sebuah studi yang diterbitkan di Nature Communications, para ilmuwan menunjukkan bahwa sekitar setengah dari gen yang memengaruhi kemampuan matematika anak-anak usia 12 tahun di Inggris juga memengaruhi kemampuan mereka dalam membaca. Dan mereka menunjukkan hal ini dengan cara yang baru dan penting.
Untuk pertama kalinya, penelitian yang dipimpin oleh Oliver Davis dari UCL, Chris Spencer dari Oxford, dan Robert Plomin dari King's College London, mampu memperkirakan pengaruh genetik pada kemampuan belajar hanya menggunakan DNA. Implikasinya sangat penting untuk penelitian sensitif genetis di bidang ilmu perilaku dan sosial di masa depan. Tentu saja lebih mudah mendapatkan sampel DNA daripada hasil dari sampel kembar dalam jumlah besar, yang merupakan metode lain yang baik dalam penelitian ini.
Gen yang Tumpang Tindih untuk Matematika dan Membaca Para peneliti menganalisis jutaan variasi DNA dari hampir 3.000 orang dan menemukan bahwa lebih dari setengah perbedaan kinerja anak usia 12 tahun dalam membaca dan matematika dapat dijelaskan oleh perbedaan dalam gen mereka. Namun, mereka juga menemukan bahwa kemampuan membaca dan matematika berkorelasi sebagian karena alasan genetik: banyak gen tampaknya beroperasi di kedua bidang tersebut.
Hasil ini sendiri bukanlah hal baru. Studi pada anak kembar telah mencapai kesimpulan yang sangat mirip sebelumnya. Namun, fakta bahwa temuan tersebut sekarang dikonfirmasi oleh studi asosiasi genome-wide – di mana banyak varian genetik umum dieksplorasi untuk kaitannya dengan sifat tertentu – adalah perkembangan yang sangat signifikan.
Yang menarik, meskipun menggunakan data DNA, tidak ada gen tertentu yang muncul sebagai pengaruh signifikan pada membaca atau matematika. Sebaliknya, para peneliti menemukan kumpulan variasi DNA yang halus.
Ini sejalan dengan penelitian lain yang mengarah pada pemahaman bahwa banyak gen dengan efek kecil bergabung untuk memengaruhi sifat kompleks dan efeknya terlalu kecil untuk terdeteksi secara andal, bahkan dengan sampel besar. Dengan gen, tampaknya kita lebih mungkin menemukan tim daripada pemain bintang.
Penelitian ini mendukung Hipotesis Gen Umum, yaitu gagasan bahwa gen bersifat umumis dan lingkungan bersifat spesialis. Studi pada kembar menemukan banyak bukti bahwa lingkungan penting cenderung spesifik untuk sifat atau hasil belajar tertentu. Misalnya, seorang guru bahasa Inggris yang baik mungkin memiliki profil yang sedikit berbeda dibandingkan dengan seorang guru matematika yang baik. Kedua mata pelajaran tersebut mungkin membutuhkan pendekatan yang berbeda dalam pekerjaan rumah atau pengorganisasian kelas. Singkatnya, mereka mungkin perlu menawarkan cara berbeda untuk mengeluarkan potensi genetik.
Lingkungan Tetap Sangat Penting Bukti ini sangat meyakinkan bahwa gen memengaruhi kemampuan matematika dan membaca, dan bahwa setidaknya setengah dari gen yang memengaruhi satu kemampuan juga memengaruhi yang lain. Jadi, bagaimana mungkin ada anak-anak yang jauh lebih baik dalam membaca dibandingkan matematika, dan sebaliknya?
Jawaban pertama adalah bahwa gen tidak menentukan perilaku. Gen menawarkan probabilitas, bukan ramalan. Mereka mewakili "apa adanya" daripada "apa yang mungkin terjadi." Meskipun Anda memiliki kapasitas untuk unggul dalam suatu mata pelajaran, itu tidak secara otomatis berarti pencapaian tinggi. Motivasi, kepercayaan diri, dan minat juga memainkan peran penting.
Jawaban kedua adalah bahwa tumpang tindih genetik antara dua keahlian tersebut tidak 100%. Meskipun ada bukti efek genetik yang sama pada membaca dan matematika, ada juga bukti bahwa beberapa gen bersifat spesifik.
Yang paling penting, penelitian baru ini menyoroti peran lingkungan. Pengalaman hidup kita tampaknya berperan penting dalam membuat seseorang lebih unggul dalam satu mata pelajaran dibandingkan yang lain. Ini bisa terjadi melalui berbagai mekanisme, termasuk memicu minat, menginspirasi aspirasi masa depan, atau memupuk selera serta bakat. Baik gen maupun pengalaman memengaruhi pilihan pendidikan dan karier yang diambil oleh anak-anak, dan keduanya tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
Pemerintah Inggris baru-baru ini mendorong peningkatan kinerja matematika nasional untuk menyamai level di Asia Timur. Pengaruh genetik yang tumpang tindih antara membaca dan matematika menunjukkan bahwa jika kinerja rata-rata matematika tertinggal dari kinerja membaca, ini seharusnya bisa diatasi secara biologis.
Namun, kunci untuk mencapai ini terletak pada lingkungan kita, bukan pada DNA kita. Kita perlu memahami aspek mana dari lingkungan belajar matematika yang mendorong sifat-sifat seperti efikasi diri, minat, usaha, serta pencapaian – dan mana yang tidak. Kita juga perlu memahami bahwa pendekatan yang sama tidak akan berhasil untuk semua orang. Mengeluarkan potensi individu membutuhkan setidaknya tingkat personalisasi.
Referensi:
Kathryn Asbury. 2014. University of York.
Nama : isdiana Susilowati Ibrahim
BalasHapusNpm : 2386206058
Kelas : VB PGSD
Tanggapan saya mengenai materi ini adalah materi ini membahas mengenai pentingnya memadukan pendekatan berbasis genetik di mana pembelajaran hanya menggunakan kemampuan DNA dan juga lingkungan karena penting , dimana ini dapat bercenderug spesifik untuk sifat atau hasil belajar tertentu. Selain itu juga untuk mencapai ini letakanya dapat kita dapat kan pada lingkungan bukan pada DNA, kita harus memahami terlebih dahulu pembelajaram dari lingkungan maupun DNA. Dari lingkungan kita belajar untuk mencapai pembelajaran ini terletak pada lingkungan kita bukan pada DNA. Kita juga perlu memahami aspek dari lingkunmgan mana yang mendorong belajar matematika dan mana yang tidak karena kita perlu memahami bahwa pendekatan yang sama itu tidak akan berhasil untuk semua orang.