Basis pengetahuan kami di LTM sangat memengaruhi proses kognitif di sebagian besar situasi. Oleh karena itu, bentuk representasi pengetahuan sangat penting untuk memahami kognisi manusia. Beberapa cara utama untuk merepresentasikan makna informasi dalam memori telah disarankan: representasi proposisional (jaringan semantik), representasi prosedural (sistem produksi), dan skema. Representasi analogis atau model mental (Rumelhart & Norman, 1983) secara umum dapat dianggap sebagai skema. Konsep proposisi menunjukkan unit makna primitif, atau unit pengetahuan terkecil yang memungkinkan untuk membuat penilaian, benar atau salah. Jaringan seperti itu satuan-satuan yang saling berhubungan dapat digunakan untuk mewakili makna kalimat dan gambar. Newell dan Simon (1972) mengemukakan bahwa pengetahuan dapat direpresentasikan dengan seperangkat aturan kondisional atau kondisi produksi → tindakan. Aturan produksi disimpan dalam memori jangka panjang dan diambil serta digunakan dalam memori kerja. Isi memori kerja saat ini disesuaikan dengan kondisi seluruh aturan produksi dalam memori jangka panjang. Setiap kali kondisi suatu aturan terjadi dalam memori kerja, aturan tersebut dipicu dan tindakannya dilakukan. Tindakan aturan tersebut dapat mengubah isi memori kerja dan menentukan aturan mana yang dipicu selanjutnya. Dengan demikian, prinsip-prinsip yang menentukan bagaimana suatu aturan diikuti oleh aturan lainnya dibangun ke dalam aturan itu sendiri.
Salah satu teori paling maju yang didasarkan pada gagasan aturan produksi, teori ACT* (Adaptive Control of Thought; Anderson, 1983), atau versi terbarunya ACT-R (R untuk rasional; Anderson, 1993), menyarankan tipe terpisah memori jangka panjang untuk aturan produksi (untuk keterampilan) selain memori deklaratif (proposisi, gambar, dan representasi lain untuk fakta dan pengalaman). Item dalam ingatan ini dapat bervariasi dalam tingkat 'aktivitasnya'. Jika isi memori kerja cocok dengan lebih dari satu aturan dalam memori prosedural, maka aturan mana pun yang paling aktif akan dipicu. Konsep skema, awalnya dibahas oleh Bartlett (1932), masuk ke dalam psikologi kognitif dari penelitian kecerdasan buatan (Minsky, 1975; Bobrow & Winograd, 1977). Skema umumnya merepresentasikan objek sebagai sekumpulan atribut (slot). Skema generalisasi abstrak tentang objek dari contoh spesifik, mengkodekan kategori umum dan fitur khas. Mereka mungkin tidak hanya mencakup proposisi, tetapi juga fitur persepsi (misalnya, gambar spasial) dan rangkaian peristiwa stereotip. Skema mungkin memiliki slot dengan nilai tetap atau variabel; slot dengan nilai variabel biasanya memiliki beberapa nilai default atau nilai yang paling mungkin. Fitur skema yang paling penting adalah pola hubungan yang stabil antar variabel (slot). Setiap skema berisi informasi tentang beberapa kelas struktur. Ketika nilai-nilai tertentu ditugaskan ke slot skema, struktur pengetahuan berbasis skema dapat diperoleh dalam bentuk konsep, proposisi, dll.
Struktur pengetahuan yang diperoleh bisa lebih umum atau lebih spesifik tergantung pada nilai-nilai tersebut. Beberapa skema dapat dihubungkan bersama dan diorganisasikan ke dalam struktur hierarki yang canggih di mana satu skema dapat menjadi bagian dari skema yang lebih kompleks. Skema dapat mewakili pengetahuan dari semua jenis dan tingkatan: dari huruf individual (memungkinkan kita mengenali berbagai variasi huruf tulisan tangan) hingga sistem elektronik atau organisasi yang kompleks, pola perilaku, visual dan gambar persepsi pendengaran. Misalnya, skema kita untuk wajah manusia mencakup celah untuk mata, hidung, mulut, telinga, dll. Komponen-komponen ini disusun dalam konfigurasi tertentu yang tidak kaku. Namun, beberapa persyaratan umum harus dipenuhi: hidung dan mata harus ditempatkan di atas mulut; mata harus terletak di atas hidung pada sisi yang berbeda, dll. Skema umum ini memungkinkan kita mengenali contoh wajah manusia dalam situasi tanpa batas, termasuk beberapa bentuk seni visual yang aneh.
Skema siswa untuk menyelesaikan persamaan aljabar linier tipe ax = b dapat mencakup tiga slot: 1) angka b di sisi kanan persamaan; 2) angka a di ruas kiri persamaan; dan 3) operasi pembagian: membagi isi slot pertama dengan isi slot kedua. Untuk siswa yang kurang berpengalaman, skemanya dapat mencakup operasi membagi kedua ruas persamaan dengan bilangan a yang sama. Dalam hal ini, skema akan berisi slot untuk kedua bagian persamaan, bilangan pembagi a, dan operasi pembagian. Untuk contoh representasi pengetahuan skematis tingkat tinggi, pertimbangkan domain teknis yang mencakup pengetahuan tentang berbagai objek teknis (misalnya, perkakas, perangkat, mesin, prosedur teknologi). Keragaman pengetahuan dalam bidang teknis apa pun dapat direpresentasikan dengan tingkat spesifikasi yang berbeda: dari deskripsi fitur umum hingga detail spesifik. A Kerangka skematis untuk merepresentasikan pengetahuan tentang suatu objek teknis dapat mencakup tiga komponen utama yang saling berhubungan yang dapat disebut sebagai deskripsi fungsional, operasional, dan struktural. Objek teknis apa pun dapat dicirikan oleh beberapa fungsi atau tujuan yang dirancang untuknya (untuk apa objek ini?), proses yang digunakan dalam pengoperasian objek (bagaimana cara kerjanya?), dan struktur internal objek termasuk hubungan antar komponennya (apa apakah itu terdiri dari?). Menjelaskan operasi suatu objek berarti menjelaskan mengapa sekumpulan bagian yang terhubung melakukan fungsi tertentu dengan memanfaatkan proses tertentu selama operasi. Seorang pelajar harus membangun hubungan antara komponen fungsional, operasional, dan struktural dari deskripsi objek untuk memahami cara kerjanya (Kalyuga, 1984; 1990).
Referensi
Kalyuga, S. 2009. Cognitive Load Factors in Instructional Design for Advanced Learners. New York: Nova Science Publishers

Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
BalasHapusNpm : 2386206058
Kelas : VB PGSD
Pada materi diatas ini membahas tentang bagaimana pengetahuan dipresentasikan. Pada materi ini juga menekankan kemampuan seseorang dalam memproses informasi. Dalam materi di atas juga membahas tentang pembelajaran yang menegaskan bahwa guru perlu merancang kegiatan belajar yang sesuai dengan kapasitasnya siswa. Dengan ini teori menjadi dasar penting dalam menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien. Dan juga cara berpikir kritis 🙏
Nama : Putri Lestari Pinang
BalasHapusNPM : 2386206081
Kelas : 5D PGSD
Izin menanggapi pak, skema memegang peranan yang sangat penting dan mendasar dalam proses pembelajaran karena bertindak sebagai kerangka atau struktur mental yang mengorganisasi pengetahuan. Tanpa skema, informasi baru akan menjadi potongan-potongan data yang terpisah dan sulit untuk diproses, diingat, atau diterapkan. Skema sangat penting dalam proses pemahaman karena ia memandu interpretasi kita terhadap dunia. Saat menerima informasi baru (misalnya, membaca teks atau mendengarkan ceramah), skema membantu siswa menginterpretasi dan mengartikan data tersebut dengan cepat, mengisi kekosongan, dan memahami implikasi yang tidak disebutkan secara eksplisit. Skema memungkinkan siswa untuk membuat prediksi tentang apa yang mungkin terjadi selanjutnya dan menarik kesimpulan yang logis berdasarkan pengalaman atau pola yang tersimpan dalam skema tersebut.
Nama : Putri Lestari Pinang
BalasHapusNPM : 2386206081
Kelas : 5D PGSD
Izin bertanya pak, bagaimana cara kerja mempresentasikan makna informasi dalam memori dengan representasi proposisional dan apa pentingnya dalam memori?
Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
HapusNpm : 2386206058
Kelas : VB PGSD
Halo putri lestari pinang saya izin menjawab yah, menurut pemahaman saya cara kerja representasi proposisional yaitu dengan menggambarkan makna informasi dalam bentuk pernyataan atau hubungan antar gagasan di dalam pikiran. Informasi yang kita terima tidak disimpan sebagai kata-kata, tetapi diubah menjadi struktur makna yang saling terhubung sehingga lebih mudah dipahami dan diingat. Representasi proposisional ini penting dalam memori karena membantu kita menata pengetahuan secara logis. Dengan cara ini, otak dapat menghubungkan ide-ide lama dengan informasi baru, sehingga proses belajar menjadi lebih bermakna dan efisien🙏🏻
Semoga membantu 😊
Nama : Oktavia Ramadani
HapusNPM : 2386206086
Kelas : 5D
Saya ikut menanggapi komentar putri yaaa , pertanyaan putri ini sangat tepat karena menunjukkan bahwa saya juga bisa memahami bagaimana informasi itu disimpan dan diolah di dalam memori , pada representasi proposisional juga menunjukkan bahwa konsep dasar dalam teori kognitif , yaitu bagaimana makna bisa dipecah menjadi unit unit yang kecil yang saling terhubung dalam jaringan pengetahuan.
Dengan kita mengetahui cara kerja representasi proporsional dan pentingnya dalam memori saya bisa memahami bahwa informasi itu tidak hanya disimpan pada sebuah fakta , tetapi bisa di organisasikan dalam bentuk unit dan makna yang terhubung , ini adalah bagaimana cara otak berproses dan menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang lama .
Nama : Nabilah Aqli Rahman
HapusNPM : 2386206125
Kelas : 5D PGSD
Saya mau ikutan jawab pertanyaannya Putri deh, hehehe.
Menurut pemahaman saya nih yaa, sehabis membaca artikel di atas (saya searching-searching juga untuk memperkuat pemahaman). Kan representasi proposisional itu cara otak kita menyimpan informasi dalam bentuk kalimat sederhana.
Bayangkan anak SD belajar "matahari terbit di pagi hari". Otak mereka itu menyimpan kalimat tadi sebagai pengetahuan yang jelas. Ada subjeknya (matahari), ada predikatnya (terbit), ada waktunya juga (pagi hari). Pentingnya bentuk ini dalam memori yaa supaya informasi gampang diingat dan bisa dipakai lagi. Misalnya, ketika guru bertanya "kapan matahari terbit?", anak bisa langsung jawab tuh karena otaknya sudah nyimpan proposisi tadi.
Itu Put jawabannya kalau menurut saya, cmiiw 😀🙌
Nama:Elisnawatie
BalasHapusKelas:VD
NPM:2386206069
Materi ini membahas bagaimana pengetahuan disimpan dan diorganisasi dalam memori manusia. Bentuk representasi pengetahuan antara lain representasi proposisional, representasi prosedural (aturan produksi), dan skema. Ketiganya menjelaskan cara otak manusia memahami, mengingat, dan menggunakan informasi dalam berbagai situasi.
Nama:Elisnawatie
HapusKelas:5D
NPM:2386206069
Izin bertanya pak
Bagaimana skema terbentuk dari pengalaman seseorang, dan bagaimana skema tersebut dapat membantu individu mengenali pola-pola yang serupa di masa depan meskipun dalam konteks yang berbeda - beda pak?
Nama : Oktavia Ramadani
HapusNPM : 2386206086
Kelas : 5D
Hai elis izin menanggapi ya pada pertanyaan elis , kita bisa melihat bahwa skema tidak hanya muncul dari informasi yang dipelajari saja , tetapi juga bisa terbentuk melalui pengalaman langsung yang dialami oleh seseorang , dan skema itu berfungsi sebagai pola berpikir yang membantu seseorang mengenali kesamaan dalam situasi yang berbeda ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi , karena tidak hanya melihat konsep skema secara sedaerahana saja , tetapi juga memahami bagaimana Skema itu bekerja di dalam memori dan bagaimana ia berkembang serta di gunakan untuk memahami situasi yang baru .
Nama: Rismardiana
HapusNPM: 2386206025
Kelas: 5B PGSD
izin menanggapi pertanyaan dari Elisnawatir, yang dari sayan ketahui skema itu sebenarnya kebentuk dari pengalaman berulang. Setiap kali kita ketemu situasi yang mirip, otak otomatis nyimpen pola nya. Lama-lama pola itu jadi skema semacam template di kepala.
Nah, begitu skema sudah kebentuk, otak jadi lebih gampang mendeteksi pola yang mirip, bahkan kalau konteksnya beda. Kayak: pernah belajar cara baca peta? Nanti lihat denah mall pun langsung ngeh karena polanya mirip.
Jadi pada intinya pengalaman,pola,skema,makin cepat paham hal baru yang mirip, walaupun wujudnya beda-beda.
Terimakasih.
Setelah membaca uraian yang cukup panjang pada laman ini saya memahami bahawasannya manusia mempunyai kemampuan representasi dalam menyimpan pengetahuan dan menggambarkan nya didalam pikiran manusia, ternyata representasi pada manusia terbagi menjadi 3 bentuk dengan melalui beberapa cara yang telah disarankan yakni : represetasi proposional ( jaringan semantik ), representasi prosedural ( sistem produksi ) dan skema.
BalasHapusmasing-masing cara tersebut memiliki manfaat yang berbeda untuk membantu manusia mengingat,memahami,dan dapat membuat manusia melakukan tindakan.
Nama: Nanda Vika Sari
BalasHapusNpm: 2386206053
Kelas: 5B PGSD
Setelah saya membaca materi ini, munurut saya materi ini sudah sangat amat memberikan uraian/penjelasan yang sangat komperehensif/lengkap mengenai bagaimana pengetahuan direpresentasikan didalam memori manusia, khususnya dalam konteks Cognitive Load Theory (CLT). Pada materi diatas secara keseluruhan sudah mendalam, akademik dan juga terstruktur dengan baik. Jika pada bagian mengenai tentang keterkaitan secara langsung dengan kompenen Cognitive Load Theory lebih diperjelas lagi, maka materi diatas akan menjadi sangat baik untuk dimasukkan dalam karya ilmiah atau kajian pendidikan pada tingkat lanjut.
Setelah saya baca materi bapak yang ini, Teks tentang representasi pengetahuan ini benar-benar saya sangat suka, khususnya pandangan tentang Objek Teknis. Yang paling mengena bagi saya adalah definisi Operasi suatu objek: yaitu menjelaskan mengapa sekumpulan bagian yang terhubung melakukan fungsi tertentu. Ini menunjukkan bahwa pemahaman kegiatan bukan hanya sekadar langkah-langkah aja, tetapi juga pemahaman proses yang menjelaskan struktural dan fungsional objek secara bersamaan. Fokus pada aspek operasional ini, menurut saya, sangat penting dalam membantu pelajar membangun skema pengetahuan yang dapat diterapkan, sesuai dengan prinsip Teori Beban Kognitif.
BalasHapusNama : Oktavia Ramadani
BalasHapusNPM : 2386206086
Kelas : 5D
Materi ini menjelaskan dengan sangat relevan bagaimana pengetahuan dapat direpresentasikan dalam memori manusia terutama dalam konteks cognitive load theory , penjelasan ini mengenai 3 representasi yaitu proporsional , prosedural dan skema itu bisa memberikan gambaran bahwa proses belajar itu tidak hanya tentang mengingat fakta nya saja tetapi juga bagaimana informasi itu bisa di gunakan kembali saat diperlukan , konsep aturan produksi dan teori ACT-R juga menegaskan bahwa adanya perbedaan antara pengetahuan yang bersifat deklaratif (fakta ) dan pengetahuan prosedural (keterampilan) , keduanya ini bekerja sama dalam memori kerja.
Nama : Oktavia Ramadani
BalasHapusNPM : 2386206086
Kelas : 5D
Izin bertanya pak dan teman teman semua , bagaimana ya seorang guru bisa memastikan bahwa representasi pengetahuan yang digunakan dalam pembelajaran baik dalam bentuk proporsional , prosedural dan skema apakah tidak menambah beban kognitif seorang siswa ? Terutama bagi mereka yang masih berada pada pemahaman dasar ? 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Nama : Nabilah Aqli Rahman
HapusNPM : 2386206125
Kelas : 5D PGSD
Saya izin menjawab yaa Piaa
Jadi kalau menurut saya supaya representasi pengetahuan engga nambah beban kognitif, guru bisa banget tuh bikin pembelajaran tetap ringan, tetap sederhana, pembelajaran yang engga rumit. Dengan cara memberikan pengetahuan secara pelan-pelan. Jadi menyajikan pengetahuannya tuh jelas gitu bukan sekaligus banyak.
Proposisi tadi kan cara menggambarkan pengetahuan dalam bentuk kalimat, nah guru kalau menjelaskan yaa cukup singkat aja kalimatnya dan gampang dimengerti. Kalau bisa jangan panjang-panjang dan berbeli-belit.
Kalau pakai prosedur (langkah-langkah), kasih langkah satu per satu, jangan langsung semuanya.
Terakhir, pengertian dari skema tadi kan kalau pemahaman saya itu kumpulan konsep yang saling terkait, nah kalau guru pakai skema, hubugkan sama hal yang dekat sama kehidupan siswa. Misalnya pecaran yang dijelaskan lewat "bagi kue sama teman". Dengan begitu, otak siswa engga overload karena informasi yang mereka terima itu terasa sederhana, nyata, dekat, terus menyenangkan deh.
Jadi kuncinya yaa, jangan ribet, pakai contoh sehari-hari, insyaAllah siswa akan paham tanpa merasa terbebani.
Nama: Rismardiana
HapusNPM: 2386206025
Kelas: 5B PGSD
Saya izin menjawab yah Oktavia, dari yang saya ketahui jadi guru bisa saja mencegah beban kognitif berlebih dengan nyampein materi secara bertahap dan fokus ke inti dulu, terutama untuk siswa yang masih di level dasar. Jadi mereka nggak langsung dibombardir representasi pengetahuan yang ribet seperti proposisional, prosedural, dan skema sekaligus.
Awalnya cukup kasih contoh konkret dan cintoh pemecahan masalah biar otaknya nggak penuh dulu. Setelah paham, baru pelan-pelan naik ke prosedur, lalu akhirnya ke skema yang lebih kompleks. Info yang nggak penting dipangkas, biar beban kognitifnya tetap ringan.
Dengan alur kayak gitu, skema justru bantu siswa memahami lebih cepat bukan bikin makin pusing.
Terimakasih.
Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
BalasHapusKelas : VB PGSD
Npm : 2386206058
Baik pak saya izin menanggapi setelah membaca kembali materi di atas, materi ini menarik banget pak pembahasan tentang teori Cognitive Load ini. Karena memang penting banget untuk paham bagaimana cara mengelola beban kognitif saat belajar. Dari materi ini, saya sebagai calon guru jadi paham kenapa kita sebagai guru dan juga pengajar harus benar-benar memperhatikan cara kita menyampaikan informasi ke siswa. Kalau terlalu berat atau rumit, bisa bikin mereka kewalahan dan akhirnya nggak maksimal dalam menyerap materi. Makanya, kita perlu tahu cara yang tepat dalam menyusun materi, supaya siswa bisa menerima informasi tanpa merasa terbebani. Materi di atas juga ngebahas bagaimana memanfaatkan kapasitas memori dengan baik, biar pembelajaran jadi lebih efektif. Jadi, jangan asal kasih materi banyak, tapi harus paham juga gimana cara mempermudah proses belajar mereka🙏🏻.
Nama:bella ayu pusdita
BalasHapusKelas:5d
Nim:2386206114
Menurut saya Ini adalah ulasan yang sangat informatif mengenai berbagai bentuk Representasi Pengetahuan dalam Memori Jangka Panjang (Long-Term Memory/LTM), yang merupakan fondasi penting dari Cognitive Load Theory (CLT). Penulis (Buya Adin) memaparkan tiga representasi utama: Proposisional, Prosedural (Aturan Produksi), dan Skema, dengan penekanan yang kuat pada skema.
Nama:bella ayu pusdita
BalasHapusKelas:5d
Nim:2386206114
Mau tanya pak Materi diatas kan menjelaskan bahwa skema dapat diorganisasikan dalam struktur hierarki canggih, di mana skema yang lebih spesifik dapat menjadi bagian dari skema yang lebih kompleks (misalnya, skema untuk 'mobil' berisi skema untuk 'mesin', yang berisi skema untuk 'silinder', dan seterusnya).
Dalam perspektif Cognitive Load Theory (CLT), bagaimana proses instruksional harus dirancang untuk memfasilitasi 'chunking' (pengelompokan) dan automatisasi pengetahuan dari tingkat aturan produksi (prosedural) yang terpisah menjadi skema tingkat tinggi yang kohesif, dan pada tahapan pembelajaran manakah (pemula vs. ahli) instruksi eksplisit mengenai hubungan antar komponen skema paling efisien diberikan?
Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
HapusKelas : VB PGSD
Npm : 2386206058
Hallo bella izin menjawab yh. Jadi gini menurut aku, skema dalam teori Cognitive Load itu bisa disusun dalam bentuk hierarki, misalnya, skema buat ngertiin mesin tuh bakal lebih rumit dibanding skema buat hal yang lebih sederhana, kayak silinder. Skema itu bakal berkembang seiring banyaknya informasi yang kita punya dan gimana cara kita nyambungin informasi tersebut. Kalau kita belajar sesuatu yang lebih sulit, misalnya soal mesin, skema yang kita punya bakal lebih kompleks dan ada lebih banyak bagian yang saling terhubung. Makanya, dalam belajar, kita harus nyesuain tingkat kesulitan materi sama struktur skema yang dipelajari. Kalau materinya terlalu ribet dan nggak terstruktur dengan baik, bisa bikin kita kebebani.
Terimakasih😊
Nama: Rismardiana
HapusNPM: 3386206025
Kelas: 5B PGSD
izin menjawab yah Bella, dari yang saya ketahui dalam CLT, intinya proses belajar harus dibuat supaya otak gampang ngumpulin potongan-potongan kecil jadi satu skema besar tanpa bikin memori kerja kepanasan.pemula perlu bantuan penuh dulu. Instruksi harus jelas, langkah-langkah dipisah kecil, dan hubungan antar bagian skema dijelasin terang-terangan biar gampang mengelompokkannya.
Kalau sudah lebih mahir, baru pelan-pelan dilepas supaya mereka mulai gabungin sendiri dan aturan produksinya makin otomatis.
Sementara yang sudah ahli cukup dikasih tugas kompleks nggak perlu dijelasin detail lagi.
pada intinya penjelasan eksplisit paling efektif di tahap pemula, lalu makin dikurangi seiring naiknya keahlian.
Nama: Maya Apriyani
BalasHapusNpm: 2386206013
kelas: V.A
Saya sudah mengulang bacaan ini kurang lebih 4 kali setelah saya baca berulang-ulang saya pun masih sulit untuk mendefinisikan apa sih sebenarnya inti dari bacaan ini, yang saya ketahui pada saat kita mendapat informasi yang baru ternyata otak kita ini juga bekerja dia masukkan informasi yang kita dapatkan ini ke dalam kelompok-kelompok pemikiran yang ada pada kita.
Nah ternyata ada beberapa untuk kita dapat merepresentasikan proporsional, yang pertama yaitu ada representasi proporsional yaitu otak kita dapat berpikir apakah yang termasuk dalam kalimat fakta atau pernyataan yang salah atau benar. Kemudian ada representasi prosedural kalau ini tuh berkaitan dengan cara otak kita berpikir setiap step by step Apa yang harus kita lakukan, lalu selanjutnya ada skema skema ini merupakan konsep dasar yang sudah kita ketahui.
Menurut pendapat saya dengan langkah-langkah di atas tentunya akan sangat membantu untuk membangkitkan pengetahuan siswa dan daya ingat siswa
Nama: Imelda Rizky Putri
BalasHapusNpm:2386206024
Kelas:5B
Izin menanggapi pak, materi ini sebenarnya ngingetin kita bahwa otak itu punya kapasitas yang terbatas, informasi yang berantakan bikin kita pusing. Dengan pengetahuan yang pas, materi jangan cuma numpuk, tapi dirapikan biar otak bisa ''bernapas''. Jadi bikin siswa lebih cepat mengerti tanpa harus berpikir terlalu berat
Nama: Rismardiana
HapusNPM: 3386206025
Kelas: 5B PGSD
Saya setuju dengan tanggapan Imel,kalau dipikir-pikir, materi ini juga kayak ngasih pemberitahuan ke guru dan pembelajar: jangan maksa otak kerja lembur buat hal yang belum siap. Soalnya, kalau info datangnya acak-acakan, otak cuma bakal sibuk “ngurusin kemacetan” daripada ngerti isinya.
Makanya penting banget buat nyusun materi step by step, dari yang simpel ke yang lebih rumit, biar otak punya waktu buat nyambungin potongan-potongan informasi jadi skema yang rapi. Begitu skemanya kebentuk, apa pun yang dipelajari nanti jadi lebih gampang nempel.
Intinya, materi ini ngingetin bahwa belajar itu bukan soal banyaknya info, tapi gimana info itu dirapihin biar otak kita nggak kewalahan. Kalau rapi, otaknya santai dan paham pun datang lebih cepat.
Kembali membuka laman ini untuk kembali memahami isi dari teori beban kognitif: tentang representasi pengetahuan
BalasHapusYang saya pahami setelah membaca laman ini, laman ini menjelaskan bagaimana pentingnya bentuk representasi pengetahuan dalam memahami kognisi manusia.
Laman ini menjelaskan bagaimana cara kerja jaringan-jaringan di otak manusia untuk dapat menyimpan pengetahuan dalam jangka panjang, lalu diambil dan digunakan sesuai kondisi kerja yang akan kita laksanakan.
Selain itu juga yang saya baca dari laman ini membahas tentang bagaimana fungsi skema yang umumnya bisa merepresentasikan objek sebagai sekumpulan atribut (slot), nah dalam skema ini di dalamnya berisi informasi tentang beberapa kelas struktur dan dalam tugasnya struktur pengetahuan skema ini dapat memperoleh bentuk, konsep, posisi dan lain sebagainya, dan yang saya tangkap juga skema ini dapat melihat dan menjelaskan bagian-bagian yang kita lihat, seperti yang dikasih contoh di atas ketika kita melihat wajah manusia kita dapat menjelaskan di wajah manusia ini ada apa saja ,ada bagian apa saja yang terdapat pada wajah manusia yang kita lihat.
Berarti menurut saya ketika kita menggunakan konsep skema ini dalam pembelajaran matematika berarti kita diajarkan untuk memahami konsep yang ada tentang bagaimana konsep itu terbentuk ,cara kita mendefinisikan konsep tersebut ,dan mengetahui bagian-bagian kecil yang terkandung di dalam konsep tersebut. Misalnya kita dapat mendefinisikan konsep dasar matematika nah di konsep dasar matematika itu ada bagian apa saja ,dan susunannya seperti apa ,lalu konsep tersebut yang benarnya ditempatkan pada bagian mana.
Nama : Andi Nurfika
BalasHapusNPM : 2386206017
Kelas : VB PGSD
Izin menanggapi pak pengetahuan itu dibangun dari skema yang makin lama makin rapi, dari materi di atas kelihatan banget kalau otak kita sebenarnya kerja pakai skema semacam pola atau template yang sering dipakai makin rapi . Kayak pertama kali belajar nyetir yang masih bingung semua tombol, tapi lama kelamaan tangan otomatis saja. Jadi, cara kita menyimpan info Itu nggak cuma sekedar hafalan, tapi lebih ke pola yang make sense buat otak
Nama : Andi Nurfika
BalasHapusNPM : 2386206017
Kelas : VB PGSD
Representasi pengetahuan Itu macam-macam nggak cuma satu bentuk, setelah saya baca lagi materinya juga nunjukin kalau otang nggak cuma menyimpan fakta aja, tapi juga cara ngelakuin sesuatu atau prosedur, gambar, sampai hubungan antar konsep. Maknanya keadaan kita ingat cara ngerjainnya tapi lupa istilahnya, atau kebalikannya ngerti definisinya tapi nggak bisa ngerjain. semua itu karena bentuk penyimpanan infonya beda-beda. jadi wajar banget kalau belajar itu harus lewat banyak cara: lihat, dengan, praktik, dan latihan.
Nama : Andi Nurfika
BalasHapusNPM : 2386206017
Kelas : VB PGSD
Izin menanggapi lagi pak kalau mau paham satu hal, kita harus ngaitin fungsi cara kerja serta strukturnya. Penjelasan tentang objek teknis tadi ngejelasin kalau kita baru benar-benar paham apa sesuatu kalau bisa menghubungkan tiga hal seperti fungsinya buat apa cara kerjanya gimana dan isinya apa aja. Contohnya HP tahu fungsinya buat komunikasi, tahu cara kerjanya pakai sinyal, dan tahu komponennya ada baterai, layar, prosesor, dan lain-lain. di pelajaran pun sama kalau cuma hafal rumus dan pengerti kenapa dan gimana ya cepat lupa. Kotak lebih suka info yang paling nyambung bukan yang berdiri sendiri
Nama : Andi Nurfika
BalasHapusNPM : 2386206017
Kelas : VB PGSD
Izin bertanya pak bagaimana interaksi antar skema fungsional operasional, dan struktural dalam memori jangka panjang dapat menjelaskan perbedaan cara 2 siswa memecahkan masalah yang sama meskipun keduanya memiliki pengetahuan deklaratif yang setara, tetapi berbeda dalam tingkat otomatisasi aturan produksinya
Nama: Nur Sinta
BalasHapusNPM: 2386206033
Kelas: 5B PGSD
Izin menjawab pertanyaan dari Andi Nurfika
Menurut saya, perbedaan cara dua siswa memecahkan masalah yang sama misalnya menyelesaikan soal matematika yang dama itu bisa dijelaskan dari seberapa otomatis aturan yang ada di kelapa mereka bekerja, meskipun mereka sama-sama tahu rumus atau konsepnya. Misalnya siswa pertama itu sudah terbiasa dan lancar pakai langkah-langkah penyelesaian jadi saat ketemu soal dia langsung tahu harus ngapain tanpa mikir terlalu berat. Otaknya seperti sudah punya jalur cepat karena skema-skemanya sudah rapi dan otomatis akibatnya dia bisa fokus ke memahami soalnya, bukan malah bingung di langkah-langkahnya.
Sementara siswa kedua, walaupun dia tahu rumus yang sama tapi karena belum terbiasa dia masih mikir satu persatu ini langkahnya apa ya, habis ini ngapain ya. Otaknya jadi lebih cepat capek karena terlalu banyak yang dipikirkan sekaligus, jadi sebenarnya bedanya bukan di tahu atau tidak tahu tapi di seberapa sering dan seberapa otomatis pengetahuan itu dipakai. Yang sudah otomatis mikirnya lebih ringan dan rapi namun yang belum meskipun tahu tetap terasa berat pas ngerjain soal.
sekian jawaban dari saya...
Nama: Rismardiana
BalasHapusNPM: 2386206025
Kelas: 5B PGSD
Baik pak saya izin menanggapi, dari materinya sudah dalem banget tapi menarik, soalnya ngebahas gimana otak nyimpen dan ngolah pengetahuan dari berbagai sisi mulai dari proposisi, aturan produksi, sampai skema. Bagian tentang ACT-R juga keren, jadi kebayang gimana otak “milih” aturan mana yang dipake pas kita mikir. Penjelasan soal skema juga relatable banget, apalagi contoh tentang wajah manusia dan cara kita ngenalinnya walau bentuknya aneh-aneh. Intinya, materi ini bikin makin sadar kalau pengetahuan itu nggak cuma numpuk fakta, tapi juga pola-pola fleksibel yang kita bangun dari pengalaman.
Nama: Rismardiana
BalasHapusNPM: 2386206025
Kelas: 5B PGSD
izin menjawab pertanyaan Fika,dari yang saya ketahui sebenarnya bedanya itu muncul karena skema mereka nyambungnya nggak sama kuatnya. Walaupun dua siswa punya pengetahuan deklaratif yang sama, cara otaknya manggil dan ngatur info itu bisa beda banget.
Kalau aturan produksinya sudah otomatis, skema fungsional, operasional, struktural mereka saling kerja sama dengan lancar. Jadi begitu lihat soal, otaknya langsung tahu mau ngapain, langkahnya beraturan, dan nggak makan banyak beban memori kerja.
Sementara kalau otomatisasinya belum kuat, meskipun tahu konsepnya, dia masih mikir satu-satu: fungsi soalnya apa, langkahnya gimana, hubungannya ke bagian lain apa. Akhirnya prosesnya lebih lambat dan gampang bingung.
Jadi intinya, beda performa bukan karena beda pengetahuan, tapi beda kerapihan dan otomatisasi skema di memori jangka panjang.
Nama: Rismardiana
BalasHapusNPM: 2386206025
Kelas: 5B PGSD
izin menambahkan pak, materi ini ngebahas representasi pengetahuan dengan cara yang lengkap tapi tetap gampang diikutin. Bagian tentang proposisi, aturan produksi, dan ACT-R bikin aku kepikiran gimana otak sebenarnya kerja kayak sistem yang memicu aturan tertentu. Terus konsep skema dijelasin dengan cara yang cukup konkret, jadi gampang banget ngebayanginnya. Cocok banget buat yang pengen ngerti kenapa kita bisa paham sesuatu lebih cepat kalau udah punya skema sebelumnya.
Nama: Rismardiana
BalasHapusNPM: 2386206025
Kelas: 5B PGSD
izin bertanya pak dan untuk teman-teman sekalian, dari penjelasan tentang aturan produksi dan ACT-R itu menarik, soalnya kelihatan banget gimana otak milih aturan mana yang mau dipakai. Nah, yang bikin saya penasaran, gimana sebenarnya otak meningkatkan aktivitas suatu aturan sampai aturan itu jadi lebih sering kepakai?
Nama: Nur Sinta
HapusNPM: 2386206033
Kelas: VB PGSD
Izin menjawab Pertanyaan dari Rismardiana
Kalau dikaitkan dengan teori beban kognitif dan representasi pengetahuan, otak itu sebenarnya memilih aturan yang sering dipakai lewat pengalaman dan pengulangan, jadi bukan karena dipilih secara acak. Istilahnya semakin sering suatu aturan dipakai semakin kuat jejaknya di otak kita, dalam teori ACT-R ini disebut sebagai aktivitas nah aturan yang sering berhasil dipakai akan jauh lebih cepat muncul di benak kita dibanding aturan yang jarang dipakai.
Contoh paling dekatnya itu seperti dulu waktu kita pertama kali belajar perkalian jika ditanya hasil 6 x 7 kita pasti mikir lama dulukan jawabannya, tapi jika sering dipakai kalau ditanya lagi 6 x 7 kita bisa jawab langsung tanpa mikir itu karena aturan 6 x 7=42 yang mana sudah punya aktivitas tinggi diotak kita. Menurut Cognitive Load Theory hal ini bisa terjadi karena beban di memori kerja lebih ringan karena informasinya pindah ke memori jangka panjang, pengetahuan tidak lagi berdiri sendiri tapi sudah jadi skema yaitu pola yang tersusun rapi saat skema sudah terbentuk otak tidak perlu mikir lagi dari nol tinggal memanggil aturan yang sering dipakai. Jadi singkatnya otak meningkatkan aktivitas suatu aturan karena aturan itu sering digunakan, sering berhasil dan selalu dikaitkan dengan skema yang sudah ada akhirnya aturan itu jadi lebih otomatis dan sering muncul dibanding aturan lain.
cukup sekian jawaban dari saya maaf bila ada salah kata yaa...
Nama : Dita Ayu Safarila
BalasHapusKelas : 5 C
NPM : 2386206048
Izin bertanya pak,
Dalam konteks mengajar keterampilan seperti memecahkan masalah matematika dasar (misalnya,mencari keliling bangun datar) bagaimana kita sebagai calon guru dapat memastikan siswa tidak hanya menghafal rumus (proposisi),tetapi juga membangun skema konseptual yang kuat dan aturan produksi yang efisien sehingga pengetahuan itu bisa di terapkan dalam berbagai situasi?
Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
HapusNpm : 2386206058
Kelas : VB PGSD
Hallo dita izin menjawab yh. Menurut saya, supaya siswa nggak cuma hafal rumus tapi juga punya pemahaman yang kuat, kita sebagai calon guru bisa mulai dari contoh yang dekat dengan kehidupan mereka dulu, biar mereka ngerti konsep dasarnya sebelum masuk ke rumus. Setelah itu, ajak mereka nemuin pola sendiri, misalnya menghitung sisi-sisi bangun dulu baru menyimpulkan rumusnya, jadi mereka merasa “oh, ini masuk akal”. Latihan juga harus bervariasi, jangan cuma soal yang bentuknya sama, supaya skema atau cara berpikir mereka makin kebentuk dan bisa dipakai di situasi lain. Terus, kasih panduan langkah-langkah berpikir, jadi bukan cuma jawabannya, tapi prosesnya juga mereka pahami. Kalau dilakukan terus menerus, mereka bakal punya skema yang kuat dan cara menyelesaikan soal jadi lebih otomatis dan efisien, bukan sekadar menghafal.
Terimakasih😊
Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
BalasHapusNpm : 2386206058
Kelas : VB PGSD
Hallo dita izin menjawab yh. Menurut aku, supaya siswa nggak cuma hafal rumus tapi juga punya pemahaman yang kuat, kita sebagai calon guru bisa mulai dari contoh yang dekat dengan kehidupan mereka dulu, biar mereka ngerti konsep dasarnya sebelum masuk ke rumus. Setelah itu, ajak mereka nemuin pola sendiri, misalnya menghitung sisi-sisi bangun dulu baru menyimpulkan rumusnya, jadi mereka merasa “oh, ini masuk akal”. Latihan juga harus bervariasi, jangan cuma soal yang bentuknya sama, supaya skema atau cara berpikir mereka makin kebentuk dan bisa dipakai di situasi lain. Terus, kasih panduan langkah-langkah berpikir, jadi bukan cuma jawabannya, tapi prosesnya juga mereka pahami. Kalau dilakukan terus menerus, mereka bakal punya skema yang kuat dan cara menyelesaikan soal jadi lebih otomatis dan efisien, bukan sekadar menghafal.
Terimakasih😊
Maaf Pak kedobel jawabannya 🙏
Hapus