin siswa bener-bener mikir dan ngeluarin pendapatnya sendiri. Misalnya, lewat pertanyaan terbuka, diskusi kelas, studi kasus, atau proyek kecil yang butuh analisis dan alasan logis. Dari situ, guru bisa liat gimana cara siswa ngambil keputusan, ngerangkai argumen, dan menilai informasi. Selain itu, guru juga bisa kasih refleksi setelah kegiatan belajar, biar siswa diajak mikir tentang proses mereka sendiri — kayak, “Kenapa aku milih jawaban ini?” atau “Apa alasan aku setuju atau nggak setuju sama pendapat teman?”. Menurutku hal kayak gitu bisa bantu banget buat ngukur seberapa dalam mereka udah bisa berpikir kritis. Jadi intinya, ngajarin dan ngukur berpikir kritis itu bukan hal yang kaku, tapi bisa dilakukan lewat aktivitas yang seru dan bikin siswa aktif mikir sendiri.

    BalasHapus
  46. nama : Sitti Fatimatus Zehroh
    npm : 2386206020
    prodi/kelas : PGSD 5A

    sebelumnya terima kasih atas penjelasannya pak, izin untuk menanggapi.
    menurut saya sekolah secara tidak langsung mengajarkan para muridnya untuk berfikir kritis. dilihat dari para guru yang sering kali memberikan tugas kepada siswanya, disana bukan hanya tentang hafalan saja, melainkan tentang cara kita memahami, menganalisa juga memecahkan masalah dalam tugas yang telah diberikan

    BalasHapus
  47. nama : Sitti Fatimatus Zehroh
    npm : 2386206020
    Prodi/kelas : PGSD 5A

    membahas tentang berfikir kritis, dulu saat saya masih SMK saya ada sedikit pengalaman yang menurut saya itu berkesan.
    pada saat saya sekolah SMK, saya juga menempuh pendidikan di sebuah pesantren. nah saat kelas 12 SMK waktu itu saya ada magang, nah karena dulu saya sekolah nya di ruang lingkup pesantren, jadi magang nya itu juga tetap di lingkungan pesantren. disana saya magang nya tentang dunia percetakan seperti sablon, print, foto copy, press mug, membuat gantungan kunci atau bros juga menjahit. nah karena angkatan saya dulu termasuk baru, yaitu angkatan 4 jadi toko kami belum terlalu terkenal di lingkungan luar pesantren, dan kami masih mengharapkan konsumen dari anak santri yang pada saat itu tidak terlalu banyak. Pada saat awal penjualan pendapatan kami tidak terlalu banyak, karena rata-rata konsumen hanya beli ke fotocopy, print, juga gantungan kunci dan bros, dan pada minggu selanjutnya nya pun gantungan kunci dan bros itu sudah mulai sepi karena konsumen yang saat itu mulai bosan, jadi kami mengadakan rapat agar pendapatan toko mulai naik dan konsumen pada tertarik, disana teman-teman saya ada yang memberi saran untuk bros dan gantungan kunci itu untuk di kasih gambar costum bebas dari konsumen agar konsumen tidak bosan, juga menawarkan kepada sekolah SMP yang masih satu yayasan dengan ponpes yang saya tempuh, waktu itu teman saya memberi saran untuk menawarkan kepada guru dan siswa kelas 3 SMP untuk memesan produk gantungan kunci dan tote bag yang akan di desain dengan tema kelulusan yang bertujuan sebagai merchandise mereka di kelulusan nanti disana kami juga memberi diskon harga. Selain itu kami juga bekerja meminta bekerja sama kepada kepala sekolah SMP untuk membuat baju olahraga beserta sablonnya dan dasi sekolah juga sablonnya. jadi untuk kaos olahraga nya kami pesan dari luar dan untuk sablon nya kami sablon sendiri, kalau untuk dasi nya kami pesan kain di luar dan kami jahit sendiri karena dari sekolah menyediakan mesin jahit dan sablon juga kami sablon sendiri. dan Alhamdulillah sampai sekarang dari sekolah SMP sampai saat ini masih bekerja sama dengan sekolah SMK.
    dan untuk lingkungan luar pesantren waktu itu kami meminta bantuan kepada teman-teman yang bersekolah disitu tapi tidak masuk pesantren untuk mempromosikan toko kami di lingkungan luar sana.
    dan dari itu syukur Alhamdulillah keuangan langsung naik drastis

    BalasHapus
  48. nama : Sitti Fatimatus Zehroh
    npm : 2386206020
    Prodi/kelas : PGSD 5A

    membahas tentang berfikir kritis, menurut saya ini sangat penting di lakukan baik di lingkungan sekolah saat pembelajaran, di lingkungan masyarakat ataupun di lingkungan pribadi kita, karena selain memecahkan sebuah masalah disitu kita di pinta untuk mampu mengambil keputusan yang tepat dengan cara mempertimbangkan bukti, alasan, juga akibat nya. Contoh sederhana yang mungkin pernah kita alami yaitu saat kita di pinta untuk memilih jurusan kuliah, di situ pasti kita mempertimbangkan alasannya bukan hanya karena ikut-ikutan teman saja.

    BalasHapus
  49. Nama: Nur Sinta
    NPM:2386206033
    Kelas: 5B PGSD

    Izin menanggapi pak...
    Saya setuju dengan materi ini bahwa berpikir kritis ini penting sekali di terapkan pada anak, agar di masa depan nanti mereka saat mengambil keputusan bisa memikirkannya lebih matang dulu bahkan bisa membantu mereka untuk mengambil keputusan yang tepat walaupun proses berpikir kritis ini tidak langsung dan lambat namun pasti. Berpikir kritis ini bermanfaat sekali bagi anak-anak

    BalasHapus
  50. Nama: Nur Sinta
    NPM: 2386206033
    Kelas: VB PGSD

    Izin menanggapi pak...
    Di materi ini sangat menanyakan apakah sekolah di rancang untuk mengajarkan berpikir kritis? Menurut saya jawabannya iya sekolah seharusnya di rancang untuk mengajarkan berpikir kritis yang mana sangat bermanfaat bagi siswa, salah satu dampaknya adalah agar siswa bisa mengambil keputusan sendiri tidak ikit-ikutan temannya saja. Jika ada sekolah yang tidak menerapkan berpikir kritis mungkin saja kurikulumnya belum digantung dan mungkin juga sekolahnya berada di desa yang sangat terpencil sekali, bisa juga sekolah tersebut masih menggunakan cara pendidikan tradisional

    BalasHapus
    Balasan
    1. maaf pak izin memperbaiki maksud saya mungkin saja kurikulumnya belum di ganti pak 🙏🏻

      Hapus
  51. Nama : Ninda Amelia Saputri
    NPM : 2386206093
    Kelas : 5D PGSD

    Izin menanggapi, bapak. Saya tertarik dengan kalimat yang mengatakan bahwa berpikir kritis lebih tepat dianggap sebagai pola pikir daripada sekadar keterampilan. Jadi menurut saya, tugas kita sebagai calon guru bukan cuma menyampaikan teori, tapi juga membantu anak, agar dapat berpikir terbuka, mau mendengar pendapat orang lain, dan belajar dari apa yang mereka alami.

    BalasHapus
  52. Nama : Ninda Amelia Saputri
    NPM : 2386206093
    Kelas : 5D PGSD

    Izin menanggapi lagi, Pak. Memang berpikir kritis bukan hanya soal teori, tetapi tentang pola pikir yang terbuka dan mau mendengar pendapat orang lain. Saya sebagai calon guru nantinya, tentu harus membantu siswa belajar berpikir mandiri dan reflektif. Maka dari itu, izin bertanya Pak, Bagaimana cara seorang pengajar menumbuhkan pola pikir terbuka pada siswa tanpa membuat mereka memiliki pikiran "takut salah"?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo ka Ninda saya izin menjawab pertanyaanya ya. Seorang guru pasti mengenali watak dan kebiasaan muridnya , ada murid yang ceplas ceplos ada juga yang hanya berdiam diri karena takut. nah kali ini saya akan berikan beberapa poin yang menurut saya dapat membantu permasalahan tersebut :
      1. Pengajar coba untuk mendekati siswa tersebut secara langsung dan ajak bicara 4 mata, hal ini bertujuan agar membangun suasana yang aman untuk berdiskusi dengan siswa tersebut supaya mencegah siswa berpikir untuk diintimidasi.
      2. Pengajar bisa membangun suasana belajar yang didalamnya menggunakan metode tanya jawab, nah disini guru bisa menjadi stimulus dan siswa akan merespon petanyaan yang diajukan dengan pengetahuan mereka, dengan kebiasaan ini pastinya siswa akan tumbuh pola pikir bukan hanya secara terbuka tapi pola pikir yang cepat tanggap juga
      3. Ketika siswa menjawab salah jangan langsung mengutarakan perkataan yang membuat dia takut untuk mencoba menjawab lagi, misal "salah itu"!, "masih salah"! dll, tapi sebaliknya ketika murid menjawab pertanyaan salah guru dengan tenang dan menggunakan bahasa yang tak mematahakan semangatnya untuk menyampaikan bahwa jawaban anak itu salah, misal "masih kurang tepat nak coba ibu lihat bagaimana kamu menemukan jawaban ini"? dengan menjawab seperti ini anak tidak ada takut lagi untuk mencoba menjawab selain itu pikiran anak akan semakin terbuka karena mendapatkan arahan yang benar dari guru.

      semoga bermanfaat ...

      Hapus
    2. Nama: Nanda Vika Sari
      Npm: 2386206053
      Kelas: 5B PGSD

      Izin menjawab pertanyaan dari Ninda Amelia Saputri, menurut sepengetahuan yang saya ketahui mungkiin para guru bisa menumbuhkan pola pikir terbuka tanpa harus membuat para siswa itu merasakan takut salah yaitu para guru bisa dengan memberikan respon yang positif terhadap setiap jawaban para siswa, lalu para guru bisa juga memberitahukan kepada para siswa kalau bahwasannya salah itu adalah bagian dari sebuah proses pembelajaran, dan juga mungkin bisa membiasakan melakukan sebuah diskusi, dari situ para siswa dapat melihat banyak sudut pandang.

      Hapus
  53. Nama : Aprilina Awing
    Kelas : 5D PGSD
    NPM : 2386206113

    Saya setuju bahwa berpikir kritis tidak hanya bisa diajarkan di sekolah, tetapi juga perlu dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari. Orang tua dan masyarakat juga memiliki peran penting dalam mendukung pengembangan kemampuan berpikir kritis anak-anak.
    Secara keseluruhan, saya rasa Artikel ini sangan inspiratif dan membantu kita berpikir tentang tujuan sebenarnya dari pendidikan. Kita perlu terus mempertanyakan dan meningkatkan sistem pendidikan kita untuk mendukung pengembangan kemampuan berpikir kritis kita.

    BalasHapus
  54. Nama : Aprilina Awing
    Kelas : 5D PGSD
    NPM : 2386206113

    Terimakasih pak atas materi yang telah disampaikan diatas,ijin bertanya pak
    Bagaimana caranya kita bisa menciptakan lingkungan belajar yang mendukung pengembangan berpikir kritis? Apakah ada strategi khusus yang bisa kita gunakan untuk mendorong anak-anak berpikir kritis?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
      Npm : 2386206058
      Kelas : VB PGSD

      Izin menjawab yah aprilina awing, menurut saya cara untuk mendorong pengembangan berpikir kritis ini yaitu guru perlu membangun suasana belajar yang memberi ruang bagi siswa nya untuk bertanya, berdiskusi, dan juga menguji kembali pemahaman siswa. Strategi yang dapat di lakukan yaitu membiasakan siswa untuk menjelaskan alasan jawabannya, memberi kesempatan refleksi, dan juga membuka ruang percakapan di kelas. Dengan begitu, berpikir kritis ini tidak hanya di ajar kan tetapi juga di biasakan cara berpikir dalam proses pembelajaran🙏

      Hapus
    2. Nama: Nanda Vika Sari
      Npm: 2386206053
      Kelas: 5B PGSD

      Izin menjawab pertanyaan dari Aprilina Awing, Menurut sepengetahuan yang saya ketahui lingkungan belajar yang mendukung berpikir kritis itu bisa dibangun dengan membuat suasan kelas tersebut aman untuk bertanya dan salah dari sini siswa berani berpikir, lalu bisa juga dengan mendorong diskusi dan juga kerja kelompok dengan tujuan agar para siswa dapat belajar melihat berbagai sudut pandang, dan mungkin bisa juga memberikan waktu refleksi yang singkat bertujuan agar para siswa dapat membiasakan diri mereka itu untuk memikirkan proses berpikir mereka.

      Hapus
  55. Nama: Rosa Lia Ana Rezki
    Npm : 2386206015
    Kelas: 5 B

    Materi ini memang sangat relevan dengan kebutuhan pendidikan saat ini. Berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk dimiliki oleh siswa dalam menghadapi tantangan kehidupan yang semakin kompleks.
    Guru memiliki peran yang sangat penting dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa, tidak hanya dengan mengajarkan keterampilan teknis, tetapi juga dengan menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan memfasilitasi siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis.
    ijin bertanya pak , apa yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa di sekolah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Izin menjawab pertanyaan dari Rosa Lia Ana Rezki, menurut sepengetahuan yang saya ketahui mungkin para guru itu dapat mengembangkan berpikir kritis terhadap para siswa dengan cara mendorong para siswa untuk bisa menjelaskan proses berpikirnya, bukan hanyalah sekedar hasilnya saja, lalu para guru bisa menciptakan kelas yang aman untuk salah agar para siswa itu berani untuk terus mencoba, dan juga para guru mungkin bisa memberikan kesempatan dikusi dan juga refleksi agar para siswa melihat banyak sudut pandang.

      Hapus
    2. Nama : Erlynda Yuna Nurviah
      Kelas : VB PGSD
      Npm : 2386206035

      Izin menjawab ya ana... sebagai guru, sebenarnya kita bisa mengembangkan berpikir kritis siswa dengan cara yang simpel tapi rutin. Misalnya, waktu ngasih tugas, jangan cuma soal yang jawabannya udah jelas, tapi kasih juga pertanyaan yang bikin mereka mikir “Kenapa bisa gitu?” atau “Cara lain ada nggak?”. Kita bisa kasih satu soal yang bisa dikerjakan dengan beberapa metode, terus minta mereka jelasin kenapa milih cara itu. Dari situ mereka belajar dan mikir lebih dalam, bukan cuma nulis rumus.
      Selain itu, ajak mereka buat diskusi ringan. Kalau ada yang beda jawaban, jangan langsung bilang salah, tapi suruh mereka jelasin alasannya. Dengan cara ini bisa muncul proses berpikir kritis, mereka jadi belajar mempertahankan pendapat, mendengarkan orang lain, dan menilai mana yang paling masuk akal.
      Hal-hal kyk gini kelihatannya sederhana, tapi kalau dibiasain, siswa jadi lebih berani ngomong, lebih teliti, dan nggak gampang nerima informasi mentah-mentah. Jadi lama-lama kebiasaan mikir kritis itu kebangun dengan sendirinya.

      Hapus
    3. Nama : Putri Anggraeni
      NPM : 2386206022
      Kelas : VB (PGSD)

      Terima kasih ana pertanyaannya izin menanggapi yaa. Intinya, untuk mengembangkan berpikir kritis siswa, guru harus:
      1. Gunakan Kerangka Problem Solving: Terapkan langkah-langkah terstruktur (seperti Polya) di semua pelajaran sebagai peta berpikir yang logis.
      2. Terapkan Strategi "Mengapa": Dorong siswa untuk bertanya "Mengapa" dan "Bagaimana Jika" dan wajibkan Refleksi (jurnal) untuk melatih kemandirian berpikir.
      3. Kasih Tugas Kontekstual Berat: Berikan studi kasus yang menantang di aspek sosial/etika (bukan cuma hitungan) agar ilmu terasa fungsional dan relevan dengan dunia nyata.
      4. Nilai Proses, Bukan Hasil: Bergeser dari menilai jawaban akhir ke menilai proses penyusunan strategimenggunakan Rubrik Penilaian Proses.
      Sekian terimakasih

      Hapus
  56. Nama: Zakky Setiawan
    NPM: ( 2386206066 )
    Kelas: 5C
    Berpikir kritis bisa sangat penting untuk mengembangkan pemahaman peserta didik di sekolah, agar nanti kalau mereka sudah keluar dari bangku sekolah mereka bisa memikirkan hal-hal dengan sangat teliti, supaya mereka tidak salah mengambil tindakan,karena sebuah tindakan pasti ada konsekuensinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya sangat setuju,Zakky. Selain menghindari salah langkah, berpikir kritis juga mendidik peserta didik menjadi warga negara yang bertanggung jawab dan etis. Ketika siswa mampu memikirkan konsekuensi tindakannya secara teliti, mereka akan membuat keputusan yang tidak hanya menguntungkan diri sendiri tetapi juga mempertimbangkan dampak sosial. Ini selaras dengan dimensi reflective thinking yang ditekankan oleh para ahli yaitu mempertimbangkan dampak tindakan yang akan dilakukan.

      Hapus
  57. Nama: Zakky Setiawan
    NPM: ( 2386206066 )
    Kelas: 5C
    Banyak diluar sana sekolah yang menerapkan berpikir secara kritis, banyak orang atau peserta didik yang bisa menguasai hal trersebut, tapi yang jadi pertanyaan saya pribadi kenapa orang yang punya pemikiran kritis sering dianggap tidak nyambung klau di ajak ngomong,apakah pemikiran kita yang tidak sampai dengan pemikirannya atau kita sebenarnya yang tidak bisa berpikir kritis, hal ini cenderung membuat orang tersebut di jauhi karena males berdebat atau malels berurusan dengan mereka

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Dita Ayu Safarila
      NPM : 2386206048
      Kelas : 5C
      Izin membahas pertanyaan zakky yang membahas orang berpikir kritis sering di anggap gak nyambung kalau di ajk ngomong. menarik bagi saya karna ini sering terjadi di kehidupan kita sehari-hari ya. banyak orang mengira bahwa berpikir kritis itu sama dengan kita suka membantah maupun berdebat,padahal aslinya kita berusaha memahami sesuatu yang di bahas. nah akibatnya dari itulah muncul ketika kita memberi pendapat berbeda dan sering di anggap gak nyambung dan aneh. padahal berpikir justru membantu kita melihat sudut pandang dari berbagai arah dan membuat keputusan yang lebih bijak dan baik.

      Hapus
  58. Nama : Dita Ayu Safarila
    NPM : 2386206048
    Kelas : 5C
    Wahhh,materi ini sangat menarik sekali bagi saya,karena apa? karena menghubungkan simbol matematika faktorial dengan pemikiran kritis dalam pendidikan. saya ingat kalau tanda seru (!) itu hanya lambang di mata pelajaran matematika sebagai lambang faktorial yang hasil kali beruntun dari bilangan tertentu,contoh nya yang seperti ini 5 ! =5x4x3x2x1. Tetapi di sini berbeda karena apa? ya karena simbol itu di jadikan alat pengingat agar kita semua bisa berpikir kritis terhadap apapun. Nah disitu juga ada saya baca pertanyaan sebelum materi yaitu “bisakah kita mengajarkan seorang berpikir kritis? dan bisakah kita mengajarkannya di sekolah?” Nah itu jadi saya berpikir kalau sekolah dulu terlalu fokus pada hasil bukan pada proses saya berpikir bagaimana,padahal kemampuan berpikir kritis tumbuh dari kebiasaan bertanya dan menganalisis.Materi ini mengajak kita untuk tidak hanya menilai hasil belajar dari angka tetapi juga cara siswa mencari solusi. saya rasa pembahasan ini sangat penting bagi para guru agar lebih sadar bahwa berpikir kritis bisa di kembangakan dengan latihan bukan sekedar di ajarka lewat teori.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Dita Ayu Safarila
      NPM : 2386206048
      Kelas : 5C
      nah tanda ini berfungsi mungkin ya buat kita supaya gak lupa kalau kita tidak akan berhenti berpikir setelah kita mendapat jawabannya.dan kadang hal sederhana juga mengajarkan kita bahwa pendidikan bukan cuman soal angka dan nilai tetapi bagaimana siswa memahami makna pembelajaran dan mengingat pelajaran tersebut

      Hapus
  59. Nama: Hizkia Thiofany
    Kelas: VA
    Npm: 2386206001

    Terima kasih bapak atas materinya, pembelajaran faktorial mengajar siswa untuk mengenal simbol ( ! ) dalam sebuah pembelajaran dan itu sangat penting bagi siswa
    Berpikir secara logika tapi sederhana dalam sebuah pendidikan.

    BalasHapus
  60. Terima kasih pak atas materi nya, saya ijin bertanya Menurut Bapak strategi atau langkah taktis apa yang paling realistis yang dapat dilakukan oleh guru, baik di tingkat kurikulum maupun di tingkat kelas, untuk mengintegrasikan secara substansial Critical Thinking ke dalam semua mata pelajaran—bukan hanya sebagai materi tambahan, tetapi sebagai cara mengajar—tanpa mengorbankan ketuntasan materi yang sudah ditetapkan dalam kurikulum?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Dita Ayu Safarila
      NPM : 2386206048
      Kelas : 5C
      Izin menjawab pertanyaan dari Rakinah Hidayah.
      Jadi menurut saya strategi paling realistis adalah mengubah cara mengajar agar materi kurikulum yang ada menjadi wadah bagi Critical Thinking,tanpa menambah beban materi.
      Caranya :
      1. Mengganti soal hapalan dengan pertanyaan terbuka misalnya (Mengapa dan Bagaimana)
      2. Menerapkan diskusi,debat atau studi kasus yang memaksa siswa menganalisis informasi dari materi.
      3. Mendorong refleksi agar siswa mengevaluasi proses berpikirnya sendiri.
      terimakasih itu saja,maaf jika ada yng kurang,semoga bermanfaat

      Hapus
  61. Nama:Hendra aditya daputra
    Kelas:5C
    Npm:2386206064

    Saya setuju dengan materi di atas pak, untuk menetapkan berfikir kritis ini di sekolah, karna dengan berfikir kritis anak-anak mampu mencari solusi di setiap masalah, dan mereka juga mampu untuk mengembangkan cara fikir peserta didik pak.

    Sekian, terimakasih pak....

    BalasHapus
  62. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  63. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  64. Nama:Hendra aditya saputra
    Kelas:5C
    Npm:2386206064

    Izin menanggapi sedikit pak, untuk pertanyaan di akhir, apakah sekolah di rancang untuk melakukannya, jadii, iyaa pak, sekolah harus menanamkan pemikiran kritis untuk siswa mereka pak, tujuannya untuk menganalisis informasi, memecahkan masalah dan belajar mandiri pak.

    Sekian pak, terimakasih....

    BalasHapus
  65. Nama: Arjuna
    Npm: 2386206018
    Kelas: 5A
    Terimakasih materinya bapak atas materinya, berpikir kritis bisa dan harus diajarkan di sekolah. Namun pendekatan tidak bisa hanya melalui hafalan atau metode tradisional. Berpikir kritis membutuhkan Lingkungan yang Mendukung Di mana pertanyaan dan perdebatan sehat didorong bukan ditekan.

    BalasHapus
  66. nama : kornelia sumiaty
    npm : 2386206059
    kelas : 5B PGSD

    menurut saya berpikir kritis harus diajarkan disekolah, tetapi berpikir kritis harus membutuhkan lingkungan yang mendukung dan juga guru harus memberikan ruang aman bagi siswa dålam menyampaikan pikiran kritis mereka dalam memecahkan masalah dan menganalisis informasi

    BalasHapus
  67. Assalamualaikum wr. wb. Dan selamat pagi, selamat siang, serta selamat malam. Silahkan di sesuaikan dengan waktu teman-teman membaca komentar saya.

    Saya Fauzan Nashrullah Fajar dari kelas 5B dengan NPM 2386206021.

    Asik banget core materinya Pak, "Berpikir Kritis itu pola pikir dan butuh proses yang lambat atau bahkan mundur-maju buat ngetes asumsi".

    Jadi Pak, yang menjadi permasalahan paling beratnya adalah Berpikir Kritis butuh ruang eksplorasi, tapi di sekolah, ruang itu nggak ada. Kenapa ruang untuk Berpikir kritis itu tidak ada?

    Karena kita di lapangan akan ketemu masalah tekanan waktu mengajar maupun belajar serta mengejar target kurikulum. Murid yang harusnya nanya-nanya buat menggali lebih dalam, malah sering dikatain "banyak nanya" atau "tidak mendengarkan". Pernyataan kayak gini lah yang langsung membunuh refleksi dan eksplorasi yang jadi inti Berpikir Kritis.
    Jadi, intinya: Masalahnya bukan lagi "bisa diajarin atau nggak," tapi "Sistem sekolah kita mau nggak menyediakan waktu dan ruang aman buat proses berpikir yang lambat dan berantakan ini?" Kalo sekolah masih kejar efisiensi dan output instan, ya jangan harap Berpikir Kritis bisa tumbuh subur. Dan hal ini jugalah menjadi PR terbesar kita sebagai calon guru, apakah teman-teman semua mau, untuk keluar dari zona nyaman? Dan mendobrak pintu yang menjadi pengekang ini?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Owh iyya teman-teman, mungkin kita bisa meninggalkan budaya meminta izin pada forum diskusi kita. Karena saya rasa dengan kita meminta izin sebelum menjawab seperti (izin menanggapi, izin menjawab) dan sebagainya, akan terkesan bahwa kita tidak memiliki Hak penuh untuk berkomentar dan saya rasa hal ini jugalah yang menjadi salah satu faktor pengekang dari Berpikir kritis itu sendiri.
      Tapi saya serahkan lagi kepada forum, silahkan mengikuti kepercayaan dari teman-teman.

      Mohonmaaf Pak jika saya lancang, tapi mohon di pertimbangkan Pak, apakah pernyataan saya bisa di terima atau tidak, saya kembalikan Kebapak. Terimakasih.

      Hapus
    2. Saya sangat SETUJU dengan permaslahan yang ka Fuzan tulis pada laman inii, Seperti yang ke Fauzan bilang murid ketika bertanya dalam suatu forum ataupun pembelajaran dalam kelas sering dijuliki orang yang ingin mencari perhatian atau orang yang dikatakan apa sih tanya terus seperti tidak memahami aja

      Padahal seharusnya siswa yang menanyakan itu dipandang sebagai siswa yang kritis akan pemikiran yang ingin dia ketahui dari pertanyaannya, kan orang bertanya karena orang ingin mengetahui bagaimana pandangan dari pemateri atau pandangan dari penjelasan pemateri terhadap pertanyaannya , penanya ini pasti berpikir setiap orang mempunyai pandangan yang berbeda-beda dan dia ingin mengetahuinya.
      Jadi sebenernya siswa yang bertanya saat diskusi berlangsung itu seharusnya diapresiasi karena dia membantu menyalakan dan membangkitkan ruang diskusi tersebut supaya lebih hidup.

      Hapus
    3. Halo Alusia, makasih banyak sudah merespons dan setuju sama poin yang saya angkat.

      Saya suka banget sama apa yang kamu bilang! Itu dia masalah intinya. Seharusnya, murid yang banyak tanya, yang kelihatan 'berisik' karena bolak-balik nanya gimana dan kenapa, itu justru harus diapresiasi sebagai siswa kritis. Mereka lagi menunjukkan proses berpikir yang aktif, mereka lagi coba ngeset ulang asumsi mereka sendiri.

      Tapi realitanya, kan malah kena labeling negatif kayak "nyari perhatian," atau yang lebih parah, "nggak mudeng-mudeng." Sikap kayak gini yang secara nggak langsung membunuh niat siswa buat eksplorasi dan menanyakan pandangan yang berbeda.

      Poinmu soal siswa yang bertanya itu membantu menyalakan dan membangkitkan ruang diskusi itu powerful banget. Itu PR kita sebagai calon guru, Alusia. Gimana caranya kita nanti bisa menciptakan kelas yang safe dan welcome buat pertanyaan-pertanyaan yang "merepotkan" dan "berantakan" itu. Kalau murid nyaman bertanya, ruang berpikir kritis pasti jadi hidup.

      Mudah-mudahan kita tidak termasuk dalam golongan guru yang berperan dalam membunuh bibit berpikir kritis siswa-siswi kita kelak. Aamiin...

      Hapus
  68. BerfikJujur sebenarnya sebelum berkomentar sayang baca ulang-ulang lagi materi yang bapak berikan mengenai berpikir kritis Ini, Ini menimbulkan pertanyaan untuk diri saya sendiri sebenarnya seperti apa sih contoh berpikir kritis itu. Dan ketika saya baca kembali materi yang bapak berikan dan pada bagian sifat berpikir kritis disitu dikatakan bahwa berpikir kritis itu spesifik, tidak selalu jelas dan prosesnya lambat. Juga melibatkan, menguji kembali asumsi yang kita miliki. Di sini saya menyimpulkan bahwa kita perlu menguji kembali atau mencari tahu lagi asumsi yang kita miliki karena mungkin asumsi yang ada di otak atau pikiran kita belum tentu itu merupakan sebuah kebenaran jadi kita perlu berpikir kritis walaupun prosesnya lambat karena kita perlu menguji kembali atau mencari tahu kebenarannya.ir kritis

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya menyadari bahwa berpikir kritis Ini sangat penting walaupun tidak selalu jelas dan prosesnya lambat. Tapi membantu kita memahami, menilai dan mengambil keputusan dengan baik. Jadi berpikir kritis merupakan hal yang penting dan harus dimiliki oleh peserta didik

      Hapus
  69. Nama: Leoni Wulandari
    Npm: 2386206088
    Kelas: 5D
    Menurut saya, materi ini menjelaskan bahwa berpikir kritis bukan hanya soal menjawab soal sulit, tetapi bagaimana kita memahami dan mempertanyakan sesuatu secara mendalam. Berpikir kritis membutuhkan waktu, proses, dan kesempatan untuk refleksi. Karena itu, pembelajaran di sekolah perlu memberi ruang bagi siswa untuk berdiskusi, mencoba, dan membuat kesimpulannya sendiri, bukan hanya mengikuti langkah yang sudah ada.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Leoni Wulandari
      Kelas: 5D
      NPM: 2386206088
      Izin menambahkan, berpikir kritis bukan hanya tentang menemukan jawaban, tapi bagaimana memahami dan mempertanyakan sesuatu secara lebih mendalam. Karena itu, pembelajaran di sekolah sebaiknya memberi ruang bagi siswa untuk berdiskusi dan mencoba, bukan hanya menghafal.

      Hapus
  70. Nama : Miftahul Hasanah
    kelas : 5C
    NPM : 2386206040

    Terima kasih bapak atas materinya
    menurut saya berpikir kritis itu bukan hanya sekedar menghafal rumus tapi soal proses mengolah sesuatu yang terjadi di dalam pikiran kita, proses ini menuntut hal-hal yang justru sulit disatukan jadi butuh waktu untuk memikirkan sesuatu dari berbagai sisi, sehingga butuh kebebasan untuk memikirkan segala sesuatu atau mecoba ide baru dan membuat kesalahan.

    BalasHapus
  71. Nama : Miftahul Hasanah
    kelas : 5C
    NPM : 2386206040

    Izin menyampaikan bapak, saya menemukan beberapa sekolah yang sistem sekolahnya itu dibuat untuk efisiensi. Semuanya sudah diatur seperti waktu pelajaran nya, jumlah bab, dan cara penilaian.

    Sayang nya, pemikiran kritis yang berkualitas itu justru butuh ruang, waktu dan ketidak pastian hal-hal yang sering terbuang demi mengejar efisiensi tersebut.

    Nah bagaimana cara menanggapi hal tersebut?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sya izin mejwb ya Miftahul, poin yang kamu tuliskn sangat kritis dan relevan. Kamu benar, efisiensi yang ketat sering menjadi musuh bagi eksplorasi mendalam. Cara menanggapi hal ini bukan berarti kita harus menghilangkan efisiensi sama sekali, tetapi menata ulang definisi efisiensi itu sendiri. Efisiensi seharusnya diukur berdasarkan kualitas pemahaman dan keterampilan abad ke-21, bukan hanya kecepatan menyelesaikan bab. Kita perlu mengalokasikan blok waktu yang lebih besar untuk proyek interdisipliner yang memungkinkan siswa bereksplorasi, meskipun itu berarti mengurangi jumlah bab yang diselesaikan dalam setahun. Prioritas harus bergeser: Efisiensi untuk hasil kritis, bukan efisiensi untuk kecepatan administrasi.

      Hapus
    2. Nama: Nanda Vika Sari
      Npm: 2386206053
      Kelas: 5B PGSD

      Izin menjawab pertanyaan dari Miftahul Hasanah, menurut sepengetahuan yang saya ketahui efisiensi itu memang diperlukan namun para guru tetap bisa menumbuhkan berpikir kritis itu ke dalam batasan sistem dengan cara yang mungkin sederhana yaitu dengan memberika para siswa pertanyaan terbuka, diskusi singkat, dan juga waktu refleksi beberapa menit. Dengan begitu, meskipun struktur sekolah itu ketat, para guru itu tetap bisa mencantumkan/menyisipkan ruang kecil untuk bisa berpikir kritis tanpa harus ada mengubah sistem yang mungkin cukup besar.

      Hapus
    3. Nama : Putri Anggraeni
      NPM : 2386206022
      Kelas : VB (PGSD)

      Izin menanggapi pertanyaan dari Miftahul. Miftahul benar, sistem sekolah memang fokus pada kecepatan dan efisiensi. Padahal, berpikir kritis itu butuh waktu dan perjalanan berpikir dan sering terhambat oleh sistem kaku.

      Solusi untuk Konflik Ini Kita harus mengubah mindset di kelas agar fokus ke proses dan karakter. Berikan "Peta" Berpikir: Gunakan kerangka Polya di semua pelajaran sebagai peta eksplisit agar siswa punya strategi logis dan Wajibkan Refleksi: Beri ruang eksplorasi di tengah tuntutan sistem dengan Jurnal Reflektif atau pertanyaan "Mengapa". Ini melatih kesabaran dan kerendahan hati.
      sekian terimakasihh

      Hapus
  72. Tulisan yang sangat inspiratif Pak, saya setuju bahwa berpikir kritis perlu ditanamkan sejak dini. Anak-anak harus dibiasakan bertanya dan menalar sederhana melalui kegiatan sehari-hari, bukan hanya menghafal. Terima kasih sudah mengingatkan pentingnya memberi ruang bagi siswa untuk “berpikir sendiri”, bukan sekadar mengikuti instruksi.

    BalasHapus
  73. Nama: Yudha Praditya
    Kelas:5B
    NPM: 2386206031

    Tulisan yang sangat inspiratif Pak, saya setuju bahwa berpikir kritis perlu ditanamkan sejak dini. Anak-anak harus dibiasakan bertanya dan menalar sederhana melalui kegiatan sehari-hari, bukan hanya menghafal. Terima kasih sudah mengingatkan pentingnya memberi ruang bagi siswa untuk “berpikir sendiri”, bukan sekadar mengikuti instruksi.

    BalasHapus
  74. NAMA:VIRGINIA JAU
    KELAS :VD
    NPM:2386206089
    Menurut saya artikel ini menarik banget karena ngingetin kita kalau ngajarin berpikir kritis itu sebenarnya bisa banget dilakukan di sekolah, asal gurunya kreatif dalam memberi contoh. Kadang kita mikir berpikir kritis itu hal yang rumit, tapi setelah baca artikel ini ternyata bisa dimulai dari hal-hal sederhana seperti memahami simbol matematika, misalnya simbol faktorial. Cara penjelasannya juga enak dibaca, nggak bikin pusing, jadi kayak lagi diajak ngobrol santai tapi tetap nambah wawasan. Saya suka bagian yang bilang kalau siswa perlu dibiasakan buat bertanya dan nggak cuma menerima jawaban mentah-mentah, karena itu memang penting biar mereka berani mikir dan punya pendapat sendiri. Intinya, artikel ini bikin saya lebih sadar kalau kemampuan berpikir kritis itu bisa dilatih dari hal kecil, asal dalam proses belajar gurunya sabar dan mau membuka ruang diskusi buat siswanya.

    BalasHapus
  75. Menurut saya, penjelasan dalam materi ini sangat membantu dalam memahami bahwa kemampuan berpikir kritis tidak hanya berhubungan dengan kecerdasan akademik, tetapi juga dengan kemampuan siswa untuk memproses informasi secara lebih mendalam. Materi ini menekankan bahwa siswa perlu dilatih untuk mengamati, mempertanyakan, dan menilai suatu informasi sebelum menerima atau menolaknya.

    Saya juga sependapat bahwa lingkungan belajar yang baik harus memberi kesempatan kepada siswa untuk berpendapat dan mengeksplorasi berbagai cara dalam menyelesaikan permasalahan. Dengan cara ini, mereka tidak hanya terpaku pada satu jawaban, tetapi mampu melihat perbedaan pendekatan dan memahami alasan di balik setiap langkah yang diambil.

    Hal yang paling saya soroti dari materi ini adalah pentingnya memberikan ruang bagi siswa untuk melakukan refleksi. Melalui refleksi, mereka bisa menilai kembali pemahaman mereka dan memperbaiki cara berpikir. Ini menjadi proses yang sangat penting untuk membangun kemampuan berpikir kritis yang matang.

    Secara keseluruhan, materi ini mengingatkan kita bahwa berpikir kritis adalah keterampilan yang harus dilatih secara bertahap dan konsisten dalam pembelajaran sehari-hari.

    BalasHapus

  76. Saya juga merasa bahwa pembiasaan berpikir kritis di kelas dapat menciptakan suasana belajar yang lebih aktif. Siswa tidak hanya mendengarkan, tetapi juga diajak berpendapat, bertanya, dan saling menghargai pandangan teman-temannya. Hal ini tidak hanya membuat proses belajar lebih hidup, tetapi juga melatih rasa percaya diri mereka.

    Dengan adanya kesempatan berdiskusi seperti itu, siswa bisa belajar melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang. Ini penting karena dalam kehidupan sehari-hari, tidak semua masalah memiliki jawaban tunggal. Keterampilan seperti ini tentu sangat bermanfaat bagi mereka di masa depan.

    BalasHapus
  77. Nama : Miftahul hasanah
    kelas : 5C
    Npm : 2386206040

    Izin bertanya, Pak. Saya masih agak bingung sebenarnya, kalau berpikir kritis itu butuh waktu dan ruang buat eksplorasi, gimana ya cara sekolah yang sistemnya udah cukup kaku bisa ngasih kesempatan itu? Apa ada cara sederhana yang bisa mulai diterapkan tanpa harus ngerombak semuanya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya izin menjawab pertanyaan nya ya miftahul. Berpikir kritis itu tidak hanya menunggu sistemnya berubah. Bisa tumbuh jika guru sadar dan konsisten memberikan ruang meski hanya sebentar.

      Hapus
  78. Nama: Erfina feren heldiana
    kelas:5c
    npm:2386206065

    Pak, saya penasaran. Kalau sekolah dari awal memang didesain serba terstruktur, apa mungkin berpikir kritis bisa bener-bener tumbuh di dalam sistem yang kaku seperti itu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Izin menjawab pertanyaan yaa erfina, bisa akan tetapi susah jika struktur sekolah tidak di ubah cara fungsi nya. Struktur itu tidak selalu menghambat yang menghambat itu jalan struktur nya, sekian jawaban dari saya terimakasih erfina🙏🏻😊

      Hapus
    2. Nama : Putri Anggraeni
      NPM : 2386206022
      Kelas : VB (PGSD)

      Izin menanggapi pertanyaan dari Erfina. Pertanyaan Erfina ini pernah menjadi kerisauan saya juga mengapa sistem yang berlaku lebih mengajarkan anak didik untuk berfikir dengan cepat dan efisien? Jawabannya, menurut saya, sulit bagi berpikir kritis untuk tumbuh optimal di dalam sistem yang kaku, karena sistem yang serba terstruktur (fokus pada hasil dan ujian cepat) seringkali justru menghambat perjalanan berpikir dan melatih siswa untuk hanya fokus pada aspek kognitif (menguasai rumus), bukan pembentukan karakter dan kemampuan menghadapi tantangan sosial dan etika. Oleh karena itu, tugas kita sebagai calon guru adalah membangun pondasi berpikir kritis dan mindset fokus pada proses dalam kelas kita sendiri, meskipun di tengah sistem yang kaku

      Hapus
  79. Menurut saya materi ini sangat cocok dikaitkan dengan sekolah.berpikir kritis itu bukan sesuatu hal yang mudah melain hal yang cukup susah untuk di cangkup, dengan adanya berpikir kritis potensi cara berpikir siswa jadi cukup bagus, ada unsur keberanian untuk bertanya , kesediaannya untuk menjawab dan melihat hal yang sama dari sudut yang sama. akan tetapi berpikir kritis itu membutuhkan waktu dan ruang pelan pelan untuk cukup, maka dari itu wajar saja kita pola pikir kritis sulit tumbuh.

    BalasHapus
  80. Pak izin bertanya untuk materi ini , mengapa pola berpikir kritis sangat sulit untuk dikembangkan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Putri Anggraeni
      NPM : 2386206022
      Kelas : VB (PGSD)

      Izin menanggapi pertanyaan Agustiani yang sangat mendasar ini. Saya setuju bahwa pola berpikir kritis sulit dikembangkan karena adanya konflik antara tuntutan sistem lama dan filosofi yang dibutuhkan oleh critical thinking. Kesulitan utama datang dari pola pendidikan yang cenderung mengajarkan siswa berfikir dengan cepat dan efisien untuk menjawab ujian , padahal berpikir kritis itu menuntut perjalanan berpikir dan kesabaran. Siswa terbiasa pasif menerima informasi (hafalan) dan takut salah, padahal keterampilan ini mewajibkan mereka berani bertindak dengan menganalisis dan mempertanyakan, yang merupakan pondasi perkembangan siswa untuk menghadapi tantangan sosial dan etika di masa depan. Intinya, mengembangkan berpikir kritis adalah mengubah budaya, dari sekadar mencari jawaban cepat menuju fokus pada proses dan fungsi ilmu.

      Hapus
    2. Izin menjawab pertanyaan Agustiani Pola pikir kritis memang susah dikembangkan karena prosesnya butuh waktu, latihan, dan ruang untuk bertanya. Sementara di sekolah sering terbatas oleh jadwal yang ketat, banyak materi, dan fokus pada nilai. Kadang siswa juga belum terbiasa menyampaikan pendapat atau meragukan suatu jawaban. Jadi bukan karena tidak bisa, tapi karena lingkungannya belum selalu mendukung. Kalau diberi kesempatan lebih buat diskusi, bertanya, dan mencoba hal baru, kemampuan berpikir kritis sebenarnya bisa berkembang pelan-pelan.

      Hapus
  81. Nama: Lidia Maimun
    Npm: 2386206091
    Kelas:5D

    Berpikir kritis adalah kemampuan khusus, dan tidak semua siswa dapat mememahami secara mendalam pada ilmu atau pelajaran yang di dapat, begitu juga dalam mengkaji suatu hal berkaitan isu serta fenomena yang terjadi.
    Dalam sistem atau pola pembelajaran formal itu sangat membantu siswa untuk bisa berpikir kritis, salah satu contoh adalah metedo atau cara yang di terapkan dalam menanggapi sebuah isu atau fenomena yang terjadi, dan teori teori yang berikan pada siswa juga adalah alat atau akar pada kerangka berpikir siswa agar kritis dalam berpikir , maka dari itu sekolah memang di rancang untuk siswa bisa berpikir kritis.

    BalasHapus
  82. Setelah saya membaca materi bapak yang ini, tentang mengajar berpikir kritis Saya sangat suka pada bagian utamanya yaitu, bisa kah kita mengajar?dan dengan Apakah sekolah dirancang?. Saya rasa saya sangat setuju sekali kalau berpikir kritis itu adalah pola pikir yang bisa kita kembangkan. Namun masalahnya ada di sistem pendidikan formal kita. Kebanyakan sekolah itu harus serba cepat teratur dan gampang diukur nilainya. Penting sekali bagi kita sebagai calon guru untuk mencari cara agar kurikulum yang banyak materi ini tetap memberikan ruang yang cukup bagi siswa untuk meneliti dan menerima kalau ada ketidakpastian dalam belajar. Hal ini perlu dilakukan supaya pola pikir kritis ini benar-benar punya kesempatan untuk tumbuh dan berkembang di lingkungan sekolah kita.

    BalasHapus
  83. Dan setelah saya membaca lagi materi bapak ternyata memberikan pemahaman yang mendalam bahwa berpikir kritis bukan sekadar keterampilan analitis cepat, melainkan sebuah pola pikir yang melibatkan proses lambat, bahkan kesiapan untuk menguji kembali dugaan awal diri kita sendiri. Menurut saya, ini adalah pola pikir yang sangat penting, karena menekankan dimensi etika dan mental dalam berpikir kritis, bukan hanya dimensi logis. Saya jadi berpikir, mungkin fokus pengajaran kita harus bergeser dari °apa yang harus dianalisis° menjadi °bagaimana cara bersikap terhadap ketidakpastian data°.

    BalasHapus
  84. Nama : Naida Dwi Nur Herlianawati
    Kelas : 5 B
    Npm : 2386206042

    izin bertanya pak bagaiaman caranya menilai seorang siswa itu “berpikir kritis” Kan mikir kritis itu enggak bisa dinilai pakai ujian pilihan ganda atau nilai rapor biasa, nah terus kita harus pakai cara apa buat tau kalau murid itu makin kritis pak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Naida sya ijin menjawab ya prtnyaan kamu, dari beberapa artikel dan jga jurnal yg saya baca Para ahli seperti Robert Ennis (salah satu tokoh utama dalam bidang berpikir kritis) sangat menyarankan asesmen yang berformat tes open ended (terbuka) daripada pilihan ganda. Contoh format yang bisa digunakan adalah:
      Tes Esai Berpikir Kritis yaitu siswa disajikan sebuah argumen atau kasus, lalu diminta untuk mengevaluasi logikanya, mengidentifikasi asumsi, dan merumuskan sanggahan yang valid lalu,
      Tes Pilihan Ganda dengan Penjelasan tertulis yaitu siswa harus memilih jawaban dan wajib memberikan penalaran mengapa jawaban tersebut dipilih.
      Dengan cara ini, yang dinilai bukan hanya jawabannya, tapi proses penalaran kritis di baliknya.

      Hapus
    2. Nama : Putri Anggraeni
      NPM : 2386206022
      Kelas : VB (PGSD)

      Izin menanggapi pertanyaan Naida. pikiran kritis itu tidak bisa dinilai pakai ujian hafalan karena yang terpenting adalah perjalanan berpikir siswa, bukan sekadar jawaban akhir. Sejalan dengan pembahasan kita tentang pentingnya mengembangkan berpikir kritis dan analitis sejak dini, kuncinya adalah menggunakan Penilaian Autentik yang bergeser dari menilai hasil ke menilai proses. Jadi, untuk mengetahui apakah murid makin kritis, kita harus menggunakan Rubrik Penilaian Proses yang fokus pada langkah-langkah Problem Solving (seperti Polya: Memahami, Merencanakan, Melaksanakan, dan Mengecek), di mana kita nilai seberapa baik mereka mampu menyusun strategi yang logis dan berani bertindak dengan kritis, bukan hanya benar atau salah. Penilaian seperti ini akan membuat siswa tahu bahwa pengetahuan mereka adalah alat yang fungsional yang mampu mereka terapkan untuk menghadapi masalah kontekstual, dan bukan hanya sekadar angka di rapor.

      Hapus
    3. Izin menanggapi Naida Memang benar, berpikir kritis itu nggak bisa diukur hanya dari pilihan ganda atau angka di rapor. Biasanya guru melihatnya dari proses, seperti bagaimana kamu bertanya, cara kamu menjelaskan alasan, atau bagaimana kamu menganalisis sebuah masalah. Kadang juga lewat tugas proyek atau diskusi, di situ kelihatan apakah cara berpikir kamu makin dalam dan terarah. Jadi intinya, yang dinilai bukan hasil akhirnya saja, tapi cara kamu sampai pada jawaban itu. Semoga membantu ya

      Hapus
  85. teman teman mungkin bisa di bantu jelaskan pertanyaan saya yang, ada bagian soal yang saya pertanyakan teman teman, yaitu bagian yang mempertanyakan apakah sekolah memang di rencanakan untuk mengajarkan berpikir kritis, dan mungkin bisa dikembangkan dengan membahas bagaimana tujuan pendidiikan berubah dari masa kemasa, dan teman teman apakah sistem ini sudah releven dengan kebutuhan zaman ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Izin menjawab, jadi sebenarnya hal ini cukup rumit, nmun secara teori, sekolah seharusnya mengajarkan, tapi kenyataannya, desain sistem pendidikan kita sering kali berlawanan dengan sifat berpikir kritis itu sendiri. Sekolah itu dirancang untuk efisiensi dan kemudahan pengukuran (penilaian, jadwal ketat, jumlah siswa banyak), sementara berpikir kritis itu prosesnya lambat, butuh refleksi, fleksibilitas, dan bahkan harus berani mengakui ketidakpastian hal-hal yang tidak cocok sama kerangka pendidikan yang kaku. Jadi, tujuan pendidikan dari masa kemasan (mungkin maksudnya masa lalu yang industiral) yang fokusnya mencetak pekerja yang patuh dan tahu jawaban cepat, masih terbawa sampai sekarang, makanya sistem kita sering tidak relevan dengan kebutuhan zaman.

      Jelasnya, sistem yang ada sekarang ini memang belum sepenuhnya relevan dengan kebutuhan zaman digital yang menuntut berpikir kritis. Zaman sekarang, anak-anak harus menghadapi banjir informasi, hoaks, dan bahkan hasil dari AI, sehingga kemampuan untuk mempertanyakan asumsi dan menunda keputusan itu jadi kunci bertahan hidup. Selama sekolah masih terobsesi dengan hal yang mudah diukur (nilai ujian) dan efisiensi waktu, ruang untuk mengembangkan berpikir kritis yang butuh kesabaran dan eksplorasi akan selalu sempit. Kita harusnya mulai bertanya, "Apa tujuan pendidikan kita yang sebenarnya?" dan berani merombak desainnya agar lebih fokus pada pembentukan pola pikir yang berani kritis, bukan sekadar menghafal.

      Hapus
    2. Izin menjawab pertanyaan Okta Memang dari dulu tujuan pendidikan selalu berubah sesuai zamannya. Dulu sekolah lebih fokus pada hafalan dan disiplin, tapi sekarang tuntutannya berbeda kita butuh kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan mampu memecahkan masalah.Kalau ditanya apakah sekolah memang direncanakan untuk mengajarkan berpikir kritis, jawabannya: iya, idealnya begitu, tapi praktiknya belum selalu maksimal. Sistem nilai, kurikulum yang padat, dan waktu belajar yang terbatas kadang membuat proses berpikir kritis nggak berkembang secara optimal.
      Makanya penting untuk lihat apakah sistem pendidikan kita sudah relevan. Beberapa bagian sudah maju, tapi masih perlu banyak penyesuaian biar benar-benar sesuai kebutuhan zaman. Yang paling penting, guru dan sekolah terus beradaptasi supaya siswa punya ruang untuk bertanya, menganalisis, dan melihat masalah dari banyak sudut.

      Hapus
  86. Nama: Nanda Vika Sari
    Npm: 2386206053
    Kelas: 5B PGSD

    Salah satu poin yang paling penting pada materi diatas ini yaitu mengenai gagasan bahwasannya berfikir kritis itu merupakan dari pola pikir dari pada keterampilan yang dapat diajarkan melalui langkah-langkah instruksional. tertentu. Pendidikan tradisional biasanya hanya fokus ke jawaban yang benar saja, bukan pada proses pemikirannya, maka dari itu pada materi diatas ini memberikan tantangan pradigma pembelajaran dari sekedar menghafal untuk menuju pelajaran yang lebih bagus lagi.

    BalasHapus
  87. Nama : Oktavia Ramadani
    NPM : 2386206086
    Kelas : 5D

    Izin bertanya pak dan semuanya jika ingin menjawab , Bagaimana cara sekolah bisa mendukung perkembangan berpikir kritis siswa 🙏🏻😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Izin menjawab, seperti yang sudah bapa sampaikan pada materi di atas, cara utama sekolah bisa mendukung berpikir kritis adalah dengan menciptakan ruang untuk refleksi, eksplorasi, dan fleksibilitas yang seringkali tergerus oleh sistem pendidikan formal yang kaku. Sekolah harus berani mengubah fokus dari sekadar efisiensi dan pengukuran cepat (seperti yang ditunjukkan oleh banyaknya elemen terstruktur: desain pembelajaran, pola penilaian, sistem pelaporan) menjadi pembentukan pola pikir. Ini berarti mengubah pola penilaian agar tidak hanya berfokus pada jawaban benar, tetapi pada prosesnya, yaitu kesediaan siswa untuk mempertanyakan, menganalisis, dan menguji kembali asumsi mereka sendiri, bahkan mengakui hal yang belum mereka pahami. Sekolah harus memberi waktu bagi siswa untuk mundur sejenak sebelum maju lagi, sebuah proses yang lambat dan tidak langsung.

      Untuk lebih lanjut, sekolah perlu menjawab pertanyaan mendasar: Apakah sekolah memang dirancang untuk tujuan ini? Jika jawabannya belum, maka desain sistem pendidikan harus dirombak agar lebih relevan dengan kebutuhan zaman. Salah satu cara konkretnya adalah dengan mengurangi dominasi metode yang terlalu terstruktur dan memberikan lebih banyak kesempatan bagi siswa untuk bertanya dan mencoba memahami masalah dalam konteks yang bermakna. Hal ini menuntut guru untuk bertindak sebagai fasilitator yang mendorong rasa ingin tahu dan ketidakpastian, bukan hanya sebagai penyampai informasi yang menuntut kepatuhan. Dengan demikian, sekolah bisa menumbuhkan pola pikir kritis, bukan hanya keterampilan yang diujikan.

      Hapus
    2. Halo Oktavia izin menjawb ya. Salah satu cara paling efektif adalah dengan melatih guru agar mampu menjadi fasilitator, bukan hanya penceramah. Sekolah perlu menciptakan lingkungan yang aman di mana siswa tidak takut salah saat mengajukan argumen atau ide yang berbeda, karena berpikir kritis tumbuh dari keberanian untuk bertanya dan diuji.

      Hapus
    3. Izin menjawab pertanyaan dari Oktavia .Sekolah bisa banget mendukung perkembangan berpikir kritis siswa, misalnya dengan kasih ruang diskusi, dorong siswa buat bertanya, dan nggak cuma fokus ke hafalan. Guru juga bisa pakai metode belajar berbasis masalah atau studi kasus supaya siswa terbiasa menganalisis situasi. Langkah-langkah kecil kayak gini udah cukup buat bantu siswa berpikir lebih dalam dan mandiri.

      Hapus
  88. Nama : Juliana Dai
    NPM : 2386206029
    Kelas : V,B

    Izin Menanggapi pak, menurut saya, materi ini benar-bener nendang karena menyoroti masalah utama disekolah sekarang, yaitu konflik antra berfikir kritis yang butuh waktu lama, banyak mikir, dan ruang buat salah, dengan sistem sekolah yang maunya serba cepat dan efisien biar gampang diukur. Jelasnya, berpikir kritis itu bukan skill biasa, tetapi pola pikir dimana kita harus berani bertanya dan mengakui kalau ada yang belum kita tahu, bahkan berani curiga dengan keyakinan kita sendiri. Nah hal-hal kaya gini itu susah sekali masuk di desain pembelajaran yang sudah terlalu terstruktur, apalagi dengan pola penilaian yang maunya serba angka dan laporan cepat.

    maka dari itu, menurut saya, tantangan terbesar kita di era sekarang, dimana hoaks dan informasi cepat menyebar lewat gaded, adalah bagaimana caranya sekolah mau berkorban untuk melonggakan cengkaman efisien itu. Kita memang bisa banget ngajarin berpikir kritis, tapi kuncinya ada di sekolah. Kalau sekolah masih didesain untuk mencetak siswa yang hanya patuh dan bisa menjawab soal ujian standar dengan cepat, ya kita berisiko melahirkan generasi yang gampang banget salah paham sama dunia sekitar. Intinya, kita harus kasih ruang buat anak buat tidak terburu-buru dalam memutuskan sesuatu.

    BalasHapus
  89. Nama: Ema yulianda
    Kelas : 5D
    NPM. 2386206075

    berpikir kritis bagi siswa mengajarkan cara berpikir yang analitis, logis, reflektif, dan bukti, sehingga mereka mampu belajar lebih efektif, membuat keputusan yang tepat, dan menjadi individu yang mampu menghadapi tantangan kehidupan secara mandiri. Berpikir kritis bagi siswa merupakan kemampuan untuk menganalisis informasi secara logis, mengevaluasi bukti, serta mengambil keputusan yang tepat dan bertanggung jawab.berpikir kritis menekankan bahwa siswa tidak hanya menerima informasi mentah, tetapi memprosesnya secara aktif. Berpikir kritis membantu siswa memahami informasi secara mendalam.
    Siswa belajar menanyakan “mengapa” dan “bagaimana” sehingga tidak hanya menghafal fakta.

    BalasHapus
    Balasan
    1. "Izin menambahkan sedikit dari apa yang sudah disampaikan, menurut saya, berpikir kritis bukan hanya tentang kemampuan menganalisis dan mengevaluasi informasi, tetapi juga tentang kemampuan untuk berkreasi dan berinovasi. Dengan berpikir kritis, siswa bisa menemukan solusi-solusi baru yang inovatif untuk masalah-masalah yang kompleks."

      Hapus
  90. Nama: Nanda Vika Sari
    Npm: 2386206053
    Kelas: 5B PGSD

    Pada bagian pertanyaan penutup pada di materi cukup mendalam dan juga cukup memotivasi yaitu “Apakah sekolah memang dirancang untuk mengajarkan berpikir kritis?” pada pertanyaan ini membahas mengenai tantangan mendasar dalam sistem pendidikan modern. Instrusi bahwa berpikir kritis itu merupakan bagian yang penting bagi kehidupan yang bermakna menunjukkan kalau bahwasanya pendidikan itu seharusnya tidak hanya menghasilkan siswa yang pandai diuji, namun juga mampu untuk menganalisis sebuah masalah, dapat memahami berbagai pandangan, dan juga mampu untuk membuat suatu keputusan yang bijaksana.

    BalasHapus
  91. Menurut saya ,Ya kita bisa mengajarkan berpikir kritis di sekolah.
    ​Namun, pertanyaan yang lebih mendasar dan perlu dipertimbangkan adalah apakah sistem sekolah saat ini telah dirancang secara memadai untuk mendukung pengajaran dan pengembangan keterampilan berpikir kritis. Artikel diatas menyiratkan bahwa meskipun secara konseptual mungkin, implementasi praktisnya mungkin masih menjadi tantangan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Izin menanggapi yah Elsi setuju banget sama pendapat kamu Kita memang bisa mengajarkan berpikir kritis di sekolah, tetapi masalah utamanya ada pada kesiapan sistem. Banyak aspek seperti kurikulum, metode mengajar, dan budaya belajar di kelas yang sering belum memberi ruang bagi siswa untuk bertanya, mengeksplorasi ide, atau berdiskusi secara mendalam.Jadi, meskipun berpikir kritis itu penting dan mungkin untuk diajarkan, penerapannya tidak selalu mudah. Perlu dukungan nyata dari sekolah, guru, dan lingkungan belajar agar pembiasaan berpikir kritis benar-benar bisa terjadi, bukan hanya sebatas konsep.Intinya, tantangannya bukan pada siswanya, tetapi pada bagaimana sistem dan proses pembelajaran di sekolah dapat benar-benar mendukung pengembangan kemampuan tersebut.

      Hapus
  92. Materi ini mengangkat isu penting bahwa berpikir kritis bukan sekadar kemampuan akademik, tetapi pondasi kehidupan bermakna. Argumen bahwa sistem pendidikan saat ini kurang memberi ruang untuk berpikir kritis merupakan peringatan penting bagi guru, sekolah, dan pembuat kebijakan.
    Pernyataan bahwa “mengajarkannya bisa, tetapi apakah sekolah dirancang untuk itu?” adalah ajakan reflektif sekaligus tantangan bagi dunia pendidikan.
    materi ini sangat relevan, kuat secara konsep, dan membuka ruang diskusi tentang bagaimana pendidikan seharusnya membentuk generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi mampu berpikir mendalam, kritis, dan reflektif.

    BalasHapus
  93. NAMA : ANNISA ANGGRAINI
    KELAS : 5D
    NPM : 2386206079

    Saya merasa materi ini penting karena faktorial sering muncul dalam soal matematika yang lebih tinggi, seperti permutasi, kombinasi, dan peluang. Dengan memahami arti dari tanda seru ini, saya jadi lebih siap ketika menemukan soal yang berkaitan dengan perhitungan susunan. Contoh-contoh yang diberikan sangat membantu memvisualisasikan cara kerjanya.

    BalasHapus
  94. Okta Putri Aditia
    2386206060
    5B


    Teman teman saya mau bertanya mungkin bisa di bantu menjelaskan. jadi kan ini tentang berpikir kritis, kita tau itu penting banget kan sekarang ini, tetapi kadang ada yang susah berkembang nya pikir kritis di sekolah karena semuanya sudah di atur ketat, kayak nilai, aturan, dan bahkan cara belajar nya yang serba cepat, dan berbeda” tiap sekolah, kalo di liat berpikir kritis itu juga butuh wktu buat mikir, bertanya, ragu, dan liat suatu dari banyak sudut. jadi ini wajar kan kalau muncul pernyataan yang sebenarnya sekolah itu sudah mendukung kita buat berpikir kritis, atau malah bikin kita sudah berkembang itu gimana?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Putri Anggraeni
      NPM : 2386206022
      Kelas : VB (PGSD)


      Izin menanggapi Okta, karena kak tia menyentuh inti masalah yang selama ini juga meresahkan saya. Sekolah yang didesain serba terstruktur dengan penilaian yang cepat dan efisien memang menjadi penghalang utama, sebab berpikir kritis itu membutuhkan waktu, perjalanan berpikir, dan keberanian untuk bertanya, bukan sekadar kecepatan menghafal. Jika sekolah terlalu fokus pada aspek kognitif seperti menguasai rumus atau hasil, maka yang tumbuh adalah kepatuhan dan efisiensi, bukan soft skill atau pembentukan karakter yang kita harapkan. Oleh karena itu, kita harus sadar bahwa meskipun sistemnya kaku, tugas kita sebagai calon guru adalah membangun pondasi berpikir kritis di kelas kita dengan mengubah mindset agar pengetahuan menjadi alat yang fungsional, bahkan vital, bukan sekadar tuntutan kurikulum.

      Hapus
    2. Izin menanggapi Okta Setuju banget, sistem sekolah yang serba cepat memang kadang bikin berpikir kritis susah berkembang. Padahal kita butuh waktu buat nanya, mikir, dan lihat dari berbagai sudut.
      Tapi solusinya bisa dimulai dari hal kecil, kayak guru kasih ruang diskusi lebih sering, siswa berani tanya meski waktunya sempit, dan pembelajaran dibuat lebih santai tapi tetap fokus. Dengan cara itu, berpikir kritis tetap bisa tumbuh meski sistemnya belum ideal.

      Hapus
  95. Nama:Hendra aditya saputra
    Kelas:5C
    Npm:2386206064

    Izin menanggapi pak, untuk mengajarkan berfikir kritis di sekolah itu sangat bisa dilakukan dan sangat penting, karna berfikir kritis membantu siswa menganalisis informasi, membuat keputusan yang tepat dan memecahkan masalah dengan lebih efektif, Jadi, sangat penting untuk mengajarkan berfikir kritis di sekolah.

    Sekian pakk....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama:Hendra aditya saputra
      Kelas:5C
      Npm:2386206064

      Izin bertanya pak, bagaimana kalau sekolah tidak menerapkan cara berfikir kritis di sekolah, apa dampak yang akan terjadi pak?

      Sekian pak...

      Hapus
    2. Izin menanggapi pertanyaan yang di berikan Hendra Dampak jika sekolah tidak menerapkan berpikir kritis

      1. Siswa pasif – hanya menghafal tanpa memahami makna.
      2. Sulit memecahkan masalah – bingung saat menghadapi situasi baru.
      3. Kurang kreatif – ide dan inovasi jadi terbatas.
      4. Tidak siap menghadapi dunia nyata – sulit beradaptasi di pekerjaan atau kehidupan sehari-hari.
      5. Pembelajaran membosankan – karena siswa tidak diajak berpikir atau berdiskusi.

      Solusi yang bisa dilakukan :
      1. Guru menambah aktivitas berbasis tanya jawab seperti “mengapa”, “bagaimana”, atau membandingkan dua konsep.
      2. Gunakan pembelajaran berbasis masalah (PBL) agar siswa terbiasa mencari solusi.
      3. Dorong diskusi kelompok kecil supaya siswa berani mengemukakan pendapat.
      4. Gunakan contoh dari kehidupan sehari-hari agar siswa lebih mudah berpikir dan menganalisis.
      5. Berikan tugas analisis sederhana seperti menyimpulkan, membandingkan, atau memberi alasan.

      Hapus
  96. Izin menanggapi pak Materi ini sangat menarik dan relevan untuk pengembangan kemampuan berpikir kritis di lingkungan sekolah. Dengan mendidik siswa untuk berpikir kritis, kita membantu mereka tidak hanya menerima informasi secara pasif, tetapi juga mendorong mereka untuk bertanya, menganalisis, dan memahami alasan dibalik suatu konsep atau kejadian.Pembahasan tentang perbedaan antara mengajar berpikir kritis dan menilai sistem pendidikan menunjukkan bahwa tantangan utama adalah bagaimana membangun budaya berpikir kritis secara aktif dan sistematis. Selain itu, pentingnya menerapkan pendekatan yang mendorong refleksi, eksplorasi, dan pemikiran dalam penalaran sangat mendukung pengembangan karakter dan kompetensi siswa di masa depan.Secara keseluruhan, materi ini memberikan gambaran yang komprehensif mengenai pentingnya pendidikan berpikir kritis dan bagaimana mengimplementasikannya secara efektif di sekolah. Sangat bermanfaat sebagai panduan bagi para pendidik dan orang tua dalam membentuk generasi yang mampu berpikir kritis dan mandiri.

    BalasHapus
  97. Nama : Bangkit dwi prasetyo
    Kelas : 5b
    Npm : 2386206044

    Pak, saya izin menanggapi yah. Menurut pandangan saya, materi bapak tentang berpikir kritis ini sangat penting untuk diajarkan kepada siswa, tetapi tidak semudah itu untuk diajarkan di sekolah. Sistem sekolah cenderung memfokuskan pada hal-hal yang lebih cepat untuk sebagai asumsi penilaian, seperti hafalan dan ujian singkat, sehingga memberikan sedikit waktu kepada siswa untuk bertanya, menganalisa atau membuat diskusi lebih dalam. Bapak juga menjelaskan bahwa berpikir kritis bukanlah keterampilan tetapi cara pikir yang memerlukan waktu, kesabaran, pengalihan, dan keberanian.

    BalasHapus
  98. Nama: Leoni Wulandari
    Kelas: 5D
    NPM: 2386206088
    Menurut saya, materi ini membuka pandangan bahwa berpikir kritis bukan hanya keterampilan, tetapi juga pola pikir yang perlu dilatih. Sekolah sebenarnya bisa mengajarkannya, tetapi sering terhambat oleh sistem yang terlalu terstruktur. Jika pembelajaran memberi ruang untuk bertanya, menganalisis, dan mencoba memahami sesuatu secara lebih dalam, siswa bisa mengembangkan kemampuan berpikir kritis dengan lebih baik.

    BalasHapus
  99. Nama: Leoni Wulandari
    Kelas: 5D
    NPM: 2386206088
    Menurut saya, materi ini menjelaskan dengan sangat jelas bahwa berpikir kritis sebenarnya bisa diajarkan, tetapi prosesnya tidak sederhana. Berpikir kritis bukan hanya soal mengikuti langkah-langkah tertentu, melainkan pola pikir yang membuat kita berani mempertanyakan, menganalisis, dan melihat suatu hal dari sudut pandang yang berbeda. Karena itu, sekolah memang perlu memberi ruang bagi siswa untuk berefleksi dan bertanya, bukan hanya fokus pada target penilaian.

    BalasHapus
  100. Nama: Leoni Wulandari
    Kelas: 5D
    NPM: 2386206088
    Menurut saya, materi ini memberikan pemahaman bahwa mengajarkan berpikir kritis sebenarnya bukan sesuatu yang mustahil, tetapi membutuhkan perubahan cara pandang dalam dunia pendidikan. Berpikir kritis bukan hanya keterampilan teknis seperti mengerjakan soal, melainkan sebuah pola pikir yang mendorong seseorang untuk mempertanyakan informasi, menganalisis alasan di balik suatu pernyataan, serta memahami bahwa tidak semua hal memiliki jawaban yang cepat dan pasti.
    Dalam praktiknya, berpikir kritis berkembang melalui proses yang penuh refleksi, keraguan, dan pengujian ulang. Proses seperti ini membutuhkan waktu, ruang, dan kesempatan untuk eksplorasi. Sayangnya, struktur pendidikan saat ini cenderung terlalu kaku: jadwal pembelajaran yang padat, target kurikulum yang harus dipenuhi, serta penilaian yang lebih banyak menekankan hasil akhir daripada proses berpikir. Hal-hal ini membuat siswa jarang diberi kesempatan untuk menunda keputusan, mempertanyakan sesuatu secara mendalam, atau mengevaluasi pemahaman mereka sendiri.
    Saya setuju bahwa jika sekolah ingin benar-benar mengajarkan berpikir kritis, maka pembelajarannya harus memberi ruang bagi siswa

    BalasHapus
  101. Nama: Leoni Wulandari
    Kelas: 5D
    NPM: 2386206088
    Menurut saya, tulisan ini sangat penting karena mengingatkan kita bahwa berpikir kritis bukan hanya kemampuan akademik, tetapi fondasi bagi seseorang dalam memahami dunia. Selama ini, kita sering menganggap bahwa berpikir kritis bisa muncul begitu saja melalui proses belajar di sekolah, padahal kenyataannya tidak semudah itu. Berpikir kritis membutuhkan latihan, kebiasaan, dan lingkungan yang mendukung.
    Saya setuju bahwa sistem pendidikan kita sering kali terlalu terstruktur: jadwal yang padat, materi yang harus selesai tepat waktu, hingga penilaian yang lebih fokus pada angka daripada proses berpikir siswa. Dengan pola seperti ini, wajar jika berpikir kritis sulit berkembang. Siswa jarang diberi kesempatan untuk bertanya "mengapa?", mempertanyakan informasi, atau menelusuri sesuatu secara lebih dalam. Padahal, berpikir kritis justru tumbuh ketika siswa diberi ruang untuk meragukan, bereksperimen, salah, dan mencoba lagi.
    Berpikir kritis sendiri tidak langsung terlihat hasilnya. Prosesnya lambat, penuh refleksi, dan sering kali membuat seseorang merasa tidak nyaman karena mempertanyakan keyakinannya sendiri. Namun, di sinilah nilai pentingnya. Ketika siswa dilatih untuk berpikir kritis, mereka belajar melihat berbagai perspektif, menguji asumsi, dan mengambil keputusan dengan lebih bijak. Hal ini tidak hanya berguna dalam pelajaran, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari menilai informasi di media sosial hingga menghadapi situasi nyata yang membutuhkan pertimbangan.
    Saya percaya bahwa berpikir kritis bisa diajarkan, tetapi sekolah harus benar-benar memberi ruang untuk itu. Guru tidak hanya menyampaikan materi, tetapi membimbing siswa untuk menganalisis, berdialog, dan memecahkan masalah dengan cara mereka sendiri. Pembelajaran juga perlu lebih fleksibel, tidak hanya mengejar ketuntasan materi, tetapi memberi waktu bagi siswa untuk memahami makna di balik apa yang mereka pelajari.
    Pada akhirnya, tujuan pendidikan bukan sekadar membuat siswa menguasai konten, tetapi membantu mereka menjadi pemikir yang mandiri, bijak, dan mampu menghadapi kompleksitas dunia. Karena itu, mengajarkan berpikir kritis bukan hanya mungkin dilakukan, tetapi juga sangat penting untuk masa depan mereka.

    BalasHapus
  102. Nama: Leoni Wulandari
    Kelas: 5D
    NPM: 2386206088
    Menurut saya, berpikir kritis memang dapat diajarkan di sekolah, tetapi hanya jika sekolah benar-benar memberi ruang bagi proses berpikir yang mendalam. Saat ini, banyak struktur pendidikan yang terlalu kaku—mulai dari jadwal, target kurikulum, hingga sistem penilaian—sehingga siswa lebih fokus mengejar jawaban benar daripada memahami cara berpikirnya.
    Padahal, berpikir kritis bukan soal hafalan, tetapi keberanian bertanya, menganalisis, dan memeriksa kembali apa yang kita anggap benar. Prosesnya memang lambat dan tidak selalu jelas, namun itulah yang membuat siswa lebih matang dalam mengambil keputusan dan lebih memahami dunia di sekitar mereka.
    Jika sekolah ingin mengembangkan kemampuan ini, guru perlu memberi kesempatan bagi siswa untuk berdiskusi, mengeksplorasi, dan melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang. Dengan pendekatan seperti itu, berpikir kritis bukan hanya bisa diajarkan, tetapi juga dapat tumbuh menjadi kebiasaan yang bermanfaat sepanjang hidup.

    BalasHapus
  103. Nama: Leoni Wulandari
    Kelas: 5D
    NPM: 2386206088
    Menurut saya, artikel ini menunjukkan bahwa berpikir kritis sebenarnya bukan sekadar kemampuan akademik, tetapi lebih seperti pola pikir yang harus dibangun dari proses yang panjang. Banyak orang merasa berpikir kritis sulit diajarkan karena tidak bisa diukur secara langsung seperti nilai ujian. Namun justru di situlah pentingnya sekolah memberi ruang belajar yang tidak hanya berfokus pada hasil, tetapi juga pada proses berpikir.
    Selama ini, sekolah sering terjebak pada sistem yang serba teratur: jadwal padat, penilaian standar, dan target yang harus dicapai dalam waktu singkat. Kondisi seperti ini membuat siswa lebih sibuk menghafal daripada memahami. Padahal, berpikir kritis menuntut siswa untuk berhenti sejenak, merefleksi, mempertanyakan, bahkan mengakui kalau mereka belum paham. Hal-hal seperti ini jarang mendapat tempat dalam pembelajaran yang terburu-buru.
    Saya setuju dengan pendapat bahwa berpikir kritis harus dilatih setiap hari melalui kebiasaan bertanya, berdiskusi, dan melihat suatu masalah dari berbagai perspektif. Jika sekolah mampu mengubah pendekatan pembelajaran menjadi lebih fleksibel, lebih terbuka, dan lebih menghargai proses, maka kemampuan berpikir kritis siswa pasti dapat berkembang. Jadi, mengajarkan berpikir kritis bukan hanya mungkin dilakukan, tetapi justru sangat penting untuk mempersiapkan siswa menghadapi dunia nyata.

    BalasHapus
  104. Nama: Lidia Jaimun
    Kelas: 5D
    Npm: 2386206091

    Berpikir kritis membutuhkan pola pikir yang terbuka terhadap berbagai sudut pandang. Siswa yang terbiasa mempertanyakan sesuatu akan lebih mudah menganalisis informasi secara objektif. Guru dapat melatih pola pikir tersebut dengan memberi tugas yang menantang pemikiran siswa. Pendidikan yang baik seharusnya menempatkan pola pikir ini sebagai bagian penting dari proses belajar.

    BalasHapus
  105. Nama: Lidia Jaimun
    Kelas: 5D
    Npm: 2386206091

    Sistem sekolah yang terstruktur ketat sering memaksa siswa mengikuti pola yang sama setiap hari. Pembelajaran yang terlalu terfokus pada penilaian membuat siswa sulit mengembangkan kreativitas. Guru yang memahami kebutuhan siswa dapat menciptakan ruang refleksi di tengah keterbatasan tersebut. Sekolah seharusnya memberi kebebasan lebih agar siswa dapat membangun pemahaman yang mendalam.

    BalasHapus
  106. Nama: Lidia Jaimun
    Kelas: 5D
    Npm: 2386206091

    Peserta didik memerlukan waktu untuk memproses informasi secara mendalam. Proses berpikir kritis tidak terjadi secara cepat sehingga guru perlu memberi kesempatan berpikir bagi siswa. Siswa sering membutuhkan waktu untuk berhenti, meninjau kembali, dan melanjutkan proses pemahaman mereka. Guru dapat membantu dengan memberikan pertanyaan pemantik yang memicu analisis mendalam.

    BalasHapus
  107. Nama: Lidia Jaimun
    Kelas: 5D PGSD
    Npm: 2386206091



    Izin menanggapi Pak, tentang kesiapan Sekolah,materi tersebut menunjukkan bahwa sekolah belum sepenuhnya siap mengajar berpikir kritis. Banyak aturan yang membatasi cara siswa memahami dunia secara lebih luas. Guru perlu menyesuaikan metode pembelajaran agar siswa tetap bisa mengembangkan keterampilan tersebut meski berada dalam sistem yang terbatas. Masyarakat dan sekolah perlu bekerja sama untuk mendesain ulang pendidikan agar lebih mendukung pola pikir kritis.

    BalasHapus
  108. Nama : Restu Bayu Anugrah
    Kelas : 5 B
    Npm : 2386206077

    Artikel ini sangat membuka wawasan. Benar sekali bahwa berpikir kritis bukan hanya soal teknik, tetapi pola pikir yang harus dibangun sejak dini. Tantangan di sekolah memang besar, tetapi bukan alasan untuk tidak mencoba

    BalasHapus
  109. Nama : Restu bayu anugrah
    Kelas : 5 B
    Npm : 2386206077

    Izin bapak, untuk siswa berpikir kritis menurut saya juga sangat berpengaruh dari metode pembelajaran yang dibawakan oleh seorang guru yang dimana siswa merasa cangung dan merasa takut duluan untuk mengeluarkan pendapat mereka.

    Jadi saran saya bagi seorang guru atau calon guru seperti kami ini pak wajib rasanya untuk lebih memahami dan mempelajari tentang metode pembelajaran yang dapat meningkatkan pola berfikir siswa secara kritis.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya setuju dengan pendapat mu Restu kadang saya juga merasa hal seperti itu waktu jaman SMA,dan sekarang malah mau jadi calon guru ,tapi terimakasih untuk saran nya sangat bermanfaat.

      Hapus
  110. Nama: Leoni Wulandari
    Kelas: 5D
    NPM: 2386206088
    Menurut saya, tulisan ini menegaskan bahwa kemampuan berpikir kritis sebenarnya bisa dikembangkan di sekolah, asalkan lingkungan belajar mendukung proses itu. Tantangan yang sering muncul adalah sistem pendidikan yang terlalu menekankan efisiensi—semua harus cepat, terukur, dan seragam. Padahal, berpikir kritis justru membutuhkan waktu, kebebasan bertanya, dan kesempatan untuk mencoba berbagai cara memahami sesuatu.
    Berpikir kritis juga bukan sekadar keterampilan teknis yang bisa diajarkan dengan langkah-langkah tertentu. Ia lebih seperti kebiasaan mental: berani mempertanyakan, tidak cepat puas dengan jawaban pertama, serta mau mengakui bahwa kita belum sepenuhnya mengerti. Proses berpikir seperti ini memang tidak langsung terlihat hasilnya, tetapi sangat penting bagi perkembangan siswa.
    Saya setuju bahwa sekolah perlu berubah untuk memberi ruang bagi kemampuan tersebut. Guru dapat memfasilitasi diskusi, memberi tugas yang menantang cara berpikir siswa, dan mengajak mereka melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda. Bahkan kesalahan pun dapat menjadi bagian dari pembelajaran jika dipandang sebagai kesempatan untuk memperbaiki cara berpikir.
    Jadi, menurut saya, berpikir kritis bukan hanya bisa diajarkan, tetapi juga perlu menjadi bagian dari tujuan pendidikan. Jika sekolah mampu menciptakan lingkungan yang mendukung proses ini, maka siswa tidak hanya belajar untuk mendapatkan nilai, tetapi juga belajar untuk memahami dan mengambil keputusan yang lebih bijaksana dalam hidup.

    BalasHapus
  111. Nama: Leoni Wulandari
    Kelas: 5D
    NPM: 2386206088
    Menurut saya, tulisan ini menggambarkan kenyataan bahwa kemampuan berpikir kritis memang bisa diajarkan, tetapi membutuhkan sistem pendidikan yang benar-benar mendukung proses tersebut. Sering kali sekolah terjebak dalam rutinitas kurikulum yang padat dan penilaian yang serba kuantitatif. Akibatnya, siswa lebih fokus mencari jawaban cepat daripada belajar memahami proses berpikir di baliknya. Padahal inti dari berpikir kritis justru terletak pada kemampuan untuk berhenti, mempertimbangkan, dan menganalisis informasi secara lebih mendalam.
    Artikel ini juga mengingatkan bahwa berpikir kritis bukanlah kemampuan yang langsung terlihat hasilnya seperti nilai ujian. Prosesnya bisa sangat lambat, penuh keraguan, dan bahkan membuat siswa mempertanyakan keyakinan mereka sendiri. Namun, di situlah nilai pentingnya—berpikir kritis membantu kita membangun cara pandang yang lebih matang dan tidak mudah terjebak pada asumsi yang salah.
    Saya juga sepakat bahwa sekolah sering kali belum sepenuhnya dirancang untuk menumbuhkan kemampuan ini. Lingkungan belajar yang terlalu terpaku pada aturan, target, dan efisiensi membuat siswa jarang diberi kesempatan untuk bereksplorasi. Padahal, berpikir kritis membutuhkan kebebasan untuk bertanya, kesempatan untuk membuat kesalahan, dan ruang untuk memperbaiki cara berpikir.
    Oleh karena itu, menurut saya, guru memiliki peran besar dalam menciptakan suasana yang mendukung. Guru dapat memulai dari hal sederhana, seperti mengajak siswa berdiskusi, mengaitkan pelajaran dengan konteks nyata, atau memberikan pertanyaan terbuka yang tidak hanya memiliki satu jawaban benar. Dengan cara ini, siswa belajar bahwa berpikir kritis bukan sekadar teori, tetapi kebiasaan yang mereka praktikkan setiap hari.
    Jadi, mengajarkan berpikir kritis di sekolah bukan hanya mungkin dilakukan, tetapi seharusnya menjadi bagian penting dari pendidikan. Jika sekolah mampu memberi ruang bagi proses berpikir yang lebih reflektif dan mendalam, maka siswa akan tumbuh dengan kemampuan yang berguna tidak hanya di kelas, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.

    BalasHapus
  112. Nama: Leoni Wulandari
    Kelas: 5D
    NPM: 2386206088
    Menurut saya, artikel ini menjelaskan bahwa berpikir kritis memang bisa diajarkan, tetapi sistem pendidikan saat ini sering belum memberikan ruang yang cukup. Banyak aturan dan penilaian yang terlalu terstruktur membuat siswa hanya fokus mencari jawaban cepat, bukan memahami proses berpikirnya.
    Padahal, berpikir kritis adalah pola pikir yang membutuhkan waktu—siswa harus berani bertanya, menganalisis informasi, dan memeriksa kembali asumsi yang mereka punya. Ini bukan kemampuan instan, tetapi kebiasaan yang dibangun melalui pengalaman belajar yang tepat.
    Karena itu, peran sekolah dan guru sangat penting. Guru bisa mendorong berpikir kritis lewat diskusi, pertanyaan terbuka, dan mengajak siswa melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda. Jika lingkungan belajar mendukung, siswa akan terbiasa berpikir lebih mendalam, tidak hanya sekadar mengerjakan tugas untuk nilai.
    Menurut saya, mengajarkan berpikir kritis sangat mungkin dilakukan, asalkan sistem pembelajaran memberi ruang bagi refleksi dan eksplorasi. Dengan begitu, siswa tidak hanya menjadi pintar secara akademis, tetapi juga lebih bijak dalam memahami dan menghadapi masalah di kehidupan sehari-hari.

    BalasHapus
  113. Izin bertanya pak atau teman -teman yg bisa menjawab di materi disebutkan bahwa berpikir kritis adalah pola pikir, bukan sekadar keterampilan. Jelaskan apa perbedaan paling fundamental antara pola pikir dan keterampilan dalam konteks pendidikan, serta bagaimana perbedaan itu memengaruhi strategi pembelajaran di sekolah..?

    BalasHapus
  114. Saya izin bertanya lagi pak atau teman -teman yg bisa menjawab Apa si risiko terbesar jika pendidikan tidak menumbuhkan kemampuan berpikir kritis pada generasi muda? Terus Kaitkan jawaban dengan perkembangan teknologi, informasi, dan sosial masa di masa kini..?

    BalasHapus
  115. Menurut saya, mengajarkan pola berpikir kritis itu memang sangat penting karena dunia sekarang dipenuhi informasi yang mudah sekali menyesatkan. Anak-anak perlu diajarkan untuk tidak hanya menerima informasi, tetapi juga mempertanyakannya. Dengan berpikir kritis, siswa bisa tumbuh menjadi pribadi yang lebih mandiri dalam mengambil keputusan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dan berpikir kritis adalah pola pikir yang harus dibiasakan, bukan sekadar keterampilan teknis. Siswa perlu dilatih untuk bertanya dan mempertimbangkan berbagai sudut pandang. Dengan begitu, mereka tidak mudah menerima sesuatu tanpa pertimbangan.

      Hapus
  116. Baik menurut saya, di sini pendidikan perlu menyesuaikan diri agar mampu mengembangkan berpikir kritis. Jika sekolah tidak mendukung kemampuan ini, maka tujuan pendidikan belum sepenuhnya tercapai. Perubahan diperlukan agar siswa siap menghadapi tantangan dalam kehidupan nyata.

    BalasHapus
  117. Nama: Leoni Wulandari
    Kelas: 5D
    NPM: 2386206088
    Menurut saya, berpikir kritis sebenarnya bisa diajarkan di sekolah, tetapi hanya jika proses belajarnya tidak hanya berfokus pada hasil. Dalam artikel dijelaskan bahwa sistem pendidikan sering kali terlalu kaku—jadwal, penilaian, dan target membuat ruang untuk berpikir mendalam menjadi sangat terbatas. Padahal, berpikir kritis justru membutuhkan waktu, pertanyaan, dan keberanian untuk mengakui bahwa kita belum tentu benar.
    Berpikir kritis bukan sekadar kemampuan, tetapi pola pikir yang membuat kita mau memeriksa informasi dari berbagai sudut. Karena itu, guru berperan besar dalam menciptakan lingkungan yang mendukung. Misalnya dengan memberikan kesempatan berdiskusi, menantang asumsi, dan membiarkan siswa menyampaikan pendapat mereka tanpa takut salah.
    Menurut saya, jika sekolah benar-benar memberi ruang seperti itu, kemampuan berpikir kritis bukan hanya bisa diajarkan, tetapi juga dapat berkembang menjadi kebiasaan. Ini penting karena berpikir kritis akan membantu siswa tidak hanya di kelas, tetapi juga dalam membuat keputusan di kehidupan sehari-hari.

    BalasHapus
  118. Nama: Leoni Wulandari
    Kelas: 5D
    NPM: 2386206088
    Matematika sering membuat anak cemas. Namun, ketika mereka belajar melihat diri sendiri sebagai “ahli matematika kecil”, rasa percaya diri tumbuh. Dengan begitu, tantangan hitung-menghitung bukan lagi menakutkan, tetapi menjadi kesempatan untuk mencoba, belajar, dan berhasil.

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak