Pendidikan matematika yang efektif tidak lagi hanya berfokus pada kemampuan dasar atau keterampilan kognitif rendah, tetapi juga pada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau High Order Thinking Skills (HOTS). HOTS mengacu pada keterampilan berpikir kritis, kreatif, analitis, dan evaluatif yang sangat penting untuk memecahkan masalah kompleks dan memahami konsep-konsep abstrak dalam matematika. Kurikulum matematika berbasis HOTS mengajak siswa untuk berperan aktif dalam memahami, menganalisis, dan memecahkan masalah secara mandiri. Dalam artikel ini, akan dibahas konsep, manfaat, implementasi, serta tantangan dalam menerapkan kurikulum matematika berbasis HOTS di sekolah.
Konsep High Order Thinking Skills (HOTS) dalam Pembelajaran Matematika
High Order Thinking Skills (HOTS) adalah konsep yang mendorong siswa untuk berpikir melampaui hafalan dan penerapan sederhana, menuju kemampuan analisis, evaluasi, dan sintesis informasi. Menurut Anderson dan Krathwohl (2001), HOTS merupakan kemampuan berpikir yang melibatkan tiga tingkat tertinggi dalam taksonomi kognitif, yaitu analisis, evaluasi, dan penciptaan. Dalam pembelajaran matematika, HOTS memungkinkan siswa untuk memahami konsep secara mendalam dan menerapkannya dalam situasi yang beragam dan kontekstual (Putri & Rahayu, 2021).
Pembelajaran matematika berbasis HOTS berfokus pada kemampuan siswa untuk mengidentifikasi masalah, merencanakan solusi, dan menyusun argumen logis untuk menemukan solusi tersebut. Misalnya, dalam topik persamaan matematika, siswa tidak hanya diminta untuk menyelesaikan persamaan, tetapi juga untuk menganalisis situasi dunia nyata yang dapat diterjemahkan menjadi persamaan matematika, mengevaluasi hasilnya, dan membuat hipotesis berdasarkan temuannya.
Manfaat Kurikulum Matematika Berbasis HOTS
Kurikulum matematika berbasis HOTS memiliki banyak manfaat bagi siswa, khususnya dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan mandiri. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari penerapan kurikulum ini:
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Analitis: Melalui pembelajaran yang mendorong HOTS, siswa diajak untuk berpikir kritis dan analitis, mengevaluasi solusi, dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan. Mereka belajar untuk tidak menerima informasi begitu saja, melainkan menganalisis dan menilai kebenaran informasi tersebut.
Meningkatkan Kreativitas dan Kemampuan Memecahkan Masalah: Siswa diberi kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai cara dalam menyelesaikan masalah matematika. Ini membantu mereka untuk berpikir kreatif, menemukan solusi inovatif, dan mengembangkan kemampuan memecahkan masalah secara mandiri.
Mempersiapkan Siswa Menghadapi Tantangan Kehidupan Nyata: Keterampilan HOTS sangat relevan untuk kehidupan di luar sekolah, di mana siswa dihadapkan pada berbagai situasi yang memerlukan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan kreatif untuk membuat keputusan yang tepat.
Memotivasi Siswa untuk Belajar Mandiri dan Berkelanjutan: Pendekatan HOTS mendorong siswa untuk tidak hanya mengandalkan guru, tetapi juga untuk mengeksplorasi pengetahuan secara mandiri. Hal ini menciptakan dorongan intrinsik untuk belajar, yang sangat penting untuk perkembangan pendidikan berkelanjutan (Zulkarnain, 2022).
Mengembangkan Kemampuan Komunikasi dan Kolaborasi: Pembelajaran berbasis HOTS sering kali melibatkan kerja kelompok dan diskusi kelas. Ini memungkinkan siswa untuk menyampaikan ide-ide mereka dengan jelas dan bekerja sama dengan teman-teman mereka untuk menyelesaikan masalah secara kolektif.
Implementasi Kurikulum Matematika Berbasis HOTS
Mengimplementasikan kurikulum matematika berbasis HOTS memerlukan pendekatan yang berbeda dari pembelajaran tradisional. Berikut adalah beberapa metode yang dapat digunakan oleh guru untuk mengimplementasikan HOTS dalam pembelajaran matematika:
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning): Dalam metode ini, siswa diberikan masalah kompleks yang memerlukan analisis mendalam. Mereka diajak untuk mengidentifikasi masalah, merancang strategi pemecahan, dan mengevaluasi hasilnya. Contohnya, dalam pembelajaran geometri, guru dapat meminta siswa untuk merancang bangunan sederhana yang efisien menggunakan prinsip-prinsip geometri.
Proyek Berbasis Penelitian (Research-Based Projects): Siswa diajak untuk melakukan penelitian kecil yang berkaitan dengan topik matematika tertentu, seperti statistik atau probabilitas. Mereka diajak untuk mengumpulkan data, menganalisisnya, dan membuat kesimpulan. Metode ini sangat efektif untuk mengasah keterampilan analitis dan kritis siswa.
Pembelajaran Berbasis Inkuiri (Inquiry-Based Learning): Guru memberikan pertanyaan yang memicu rasa ingin tahu siswa dan mendorong mereka untuk mencari jawaban sendiri. Dalam pembelajaran matematika, misalnya, siswa bisa diminta untuk menjelaskan mengapa konsep tertentu berlaku, serta bagaimana konsep tersebut relevan dalam kehidupan sehari-hari.
Teknik Pemecahan Masalah Terbuka (Open-Ended Problem Solving): Guru dapat memberikan soal-soal terbuka yang memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi berbagai cara penyelesaian. Soal terbuka membantu siswa untuk berpikir kreatif, karena mereka dituntut untuk mencari solusi yang tidak hanya benar tetapi juga efektif dan efisien.
Diskusi Kelompok: Dalam diskusi kelompok, siswa dapat saling bertukar ide dan bekerja sama untuk memecahkan masalah. Diskusi ini memungkinkan siswa untuk melihat masalah dari berbagai perspektif, serta mempraktikkan keterampilan komunikasi dan kerja sama.
Contoh Penerapan HOTS dalam Pembelajaran Matematika
Beberapa contoh penerapan HOTS dalam pembelajaran matematika dapat dilihat pada berbagai topik sebagai berikut:
Statistika dan Probabilitas: Siswa diminta untuk menganalisis data mengenai suatu topik, seperti tingkat konsumsi air di daerah mereka. Mereka dapat mengumpulkan data, membuat grafik, dan melakukan analisis statistik untuk menyimpulkan pola konsumsi.
Aljabar: Guru dapat memberikan situasi nyata, seperti perencanaan anggaran rumah tangga, yang membutuhkan pemahaman tentang variabel dan persamaan aljabar. Siswa diminta untuk merancang persamaan yang menggambarkan situasi tersebut dan memecahkannya.
Geometri: Dalam pembelajaran tentang bangun ruang, siswa dapat diajak untuk merancang objek 3D menggunakan prinsip geometri. Mereka diajak untuk mengkaji berbagai bentuk, ukuran, dan volume untuk mendapatkan desain yang efisien.
Fungsi dan Grafik: Siswa dapat diminta untuk mengidentifikasi pola dari data yang diperoleh dan membuat grafik untuk memvisualisasikan hubungan antarvariabel. Contoh ini bisa diterapkan pada data ekonomi atau cuaca, yang memberikan siswa konteks nyata.
Tantangan dalam Implementasi HOTS dalam Kurikulum Matematika
Meskipun kurikulum berbasis HOTS memiliki banyak manfaat, terdapat beberapa tantangan yang sering dihadapi oleh guru dan siswa dalam penerapannya:
Keterbatasan Pemahaman Guru: Tidak semua guru memiliki pemahaman yang cukup tentang cara mengintegrasikan HOTS dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu, pelatihan guru sangat penting untuk memastikan guru memiliki keterampilan yang diperlukan.
Waktu Pembelajaran yang Terbatas: HOTS membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengajarkan dan mempelajari konsep-konsep secara mendalam. Terkadang, guru merasa terburu-buru untuk menyelesaikan silabus, sehingga sulit untuk memberikan perhatian penuh pada HOTS.
Tingkat Kesulitan Siswa: Tidak semua siswa dapat langsung memahami konsep-konsep tingkat tinggi. Beberapa siswa mungkin membutuhkan lebih banyak waktu dan dukungan untuk memahami cara berpikir yang lebih abstrak dan kompleks.
Keterbatasan Sumber Belajar: Kurikulum HOTS membutuhkan bahan ajar dan sumber belajar yang mendukung, seperti soal-soal HOTS dan alat peraga yang sesuai. Namun, di beberapa sekolah, sumber daya ini mungkin terbatas.
Penilaian yang Sesuai: Penilaian HOTS berbeda dari penilaian tradisional yang hanya mengukur kemampuan menghafal. Oleh karena itu, diperlukan metode penilaian yang mampu mengevaluasi kemampuan berpikir kritis, analitis, dan kreatif siswa secara efektif.
Kurikulum matematika berbasis HOTS merupakan pendekatan penting yang perlu diterapkan di sekolah untuk menghadapi tantangan abad 21. Dengan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan analitis, siswa tidak hanya dibekali dengan keterampilan akademik tetapi juga keterampilan hidup yang penting. Meskipun implementasinya menghadapi berbagai tantangan, seperti keterbatasan pemahaman guru, waktu, dan sumber daya, manfaat dari pendekatan ini jauh lebih besar dalam jangka panjang. Melalui pelatihan guru yang tepat, penggunaan metode pembelajaran inovatif, dan penilaian yang sesuai, kurikulum matematika berbasis HOTS dapat menjadi fondasi untuk membentuk generasi yang cerdas, inovatif, dan siap menghadapi masa depan.

Nama:Elisnawatie
BalasHapusKelas:VD
NPM:2386206069
Saya setuju pak dari semua manfaat kurikulum matematika berbasis HOTS. siswa dapat belajar untuk memahami konsep secara lebih mendalam, tidak hanya sekadar mencari jawaban benar, tetapi juga mampu menganalisis masalah, mengevaluasi berbagai kemungkinan solusi, serta menciptakan strategi baru.Serta kemampuan berpikir kritis, kreatif, mandiri, serta kolaboratif adalah bekal penting bagi mereka untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman pak ,Dengan pembelajaran berbasis HOTS, siswa juga lebih termotivasi untuk belajar mandiri, karena mereka diajak untuk aktif mengeksplorasi, bukan hanya menerima informasi.
Oleh karena itu, saya meyakini bahwa penerapan kurikulum matematika berbasis HOTS tidak hanya meningkatkan kualitas pembelajaran, tetapi juga membentuk siswa yang lebih siap menghadapi persoalan nyata di masa depan.
Nama:Elisnawatie
BalasHapusKelas:VD
NPM:2386206069
Izin bertanya pak
HOTS melatih siswa untuk lebih mandiri dan berani mencoba berbagai cara dalam menyelesaikan soal. saya pernah mengalami kesulitan ketika soal yang diberikan berbeda dari contoh yang pernah di pelajarin pak, Apa yang biasanya dilakukan ketika menghadapi soal semacam ini, dan bagaimana cara mencari strategi baru agar bisa menemukan solusi?🙏🏻
Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
HapusNpm : 2386206058
Kelas : VB PGSD
Izin menjawab pertanyaan dari erisnawati Pak, untuk menghadapi soal baru yang mengarah pada hots kita bisa melakukan pendekatan kritis dan kreatif. Dengan cara mencoba memecahkan masalah menggunakan metode atau strategi yang inovatif. Yang dapat dilakukan dengan menggunakan atau mengerjakan soal secarah bertahap dengan mencari penyelesaian yang mudah dan yang sesuai
Hallo ka Elisnawatie saya izin menanggapi pertanyaanya ya.
HapusWah saya juga pernah mengalami permasalahan yang sama persis seperti yang ditanyakan oleh kak Elis
Ketika kita mengerjakan soal yang diberikan oleh guru tetapi penerapan rumusnya itu dan soal itu juga tidak sama seperti contoh-contoh yang diberikan oleh guru.
Tapi semakin ke sini saya semakin bisa untuk mulai belajar tentang bagaimana menyelesaikan permasalahan tersebut
Ketika menemukan atau mengalami kejadian ini saya akan melakukan beberapa tips untuk menyelesaikan soal tersebut: seperti saya akan memecahkan soal-soal yang kompleks itu menjadi bagian-bagian kecil, nah setelah saya memisahkan dan memecahkan menjadi bagian-bagian kecil saya mulai mengerjakan bagian-bagian kecil tersebut dari yang paling mudah, ternyata setelah mengerjakannya bagian-bagian kecil yang paling mudah tadi lalu kita gabungkan lagi kita bisa menemukan konsep yang sama dan penerapan rumus serta contoh soal yang sama yang telah diberikan oleh guru kepada kita.
Jadi sebenarnya ketika menemukan permasalahan ini guru itu sedang melatih kita tentang bagaimana cara kita menyelesaikan permasalahan yang kompleks ini. Atau bisa juga kita visualisasikan permasalahan yang kita hadapi itu agar lebih mudah kita pahami kemana arah penyelesaian soal atau masalah yang kita hadapi ini.
Jadi intinya kita tetap tenang dan kita coba pahami membaca soal dengan sebaik-baiknya, lalu kita bisa memvisualisasikan soal tersebut agar mudah kita pahami ,dan bisa juga kita menggunakan tips untuk memecahkan masalah tersebut menjadi bagian-bagian kecil yang mudah ketika kita menyelesaikannya.
semoga bermanfaat...
Ada pepatah lama yang mengatakan berat dijinjing ringan dipikul, hal ini dapat dilihat dari penerapan kurikulum matematika berbasis HOTS, banyak sekali penerapannya yang melibatkan kolaborasi atau kerja kelompok, hal ini tentunya dapat memotivasi siswa untuk giat belajar karena kegiatan belajarnya dilakukan bersama, masalah diselasaikan bersama, dapat menemukan solusi bersama dan masih banyak manfaat lainnya.
BalasHapusMenurut saya ini salah satu tips yang dapat membantu siswa lebih cepat memahami Matematika dengan menerapkan kurikulum Matematika berbasis HOTS ini, dari penjelasan diatas yang saya tangkap begitu banyak manfaat dari menerapkan kurikulum matematika berbasis HOTS ini , mulai dari manfaat siswa dilatih untuk berpikir kreatif, kritis,mandiri,dapat menganalisa informasi dengan baik dan masih banyak lagi.
Kurikulum matematika berbasis HOTS ini pun dapat membentuk karakter siswa untuk belajar mandiri, kolaborasi, belajar kominikasi dengan baik, mampu mempunyai penalaran yang mantap, dan kreativitas, tentunya hal ini tentunnya telah menunjang peserta didik dalam mendapatkan poin pada Dimensi Profil Lulusan yang sekarang sudah mulai diterapkan pada kurikulum
walaupun ada beberapa tantangan yang cukup serius yang akan dihadapi ketika menerapkan kurikulum ini, namun menurut saya tantangan itu akan dapat dilewati ketika pemerintah mau menunjang dan bekerjasama dalam mencapai pendidikan yang baru yang tentunya siap mengahadapi tantangan abad 21.
Nama: Maya Apriyani
HapusNpm: 2386206013
Kelas: V.A
Wah saya sangat setuju dengan tanggapan Alusia pada khususnya paragraf terakhir yaitu di situ Alusia mencantumkan tantangan yang dihadapi pada saat mengimplementasikan matematika berbasis hots ini akan dapat dilewati ketika pemerintah mau menunjang dan bekerjasama dalam mencapai pendidikan yang baru yang di mana tentunya siap menghadapi tantangan di abad 21.
Pada khususnya itu pada tantangan keterbatasan sumber belajar, yang di mana Menurut pendapat saya pemerintah dapat melakukan support terhadap pendidikan dengan memberikan bantuan-bantuan yang dapat membantu berjalannya kurikulum hots ini, Kemudian pada poin keterbatasan pemahaman guru, yang di mana mungkin pihak sekolah dan pemerintah dapat berkolaborasi untuk membantu guru dalam memberikan pelatihan agar guru memiliki pemahaman yang mendalam terkait kurikulum hots ini. Terima kasih
Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
BalasHapusNpm : 2386206058
Kelas : VB PGSD
Izin berkomentar pak menurut saya, penerapan kurikulum matematika berbasis HOTS sangat penting karena membantu siswa tidak hanya menghafal rumus, tetapi juga berpikir kritis dan kreatif dalam memecahkan masalah kehidupan nyata. Pendekatan seperti problem-based learning dan inquiry-based learning membuat pembelajaran lebih bermakna, karena siswa dilatih untuk menganalisis, mengevaluasi, dan menemukan solusi sendiri. Dengan cara ini, siswa menjadi lebih siap menghadapi tantangan abad 21 yang menuntut kemampuan berpikir tingkat tinggi dan kolaboratif🙏🏻
Nama: Yormatiana Datu Limbong
BalasHapusNpm : 2386206082
Kelas : VC Pgsd
Izin menanggapi pak,saya tertarik pada kondisi tertentu dalam pembelajaran matematika berbasis HOTS. Menurut saya,hal ini bisa membantu siswa lebih memahami manfaat matematika pada pembelajaran sehari-hari.Tapi saya penasaran,bagaimana cara guru menyeimbangkan antara soal HOTS dan soal dasar agar semua siswa bisa mengikuti pembelajaran dengan baik?
Nama : Erlynda Yuna Nurviah
HapusKelas : VB PGSD
Npm : 2386206035
izin menjawab pertanyaanya yaa.. cara guru menyeimbangkan antara soal HOTS dan soal dasar bisa dengan:
Pertama guru bisa memberikan soal dasar sebagai awalan pengerjaan contohnya dalam matematika seperti, operasi hitung penjumlahan, perkalian atau pembagian 12 x 8=..., 345 + 123 =...,
Kedua guru bisa memulai dengan menaikkan tingkatan soal secara bertahap yang lebih menantang dari dasar ke HOTS contohnya dalam soal operasi hitung, " Pak bagus membeli 330 pack buku tulis, kemudian ia membeli lagi sebanyak 50 pack. Jika harga satu pack buku tulis adalah Rp.14.500 berapa total biaya yang pak bagus keluarkan untuk semua buku tersebut?" Nah dari soal dasar guru bisa mengetahui sejauh mana siswa bisa memahami konsep dasar matematika sedangkan soal HOTS melatih cara analisis siswa terhadap soal yang diberikan.. guru bisa mengkombinasikan antara soal dasar dan HOTS dengan seimbang jadi siswa tetap bisa mengikuti pembelajaran dan mengerjakan soal dengan tepat dan baik. Semoga membantuu
Nama: Zakky Setiawan
BalasHapusNPM:( 2386206066 )
Kelas: 5C
Di abad 21 ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi peserta didik untuk belajar matematika, faktor yang bikin mereka kesulitan dalam matematika sebenarnya malas, dengan adanya hots ini membantu peserta didik memahami matematika, dengan menghafal, awal-awal memang susah mengingat tapi lama-lama peserta didik tuh pasti akan terbiasa
Nama: Zakky Setiawan
BalasHapusNPM:( 2386206066 )
Kelas: 5C
Musuh terbesar bagi manusia tuh malas, nah gimana caranya agar mereka tidak malas,apalagi dalam belajar matematika, dengan merencanakan suatu hal agar mendapatkan solusi untuk mengatasi kemalasan tersebut, mungkin bisa di coba untuk setidaknya dalam satu harui mereka belajar matematika 30-45 menit itu sudah cukup untuk memulai kebiasaan mereka, dan perlu mendapatkan dari keluarga ,guru dan teman dekat, bisa saja jika kesusuahan peserta didik melakuka kerja kelompok untuk saling berbagi ilmu biar lebih paham
Nama:Syahrul
BalasHapusnpm;2386206092
Kelas:5D
HOTS tidak hanya dianggap sebagai tuntutan kurikulum,tapi juga sebagai cara untuk memotivasi siswa agar tidak melulu bergantung pada guru,tapi semangat mereka untuk eksplorasi pengetahuan sendiri. Pembelajaran berbasis HOTS ini, seperti melalui proyek penelitian menurut juga bagus banget karena bisa melatih siswa untuk bekerjasama dan mengomunikasikan ide mereka.Ini mengartikn kalau matematika tuh bukan lagi sekadar angka di buku,tapi sebagai alat untuk memecahkan masalah sehari hari.
Nama:Elisnawatie
HapusNPM:2386206069
Kelas:5D
Pendapat yang disampaikan Syahrul sangat sejalan dengan pemahaman saya. HOTS bukan hanya tuntutan kurikulum, tetapi menjadi cara penting untuk mendorong siswa lebih mandiri dalam belajar dan berani mengeksplorasi pengetahuan sendiri. Melalui pembelajaran berbasis proyek dan kegiatan penelitian, siswa tidak hanya belajar berhitung, tetapi juga berlatih bekerja sama, berkomunikasi, dan menggunakan matematika sebagai alat untuk memecahkan masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari. Ini menunjukkan bahwa matematika memiliki makna yang jauh lebih luas daripada sekadar angka dan rumus di buku pelajaran.
Nama:syahrul
BalasHapusKelas:5D
Npm:2386206092
Menerapkan HOTS ini juga pasti nggak gamapang karena memiliki beberapa tantangan yang realistis. Kayak guru sering terburu-buru mengejar silabus sehingga waktu untuk mengajarkan konsep secara mendalam dengan pendekatan HOTS jadi terbatas. Belum lagi tidak semua siswa bisa langsung ngerti dengan konsep berpikir tingkat tinggi,jadi pasti butuh waktu dan support lebih.Tantangan lain juga pasti ada kayak ketersediaan sumber belajar yang mendukung HOTS serta pemahaman guru itu sendiri tentang cara menerapkan HOTS dalam pengajaran.Jadi meskipun manfaatnya besar, keberhasilan HOTS ini sangat bergantung pada pelatihan guru yang memadai dan kesiapan sekolah untuk menyediakan waktu dan sumber daya yang cukup.
Nama : Oktavia Ramadani
BalasHapusNpm : 2386206086
Kelas : 5D
materi ini sangat relevan dengan dunia Pendidikan , terutama di era abad ke 21 yang menuntut untuk kemampuan berfikir kritis, kreatif dan juga kolaboratirf serta komunikatif, pembelajaran matematika saat ini tidak lagi cukup , hanya befokus pada penguasaan rumus dan prosedur saja tetapi harus mampu mengembangkan keterampilan berfikir tingkat tinggi (HOTS) , agar siswa mampu untuk menghadapi berbagai persoalan nyata secara analitis dan inovatif, HOTS juga tidak hanya sekedar tujuan akademik saja , tetapi juga merupakan life skills , dalam pembelajaran matematika ini HOTS membantu siswa memahami konsep secara mendalam , serta menerapkan pengetahuan pada konteks kehidupan sehari - hari , pendekatan ini menjadikan matematika lebih bermakna bukan hanya sekedar untuk hafalan angka dan simbol saja. Beragam metode implementasi yang konkret seperti problem based learning, inquiry based learning dan open ended problem solving , strategi ini sangat efektif untuk mendorong siswa untuk bepikir kritis dan mandiri, dengan cara ini siswa bukan hanya mengerjakan soal saja tetapi juga menemukan , menalar, dan mencipta.
Nama : Oktavia Ramadani
BalasHapusNpm : 2386206086
Kelas : 5D
saya izin menambahkan bahwa pembelajaran matematika berbasis HOTS itu befokus pada kemampuan siswa untuk mengidentifikasi masalah , mencari soluso dan Menyusun argument yang logis untuk menemukan solusi tersebut , Tantangan besar dalam penerapan HOTS , terutama keterbatasan pemahaman guru, Waktu belajar yang sempit , serta sumber belajar yang kurang mendukung, hal ini memang menjadi realitas di banyak sekolah di Indonesia , oleh karena itu , perlu adanya pendampingan , pelatihan kompetennsi guru , agar mereka mampu membuat pembelajaran yang mendorong bepikir tingkat tinggi tanpa meninggalkan keseimbangan antara konsep dan juga praktik.
Nama: Maya Apriyani
BalasHapusNpm: 2386206013
Kelas: V.A
Saya sangat setuju dengan adanya matematika berbasis HOTS ini.
HOTS bukan hanya tentang hafalan dan hal-hal yang sederhana namun melibatkan kemampuan yang lebih tinggi yang di mana diminta untuk menganalisis mengevaluasi kemudian menciptakan yang di mana kegiatan ini akan membantu siswa untuk memahami lebih dalam dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pada matematika host ini lebih mendorong siswa untuk dapat menyelesaikan suatu permasalahan dengan menggunakan langkah-langkah kemudian dapat menerapkannya.
Adapun manfaat dari kita menerapkan matematika berbasis host ini yang pertama tentunya siswa akan lebih berpikir berpikir kritis tentang apa yang akan terjadi dan memikirkan dampak-dampak ke depannya. Kemudian siswa diberikan kebebasan untuk mencari cara bagaimana untuk menyelesaikan suatu permasalahan matematika, Nah karena dalam pembelajaran berbasis sosial ini sangat berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari maka siswa akan dapat menyelesaikan tantangan yang akan mereka hadapi di luar sekolah, Kemudian pada pembelajaran host ini bukan hanya guru yang menjadi sumber pengetahuan melainkan siswa juga menggali pengetahuan mereka sendiri dan guru hanya sebagai fasilitator.
Ada beberapa cara yang dapat guru lakukan untuk menerapkan pembelajaran matematika berbasis hots ini di sekolah dasar Contohnya seperti pembelajaran yang berbasis masalah, kemudian pembelajaran berbasis inkuiri diskusi kelompok, ternyata di sekolah dasar pada saat ini tuh sudah mulai menerapkan matematika berbasis hots.
Ternyata dalam mengimplementasikan matematika berbasis hots ini ada beberapa tantangannya salah satunya itu tidak semua guru itu mengetahui bagaimana cara mengimplementasikannya sehingga perlunya pelatihan-pelatihan, dan dalam pembelajaran hots ini membutuhkan pemahaman yang mendalam sehingga pada saat melakukan penerapan membutuhkan waktu yang sangat panjang, dan juga dalam melakukan penerapan ini tidak semua siswa itu memiliki Tingkat kemampuan berpikir yang tinggi, dan khususnya untuk di sekolah-sekolah yang berada di area-area yang tertinggal pastinya akan kesusahan untuk menerapkannya karena membutuhkan alat-alat peraga.
Nama: Maya Apriyani
HapusNpm: 2386206013
Kelas: V.A
saya izin bertanya, Saya izin bertanya Menurut pendapat saya dalam melakukan penerapan belajar matematika berbasis HOTS ini atau berpikir tingkat tinggi agak sulit diterapkan apalagi misalnya siswa yang kita ajarkan itu sulit untuk memahami pembelajaran yang kita ajarkan. Bagaimana cara kita ataupun solusi yang dapat kita lakukan agar pembelajaran ini tetap berjalan dan tetap efektif? terima kasih
Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
HapusNpm : 2386206058
Kelas : 5B PGSD
Maya izin menjawab yah. Menurut aku, memang bener sih kalau pembelajaran matematika berbasis HOTS itu gak selalu gampang diterapkan, apalagi buat siswa yang masih kesulitan sama konsep dasar. Tapi menurutku juga bukan berarti gak bisa, cuma perlu cara yang lebih santai dan pelan-pelan aja. Misalnya, guru bisa mulai dari contoh yang deket sama kehidupan sehari-hari biar siswa lebih paham dulu dasarnya.
Terus, bisa juga dibikin seru lewat diskusi kelompok atau proyek kecil, jadi mereka gak cuma mikir sendiri tapi juga bisa tukeran ide sama temen. Dengan cara kayak gitu, menurut aku belajar tetap bisa efektif dan gak bikin siswa ngerasa stres🙏🏻😊
Hallo ka Maya saya izin menanggapi pertanyaanya ya.
HapusBener banget pendapat yang disampaikan ke Maya.
Memang penerapan pembelajaran matematika berbasis hots ini merupakan tantangan bagi guru ketika mendapatkan siswa yang sulit memahami pembelajaran yang kita ajarkan.
Namun semua itu ada solusi atau jalan keluarnya untuk bisa menyelesaikan permasalahan tersebut.
Kalau menurut saya nih untuk membantu siswa yang sulit memahami pembelajaran matematika yang berbasis hots guru bisa menyederhanakan penjelasannya, biasanya siswa kadang merasa sulit memahami pembelajaran karena bahasa atau cara dalam pembelajaran diterapkan guru itu sulit dipahami bagi siswa tersebut karena, menggunakan cara-cara yang terlalu kompleks dan penjelasan yang menggunakan bahasa tinngi untuk usia mereka.
Selain itu juga guru bisa mencari tahu kendala apa yang sulit dipahami oleh siswa tersebut, dengan cara mendekati siswa tersebut menanyakan hal apa atau bagian mana nak yang belum kamu pahami?
Lalu guru bisa mengarahkan dan membantu siswa tersebut untuk memahami bagian yang belum dipahami.
Guru juga bisa menggunakan pembelajaran yang menggunakan media-media interaktif atau visual untuk lebih dalam lagi menjelaskan bagian-bagian konkrit melalui media visual agar siswa dapat mengerti tentang penjelasan dalam pembelajaran matematika ini.
Guru juga bisa mengaitkan pengalaman siswa untuk dimasukkan ke pembelajaran agar siswa mudah meresapi pembelajaran dan mengerti pembelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut karena pembelajaran itu dikaitkan sma kebiasaan atau kegiatan sehari-hari siswa.
Dan yang terakhir guru bisa memulai memberikan sedikit perhatian yang lebih kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar dalam pembelajaran matematika berbasis hots ini dengan cara memberikan soal atau tugas tambahan mulai dari tingkatan rendah, sedang, dan tinggi agar dapat melatih tahapan-tahapan memahami pembelajaran matematika berbasis hots ini.
Guru juga bisa memberikan dukungan atau motivasi kepada siswa yang memiliki kesulitan belajar untuk terus lebih giat lagi belajar, lebih memperhatikan lagi penjelasan dari guru, dan lebih banyak berlatih mengerjakan soal-soal di rumah, serta bisa memanfaatkan teknologi di rumahnya untuk melihat pembelajaran-pembelajaran matematika di internet agar membantu dia memahami pembelajarannya.
semoga bermanfaat ka....
Nama: Nanda Vika Sari
BalasHapusNpm: 2386206053
Kelas: 5B PGSD
Setelah saya membaca materi ini, ternyata pada materi ini memberikan pemahaman yang cukup mendalam mengenai betapa pentingnya penerapan High Order Thinking Skills (HOTS) dalam kurikulum matematika sebagai upaya menyiapkan generasi yang bisa berfikir kritis, kreatif, dan adaptif terhadap perubahan zaman. Konsep HOTS yang dijabarkan terutama pada taksonomi Anderson dan Kratwol (2001), menegaskan bahwa pembelajaran matematika seharusnya mendorong siswa untuk menganalisis, mengevaluasi , dan menciptakan bukan sekedar menghafal rumus/prosedur.
Nama: Nanda Vika Sari
BalasHapusNpm: 2386206053
Kelas: 5B PGSD
Izin menanggapai pak, setelah saya baca materi ini ternyata pada materi ini penulis juga realistis mengemukakan tantangan-tantangan implementasi, seperti keterbatasan pemahaman guru, waktu, dan sumber daya. Ini merupakan poin penting, dikarenakan keberhasilan pada penerapan HOTS sangat amat bergantung pada kesiapan guru dan dukungan dari sistem pendidikan. Tanpa adanya pelatihan yang memadai dan evaluasi yang sesuai, maka HOTS mungkin bisa menjadi konsep ideal yang sulit diwujudkan/diterapkan di kelas nyata.
Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
BalasHapusNpm : 2386206058
Kelas : VB PGSD
Izin menanggapi pak. Setelah membaca kembali pak , mnurut saya kurikulum matematika berbasis HOTS itu memang penting banget. Soalnya, lewat HOTS siswa bukan cuma disuruh ngafal rumus, tapi juga diajak mikir, nyambungin konsep, terus nyari jalan keluar dari masalah yang dekat sama kehidupan sehari-hari. Model belajar kayak problem-based learning sama inquiry-based learning ini bikin pelajaran matematika jadi lebih terasa buat siswa, karena mereka diajak nyari tahu sendiri, berdiskusi, dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan jawaban. Dari situ pak, kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kerja samanya juga ikut terlatih. Kalau pendekatan seperti ini konsisten dipakai di kelas, menurut saya siswa bakal lebih siap menghadapi tantangan abad 21 yang butuh orang-orang yang bisa berpikir tingkat tinggi, nggak gampang percaya begitu saja, dan bisa bekerja sama dengan orang lain.
Terimakasih 🙏
Nama:Arjuna
BalasHapusKelas:5A
Npm:23862060
Menurut saya, pembelajaran matematika pada masa sekarang memang sudah sewajarnya tidak hanya berfokus pada kemampuan dasar saja. Siswa perlu dilatih untuk berpikir lebih kritis, kreatif, dan analitis agar siap menghadapi tantangan abad 21.
Nama:Elisnawatie
HapusKelas:5D
NPM:2386206069
haloo Arjuna apa yang kamu sampaikan benar sekali, Pembelajaran matematika di masa sekarang memang tidak cukup hanya menekankan kemampuan dasar seperti menghitung atau menghafal rumus. Siswa perlu dilatih untuk berpikir kritis, kreatif, dan analitis agar mereka mampu menghadapi berbagai tantangan di abad 21 yang menuntut pemecahan masalah, inovasi, dan kemampuan mengambil keputusan yang baik. Dengan pembelajaran yang lebih bermakna dan melatih cara berpikir tingkat tinggi, matematika akan benar-benar menjadi bekal penting bagi kehidupan mereka di masa depan.
Terima kasih bapak Materi ini memiliki potensi besar untuk mempersiapkan siswa. Namun, penting untuk memastikan bahwa strategi penilaian juga selaras sepenuhnya dengan HOTS, bukan hanya menguji ingatan. Bagaimana kita bisa secara konsisten mengukur kemampuan siswa untuk menerapkan dan menganalisis, sehingga tujuan mempersiapkan mereka menghadapi tantangan abad ke-21 benar-benar tercapai?
BalasHapusNama : Nabilah Aqli Rahman
HapusNPM : 2386206125
Kelas : 5D PGSD
Hai Rakinah! aku izin jawab pertanyaan kamu yaa 😃
Tadi habis aku baca pertanyaan kamu terus aku searching-searching lagi supaya memperkuat pemahaman aku. Dari yang sudah aku baca, biar konsisten ngukur kemampuan siswa dalam mnerapkan dan menganalisis, kuncinya itu ada di soal dan cara menilainya. Kita sebagai guru jangan buat soal yang jawabannya cuma buat anak ngafal rumus, tapi soal yang kita buat harus bikin siswa mikir. Misalnya menyelesaikan masalah sehari-hari pakai konsep atematika. Dari situ guru bisa liat proses berpikir siswa. Bukan cuma dari jawaban akhirnya.
Kalau ini dilakukan terus menerus, siswa bakal terbiasa tuh untuk berpikir kritis dan siap deh untuk menghadapi tantangan abad 21.
Cmiiw yaa guys 😀
Nama : Andi Nurfika
BalasHapusNPM : 2386206017
Kelas : VB PGSD
Setelah membaca materi di atas saya mengetahui bahwa kurikulum matematika berbasis hots ini intinya mengajak siswa untuk nggak cuma hafal rumus, tapi benar-benar ngerti cara mikir di balik soal itu. Di zaman sekarang, kemampuan kayak gini memang penting karena siswa bakal ketemu masalah yang lebih kompleks ke depannya. Dengan hots siswa belajar menganalisis menyusun strategi dan mengambil keputusan yang logis. Pembelajaran jadi lebih hidup karena mereka diajak aktif berpikir bukan cuman menerima materi akhirnya siswa lebih siap menghadapi tantangan dunia nyata.
Nama : Andi Nurfika
BalasHapusNPM : 2386206017
Kelas : VB PGSD
Walaupun konsep hots itu bagus, penerapannya di kelas memang punya tantangan tersendiri. Guru perlu benar-benar paham cara menyusun soal dan aktivitas yang mendorong siswa berpikir tingkat tinggi. Jadi waktu belajar yang terbatas juga sering bikin proses pembelajaran kurang maksimal titik belum lagi kalau siswa masih kesulitan memahami konsep dasar, pasti lebih susah naik ke tingkat analisis atau evaluasi. Tapi kalau tantangan-tantangan ini bisa diatasi, hasil pembelajarannya bakal jauh lebih bermakna.
Nama : Andi Nurfika
BalasHapusNPM : 2386206017
Kelas : VB PGSD
Jadi manfaat dari kurikulum berbasis hots ini sebenarnya kerasa banget buat perkembangan cara berpikir siswa. Mereka jadi lebih kritis, kreatif, dan lebih berani mencoba berbagai pendekatan dan menyelesaikan soal-soal yang lebih sulit. Selain itu, kemampuan kerjasama dan komunikasi jauh lebih terlatih melewati diskusi atau kerja kelompok siswa jadi terbiasa belajar mandiri dan enggak terlalu bergantung pada guru titik semua ini bikin mereka lebih percaya diri menghadapi pembelajaran matematika maupun di kehidupan sehari-hari mereka di rumah ataupun di sekolah.
Nama:Erfina feren heldiana
BalasHapuskelas:5c
npm:2386206065
Izin bertanya, Pak. Kalau targetnya melatih siswa berpikir kritis dan kreatif, bagaimana caranya memastikan semua siswa benar-benar bisa mengikuti, terutama yang kemampuan dasarnya masih belum kuat? Soalnya kadang praktik di kelas itu nggak semudah teori, apalagi kalau waktu pembelajarannya juga terbatas.
Hallo ka Erfina saya izin menanggapi pertanyaannya ya.
HapusMenurut saya kalau memang targetnya melatih siswa untuk berpikir kritis dan kretaif terus untuk memastikan siswa benar-benar mengikuti, terutama kemampuan dasar yang masih belum kuat, guru bisa melakukan pembelajaran yang bisa memancing siswa untuk menyampaikan pendapat dan berpikir kreatif serta kritis dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan pemantik yang kita berikan. Dengan cara pertanyaan pemantik tersebut harus bisa dikaitkan dengan kehidupan nyata siswa secara konseptual, agar menarik perhatian siswa untuk bercerita menyampaikan pendapatnya nah, dengan cara tersebut guru sudah melatih siswa untuk berpikir kritis dan kreatif karena siswa bisa mengungkapkan argumennya terkait pertanyaan dari seorang guru .
Guru juga bisa membuat metode pembelajaran secara berkelompok untuk bisa melatih siswa berpikir kritis dan kreatif dalam memecahkan masalah lalu meminta siswa untuk presentasikan hasil dari kerja kelompok mereka ,dan bisa membuat peraturan untuk setiap kelompok dapat memberikan pertanyaan atau sanggahan terkait pemaparan yang telah disampaikan kelompok lainnya.
Guru juga bisa benar-benar melatih siswa untuk dapat memecahkan masalahnya secara mandiri dan bisa berkolaborasi dengan teman-temannya. Guru juga bisa melakukan evaluasi terkait pembelajaran untuk mengukur bagaimana kemampuan dasar siswa ketika melakukan pembelajaran yang bertujuan melatih siswa berpikir kritis dan kreatif dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan yang cukup menantang dan juga memberikan soal-soal latihan yang dapat membantu siswa untuk berpikir kritis seperti soal-soal dalam pertanyaan-pertanyaan yang kompleks dan jangan lupa juga guru melakukan refleksi agar siswa dapat mengukur kemampuan berpikir kritis dan kreatif dirinya sendiri.
Selain itu guru bisa memberikan tugas berbentuk proyek atau praktik seperti membuat mind mapping dalam pembelaran matematika agar anak didik berpikir kreatif tentang bagaiman mereka menggunakan tema atau desain dalam pembuatan mind mapping tersebut.
semoga bermanfaat....
Nama : Nabilah Aqli Rahman
HapusNPM : 2386206125
Kelas : 5D PGSD
Hai Erfina! Aku izin mau jawab pertanyaan kamu juga yaa 😃
Kalau menurut aku yaa, supaya semua siswa bisa ikut mikir kritis dan kreatif meskipun kemampuan dasarnya beda-beda, caranya mulai dari hal yang paling sederhana aja dulu. Contoh nih, guru bisa kasih soal atau aktivitas yang bertahap. Dari yang mudah, pelan-pelan naik ke yang lebih menantang. Jadi siswa yang masih `lemah` ga langsung kaget.
Terus tuh juga penting banget untuk bikin suasana kelas yang seru dan interaktif. Misalnya lewat diskusi kelompok atau permainan sederhana, supaya siswa belajar bareng dan saling bantu. Menurut aku yaa, meskipun waktunya terbatas, semua siswa tetap aktf dan terbiasa deh untuk berpikir kritis dan kreatif.
cmiiiw guys 😀
Nama:Elisnawatie
HapusNPM:2386206069
Kelas:5D
haloo izin menjawab juga yaa erfina Untuk melatih siswa berpikir kritis dan kreatif, memang tantangannya adalah bagaimana semua siswa bisa mengikuti, terutama yang kemampuan dasarnya masih lemah. Supaya tidak ada yang tertinggal, guru bisa melakukan beberapa cara:
1. Mulai dari hal sederhana
2. Berikan bimbingan bertahap (scaffolding)
3. Manfaatkan kerja kelompok
4.Gunakan konteks nyata
5.Apresiasi proses, bukan hanya jawaban
HOTS memang butuh latihan, tapi bukan berarti hanya untuk siswa yang pintar saja. Dengan langkah bertahap, dukungan yang tepat, dan soal yang bermakna, semua siswa bisa ikut belajar berpikir kritis dan kreatif meskipun kemampuan awal mereka berbeda-beda.
Nama : Miftahul Hasanah
BalasHapusKelas : 5C
Npm : 2386206040
Setelah saya membaca penjelasan tentang kurikulum matematika berbasis HOTS, saya jadi penasaran… kalau kondisi siswa di kelas masih banyak yang kesulitan memahami konsep dasar, apakah penerapan HOTS tetap bisa jalan? Atau ada tahapan tertentu yang harus dipenuhi dulu sebelum masuk ke soal-soal tingkat tinggi? Karena kadang realitanya, kemampuan siswa cukup beragam dan takutnya mereka malah makin kewalahan.
Hallo ka Miftahul saya izin menanggapi pertanyaanya ya.
HapusSaya pernah membaca isi uraian pada website ini juga dengan judul "jangan panik kalau nggak bisa kerjain soal matematika", nah ada kata-kata yang sangat menarik dan memiliki keterkaitan dengan pertanyaan Kak Miftahul ini, yaitu kalau kita atau peserta didik tidak memahami konsep dasar matemaika maka ketika menemukan permasalahan atau soal dalam pembelajaran matematika akan terlihat seperti tembok besar.
Jadi menurut saya ketika guru mengalami permasalahan atau kondisi ini lebih baik penerapan matematika berbasis hots itu ditunda dulu, guru sebaiknya memperkuat pemahaman konsep dasar terlebih dahulu kepada siswa baru melakukan penerapan matematika berbasis hots.
Karena siswa akan bisa mengerjakan soal berbasis hots ketika sudah menguasai konsep dasar dalam matematika untuk menjawab soal-soal berbasis hots dalam pembelajaran matematika .
Maka dari itu pemahaman pada konsep harus benar-benar menjadi tahapan awal yang harus dipenuhi dulu agar tidak mempersulit pembelajaran baik itu untuk guru ataupun bagi siswa sendiri.
Semoga bermanfaat...
Nama : Nabilah Aqli Rahman
HapusNPM : 2386206125
Kelas : 5D PGSD
Hai Mifahul! aku izin mau jawab pertanyaan kamu juga yaa 😃
Dari apa yang sudah aku baca dari artikel ini, dan aku sudah searching-searching juga barusan. HOTS ini tetap bisa kok dijalankan meski bertahap. Jadi jangan langsung kasih siswa soal yang tinggi (sulit), tapi mulai dari penguatan konsep dasar dulu, baru deh pelan-pelan naik ke soal yang lebih sulit. Aku yakin deh, dengan cara ini, siswa ga merasa kewalahan dan tetap bisa ikut berkembang sesuai sama kemampuannya masing-masing.
Intinya, HOTS itu bukan berarti langsung ke soal yang sulit, tapi bagaimana guru bisa mengarahkan siswa untuk berpikir lebih kritis, kreatif dengan langkah yang pas.
cmiiw guys 😀
Nama : Maria Ritna Tati
BalasHapusNPM : 2386206009
Kelas : V A PGSD
Izin menanggapi terkait dengan materi ini materi ini sangat relevan dengan tantangan pendidikan di abad ke-21.dengan menekankan pentingnya keterampilan berpikir tingkat tinggi HOTS, kurikulum matematika berbasis HOTS mempersiapkan siswa untuk menghadapi masalah-masalah kompleks dan tantangan-tantangan nyata di dunia nyata.saya suka bagaimana materi ini memberikan contoh-contoh konkret tentang bagaimana HOTS bisa diterapkan dalam pembelajaran matematika.
kurikulum matematika berbasis HOTS adalah pendekatan penting untuk mempersiapkan siswa menghadapi tantangan abad ke-21.dengan mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan analitis, kurikulum matematika berbasis HOTS membantu siswa untuk menjadi pemecah masalah yang efektif dan inovatif.
Nama : Maria Ritna Tati
BalasHapusNPM : 2386206009
Kelas : V A PGSD
Tambahan lagi tentang materi ini saya setuju dengan pendapat bahwa kurikulum matematika berbasis HOTS memerlukan pendekatan yang berbeda dari guru dan penyiapan yang cermat. guru perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang konsep-konsep matematika, serta keterampilan dalam merancang pembelajaran yang mendorong siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan analitis.
penerapan kurikulum matematika berbasis HOTS memerlukan pendekatan yang berbeda dari guru dan penyiapan yang cermat. guru perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang konsep-konsep matematika, serta keterampilan dalam merancang pembelajaran yang mendorong siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan analitis.jadi tuh, guru juga perlu menyediakan sumber belajar yang relevan dan mendukung, serta memberikan penilaian yang mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
Nama: Nur Sinta
BalasHapusNPM: 2386206033
Kelas: 5B PGSD
Menurut saya penerapan kurikulum matematika berbasis HOTS sangat penting dan relevan dengan pembelajaran di era modern sekarang dimana siswa dituntut untuk berpikir kritis, mampu memecahkan masalah kompleks dan kreatif serta dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan informasi yang sangat pesat. Melalui pembelajaran matematika berbasis HOTS siswa di latih untuk mengidentifikasi masalah, merencanakan solusi dan menyusun argumen logis untuk menemukan solusi, jika diimplementasikan dengan tepat kurikulum matematika berbasis HOTS tidak hanya meningkatkan kemampuan akademik tetapi juga menjadi fondasi bagi generasi yang akan membentuk kompetensi penting abad 21 yaitu cerdas, kertivitas, kolaborasi, pemikiran kritis dan siap menghadapi masa depan.
Nama:bella ayu pusdita
BalasHapusKelas:5d
Nim:2386206114
Setalah saya baca dan saya pahami dari Materi yang disampaikan diatas mengenai Kurikulum Matematika Berbasis HOTS adalah pembahasan yang tepat waktu, komprehensif, dan sangat relevan dengan tuntutan pendidikan di Abad ke-21. Artikel ini berhasil menyajikan esensi mengapa pembelajaran matematika harus bergeser dari fokus pada kemampuan kognitif rendah (hafalan dan penerapan sederhana) menuju keterampilan berpikir tingkat tinggi (analisis, evaluasi, dan kreasi). materi ini adalah advokasi yang kuat dan terstruktur untuk reformasi kurikulum matematika. Materi ini menggarisbawahi bahwa matematika bukan sekadar mata pelajaran, melainkan media penting untuk mengembangkan kecerdasan, inovasi, dan kesiapan siswa dalam menghadapi kompleksitas dunia nyata.
Nama:bella ayu pusdita
BalasHapusNim:2386206114
Kelas:5d
Mau sedikit bertanya juga pak tentang materi ini Mengingat bahwa salah satu tantangan terbesar dalam implementasi HOTS adalah "Penilaian yang Sesuai" dan "Keterbatasan Pemahaman Guru" dalam mengintegrasikan HOTS:
Apa kriteria atau karakteristik utama yang membedakan soal-soal HOTS yang efektif dari soal-soal kognitif tingkat rendah (LOTS) dalam konteks ujian matematika, dan bagaimana mekanisme pelatihan guru dapat diperkuat untuk memastikan guru mampu menyusun dan mengevaluasi soal-soal HOTS yang benar-benar mengukur kemampuan analisis, evaluasi, dan kreasi?
Nama : Nabilah Aqli Rahman
HapusNPM : 2386206125
Kelas : 5D PGSD
Hai Bella 🤩
Aku izin mau jawab pertanyaan kamu yaa
Ini aku jawabnya sesuai sama pemahaman dari apa yang sudah disampaikan di artikel ini, jadi kalau seandainya aku masih keliru atau kurang tepat, teman-teman boleh bantu korekso yaa.
Jadi, soal HOTS sama soal LOTS itu beda banget. Tadi sebelum ngetik jawaban ini aku searching dulu informasi tentang LOTS karena jujur aku gatau dan di artikel ini ga ada bahas tentang LOTS 😀
Dari yang sudah aku baca, biasanya soal LOTS itu cuma minta siswa untuk mengingat atau menghitung langsung, kalau HOTS justru mengajak siswa mikir lebih dalam. Jadi, kriteria utama soal HOTS yang efektif adalah mampu bikin siswa berpikir kritis, kreatif, dan problem solving, bukan sekedar hafal rumus.
Dan supaya guru bisa buat soal HOTS yang mantap, pelatihannya harus praktis dan berkelanjutan. Misalnya, lewat workshop, dan masih banyak tuh pelatihan untuk guru lainnya. Dengan mekanisme pelatihan yang kuat, guru pasti jadi terbiasa menyusun dan mengevaluasi soal.
Cmiiw guys 😀
Nama : Nabilah Aqli Rahman
BalasHapusNPM : 2386206125
Kelas : 5D PGSD
Menurut pandangan saya sebagai calon guru, Kurikulum berbasis HOTS ini memang sesuai banget untuk diterapkan di era sekarang. Karena, ngajak siswa untuk mikir kalau belajar matematika tuh ga cuma soal hafal rumus doang. Seperti yang sudah di jelaskan tadi, siswa dilatuh untuk mikir kritis, kreatif, dan bisa nyari solusi dari masalah kehidupan nyata.
Jadi matematika bukan lagi sekedar angka di papan tulis, tapi jadi bekal penting untuk menghadapi dunia di abad 21 ini.
Nama : Nabilah Aqli Rahman
BalasHapusNPM : 2386206125
Kelas : 5D PGSD
Manfaatnya juga pasti bakal lebih terasa tuh. Siswa jadi lebih akitf, berani berpendapat, dan terbiasa mikir dari berbagai sudut pandang. Nah, seperti yang sudah di jelaskan di tulisan Pak Nurdin juga, ga cuman manfaatnya aja yang banyak, tapi tantangannya juga ada. Meski pun begitu, menurut saya yaa, kalau HOTS ini diterapkan dengan konsisten, hasilnya pasti jadi luar biasa!
Nama: Imelda Rizky Putri
BalasHapusNpm:2386206024
Kelas:5B
Pada materi ini menjelaskan kalau matematika bukan cuma soal angka tapi lebih ke kumpulan ide-ide yang abstrak dan teratur, jadi, matematika seperti “bahasa“ yang dipakai buat menjelaskan pola, hubungan, sama struktur yang ada di sekitar kita. Keren sih, karena dari hal yang kelihatan rumit, matematika bisa membantu pola pikir yang sistematis dan rapi, pas banget untuk melatih cara berpikir kritis dan logis.
Nama : Reslinda
BalasHapusKelas : 5C Pgsd
Npm : 2386206067
Jadi Pak di zaman sekarang, siswa memang perlu lebih dari sekadar bisa menghitung. Mereka harus berpikir kritis, memecahkan masalah, dan melihat suatu konsep dari berbagai sudut pandang. Pendekatan HOTS ini menurut saya membantu banget karena membuata matematika lebih bermakna dan relevan dengan kehidupan nyata. Artikel ini ngingetin kita bahwa pembelajaran matematika harus melatih cara berpikir, bukan hanya menghafal rumus.
Terima kasih bapak sudah memberikan materi HOTS Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi, saya rasa materi ini penting banget di zaman sekarang. Saya suka bagian yang menjelaskan bahwa HOTS itu adalah kemampuan berpikir yang melampaui hafalan. Jadi, siswa tidak hanya disuruh ingat rumus atau cara cepat, tapi diajak untuk menganalisis, mengevaluasi, dan bahkan menciptakan solusi. Contohnya, di materi dibilang siswa tidak hanya menyelesaikan persamaan Aljabar, tapi disuruh menganalisis situasi nyata seperti merencanakan anggaran rumah tangga lalu baru membuat persamaannya. Ini menunjukkan bahwa tujuannya bukan cuma biar nilai ujian bagus, tapi biar siswa siap menghadapi masalah yang nyata di kehidupan sehari-hari.
BalasHapusJadi untuk kita menerapkan HOTS, materi bapak ini memberikan metode-metode yang seru dan berbeda dari cara belajar biasa. Saya paling suka dengan 'Pembelajaran Berbasis Masalah Problem-Based Learning' dan 'Proyek Berbasis Penelitian'. Misalnya, di geometri, siswa disuruh merancang bangunan yang efisien. Ini tuh bagus banget, karena mereka langsung pakai prinsip geometri untuk hal nyata. Lalu, di statistika, siswa disuruh mengumpulkan data konsumsi air di daerah mereka. Jadi, matematika itu bukan lagi soal yang ada di buku, tapi aktivitas nyata yang melibatkan pengumpulan data, analisis, dan buat kesimpulan. Ini akan mendorong siswa untuk belajar mandiri dan melihat bahwa matematika itu ada manfaatnya.
BalasHapusTernyata di materi bapak pada bagian HOTS ini banyak manfaatnya, materi ini juga menyoroti tantangan-tantangan yang masuk akal saat diterapkan. Salah satu tantangan terbesarnya adalah keterbatasan pemahaman guru dan waktu pembelajaran yang terbatas. Kalau guru sendiri belum yakin atau belum terlatih cara membuat soal HOTS, tentu susah. Apalagi kalau kita harus buru-buru mengejar kurikulum. Padahal, HOTS ini butuh waktu yang lebih lama agar siswa bisa berpikir mendalam. Jadi, menurut saya, kunci suksesnya HOTS ini ada di pelatihan guru yang memadai dan penyesuaian penilaian yang tidak lagi hanya mengukur hafalan, agar kurikulum ini benar-benar bisa membentuk generasi yang cerdas dan kreatif di masa depan.
BalasHapusNama : Dita Ayu Safarila
BalasHapusNPM : 2386206048
Kelas : 5 C
Jadi bagi saya kesimpulan materi ini adalah kurikulum berbasis HOTS sangat bagus mempersiapkan siswa SD menjadi pemikir yang fleksibel,kita sebagai calon guru kita harus memprioritaskan penguasaan HOTS dalam pembelajaran kita sendiri untuk menghindari terburu buru menyelesaikan silabus dan merusak kesempatan siswa untuk belajar konsep lebih mendalam.
Nama : Dita Ayu Safarila
BalasHapusNPM : 2386206048
Kelas : 5 C
Setelah saya memberi komentar izin juga untuk bertanya pak.
jika penerapan HOTS membutuhkan waktu yang lebih lama untuk belajar konsep secara mendalam,strategi majemen waktu dan perencanaan kurikulum seperti apa yang paling efektif agar guru tidak merasa terburu buru menyelesaikan silabus sambil tetap mempertahankan kualitas penalaran HOTS?
Nama: Margaretha Elintia
HapusKelas: 5C PGSD
Npm: 2386206055
Izin menanggapi pertanyaan dari kak Dita, jadi masalah waktu dalam kurikulum hots memang nyata, kuncinya adalah jangan mencoba mengajarkan semuanya, kita harus fokus pada strategi sedikit lebih mendalam, artinya pilih beberapa konsep matematika yang paling penting lalu luangkan waktu lebih banyak untuk membahasnya sampai siswa benar-benar bisa berpikir kritis dan menemukan solusi sendiri, dan untuk menghemat waktu, guru bisa memeriksa pemahaman siswa saat mereka sedang berdiskusi atau kerja kelompok dan sedikit cadangkan waktu dalam jadwal karena proses berpikir hots tidak bisa dipaksakan cepat.
Terimakasih, semoga dapat membantu menjawab pertanyaan kak Dita
Nama: Margaretha Elintia
BalasHapusKelas: 5C PGSD
Npm: 2386206055
Izin menanggapi ya pak, setelah saya membaca materi di atas fokus kurikulum pada hots adalah langkah yang sangat bagus, karena memastikan siswa diajari untuk menganalisis dan memecahkan masalah secara mandiri dan bukan hanya hapalan, ini sangat berguna saat menghadapai situasi di kehidupan nyata.