Kurikulum Matematika Berbasis HOTS: Mempersiapkan Siswa Menghadapi Tantangan Abad 21


Pendidikan matematika yang efektif tidak lagi hanya berfokus pada kemampuan dasar atau keterampilan kognitif rendah, tetapi juga pada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau High Order Thinking Skills (HOTS). HOTS mengacu pada keterampilan berpikir kritis, kreatif, analitis, dan evaluatif yang sangat penting untuk memecahkan masalah kompleks dan memahami konsep-konsep abstrak dalam matematika. Kurikulum matematika berbasis HOTS mengajak siswa untuk berperan aktif dalam memahami, menganalisis, dan memecahkan masalah secara mandiri. Dalam artikel ini, akan dibahas konsep, manfaat, implementasi, serta tantangan dalam menerapkan kurikulum matematika berbasis HOTS di sekolah.


Konsep High Order Thinking Skills (HOTS) dalam Pembelajaran Matematika

High Order Thinking Skills (HOTS) adalah konsep yang mendorong siswa untuk berpikir melampaui hafalan dan penerapan sederhana, menuju kemampuan analisis, evaluasi, dan sintesis informasi. Menurut Anderson dan Krathwohl (2001), HOTS merupakan kemampuan berpikir yang melibatkan tiga tingkat tertinggi dalam taksonomi kognitif, yaitu analisis, evaluasi, dan penciptaan. Dalam pembelajaran matematika, HOTS memungkinkan siswa untuk memahami konsep secara mendalam dan menerapkannya dalam situasi yang beragam dan kontekstual (Putri & Rahayu, 2021).


Pembelajaran matematika berbasis HOTS berfokus pada kemampuan siswa untuk mengidentifikasi masalah, merencanakan solusi, dan menyusun argumen logis untuk menemukan solusi tersebut. Misalnya, dalam topik persamaan matematika, siswa tidak hanya diminta untuk menyelesaikan persamaan, tetapi juga untuk menganalisis situasi dunia nyata yang dapat diterjemahkan menjadi persamaan matematika, mengevaluasi hasilnya, dan membuat hipotesis berdasarkan temuannya.


Manfaat Kurikulum Matematika Berbasis HOTS

Kurikulum matematika berbasis HOTS memiliki banyak manfaat bagi siswa, khususnya dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan mandiri. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari penerapan kurikulum ini:


Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Analitis: Melalui pembelajaran yang mendorong HOTS, siswa diajak untuk berpikir kritis dan analitis, mengevaluasi solusi, dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan. Mereka belajar untuk tidak menerima informasi begitu saja, melainkan menganalisis dan menilai kebenaran informasi tersebut.


Meningkatkan Kreativitas dan Kemampuan Memecahkan Masalah: Siswa diberi kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai cara dalam menyelesaikan masalah matematika. Ini membantu mereka untuk berpikir kreatif, menemukan solusi inovatif, dan mengembangkan kemampuan memecahkan masalah secara mandiri.


Mempersiapkan Siswa Menghadapi Tantangan Kehidupan Nyata: Keterampilan HOTS sangat relevan untuk kehidupan di luar sekolah, di mana siswa dihadapkan pada berbagai situasi yang memerlukan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan kreatif untuk membuat keputusan yang tepat.


Memotivasi Siswa untuk Belajar Mandiri dan Berkelanjutan: Pendekatan HOTS mendorong siswa untuk tidak hanya mengandalkan guru, tetapi juga untuk mengeksplorasi pengetahuan secara mandiri. Hal ini menciptakan dorongan intrinsik untuk belajar, yang sangat penting untuk perkembangan pendidikan berkelanjutan (Zulkarnain, 2022).


Mengembangkan Kemampuan Komunikasi dan Kolaborasi: Pembelajaran berbasis HOTS sering kali melibatkan kerja kelompok dan diskusi kelas. Ini memungkinkan siswa untuk menyampaikan ide-ide mereka dengan jelas dan bekerja sama dengan teman-teman mereka untuk menyelesaikan masalah secara kolektif.


Implementasi Kurikulum Matematika Berbasis HOTS

Mengimplementasikan kurikulum matematika berbasis HOTS memerlukan pendekatan yang berbeda dari pembelajaran tradisional. Berikut adalah beberapa metode yang dapat digunakan oleh guru untuk mengimplementasikan HOTS dalam pembelajaran matematika:


Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning): Dalam metode ini, siswa diberikan masalah kompleks yang memerlukan analisis mendalam. Mereka diajak untuk mengidentifikasi masalah, merancang strategi pemecahan, dan mengevaluasi hasilnya. Contohnya, dalam pembelajaran geometri, guru dapat meminta siswa untuk merancang bangunan sederhana yang efisien menggunakan prinsip-prinsip geometri.


Proyek Berbasis Penelitian (Research-Based Projects): Siswa diajak untuk melakukan penelitian kecil yang berkaitan dengan topik matematika tertentu, seperti statistik atau probabilitas. Mereka diajak untuk mengumpulkan data, menganalisisnya, dan membuat kesimpulan. Metode ini sangat efektif untuk mengasah keterampilan analitis dan kritis siswa.


Pembelajaran Berbasis Inkuiri (Inquiry-Based Learning): Guru memberikan pertanyaan yang memicu rasa ingin tahu siswa dan mendorong mereka untuk mencari jawaban sendiri. Dalam pembelajaran matematika, misalnya, siswa bisa diminta untuk menjelaskan mengapa konsep tertentu berlaku, serta bagaimana konsep tersebut relevan dalam kehidupan sehari-hari.


Teknik Pemecahan Masalah Terbuka (Open-Ended Problem Solving): Guru dapat memberikan soal-soal terbuka yang memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi berbagai cara penyelesaian. Soal terbuka membantu siswa untuk berpikir kreatif, karena mereka dituntut untuk mencari solusi yang tidak hanya benar tetapi juga efektif dan efisien.


Diskusi Kelompok: Dalam diskusi kelompok, siswa dapat saling bertukar ide dan bekerja sama untuk memecahkan masalah. Diskusi ini memungkinkan siswa untuk melihat masalah dari berbagai perspektif, serta mempraktikkan keterampilan komunikasi dan kerja sama.


Contoh Penerapan HOTS dalam Pembelajaran Matematika

Beberapa contoh penerapan HOTS dalam pembelajaran matematika dapat dilihat pada berbagai topik sebagai berikut:


Statistika dan Probabilitas: Siswa diminta untuk menganalisis data mengenai suatu topik, seperti tingkat konsumsi air di daerah mereka. Mereka dapat mengumpulkan data, membuat grafik, dan melakukan analisis statistik untuk menyimpulkan pola konsumsi.


Aljabar: Guru dapat memberikan situasi nyata, seperti perencanaan anggaran rumah tangga, yang membutuhkan pemahaman tentang variabel dan persamaan aljabar. Siswa diminta untuk merancang persamaan yang menggambarkan situasi tersebut dan memecahkannya.


Geometri: Dalam pembelajaran tentang bangun ruang, siswa dapat diajak untuk merancang objek 3D menggunakan prinsip geometri. Mereka diajak untuk mengkaji berbagai bentuk, ukuran, dan volume untuk mendapatkan desain yang efisien.


Fungsi dan Grafik: Siswa dapat diminta untuk mengidentifikasi pola dari data yang diperoleh dan membuat grafik untuk memvisualisasikan hubungan antarvariabel. Contoh ini bisa diterapkan pada data ekonomi atau cuaca, yang memberikan siswa konteks nyata.


Tantangan dalam Implementasi HOTS dalam Kurikulum Matematika

Meskipun kurikulum berbasis HOTS memiliki banyak manfaat, terdapat beberapa tantangan yang sering dihadapi oleh guru dan siswa dalam penerapannya:


Keterbatasan Pemahaman Guru: Tidak semua guru memiliki pemahaman yang cukup tentang cara mengintegrasikan HOTS dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu, pelatihan guru sangat penting untuk memastikan guru memiliki keterampilan yang diperlukan.


Waktu Pembelajaran yang Terbatas: HOTS membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengajarkan dan mempelajari konsep-konsep secara mendalam. Terkadang, guru merasa terburu-buru untuk menyelesaikan silabus, sehingga sulit untuk memberikan perhatian penuh pada HOTS.


Tingkat Kesulitan Siswa: Tidak semua siswa dapat langsung memahami konsep-konsep tingkat tinggi. Beberapa siswa mungkin membutuhkan lebih banyak waktu dan dukungan untuk memahami cara berpikir yang lebih abstrak dan kompleks.


Keterbatasan Sumber Belajar: Kurikulum HOTS membutuhkan bahan ajar dan sumber belajar yang mendukung, seperti soal-soal HOTS dan alat peraga yang sesuai. Namun, di beberapa sekolah, sumber daya ini mungkin terbatas.


Penilaian yang Sesuai: Penilaian HOTS berbeda dari penilaian tradisional yang hanya mengukur kemampuan menghafal. Oleh karena itu, diperlukan metode penilaian yang mampu mengevaluasi kemampuan berpikir kritis, analitis, dan kreatif siswa secara efektif.


Kurikulum matematika berbasis HOTS merupakan pendekatan penting yang perlu diterapkan di sekolah untuk menghadapi tantangan abad 21. Dengan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan analitis, siswa tidak hanya dibekali dengan keterampilan akademik tetapi juga keterampilan hidup yang penting. Meskipun implementasinya menghadapi berbagai tantangan, seperti keterbatasan pemahaman guru, waktu, dan sumber daya, manfaat dari pendekatan ini jauh lebih besar dalam jangka panjang. Melalui pelatihan guru yang tepat, penggunaan metode pembelajaran inovatif, dan penilaian yang sesuai, kurikulum matematika berbasis HOTS dapat menjadi fondasi untuk membentuk generasi yang cerdas, inovatif, dan siap menghadapi masa depan.

71 Komentar

  1. Nama:Elisnawatie
    Kelas:VD
    NPM:2386206069

    Saya setuju pak dari semua manfaat kurikulum matematika berbasis HOTS. siswa dapat belajar untuk memahami konsep secara lebih mendalam, tidak hanya sekadar mencari jawaban benar, tetapi juga mampu menganalisis masalah, mengevaluasi berbagai kemungkinan solusi, serta menciptakan strategi baru.Serta kemampuan berpikir kritis, kreatif, mandiri, serta kolaboratif adalah bekal penting bagi mereka untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman pak ,Dengan pembelajaran berbasis HOTS, siswa juga lebih termotivasi untuk belajar mandiri, karena mereka diajak untuk aktif mengeksplorasi, bukan hanya menerima informasi.
    Oleh karena itu, saya meyakini bahwa penerapan kurikulum matematika berbasis HOTS tidak hanya meningkatkan kualitas pembelajaran, tetapi juga membentuk siswa yang lebih siap menghadapi persoalan nyata di masa depan.

    BalasHapus
  2. Nama:Elisnawatie
    Kelas:VD
    NPM:2386206069

    Izin bertanya pak

    HOTS melatih siswa untuk lebih mandiri dan berani mencoba berbagai cara dalam menyelesaikan soal. saya pernah mengalami kesulitan ketika soal yang diberikan berbeda dari contoh yang pernah di pelajarin pak, Apa yang biasanya dilakukan ketika menghadapi soal semacam ini, dan bagaimana cara mencari strategi baru agar bisa menemukan solusi?🙏🏻

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
      Npm : 2386206058
      Kelas : VB PGSD

      Izin menjawab pertanyaan dari erisnawati Pak, untuk menghadapi soal baru yang mengarah pada hots kita bisa melakukan pendekatan kritis dan kreatif. Dengan cara mencoba memecahkan masalah menggunakan metode atau strategi yang inovatif. Yang dapat dilakukan dengan menggunakan atau mengerjakan soal secarah bertahap dengan mencari penyelesaian yang mudah dan yang sesuai

      Hapus
  3. Ada pepatah lama yang mengatakan berat dijinjing ringan dipikul, hal ini dapat dilihat dari penerapan kurikulum matematika berbasis HOTS, banyak sekali penerapannya yang melibatkan kolaborasi atau kerja kelompok, hal ini tentunya dapat memotivasi siswa untuk giat belajar karena kegiatan belajarnya dilakukan bersama, masalah diselasaikan bersama, dapat menemukan solusi bersama dan masih banyak manfaat lainnya.
    Menurut saya ini salah satu tips yang dapat membantu siswa lebih cepat memahami Matematika dengan menerapkan kurikulum Matematika berbasis HOTS ini, dari penjelasan diatas yang saya tangkap begitu banyak manfaat dari menerapkan kurikulum matematika berbasis HOTS ini , mulai dari manfaat siswa dilatih untuk berpikir kreatif, kritis,mandiri,dapat menganalisa informasi dengan baik dan masih banyak lagi.

    Kurikulum matematika berbasis HOTS ini pun dapat membentuk karakter siswa untuk belajar mandiri, kolaborasi, belajar kominikasi dengan baik, mampu mempunyai penalaran yang mantap, dan kreativitas, tentunya hal ini tentunnya telah menunjang peserta didik dalam mendapatkan poin pada Dimensi Profil Lulusan yang sekarang sudah mulai diterapkan pada kurikulum
    walaupun ada beberapa tantangan yang cukup serius yang akan dihadapi ketika menerapkan kurikulum ini, namun menurut saya tantangan itu akan dapat dilewati ketika pemerintah mau menunjang dan bekerjasama dalam mencapai pendidikan yang baru yang tentunya siap mengahadapi tantangan abad 21.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Maya Apriyani
      Npm: 2386206013
      Kelas: V.A
      Wah saya sangat setuju dengan tanggapan Alusia pada khususnya paragraf terakhir yaitu di situ Alusia mencantumkan tantangan yang dihadapi pada saat mengimplementasikan matematika berbasis hots ini akan dapat dilewati ketika pemerintah mau menunjang dan bekerjasama dalam mencapai pendidikan yang baru yang di mana tentunya siap menghadapi tantangan di abad 21.
      Pada khususnya itu pada tantangan keterbatasan sumber belajar, yang di mana Menurut pendapat saya pemerintah dapat melakukan support terhadap pendidikan dengan memberikan bantuan-bantuan yang dapat membantu berjalannya kurikulum hots ini, Kemudian pada poin keterbatasan pemahaman guru, yang di mana mungkin pihak sekolah dan pemerintah dapat berkolaborasi untuk membantu guru dalam memberikan pelatihan agar guru memiliki pemahaman yang mendalam terkait kurikulum hots ini. Terima kasih

      Hapus
  4. Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
    Npm : 2386206058
    Kelas : VB PGSD

    Izin berkomentar pak menurut saya, penerapan kurikulum matematika berbasis HOTS sangat penting karena membantu siswa tidak hanya menghafal rumus, tetapi juga berpikir kritis dan kreatif dalam memecahkan masalah kehidupan nyata. Pendekatan seperti problem-based learning dan inquiry-based learning membuat pembelajaran lebih bermakna, karena siswa dilatih untuk menganalisis, mengevaluasi, dan menemukan solusi sendiri. Dengan cara ini, siswa menjadi lebih siap menghadapi tantangan abad 21 yang menuntut kemampuan berpikir tingkat tinggi dan kolaboratif🙏🏻

    BalasHapus
  5. Nama: Yormatiana Datu Limbong
    Npm : 2386206082
    Kelas : VC Pgsd

    Izin menanggapi pak,saya tertarik pada kondisi tertentu dalam pembelajaran matematika berbasis HOTS. Menurut saya,hal ini bisa membantu siswa lebih memahami manfaat matematika pada pembelajaran sehari-hari.Tapi saya penasaran,bagaimana cara guru menyeimbangkan antara soal HOTS dan soal dasar agar semua siswa bisa mengikuti pembelajaran dengan baik?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Erlynda Yuna Nurviah
      Kelas : VB PGSD
      Npm : 2386206035

      izin menjawab pertanyaanya yaa.. cara guru menyeimbangkan antara soal HOTS dan soal dasar bisa dengan:
      Pertama guru bisa memberikan soal dasar sebagai awalan pengerjaan contohnya dalam matematika seperti, operasi hitung penjumlahan, perkalian atau pembagian 12 x 8=..., 345 + 123 =...,
      Kedua guru bisa memulai dengan menaikkan tingkatan soal secara bertahap yang lebih menantang dari dasar ke HOTS contohnya dalam soal operasi hitung, " Pak bagus membeli 330 pack buku tulis, kemudian ia membeli lagi sebanyak 50 pack. Jika harga satu pack buku tulis adalah Rp.14.500 berapa total biaya yang pak bagus keluarkan untuk semua buku tersebut?" Nah dari soal dasar guru bisa mengetahui sejauh mana siswa bisa memahami konsep dasar matematika sedangkan soal HOTS melatih cara analisis siswa terhadap soal yang diberikan.. guru bisa mengkombinasikan antara soal dasar dan HOTS dengan seimbang jadi siswa tetap bisa mengikuti pembelajaran dan mengerjakan soal dengan tepat dan baik. Semoga membantuu

      Hapus
  6. Nama: Zakky Setiawan
    NPM:( 2386206066 )
    Kelas: 5C
    Di abad 21 ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi peserta didik untuk belajar matematika, faktor yang bikin mereka kesulitan dalam matematika sebenarnya malas, dengan adanya hots ini membantu peserta didik memahami matematika, dengan menghafal, awal-awal memang susah mengingat tapi lama-lama peserta didik tuh pasti akan terbiasa

    BalasHapus
  7. Nama: Zakky Setiawan
    NPM:( 2386206066 )
    Kelas: 5C
    Musuh terbesar bagi manusia tuh malas, nah gimana caranya agar mereka tidak malas,apalagi dalam belajar matematika, dengan merencanakan suatu hal agar mendapatkan solusi untuk mengatasi kemalasan tersebut, mungkin bisa di coba untuk setidaknya dalam satu harui mereka belajar matematika 30-45 menit itu sudah cukup untuk memulai kebiasaan mereka, dan perlu mendapatkan dari keluarga ,guru dan teman dekat, bisa saja jika kesusuahan peserta didik melakuka kerja kelompok untuk saling berbagi ilmu biar lebih paham

    BalasHapus
  8. Nama:Syahrul
    npm;2386206092
    Kelas:5D

    HOTS tidak hanya dianggap sebagai tuntutan kurikulum,tapi juga sebagai cara untuk memotivasi siswa agar tidak melulu bergantung pada guru,tapi semangat mereka untuk eksplorasi pengetahuan sendiri. Pembelajaran berbasis HOTS ini, seperti melalui proyek penelitian menurut juga bagus banget karena bisa melatih siswa untuk bekerjasama dan mengomunikasikan ide mereka.Ini mengartikn kalau matematika tuh bukan lagi sekadar angka di buku,tapi sebagai alat untuk memecahkan masalah sehari hari.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama:Elisnawatie
      NPM:2386206069
      Kelas:5D
      Pendapat yang disampaikan Syahrul sangat sejalan dengan pemahaman saya. HOTS bukan hanya tuntutan kurikulum, tetapi menjadi cara penting untuk mendorong siswa lebih mandiri dalam belajar dan berani mengeksplorasi pengetahuan sendiri. Melalui pembelajaran berbasis proyek dan kegiatan penelitian, siswa tidak hanya belajar berhitung, tetapi juga berlatih bekerja sama, berkomunikasi, dan menggunakan matematika sebagai alat untuk memecahkan masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari. Ini menunjukkan bahwa matematika memiliki makna yang jauh lebih luas daripada sekadar angka dan rumus di buku pelajaran.

      Hapus
  9. Nama:syahrul
    Kelas:5D
    Npm:2386206092

    Menerapkan HOTS ini juga pasti nggak gamapang karena memiliki beberapa tantangan yang realistis. Kayak guru sering terburu-buru mengejar silabus sehingga waktu untuk mengajarkan konsep secara mendalam dengan pendekatan HOTS jadi terbatas. Belum lagi tidak semua siswa bisa langsung ngerti dengan konsep berpikir tingkat tinggi,jadi pasti butuh waktu dan support lebih.Tantangan lain juga pasti ada kayak ketersediaan sumber belajar yang mendukung HOTS serta pemahaman guru itu sendiri tentang cara menerapkan HOTS dalam pengajaran.Jadi meskipun manfaatnya besar, keberhasilan HOTS ini sangat bergantung pada pelatihan guru yang memadai dan kesiapan sekolah untuk menyediakan waktu dan sumber daya yang cukup.

    BalasHapus
  10. Nama : Oktavia Ramadani
    Npm : 2386206086
    Kelas : 5D

    materi ini sangat relevan dengan dunia Pendidikan , terutama di era abad ke 21 yang menuntut untuk kemampuan berfikir kritis, kreatif dan juga kolaboratirf serta komunikatif, pembelajaran matematika saat ini tidak lagi cukup , hanya befokus pada penguasaan rumus dan prosedur saja tetapi harus mampu mengembangkan keterampilan berfikir tingkat tinggi (HOTS) , agar siswa mampu untuk menghadapi berbagai persoalan nyata secara analitis dan inovatif, HOTS juga tidak hanya sekedar tujuan akademik saja , tetapi juga merupakan life skills , dalam pembelajaran matematika ini HOTS membantu siswa memahami konsep secara mendalam , serta menerapkan pengetahuan pada konteks kehidupan sehari - hari , pendekatan ini menjadikan matematika lebih bermakna bukan hanya sekedar untuk hafalan angka dan simbol saja. Beragam metode implementasi yang konkret seperti problem based learning, inquiry based learning dan open ended problem solving , strategi ini sangat efektif untuk mendorong siswa untuk bepikir kritis dan mandiri, dengan cara ini siswa bukan hanya mengerjakan soal saja tetapi juga menemukan , menalar, dan mencipta.

    BalasHapus
  11. Nama : Oktavia Ramadani
    Npm : 2386206086
    Kelas : 5D

    saya izin menambahkan bahwa pembelajaran matematika berbasis HOTS itu befokus pada kemampuan siswa untuk mengidentifikasi masalah , mencari soluso dan Menyusun argument yang logis untuk menemukan solusi tersebut , Tantangan besar dalam penerapan HOTS , terutama keterbatasan pemahaman guru, Waktu belajar yang sempit , serta sumber belajar yang kurang mendukung, hal ini memang menjadi realitas di banyak sekolah di Indonesia , oleh karena itu , perlu adanya pendampingan , pelatihan kompetennsi guru , agar mereka mampu membuat pembelajaran yang mendorong bepikir tingkat tinggi tanpa meninggalkan keseimbangan antara konsep dan juga praktik.

    BalasHapus
  12. Nama: Maya Apriyani
    Npm: 2386206013
    Kelas: V.A

    Saya sangat setuju dengan adanya matematika berbasis HOTS ini.
    HOTS bukan hanya tentang hafalan dan hal-hal yang sederhana namun melibatkan kemampuan yang lebih tinggi yang di mana diminta untuk menganalisis mengevaluasi kemudian menciptakan yang di mana kegiatan ini akan membantu siswa untuk memahami lebih dalam dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
    Pada matematika host ini lebih mendorong siswa untuk dapat menyelesaikan suatu permasalahan dengan menggunakan langkah-langkah kemudian dapat menerapkannya.
    Adapun manfaat dari kita menerapkan matematika berbasis host ini yang pertama tentunya siswa akan lebih berpikir berpikir kritis tentang apa yang akan terjadi dan memikirkan dampak-dampak ke depannya. Kemudian siswa diberikan kebebasan untuk mencari cara bagaimana untuk menyelesaikan suatu permasalahan matematika, Nah karena dalam pembelajaran berbasis sosial ini sangat berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari maka siswa akan dapat menyelesaikan tantangan yang akan mereka hadapi di luar sekolah, Kemudian pada pembelajaran host ini bukan hanya guru yang menjadi sumber pengetahuan melainkan siswa juga menggali pengetahuan mereka sendiri dan guru hanya sebagai fasilitator.
    Ada beberapa cara yang dapat guru lakukan untuk menerapkan pembelajaran matematika berbasis hots ini di sekolah dasar Contohnya seperti pembelajaran yang berbasis masalah, kemudian pembelajaran berbasis inkuiri diskusi kelompok, ternyata di sekolah dasar pada saat ini tuh sudah mulai menerapkan matematika berbasis hots.
    Ternyata dalam mengimplementasikan matematika berbasis hots ini ada beberapa tantangannya salah satunya itu tidak semua guru itu mengetahui bagaimana cara mengimplementasikannya sehingga perlunya pelatihan-pelatihan, dan dalam pembelajaran hots ini membutuhkan pemahaman yang mendalam sehingga pada saat melakukan penerapan membutuhkan waktu yang sangat panjang, dan juga dalam melakukan penerapan ini tidak semua siswa itu memiliki Tingkat kemampuan berpikir yang tinggi, dan khususnya untuk di sekolah-sekolah yang berada di area-area yang tertinggal pastinya akan kesusahan untuk menerapkannya karena membutuhkan alat-alat peraga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Maya Apriyani
      Npm: 2386206013
      Kelas: V.A

      saya izin bertanya, Saya izin bertanya Menurut pendapat saya dalam melakukan penerapan belajar matematika berbasis HOTS ini atau berpikir tingkat tinggi agak sulit diterapkan apalagi misalnya siswa yang kita ajarkan itu sulit untuk memahami pembelajaran yang kita ajarkan. Bagaimana cara kita ataupun solusi yang dapat kita lakukan agar pembelajaran ini tetap berjalan dan tetap efektif? terima kasih

      Hapus
    2. Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
      Npm : 2386206058
      Kelas : 5B PGSD

      Maya izin menjawab yah. Menurut aku, memang bener sih kalau pembelajaran matematika berbasis HOTS itu gak selalu gampang diterapkan, apalagi buat siswa yang masih kesulitan sama konsep dasar. Tapi menurutku juga bukan berarti gak bisa, cuma perlu cara yang lebih santai dan pelan-pelan aja. Misalnya, guru bisa mulai dari contoh yang deket sama kehidupan sehari-hari biar siswa lebih paham dulu dasarnya.
      Terus, bisa juga dibikin seru lewat diskusi kelompok atau proyek kecil, jadi mereka gak cuma mikir sendiri tapi juga bisa tukeran ide sama temen. Dengan cara kayak gitu, menurut aku belajar tetap bisa efektif dan gak bikin siswa ngerasa stres🙏🏻😊

      Hapus
    3. Hallo ka Maya saya izin menanggapi pertanyaanya ya.

      Bener banget pendapat yang disampaikan ke Maya.
      Memang penerapan pembelajaran matematika berbasis hots ini merupakan tantangan bagi guru ketika mendapatkan siswa yang sulit memahami pembelajaran yang kita ajarkan.
      Namun semua itu ada solusi atau jalan keluarnya untuk bisa menyelesaikan permasalahan tersebut.
      Kalau menurut saya nih untuk membantu siswa yang sulit memahami pembelajaran matematika yang berbasis hots guru bisa menyederhanakan penjelasannya, biasanya siswa kadang merasa sulit memahami pembelajaran karena bahasa atau cara dalam pembelajaran diterapkan guru itu sulit dipahami bagi siswa tersebut karena, menggunakan cara-cara yang terlalu kompleks dan penjelasan yang menggunakan bahasa tinngi untuk usia mereka.
      Selain itu juga guru bisa mencari tahu kendala apa yang sulit dipahami oleh siswa tersebut, dengan cara mendekati siswa tersebut menanyakan hal apa atau bagian mana nak yang belum kamu pahami?
      Lalu guru bisa mengarahkan dan membantu siswa tersebut untuk memahami bagian yang belum dipahami.
      Guru juga bisa menggunakan pembelajaran yang menggunakan media-media interaktif atau visual untuk lebih dalam lagi menjelaskan bagian-bagian konkrit melalui media visual agar siswa dapat mengerti tentang penjelasan dalam pembelajaran matematika ini.
      Guru juga bisa mengaitkan pengalaman siswa untuk dimasukkan ke pembelajaran agar siswa mudah meresapi pembelajaran dan mengerti pembelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut karena pembelajaran itu dikaitkan sma kebiasaan atau kegiatan sehari-hari siswa.
      Dan yang terakhir guru bisa memulai memberikan sedikit perhatian yang lebih kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar dalam pembelajaran matematika berbasis hots ini dengan cara memberikan soal atau tugas tambahan mulai dari tingkatan rendah, sedang, dan tinggi agar dapat melatih tahapan-tahapan memahami pembelajaran matematika berbasis hots ini.

      Guru juga bisa memberikan dukungan atau motivasi kepada siswa yang memiliki kesulitan belajar untuk terus lebih giat lagi belajar, lebih memperhatikan lagi penjelasan dari guru, dan lebih banyak berlatih mengerjakan soal-soal di rumah, serta bisa memanfaatkan teknologi di rumahnya untuk melihat pembelajaran-pembelajaran matematika di internet agar membantu dia memahami pembelajarannya.

      semoga bermanfaat ka....

      Hapus
  13. Nama: Nanda Vika Sari
    Npm: 2386206053
    Kelas: 5B PGSD

    Setelah saya membaca materi ini, ternyata pada materi ini memberikan pemahaman yang cukup mendalam mengenai betapa pentingnya penerapan High Order Thinking Skills (HOTS) dalam kurikulum matematika sebagai upaya menyiapkan generasi yang bisa berfikir kritis, kreatif, dan adaptif terhadap perubahan zaman. Konsep HOTS yang dijabarkan terutama pada taksonomi Anderson dan Kratwol (2001), menegaskan bahwa pembelajaran matematika seharusnya mendorong siswa untuk menganalisis, mengevaluasi , dan menciptakan bukan sekedar menghafal rumus/prosedur.

    BalasHapus
  14. Nama: Nanda Vika Sari
    Npm: 2386206053
    Kelas: 5B PGSD

    Izin menanggapai pak, setelah saya baca materi ini ternyata pada materi ini penulis juga realistis mengemukakan tantangan-tantangan implementasi, seperti keterbatasan pemahaman guru, waktu, dan sumber daya. Ini merupakan poin penting, dikarenakan keberhasilan pada penerapan HOTS sangat amat bergantung pada kesiapan guru dan dukungan dari sistem pendidikan. Tanpa adanya pelatihan yang memadai dan evaluasi yang sesuai, maka HOTS mungkin bisa menjadi konsep ideal yang sulit diwujudkan/diterapkan di kelas nyata.

    BalasHapus
  15. Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
    Npm : 2386206058
    Kelas : VB PGSD

    Izin menanggapi pak. Setelah membaca kembali pak , mnurut saya kurikulum matematika berbasis HOTS itu memang penting banget. Soalnya, lewat HOTS siswa bukan cuma disuruh ngafal rumus, tapi juga diajak mikir, nyambungin konsep, terus nyari jalan keluar dari masalah yang dekat sama kehidupan sehari-hari. Model belajar kayak problem-based learning sama inquiry-based learning ini bikin pelajaran matematika jadi lebih terasa buat siswa, karena mereka diajak nyari tahu sendiri, berdiskusi, dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan jawaban. Dari situ pak, kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kerja samanya juga ikut terlatih. Kalau pendekatan seperti ini konsisten dipakai di kelas, menurut saya siswa bakal lebih siap menghadapi tantangan abad 21 yang butuh orang-orang yang bisa berpikir tingkat tinggi, nggak gampang percaya begitu saja, dan bisa bekerja sama dengan orang lain.
    Terimakasih 🙏

    BalasHapus
  16. Nama:Arjuna
    Kelas:5A
    Npm:23862060
    Menurut saya, pembelajaran matematika pada masa sekarang memang sudah sewajarnya tidak hanya berfokus pada kemampuan dasar saja. Siswa perlu dilatih untuk berpikir lebih kritis, kreatif, dan analitis agar siap menghadapi tantangan abad 21.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama:Elisnawatie
      Kelas:5D
      NPM:2386206069

      haloo Arjuna apa yang kamu sampaikan benar sekali, Pembelajaran matematika di masa sekarang memang tidak cukup hanya menekankan kemampuan dasar seperti menghitung atau menghafal rumus. Siswa perlu dilatih untuk berpikir kritis, kreatif, dan analitis agar mereka mampu menghadapi berbagai tantangan di abad 21 yang menuntut pemecahan masalah, inovasi, dan kemampuan mengambil keputusan yang baik. Dengan pembelajaran yang lebih bermakna dan melatih cara berpikir tingkat tinggi, matematika akan benar-benar menjadi bekal penting bagi kehidupan mereka di masa depan.

      Hapus
  17. Terima kasih bapak Materi ini memiliki potensi besar untuk mempersiapkan siswa. Namun, penting untuk memastikan bahwa strategi penilaian juga selaras sepenuhnya dengan HOTS, bukan hanya menguji ingatan. Bagaimana kita bisa secara konsisten mengukur kemampuan siswa untuk menerapkan dan menganalisis, sehingga tujuan mempersiapkan mereka menghadapi tantangan abad ke-21 benar-benar tercapai?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Nabilah Aqli Rahman
      NPM : 2386206125
      Kelas : 5D PGSD

      Hai Rakinah! aku izin jawab pertanyaan kamu yaa 😃

      Tadi habis aku baca pertanyaan kamu terus aku searching-searching lagi supaya memperkuat pemahaman aku. Dari yang sudah aku baca, biar konsisten ngukur kemampuan siswa dalam mnerapkan dan menganalisis, kuncinya itu ada di soal dan cara menilainya. Kita sebagai guru jangan buat soal yang jawabannya cuma buat anak ngafal rumus, tapi soal yang kita buat harus bikin siswa mikir. Misalnya menyelesaikan masalah sehari-hari pakai konsep atematika. Dari situ guru bisa liat proses berpikir siswa. Bukan cuma dari jawaban akhirnya.

      Kalau ini dilakukan terus menerus, siswa bakal terbiasa tuh untuk berpikir kritis dan siap deh untuk menghadapi tantangan abad 21.

      Cmiiw yaa guys 😀

      Hapus
  18. Nama : Andi Nurfika
    NPM : 2386206017
    Kelas : VB PGSD


    Setelah membaca materi di atas saya mengetahui bahwa kurikulum matematika berbasis hots ini intinya mengajak siswa untuk nggak cuma hafal rumus, tapi benar-benar ngerti cara mikir di balik soal itu. Di zaman sekarang, kemampuan kayak gini memang penting karena siswa bakal ketemu masalah yang lebih kompleks ke depannya. Dengan hots siswa belajar menganalisis menyusun strategi dan mengambil keputusan yang logis. Pembelajaran jadi lebih hidup karena mereka diajak aktif berpikir bukan cuman menerima materi akhirnya siswa lebih siap menghadapi tantangan dunia nyata.

    BalasHapus
  19. Nama : Andi Nurfika
    NPM : 2386206017
    Kelas : VB PGSD


    Walaupun konsep hots itu bagus, penerapannya di kelas memang punya tantangan tersendiri. Guru perlu benar-benar paham cara menyusun soal dan aktivitas yang mendorong siswa berpikir tingkat tinggi. Jadi waktu belajar yang terbatas juga sering bikin proses pembelajaran kurang maksimal titik belum lagi kalau siswa masih kesulitan memahami konsep dasar, pasti lebih susah naik ke tingkat analisis atau evaluasi. Tapi kalau tantangan-tantangan ini bisa diatasi, hasil pembelajarannya bakal jauh lebih bermakna.

    BalasHapus
  20. Nama : Andi Nurfika
    NPM : 2386206017
    Kelas : VB PGSD


    Jadi manfaat dari kurikulum berbasis hots ini sebenarnya kerasa banget buat perkembangan cara berpikir siswa. Mereka jadi lebih kritis, kreatif, dan lebih berani mencoba berbagai pendekatan dan menyelesaikan soal-soal yang lebih sulit. Selain itu, kemampuan kerjasama dan komunikasi jauh lebih terlatih melewati diskusi atau kerja kelompok siswa jadi terbiasa belajar mandiri dan enggak terlalu bergantung pada guru titik semua ini bikin mereka lebih percaya diri menghadapi pembelajaran matematika maupun di kehidupan sehari-hari mereka di rumah ataupun di sekolah.

    BalasHapus
  21. Nama:Erfina feren heldiana
    kelas:5c
    npm:2386206065

    Izin bertanya, Pak. Kalau targetnya melatih siswa berpikir kritis dan kreatif, bagaimana caranya memastikan semua siswa benar-benar bisa mengikuti, terutama yang kemampuan dasarnya masih belum kuat? Soalnya kadang praktik di kelas itu nggak semudah teori, apalagi kalau waktu pembelajarannya juga terbatas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo ka Erfina saya izin menanggapi pertanyaannya ya.

      Menurut saya kalau memang targetnya melatih siswa untuk berpikir kritis dan kretaif terus untuk memastikan siswa benar-benar mengikuti, terutama kemampuan dasar yang masih belum kuat, guru bisa melakukan pembelajaran yang bisa memancing siswa untuk menyampaikan pendapat dan berpikir kreatif serta kritis dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan pemantik yang kita berikan. Dengan cara pertanyaan pemantik tersebut harus bisa dikaitkan dengan kehidupan nyata siswa secara konseptual, agar menarik perhatian siswa untuk bercerita menyampaikan pendapatnya nah, dengan cara tersebut guru sudah melatih siswa untuk berpikir kritis dan kreatif karena siswa bisa mengungkapkan argumennya terkait pertanyaan dari seorang guru .
      Guru juga bisa membuat metode pembelajaran secara berkelompok untuk bisa melatih siswa berpikir kritis dan kreatif dalam memecahkan masalah lalu meminta siswa untuk presentasikan hasil dari kerja kelompok mereka ,dan bisa membuat peraturan untuk setiap kelompok dapat memberikan pertanyaan atau sanggahan terkait pemaparan yang telah disampaikan kelompok lainnya.
      Guru juga bisa benar-benar melatih siswa untuk dapat memecahkan masalahnya secara mandiri dan bisa berkolaborasi dengan teman-temannya. Guru juga bisa melakukan evaluasi terkait pembelajaran untuk mengukur bagaimana kemampuan dasar siswa ketika melakukan pembelajaran yang bertujuan melatih siswa berpikir kritis dan kreatif dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan yang cukup menantang dan juga memberikan soal-soal latihan yang dapat membantu siswa untuk berpikir kritis seperti soal-soal dalam pertanyaan-pertanyaan yang kompleks dan jangan lupa juga guru melakukan refleksi agar siswa dapat mengukur kemampuan berpikir kritis dan kreatif dirinya sendiri.

      Selain itu guru bisa memberikan tugas berbentuk proyek atau praktik seperti membuat mind mapping dalam pembelaran matematika agar anak didik berpikir kreatif tentang bagaiman mereka menggunakan tema atau desain dalam pembuatan mind mapping tersebut.

      semoga bermanfaat....

      Hapus
    2. Nama : Nabilah Aqli Rahman
      NPM : 2386206125
      Kelas : 5D PGSD

      Hai Erfina! Aku izin mau jawab pertanyaan kamu juga yaa 😃

      Kalau menurut aku yaa, supaya semua siswa bisa ikut mikir kritis dan kreatif meskipun kemampuan dasarnya beda-beda, caranya mulai dari hal yang paling sederhana aja dulu. Contoh nih, guru bisa kasih soal atau aktivitas yang bertahap. Dari yang mudah, pelan-pelan naik ke yang lebih menantang. Jadi siswa yang masih `lemah` ga langsung kaget.

      Terus tuh juga penting banget untuk bikin suasana kelas yang seru dan interaktif. Misalnya lewat diskusi kelompok atau permainan sederhana, supaya siswa belajar bareng dan saling bantu. Menurut aku yaa, meskipun waktunya terbatas, semua siswa tetap aktf dan terbiasa deh untuk berpikir kritis dan kreatif.

      cmiiiw guys 😀

      Hapus
    3. Nama:Elisnawatie
      NPM:2386206069
      Kelas:5D
      haloo izin menjawab juga yaa erfina Untuk melatih siswa berpikir kritis dan kreatif, memang tantangannya adalah bagaimana semua siswa bisa mengikuti, terutama yang kemampuan dasarnya masih lemah. Supaya tidak ada yang tertinggal, guru bisa melakukan beberapa cara:
      1. Mulai dari hal sederhana
      2. Berikan bimbingan bertahap (scaffolding)
      3. Manfaatkan kerja kelompok
      4.Gunakan konteks nyata
      5.Apresiasi proses, bukan hanya jawaban
      HOTS memang butuh latihan, tapi bukan berarti hanya untuk siswa yang pintar saja. Dengan langkah bertahap, dukungan yang tepat, dan soal yang bermakna, semua siswa bisa ikut belajar berpikir kritis dan kreatif meskipun kemampuan awal mereka berbeda-beda.

      Hapus
  22. Nama : Miftahul Hasanah
    Kelas : 5C
    Npm : 2386206040

    Setelah saya membaca penjelasan tentang kurikulum matematika berbasis HOTS, saya jadi penasaran… kalau kondisi siswa di kelas masih banyak yang kesulitan memahami konsep dasar, apakah penerapan HOTS tetap bisa jalan? Atau ada tahapan tertentu yang harus dipenuhi dulu sebelum masuk ke soal-soal tingkat tinggi? Karena kadang realitanya, kemampuan siswa cukup beragam dan takutnya mereka malah makin kewalahan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo ka Miftahul saya izin menanggapi pertanyaanya ya.
      Saya pernah membaca isi uraian pada website ini juga dengan judul "jangan panik kalau nggak bisa kerjain soal matematika", nah ada kata-kata yang sangat menarik dan memiliki keterkaitan dengan pertanyaan Kak Miftahul ini, yaitu kalau kita atau peserta didik tidak memahami konsep dasar matemaika maka ketika menemukan permasalahan atau soal dalam pembelajaran matematika akan terlihat seperti tembok besar.
      Jadi menurut saya ketika guru mengalami permasalahan atau kondisi ini lebih baik penerapan matematika berbasis hots itu ditunda dulu, guru sebaiknya memperkuat pemahaman konsep dasar terlebih dahulu kepada siswa baru melakukan penerapan matematika berbasis hots.
      Karena siswa akan bisa mengerjakan soal berbasis hots ketika sudah menguasai konsep dasar dalam matematika untuk menjawab soal-soal berbasis hots dalam pembelajaran matematika .
      Maka dari itu pemahaman pada konsep harus benar-benar menjadi tahapan awal yang harus dipenuhi dulu agar tidak mempersulit pembelajaran baik itu untuk guru ataupun bagi siswa sendiri.

      Semoga bermanfaat...

      Hapus
    2. Nama : Nabilah Aqli Rahman
      NPM : 2386206125
      Kelas : 5D PGSD

      Hai Mifahul! aku izin mau jawab pertanyaan kamu juga yaa 😃

      Dari apa yang sudah aku baca dari artikel ini, dan aku sudah searching-searching juga barusan. HOTS ini tetap bisa kok dijalankan meski bertahap. Jadi jangan langsung kasih siswa soal yang tinggi (sulit), tapi mulai dari penguatan konsep dasar dulu, baru deh pelan-pelan naik ke soal yang lebih sulit. Aku yakin deh, dengan cara ini, siswa ga merasa kewalahan dan tetap bisa ikut berkembang sesuai sama kemampuannya masing-masing.

      Intinya, HOTS itu bukan berarti langsung ke soal yang sulit, tapi bagaimana guru bisa mengarahkan siswa untuk berpikir lebih kritis, kreatif dengan langkah yang pas.

      cmiiw guys 😀

      Hapus
  23. Nama : Maria Ritna Tati
    NPM : 2386206009
    Kelas : V A PGSD

    Izin menanggapi terkait dengan materi ini materi ini sangat relevan dengan tantangan pendidikan di abad ke-21.dengan menekankan pentingnya keterampilan berpikir tingkat tinggi HOTS, kurikulum matematika berbasis HOTS mempersiapkan siswa untuk menghadapi masalah-masalah kompleks dan tantangan-tantangan nyata di dunia nyata.saya suka bagaimana materi ini memberikan contoh-contoh konkret tentang bagaimana HOTS bisa diterapkan dalam pembelajaran matematika.
    kurikulum matematika berbasis HOTS adalah pendekatan penting untuk mempersiapkan siswa menghadapi tantangan abad ke-21.dengan mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan analitis, kurikulum matematika berbasis HOTS membantu siswa untuk menjadi pemecah masalah yang efektif dan inovatif.

    BalasHapus
  24. Nama : Maria Ritna Tati
    NPM : 2386206009
    Kelas : V A PGSD

    Tambahan lagi tentang materi ini saya setuju dengan pendapat bahwa kurikulum matematika berbasis HOTS memerlukan pendekatan yang berbeda dari guru dan penyiapan yang cermat. guru perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang konsep-konsep matematika, serta keterampilan dalam merancang pembelajaran yang mendorong siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan analitis.
    penerapan kurikulum matematika berbasis HOTS memerlukan pendekatan yang berbeda dari guru dan penyiapan yang cermat. guru perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang konsep-konsep matematika, serta keterampilan dalam merancang pembelajaran yang mendorong siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan analitis.jadi tuh, guru juga perlu menyediakan sumber belajar yang relevan dan mendukung, serta memberikan penilaian yang mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.

    BalasHapus
  25. Nama: Nur Sinta
    NPM: 2386206033
    Kelas: 5B PGSD

    Menurut saya penerapan kurikulum matematika berbasis HOTS sangat penting dan relevan dengan pembelajaran di era modern sekarang dimana siswa dituntut untuk berpikir kritis, mampu memecahkan masalah kompleks dan kreatif serta dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan informasi yang sangat pesat. Melalui pembelajaran matematika berbasis HOTS siswa di latih untuk mengidentifikasi masalah, merencanakan solusi dan menyusun argumen logis untuk menemukan solusi, jika diimplementasikan dengan tepat kurikulum matematika berbasis HOTS tidak hanya meningkatkan kemampuan akademik tetapi juga menjadi fondasi bagi generasi yang akan membentuk kompetensi penting abad 21 yaitu cerdas, kertivitas, kolaborasi, pemikiran kritis dan siap menghadapi masa depan.

    BalasHapus
  26. Nama:bella ayu pusdita
    Kelas:5d
    Nim:2386206114
    Setalah saya baca dan saya pahami dari Materi yang disampaikan diatas mengenai Kurikulum Matematika Berbasis HOTS adalah pembahasan yang tepat waktu, komprehensif, dan sangat relevan dengan tuntutan pendidikan di Abad ke-21. Artikel ini berhasil menyajikan esensi mengapa pembelajaran matematika harus bergeser dari fokus pada kemampuan kognitif rendah (hafalan dan penerapan sederhana) menuju keterampilan berpikir tingkat tinggi (analisis, evaluasi, dan kreasi). materi ini adalah advokasi yang kuat dan terstruktur untuk reformasi kurikulum matematika. Materi ini menggarisbawahi bahwa matematika bukan sekadar mata pelajaran, melainkan media penting untuk mengembangkan kecerdasan, inovasi, dan kesiapan siswa dalam menghadapi kompleksitas dunia nyata.

    BalasHapus
  27. Nama:bella ayu pusdita
    Nim:2386206114
    Kelas:5d
    Mau sedikit bertanya juga pak tentang materi ini Mengingat bahwa salah satu tantangan terbesar dalam implementasi HOTS adalah "Penilaian yang Sesuai" dan "Keterbatasan Pemahaman Guru" dalam mengintegrasikan HOTS:
    Apa kriteria atau karakteristik utama yang membedakan soal-soal HOTS yang efektif dari soal-soal kognitif tingkat rendah (LOTS) dalam konteks ujian matematika, dan bagaimana mekanisme pelatihan guru dapat diperkuat untuk memastikan guru mampu menyusun dan mengevaluasi soal-soal HOTS yang benar-benar mengukur kemampuan analisis, evaluasi, dan kreasi?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Nabilah Aqli Rahman
      NPM : 2386206125
      Kelas : 5D PGSD

      Hai Bella 🤩
      Aku izin mau jawab pertanyaan kamu yaa

      Ini aku jawabnya sesuai sama pemahaman dari apa yang sudah disampaikan di artikel ini, jadi kalau seandainya aku masih keliru atau kurang tepat, teman-teman boleh bantu korekso yaa.

      Jadi, soal HOTS sama soal LOTS itu beda banget. Tadi sebelum ngetik jawaban ini aku searching dulu informasi tentang LOTS karena jujur aku gatau dan di artikel ini ga ada bahas tentang LOTS 😀
      Dari yang sudah aku baca, biasanya soal LOTS itu cuma minta siswa untuk mengingat atau menghitung langsung, kalau HOTS justru mengajak siswa mikir lebih dalam. Jadi, kriteria utama soal HOTS yang efektif adalah mampu bikin siswa berpikir kritis, kreatif, dan problem solving, bukan sekedar hafal rumus.

      Dan supaya guru bisa buat soal HOTS yang mantap, pelatihannya harus praktis dan berkelanjutan. Misalnya, lewat workshop, dan masih banyak tuh pelatihan untuk guru lainnya. Dengan mekanisme pelatihan yang kuat, guru pasti jadi terbiasa menyusun dan mengevaluasi soal.

      Cmiiw guys 😀

      Hapus
  28. Nama : Nabilah Aqli Rahman
    NPM : 2386206125
    Kelas : 5D PGSD

    Menurut pandangan saya sebagai calon guru, Kurikulum berbasis HOTS ini memang sesuai banget untuk diterapkan di era sekarang. Karena, ngajak siswa untuk mikir kalau belajar matematika tuh ga cuma soal hafal rumus doang. Seperti yang sudah di jelaskan tadi, siswa dilatuh untuk mikir kritis, kreatif, dan bisa nyari solusi dari masalah kehidupan nyata.

    Jadi matematika bukan lagi sekedar angka di papan tulis, tapi jadi bekal penting untuk menghadapi dunia di abad 21 ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Komentar Nabilah yang ini sangat mendukung karena ia berpendapat bahwa Kurikulum HOTS sesuai banget untuk era sekarang karena melatih siswa berpikir kritis, kreatif, dan bisa nyari solusi dari masalah kehidupan nyata. Tambahan dari saya, ini benar-benar mewujudkan tujuan utama HOTS yaitu Mempersiapkan Siswa Menghadapi Tantangan Kehidupan Nyata. Dengan fokus pada kemampuan analitis dan pemecahan masalah, siswa diajak melihat Matematika tidak cuma angka di papan tulis, tapi sebagai alat untuk membuat keputusan yang tepat dalam berbagai situasi. Jadi, kemampuan berpikir yang ia sebutkan itu adalah bekal yang jauh lebih penting daripada sekadar hasil ujian.

      Hapus
  29. Nama : Nabilah Aqli Rahman
    NPM : 2386206125
    Kelas : 5D PGSD

    Manfaatnya juga pasti bakal lebih terasa tuh. Siswa jadi lebih akitf, berani berpendapat, dan terbiasa mikir dari berbagai sudut pandang. Nah, seperti yang sudah di jelaskan di tulisan Pak Nurdin juga, ga cuman manfaatnya aja yang banyak, tapi tantangannya juga ada. Meski pun begitu, menurut saya yaa, kalau HOTS ini diterapkan dengan konsisten, hasilnya pasti jadi luar biasa!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Komentar Nabilah yang kedua ini sangat jeli karena ia menyoroti bahwa HOTS membuat siswa lebih aktif, berani berpendapat, dan mengakui bahwa tantangannya juga ada. Tambahan saya, tantangan terbesar yang harus diatasi, seperti yang disinggung Nabilah, adalah Penilaian yang Sesuai. Guru harus berhenti menggunakan tes yang cuma mengukur hafalan, dan mulai menggunakan metode penilaian yang mampu mengevaluasi kemampuan analisis, evaluasi, dan kreasi siswa secara efektif. Dengan penilaian yang benar, guru bisa memastikan bahwa upaya siswa untuk berani berpendapat dan berpikir dari berbagai sudut pandang seperti yang Nabilah katakan benar-benar dihargai dan dievaluasi.

      Hapus
  30. Nama: Imelda Rizky Putri
    Npm:2386206024
    Kelas:5B

    Pada materi ini menjelaskan kalau matematika bukan cuma soal angka tapi lebih ke kumpulan ide-ide yang abstrak dan teratur, jadi, matematika seperti “bahasa“ yang dipakai buat menjelaskan pola, hubungan, sama struktur yang ada di sekitar kita. Keren sih, karena dari hal yang kelihatan rumit, matematika bisa membantu pola pikir yang sistematis dan rapi, pas banget untuk melatih cara berpikir kritis dan logis.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Komentar Imelda ini sangat cerdas karena ia menyimpulkan bahwa Matematika adalah bahasa yang dipakai untuk menjelaskan pola dan struktur yang melatih cara berpikir sistematis dan logis. Sebagai tambahan saya, pandangan ini harus diterapkan dalam Kurikulum HOTS melalui metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri (Inquiry-Based Learning). Guru dapat memberikan pertanyaan yang memicu rasa ingin tahu siswa, dan meminta mereka menjelaskan mengapa sebuah konsep berlaku serta bagaimana konsep itu relevan di kehidupan sehari-hari. Metode ini secara langsung melatih berpikir kritis dan logis yang Imelda sebutkan, karena siswa dipaksa mencari jawaban sendiri, bukan cuma menerima informasi dari guru.

      Hapus
  31. Nama : Reslinda
    Kelas : 5C Pgsd
    Npm : 2386206067

    Jadi Pak di zaman sekarang, siswa memang perlu lebih dari sekadar bisa menghitung. Mereka harus berpikir kritis, memecahkan masalah, dan melihat suatu konsep dari berbagai sudut pandang. Pendekatan HOTS ini menurut saya membantu banget karena membuata matematika lebih bermakna dan relevan dengan kehidupan nyata. Artikel ini ngingetin kita bahwa pembelajaran matematika harus melatih cara berpikir, bukan hanya menghafal rumus.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Komentar Reslinda ini sangat mendukung karena ia menyimpulkan bahwa di zaman sekarang, siswa harus bisa berpikir kritis, memecahkan masalah, dan melihat konsep dari berbagai sudut, serta mengakui HOTS membuat Matematika bermakna dan relevan. Sebagai tambahan, salah satu tantangan yang muncul saat menerapkan HOTS adalah Keterbatasan Sumber Belajar. Reslinda benar bahwa siswa butuh lebih dari sekadar menghafal, tetapi hal ini menuntut guru untuk kreatif dalam menyediakan soal-soal HOTS dan alat peraga yang sesuai. Misalnya, guru bisa menggunakan Proyek Berbasis Penelitian (Research-Based Projects), di mana siswa diajak mengumpulkan, menganalisis, dan membuat kesimpulan dari data nyata seperti data konsumsi air, sehingga kemampuan kritis mereka terasah dengan sumber belajar yang otentik.

      Hapus
  32. Terima kasih bapak sudah memberikan materi HOTS Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi, saya rasa materi ini penting banget di zaman sekarang. Saya suka bagian yang menjelaskan bahwa HOTS itu adalah kemampuan berpikir yang melampaui hafalan. Jadi, siswa tidak hanya disuruh ingat rumus atau cara cepat, tapi diajak untuk menganalisis, mengevaluasi, dan bahkan menciptakan solusi. Contohnya, di materi dibilang siswa tidak hanya menyelesaikan persamaan Aljabar, tapi disuruh menganalisis situasi nyata seperti merencanakan anggaran rumah tangga lalu baru membuat persamaannya. Ini menunjukkan bahwa tujuannya bukan cuma biar nilai ujian bagus, tapi biar siswa siap menghadapi masalah yang nyata di kehidupan sehari-hari.

    BalasHapus
  33. Jadi untuk kita menerapkan HOTS, materi bapak ini memberikan metode-metode yang seru dan berbeda dari cara belajar biasa. Saya paling suka dengan 'Pembelajaran Berbasis Masalah Problem-Based Learning' dan 'Proyek Berbasis Penelitian'. Misalnya, di geometri, siswa disuruh merancang bangunan yang efisien. Ini tuh bagus banget, karena mereka langsung pakai prinsip geometri untuk hal nyata. Lalu, di statistika, siswa disuruh mengumpulkan data konsumsi air di daerah mereka. Jadi, matematika itu bukan lagi soal yang ada di buku, tapi aktivitas nyata yang melibatkan pengumpulan data, analisis, dan buat kesimpulan. Ini akan mendorong siswa untuk belajar mandiri dan melihat bahwa matematika itu ada manfaatnya.

    BalasHapus
  34. Ternyata di materi bapak pada bagian HOTS ini banyak manfaatnya, materi ini juga menyoroti tantangan-tantangan yang masuk akal saat diterapkan. Salah satu tantangan terbesarnya adalah keterbatasan pemahaman guru dan waktu pembelajaran yang terbatas. Kalau guru sendiri belum yakin atau belum terlatih cara membuat soal HOTS, tentu susah. Apalagi kalau kita harus buru-buru mengejar kurikulum. Padahal, HOTS ini butuh waktu yang lebih lama agar siswa bisa berpikir mendalam. Jadi, menurut saya, kunci suksesnya HOTS ini ada di pelatihan guru yang memadai dan penyesuaian penilaian yang tidak lagi hanya mengukur hafalan, agar kurikulum ini benar-benar bisa membentuk generasi yang cerdas dan kreatif di masa depan.

    BalasHapus
  35. Nama : Dita Ayu Safarila
    NPM : 2386206048
    Kelas : 5 C
    Jadi bagi saya kesimpulan materi ini adalah kurikulum berbasis HOTS sangat bagus mempersiapkan siswa SD menjadi pemikir yang fleksibel,kita sebagai calon guru kita harus memprioritaskan penguasaan HOTS dalam pembelajaran kita sendiri untuk menghindari terburu buru menyelesaikan silabus dan merusak kesempatan siswa untuk belajar konsep lebih mendalam.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Komentar Dita ini sangat visioner karena ia menyimpulkan bahwa HOTS itu bagus untuk menyiapkan siswa SD menjadi pemikir yang fleksibel dan menekankan pentingnya calon guru menguasai HOTS agar tidak terburu-buru menyelesaikan silabus. Sebagai tambahan, kekhawatiran Dita tentang terburu-buru itu benar sekali; materi menyebutkan bahwa Waktu Pembelajaran yang Terbatas adalah tantangan utama karena HOTS membutuhkan waktu lebih lama untuk mengajarkan konsep secara mendalam. Untuk mengatasi keterbatasan waktu ini, guru harus menerapkan metode yang efisien namun tetap mendalam, seperti Pembelajaran Berbasis Inkuiri (Inquiry-Based Learning), di mana guru memicu rasa ingin tahu siswa dengan pertanyaan, dan mendorong mereka mencari jawaban sendiri dan menjelaskan mengapa konsep tertentu berlaku. Dengan begitu, siswa tetap fokus pada pemahaman mendalam dan tidak terhambat oleh jadwal.

      Hapus
  36. Nama : Dita Ayu Safarila
    NPM : 2386206048
    Kelas : 5 C
    Setelah saya memberi komentar izin juga untuk bertanya pak.
    jika penerapan HOTS membutuhkan waktu yang lebih lama untuk belajar konsep secara mendalam,strategi majemen waktu dan perencanaan kurikulum seperti apa yang paling efektif agar guru tidak merasa terburu buru menyelesaikan silabus sambil tetap mempertahankan kualitas penalaran HOTS?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Margaretha Elintia
      Kelas: 5C PGSD
      Npm: 2386206055

      Izin menanggapi pertanyaan dari kak Dita, jadi masalah waktu dalam kurikulum hots memang nyata, kuncinya adalah jangan mencoba mengajarkan semuanya, kita harus fokus pada strategi sedikit lebih mendalam, artinya pilih beberapa konsep matematika yang paling penting lalu luangkan waktu lebih banyak untuk membahasnya sampai siswa benar-benar bisa berpikir kritis dan menemukan solusi sendiri, dan untuk menghemat waktu, guru bisa memeriksa pemahaman siswa saat mereka sedang berdiskusi atau kerja kelompok dan sedikit cadangkan waktu dalam jadwal karena proses berpikir hots tidak bisa dipaksakan cepat.

      Terimakasih, semoga dapat membantu menjawab pertanyaan kak Dita

      Hapus
  37. Nama: Margaretha Elintia
    Kelas: 5C PGSD
    Npm: 2386206055

    Izin menanggapi ya pak, setelah saya membaca materi di atas fokus kurikulum pada hots adalah langkah yang sangat bagus, karena memastikan siswa diajari untuk menganalisis dan memecahkan masalah secara mandiri dan bukan hanya hapalan, ini sangat berguna saat menghadapai situasi di kehidupan nyata.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Komentar Margaretha ini sangat mendukung karena ia mengakui bahwa fokus pada analisis dan pemecahan masalah mandiri itu sangat bagus dan berguna untuk kehidupan nyata.Tambahan dari saya, manfaat utama dari metode yang ia sebutkan itu adalah meningkatkan Kreativitas dan Kemampuan Memecahkan Masalah siswa. Dengan HOTS, siswa didorong untuk mencoba berbagai cara dalam menyelesaikan masalah Matematika, sehingga mereka bisa menemukan solusi yang inovatif dan belajar memecahkan masalah tanpa tergantung guru. Jadi, ini bukan cuma soal berpikir kritis, tapi juga soal menciptakan solusi baru.

      Hapus
  38. nama : bangkit dwi prasetyo
    kelas : 5b
    npm : 2386206044

    Menurut saya, materi ini keren banget pak, ngingetin kita kalau matematika itu bukan cuma soal ngafal rumus, tapi bagaimana siswa bisa mikir lebih dalam dan kreatif. Pendekatan HOTS yang dibahas juga terasa relevan banget di kelas sekarang, apalagi anak-anak dituntut buat bisa analisis dan nyari solusi, bukan cuma jawab soal rutin. Intinya, artikel ini membuka sudut pandang baru bahwa matematika bisa lebih hidup kalau fokusnya bukan hanya angka, tapi cara berpikirnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Komentar Bangkit ini tepat sasaran karena ia melihat HOTS itu sebagai pendekatan yang bikin Matematika lebih hidup dengan fokus pada cara berpikir yang lebih dalam dan kreatif. Sebagai tambahan, salah satu metode yang paling efektif untuk membuat Matematika lebih hidup itu adalah Teknik Pemecahan Masalah Terbuka (Open-Ended Problem Solving). Guru dapat memberikan soal yang tidak punya satu jawaban pasti, sehingga siswa dipaksa untuk mengeksplorasi berbagai cara penyelesaian. Metode ini secara langsung mendorong siswa untuk berpikir kreatif seperti yang Bangkit bilang dan mencari solusi yang efektif sekaligus efisien.

      Hapus
  39. Nama: Rosidah
    Npm: 2386206034
    Kelas: 5B (PGSD)

    Kalau melihat penjelasan tentang kurikulum matematika berbasis HOTS, saya jadi sadar bahwa soal-soal yang menuntut kita berpikir lebih tinggi itu sangat penting, namun kenyataannya, banyak siswa masih memilih belajar dilevel yang mudah karena merasa lebih cepat dan tidak stresstres, padahal dari materi tadi dijelaskan bahwa hots itu melatih kita untuk berpikir kritis, kreatif, dan mampu menyelesaikan masalah, karena itu yang sangat dibutuhkan dikehidupan nyata.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Komentar Rosidah ini sangat realistis karena ia mengakui bahwa meskipun soal HOTS yang menuntut berpikir lebih tinggi itu penting, kenyataannya banyak siswa masih suka belajar di level yang mudah agar tidak stres. Sebagai tambahan, tantangan ini harus dijawab dengan menerapkan metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning). Guru bisa memberikan masalah kompleks yang kontekstual seperti menganalisis data ekonomi atau merancang anggaran rumah tangga, sehingga siswa dipaksa untuk mengidentifikasi masalah dan merancang strategi pemecahan sendiri. Ini akan membuat mereka berlatih berpikir kritis dan kreatif yang dibutuhkan di dunia nyata seperti yang Rosidah bilang tanpa merasa terbebani oleh tekanan hafalan belaka, karena fokusnya adalah pada analisis situasi.

      Hapus
  40. Nama : Juliana Dai
    NPM : 2386206029
    Kelas : V,B

    Menurut saya, materi tentang HOTS ini penting banget karena menjawab kebutuhan pendidikan sekarang, yaitu menggeser fokus Matematika dari yang cuma hafalan rumus menjadi keterampilan berpikir tingkat tinggi. Ini sejalan dengan kritik di materi sebelumnya bahwa Matematika Sekolah seringnya terlalu abstrak dan cuma fokus pada aturan. Dengan HOTS, kita bisa melatih siswa untuk menganalisis, mengevaluasi, dan kreatif dalam memecahkan masalah. Intinya, tujuannya adalah membuat anak mandiri, mampu berkomunikasi, dan menghadapi tantangan nyata di luar kelas, bukan cuma lulus ujian.

    Namun, menurut saya ada tantangan besar yang harus segera diatasi kalau mau HOTS ini berhasil. Masalah utamanya ada di guru dan sistem penilaian. Materi sudah bilang, tidak semua guru punya pemahaman yang cukup tentang cara mengintegrasikan HOTS, dan penilaian yang dipakai di sekolah seringnya masih mengukur hafalan, bukan kemampuan berpikir kritis. Jadi, meskipun konsep HOTS-nya keren banget dan sesuai dengan Kurikulum Merdeka, kita harus fokus pada pelatihan guru yang memadai dan mengubah total metode penilaian agar benar-benar mengukur analisis dan kreativitas siswa.

    BalasHapus
  41. Nama : Juliana Dai
    NPM : 2386206029
    Kelas : V,B

    Materi menyebutkan bahwa HOTS bisa menjadi tantangan karena tidak semua siswa dapat langsung memahami konsep tingkat tinggi yang lebih abstrak dan kompleks. Menurut saya, ini adalah poin krusial. Untuk mengatasinya, guru harus melihat implementasi HOTS bukan sebagai metode yang one-size-fits-all, tetapi sebagai cara untuk mendorong siswa mengeksplorasi pengetahuan secara mandiri. Guru bisa menggunakan metode seperti Diskusi Kelompok atau Pembelajaran Berbasis Masalah, di mana siswa yang lebih mahir bisa membantu menjelaskan konsep kepada teman sebaya mereka. Pendekatan ini memungkinkan siswa dengan tingkat pemahaman berbeda untuk tetap terlibat dalam proses analisis dan evaluasi, sehingga mereka tidak hanya menerima informasi pasif, tetapi membangun argumen logis mereka sendiri.

    BalasHapus
  42. NAMA : KORNELIA SUMIATY
    NPM : 2386206059
    KELAS : 5B PGSD

    matematika sekarang nggak cuma tentang ngitung cepat atau hafal rumus, tapi lebih ke ngajarin siswa buat mikir lebih dalam kayak menganalisis, mengevaluasi, dan nyari solusi kreatif. Jadi bukan cuma sekadar “hasilnya berapa?”, tapi lebih ke “kenapa begitu?” dan “gimana cara lain buat nyelesainnya?”. Pendekatan HOTS juga terasa lebih “hidup” karena siswa diajak mikir pakai situasi nyata, bukan cuma angka abstrak. kurikulum HOTS ini penting banget sebagai bekal siswa di zaman sekarang, karena dunia makin kompleks dan butuh cara berpikir yang nggak sekadar satu langkah. Kalau diterapkan dengan baik, matematika bisa jadi pelajaran yang jauh lebih menarik dan bermakna dibanding sekadar hafalan angka.

    BalasHapus
  43. Nama : Naida Dwi Nur Herlianawati
    Kelas : 5 B
    Npm : 2386206042

    Saya setuju banget sama materi ini pak, intinya jelas Pelajaran matematika di sekolah itu sudah ketinggalan zaman kalau cuma fokus ke hitung-hitungan dan menghafal rumus. Kita harus ganti cara mengajarnya jadi yang berbasis HOTS (Higher Order Thinking Skills). Kenapa penting? Karena kalau cuma hafal, begitu ketemu masalah yang sedikit beda di dunia nyata, siswa pasti bingung. HOTS ini intinya melatih otak anak buat mikir kritis, menganalisis, dan cari solusi kreatif. Jadi, matematika bukan cuma buat dapat nilai bagus, tapi buat jadi modal penting biar mereka cerdas dan siap menghadapi masalah di kehidupan sehari-hari. Perubahannya memang butuh usaha, terutama dari para guru dan sekolah, tapi hasilnya pasti sepadan untuk masa depan anak-anak kita.

    BalasHapus
  44. Nama : Erlynda Yuna Nurviah
    kelas : VB PGSD
    Npm : 2386206035

    Menurut saya, dari materi yang telah saya baca, kurikulum matematika berbasis HOTS benar-benar menjadi pendekatan yang sangat relevan untuk mempersiapkan siswa menghadapi tantangan abad 21. Saya melihat bahwa kemampuan seperti berpikir kritis, kreatif, dan analitis bukan lagi sekadar tambahan, tetapi sudah menjadi kebutuhan utama agar siswa mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. Meskipun ada tantangan dalam penerapannya seperti pemahaman guru yang belum merata, keterbatasan waktu, dan kurangnya sumber belajar pendekatan HOTS tetap memberikan manfaat yang jauh lebih besar dalam jangka panjang.

    Dengan pelatihan guru yang tepat dan penggunaan metode pembelajaran yang lebih inovatif, kurikulum berbasis HOTS dapat benar-benar membantu siswa menghubungkan matematika dengan kehidupan nyata. Contohnya, merancang objek 3D dalam materi geometri atau membuat perencanaan anggaran rumah tangga dalam aljabar. Dari materi ini, saya merasa pendekatan HOTS bukan hanya membuat pembelajaran lebih menarik, tetapi juga membentuk siswa menjadi lebih siap, mandiri, dan mampu menghadapi persoalan kehidupan di masa depan.


    BalasHapus
  45. Izin menanggapi pak Materi ini memberikan pemahaman yang sangat kuat tentang pentingnya penerapan kurikulum matematika berbasis HOTS dalam menghadapi tuntutan abad 21. Di tengah perkembangan teknologi, informasi, dan perubahan sosial yang cepat, kemampuan siswa untuk sekadar menghitung atau menghafal rumus jelas tidak lagi cukup.materi ini dengan tepat menegaskan bahwa pendidikan matematika harus bergerak dari sekadar keterampilan dasar menuju kemampuan berpikir tingkat tinggi seperti analisis, evaluasi, dan kreativitas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Penjelasan mengenai konsep HOTS berdasarkan taksonomi Anderson & Krathwohl (2001) juga sangat relevan. Dengan menempatkan analisis, evaluasi, dan penciptaan sebagai inti dari HOTS, guru dapat memahami bahwa pembelajaran tidak berhenti pada kemampuan mengerjakan soal, tetapi mengarah pada kemampuan memahami konsep secara mendalam serta menggunakannya untuk memecahkan masalah dunia nyata. Contoh yang diberikan dalam materi—menyusun persamaan dari situasi nyata—menunjukkan bahwa matematika dapat menjadi alat untuk membaca fenomena, bukan hanya materi hafalan.Manfaat HOTS yang dipaparkan dalam materi juga sangat sesuai dengan kebutuhan pembelajaran modern. Dengan pembelajaran berbasis HOTS, siswa tidak hanya meningkat kemampuan berpikir kritis dan analitis, tetapi juga tumbuh sebagai pembelajar mandiri yang mampu merancang strategi, mempertimbangkan berbagai kemungkinan solusi, dan membuat argumen logis. Manfaat seperti ini menunjukkan bahwa matematika bukan hanya berdampak pada kemampuan akademik, tetapi juga membentuk pola pikir siswa dalam kehidupan sehari-hari.

      Hapus
  46. Selain itu pak ternyata materi ini juga secara tidak langsung mengingatkan bahwa kurikulum berbasis HOTS bukan hanya tentang soal-soal yang sulit, tetapi tentang membangun proses berpikir. Dibutuhkan keterlibatan aktif siswa, pembelajaran kontekstual, diskusi, serta ruang bagi kreativitas dan refleksi. Hal ini sangat penting karena sering kali HOTS disalahpahami sekadar sebagai pemberian soal-soal rumit, padahal yang jauh lebih esensial adalah proses berpikirnya.Secara keseluruhan, materi ini menjadi pengingat bahwa pendidikan matematika di abad 21 harus humanis, kontekstual, dan berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi. Penerapannya memang menantang, tetapi dengan perencanaan yang baik, strategi pembelajaran yang tepat, dan pemahaman guru yang mendalam, kurikulum berbasis HOTS dapat membantu siswa menjadi pemikir kritis dan kreatif yang siap menghadapi perubahan global. Artikel ini layak menjadi rujukan bagi guru, mahasiswa pendidikan, dan pihak sekolah yang ingin meningkatkan kualitas pembelajaran matematika secara bermakna.

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak