Konseptualisasi konten keahlian khusus dalam Mengajar Matematika: Keterampilan Content-Specific Noticing Skills

 


Content-Specific Noticing Skills

Selain pengenalan terhadap konten dan pengetahuan konten pedagogis, para ahli baru-baru ini mencatat indikator penting lainnya dari keahlian guru: teacher noticing (pengamatan guru), yang mencakup apa yang menarik perhatian guru selama situasi pengajaran yang kompleks dan bagaimana mereka menginterpretasikan peristiwa tersebut. Memang, bahkan seorang guru yang memiliki pengetahuan konten matematika dan pengetahuan pedagogis yang sesuai mungkin tidak menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif jika peristiwa penting seputar konten, siswa, dan situasi pengajaran tidak menarik perhatian mereka.  Content-specific noticing sebagai perhatian selektif terhadap peristiwa penting yang terkait dengan pemahaman matematika siswa dan pedagogi matematika guru, serta bagaimana guru menginterpretasikan peristiwa yang mereka perhatikan, seperti deskriptif murni versus analitis atau interpretatif (van Es & Sherin, 2008). Konseptualisasi ini mencakup dua indikator umum di berbagai kerangka teacher noticing: apa yang diperhatikan oleh guru dan bagaimana mereka menginterpretasikan peristiwa di kelas (Sherin et al., 2011). Misalnya, memperhatikan kebingungan siswa terkait masalah matematika selama pengajaran dan menginterpretasikan apa yang mungkin menyebabkan kebingungan tersebut merupakan indikator keterampilan content-specific noticing (pengamatan spesifik konten) guru. Sebagai contoh lainnya, ketika seorang siswa menunjukkan kebingungan dalam memahami suatu konsep matematika, guru dengan keterampilan content-specific noticing akan segera menangkap sinyal ini dan mencoba memahami penyebab kebingungan tersebut. Interpretasi ini kemudian memungkinkan guru untuk merespons secara tepat dan efektif dalam mengatasi masalah yang dihadapi siswa. Keterampilan ini sangat penting dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung, karena guru yang memiliki kemampuan ini dapat lebih baik dalam memfasilitasi pembelajaran yang bermakna bagi siswa mereka.

Bukti mengenai dimensi pengetahuan matematika untuk pengajaran masih beragam. Beberapa studi menyimpulkan bahwa pengetahuan tersebut adalah konstruksi satu dimensi pada guru matematika sekolah dasar (misalnya, Charalambous et al., 2020; Copur-Gencturk, Tolar, Jacobson, & Fan, 2019). di AS, bahwa Pengetahuan konten dipahami berdasarkan siapa yang menggunakan pengetahuan itu dan dalam konteks apa (misalnya, pengetahuan konten khusus dalam pengajaran versus pengetahuan konten yang dimiliki oleh orang dewasa terdidik lainnya; Ball et al., 2008). Penilaian pengetahuan konten dan pengetahuan pedagogis diukur melalui soal pilihan ganda.

Sebagai contoh, penelitian oleh Copur-Gencturk et al. (2019) data dari 397 guru Amerika Serikat yang mengajar di kelas 4 dan 5. Para guru ini menjawab serangkaian soal pilihan ganda yang dirancang untuk mengukur pengetahuan konten mereka berdasarkan kerangka yang dikembangkan oleh Ball (Ball et al., 2008; Hill et al., 2004), serta pengetahuan konten pedagogis mereka. Hasilnya menunjukkan bahwa pengetahuan konten dan pedagogis merupakan satu konstruksi. Bahkan, korelasi antara pengetahuan konten khusus (pengetahuan matematika yang digunakan dalam pengajaran) dan pengetahuan konten pedagogis mencapai 0,96, yang berarti keduanya hampir tidak dapat dibedakan.

Sebaliknya, pengetahuan matematika untuk pengajaran pada guru sekolah menengah ditemukan sebagai konstruksi dua dimensi, di mana pengetahuan konten dan pedagogis adalah dua elemen yang terpisah (Kleickmann et al., 2015; Krauss et al., 2008). Berbeda dengan studi pada guru sekolah dasar, penelitian yang dilakukan di Jerman, di mana pengetahuan konten dipahami sebagai pemahaman mendalam tentang matematika sekolah yang diharapkan diajarkan oleh guru. Pengetahuan konten dan pedagogis dinilai menggunakan soal jawaban terbuka (misalnya, Kleickmann et al., 2015; Krauss et al., 2008). Misalnya, Kleickmann et al. (2015) meneliti data dari 198 guru matematika sekolah menengah di Jerman dan 209 guru di Taiwan, dan hasilnya menunjukkan bahwa model dua faktor sesuai untuk kedua kelompok guru, menunjukkan bahwa bagi guru sekolah menengah, pengetahuan konten dan pedagogis adalah dua elemen yang berbeda.


Referensi

Yasemin Copur-Gencturk & Tammy Tolar. 2022. Mathematics teaching expertise: A study of the dimensionality of content knowledge, pedagogical content knowledge, and content specific noticing skills


53 Komentar

  1. Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
    Npm : 2386206058
    Kelas : VB PGSD
    Kesimpulan yang dapat saya ambil dari materi ini adalah materi pengajaran matematika di mana menekankan pentingnya peran seorang guru dalam memperhatikan situasi atau kondisi yang terjadi di kelas keterampilan ini mengacu pada guru harus memahami situasi Dalam pengajaran matematika dan pengelolaan kelas hal ini juga diharapkan guru memiliki pengetahuan yang lebih mendalam tentang apa yang akan diajarkan.
    Pertanyaan saya Pak dalam penilitian ini disebutkan Bagaimana keterampilan noticing guru dapat mempengaruhi hasil belajar siswa🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama:Elisnawatie
      NPM:2386206069
      Kelas:5D

      Haloo isdi izin menjawab yaa bagaimna keterampilan noticing guru dapat mempengaruhi hasil belajar siswa Keterampilan noticing guru kemampuan memperhatikan kondisi kelas dan respons siswa mempengaruhi hasil belajar siswa karena guru dapat:

      1. Mengidentifikasi kesulitan dan miskonsepsi siswa.
      2. Menyesuaikan strategi pengajaran sesuai kebutuhan siswa.
      3. Meningkatkan keterlibatan dan motivasi siswa.
      4. Memberikan bantuan personal bagi setiap siswa.
      5. Mencegah kesalahan pemahaman berulang.

      noticing membuat guru lebih responsif dan adaptif, sehingga pembelajaran lebih efektif dan hasil belajar siswa meningkat.

      Hapus
    2. Nama: Nanda Vika Sari
      Npm: 2386206053
      Kelas: 5B PGSD


      Izin menjawab pertanyaan dari Isdiana Susilowati Ibrahim, menurut sepengetahuan yang aku ketahui yaa Isdiana jadi kemampuan content-specific noticing ini cukup mempengaruhi hasil belajar para siswa dikarenakan itu memungkinkan untuk guru itu bisa mengenali kesulitan konseptual setiap siswanya secara tepat, lalu bisa menginterprestasikan/memahami apa penyebabnya, dan juga bisa memberikan respons dengan strategi pengajaran yang sesuai. Nahh sehingga pembelajaran itu menajdi lebih efektif dan juga lebih bermakna.

      Hapus
  2. Nama:Elisnawatie
    Kelas:VD
    NPM:2386206069

    Izin bertanya pak

    Apa dampak jika guru memiliki pengetahuan konten dan pedagogis yang baik tetapi tidak memiliki keterampilan teacher noticing yang memadai?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama:bella ayu pusdita
      Kelas:5d
      Nim:2386206114
      Izin bantu menjawab pertanyaan dari elisnawstie pak🙏🏻 menurut saya dampak jika guru memiliki pengetahuan konten dan pedagogis yang baik tapi tidak memiliki keterampilan teacher noticing yg memadai itu dampak utama nya
      1. Respons yang Terlambat atau Tidak Tepat
      Guru mungkin gagal untuk melihat atau salah mengartikan sinyal penting dari siswa.
      • Gagal Melihat Kesulitan: Siswa mungkin menunjukkan kebingungan melalui ekspresi wajah, bahasa tubuh, atau kesalahan kecil dalam pekerjaan mereka, tetapi guru tidak menyadarinya.
      • Intervensi Tidak Relevan: Ketika guru akhirnya merespons, intervensinya mungkin didasarkan pada asumsi umum (pengetahuan pedagogis) daripada bukti spesifik (apa yang ditunjukkan siswa saat itu), sehingga penyelesaian masalah menjadi tidak efektif.
      2. Penilaian Formatif yang Dangkal
      Keterampilan noticing yang kurang menyebabkan guru melewatkan data formatif real-time yang berharga.
      • Fokus Hanya pada Jawaban Akhir: Guru hanya memperhatikan apakah siswa memberikan jawaban yang benar atau salah, tanpa benar-benar menganalisis proses berpikir siswa (kesalahan konseptual, strategi yang digunakan) di balik jawaban tersebut.
      • Kurangnya Adaptasi Pembelajaran: Karena guru tidak "menangkap" pemahaman siswa secara akurat, ia akan kesulitan untuk memodifikasi atau menyesuaikan instruksi (scaffolding) di tengah pelajaran. Pelajaran akan berjalan sesuai rencana awal, meskipun mayoritas siswa belum siap atau sudah bosan.
      3. Komunikasi yang Kurang Efektif
      Meskipun guru menguasai materi, kegagalan dalam noticing dapat merusak interaksi.
      • Mengabaikan Kebutuhan Emosional/Perilaku: Guru mungkin terlalu fokus pada konten sehingga melewatkan tanda-tanda kebosanan, frustrasi, atau masalah perilaku kecil yang jika ditangani segera dapat mencegah gangguan yang lebih besar.
      • Kualitas Pertanyaan Menurun: Guru yang baik mengajukan pertanyaan tindak lanjut (follow-up questions) berdasarkan jawaban siswa. Tanpa noticing yang baik, guru mungkin hanya mengajukan pertanyaan umum, bukan pertanyaan yang menantang pemikiran spesifik siswa.
      4. Potensi Pengetahuan Konten Tidak Tersalurkan
      Pengetahuan konten (Materi Matematika, Fisika, Sejarah, dll.) yang dimiliki guru menjadi kurang berdaya guna di kelas.
      • "Menjelaskan Terlalu Cepat": Guru mungkin tahu bagaimana menjelaskan suatu konsep dengan sangat baik (pengetahuan konten), tetapi gagal menyadari bahwa siswa belum siap menerima tingkat kerumitan tersebut (karena kurangnya noticing terhadap tingkat pemahaman siswa saat ini).
      • Kurangnya Koneksi: Guru kesulitan menghubungkan pengetahuan kontennya dengan miskonsepsi yang ditunjukkan siswa karena guru tidak "menangkap" miskonsepsi itu diucapkan atau ditulis oleh siswa.🙏🏻🙏🏻🙏🏻

      Hapus
    2. Nama: Nanda Vika Sari
      Npm: 2386206053
      Kelas: 5B PGSD


      Izin menjawab pertanyaan dari Elisnawatie, mungkin guru tersebut gagal untuk menangkap kesulitan atau miskonsepsi para siswanya saat belajar, nahh sehingga pengetahuan konten dan juga pedagogisnya yang dimiliki itu menjadi tidak terimplementasikan secara efektif dan juga pembelajarannya menjadi kurang bermakna.

      Hapus
  3. Uraian pada laman ini menekankan konsep keahlian khusus dalam mengajar matematika.
    Konsep keahlian khusus dalam mengajar matematika memang sangat diperlukan oleh calon guru atau seorang guru ketika mereka harus melakukan pembelajaran, selain itu mereka juga harus memiliki pengetahuan pedagogis yang sesuai untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif, nah ini sangat berguna dan sangat perlu dikuasai seorang guru, agar pembelajaran di dalam kelas berjalan dengan baik dan dapat diperhatikan oleh siswa secara seksama ketiga pembelajaran.
    Pada laman ini juga seorang guru ditekankan untuk bisa memperhatikan kebingungan siswa terkait masalah matematika selama pembelajaran berlangsung dan guru bisa mencari tahu apa penyebab kebingungan siswa dalam memahami pembelajaran yang telah dilangsungkan.
    Ini benar-benar menekankan pengetahuan guru dalam menguasai pembelajaran yang diajarkan.

    BalasHapus
  4. Nama: Nanda Vika Sari
    Npm: 2386206053
    Kelas: 5B PGSD

    Setelah saya baca materi ini, ternyata materi ini memberikan pemahaman yang cukup komprehensif/mendalam mengenai dimensi keahlian guru matematika, terkhususnya mengenai keterampilan pengamatan spesifik terhadap konten (content - spesifik noticing skills). Melalui adanya keterampilan tersebut para guru jadi dapat dengan mudah untuk mengenali tanda-tanda kebingungan, kesusahan konseptual, atau bahkan pemikiran yang cukup unik siswa yang bisa untuk dikembangkan lebih lanjut lagi.

    BalasHapus
  5. Nama: Nanda Vika Sari
    Npm: 2386206053
    Kelas: 5B PGSD

    Setelah saya baca lagi materi ini, ternyata secara keseluruhan pada materi ini menyoroti/membahas mengenai pentingnya teacher noticing sebagai komponen inti dari keahlian profesional guru matematika modern. Dalam konteks/keadaan pendidikan di indonesia yang sudah menekankan pada merdeka belajar, pengembangan keterampilan ini sangat relevan untuk bisa membantu guru menjadi lebih refleksi, responsif, dan peka terhadap kebutuhan belajar siswa.

    BalasHapus
  6. Nama : Nabilah Aqli Rahman
    NPM : 2386206125
    Kelas : 5D PGSD

    Setelah membaca artikel ini, saya jadi mengerti bahwa guru (khususnya guru matematika) perlu punya kemampuan khusus untuk memperhatikan hal-hal penting saat mengajar.

    Maksudnya, guru tidak hanya menyampaikan rumus atau langkah berhitung, tapi juga bisa melihat kesalahan sekecil apapun itu. Melihat pola berpikir siswa dan juga melihat cara siswa memahami soal.

    Dengan begitu, guru lebih mudah untuk menyesuaikan cara belajar dan siswa pun jadi lebih paham dengan materi yang disampaikan.

    BalasHapus
  7. Nama : Nabilah Aqli Rahman
    NPM : 2386206125
    Kelas : 5D PGSD

    Jadi menurut saya, kita kalau mau jadi guru tuh ga cukup pintar berhitung sama hafal rumus doang. Tapi guru juga harus punya 'radar' khusus buat ngerti kebutuhan murid.

    Hasilnya... Belajar jadi lebih seru dan pastinya ga bikin tambah pusing deh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama:Elisnawatie
      NPM:2386206069
      Kelas:5D

      Betul banget apa yang Nabila sampaikan pak Menjadi guru matematika memang lebih dari sekadar pintar berhitung atau hafal rumus. Kemampuan inti yang penting adalah mampu “membaca” murid memahami di mana mereka kesulitan, apa yang mereka pahami, dan bagaimana cara terbaik untuk membimbing mereka.

      Kalau guru hanya fokus pada rumus atau prosedur, belajar bisa terasa membosankan dan membingungkan bagi murid. Tapi kalau guru punya “radar” khusus untuk menangkap kebutuhan murid—misalnya memperhatikan kesalahan umum, menyesuaikan strategi, atau memberi contoh yang relevan sesi belajar jadi lebih menyenangkan, interaktif, dan efektif.
      Intinya, kepintaran guru itu bukan cuma soal IQ atau hafalan, tapi soal kemampuan melihat dunia dari sudut pandang murid**. Itu yang membuat matematika jadi seru dan nggak menakutkan.

      Hapus
  8. Nama : Oktavia Ramadani
    NPM : 2386206086
    Kelas : 5D

    Materi inii memperlihatkan bagaimana keahlian guru matematika tidak hanya ditentukan oleh seberapa banyak mereka mengetahui konten atau cara mengajar , tetapi ya juga oleh kemampuan mereka dalam memperhatikan hal hal penting yang terjadi selama proses pembelajaran, konsep content-specific noticing skills ini terasa sangat relevan , karena banyak dan sering sekali guru sudah menguasai materi , namun masih kurang peka terhadap tanda - tanda kebingungan atau kesulitan yang dialami siswa , kemampuan untuk memperhatikan hal kecil dari siswa seperti ekspresi bingung , jawaban yang ragu , atau pola kesalahan tertentu membantu guru untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi dalam proses belajar siswa , sikap peka seperti ini dapat membuat guru mampu memberikan respon yang tepat , sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan sangat bermakna.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Oktavia Ramadani
      NPM : 2386206086
      Kelas : 5D

      Ternyata materi ini juga menunjukkan bahwa penelitian tentang adanya pengetahuan guru masih berkembang dan hasilnya belum sepenuhnya konsisten , maka pada guru SD pengetahuan konten dan pedagogik itu sering dianggap sebagai satu kesatuan , karena cara mengajarnya lebih terintegrasi , sebaliknya pada guru sekolah menengah , keduanya terlihat seperti dua dimensi yang berbeda , hal ini masuk akal sih karena materi di tingkat SMP/SMA lebih kompleks sehingga membutuhkan penahan konten yang lebih mendalam sekaligus strategi mengajar yang sangat berbeda, temuan penelitian sepeti ini tu penting untuk dipahami untuk calon guru maupun guru yang sudah mengajar , karena ya bisa sebagai dasar dalam merancang pelatihan guru yang lebih tepat sasaran , jika guru menggabungkan pedagogik dan keterampilan maka kuliahan pembelajaran matematika akan meningkat .

      Menjadi guru matematika itu bukan hanya soal menguasai rumus dan soal soal saja tetapi juga bagaimana memahami siswa , melihat situasi kelas dan merespons kebutuhan belajar mereka secara tepat.

      Hapus
  9. Dari yang saya baca tadi siang terkait dengan materi ini sangat menarik karena membahas tentang keterampilan content specific noticing yang penting bagi guru matematika.saya setuju bahwa guru matematika perlu memiliki kemampuan untuk memperhatikan dan menginterpretasikan situasi kompleks di kelas yang berkaitan dengan konten matematika dan pengetahuan pedagogis.
    keterampilan content specific noticing adalah keterampilan penting bagi guru matematika yang memungkinkan mereka untuk memperhatikan dan menginterpretasikan situasi kompleks di kelas yang berkaitan dengan konten matematika dan pengetahuan pedagogis.keterampilan content specific noticing melibatkan kemampuan untuk memahami konten matematika, memahami bagaimana siswa berpikir tentang matematika, dan memahami bagaimana siswa belajar matematika.

    BalasHapus
  10. Nama : Maria Ritna Tati
    NPM : 2386206009
    Kelas : V A PGSD

    Tambahan tentang materi ini,nahh saya suka bagaimana materi ini menjelaskan bahwa keterampilan content specific noticing bukan hanya tentang memahami konten matematika, tetapi juga tentang memahami bagaimana siswa berpikir tentang matematika dan bagaimana mereka belajar matematika.dengan memahami hal ini, guru dapat merespons kebutuhan siswa dengan lebih tepat dan efektif.
    dengan mengembangkan keterampilan content specific noticing , guru matematika dapat merespons kebutuhan siswa dengan lebih tepat dan efektif, menciptakan lingkungan belajar yang lebih bermakna, dan meningkatkan hasil belajar siswa.pengembangan keterampilan content specific noticing memerlukan pelatihan dan pengalaman yang berkelanjutan, serta refleksi diri yang mendalam tentang praktik mengajar.

    BalasHapus
  11. Nama:bella ayu pusdita
    Kelas:5d
    Nim:2386206114
    Materi diatas itu menyajikan konseptualisasi yang sangat relevan dan mendalam mengenai keahlian guru matematika, dengan fokus utama pada Keterampilan Content-Specific Noticing dan hubungannya dengan Pengetahuan Konten (CK) serta Pengetahuan Pedagogis Konten (PCK).

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Komentar Bella sangat tepat karena langsung menunjukkan bahwa Content-Specific Noticing Skills ini adalah topik yang sangat relevan dan dalam. Bella juga benar dengan menyebutkan fokus utamanya adalah hubungan keterampilan ini dengan Pengetahuan Konten (CK) dan Pengetahuan Pedagogis Konten (PCK). Jadi tambahan dari saya, materi ini menekankan bahwa meskipun guru sudah punya CK dan PCK yang baik, itu semua bisa sia-sia kalau guru tidak punya noticing skills yang kuat. Noticing berfungsi sebagai filter selektif yang membuat guru tahu peristiwa mana yang harus mereka perhatikan. Dengan kata lain, noticing adalah kemampuan praktis yang menentukan apakah pengetahuan yang dimiliki guru (CK dan PCK) akan benar-benar terpakai secara efektif dalam situasi mengajar yang kompleks dan real-time di kelas.

      Hapus
  12. Nama:bella ayu pusdita
    Kelas:5d
    Nim:2386206114
    Saya juga mau bertanya pak Mengingat betapa pentingnya Content-Specific Noticing, strategi atau intervensi pelatihan guru (pre-service dan in-service) apa yang paling efektif untuk secara eksplisit mengajarkan dan mengembangkan keterampilan ini pada guru matematika?

    BalasHapus
  13. Nama:Elisnawatie
    Kelas:5D
    NPM:2386206069

    Ternyata konsep keahlian khusus dalam mengajar matematika bukan hanya soal kemampuan guru menguasai materi matematika, tetapi juga mencakup kemampuan pedagogis untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif. Guru perlu peka terhadap kebingungan siswa, mampu mengidentifikasi penyebab kesulitan mereka, dan menyesuaikan cara mengajar agar siswa benar-benar memahami materi. Dengan kata lain, penguasaan keahlian khusus ini sangat penting agar pembelajaran berjalan lancar dan siswa dapat belajar dengan optimal.

    BalasHapus
  14. Nama: Imelda Rizky Putri
    Npm:2386206024
    Kelas: 5B

    Pada materi ini penting banget buat guru karna guru gak hanya ngajar rumus, tetapi juga peka dengan cara siswa berpikir, kesalahan yang sering terlewat. Dengan skill noticing yang bagus, guru bisa cepat nangkap:
    - pola kesalahan siswa
    - cara siswa memahami konsep
    Intinya pada materi matematika itu bukan cuma soal-soal bener salah atau salah- salah dan kalau gurunya peka pembelajaran jadi lebih hidup, lebih nyambung dan pastinya lebih efektif.

    BalasHapus
  15. Nama : Erlynda Yuna Nurviah
    Kelas : VB PGSD
    Npm : 2386206035

    Seorang guru memang dituntut harus serba bisa dari muali memahami konsep yang sederhana sampai kemampuan untuk menguaraikan/menganalisis persoalan yang rumit. Dari yang saya pahami dalam materi ini guru bisa dikatakan sebagai detektif yang harus peka terhadap suasana kelas dan perilaku yang terjadi pada siswa. Peran guru bukan hanya sebagai ahli matematika tetapi juga sebagai pengamat, pencermat dan sedikit menjadi psikolog yang berusaha membawa pemikiran siswanya. Dengan memiliki keterampilan Conttent-Spesific Noticing Skills ini pembelajaran yang diajarkan menjadi lebih responsif, tepat sasaran dan benar benar mendukung kebutuhan belajar siswa.

    BalasHapus
  16. Nama: Nur Sinta
    NPM: 2386206033
    Kelas: VB PGSD

    Materi ini menjelaskan bahwa saat mengejar matematika guru tidak hanya menguasai materi yang akan diajarkan namun guru juga harus memiliki keterampilan Content-Specific Nothing Skills yaitu kemampuan guru untuk memeperhatikan dan memahami hal-hal penting yang terjadi kepada siswa selama proses pembelajaran, contohnya siswa yang sedang kebingungan saat mengerjakan soal matematika dan kesulitan lainnya yang dialami siswa. Selai itu guru juga tidak hanya memperhatikan tapi juga menganalisis dan menafsirkan apa yang telah diperhatika selama proses pembelajaran, guru bukan hanya melihat masalah kepada siswa tapi mengeri makna dan penyebab masalah tersebut untuk diperbaiki. Melalui keterampilan ini, guru dapat membantu siswa belajar dengan lebih bermakna dan mendukung terciptanya proses belajar mengajar yang lebih baik lagi.

    BalasHapus
  17. Terima kasih banyak bapak karena sudah memberikan materi ini. Saya sependapat dengan bapak bahwa Content-Specific Noticing Skills (CSNS) ini adalah indikator keahlian guru yang sangat krusial, seperti yang dijelaskan di awal materi. Meskipun seorang guru sudah punya pengetahuan konten dan pedagogi yang kuat, kalau mereka tidak peka (noticing) terhadap momen-momen penting di kelas misalnya, kebingungan spesifik siswa saat mengerjakan soal pengetahuan itu jadi kurang efektif. Kemampuan menangkap sinyal kebingungan siswa, lalu menginterpretasikan penyebabnya, adalah pondasi untuk memberikan respons yang tepat. Ini benar-benar menekankan bahwa pengamatan selektif guru di kelas itu sama pentingnya dengan pengetahuan yang sudah mereka miliki.

    BalasHapus
  18. Pada bagian materi bapak yang membandingkan dimensi pengetahuan konten dan pedagogis pada guru sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah (SMP/SMA) menarik sekali. Saya mencatat bahwa di SD, pengetahuan konten dan pedagogis cenderung dilihat sebagai satu dimensi yang sangat berkolerasi, bahkan hampir tidak terbedakan. Sementara itu, untuk guru sekolah menengah, studi menunjukkan kedua hal tersebut dianggap sebagai dua elemen yang berbeda. Pemisahan dua elemen ini pada tingkat SMP/SMA memberikan gambaran bahwa semakin kompleks materi, semakin penting bagi guru untuk memiliki keahlian yang jelas antara penguasaan konten materinya dan cara mengajarkannya. Perbedaan hasil penelitian di Jerman dan Taiwan juga menambah wawasan tentang keragaman hasil studi di berbagai konteks.

    BalasHapus
  19. Menurut saya materi bapak pada bagian tentang pentingnya CSNS dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung sangat menohok. Intinya, kalau guru punya keterampilan noticing yang baik, mereka akan lebih mudah memfasilitasi pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Proses dari 'melihat peristiwa' misalnya siswa salah langkah, kemudian 'menginterpretasikannya' mengapa siswa salah, hingga akhirnya 'merespons secara tepat' memberikan intervensi yang benar adalah siklus yang menjadikan proses belajar-mengajar efektif. Ini menegaskan bahwa keahlian guru bukan sekadar transfer ilmu, tapi juga melibatkan kepekaan interaksi di dalam kelas.

    BalasHapus
  20. Nama : Dita Ayu Safarila
    Kelas : 5 C
    NPM : 2386206048
    Materi ini membahas tentang keterampilan content specific noticing dalam mengajar matematika yang menekankan bahwa selain memiliki pengetahuan konten matematika dan pengarahan pedagogis yang baik, seorang guru juga harus memiliki perhatian untuk mengamati momen momen penting di kelas seperti kebingungan atau pemahaman siswa agar pembelajaran menjadi efektif

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Komentar Dita sudah sangat tepat karena menekankan bahwa Content-Specific Noticing itu adalah kemampuan guru untuk mengamati momen-momen penting di kelas, seperti kebingungan siswa, meskipun sudah punya pengetahuan materi dan pedagogis yang baik. Jadi tambahan dari saya, materi ini menjelaskan bahwa kemampuan mengamati itu harus diteruskan dengan langkah yang jauh lebih penting, yaitu menginterpretasikan peristiwa tersebut. Contohnya, saat seorang siswa menunjukkan kebingungan dalam memahami sebuah konsep, guru dengan content-specific noticing tidak hanya menangkap sinyal kebingungan itu, tapi juga langsung mencoba memahami apa penyebab kebingungan tersebut. Interpretasi yang akurat ini yang kemudian memungkinkan guru untuk merespons dengan tepat dan efektif, sehingga lingkungan pembelajaran yang mendukung bisa tercipta.

      Hapus
  21. Nama : Dita Ayu Safarila
    Kelas : 5 C
    NPM : 2386206048
    sebagai calon guru ini sangat relevan,tidak cukup hanya menguasai materi dan metode mengajar.Kita harus melatih mata dan pikiran kita untuk melihat apa yang penting untuk yang terjadi kepada siswa saat kita mengajar. Kemampuan inilah yang membedakan guru ahli dari guru biasa,yaitu cepat kemampuan menanggapi secara cepat dan tepat berdasarkan apa yang kita lihat di kelas.
    Guru efektif bukan hanya yang pandai menjelaskan tetapi juga yang pandai mengamati apa yang di alami siswa saat mereka belajar dan menggunakan pengamatan itu untuk memandu saat mengajar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama :Zakky Setiawan
      NPM ; ( 2386206066 )
      Kelas : 5C
      aku setuju sama pendapat kamu dit, kalau guru efektif bukan hanya pandai menjelaskan tapi juga pandai mengamati, tapi ini tuh menjadi tantangan yang lumayan untuk guru, karena memahami apa yang dialami siswa tuh, harus betul-betul ekstra supaya memudahkan guru tersebut untuk mengajarin siswa tersebut

      Hapus
  22. Nama : Aprilina Awing
    Kelas : 5D PGSD
    NPM : 2386206113

    Menurutku, materi ini menarik banget karena membuka cara pandang baru tentang peran guru. Selama ini banyak orang mengira tugas utama guru hanyalah menguasai materi dan menyampaikan informasi, padahal dari bacaan ini kelihatan jelas bahwa kemampuan “memperhatikan dengan tepat” atau content-specific noticing itu sama pentingnya. Bahkan bisa dibilang kemampuan ini yang membedakan guru biasa dengan guru yang benar-benar efektif.

    Di materi ini dijelaskan kalau guru harus bisa menangkap hal-hal kecil namun penting yang terjadi selama pembelajaran, misalnya ekspresi bingung siswa, pola kesalahan jawaban, atau momen ketika siswa menunjukkan miskonsepsi. Nggak semua guru peka sama hal-hal seperti ini. Ada guru yang hanya fokus “menyampaikan materi” tanpa melihat bagaimana siswa memprosesnya. Padahal dari penelitian-penelitian yang disebutkan, noticing itu sangat menentukan apakah pembelajaran jadi bermakna atau tidak.

    BalasHapus
  23. Nama : Aprilina Awing
    Kelas : 5D PGSD
    NPM : 2386206113

    Saya juga tertarik sama sama materi ini dari poin bahwa noticing bukan sekadar melihat, tapi juga menginterpretasikan. Artinya, guru bukan cuma sadar ada siswa yang bingung, tapi juga paham kenapa dia bingung, apa penyebabnya, lalu memutuskan tindakan apa yang paling tepat. Jadi ada proses mental yang cukup kompleks di baliknya. Ini menunjukkan bahwa mengajar itu kerja kognitif yang tinggi, bukan pekerjaan yang bisa dilakukan tanpa pemikiran matang.

    Selain itu, bagian yang membahas perbedaan antara guru SD dan guru SMP/SMA juga cukup penting. Dari penelitiannya, ternyata struktur pengetahuan guru di level sekolah dasar cenderung lebih menyatu (konten dan pedagogis melebur), sedangkan di tingkat sekolah menengah keduanya bisa lebih terpisah. Ini menunjukkan bahwa kebutuhan dan karakteristik mengajar itu berubah sesuai jenjang. Guru SD mungkin lebih dituntut fleksibel dan menyatukan berbagai jenis pengetahuan, sementara guru menengah harus memiliki pemahaman konten yang lebih mendalam dan spesifik. Terus noticing ini ternyata bisa dijadikan indikator keahlian guru. Artinya, guru yang semakin ahli biasanya punya noticing yang semakin tajam. Mereka cepat sadar kalau ada miskonsepsi kecil yang nantinya bisa berkembang jadi kesalahan besar. Menurutku ini masuk akal, karena pengalaman dan kedalaman pengetahuan memang sangat berpengaruh terhadap sensitivitas.



    BalasHapus
  24. Nama : Aprilina Awing
    Kelas : 5D PGSD
    NPM : 2386206113

    Saya mau bertanya pak, Kalau noticing itu penting banget, apakah ada model pelatihan atau kegiatan khusus yang bisa membantu guru pemula mengasah kemampuan ini?
    Apakah kemampuan noticing lebih bergantung pada pengalaman mengajar, atau bisa berkembang cepat kalau gurunya punya pengetahuan konten yang kuat?

    BalasHapus
  25. Nama : Andi Nurfika
    NPM : 2386206017
    Kelas : VB PGSD

    Pentingnya kepekaan guru itu nggak bisa diremehkan setelah saya baca dari materi ini kelihatan banget kalau jadi guru matematika itu bukan cuma soal ngerti rumus, operasi hitung, atau cara ngajar yang rapi titik yang penting justru kepekaan waktu ngajar apa yang guru lihat, sinyal mana yang mereka tangkap, dan gimana mereka nyambungin itu ke tindakan selanjutnya. Jadi kalau paham konten tapi nggak peka sama momen penting pas anak belajar, ya kelasnya tetap kurang aktif

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama :Zakky Setiawan
      NPM ; ( 2386206066 )
      Kelas : 5C
      Izin menanggapi kak fika, saya sangat setuju sama pendapat kak fika ini, kalau kepekaan guru itu ga bisa di anggap sepele, karena memang kalau guru tersebut ga peka terhadap peserta didiknya, peserta didik ga akan paham akan konten yang dipelajari

      Hapus
  26. Nama : Andi Nurfika
    NPM : 2386206017
    Kelas : VB PGSD

    Materi ini juga nunjukin kalau guru SD dan guru SMP atau SMA itu beda banget pola pengetahuannya. Di SD pengetahuan konten dan pengetahuan cara ngajar itu kayak sudah ngeblend jadi satu sampai-sampai korelasinya satu 0,96 tuh udah kayak jadi satu paket titik tapi makin naik jenjang, dua hal ini mulai misah. guru menengah butuh pemahaman matematika yang lebih dalam dan butuh cara ngajar yang beda, jadi dua aspek ini berdiri masing-masing atau bisa dibilang berdiri sendiri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Komentar Fika yang pertama ini menarik banget karena menyoroti bedanya pola pengetahuan antara guru SD dan guru SMP/SMA. Fika benar, materinya bilang kalau di SD itu pengetahuan materi matematika dan cara mengajarnya itu kayak satu paket, sampai korelasinya tinggi banget, 0,96. Jadi tambahan dari saya, perbedaan ini menunjukkan bahwa kita tidak bisa menyamaratakan cara kita melatih guru. Kalau di SMP dan SMA, karena materinya lebih kompleks dan pengetahuannya jadi dua aspek yang terpisah, menurut saya pelatihan guru harus lebih spesifik membedakan dan memperkuat keduanya. Guru SMP/SMA butuh pemahaman matematika yang benar-benar dalam dan juga cara mengajarnya yang fleksibel. Ini penting banget untuk memastikan guru bisa fokus pada konten matematika yang lebih detail sambil tetap memperhatikan keterampilan noticing mereka.

      Hapus
  27. Nama : Andi Nurfika
    NPM : 2386206017
    Kelas : VB PGSD

    Ngecek kemampuan guru lewat PG itu belum tentu cukup. Berdasarkan studi yang dijelasin banyak penilaian guru itu pakai soal pilihan ganda. Tapi kemampuan noticing atau kepekaan guru itu nggak bisa kelihatan cuman dari jawab soal. Karena yang diuji bukan ngerti materi, tapi apa yang diperhatikan guru di kelas dan bagaimana mereka bereaksi. Hal-hal kayak gini kan nggak bisa keluar dari soal PG aja. Jadi rasanya perlu cara evaluasi yang lebih hidup misalnya pakai video pembelajaran atau analisis kasus yang nyata.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Saya setuju banget sama komentar Fika yang kedua, yang bilang kalau ngukur kemampuan guru cuma dari tes pilihan ganda (PG) itu kurang pas. Fika benar, banyak studi yang mengukur pengetahuan konten dan pedagogis pakai soal PG, tapi kemampuan guru buat peka dan bereaksi di kelas, alias noticing skills, itu enggak bisa diukur cuma dari jawaban soal. Jadi tambahan dari saya, materi ini sendiri menegaskan bahwa noticing itu lebih ke pengamatan selektif terhadap peristiwa penting dan interpretasinya. Hal-hal seperti itu kan butuh praktik dan analisis nyata, bukan sekadar teori. Makanya, menurut saya, cara evaluasi guru, terutama untuk keterampilan noticing, harus diubah. Kita butuh metode yang lebih hidup, seperti menganalisis rekaman video kelas atau studi kasus, supaya kita bisa benar-benar melihat bagaimana guru merespons situasi mengajar yang kompleks.

      Hapus
  28. Nama : Erlynda Yuna Nurviah
    Kelas : VB PGSD
    Npm : 2386206035

    Dari materi diatas ini benar - benar membuka wawasan saya tentang pentingnya keterampilan content specific notching dalam mengajar matematika. Mengajar itu bukan hanya memahami sebuah konsep tetapi juga mampu melihat seperti apa proses siswa berpikir. Dalam kemmpuan notiching yang baik, guru dapat melihat potensi siswa, dan memberikan respons pembelajaran yang sesuai.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Komentar Erlynda yang pertama ini benar-benar menangkap inti dari Content-Specific Noticing Skills, yaitu kemampuan guru buat melihat proses berpikir siswa, bukan cuma hasilnya saja. Erlynda bilang bahwa kemampuan noticing yang baik bisa membuat guru melihat potensi siswa dan memberikan respons yang pas. Jadi tambahan dari saya, ini selaras dengan konsepnya Van Es & Sherin (2008) yang bilang noticing itu mencakup apa yang menarik perhatian guru dalam situasi pengajaran yang kompleks dan bagaimana mereka menginterpretasikan peristiwa tersebut. Jadi, kemampuan noticing bukan hanya tentang potensi siswa, tapi juga tentang bagaimana guru bisa mendeteksi peristiwa penting seputar konten, siswa, dan situasi pengajaran yang sering terlewatkan. Guru yang peka akan langsung menangkap kebingungan siswa saat mereka menunjukkan kesulitan dalam memahami konsep matematika.

      Hapus
  29. Nama : Erlynda Yuna Nurviah
    kelas : VB PGSD
    Npm : 2386206035

    kesimpualn yang saya dapat dari materi diaas content spesific noticing skill ini menegaskan bahwa komperensi guru matematika harus mencakup kemampuan mengamati, menafsirkan dan meresponns cara berpikir siswa. Ini selaras dengan pandangan bahwa kuakitas pembelajaran itu terletak pada bagaimana seorang guru memahami struktuk kognitif siswa. bukan hanya sekedar menyampaikan materi saja.
    Dengan notiching yang kuat, guru dpat mengidentifiksi lebih cepat, membaca alur berpikir siswa secar akurat, dan merancang tinndakan pedagogis yang tepat sasaran. Maka dari itu konsep ini sangat penting untuk memperkuat profesionalisme guru dan memastikan pembelajaran matematika berlangsung lebih bermakna.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Saya sependapat banget sama kesimpulan Erlynda, yang menyebutkan bahwa Content Specific Noticing Skill ini menegaskan kompetensi guru harus mencakup mengamati, menafsirkan, dan merespons cara berpikir siswa. Erlynda benar, kalau noticing yang kuat bisa bikin guru cepat mengidentifikasi dan merancang tindakan pedagogis yang tepat sasaran. Jadi tambahan dari saya, kemampuan menafsirkan inilah yang paling penting. Materi juga menjelaskan bahwa interpretasi bisa bersifat deskriptif murni versus analitis atau interpretatif. Artinya, guru tidak hanya sekadar melihat, tapi harus menganalisis penyebabnya. Kemampuan interpretatif yang mendalam inilah yang membedakan guru ahli, dan itu mutlak diperlukan untuk memastikan pembelajaran matematika jadi lebih bermakna.

      Hapus
  30. Nama: Rosidah
    Npm: 2386206034
    Kelas: 5B (PGSD)

    Menurut saya dalam materi ini, Content specific noticing sangat mengacu pada kemampuan guru yang dapat menangkap tanda-tanda penting yang terjadi selama proses belajar mengajar. nah dalam pembelajaran pun guru tidak hanya perlu memiliki pengetahuan tentang materi yang diajarkan tetapi juga harus mampu mengamati dan memahami peristiwa dikelas, seperti bagaimana siswa merespons pembelajaran. jadi hal terpenting dalam materi ini pentingnya keterampilan pengamatan yang spesifik terhadap yang diajarkan guru agar dapat menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan mendukung pemahaman siswa. Keterampilan seperti ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika disekolah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Komentar Rosidah sudah bagus banget, menekankan kalau Content-Specific Noticing itu adalah kunci guru buat peka terhadap apa yang terjadi di kelas. Nah, jadi tambahan dari saya, keterampilan peka ini tidak berhenti hanya pada melihat tanda-tanda kebingungan siswa, lho. Menurut materi yang kita bahas, guru juga harus bisa menginterpretasikan apa yang mereka lihat misalnya, membedakan apakah kebingungan siswa itu karena masalah konsep mendasar atau hanya salah hitung biasa. Kemampuan menafsirkan inilah yang membuat guru bisa kasih respons yang tepat, bukan cuma sekadar mengulang penjelasan. Intinya, noticing itu mencakup dua langkah pertama mengamati secara selektif kejadian penting di kelas, dan kedua mengartikannya secara mendalam supaya respons guru jadi benar-benar efektif dan langsung ke akar masalah siswa.

      Hapus
  31. NAMA : KORNELIA SUMIATY
    NPM : 2386206059
    KELAS : 5B PGSD

    Materi di atas menjelaskan bahwa menjadi guru yang ahli bukan cuma soal menguasai materi atau tahu cara mengajar, tetapi juga soal apa yang mampu dilihat dan ditangkap guru saat mengajar. Keterampilan ini disebut content-specific noticing. Intinya, guru harus peka terhadap hal-hal penting yang terjadi di kelas, seperti tanda-tanda kebingungan siswa atau cara mereka memahami konsep. Tanpa kemampuan ini, guru yang sebenarnya pintar dan berpengalaman pun bisa saja melewatkan masalah penting yang membuat pembelajaran tidak berjalan efektif.

    BalasHapus
    Balasan
    1. selain itu , pengetahuan guru tentang matematika dan cara mengajarkannya ternyata tidak selalu sama di setiap jenjang. Pada guru sekolah dasar di Amerika, pengetahuan konten dan pengetahuan pedagogis ternyata hampir tidak bisa dipisahkan seperti dua hal yang saling menempel. Ini artinya, guru SD cenderung menggunakan pengetahuan matematika dan cara mengajarnya secara bersamaan. Sebaliknya, pada guru sekolah menengah di Jerman dan Taiwan, kedua pengetahuan itu dianggap sebagai dua hal terpisah. Guru SMP/SMA biasanya membutuhkan pemahaman matematika yang lebih mendalam, sehingga kemampuan mengajar dan kemampuan matematis mereka bisa dilihat sebagai dua aspek berbeda.

      Hapus
    2. Dari materi ini, kita bisa melihat bahwa konteks, jenjang, dan cara penilaian sangat memengaruhi bagaimana kita memahami kompetensi guru. Yang terpenting, kemampuan guru untuk memperhatikan dan memahami situasi belajar bukan hanya penguasaan materi ternyata punya peran besar dalam kualitas pembelajaran. Keterampilan noticing membuat guru lebih responsif, lebih peka terhadap kebutuhan siswa, dan lebih mampu menciptakan pembelajaran yang bermakna. Ini jadi pengingat bahwa keahlian mengajar tidak hanya dibangun dari teori, tetapi juga dari kepekaan dan kesadaran dalam praktik sehari-hari.

      Hapus
  32. Nama: Margaretha Elintia
    Kelas: 5C PGSD
    Npm: 2386206055

    Izin menanggapi pak, saya setuju sama artikel ini ternyata jadi guru matematika yang ahli itu engga cukup pintar materinya dan tahu cara mengajar tapi harus peka kalau guru engga nangkap sinyal kebingungan siswa ilmu yang dia punya bisa jadi sia-sia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Margaretha Elintia
      Kelas: 5C PGDS
      Npm: 2386206055

      Saya kira kalau guru melihat siswa bingung itu sudah cukup ternyata harus juga bisa menginterpretasikan kenapa siswa bungung, misalnya siswa bingung karena konsep dasarnya salah atau karena soalnya rumit, kemampuan menganalisis ini yang bikin guru bisa kasih solusi yang benar-benar pas.

      Hapus
    2. Nama: Margaretha Elintia
      Kelas: 5C PGSD
      Npm: 2386206055

      saya izin menambahkan lagi pak, saya baru tahu kalau ada penilitian yang bilang pengetahuan guru SD dan guru SMA/SMP itu beda dimensi, guru SD harus menguasai materi dan cara mengajarnya secara terpadu seperti satu kesatuan sedangkan guru SMA/SMP cara mengajarnya bisa dianggap dua hal yang terpisah.

      Hapus
  33. Nama : Juliana Dai
    NPM : 2386206029
    Kelas : V,B

    Menurut saya, materi tentang Content-Specific Noticing Skills ini keren banget dan sangat penting buat guru matematika zaman sekarang. Intinya, jadi guru itu bukan cuma harus pintar matematika dan tahu cara mengajarnya yang lebih penting adalah kita harus punya mata elang di kelas. Kita harus cepat tanggap melihat sinyal kebingungan siswa, misalnya saat mereka bingung sama konsep pecahan atau aljabar. Keterampilan ini yang membuat kita bisa langsung tahu kenapa mereka bingun, bukan cuma kalau mereka bingung. Jadi, kita bisa langsung kasih bantuan yang pas dan efektif saat itu juga, membuat belajar mereka jadi lebih nyantol. Kalau guru punya kemampuan ini, proses belajar di kelas pasti jadi lebih bermakna dan tidak sekadar menghabiskan jam pelajaran.

    Kemampuan ini nyambung banget sama tren pendidikan yang lagi berkembang, seperti Kurikulum Merdeka yang pengen pembelajaran lebih fleksibel dan sesuai kebutuhan siswa. Di era sekarang, guru dituntut buat lebih personal dalam mengajar, tidak bisa pukul rata. Meskipun sudah ada teknologi yang kasih data nilai siswa, data itu tidak akan ada artinya kalau guru tidak bisa menafsirkannya di lapangan. Jadi, Content-Specific Noticing Skills ini adalah kunci utama untuk membuat pengajaran yang benar-benar fokus pada siswa. Oleh karena itu, menurut saya, pelatihan guru di masa depan harus lebih banyak fokus melatih insting dan daya pengamatan guru di kelas, supaya mereka benar-benar bisa jadi fasilitator belajar yang hebat.

    BalasHapus
  34. Nama : Juliana Dai
    NPM : 2386206029
    Kelas : V,B

    Perdebatan tentang apakah pengetahuan konten matematika dan pengetahuan pedagogis itu menyatu atau terpisah, seperti yang dibahas dalam studi yang Anda lampirkan, menunjukkan betapa kompleksnya menjadi guru. Menurut saya, terlepas dari hasil penelitian yang berbeda-beda antara guru sekolah dasar dan menengah yang mungkin menunjukkan keduanya bisa sangat sulit dibedakan fokus utama tetap harus diarahkan pada keterampilan praktis di kelas, yaitu Noticing Skills. Keterampilan ini, menurut saya, adalah senjata rahasia guru yang menjembatani semua pengetahuan teoritis tadi agar bisa diwujudkan menjadi tindakan nyata. Jadi, tidak peduli seberapa banyak pengetahuan konten dan pedagogis yang dimiliki guru, yang terpenting adalah kemampuan mereka untuk mendeteksi masalah dan meresponsnya secara real-time agar pembelajaran benar-benar terjadi.

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak