Apakah Gen Menentukan Kemampuan Membaca dan Matematika? Ini yang Perlu Kita Ketahui.

 

sebuah studi yang diterbitkan di Nature Communications, para ilmuwan menunjukkan bahwa sekitar setengah dari gen yang memengaruhi kemampuan matematika anak-anak usia 12 tahun di Inggris juga memengaruhi kemampuan mereka dalam membaca. Dan mereka menunjukkan hal ini dengan cara yang baru dan penting.


Untuk pertama kalinya, penelitian yang dipimpin oleh Oliver Davis dari UCL, Chris Spencer dari Oxford, dan Robert Plomin dari King's College London, mampu memperkirakan pengaruh genetik pada kemampuan belajar hanya menggunakan DNA. Implikasinya sangat penting untuk penelitian sensitif genetis di bidang ilmu perilaku dan sosial di masa depan. Tentu saja lebih mudah mendapatkan sampel DNA daripada hasil dari sampel kembar dalam jumlah besar, yang merupakan metode lain yang baik dalam penelitian ini.


Gen yang Tumpang Tindih untuk Matematika dan Membaca Para peneliti menganalisis jutaan variasi DNA dari hampir 3.000 orang dan menemukan bahwa lebih dari setengah perbedaan kinerja anak usia 12 tahun dalam membaca dan matematika dapat dijelaskan oleh perbedaan dalam gen mereka. Namun, mereka juga menemukan bahwa kemampuan membaca dan matematika berkorelasi sebagian karena alasan genetik: banyak gen tampaknya beroperasi di kedua bidang tersebut.


Hasil ini sendiri bukanlah hal baru. Studi pada anak kembar telah mencapai kesimpulan yang sangat mirip sebelumnya. Namun, fakta bahwa temuan tersebut sekarang dikonfirmasi oleh studi asosiasi genome-wide – di mana banyak varian genetik umum dieksplorasi untuk kaitannya dengan sifat tertentu – adalah perkembangan yang sangat signifikan.


Yang menarik, meskipun menggunakan data DNA, tidak ada gen tertentu yang muncul sebagai pengaruh signifikan pada membaca atau matematika. Sebaliknya, para peneliti menemukan kumpulan variasi DNA yang halus.


Ini sejalan dengan penelitian lain yang mengarah pada pemahaman bahwa banyak gen dengan efek kecil bergabung untuk memengaruhi sifat kompleks dan efeknya terlalu kecil untuk terdeteksi secara andal, bahkan dengan sampel besar. Dengan gen, tampaknya kita lebih mungkin menemukan tim daripada pemain bintang.


Penelitian ini mendukung Hipotesis Gen Umum, yaitu gagasan bahwa gen bersifat umumis dan lingkungan bersifat spesialis. Studi pada kembar menemukan banyak bukti bahwa lingkungan penting cenderung spesifik untuk sifat atau hasil belajar tertentu. Misalnya, seorang guru bahasa Inggris yang baik mungkin memiliki profil yang sedikit berbeda dibandingkan dengan seorang guru matematika yang baik. Kedua mata pelajaran tersebut mungkin membutuhkan pendekatan yang berbeda dalam pekerjaan rumah atau pengorganisasian kelas. Singkatnya, mereka mungkin perlu menawarkan cara berbeda untuk mengeluarkan potensi genetik.


Lingkungan Tetap Sangat Penting Bukti ini sangat meyakinkan bahwa gen memengaruhi kemampuan matematika dan membaca, dan bahwa setidaknya setengah dari gen yang memengaruhi satu kemampuan juga memengaruhi yang lain. Jadi, bagaimana mungkin ada anak-anak yang jauh lebih baik dalam membaca dibandingkan matematika, dan sebaliknya?


Jawaban pertama adalah bahwa gen tidak menentukan perilaku. Gen menawarkan probabilitas, bukan ramalan. Mereka mewakili "apa adanya" daripada "apa yang mungkin terjadi." Meskipun Anda memiliki kapasitas untuk unggul dalam suatu mata pelajaran, itu tidak secara otomatis berarti pencapaian tinggi. Motivasi, kepercayaan diri, dan minat juga memainkan peran penting.


Jawaban kedua adalah bahwa tumpang tindih genetik antara dua keahlian tersebut tidak 100%. Meskipun ada bukti efek genetik yang sama pada membaca dan matematika, ada juga bukti bahwa beberapa gen bersifat spesifik.


Yang paling penting, penelitian baru ini menyoroti peran lingkungan. Pengalaman hidup kita tampaknya berperan penting dalam membuat seseorang lebih unggul dalam satu mata pelajaran dibandingkan yang lain. Ini bisa terjadi melalui berbagai mekanisme, termasuk memicu minat, menginspirasi aspirasi masa depan, atau memupuk selera serta bakat. Baik gen maupun pengalaman memengaruhi pilihan pendidikan dan karier yang diambil oleh anak-anak, dan keduanya tidak bisa dipisahkan satu sama lain.


Pemerintah Inggris baru-baru ini mendorong peningkatan kinerja matematika nasional untuk menyamai level di Asia Timur. Pengaruh genetik yang tumpang tindih antara membaca dan matematika menunjukkan bahwa jika kinerja rata-rata matematika tertinggal dari kinerja membaca, ini seharusnya bisa diatasi secara biologis.


Namun, kunci untuk mencapai ini terletak pada lingkungan kita, bukan pada DNA kita. Kita perlu memahami aspek mana dari lingkungan belajar matematika yang mendorong sifat-sifat seperti efikasi diri, minat, usaha, serta pencapaian – dan mana yang tidak. Kita juga perlu memahami bahwa pendekatan yang sama tidak akan berhasil untuk semua orang. Mengeluarkan potensi individu membutuhkan setidaknya tingkat personalisasi.

Referensi: 

Kathryn Asbury. 2014. University of York.

40 Komentar

  1. Nama : isdiana Susilowati Ibrahim
    Npm : 2386206058
    Kelas : VB PGSD

    Tanggapan saya mengenai materi ini adalah materi ini membahas mengenai pentingnya memadukan pendekatan berbasis genetik di mana pembelajaran hanya menggunakan kemampuan DNA dan juga lingkungan karena penting , dimana ini dapat bercenderug spesifik untuk sifat atau hasil belajar tertentu. Selain itu juga untuk mencapai ini letakanya dapat kita dapat kan pada lingkungan bukan pada DNA, kita harus memahami terlebih dahulu pembelajaram dari lingkungan maupun DNA. Dari lingkungan kita belajar untuk mencapai pembelajaran ini terletak pada lingkungan kita bukan pada DNA. Kita juga perlu memahami aspek dari lingkunmgan mana yang mendorong belajar matematika dan mana yang tidak karena kita perlu memahami bahwa pendekatan yang sama itu tidak akan berhasil untuk semua orang.

    BalasHapus
  2. Nama: Margaretha Elintia
    Kelas: 5C PGSD
    Npm: 2386206055

    izin bertanya ya pak, seperti yang di sampaikan materi di atas bahwa gen hanya memberikan potensi sedangkan lingkungan itu paling menentukan hasilnya, pertanyaan saya bagaimana cara kita tahu lingkungan belajar yang paling cocok untuk anak-anak dengan potensi genetik yang berbeda-beda?, dan apa ada cara praktis untuk mengukur kecocokan itu di kelas?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo ka Margaretha saya iziin menanggapi ya

      Menurut saya cara kita mengetahui lingkungan belajar paling cocok untuk anak dengan potensi genetik yang berbeda-beda ialah, mengenali dulu bagaimana sih genetik dari anak yang kakak maksud ini,kan setiap anak memiliki genetik yang berebeda ya.
      Misalnya potensi genetik yang paling menonjol dari anak tersebut ialah sifat-sifat kepribadiannya seperti emosi,perilaku dll, setelah mengetahui hal tersebut kita bisa turun langsung untuk mengajarkan anak tersebut bahwa ketika berada dilingkungan anak tersebut harus bisa mengkrontol sifat atau genetiknya kepribadiannya seperti sifat emosi yang muncul saat bermain dan belajar. Sebagai orang tua juga pastinya kita akan terus memantau tuh kegiatan-kegiatan anak-anak di lingkungan-lingkungan tersebut apalagi sebagai seorang guru pastinya juga akan bertugas menggantikan peran orang tuanya di sekolah untuk memperhatikan lingkungan belajar yang paling cocok untuk anak-anak dengan potensi genetik yang berbeda-beda pastinya guru mengidentifikasi terlebih dahulu ,lalu bisa menemukan permasalahan terus bisa memberikan solusi dan menerapkan solusi tersebut.
      Selanjutnya salah satu cara praktis untuk mengukur kecocokan di kelas itu bisa dengan melihat apakah anak ini cocok atau tidak dengan teman sebangkunya misalnya ,dari hal yang sederhana dulu ka, guru nih melihat gitu ketika disatukan atau di tempatkan di tempat duduk yang sama di satu meja yang sama apakah kedua anak tersebut ini tidak berkelahi atau tidak selalu berselisih paham nah ketika anak-anak cocok maka guru akan menempatkan kedua anak ini dalam satu meja tetapi,jika ketika guru terus menemukan perselisihan atau permasalahan guru bisa memberikan solusi dengan cara memindahkan salah satu anak yang ada di meja atau di tempat duduk tersebut ke tempat duduk yang lain,dan begitu seterusnya sampai menemuka kecocokan teman sebangku, ini juga berfungsi untuk mendukung jalannya pembelajaran dengan baik
      Menurut saya seperti itu Kak terima kasih..

      Hapus
    2. Nama:Elisnawatie
      NPM:2386206069
      Kelas:5D

      Halo Margaretha izin menjawabMemang benar, gen memberi potensi, tapi lingkungantermasuk cara belajar, suasana kelas, guru, dan temansangat menentukan apakah potensi itu bisa berkembang. Jadi, untuk mengetahui lingkungan belajar yang paling cocok bagi anak-anak dengan potensi berbeda, ada beberapa cara praktis:
      1. Observasi langsung
      Guru bisa memperhatikan bagaimana anak-anak merespons kegiatan belajar: apakah mereka antusias, cepat bosan, mudah memahami materi, atau butuh bantuan lebih. Dari sini bisa terlihat gaya belajar mereka (visual, auditori, kinestetik, dll.).
      2.Variasi metode belajar
      Menggunakan berbagai cara mengajar ceramah, diskusi, praktek, proyek kelompok membantu anak menemukan metode yang paling efektif bagi mereka. Anak-anak dengan potensi berbeda akan menunjukkan metode mana yang membuat mereka paling aktif dan fokus.
      3. Kuesioner atau self-assessment sederhana
      Anak bisa ditanya tentang apa yang mereka suka, kesulitan, dan cara mereka belajar paling nyaman. Ini memberi petunjuk tentang kecocokan lingkungan.
      4. Umpan balik rutin
      Memberikan kesempatan anak memberi pendapat tentang pelajaran atau kegiatan membantu guru menyesuaikan cara mengajar sesuai kebutuhan mereka.
      5. Percobaan kecil
      Guru bisa mencoba pendekatan berbeda untuk beberapa anak atau kelompok kecil, lalu lihat mana yang menghasilkan keterlibatan dan pemahaman terbaik.

      Kalau diterapkan secara konsisten, kombinasi observasi, variasi metode, dan umpan balik ini bisa menjadi cara praktis untuk “mengukur” kecocokan lingkungan belajar di kelas.

      Hapus
  3. Nama:Elisnawatie
    Kelas:VD
    NPM:2386206069

    Izin menjawab Margaretha elintia


    Genetik kan hanya memberikan potensi awal, yaitu kecenderungan bawaan yang bersifat alami seperti kemampuan berpikir logis, bakat seni, atau kecepatan motorik. Namun potensi ini tidak akan muncul dengan sendirinya tanpa adanya lingkungan belajar yang mendukung. Artinya, lingkunganlah yang berperan besar dalam “mengaktifkan” atau “mematangkan” potensi genetik tersebut agar menjadi kemampuan nyata.jdi dengan cara Melalui pengamatan perilaku, hasil belajar, serta respons anak terhadap berbagai metode pembelajaran, kita dapat menyesuaikan strategi pengajaran. Misalnya, anak yang tampak lebih cepat memahami materi lewat praktik langsung bisa lebih banyak diberi kesempatan belajar dengan metode eksperimen atau proyek. Sementara anak yang menunjukkan minat pada bahasa bisa distimulasi lewat diskusi, membaca, dan menulis kreatif.

    BalasHapus
  4. Saya sangat setuju dengan isi pada laman ini, lingkungan sekitar seseorang hidup, lingkungan sekitar seseorang bermain dan lingkungan sekitar seseorang tumbuh mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kemampuan membaca atau matematika atau bahkan yang lainnya. Bahkan ahli-ahli saja yang membuat kegiatan sedemikian rupa untuk menentukan apakah gen itu mempengaruhi kemampuan seseorang bisa kalah besarnya dengan pengukuran kemampuan berdasar pengaruh lingkungan seseorang tinggal dan tumbuh.

    membaca laman ini saya teringat kata-kata mama saya yang selalu di ulang ketika saya mau balik dari daerah saya ketempat tinggal kuliah saya, mama saya selalu bilang : berteman dengan orang baik kita jadi baik, berteman dengan pencur* kita juga akan menjadi pencur*, kata-kata selalu saya ingat, kata-kata ini saya bawa sebagai teman iringan perjalan hidup saya.

    Tidak dapat dipungkiri lingkungan kita itulah yang mencerminkan bagaimana kita tumbuh, walaupun ada kata-kata semua itu tergantung kita tapi ,menurut saya semua itu tinbgal tunngu waktunya untuk teriikut arus yang sama.

    BalasHapus
  5. Nama : Nabilah Aqli Rahman
    NPM : 2386206125
    Kelas : 5D PGSD

    Wah saya baru tau nih Pak kalau ada penelitian khusus untuk melihat seberapa besar pengaruh gen untuk kemampuan membaca dan matematika anak 😃.
    Saya izin menjelaskan kembali di kolom komentar yaa Pak, jadi kalau Bapak atau teman-teman yang membaca melihat pemahaman saya keliru boleh tolong diluruskan yaa.

    Dari yang saya baca barusan, penelitian menunjukkan bahwa sekitar setengah gen yang memengaruhi kemampuan membaca juga berperan dalam kemampuan matematika. Artinya, ada gen tertentu yang membuat anak lebih mudah memahami bacaan dan angka. Namun, para ahli juga menekankan bahwa faktor lingkungan (dukungan orang tua, kualitas sekolah, kebiasaan belajar sangat memengaruhi perkembangan kemampuan tersebut).

    Berarti meskipun gen bisa memberi 'modal awal', kemampuan anak tetap bisa berkembang melalui latihan, motivasi, dan tentunya lingkungan yang mendukung.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Nabilah Aqli Rahman
      NPM : 2386206125
      Kelas : 5D PGSD

      Anak yang rajin membaca, sering berdiskusi, dan mendapat bimbingan yang baik berarti bisa dong yaa lebih unggul daripada anak yang punya gen bagus tapi kurang latihan.

      Hapus
    2. Nama : Nabilah Aqli Rahman
      NPM : 2386206125
      Kelas : 5D PGSD

      Pak, saya kan pernah baca tuh. Katanya 60% otak Ibu itu bakal nurun ke anak yang di kandungnya. Jadi 60% otak anak yaa dari Ibunyaa. Berarti yang dimaksud Gen di sini tuh ini yaa Pak?

      Hapus
    3. Nama : Nabilah Aqli Rahman
      NPM : 2386206125
      Kelas : 5D PGSD

      Kalau boleh saya analogikan sederhananya mungkin seperti ini yaa maksud artikel ini :

      Kita anggap aja gen itu benih, supaya tumbuh jadi pohon yang kuat, perlu tanah yang subur, air, dan sinar matahari. Nah, belajar dan dukungan dari orang sekitar itu seperti pupuk dan cahaya buat tumbuhnya kemampuan kita

      Bener gaa? hehehehe

      Hapus
    4. Nama : Nabilah Aqli Rahman
      NPM : 2386206125
      Kelas : 5D PGSD

      Duh kalau bicara soal lingkungan mempengaruhi tumbuh kembang anak atau seseorang, saya jadi punya sedikit cerita nih.

      Jadi saya kan alumni salah satu pondok pesantren Muhammadiyah di Balikpapan. Sekolah asrama nih yaa, catat, lingkungan belajarnya di asrama. Satu kamar asrama saya itu isinya 8-10 orang. Setiap tahun teman sekamar itu pasti bakal berubah, pasti bakal di acak lagi teman sekamarnya, jadi tiap tahun pasti ada pindah-pindahan kamar gitu. Tujuannya ya supaya semuanya akrab, berteman dekat, karna semua kebagian jadi partner sekamar.

      Saya punya temen, sebut saja namanya Mawar *hehehe. Saya lumayan dekat sama si Mawar karena kami sekelas dan sekamar di tahun pertama saya mondok. Anaknya sholehah, cerdas, baik, ramah, cantik, pokoknya sempurna banget nih di mata saya. Kalau ada pelajaran yang kurang saya mengerti nanyanya pasti ke Mawar. Singkat cerita, setahun berlalu. Sudah datang masanya buat pindah kamar, ganti partner sekamar. Saya pindah ke kamar lain, Mawar juga pindah.

      Hapus
    5. Nama : Nabilah Aqli Rahman
      NPM : 2386206125
      Kelas : 5D PGSD

      Saya masih sekelas sama Mawar. Masih sebangku juga, yang berubah cuman kita bukan teman sekamar lagi. Kalau di sekolah saya masih suka belajar bareng mawar, masih suka berdiskusi sama Mawar. Tapi itu di tiga bulan awal sehabis pindahan kamar. Bisa ditebak, bulan-bulan selanjutnya yaa si Mawar berubah sikapnya (fyi itu pertama kalinya saya ngerasain people come and go, sedih tapi yaa mau gimana lagi hehehe).

      Mawar yang tadinya dengan senang hati menjelaskan kalau saya bertanya jadi enggan menjawab pertanyaan-pertanyaaan saya kalau menyangkut pelajaran. Pindah kursi duduk—menjadi sebangku sama teman sekamarnya. Awalnya saya kira saya ada salah sama Mawar. Jadi sambil saya intropeksi diri saya juga menyadari kalau yang berubah bukan hanya sikap Mawar ke saya tapi kebiasaannya di kelas juga berubah. Mawar yang biasanya aktif bertanya di kelas jadi anak remaja yang pasif di kelas. Bandel mulai suka kabur dari asrama. Sholatnya mulai bolong-bolong. Pokoknya berubah banget deh.

      Kenapa Mawar bisa berubah? Kalau menurut saya Mawar berubah karena lingkungannya yang baru. Teman-teman sekamar Mawar punya pengaruh buruk di hidup Mawar yang membuat kepribadian Mawar berubah dari yang awalnya rajin jadi malas, yang awalnya ramah jadi judes banget. Ini lah yang saya maksud tadi kalau lingkungan mempengaruhi kemampuan belajar anak. Gen kecerdasan yang Mawar bawa jadi ga ada gunanya kalau Mawar gampang terpengaruh sama lingkungan yang kurang baik.

      Makanya ada kan pepatah yang mengatakan
      "jika kita berteman dengan penjual minyak wangi, maka insya Allah kita juga akan ketularan wanginya”

      Maaf yaa jadi panjang ceritanya 😀🙏🏻

      Hapus
  6. Nama: Nanda Vika Sari
    Npm: 2386206053
    Kelas: 5B PGSD

    Setelah saya membaca materi ini, materi ini sangat menarik karena membahas tentang hubungan antara genetik dan juga kemampuan akademik, terutama dalam bidang membaca dan matematika. Penelitian yang dipublikasikan di Nature Communications memberikan bukti yang cukup kuat bahwasanya pada faktor genetik memang sangat berperan dalam menentukan potensi dasar seseorang dalam kedua kemampuan itu. Tetapi, yang sangat penting untuk diingat kembali adalah bahwasanya gen itu bukanlah satu-satunya dalam penentuan keberhasilan belajar.

    BalasHapus
  7. Nama: Nanda Vika Sari
    Anom: 2386206053
    Kelas: 5B PGSD

    Setelah saya membaca materi ini, ternyata pada materi ini penelitiannya ini juga menunjukkan/memberitahukan kalau sekitar setengah dari pengaruh terhadap kemampuan dan matematika itu berasal dari gen namun sisanya itu sangat bergantung pada lingkungan, pengalaman belajar, dan juga motivasi individu. Jadi bisa disimpulkan kalau sebenarnya faktor dari kualitas pengajaran, dukungan keluarga, kesempatan belajar, juga minat dan usaha anak itu juga memiliki peran yang cukup besar untuk mengembangkan pada potensi tersebut.

    BalasHapus
  8. Nama: Nanda Vika Sari
    Npm: 2386206053
    Kelas: 5B PGSD

    Setelah saya baca-baca ke balai materi ini, ternyata ada hal yang cukup menarik pada materi diatas yaitu adalah pada penekanan hipotesis gen umum, yang menyatakan kalau gen itu memiliki pengaruh yang luas (umum), sedangkan lingkungan dalam bekerja secara lebih spesifik/khusus. Jadi, walaupun dua anak memiliki potensi genetik yang sama/serupa, hasil diakhirnya bisa saja berbeda namun tergantung lagi dari gimana lingkungan belajar mereka terbentuk.

    BalasHapus
  9. Nama : Oktavia Ramadani
    Npm : 2386206086
    Kelas : 5D

    pada paragraf terakhir saya berpendapat bahwa Aspek perubahan ketiga dalam sistem pendidikan Finlandia menggaris bawahi sebuah gagasan fundamental kualitas pendidikan tidak hanya ditentukan oleh desain kurikulum atau besarnya investasi finansial, tetapi terutama oleh bagaimana negara membangun ekosistem kerja yang bermartabat, inspiratif, dan profesional bagi guru serta kepala sekolah. Materi tersebut menyoroti bahwa keberhasilan Finlandia tidak semata-mata bertumpu pada program pendidikan guru yang berkelas dunia atau remunerasi yang kompetitif—dua hal yang sering dianggap sebagai faktor penentu dalam rekrutmen tenaga pendidik berkualitas. Sebaliknya, keberhasilan mereka berakar pada struktur profesionalisme yang memberi guru ruang otonomi, kepercayaan, dan mandat untuk mengelola inti proses pendidikan.

    Poin penting dari pengalaman Finlandia adalah bahwa guru diposisikan bukan sebagai pelaksana kebijakan, tetapi sebagai pemegang otoritas intelektual dan moral dalam praktik pendidikan. Mereka diberi kewenangan untuk merancang kurikulum, menetapkan bentuk penilaian, mengambil keputusan peningkatan mutu sekolah, hingga membangun model keterlibatan komunitas. Kebebasan profesional ini menjadikan profesi guru memiliki martabat sosial yang tinggi, sekaligus menarik bagi generasi muda yang berkualitas karena profesi ini memberikan ruang aktualisasi, tanggung jawab substantif, dan kepercayaan publik.

    Dengan demikian, materi tersebut mempertegas bahwa profesionalisme bukan hanya persoalan sertifikasi atau kualifikasi akademik, tetapi sebuah ekosistem yang mendorong guru untuk berpikir kritis, bertindak independen, dan berkolaborasi secara bermakna. Ini menjadi poin pembeda dengan banyak negara lain di mana guru justru terjebak dalam birokrasi, regulasi ketat, atau intervensi politis yang menghambat kreativitas pedagogis. Finlandia menunjukkan bahwa ketika guru diberi kepercayaan penuh sebagai pemimpin pembelajaran, profesi ini menjadi bukan hanya pilihan karier, tetapi panggilan profesional yang bermartabat.

    BalasHapus
  10. Izin menanggapi terkait dengan materi ini,jadi materi ini menarik karena membahas tentang peran gen dalam menentukan kemampuan membaca dan matematika.saya setuju bahwa gen memiliki peran dalam menentukan kemampuan ini, tetapi bukan satu-satunya faktor yang memengaruhi.lingkungan dan pengalaman juga memiliki peran yang sangat penting.
    gen memiliki peran dalam menentukan kemampuan membaca dan matematika, tetapi bukan satu-satunya faktor yang memengaruhi. lingkungan dan pengalaman juga memiliki peran yang sangat penting.penelitian menunjukkan bahwa banyak gen yang terlibat dalam kemampuan membaca dan matematika, dan masing-masing gen memiliki efek yang kecil.

    BalasHapus
  11. Nama : Maria Ritna Tati
    NPM : 2386206009
    Kelas : V A PGSD

    Tambahan terkait materi ini saya suka dan setuju bagaimana materi ini menekankan bahwa meskipun ada faktor genetik yang memengaruhi kemampuan membaca dan matematika, kita tetap memiliki kendali atas bagaimana kita mengembangkan potensi kita.dengan kerja keras, latihan, dan dukungan yang tepat, kita semua dapat meningkatkan kemampuan kita dalam membaca dan matematika.
    meskipun ada faktor genetik yang memengaruhi kemampuan membaca dan matematika,kita tetap memiliki kendali atas bagaimana kita mengembangkan potensi kita.dengan kerja keras, latihan, dan dukungan yang tepat, kita semua dapat meningkatkan kemampuan kita dalam membaca dan matematika.penting untuk diingat bahwa setiap orang memiliki potensi yang unik, dan kita semua dapat mencapai kesuksesan dalam membaca dan matematika jika kita berusaha.

    BalasHapus
  12. Nama:bella ayu pusdita
    Kelas:5d
    Nim:2386206114
    Setelah saya baca tentang materi ini, menurut saya ini memberikan pandangan yang canggih dan sangat penting tentang peran genetika dalam kemampuan kognitif, khususnya membaca dan matematika, sambil secara tegas menyeimbangkan peran lingkungan.
    Tanggapan ini menyeimbangkan antara pandangan biologis dan sosiologis, memberikan pemahaman yang komprehensif bahwa potensi ditentukan oleh genetika, tetapi aktualisasi potensi itu ditentukan oleh interaksi dengan pengalaman dan lingkungan.

    BalasHapus
  13. Nama:bella ayu pusdita
    Kelas:5d
    Nim:2386206114
    Penelitian ini sangat mendukung Hipotesis Gen Umum, yang menyatakan bahwa gen bersifat umumis (mempengaruhi banyak kemampuan) sementara lingkungan bersifat spesialis (mengarahkannya ke hasil tertentu).
    Dalam konteks sistem pendidikan, bagaimana pendidik dan pembuat kebijakan dapat secara praktis merancang "lingkungan spesialis" yang paling efektif untuk "mengeluarkan potensi genetik" dalam mata pelajaran spesifik (misalnya, matematika atau sains), sambil tetap menumbuhkan potensi umum yang didorong oleh gen?

    BalasHapus
  14. Nama: Nur Sinta
    NPM: 2386206033
    Kelas: VB PGSD

    Para ilmuwan menemukan bahwa setengah dari gen mempengaruhi kemampuan membaca matematika. Namun temuan terbaru menyatakan bahwa gen tidak sepenuhnya menentukan kemampuan membaca matematika, peneliti terbaru menyoroti bahwa peran lingkunganlah yang paling penting dalam membentuk dalam membentuk kemampuan membaca matematika sedangkan gen itu hanya mempengaruhi mempengaruhi kecepatan memproses informasi, daya ingat dan perhatian tapi tidak dengan perilaku dan pengelaman belajar. Meskipun setiap anak memiliki potensi yang berbeda, kemampuan membaca matematika tetap bisa dikembangkan melalui latihan yang konsisten, dukungan dari orang tua, guru dan teman yang positif serta pendekatan yang tepat

    BalasHapus
  15. Nama:Elisnawatie
    Kelas:5D
    NPM:2386206069
    Setelah saya baca materi tersebut, saya mengerti bahwa kemampuan kognitif anak merupakan hasil kombinasi antara potensi genetik dan pengaruh lingkungan, di mana gen memberikan dasar, tetapi lingkungan dan pengalamanlah yang menentukan sejauh mana potensi itu bisa berkembang.

    BalasHapus
  16. Nama: Imelda Rizky Putri
    Npm:2386206024
    Kelas:5B

    Izin bertanya pak, bagaimana sebenarnya peran gen dalam membentuk kemampuan membaca dan matematika pada anak, dan sejauh mana faktor lingkungan seperti pola asuh, kualitas pembelajaran di sekolah, motivasi belajar serta akses terhadap stimulasi sejak dini dapat memperkuat atau bahkan mengubah pengaruh genetik tersebut sehingga setiap anak tetap memiliki kesempatan yang sama untuk pengembangan secara optimal?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Erlynda Yuna Nurviah
      Kelas : VB PGSD
      Npm : 2386206035

      Hai imel izin menjawab ya.. peran gen dalam membentuk kemampuan membaca dan matematika pada anak memang sangat kuat dan berpengaruh, karena faktor genetik sangat mempengaruhi kemampuan dasar kognitif seperti memori dalam pemikiran anak, kecepatan dalam memahami serta memproses informasi dan kecenderungan anak terkait memahami bahasa, simbol dan pola. Namun pengaruh gen bukan sesuatu yang bersifat tetap. Melainkan bisa diubah dari segi faktor lingkungan, misalnya dari pola asuh orangtua terhadap anak, kualitas pembelajaran disekolah, motivasi belajar yang bisa ditumbuhkan sejak dini, dan akses stimulus baik lewat buku, permainan edukatif maupun kegiatan eksplorasi alam yang mampu memperkuat bahkan mengubah arah tentag genetik tersebut.

      Anak yang secara genetik mungkin tidak menunjukkan kecenderungan kuat dalam membaca atau bagus dalam pembelajaran matematika tetap dapat berkembang secara optimal jika mereka tinggal atau dikelilingi dengan lingkungan yang kaya akan pengetahuan dan stimulus serta mendapatkan dukungan belajar yang tepat. Dengan demikian Lingkungan dan peran orangtualah yang dapat memastikan setiap anak bisa dan mampu memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai perkembangan yang baik. Terimkasihh semoga membantu yaa

      Hapus
  17. Nama : Andi Nurfika
    NPM : 2386206017
    Kelas : VB PGSD

    Setelah saya baca materi ini bikin kita sadar kalau kemampuan kayak matematika dan membaca itu ternyata nggak cuma soal rajin belajar tapi juga ada pengaruh dari gen. Tapi penting banget di garis bawahi, gen itu bukan penentu mutlak, cuman ngasih peluang aja. Jadi kalau ada anak yang jago baca tapi lemah di matematika bukan berarti gennya jelek, tetapi karena lingkungan dan pengalaman belajarnya beda antar anak tersebut titik yang menarik, penelitian ini nunjukin kalau gen yang ngaruh ke 2 kemampuan itu sekaligus. Tapi efek tiap gen itu kecil banget, jadi nggak ada gen matematika ataupun gen membaca yang jelas. intinya, potensi memang dibawa dari lahir tapi perkembangan tetap ditentukan dari lingkungan.

    BalasHapus
  18. Nama : Andi Nurfika
    NPM : 2386206017
    Kelas : VB PGSD

    Menurut saya, penelitian ini ngasih pesan penting untuk orang tua dan guru jangan terlalu cepat mengucap anak nggak bakat matematika atau nggak bakat dalam membaca. soalnya gen itu bukan vonis cuma modal awal titik lingkungan belajar yang tepat tetapi jadi faktor terbesar buat bikin kemampuan anak berkembang misalnya nih guru yang seru dan peduli bisa banget ngeboost kemampuan matematika, walaupun anaknya awalnya kurang pedet. Jadi peran sekolah dan orang tua di rumah maupun orang terdekat tetap sangat kuat buat ngarahin kemampuan anak penelitian ini cuma bikin kita makin paham kalau tiap anak itu unik dan perlu cara belajar yang pas aja.

    BalasHapus
  19. Nama : Andi Nurfika
    NPM : 2386206017
    Kelas : VB PGSD

    Bagian yang paling menarik dari materi ini menurut saya adalah penjelasan bahwa meski ada tumpang tindih genetik, kemampuan matematika dan membaca bisa tetap beda karena pengalaman hidup dari anaknya. Artinya, minat, dorongan, dan kesempatan yang anak dapat itu super berpengaruh. Kadang anak jadi jago di salah satu bidang karena ketemu guru yang inspiratif atau lingkungannya lebih mendukung ini juga bisa nunjukin kalau perubahan lingkungan bisa ngalahin batasan biologis. Jadi kalau negara pengen ningkatin prestasi matematika, fokusnya bisa dicari gen unggul tapi perbaiki cara pengajaran pengalaman belajar. kesimpulannya gen memang berperan tapi lingkungan yang bikin hasil akhirnya kelihatan.

    BalasHapus
  20. Nama : Andi Nurfika
    NPM : 2386206017
    Kelas : VB PGSD

    Saya izin bertanya kalau gen hanya memberi potensi dan lingkungan yang menentukan perkembangan, bagaimana sih cara memisahkan secara akurat mana bagian kemampuan seseorang anak yang muncul dari faktor genetik dan mana yang benar-benar hasil dari lingkungan mengingat keduanya saling mempengaruhi sejak anak lahir??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo ka Andi saya izin menanggapi ya
      Saya ingin menjawab tapi perlu digarisbawahi saya juga nggak tahu apakah jawaban saya ini benar-benar bisa dibuktikan secara akurat untuk memisahkan bagaimana cara mengetahui kemampuan seorang anak yang muncul dari faktor genetik dan mana yang benar-benar dari hasil lingkungan.
      Menurut saya cara yang bisa kita ketahui bahwa kemampuan seorang anak itu muncul dari faktor genetik atau dari hasil lingkungan ialah, kalau dari faktor genetik misalnya kebiasaan seperti kebiasaan yang tak bisa diam ataupun yang ingin selalu mengetahui hal baru, lalu bisa juga dilihat dari bakat, bisa juga dilihat dari watak atau sifat anak tersebut misalnya pendiam ataupun aktif, baik,ramah dan sebagainya. Dan kalau untuk hasil lingkungan itu bisa dilihat dari cara bersosialisasi, prestasi-prestasi yang diraih pada bidang akademik maupun non akademik, lalu bisa juga motivasi belajar dilihat dari faktor lingkungan mungkin karena lingkungannya berisikan orang-orang yang pandai dengan nilai-nilai yang tinggi itu bisa menjadi pendukung dia untuk semangat belajar lalu bisa juga dari sikap disiplin, ketika dia berada pada lingkungan yang selalu menghargai waktu selalu tepat waktu dia akan ikut arus untuk menjadi orang yang selalu disiplin dan juga tepat waktu.

      Menurut saya seperti itu Kak semoga bermanfaat...

      Hapus
  21. Terima kasih bapak atas materi nya saya tertarik dengan Materi bapak ini menarik banget, karena membahas hal yang sering jadi perdebatan apakah kemampuan kita itu sudah takdir dari gen? Hasil penelitian yang bilang setengah dari gen yang memengaruhi matematika juga memengaruhi kemampuan membaca itu bikin penasaran. Ini artinya, ada faktor genetik yang sama-sama bekerja di kedua kemampuan tersebut. Tapi, yang perlu digarisbawahi, gen itu sifatnya hanya probabilitas, bukan penentu mutlak. Jadi, meskipun ada kesamaan gen, kalau lingkungan belajarnya beda, hasilnya juga akan beda. Ini membuktikan bahwa kita tidak bisa menyalahkan sepenuhnya pada keturunan kalau ada siswa yang kurang bagus di salah satu mata pelajaran.

    BalasHapus
  22. Ya meskipun setiap gen punya peran, bagian yang paling penting di akhir materi ini adalah tentang peran lingkungan belajar. Hasil penelitian yang bilang bahwa kunci untuk mencapai potensi itu terletak pada lingkungan kita, bukan pada DNA itu sangat menenangkan. Ini berarti, sebagai pendidik, kita punya kekuatan besar untuk membantu siswa. Kita harus ciptakan lingkungan belajar yang bisa memicu minat siswa, meningkatkan kepercayaan diri mereka, dan mendorong usaha keras. Jadi, kalau misalnya ada siswa yang nilai matematikanya kurang, kita tidak bisa pasrah, tapi harus mencari cara baru di lingkungan kelas agar self-efficacy dan motivasi mereka di matematika bisa muncul dan berkembang.

    BalasHapus
  23. Saya juga tertarik dengan kesimpulan dari materi yang bapak berikan, bahwa pendekatan yang sama tidak akan berhasil untuk semua orang. Ini sangat berhubungan dengan temuan genetik tadi. Walaupun ada gen yang tumpang tindih, ada juga gen yang spesifik. Oleh karena itu, kita harus mengeluarkan potensi individu mereka. Mungkin siswa yang jago di Bahasa butuh cara belajar matematika yang berbeda misalnya lebih banyak menulis dan diskusi, dibandingkan dengan siswa yang jago Sains mungkin lebih cocok dengan eksperimen langsung. Ini mengingatkan kita bahwa kita harus jadi guru yang fleksibel dan bisa menyesuaikan gaya mengajar dengan profil siswa, agar gen yang baik itu bisa keluar dan siswa bisa unggul di bidangnya masing-masing.

    BalasHapus
  24. Nama : Dita Ayu Safarila
    Kelas : 5 C
    NPM : 2386206048
    izin bertanya
    jika pencegahan bullying dan literasi emosi harus dilakukan okeh seluruh staf sekolah,bentuk pelatihan atau komunikasi paling efektif seperti apa yang bisa menyatukan pemahaman antara guru,kepala sekolah dan staf non pengajar ( seperti satpam atau kantin ) untuk menangani kekerasan secara konsisten?

    BalasHapus
  25. Nama : Aprilina Awing
    Kelas : 5D PGSD
    NPM : 2386206113

    Menurut saya Materi ini memberikan wawasan yang menarik tentang bagaimana gen memengaruhi kemampuan matematika dan membaca pada anak-anak. Penelitian yang dilakukan oleh tim ilmuwan ini menunjukkan bahwa sekitar setengah dari gen yang berkontribusi pada kemampuan matematika juga berhubungan dengan kemampuan membaca. Ini membuka pemahaman baru bahwa kemampuan belajar tidak hanya dipengaruhi oleh lingkungan, tetapi juga oleh faktor genetik.

    Satu hal yang menarik adalah meskipun ada hubungan genetik antara matematika dan membaca, tidak ada gen tunggal yang dapat dikatakan sebagai "penentu" kemampuan tersebut. Sebaliknya, ada banyak variasi DNA yang memiliki dampak kecil namun signifikan ketika digabungkan. Ini sejalan dengan pandangan bahwa sifat-sifat kompleks seperti kemampuan belajar memang dipengaruhi oleh banyak faktor genetik yang berbeda, dan bukan hanya satu atau dua gen saja.

    BalasHapus
  26. Nama : Aprilina awing
    Kelas : 5D PGSD
    NPM : 2386206113

    Materi ini juga menyoroti pentingnya lingkungan dalam memengaruhi kemampuan belajar. Meskipun gen memberikan kemungkinan, faktor-faktor seperti motivasi, kepercayaan diri, dan pengalaman hidup juga sangat berpengaruh. Ini menunjukkan bahwa meskipun seorang anak memiliki bakat dalam membaca atau matematika, tanpa dukungan yang tepat dari lingkungan, potensi tersebut mungkin tidak terwujud.

    BalasHapus
  27. Nama : Aprilina Awing
    Kelas : 5D PGSD
    NPM : 2386206113

    Saya ijin bertanya pak, Apa yang bisa kita lakukan untuk menyesuaikan lingkungan belajar anak agar bisa memaksimalkan potensi genetik mereka dalam matematika dan membaca?
    Bagaimana cara kita mengidentifikasi gen mana yang mungkin berkontribusi pada kemampuan belajar anak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Rosidah
      Npm: 2386206034
      Kelas: 5B (PGSD)

      Hallo Aprilina, izin menjawab pertanyaan kamu ya sesuai pemahaman saya, menurut saya untuk membantu anak memaksimalkan potensi genetiknya dalam matematika dan membaca, hal pertama yang kita dilakukan adalah menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendukung. Misalnya memberi kesempatan untuk anak mencoba, memberi dorongan ketika mereka mengalami kesulitan, dan menyediakan aktivitas belajar yang menyenangkan sesuai dengan potensi mereka.

      Untuk menjawab pertanyaan kamu berikutnya, terkait mengidentifikasi gen mana yang mana berkontribusi pada kemampuan belajar, menurut saya hal tersebut tidak bisa dilakukan langsung oleh guru atau orang tua. Kan kalo penelitian gen itu masih dilakukan ilmuan, dan hasilnya bersifat umum, bukan menentukan kemampuan individu. Jadi yang paling penting sekarang fokus aja pada bagaimana lingkungan membantu anak berkembang, karena lingkungan yang baik dapat memperkuat potensi apapun yang dimiliki anak.

      Semoga tanggapan saya bermanfaat untuk Aprilina dan teman-teman lainnya ☺

      Hapus
  28. Nama : Erlynda Yuna Nurviah
    Kelas : VB PGSD
    Npm : 2386206035

    Menurut pemahaman saya setelah membaca materi diatas pembahasan tentang apakah gen menentukan kemampuan membaca dan matematika memang penting untuk dipahami secara objektif. Kebanyakan memang benar kalau faktor genetik dapat memberikan modal awal seperti daya ingat, kecepatan memproses informasi, atau sensitivitas bahasa. Namun, gen bukan penentu dalam kemampuan membaca maupun matematika.

    materi yang ditekankan disini menjelaskan bahwa lingkungan belajar, kualitas pengajaran, pengalaman belajar positif, serta dukungan emosional jauh lebih berpengaruh pada perkembangan kemampuan siswa. Anak yang diberi stimulasi, dibiasakan dengan aktivitas literasi numerasi, dan mendapat metode pengajaran yang tepat dapat berkembang lebih jauh dibanding mereka yang hanya mengandalkan potensi bawaan. Gen mungkin bisa membuka pintu berpikir, tetapi lingkungan dan pembelajaranlah yang menentukan seberapa jauh siswa melangkah.

    BalasHapus
  29. NAMA : KORNELIA SUMIATY
    NPM : 2386206059
    KELAS : 5B PGSD

    setelah saya membaca tentang materi diatas saya baru tau bahwa , kemampuan membaca dan matematika pada anak tidak hanya dipengaruhi oleh lingkungan, tetapi juga oleh faktor genetik. meskipun gen memiliki peran besar, kemampuan anak tetap sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Faktor seperti motivasi, minat, guru, metode belajar, dan pengalaman hidup menentukan apakah potensi genetik itu bisa berkembang atau tidak. Dua anak bisa memiliki kemampuan genetik yang mirip, tetapi hasil belajarnya berbeda karena perbedaan dukungan dan pengalaman.

    BalasHapus
  30. Nama: Rosidah
    Npm: 2386206034
    Kelas: 5B (PGSD)

    Menurut saya, materi diblog ini menambah wawasan, bahwa kemampuan anak dalam membaca dan matematika tidak hanya dipengaruhi dari gen, tetapi juga dari faktor lingkungan yang mendukung. Meskipun gen tenyata mempunyai peran yang besar, hasil akhirnya tetap tergantung, bagaimana anak dibimbing, diberikan kesempatan, dan diberi motivasi. Jadi siapapun kita berpendidikan tinggi atau tidak, sebaiknya tetap berusaha menciptakan lingkungan belajar yang membantu anak bisa berkembang sesuai potensinya.

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak