Hakikat Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar: Tantangan dan Peluang di Era Digital




 

Pembelajaran matematika adalah salah satu komponen yang diperlukan dan penting yang dimulai daari pendidikan dasar. Siswa matematika tidak hanya belajar menghitung atau memecahkan soal aritmatika, tetapi mereka juga belajar berpikir sistematis, logis, dan analitis. Oleh karena itu, sangat penting bagi pendidik, terutama guru di Sekolah Dasar (SD), untuk memahami pentingnya pembelajaran matematika.

1. Alasan Mengajar Matematika

 Beberapa prinsip yang harus dipahami oleh guru dalam pembelajaran matematika diantaranya:

  •  Matematika adalah bahasa. 
Bahasa universal adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan matematika. Matematika dapat mengkomunikasikan konsep yang kompleks dengan cara yang ringkas dan mudah dipahami melalui penggunaan simbol, angka, dan notasi. Peserta didik harus dikenalkan dengan bahasa matematika ini sejak awal di sekolah dasar. Mereka harus menyadari bahwa angka dan simbol bukan sekadar tulisan di papan tulis; mereka memiliki arti dan peran dalam kehidupan sehari-hari.

  •  Keterampilan dasar dalam matematika 

Kemampuan berhitung, seperti kemampuan dalam membaca serta menulis merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki dalam diri setiap peserta didik. Namun, keterampilan ini mencakup kemampuan peserta didik untuk menerapkan konsep matematika dalam berbagai situasi, bukan hanya menghafal rumus. Oleh karena itu, pembelajaran matematika harus dirancang sehingga peserta didik dapat memahami konsep secara menyeluruh daripada hanya mengejar nilai.

  •  Matematika sebagai Alat untuk Berpikir 

Peserta didik diajarkan untuk berpikir sistematis, analitis, dan logis dalam matematika, yang merupakan tujuan utama pembelajaran matematika. Kemampuan ini sangat penting untuk kehidupan sehari-hari, seperti menganalisis masalah dan mencari solusi yang efektif.  Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan eksplorasi dan eksperimen untuk menemukan ide-ide matematika mereka sendiri. Mengajarkan peserta didik untuk menghadapi masalah matematika nyata  (pemecahan masalah) dan menemukan solusi baru. Membantu peserta didik menjelaskan konsep matematika mereka secara logis dan mudah dipahami baik secara lisan maupun tulisan (komunikasi). Menciptakan hubungan antara berbagai konsep matematika dan hal-hal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari (koneksi). 

 2. Metode Pengajaran Matematika di Sekolah Dasar

Pembelajaran matematika di SD memiliki fitur unik yang harus diperhatikan oleh guru. Anak-anak usia SD sedang melalui fase perkembangan kognitif yang berbeda di mana mereka dapat memahami konsep abstrak. Namun, mereka masih membutuhkan bantuan konkret untuk belajar.

  • Pembelajaran kontekstual 

Anak-anak di usia sekolah dasar biasanya lebih mudah memahami hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan yang dilalui peserta didik dengan kaitan sehari-hari tentunya. Oleh karena itu, pembelajaran matematika harus diupayakan dengan mengaitkan situasi yang dekat dengan kehidupan peserta didik. Misalnya, permainan jual-beli sederhana dapat mengajarkan konsep penjumlahan dan pengurangan.

  • Pembelajaran interaktif 

 Dalam pembelajaran matematika, peserta didik seharusnya berinteraksi secara aktif dengan guru mereka dan satu sama lain. Guru harus menciptakan suasana kelas yang mendukung kolaborasi dan diskusi, sehingga peserta didik dapat bertanya, berbagi pengetahuan, dan memberi satu sama lain masukan. Pada akhirnya, ini akan menghasilkan pembelajaran yang lebih baik bagi peserta didik.

  • Penggunaan Alat Peraga dan Media 

Peserta didik SD dapat lebih mudah memahami konsep matematika dengan bantuan alat peraga dan media pembelajaran yang menarik bagi mereka. Penggunaan objek nyata seperti kancing, balok, atau gambar dapat membantu peserta didik memahami konsep abstrak seperti penjumlahan, pengurangan, atau pecahan.

  • Pendekatan yang Berbeda 

Setiap peserta didik belajar dengan gaya dan kecepatan yang berbeda. Guru diharapkan dapat mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik dan menerapkan pendekatan yang sesuai. Misalnya, peserta didik yang memahami konsep lebih lambat mungkin memerlukan penjelasan atau latihan tambahan, dan peserta didik yang memahami konsep lebih cepat dapat diberi tantangan tambahan.

3. Masalah dan Solusi dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Meskipun pembelajaran matematika di sekolah dasar memiliki banyak keuntungan, tidak dapat dipungkiri bahwa para guru menghadapi sejumlah masalah, termasuk:

  • Fobia Matematika 

Saat belajar matematika, banyak peserta didik yang takut atau tidak percaya diri. Hal ini seringkali disebabkan oleh pengalaman buruk sebelumnya, seperti terlalu banyak tekanan untuk mendapatkan nilai bagus. Guru harus menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan tidak menakutkan untuk mengatasi fobia matematika ini. Menjadikan matematika sesuatu yang menyenangkan, seperti bermain permainan, dapat membantu mengurangi ketakutan peserta didik.

  • Kesenjangan pemahaman 

Mungkin ada perbedaan dalam pemahaman matematika antara peserta didik karena beberapa peserta didik memiliki kemampuan yang berbeda. Guru harus menggunakan metode seperti pembelajaran berbasis proyek atau kelompok untuk mengatasi hal ini.

  • Kekurangan sumber daya 

Keterbatasan sumber daya seperti alat peraga dan media pembelajaran menjadi masalah tersendiri di beberapa sekolah, terutama di daerah terpencil. Namun, keterbatasan ini dapat diatasi dengan kreatifitas guru dalam menggunakan alat bantu belajar yang ada di sekitar mereka.

 4. Tantangan dan Peluang di Era 4.0 dan Society 5.0

Dalam era saat in, ada banyak peluang baru untuk belajar matematika. Teknologi seperti aplikasi pembelajaran, game edukasi, dan platform online memungkinkan pembelajaran matematika menjadi lebih menarik dan interaktif. Sebaliknya, kita juga mengalami masalah seperti:

  • Ketergantungan pada teknologi: Peserta didik harus belajar bagaimana menggunakan teknologi secara efisien tanpa bergantung padanya terlalu banyak.
  • Perbedaan Individu: Setiap peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, jadi pendidik harus menyesuaikan pendekatan mereka.
  • Kurikulum yang padat: Guru sering kesulitan menyediakan waktu yang cukup untuk setiap konsep matematika karena kurikulum yang padat.


Langkah pertama menuju pembelajaran matematika yang efektif dan menyenangkan adalah memahami konsep pembelajaran matematika dan masalah yang dihadapi guru di era digital. Sebagai calon guru, memiliki tanggung jawab yang sangat besar untuk menentukan masa depan pendidikan  di Indonesia.

mari kita berdisikusi tentang pembelajaran matematika dan bagaimana ia dapat diterapkan di sekolah dasar. Bagaimana pendapat Anda terkai mengajar matematika di sekolah dasar dan bagaimana agar efektif?  Aspek teknologi dalam mengatasi masalah matematika? Apakah Anda memiliki peristiwa menarik yang ingin Anda ceritakan tentang mengajar matematika? Mari kita berdisskusi untuk pendidikan bangsa Indoneis lebih baik di masa depan.

 


38 Komentar

  1. Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
    Npm : 2386206058
    Kelas : VB PGSD

    Pada materi di atas ini pak, membahas secara menyeluruh esensi pembelajaran matematika di sekolah dasar sebagai pondasi penting bagi perkembangan kemampuan berpikir logis dan kritis peserta didik. Pada materi ini juga menjelaskan bahwa guru perlu memahami dua hakikat utama yaitu matematika sebagai bahasa dan juga matematika sebagai alat berpikir. Pada bagian metode pembelajaran juga menjelaskan bahwa pentingnya pembelajaran kontekstual dan interaktif, karena anak SD masih berada pada tahap berpikir konkret sehingga memerlukan alat peraga pada materi di atas juga menjelaskan tantangan dan peluang pembelajaran matematika di era digital, di mana teknologi seperti aplikasi game edukasi dapat dijadikan sebagai proses belajar yang lebih menarik dan interaktif, tetapi juga perlu diimbangkan agar peserta didik tidak tergantung atau berfokus pada teknologi🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Oktavia Ramadani
      NPM : 2386206086
      Kelas : 5D

      Saya sangat setuju sekali dengan tanggapan Isdiana, bahwa pembelajaran matematika di SD bukan hanya soal hitung-menghitung, tetapi menjadi pondasi untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis dan kritis. Penekanan pada dua hakikat utama pada matematika sebagai bahasa dan sebagai alat berpikir , juga sangat sesuai dengan materi, karena dari sanalah nanti peserta didik dapat belajar untuk mengomunikasikan ide dan menyusun pola pikir yang sistematis.

      Saya juga sepakat dengan bagian bahwa anak SD masih berada pada tahap berpikir konkret, sehingga pembelajaran kontekstual, interaktif, dan penggunaan alat peraga sangat penting agar konsep yang abstrak bisa lebih mudah dipahami. Di sisi lain, tanggapan mengenai tantangan dan peluang era digital juga sudah tepat, teknologi seperti aplikasi dan game edukasi memang bisa membuat belajar matematika lebih menarik dan interaktif, tetapi tetap perlu ada keseimbangan supaya peserta didik tidak hanya terpaku pada teknologi, melainkan tetap dilatih berpikir mandiri.

      Hapus
  2. Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
    Npm : 2386206058
    Kelas : VB PGSD

    Izin bertanya pak, mengapa sebagian peserta didik mengalami “fobia matematika”, dan strategi apa yang bisa dilakukan guru untuk mengatasinya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Peserta didik mengalami fobia matematika itu bisa disebabkan oleh berbagai faktor, misalnya siswa yang belum mempelajari pembelajaran matematika tema yang baru sudah mendapatkan bisikan dari kakak kelas atau kakak tingkatnya yang mengatakan bahwa pembelajaran pada materi terbaru itu sangat susah dan sangat sulit bagi mereka, nah ini bisa mengakibatkan munculnya fobia matematika pada siswa tersebut. Karena sudah merasa takut duluan sebelum mencobanya, selain itu juga fobia matematika pada siswa itu bisa muncul disebabkan oleh pengalaman yang buruk sebelumnya seperti terlalu banyak tekanan/tuntutan untuk mendapatkan nilai bagus misal dari orang tua atau walinya.

      Nah strategi untuk mengatasi kedua contoh masalah siswa mengalami phobia matematika tersebut menurut saya ialah:
      Untuk yang pertama mungkin guru bisa menerapkan pendekatan kepada siswa yang selalu merasa matematika itu menakutkan atau susah, guru bisa menjelaskan bahwa pembelajaran ini bisa sangat menarik karena dalam pembelajaran ini kita bisa bermain dan juga belajar tentang hal yang menyenangkan untuk memahami pembelajaran matematika ini.
      Nah kalau untuk yang kedua menurut saya mungkin guru bisa mendekati orang tua atau wali siswa yang selalu menuntut nilai bagus kepada siswa untuk bisa mengubah tekanan kepada siswa supaya mereka lebih leluasa lagi untuk belajar lebih bisa mengekspresikan diri mereka dalam pembelajaran. Selain itu juga guru bisa menyerankan kalau memang ingin anak murid tersebut mendapatkan nilai yang baik orang tua bisa menawarkan pembelajaran tambahan seperti les matematika kepada siswa tersebut tanpa memaksa.

      Hapus
    2. Nama : Oktavia Ramadani
      NPM : 2386206086
      Kelas : 5D

      Menurut saya, pertanyaan Isdiana sudah sangat sesuai dengan materi di atas dan justru menyentuh salah satu bagian paling penting, yaitu tentang fobia matematika, nah di dalam materi kan sudah dijelaskan bahwa banyak peserta didik takut atau tidak percaya diri dengan matematika karena pengalaman belajar yang kurang menyenangkan, terlalu banyak tekanan pada nilai, dan cara mengajar yang hanya fokus pada benar–salah tanpa memberi ruang untuk mencoba dan melakukan kesalahan.

      Saya setuju dengan pertanyaan itu karena tidak hanya menyoroti penyebab fobia matematika, tetapi juga langsung mengarah pada strategi yang bisa dilakukan guru untuk mengatasinya, seperti menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menggunakan permainan, mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari, dan memberi kesempatan peserta didik untuk aktif tanpa merasa takut. Pertanyaan itu juga sangat penting untuk kita sebagai mahasiswa dan sebagai calon guru agar lebih peka terhadap kondisi psikologis peserta didik dan tidak mengulang pola pembelajaran yang malah membuat mereka semakin takut pada matematika.

      Hapus
    3. Nama : Nabilah Aqli Rahman
      NPM : 2386206125
      Kelas : 5D PGSD

      Hai Isdi! aku izin mau jawab pertanyaan kamu juga yaa 😃

      Apa yang sudah disampaikan sama Alusia dan Pia udah bener banget. Aku setuju sama jawaban mereka. Tapi aku mau juga jawab dengan versiku yaa hehehe.

      Fobia matematika itu kan biasanya muncul karena pengalaman belajar yang bikin stres, misalnya terlalu fokus sama nilai, tugas yang numpuk, atau anak pernah punya pengalaman `disalahkan` saat di dalam kelas matematika. Jadinya anak jadi takut duluan sebelum mencoba, dan beranggapan kalau matematika tuh susah banget.

      Kalau menurut aku, strategi yang bisa dilakukan guru adalah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan nyaman buat anak. Guru juga harus banget kasih ruang buat anak bertanya, salah, dan belajar bareng tanpa tekanan. Insyaallah rasa takut itu pelan-pelan hilang.

      cmiiw guys 😀🙌

      Hapus
  3. Pembelajaran matematika memang selalu diperlukan sepanjang hayat, karena perjalanan manusia dalam kehidupannya pasti membutuhkan prediksi dan perhitungan yang tepat guna menjalankan kehidupan yang baik.
    Pembelajaran matematika memang seharusnya dikenalkan sejak dini, menurut saya tantangannya bukan hanya untuk guru saja tetapi juga untuk orang tua.
    Pembelajaran matematika di sekolah dasar harus bisa memberikan dampak yang besar bagi siswanya dalam memahami bagaimana manfaat matematika dalam kehidupan sehari-hari, tentang bagaimana siswa itu dapat memahami konsep matematika yang telah dipelajari dan bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Ini merupakan tantangan yang besar bagi seorang guru, apalagi banyak sekali siswa yang selalu mempunyai pemikiran di awal pembelajaran matematika bahwa matematika itu sulit dan menakutkan hal ini tentunya menjadi penilaian yang khusus bagi seorang pendidik agar mereka mampu mengubah cara pandang pemikiran tentang matematika itu sulit dan menakutkan menjadi matematika itu mudah dan menyenangkan bagi seorang siswa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Oktavia Ramadani
      NPM : 2386206086
      Kelas : 5D

      Saya pribadi setuju dengan tanggapan Alusia, karena apa yang Alusia sampaikan sangat nyambung dengan hakikat pembelajaran matematika yang dibahas dalam materi.

      • Pertama, matematika memang diperlukan sepanjang hayat, karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhadapan dengan aktivitas yang membutuhkan perhitungan, pertimbangan, dan prediksi, mulai dari hal sederhana seperti mengatur uang saku sampai pengambilan keputusan yang lebih kompleks.

      • Kedua, saya sepakat bahwa tantangan pembelajaran matematika bukan hanya ada di pundak guru, tetapi juga orang tua, karena sikap orang tua di rumah , misalnya sering berkata “Ibu/Bapak juga dulu tidak bisa matematika” , bisa ikut mempengaruhi cara pandang anak terhadap matematika.

      • Ketiga, pandangan Kak Alusia bahwa pembelajaran matematika di SD harus mampu menunjukkan manfaat dan penerapan dalam kehidupan sehari-hari juga sangat tepat, karena itulah inti dari pembelajaran kontekstual yang ditekankan dalam materi. Terakhir, saya juga sangat setuju dengan poin bahwa tugas besar guru adalah mengubah cara pandang siswa dari matematika itu sulit dan menakutkan menjadi matematika itu mudah dan menyenangkan , dan hal ini selaras dengan pembahasan tentang fobia matematika serta pentingnya menciptakan suasana belajar yang positif, interaktif, dan tidak menakut-nakuti peserta didik.

      Hapus
  4. Nama: Nanda Vika Sari
    Npm: 2386206053
    Kelas: 5B PGSD

    Izin menanggapi bapak, setelah saya membaca materi ini menurut saya pembelajaran matematika yang ada di Sekolah Dasar memiliki posisi yang strategis sebab pada tahap inilah fondasi kemampuan berpikir setiap peserta didik dibentuk. Pada materi diatas juga memberitahukan bahwasannya mata pelajaran matematika itu bukanlah sekedar hitung-hitungan, tetapi juga sebuah bahasa yang membantu peserta didik memahami dunia melalui pola, simbol, dan juga struktur. Saya sangat setuju ketika sejak awal siswa dilatih berpikir logis, sistematis, dan juga analitis, maka kemampuan itu akan melekat hingga ke jenjang pendidikan selanjutnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Oktavia Ramadani
      NPM : 2386206086
      Kelas : 5D

      Hallo Nanda, karena kamu memandang pembelajaran matematika di sekolah dasar sebagai fondasi penting untuk membentuk kemampuan berpikir logis, sistematis, dan analitis peserta didik, strategi atau kegiatan konkret apa yang akan kamu terapkan di kelas sebagai calon guru agar siswa tidak hanya bisa menghitung, tetapi juga benar-benar terlatih menggunakan matematika sebagai bahasa untuk memahami dunia di sekitar mereka?????

      Jika teman” lain juga menjawab juga boleh yaaaa ☺️

      Hapus
  5. Nama: Nanda Vika Sari
    Npm: 2386206053
    Kelas: 5B PGSD

    Saya sangat sependapat bahwa metode pengajaran matematika itu harus disesuaikan dengan karakteristik perkembangan kognitif peserta didik Sekolah Dasar. Guru perlu menjadi fasilitator bagi para siswa untuk memberikan pengalam belajar yang bermakna melalui diskusi, kolaborasi, dan juga permainan edukatif. Ketika para guru bisa dan mampu memberikan layanan yang sesuai dengan kebutuhan para siswa, maka kesenjangan pemahaman ini dapat diminimalkan.

    BalasHapus
  6. Nama : Oktavia Ramadani
    NPM : 2386206086
    Kelas : 5D

    Materi ini menegaskan bahwa pembelajaran matematika di sekolah dasar itu bukan hanya sekedar latihan berhitung dan mengejar nilai saja , tatapi juga sebagai proses membangun cara berpikir yang sistematis, dan logis melalui bahasa matematika yang harus dikenalkan sejak dini dan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik , guru juga perlu mengajar dengan konteks yang dekat dengan dunia anak , dengan menggunakan alat peraga dan aktivitas yang konkret , dengan menciptakan suasana belajar yang interaktif dan menyenangkan agar fobia matematika dapat berkurang ,sekaligus peka terhadap perbedaan kemampuan dengan memberi pendampingan atau tantangan sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

    Di era digital saat ini teknologi seperti aplikasi , game edukasi, dan platform online itu bisa membuka peluang besar untuk membuat matematika lebih menarik dan visual , namun penggunaaannya harus tetap bijak , agar peserta didik tidak bergantung penuh dan tetap terlatih untuk berpikir mandiri , pada akhirnya, tantangan dan peluang itu menempatkan guru terutama kita sebagai calon guru itu bisa sebagai sosok kunci yang harus kreatif dan bertanggung jawab dalam merancang pembelajaran matematika yang bermakna dan relevan agar bisa mengubah pendidikan di Indonesia agar lebih maju lagi .

    BalasHapus
  7. Nama : Oktavia Ramadani
    NPM : 2386206086
    Kelas : 5D

    Pembelajaran matematika itu adalah salah satu komponen yang sangat penting dan juga diperlukan , yang bisa dimulai melalui pendidikan dasar , siswa matematika itu tidak hanya belajar menghitung dan memecahkan soal aritmatika saja tetapi mereka juga belajar untuk berpikir kritis , oleh karena itu sangat penting untuk pendidik terutama guru di sekolah dasar , untuk bisa memahami pentingnya pembelajaran matematika .

    Nah saya mau bertanya nih
    Kan di era digital saat ini , ada aplikasi atau media teknologi lainnya , nah seperti apa menurut bapa dan teman” semua , jika sekolah yang berada di daerah dengan keterbatasan fasilitas ini bisa menggunakan aplikasi media teknologi juga????😀🙏🏻

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo ka Oktavia saya izin menanggapi pertanyaanya ya
      Menurut saya sekolah yang berada di daerah dengan keterbatasan fasilitas bisa menggunakan aplikasi media teknologi juga dengan catatan sekolah memperhatikan akses internetnya, saya yakin setiap sekolah dengan keterbatsan fasilitas pasti mempunyai alat teknologi seperti laptop,komputer,proyektor(jika ada) dan handphone ( bagi para guru ). Nah dengan adanya teknologi yang ada sekolah bisa memanfaatkannya untuk kebutuhan belajar para peserta didik, sekolah juga bisa memberikan pengertian bagi para guru untuk dapat memberikan izin alat teknologinya dipakai dalam menunjang pembelajaran, seperti membuat media ajar dengan teknologi, membuat game pembelajaran yang menyenangkan dan memberikan pengajaran dengan memanfaatkan teknologi yang ada, serta memberikan pengajaran bagi siswa bagaimana memanfaatkan teknologi untuk pembelajaran di sekolah dan di rumah.
      Sekolah juga bisa bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk dapat membantu memberikan akses internet dari pemerintah ke sekolah tersebut.
      Dengan cara ini saya yakin sekolah yang berada di daerah terbatas bisa ikut merasakan bagaimana pembelajaran yang memanfaatkan teknologi di sekolah berlangsung.

      Hapus
    2. Nama : Nabilah Aqli Rahman
      NPM : 2386206125
      Kelas : 5D PGSD

      Hai Pia! aku izin mau jawab pertanyaan kamu yaa 😃

      Menurutku, sekolah di daerah dengan keterbatasan fasilitas tetap bisa banet pakai teknologi, yang penting gurunya kreatif dan semangat. Ga harus langsung pakai aplikasi yang canggih kok. Gapapa mulai dari yang sederhana kaya video pembelajaran yang di download di handphone terus di tonton bareng-bareng gitu di kelas.

      Jadi,teknologi itu bukan soal alat mahal, tapi soal cara berpikir dan menyampaikan materi dengan cara yang menarik dan relevan buat anak-anak.

      Hapus
  8. Nama : Oktavia Ramadani
    NPM : 2386206086
    Kelas : 5D

    Saya sebagai seorang mahasiswa, terutama calon guru sekolah dasar, setelah membaca materi ini sangat membuka wawasan saya tentang betapa pentingnya peran guru dalam mengajarkan matematika. Selama ini, saya sering melihat matematika hanya sebagai mata kuliah atau pelajaran yang penuh rumus dan soal, tetapi dari materi ini saya semakin sadar bahwa matematika sebenarnya adalah bahasa, cara berpikir, dan bekal hidup yang harus dikenalkan sejak dini kepada peserta didik.

    Saya juga teringat pengalaman pribadi ketika di sekolah dulu saya sering merasa cemas saat pelajaran matematika karena takut salah dan takut dimarahi jika jawaban tidak benar. Setelah membaca materi ini, saya menyadari bahwa perasaan seperti itu bisa dialami banyak anak di SD sekarang, dan di sinilah ternyata peran guru sangat penting untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menenangkan, dan tidak menakutkan.Dari sisi sebagai mahasiswa, saya merasa tertantang sekaligus termotivasi. Materi ini mengingatkan saya bahwa kelak saya tidak cukup hanya menguasai materi matematika, tetapi juga harus mampu mengajarkannya secara kontekstual, menggunakan alat peraga, berdiskusi dengan peserta didik, dan peka terhadap perbedaan kemampuan di kelas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Oktavia Ramadani
      NPM : 2386206086
      Kelas : 5D

      Izin menambahkan pak , di era digital, saya juga melihat banyak peluang karena kami sebagai generasi muda lebih dekat dengan teknologi, sehingga kami bisa memanfaatkan aplikasi, video, dan game edukasi untuk membuat pembelajaran matematika lebih menarik. Namun, saya juga setuju bahwa teknologi tidak boleh dijadikan satu-satunya andalan, karena peserta didik tetap perlu dilatih berpikir mandiri tanpa selalu bergantung pada gawai. Dan materi ini membuat saya lebih sadar akan tanggung jawab saya sebagai calon guru, bahwa mengajar matematika di SD bukan hanya soal “menghabiskan materi”, tetapi tentang bagaimana membantu peserta didik menyukai matematika dan melihatnya sebagai bagian penting dari kehidupan mereka.

      Hapus
  9. Nama:Imelda Rizky Putri
    Npm:2386206024
    Kelas:5B

    Menurut saya, pembelajaran matematika di SD di era digital itu ibarat naik motor baru lebih cepat dan canggih tetapi tetap harus belajar cara pakainya biar aman dan efektif. Tantangannya lumayan banyak, apalagi soal gadget yang bikin anak gampang tidak fokus tapi kalau guru bisa memanfaatkan teknologi dengan pas, belajar matematika bisa lebih menarik dan mudah dipahami jadi teknologi itu bukan pengganti guru tapi alat bantu supaya anak makin paham dan semangat belajar.

    BalasHapus
  10. Nama : Maria Ritna Tati
    NPM : 2386206009
    Kelas : V A PGSD

    Izin menanggapi materi ini pak,jadi menurut saya materi ini sangat sesuai dengan kondisi pembelajaran matematika di era digital saat ini.guru perlu memahami bagaimana memanfaatkan teknologi untuk membuat pembelajaran matematika lebih menarik dan interaktif, namun juga perlu waspada terhadap potensi ketergantungan teknologi pada siswa.pembelajaran matematika di sekolah dasar memiliki peran penting dalam membentuk kemampuan berpikir logis, sistematis, dan analitis pada siswa.oleh karena itu, guru perlu memahami hakikat pembelajaran matematika dan merancang pembelajaran yang efektif dan bermakna bagi siswa.

    BalasHapus
  11. Nama : Maria Ritna Tati
    NPM : 2386206009
    Kelas : V A PGSD

    dari materi ini ada beberapa penjelasan tentang prinsip-prinsip yang harus dipahami guru dalam pembelajaran matematika dan ini sangat membantu.contohnya tuh seperti, matematika sebagai bahasa universal, keterampilan berhitung, dan matematika sebagai alat untuk berpikir.dengan memahami prinsip-prinsip ini, guru bisa merancang pembelajaran yang lebih bermakna bagi siswa.guru perlu memanfaatkan teknologi untuk membuat pembelajaran matematika lebih menarik dan interaktif, namun juga perlu waspada terhadap potensi ketergantungan teknologi pada siswa.guru perlu menyeimbangkan penggunaan teknologi dengan metode pembelajaran tradisional yang terbukti efektif.

    BalasHapus
  12. Nama : Maria Ritna Tati
    NPM : 2386206009
    Kelas : V A PGSD

    Metode pengajaran matematika di SD yang dijelaskan dalam materi ini sangat praktis dan mudah diterapkan.ada juga nih beberapa contohnya yaitu, pembelajaran kontekstual, pembelajaran interaktif, penggunaan alat peraga dan media, serta pendekatan yang berbeda untuk setiap siswa.metode pengajaran matematika di SD harus disesuaikan dengan karakteristik siswa dan konteks pembelajaran.guru perlu menggunakan metode yang beragam, seperti pembelajaran kontekstual, pembelajaran interaktif, dan penggunaan alat peraga dan media, untuk membuat pembelajaran matematika lebih mudah dipahami dan relevan bagi siswa.

    BalasHapus
  13. Nama : Maria Ritna Tati
    NPM : 2386206009
    Kelas : V A PGSD

    Nahh ada juga sedikit tambahan dari saya dalam materi ini juga membahas masalah dan solusi dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar, seperti fobia matematika, kesenjangan pemahaman, dan kekurangan alat peraga.dengan mengetahui masalah-masalah ini, guru bisa mencari solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut dan meningkatkan kualitas pembelajaran matematika.guru perlu mengatasi masalah-masalah yang sering terjadi dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar, seperti fobia matematika, kesenjangan pemahaman, dan kekurangan alat peraga.dengan mengatasi masalah-masalah ini, guru bisa meningkatkan kualitas pembelajaran matematika dan membantu siswa mencapai potensi maksimal mereka.

    BalasHapus
  14. Terima kasih bapak karena telah memberikan materi ini, saya setuju dengan materi bapak ini memang harus memahami konsepnya dulu, apalagi buat anak SD yang masih belajar hal-hal abstrak. Saya suka sama bagian Metode Pengajaran di Sekolah Dasar. Menurut saya, fokus pada Pembelajaran Kontekstual itu paling masuk akal. Ketika anak-anak diajak melihat matematika itu ada di kehidupan sehari-hari misalnya, belajar tambah kurang dari kegiatan jual-beli sederhana mereka pasti akan lebih melekat dan tidak merasa matematika itu sekadar rumus di papan tulis. Tantangan terbesarnya mungkin di bagian Kekurangan Sumber Daya dan Kurikulum yang Padat di Era 4.0. Sebagaimana yang dibahas, kalau guru harus kreatif bikin alat bantu sendiri karena keterbatasan, itu memang perlu usaha ekstra. Tapi, semangatnya adalah bagaimana kita sebagai calon guru bisa memanfaatkan teknologi yang ada (seperti game edukasi) supaya belajarnya tetap seru dan menarik.

    BalasHapus
  15. Disini saya juga mau menangapi mteri bapak dimateri ini benar-benar membuka pandangan ya, terutama tentang Prinsip yang Harus Dipahami oleh Guru. Poin bahwa Matematika adalah Bahasa Universal itu keren banget. Itu mengingatkan kita bahwa angka dan simbol itu punya arti, bukan cuma coretan. Jadi, tugas kita adalah menerjemahkan bahasa simbol itu ke hal-hal yang mudah dipahami anak-anak SD. Nah, mengenai Masalah dan Solusi dalam Pembelajaran, isu Fobia Matematika itu sangat nyata. Saya rasa banyak orang dewasa pun punya trauma dengan matematika karena pengalaman buruk di masa lalu, mungkin karena terlalu banyak tekanan nilai. Solusi dari Bapak untuk menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan seperti bermain itu harus benar-benar kita terapkan. Kalau suasana kelasnya santai dan seru, rasa takut pasti berkurang, dan anak-anak jadi berani mencoba tanpa khawatir salah.

    BalasHapus
  16. disini saya mau menyimpulkan materi bapak ini menurut saya peran guru itu super penting dalam mendidik anak untuk bisa Berpikir Sistematis, Logis, dan Analitis ini yang ditekankan di awal materi. Tujuan akhir dari pembelajaran matematika bukan cuma bisa menghitung, tapi bisa menggunakan kemampuan berpikir itu untuk memecahkan masalah sehari-hari. Di bagian Tantangan dan Peluang di Era 4.0, poin tentang Ketergantungan pada Teknologi itu jadi bahan renungan. Kita tidak boleh membuat siswa jadi terlalu bergantung pada kalkulator atau aplikasi sehingga mereka lupa konsep dasarnya. Peluangnya sudah ada di depan mata, yaitu teknologi membuat pembelajaran lebih interaktif. Sekarang tinggal bagaimana kita sebagai guru bisa membimbing siswa menggunakan alat-alat digital itu secara bijak, supaya mereka bukan cuma main-main, tapi juga benar-benar mengerti dan bisa berkreasi.

    BalasHapus
  17. dari materi yang telah disampaikan khususnya mengenai metode pengajaran matematika sangat bagus kalo dijalankan, anak anak pasti senang dan mau belajar matematika dan bisa juga lebih ngerti matematika, engga takut lagi sama matematika. Karena belajar matematika dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari sehingga mereka lebih mudah memahami dengan bermain, mengunakan alat praga dan media sehingga pembelajaran itu lebih menyenangkan dan tidak menakutkan

    BalasHapus
  18. dari materi yang telah di jabar kita dapat mengetahui bahwasanya Pembelajaran matematika di SD tidak cukup hanya mengajarkan angka dan rumus, tetapi guru perlu memahami bahwa matematika adalah bahasa yang membantu siswa melihat dan memahami berbagai hal dalam kehidupan. Karena itu, konsep matematika harus dijelaskan dengan cara yang konkret dan dekat dengan pengalaman anak, bukan hanya mengandalkan hafalan. Guru juga harus menuntun siswa untuk berpikir logis, sistematis, dan mampu memecahkan masalah, karena kemampuan inilah yang nantinya berguna dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memahami prinsip-prinsip ini, pembelajaran matematika akan terasa lebih bermakna dan mudah dipahami oleh siswa.

    BalasHapus
  19. Nama : Nabilah Aqli Rahman
    NPM : 2386206125
    Kelas : 5D PGSD

    Yang bisa saya simpulkan setelah membaca artikel ini adalah sebagai calon guru, kita punya tanggung jawab besar untuk menjadikan matematika di SD jadi menyenangkan, relevan, juga bermakna.

    BalasHapus
  20. Nama : Nabilah Aqli Rahman
    NPM : 2386206125
    Kelas : 5D PGSD

    Dunia sekarang ini memang mendatangkan dua hal yang berbeda. Tantangan dan peluang. Teknologi memang bikin pembelajaran jadi menarik, tapi kita juga ditantang untuk ga bikin anak tertalu bergantung sama teknologi.

    Rasanya, jadi guru SD itu bukan cuma soal mengajar, tapi juga soal membimbing anak supaya melihat matematika sebagai sesuatu yang seru dan berguna untuk hidup mereka ❤️

    BalasHapus
  21. Nama : Nabilah Aqli Rahman
    NPM : 2386206125
    Kelas : 5D PGSD

    Nah teknologi kan bisa membantu matematika, tapi gimana caranya supaya anak ga terlalu bergantung sama teknologi? temen-temen ada saran ga?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Nur Sinta
      NPM: 2386206033
      Kelas: VB PGSD

      Baik Nabila, kamu bener banget teknologi itu bisa bantu banget dalam belajar matematika misalnya lewat aplikasi latihan soal, video pembelajaran atau game edukasi, tapi ada tantangannya juga yaitu anak jadi bergantung sama teknologi dan kurang melatih kemampuan berpikir sendiri. Supaya teknologi tetap jadi alat bantu, bukan jadi tongkat yang bikin anak ga bisa tanpa itu,
      di sini aku ada sedikit saran supaya anak ga terlalu bergantung sama teknologi yaitu:

      Gunakan teknologi sebagai pendukung bukan pusat pembelajaran misalnya materi awal di jelaskan pakai papan tulis atau diskusi, baru setelah itu anak latihan lewat aplikasi untuk memperkuat pemahaman, seimbangkan antar aktivitas digital dan aktivitas manual, selain itu beri tantangan berpikir bukan membuat anak sering menekan tombol misalnya guru kasih soal cerita, permainan logika atau proyek kecil yang mendorong mereka berpikir tanpa langsung mengandalkan teknologi yang terakhir jangan lupa ajarkan sikap bijak dalam menggunakan teknologi pada anak-anak jelaskan bahwa teknologi itu seperti alat pembantu saja dalam pembelajaran.

      sebagai guru kita harus mengarahkan agar anak paham konsep dulu, baru pakai teknologi sebagai alat bantu kalau seimbang manfaat teknologi dapat, kemampuan berpikir anak juga tetap berkembang. sekian saran dari sayaa...

      Hapus
  22. Laman ini mengajarkan begitu banyak materi yang dapat diambil oleh pendidik ataupun calon seorang pendidik.
    Pada laman ini diuraikan bagaimana prinsip seorang guru dalam mengajar matematika, lalu metode pengajaran matematika di sekolah dasar seperti apa ,masalah dan solusi dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar, dan juga ada uraian tantangan dan peluang di era 4.0 dan society 5.0.

    Menurut saya uraian pada laman ini sangat-sangat berguna bagi para pendidik ataupun calon pendidik karena di dalamnya kita dapat memahami prinsip yang seharusnya kita tanamkan dalam diri kita dalam mengejar matematika, dijelaskan bahwasannya matematika itu adalah bahasa , yakni bahasa universal yang sering digunakan untuk menggambarkan matematika, dalam matematika kita bisa belajar berkomunikasi melalui konsep yang kompleks dengan cara yang singkat dan mudah dipahami melalui penggunaan simbol angka dan notasi, selain itu juga prinsip yang harus ditanamkan dalam diri seorang guru dalam pembelajaran matematika ada keterampilan dasar dalam matematika yaitu kemampuan berhitung ,kemampuan membaca,dan kemampuan menulis pada peserta didik. Matematika juga merupakan alat untuk berpikir, dalam pembelajaran matematika peserta didik diajarkan untuk berpikir sistematis, analitis ,dan logis dalam matematika dan ini merupakan tujuan utama dari pembelajaran matematika.,
    Uraian laman ini juga kita diajarkan beberapa metode pengajaran matematika di sekolah dasar seperti pembelajaran yang dikaitkan dengan kehidupan nyata, pembelajaran yang aktif di dalam kelas, lalu ada juga bagaimana peserta didik lebih mudah memahami konsep matematika dengan menggunakan alat peraga dan media, lalu diuraikan juga gaya belajar yang seharusnya diterapkan seorang guru dalam pembelajaran itu bisa berbeda-beda.
    Nah di sini yang paling menarik uraian ini juga bahkan menuliskan masalah dan solusi dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar, seperti yang kita ketahui matematika itu kan pembelajaran yang menurut anak-anak zaman sekarang tuh sulit nah dalam uraian ini kita dapat mengetahui masalah apa saja yang timbul dalam pembelajaran matematika dan bagaimana solusinya.
    Selain itu juga laman menguraikan tantangan dan peluang di era 4.0 dan society 5.0 yang isinya begitu banyak peluang dalam manfaatkan teknologi saat pembelajaran matematika dan ada juga tantangan-tantangannya ini menarik untuk diketahui bagi guru ataupun calon guru dalam menerapkan teknologi saat pembelajaran matematika di sekolah dasar.

    BalasHapus
  23. Nama: Nur Sinta
    NPM: 2386206033
    Kelas: VB PGSD

    Materi ini membahas bahwa pembelajaran matematika di sekolah dasar bukan hany menghitung atau memecahkan soal aritmatika, tetapi sebagai pondasi untuk melatih cara berpikir logis, sistematis dan analitis pada siswa. Pembelajaran matematika di sekolah dasar perlu menggunakan pendekatan yang kontekstual dan interaktif, karena anak usia sekolah dasar masih berada pada tahap berpikir konkret sehingga membutuhkan alat peraga dan media nyata agar konsep mudah dipahami, namun para guru mengahadapi sejumlah masalah dalam pembelajaran matematika yaitu fobia matematika pasa siswa, perbedaan kemampuan antara siswa dan keterbatasan sumber belajar si dini guru dituntut kreatif agar pembelajaran menyenangkan dan efektif.

    BalasHapus
  24. Nama: Nur Sinta
    NPM: 2386206033
    Kelas: VB PGSD

    Tantangan dan peluang di era saat ini, ada banyak peluang baru untuk belajar matematika di mana teknologi seperti aplikasi pembelajaran dan game edukasi bisa membuat belajar lebih menarik dan interaktif, namun sebaliknya ada tantangan di balik peluang tersebut yaitu seperti ketergantungan pada teknologi, perbedaan gaya belajar peserta didik dan kurikulum yang padat yaitu kesulitan guru dalam menyediakan waktu yang cukup untuk pembelajaran matematika. Maka dari itu kita harus menggunakan secara seimbang teknologi di era ini agar siswa tidak terlalu bergantung pada teknologi sepenuhnya.

    BalasHapus
  25. Dari materi yang diberikan ini sudah dijelaskan dengan sangat baik bahwa pembelajaran matematika di sekolah dasar bukan hanya soal menghitung, tetapi tentang bagaimana anak belajar berpikir secara logis, sistematis, dan analitis. Adapun penjelasan mengenai matematika sebagai bahasa, keterampilan dasar, dan alat berpikir sangat tepat, karena mungkin ada guru yang masih fokus pada rumus tanpa menggabungkan pemahaman konsep.

    BalasHapus
  26. Di materi ini ada masalah yang disampaikan terutama fobia matematika, Saya yakin hal ini benar adanya karena saya sendiri pun mengalami hal itu Dan mungkin bukan hanya saya sendiri. Banyak anak takut matematika karena pengalaman buruk atau tekanan nilai, nah dari materi ini mengingatkan guru untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan bebas dari rasa takut.
    Hal ini yang mengingatkan saya dengan pengalaman saya pribadi yaitu fobia matematika. Saat saya masih SD, Saya pernah merasa sangat takut dengan pelajaran matematika. Setiap guru mulai menulis angka di papan tulis, saya merasa takut dan langsung tegang. Saya takut kalau nanti disuruh maju ke depan atau ditanya, karena saya sering salah menjawab. Suatu hari ada ulangan, saya sudah belajar, tapi karena gugup, semua yang saya pelajari seperti hilang gitu aja. Dan pas lihat soal, jantung saya itu rasanya berdebar. Saya merasa tidak mampu, karena Fani saya jadi semakin takut dengan matematika setelah itu. Pengalaman itu membuat saya mengerti bahwa banyak anak bukan sebenarnya tidak bisa matematika, mereka hanya takut duluan sebelum mencoba.
    Hal ini juga menimbulkan pertanyaan di benak saya kira" Apa strategi sederhana yang bisa dilakukan guru agar matematika terasa lebih menyenangkan agar siswa tidak merasa gugup/takut?

    BalasHapus
  27. Di sini juga dibahas tentang era digital dan teknologi ini juga sangat penting. Teknologi memang menjadi peluang besar untuk membuat matematika lebih menarik misalnya melalui game, aplikasi, dan media interaktif. Nama peringatannya juga tepat, karena teknologi tidak boleh membuat anak hanya bergantung pada gadget, tetapi tetap harus berpikir sendiri. Dari keseluruhan materi ini mengajak guru untuk lebih kreatif, dan menyesuaikan pembelajaran agar matematika terasa lebih dekat dengan kehidupan nyata. Dan sikap ini penting agar pembelajaran matematika di SD menjadi lebih efektif dan mengurangi anggapan bahwa matematika itu sulit atau menakutkan.

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak