Fobia terhadap matematika, sering
kali disebut sebagai "math anxiety" adalah fenomena yang cukup umum
terjadi di kalangan siswa di berbagai jenjang pendidikan. Fobia ini dapat
mempengaruhi kinerja akademis dan menyebabkan seseorang menghindari pelajaran
matematika, mata kuliah, atau bahkan program studi yang melibatkan
matematika. Selain itu, Ketakutan ini dapat memicu berbagai reaksi
fisik dan emosional seperti kecemasan, panik, bahkan menghindari situasi yang
melibatkan angka dan perhitungan. Fobia ini tidak hanya dialami oleh peserta
didik saja lho ya, tetapi juga oleh orang dewasa!!!
1. Penyebab Fobia Terhadap
Matematika
Ada beberapa hal yang dapat
menyebabkan seseorang mengalami fobia terhadap matematika, antara lain:
- Pengalaman Negatif di Masa Lalu: Pengalaman buruk
terkait matematika, seperti gagal dalam ujian atau mendapat kritik tajam
dari guru, atau diejek karena tidak bisa matematika yang mana dapat
menimbulkan trauma dan rasa takut terhadap matematika.
- Metode Pengajaran yang Tidak Efektif: Metode
pengajaran yang terlalu kaku, monoton, atau kurang menarik yang membuat
peserta didik merasa bosan dan tertekan. Ketika peserta didik merasa
tidak mampu mengikuti pelajaran, rasa cemas pun muncul.
- Tekanan Sosial dan Harapan Tinggi: Ekspektasi yang
tinggi dari orang tua, guru, atau lingkungan sosial terhadap prestasi
matematika dapat memberikan tekanan tambahan kepada peserta didik. Tekanan
ini dapat menimbulkan rasa cemas yang berujung pada fobia.
- Kurangnya Pemahaman Konseptual: Peserta
didik yang tidak memahami konsep dasar matematika dengan baik
cenderung merasa kewalahan ketika dihadapkan pada materi yang lebih
kompleks. Hal ini bisa memicu rasa takut dan cemas.
- Stereotip Gender**: Dalam beberapa budaya, terdapat
stereotip bahwa laki-laki lebih unggul dalam matematika dibandingkan
perempuan. Stereotip ini dapat memengaruhi kepercayaan diri peserta
didik perempuan dan menimbulkan kecemasan ketika belajar matematika.
- Faktor genetik: Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa ada kemungkinan faktor genetik yang mempengaruhi kecenderungan
seseorang untuk mengalami fobia matematika.
2.
Dampak Fobia Terhadap Matematika
Fobia terhadap matematika tidak
hanya berdampak pada prestasi akademis, tetapi juga dapat memengaruhi aspek
lain dalam kehidupan seseorang, termasuk:
- Penurunan Prestasi Akademis: Peserta didik yang
mengalami fobia matematika sering kali mengalami kesulitan dalam memahami
materi dan menyelesaikan tugas-tugas matematika. Hal ini dapat menyebabkan
penurunan nilai dan kegagalan dalam ujian.
- Penghindaran Matematika: Peserta didik yang
merasa cemas terhadap matematika cenderung menghindari pelajaran ini.
Mereka mungkin memilih jurusan atau karier yang tidak melibatkan
matematika, meskipun sebenarnya mereka memiliki potensi di bidang tersebut.
- Dampak Psikologis: Rasa takut dan cemas yang
berkepanjangan dapat mempengaruhi kesehatan mental Peserta didik. Mereka
mungkin mengalami stres, rasa tidak percaya diri, dan bahkan depresi.
- Hambatan dalam Pengembangan Keterampilan Berpikir
Kritis: Matematika melibatkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan
masalah yang penting. Siswa yang menghindari matematika mungkin kehilangan
kesempatan untuk mengembangkan keterampilan ini.
3.
Mengatasi Fobia Terhadap Matematika
Untuk mengatasi fobia terhadap
matematika, diperlukan pendekatan yang holistik dan inklusif. Berikut adalah
beberapa strategi yang dapat diterapkan oleh guru, orang tua, dan peserta didik:
- Ubah MIndset: Gantilah pikiran negatif tentang
matematika dengan pikiran yang lebih positif. Ingatlah bahwa setiap orang
memiliki kemampuan untuk belajar matematika, dan dengan usaha yang
konsisten, Anda pasti bisa menguasainya. Peran penting mindset dalam
suatu hasil Penelitian menunjukkan bahwa memiliki mindset pertumbuhan
(growth mindset) yang percaya bahwa kemampuan matematika dapat
ditingkatkan melalui usaha, dapat membantu mengurangi kecemasan dan
meningkatkan prestasi dalam matematika.
- Membangun Pemahaman Dasar yang Kuat: Peserta
didik perlu dibantu untuk memahami konsep dasar matematika dengan
baik. Guru dapat menggunakan pendekatan yang lebih kreatif dan kontekstual
untuk menjelaskan konsep-konsep yang sulit. Dengan pemahaman yang kuat,
siswa akan merasa lebih percaya diri dan tidak mudah cemas ketika
dihadapkan pada masalah matematika.
- Menerapkan Pendekatan Pembelajaran yang
Menyenangkan: Guru dapat menerapkan berbagai metode pembelajaran yang
lebih menyenangkan, seperti permainan matematika, proyek berbasis masalah,
atau penggunaan teknologi interaktif. Pendekatan ini dapat membuat peserta
didik merasa jadi lebih tertarik (hingga menjadi suka) dan termotivasi
dalam belajar matematika.
- Mengurangi Tekanan dan Meningkatkan Dukungan
Emosional: Guru dan orang tua perlu mengurangi tekanan terhadap peserta
didik dan memberikan dukungan emosional yang memadai. peserta
didik perlu merasa bahwa mereka didukung dan dihargai, terlepas dari
hasil akademis yang mereka capai.
- Mengubah Persepsi Terhadap Matematika: Mengubah
persepsi negatif terhadap matematika adalah langkah penting dalam
mengatasi fobia ini. Guru dapat menunjukkan bahwa matematika adalah bagian
dari kehidupan sehari-hari dan memiliki banyak aplikasi praktis. Dengan
memahami relevansi matematika, siswa mungkin merasa lebih termotivasi
untuk belajar.
- Mengajarkan Teknik Relaksasi dan Manajemen Stres:
Teknik relaksasi seperti pernapasan dalam, meditasi, atau visualisasi
positif dapat membantu siswa mengurangi rasa cemas. Mengajarkan manajemen
stres kepada peserta didik juga dapat membantu mereka menghadapi
situasi yang menegangkan dengan lebih tenang.
- Mendorong Kolaborasi: Pembelajaran kolaboratif
dapat membantu peserta didik merasa lebih nyaman dan terbuka dalam
belajar matematika. Diskusi kelompok memungkinkan peserta didik untuk
berbagi pemahaman dan mendapatkan perspektif baru, yang dapat mengurangi
rasa takut dan cemas.
- Mengatasi Stereotip Gender: Penting untuk mengatasi
stereotip gender yang berkaitan dengan matematika. Guru perlu menciptakan
lingkungan belajar yang inklusif dan mendorong peserta didik dari
semua gender untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran matematika.
- Memberikan Umpan Balik yang Konstruktif: Umpan
balik yang positif dan konstruktif dapat meningkatkan kepercayaan diri
peserta didik. Guru harus memastikan bahwa mereka memberikan apresiasi
atas usaha siswa, bukan hanya hasil akhir. Hal ini dapat membantu peserta
didik merasa lebih percaya diri dan mengurangi rasa takut terhadap
kesalahan.
- Pelibatan Orang Tua dalam Pembelajaran: Orang tua
dapat berperan aktif dalam mendukung pembelajaran matematika di rumah.
Mereka dapat membantu anak-anak mereka dengan memberikan dukungan
emosional, membantu dalam pengerjaan tugas, atau bahkan terlibat dalam
kegiatan matematika yang menyenangkan di rumah.
Fobia matematika tentunya
merupakan masalah yang dapat diatasi dengan berbagai cara. Dengan dukungan yang
tepat, perubahan mindset, dan usaha yang konsisten, siapa pun dapat mengatasi
ketakutan terhadap matematika dan mencapai kesuksesan dalam belajar. Mari tetap
semangat dalam belajar matematika.
1. Ashcraft, M. H., & Moore, A. M. dengan judul Mathematics Anxiety and the Affective Drop in Performance.
2. Dowker, A., Sarkar, A., & Looi, C. Y. dengan judul Mathematics Anxiety: What Have We Learned in 60 Years?
3. Maloney, E. A., & Beilock, S. L. dengan judul Math Anxiety: Who Has It, Why It Develops, and How to Guard Against It.



Nama: Maya Apriyani
BalasHapusNpm: 2386206013
Kelas: V.A
setelah membaca blog ini saya rasa, saya juga pernah mengalami fobia matematika seingat saya itu pada saat jenjang sekolah dasar dan pada saat smp pada saat itu saya sangat penghindari mata pelajaran matematika rasanya kalau sudah jadwal matematika itu saya pengen pulang ndak mau ikut belajar. perasaan takut saya itu timbul karena beberapa hal, yang pertama pada saat sekolah dasar yang mengajari matematika itu adalah kepala sekolah yang di mana kepala sekolah ini terkenal sangat galak pada saat itu saya di suruh mengerjakan soal di depan lalu saya tidak tau jawabannya dan langsung di marah, itu pemicu pertama saya tidak suka matematika, kedua itu guru saya itu kalau menjelaskan terlalu sulit di mengerti oleh saya, dan saya belum paham pada satu materi itu tapi sudah di lanjutkan ke materi lain. karena rasa takut pada saat sd itu sudah pembentuk pemikiran saya bahwa pelajran matematika adalah pelajaran yang paling saya tidak sukai. pada saat smp pun saya merasakan hal yang di mana guru menjelaskan dengan langkah yang terlalu berbelit-belit dan terlalu kaku.
tapi setelah saya masuk sma pemikiran itu mulai berubah saya mendapatkan guru matematika yang sangat hebat saya tidak mengerti kenapa pada saat dia menjelaskan matematika itu rasanya berbeda tidak seperti pada saat smp dan sd, ketika dia menjelaskan saya mudah memahami materi yang di berikan, dan bahkan pada saat di suruh mengerjakan tugas saya sering mendapat menilai yang baik, mulai dari situ mulai rasa suka terhadapat belajar matematika, setelah kuliah melewati beberapa semester dengan adanya belajar matematika yang di ajarkan oleh Bapak, saya merasa belajar matematika menjadi lebih menarik....
terima kasih
Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
BalasHapusNpm : 2386206058
Kelas : VB PGSD
Menurut saya Pak, saya simpulkan dari materi ini adalah bahwa fobia kepada matematika ini muncul akibat pengalaman negatif tekanan sosial metode pengajaran yang kurang efektif serta persipasi terhadap kemampuan diri sendiri yang dapat menurunkan prestasi Akademi, karena kurangnya rasa percaya diri dan meragukan diri sendiri. Untuk mengatasinya kita dapat menggunakan strategi yang telah tertera di materi yaitu yang dapat diterapkan oleh guru, orang tua dan peserta didik adalah ubah mindset membangun pemahaman dasar yang kuat, menerapkan pendekatan pembelajaran yang menyenangkan, mengurangi tekanan dan meningkatkan dukungan emosional, mengubah partisipasi terhadap matematika, mengajarkan teknik relaksasi dan stres, mendorong kolaborasi mengatasi stereotip gender memberikan umpan balik dan pelibatan orang tua dalam pembelajaran. Dengan dukungan yang tepat dan juga usaha yang konsisten rasa takut terhadap matematika ini dapat kita Ubah menjadi rasa percaya diri. Sehingga dapat belajar dengan tenang dan juga berpikir kritis🙏
Nama : Nabilah Aqli Rahman
BalasHapusNPM : 2386206125
Kelas : 5D PGSD
Banyak orang (termasuk saya) menganggap kalau matematika itu kaya monster yang menakutkan. Rumus di mana-mana, angka yang bikin pusing, dan soal cerita yang bikin bingung.
Tapi sebenarnya, fobia matematika itu bukan berarti kita bodoh, iya kan?
Seperti beberapa penyebab yang sudah Bapak jelaskan di atas itu bisa jadi aasan kita menganggap matematika itu menyeramkan. Jadi, bukan salah kita kalau merasa takut duluan kalau tiap liat soal matematika.
Yang salah itu kalau kita ga berani untuk mencoba belajar, iya kan?
Nama : Nabilah Aqli Rahman
HapusNPM : 2386206125
Kelas : 5D PGSD
Saya suka banget tulisan Bapak kali ini, karena bukan hanya bisa jadi bekal untuk saya di masa depan nanti kalau bertemu anak yang tidak menyukai matematika, tapi tips-tipsnya tadi bisa saya terapkan langsung!
Dengan tau penyebabnya, entah itu karna guru killer, nilai jeblok, atau karena tekaan dari orang tua, kita bisa jadi lebih paham diri sendiri. Intinya, maksud dari artiel ini fobia matematika itu bisa dijinakkan kalau kita tau akar masalahnya.
Nama : Nabilah Aqli Rahman
HapusNPM : 2386206125
Kelas : 5D PGSD
Kalau dari pengalaman pribadi saya, saya mulai kurang menyukai dan kadang menghindari matematika itu saat saya duduk di bangku SMA. Karena guru saya mohon maaf, sudah lumayan tua, jadi cara penyampaian materinya kureng gitu hehehe.
Saya jadi ngantuk di kelas. Cepet bosan. Cepet-cepet pengen pulang.
Dan yang mengalami itu bukan cuma saya sendiri aja lho, tapi juga teman-teman sekelas saya mengalami hal yang sama. Jadi, guru sangat berperan penting untuk mentransfer ilmu ke siswanya dengan cara yang juga relevan, agar pembelajaran berjalan dengan baik dan maksimal.
Nama : Nabilah Aqli Rahman
HapusNPM : 2386206125
Kelas : 5D PGSD
Semua yang mampir di bloknya Pak Nurdin kan calon guru nih. Yuk mulai hari ini kita sama-sama belajar kalau matematika ga semenyeramkan itu. Masa mau jadi guru kelas eh gurunya malah takut sama matematika (reminder buat saya sendiri juga nih).
Kalau kita bisa ubah cara pandang, matematika mungkin bisa jadi sahabat, bukan musuh apalagi monster. Dengan latihan rutin dan mindset positif, pelan-pelan rasa takut itu bisa berubah jadi rasa penasaran.
Nama : Nabilah Aqli Rahman
HapusNPM : 2386206125
Kelas : 5D PGSD
Jadi guys, fobia matematika itu bukan akhir dunia yaa..
Tulisan Pak Nurdin kali ini ngasih semangat kalau semua orang bisa belajar, asal tau caranya. Saya juga lagi membujuk diri saya nih buat berdamai sama angka dan rumus yang rumit *hehehe.
Bener banget fobia matematika itu sangat mengganggu pikiran belum lagi memikirkan kalau kita nggak bisa matematika kita nggak bisa mengerjakan tugas ini, atau kita tidak bisa mendapatkan nilai yang bagus, pernah merasa juga ketika dihadapkan dengan soal-soal matematika kita menjadi orang yang paling takut saat menjawab soal tersebut karena memikirkan hasil dari pengerjaan dan nilai kita.
BalasHapusFobia matematika itu memiliki beberapa penyebab yang mungkin sudah hampir semuanya disebutkan pada laman ini ,mulai dari pengalaman negatif di masa lalu ,metode pengajaran yang diterapkan guru di kelas itu tidak efektif ,tekanan sosial dan harapan tinggi dari orang tua, belum lagi ketika kita susah memahami pemahaman konseptual yang dijelaskan.
Tapi kalau untuk saya sendiri untuk dampak phobia yang di bagian gender saya tidak terlalu memikirkannya karena menurut saya laki-laki dan perempuan itu mempunyai otak yang sama, mereka bisa sama-sama berpikir kan?tergantung dari orangnya lagi terus, kalau untuk faktor genetik dari beberapa teori yang saya baca faktor genetik itu tidak mempengaruhi bagaimana seseorang itu belajar dan memahami suatu pembelajaran .
Sangat terbantu dengan uraian laman ini pada bagian cara mengatasi phobia terhadap matematika saya rasa semua orang perlu membaca laman ini agar mereka bisa merubah mindset mereka tentang pembelajaran matematika yang tidak semenakutkan dan menyeramkan itu.
Nama: Nanda Vika Sari
BalasHapusNpm: 2386206053
Kelas: 5B PGSD
Materi diatas memberikan gambaran yang sangat cukup komprehensif/lengkap mengenai penyebab, dampak, dan juga strategi mengatasi pobia matematika. Saya sangat sependapat bahwasannya pobia matematika itu bukanlah sekrdar "takut pelajaran sulit" tetapi juga merupakan kondidsi psikologis yang kompleks dan juga dapat muncul karena akibat pengalaman buruk, tekanan lingkungan, dan juga karena metode pembelajaran yang kurang tepat. Pada penjelasan mengenai mindset bisa mengubah cara siswa menghadapi tantangan matematika itu menjadi poin penting yang perlu diperhatikan oleh para guru, orang tua, dan juga pendidik di semua jenjang.
Nama: Nanda Vika Sari
BalasHapusNpm: 2386206053
Kelas: 5B PGSD
Saya sangat setuju mengenai pandangan kalau pobia matematika itu tidak hanya berdampak pada niat saja, namun juga pada aspek psikologis siswa seperti stres, rasa tidak percaya diri, bahkan bisa juga karena depresi. Oleh karena itu, strategi yang disebutkan seperti penggunaan metode pembelajran yang menyenangkan, permainan yang edukatif, dan juga media interaktif itu menjadi sangat releven. Ketika matematika itu kita sajikan dengan cara yang lebih ramah dan juga menarik, maka siswa akan dapat belajar tanpa merasa ada ketakutan dan juga perlahan dapat mengubah pengalaman emosional mereka menjadi lebih positif.
Nama: Nanda Vika Sari
BalasHapusNpm: 2386206053
Kelas: 5B PGSD
Pada materi diatas ini menurut saya cukup tepat dalam menekankan betapa pentingnya mengenai pemahaman konsep dasar sebagai fondasi untuk mengurangi kecemasan matematika. Sangat banyak sekali siswa yang mengalami ketakutan karena mereka tidak benar-benar memahami apa yang dipelajari oleh mereka sejak awal, sehingga pada saat pembelajaran selanjutnya membuat mereka semakin terasa berat. Menurut saya lingkungan belajar yang bebas tekanan itu dapat membantu kepada para siswa buat mereka menjadi lebih percaya diri lagi dalam menanggapi mata pelajaran matematika.
Nama : Oktavia Ramadani
BalasHapusNPM : 2386206086
Kelas : 5D
Materi ini menjelaskan fobia terhadap matematika dengan jelas mulai dari penyebab , dampak , hingga gimana cara mengatasinya , penekanan bahwa fobia matematika itu bisa dialami oleh siswa maupun orang dewasa membuat pembahasan akan lebih relevan , penyebab seperti pengalaman buruk , tekanan sosial hingga metode belajar yang kurang tepat dijelaskan dengan baik dan sangat sesuai dengan kondisi di lapangan .
Fobia terhadap matematika itu sering kali di sebut sebagai “mata anxiety” itu adalah fenomena yang cukup sering sekali terjadi di kalangan siswa di berbagai jenjang pendidikan , fobia nya itu dapat mempengaruhi kinerja akademis dan menyebabkan seseorang menghindari pelajar matematika , selain itu ketakutan itu dapat memicu berbagai reaksi fisik dan emosional seperti kecemasan , panik , bahkan bisa menghindari situasi yang melibatkan angka dan juga perhitungan , fobia ini tidak hanya dialami oleh peserta didik aja ternyata , tetapi juga oleh orang dewasa .
Nama : Oktavia Ramadani
HapusNPM : 2386206086
Kelas : 5D
Izin menambahkan pak , ternyata dampaknya juga digambarkan secara realistis terutama bagaimana fobia pada matematika itu dapat menurunkan prestasi , mengurangi kepercayaan diri dan membuat siswa menjauh dari pelajaran matematika, bagian solusi disampaikan secara komprehensif , terutama pentingnya dalam mengubah mindset , membangun pemahaman dasar , serta bisa menciptakan pembelajaran yang menyenangkan tanpa adanya suatu tekanan .
Nama : Oktavia Ramadani
BalasHapusNPM : 2386206086
Kelas : 5D
Izin bertanya pak , dan teman “ semua jika ingin menjawab pertanyaan saya , saya ingin tahu sekali sih menurut bapa dan teman “ semua , bagaimana guru di kelas bisa mengenali sejak awal bahwa siswa itu sedang mengalami fobia pada matematika ? Dan strategi apasih yang paling efektif untuk di terapkan guru untuk mengurangi kecemasan siswa terhadap matematika dikelas ? ☺️☺️
Hallo ka Oktavia saya izin menjawab pertanyaanya ya
HapusMenurut saya cara guru bisa mengenali bahwa siswa tersebut mengalami fobia pada matematika ialah dengan cara memperhatikan gaya belajarnya saat pembelajaran matematika berlangsung.
Biasanya anak-anak dengan fobia pada matematika ketika dihadapkan oleh tugas atau ditunjuk untuk menjawab pertanyaan dari kita mereka akan merasa cemas, panik ,dan juga takut ,serta tegang, itu bisa jadi anak tersebut kurangnya pemahaman tentang konseptual dalam matematika(permasalahan pada poin ke-4), peserta didik yang tidak memahami konsep dasar matematika dengan baik cenderung merasa kewalahan ketika dihadapkan pada materi yang lebih kompleks atau ketika dihadapkan dengan permasalahan-permasalahan seperti soal atau pertanyaan yang kita ajukan.
Lalu strategi yang paling efektif untuk diterapkan guru untuk mengurangi kecemasan siswa terhadap matematika di kelas ialah:
Pertama-tama memberikan pemahaman kepada siswa bahwasannya matematika itu tidak menakutkan dan tidak menyeramkan ketika kita memahami konsep matematika.
Selanjutnya guru bisa membangun hubungan yang baik terhadap siswa dalam pembelajaran matematika misalnya ,ketika selesai menjelaskan pembelajaran matematika guru bisa bertanya bagian mana yang belum dipahami atau setelah penjelasan ibu guru bertanya, apakah ada yang mau ditanyakan? nah ini bisa menjadi alat pengukur untuk bisa mengukur siswa atas pemahaman pembelajaran yang telah kita langsungkan.
Lalu guru bisa memberikan pembelajaran matematika menggunakan metode pembelajaran yang efektif seperti bisa mengaitkan pembelajaran secara kontekstual melalui kegiatan-kegiatan nyata siswa atau bisa menggunakan games atau juga bisa menggunakan cerita-cerita yang bisa menciptakan stimulus dan mengakibatkan timbulnya respon dari siswa tersebut.
Lalu yang terakhir guru juga bisa sering melakukan evaluasi untuk mengukur pemahaman siswa seperti memberikan tugas-tugas rumah ataupun tugas yang bisa dikerjakan di kelas dan membimbing siswa dalam menyelesaikan tugas tersebut agar kita sebagai guru mengetahui bagian mana yang belum dipahami,setelah mengetahui bagian mana yang belum dipahami oleh siswa kita sebagai guru memberikan solusi ataupun memberikan arahan untuk menyelesaikan permasalan tersebut.
begitu dari saya ka semoga bermanfaat....
Beberapa penyebab phobia terhadap matematika yang telah diuraikan pada laman ini pernah saya alami khususnya pada poin satu dan juga poin dua.
BalasHapusNah pada poin satu ini emang menjadi salah satu hal yang saya takutkan itu ketika berhadapan dengan pelajaran matematika jadi, dulu itu saya mempunyai guru matematika yang sangat galak beliau sering menghukum kami ketika kami tidak bisa menghafalkan perkalian dan tidak bisa mengerjakan soal pembagian .Hukumannya itu biasanya berjalan mengambil hasil kerjaan tugas kita itu dari tempat duduk kita ke tempat guru itu dengan berlutut jadi, bayangkan aja tuh lutut kita sampai sakit, merah, dann nyeri setelah mengikuti pembelajaran matematika ,nah makanya setiap belajar matematika itu kayak membangunkan kembali sisi negatif dalam pembelajaran matematika sebelum-sebelumnya itu dengan tadi berjalan menggunakan lutut dari tempat duduk ke bangku guru jadi setiap mengerjakan matematika itu pasti was-was karena takut salah setelah itu akan mendapatkan hukuman.
Selanjutnya di poin kedua yaitu metode pengajaran yang tidak efektif, terkadang pembelajaran matematika itu kan sudah sangat menegangkan dan menakutkan ketika, sekadar mendengarkan kata-kata guru bahwasanya hari ini kita belajar matematika ya nak? nah dengan kondisi kelas yang menegangkan dan menakutkan ditambah lagi dengan pembelajaran yang diajarkan guru itu dalam pembelajaran matematika terlalu monoton terlalu menciptakan suasana yang bosan akan pembelajaran tersebut kita menjadi tidak tertarik ,maka dari itu ketika kita tidak tertarik memperhatikan penjelasan guru kita akan tidak mengerti tentang bagaimana konsep matematika itu sebenarnya, lalu bagaimana menerapkan konsep matematika itu saat menyelesaikan tugas.
dari penjelasan materi ini menurut saya, dari semua solusi yang ada itu, yang paling ngena banget tuh poin pertama yaitu ubah mindset dulu. Soalnya mau belajar dengan cara apa pun, kalau di kepala udah nempel pikiran "Aku emang nggak bisa matematika".ya engga bakal bisa. Padahal matematika tuh bisa banget dipelajari kalau kita mau nyicil usaha dan rutin latihan. Kayak yang dibilang, growth mindset itu penting banget, yang percaya bahwa kemampuan materi dapat di tingkatkan melalui usaha, dapat membantu mengurangi kecemasan dan meningkatkan prestasi dalam matematika. Jadi jangan kalah sama rasa takut. Pelan-pelan aja, yang penting konsisten nyoba.”
BalasHapusNama:Imelda Rizky Putri
BalasHapusNpm:2386206024
Kelas:5B
Menurut saya, fobia matematika ini sebenarnya banyak banget dialami siswa, cuma kadang mereka nggak ngomong kunci utamanya bukan bikin matematika jadi super gampang, tapi bikin siswanya nyaman dulu, kalau suasananya udah enak dan konsep dasarnya buat biasanya rasa takutnya pelan-pelan hilang. Guru juga punya peran besar banget dengan cara ngajar yang santai nggak terlalu menekan dan mau memahami kondisi siswa itu bisa bikin matematika terasa lebih tidak kaku.
Nama : Maria Ritna Tati
BalasHapusNPM : 2386206009
Kelas : V A PGSD
Permisi pak izin menanggapi materi ini,menurut saya dalam materi ini sangat penting untuk dipahami oleh guru dan orang tua, karena fobia matematika adalah masalah yang cukup umum terjadi pada siswa.dengan memahami penyebab dan dampak fobia matematika, kita bisa lebih peka terhadap siswa yang mengalami masalah ini dan memberikan dukungan yang tepat.fobia matematika adalah masalah serius yang dapat menghambat prestasi akademik dan perkembangan keterampilan berpikir kritis pada siswa.oleh karena itu, penting bagi guru dan orang tua untuk memahami penyebab dan dampak fobia matematika serta mencari cara untuk mengatasinya.
Nama : Maria Ritna Tati
BalasHapusNPM : 2386206009
Kelas : V A PGSD
nahh ada juga penjelasan tentang penyebab fobia matematika sangat komprehensif.mulai dari pengalaman negatif di masa lalu, metode mengajar yang tidak efektif, tekanan sosial dan harapan tinggi, kurangnya pemahaman konseptual, hingga faktor genetik, semuanya dijelaskan dengan jelas.mengatasi fobia matematika membutuhkan pendekatan yang holistik dan inklusif.guru perlu mengubah mindset siswa, membangun pemahaman dasar yang kuat, menerapkan metode pembelajaran yang menyenangkan, memberikan dukungan emosional, dan mengatasi stereotip gender.
Nama : Maria Ritna Tati
BalasHapusNPM : 2386206009
Kelas : V A PGSD
Solusi untuk mengatasi fobia matematika yang ditawarkan dalam materi ini sangat praktis dan mudah diterapkan. Misalnya tuh, mengubah mindset, membangun pemahaman dasar yang kuat, menerapkan metode pembelajaran yang menyenangkan, mengurangi tekanan dan dukungan emosional, mengubah persepsi terhadap matematika, mengajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres, serta mendorong kolaborasi.peran guru sangat penting dalam mengatasi fobia matematika pada siswa.guru perlu menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan mendukung, serta memberikan perhatian khusus kepada siswa yang mengalami fobia matematika.
Nama : Maria
BalasHapusNPM : 2386206009
Kelas : V A PGSD
tambahan lagi tentang materi ini nahh pada materi ini juga menekankan pentingnya mengatasi stereotip gender dalam matematika.guru perlu menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendorong peserta didik dari semua gender untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran matematika.kolaborasi antara guru, orang tua, dan peserta didik sangat penting dalam mengatasi fobia matematika.dengan bekerja sama, kita bisa menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendukung, serta membantu siswa mengatasi fobia matematika dan mencapai potensi maksimal mereka.
Terima ksaih bapak untuk meteri ini saya setuju dengan materi bapak tentang Ubah Mindset ini. Menurut saya, ini adalah langkah awal yang paling penting. Soalnya, kalau dari pikiran kita sendiri sudah bilang Matematika itu susah atau Saya pasti gagal, mau belajar model apa pun pasti rasanya berat. Jadi, intinya itu harus percaya dulu kalau kemampuan matematika itu bisa banget diasah, asalkan kita mau usaha terus dan enggak gampang menyerah. Konsep growth mindset ini terdengar sederhana, tapi dampaknya besar banget untuk menghilangkan rasa cemas sebelum bahkan kita mulai mengerjakan soal. Kalau kita sudah pede atau percaya diri dari awal, pasti belajarnya juga jadi lebih tenang dan hasilnya lebih baik.
BalasHapusDi materi bapak ini sya suka dari pembahasan bapak di bagian Menerapkan Pendekatan Pembelajaran yang Menyenangkan. Saya merasa cara mengajar yang kaku dan cuma ceramah itu salah satu pemicu fobia ini, seperti yang disebutkan di materi. Kalau pembelajarannya dibikin seru, misalnya pakai permainan, proyek kecil, atau teknologi interaktif, siswa atau mahasiswa jadi enggak fokus ke rasa takutnya, tapi lebih fokus ke kesenangan saat memecahkan masalah. Matematika jadi terasa lebih relevan dan ada gunanya dalam kehidupan sehari-hari, bukan cuma deretan rumus di buku. Intinya, membuat suasana belajar jadi santai dan gembira bisa mengurangi tekanan dan otomatis rasa takutnya juga berkurang.
BalasHapussaya mau menambahkan sedikit dari materi bapak ini tentang Mengurangi Tekanan dan Meningkatkan Dukungan Emosional. Ini penting juga, karena fobia matematika kan banyak dipicu oleh trauma masa lalu, entah itu karena dimarahi guru, atau punya ekspektasi yang terlalu tinggi dari orang tua atau lingkungan. Sebagai mahasiswa, kita juga masih merasakan tekanan ini. Jadi, menurut saya, peran guru dan orang tua untuk memberikan apresiasi pada proses usaha yang sudah kita lakukan itu jauh lebih penting daripada cuma menilai hasil akhirnya saja. Dengan adanya dukungan emosional yang tulus, kita jadi enggak takut salah dan lebih berani mencoba hal-hal baru dalam matematika, karena kita tahu ada yang mendukung di belakang kita.
BalasHapusFobia matematika yang cukup umum terjadi dikalangan siswa diberbagai jenjang pendidikan bahkan bisa terbawa sampai dewasa menunjukkan bahwa cara belajar lama masih terlalu menekan dan membuat siswa kehilangan rasa nyaman. Pengalaman negatif dan tuntutan nilai jelas memberi dampak besar pada kepercayaan diri mereka. Karena itu, pembelajaran matematika di SD perlu dirancang ulang agar lebih ramah dan dekat dengan kehidupan sehari-hari. Matematika sebaiknya dikenalkan sebagai alat untuk berpikir dan memecahkan masalah, bukan sekadar menghafal rumus. Kreativitas guru dalam menghadirkan contoh konkret, aktivitas nyata, dan diskusi ringan sangat berperan, dengan teknologi sebagai pendukung tambahan. Jika suasana kelas dibuat lebih menyenangkan dan tidak menakutkan, anak-anak akan lebih berani mencoba dan melihat matematika sebagai pelajaran yang menarik, bukan sesuatu yang harus ditakuti.
BalasHapusNama: Nur Sinta
BalasHapusNPM: 2386206033
Kelas: VB PGSD
Setuju banget kalau penyebab fobia matematika bukan karena siswa tidak pintar namun banyak penelitian yang menunjukkan bahwa fobia itu berkaitan dengan kecemasan, pengalaman negatif sebelumnya atau cara mengajar yang kurang tepat. Namun hal ini bisa diatasi dengan cara pendekatan yang holistik yaitu pendekatan yang melihat keseluruhan masalah serta memahami akar masalah dan inklusif yaitu pendekatan yang menerima, merangkul dan memberi ruang bagi semua siswa untuk belajar tanpa diskriminasi, seperti yang dijelaskan di materi ini untuk mengatasi fobia terhadap matematika itu dimulai dari hal kecil yaitu mengubah mindset negatif tentang matematika dan memperkuat latihan konsep dasar selain itu peran orang lain seperti guru, teman, orang tua dan lingkungan berperan besar dalam membantu atasi fobia. Kalau lingkungan belajar mendukung, tidak menekan dan memberi ruang untuk salah dan belajar pelan-pelan kemungkinan besar rasa takut itu perlahan akan sirna.