Konseptualisasi konten keahlian khusus dalam Mengajar Matematika: Keterampilan Content-Specific Noticing Skills

 


Content-Specific Noticing Skills

Selain pengenalan terhadap konten dan pengetahuan konten pedagogis, para ahli baru-baru ini mencatat indikator penting lainnya dari keahlian guru: teacher noticing (pengamatan guru), yang mencakup apa yang menarik perhatian guru selama situasi pengajaran yang kompleks dan bagaimana mereka menginterpretasikan peristiwa tersebut. Memang, bahkan seorang guru yang memiliki pengetahuan konten matematika dan pengetahuan pedagogis yang sesuai mungkin tidak menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif jika peristiwa penting seputar konten, siswa, dan situasi pengajaran tidak menarik perhatian mereka.  Content-specific noticing sebagai perhatian selektif terhadap peristiwa penting yang terkait dengan pemahaman matematika siswa dan pedagogi matematika guru, serta bagaimana guru menginterpretasikan peristiwa yang mereka perhatikan, seperti deskriptif murni versus analitis atau interpretatif (van Es & Sherin, 2008). Konseptualisasi ini mencakup dua indikator umum di berbagai kerangka teacher noticing: apa yang diperhatikan oleh guru dan bagaimana mereka menginterpretasikan peristiwa di kelas (Sherin et al., 2011). Misalnya, memperhatikan kebingungan siswa terkait masalah matematika selama pengajaran dan menginterpretasikan apa yang mungkin menyebabkan kebingungan tersebut merupakan indikator keterampilan content-specific noticing (pengamatan spesifik konten) guru. Sebagai contoh lainnya, ketika seorang siswa menunjukkan kebingungan dalam memahami suatu konsep matematika, guru dengan keterampilan content-specific noticing akan segera menangkap sinyal ini dan mencoba memahami penyebab kebingungan tersebut. Interpretasi ini kemudian memungkinkan guru untuk merespons secara tepat dan efektif dalam mengatasi masalah yang dihadapi siswa. Keterampilan ini sangat penting dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung, karena guru yang memiliki kemampuan ini dapat lebih baik dalam memfasilitasi pembelajaran yang bermakna bagi siswa mereka.

Bukti mengenai dimensi pengetahuan matematika untuk pengajaran masih beragam. Beberapa studi menyimpulkan bahwa pengetahuan tersebut adalah konstruksi satu dimensi pada guru matematika sekolah dasar (misalnya, Charalambous et al., 2020; Copur-Gencturk, Tolar, Jacobson, & Fan, 2019). di AS, bahwa Pengetahuan konten dipahami berdasarkan siapa yang menggunakan pengetahuan itu dan dalam konteks apa (misalnya, pengetahuan konten khusus dalam pengajaran versus pengetahuan konten yang dimiliki oleh orang dewasa terdidik lainnya; Ball et al., 2008). Penilaian pengetahuan konten dan pengetahuan pedagogis diukur melalui soal pilihan ganda.

Sebagai contoh, penelitian oleh Copur-Gencturk et al. (2019) data dari 397 guru Amerika Serikat yang mengajar di kelas 4 dan 5. Para guru ini menjawab serangkaian soal pilihan ganda yang dirancang untuk mengukur pengetahuan konten mereka berdasarkan kerangka yang dikembangkan oleh Ball (Ball et al., 2008; Hill et al., 2004), serta pengetahuan konten pedagogis mereka. Hasilnya menunjukkan bahwa pengetahuan konten dan pedagogis merupakan satu konstruksi. Bahkan, korelasi antara pengetahuan konten khusus (pengetahuan matematika yang digunakan dalam pengajaran) dan pengetahuan konten pedagogis mencapai 0,96, yang berarti keduanya hampir tidak dapat dibedakan.

Sebaliknya, pengetahuan matematika untuk pengajaran pada guru sekolah menengah ditemukan sebagai konstruksi dua dimensi, di mana pengetahuan konten dan pedagogis adalah dua elemen yang terpisah (Kleickmann et al., 2015; Krauss et al., 2008). Berbeda dengan studi pada guru sekolah dasar, penelitian yang dilakukan di Jerman, di mana pengetahuan konten dipahami sebagai pemahaman mendalam tentang matematika sekolah yang diharapkan diajarkan oleh guru. Pengetahuan konten dan pedagogis dinilai menggunakan soal jawaban terbuka (misalnya, Kleickmann et al., 2015; Krauss et al., 2008). Misalnya, Kleickmann et al. (2015) meneliti data dari 198 guru matematika sekolah menengah di Jerman dan 209 guru di Taiwan, dan hasilnya menunjukkan bahwa model dua faktor sesuai untuk kedua kelompok guru, menunjukkan bahwa bagi guru sekolah menengah, pengetahuan konten dan pedagogis adalah dua elemen yang berbeda.


Referensi

Yasemin Copur-Gencturk & Tammy Tolar. 2022. Mathematics teaching expertise: A study of the dimensionality of content knowledge, pedagogical content knowledge, and content specific noticing skills


110 Komentar

  1. Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
    Npm : 2386206058
    Kelas : VB PGSD
    Kesimpulan yang dapat saya ambil dari materi ini adalah materi pengajaran matematika di mana menekankan pentingnya peran seorang guru dalam memperhatikan situasi atau kondisi yang terjadi di kelas keterampilan ini mengacu pada guru harus memahami situasi Dalam pengajaran matematika dan pengelolaan kelas hal ini juga diharapkan guru memiliki pengetahuan yang lebih mendalam tentang apa yang akan diajarkan.
    Pertanyaan saya Pak dalam penilitian ini disebutkan Bagaimana keterampilan noticing guru dapat mempengaruhi hasil belajar siswa🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama:Elisnawatie
      NPM:2386206069
      Kelas:5D

      Haloo isdi izin menjawab yaa bagaimna keterampilan noticing guru dapat mempengaruhi hasil belajar siswa Keterampilan noticing guru kemampuan memperhatikan kondisi kelas dan respons siswa mempengaruhi hasil belajar siswa karena guru dapat:

      1. Mengidentifikasi kesulitan dan miskonsepsi siswa.
      2. Menyesuaikan strategi pengajaran sesuai kebutuhan siswa.
      3. Meningkatkan keterlibatan dan motivasi siswa.
      4. Memberikan bantuan personal bagi setiap siswa.
      5. Mencegah kesalahan pemahaman berulang.

      noticing membuat guru lebih responsif dan adaptif, sehingga pembelajaran lebih efektif dan hasil belajar siswa meningkat.

      Hapus
    2. Nama: Nanda Vika Sari
      Npm: 2386206053
      Kelas: 5B PGSD


      Izin menjawab pertanyaan dari Isdiana Susilowati Ibrahim, menurut sepengetahuan yang aku ketahui yaa Isdiana jadi kemampuan content-specific noticing ini cukup mempengaruhi hasil belajar para siswa dikarenakan itu memungkinkan untuk guru itu bisa mengenali kesulitan konseptual setiap siswanya secara tepat, lalu bisa menginterprestasikan/memahami apa penyebabnya, dan juga bisa memberikan respons dengan strategi pengajaran yang sesuai. Nahh sehingga pembelajaran itu menajdi lebih efektif dan juga lebih bermakna.

      Hapus
    3. Nama : Oktavia Ramadani
      NPM : 2386206086
      Kelas : 5D

      Hallo isdiana atas kesimpulan yang disampaikan dari materi diatas , Pendapatmu sudah sangat tepat , bahwa materi ini menekankan pentingnya peran guru dalam memahami situasi kelas, baik dari sisi pengelolaan kelas maupun pemahaman materi yang diajarkan. Hal tersebut sangat berkaitan dengan keterampilan content-specific noticing.

      Menanggapi pertanyaan isdi nih tentang bagaimana keterampilan noticing guru dapat memengaruhi hasil belajar siswa, keterampilan ini berperan sebagai jembatan antara pemahaman guru dan kebutuhan belajar siswa. Guru yang memiliki keterampilan noticing yang baik mampu mengenali kesulitan, kebingungan, atau miskonsepsi siswa sejak awal pembelajaran. Dengan demikian, guru dapat segera memberikan respons yang tepat, seperti mengubah cara penjelasan, memberikan contoh yang lebih konkret, atau mengajukan pertanyaan pemantik. Ketika siswa merasa dipahami dan dibantu sesuai dengan kesulitannya, proses belajar menjadi lebih efektif dan bermakna. Hal inilah yang pada akhirnya berdampak positif pada hasil belajar siswa, karena pembelajaran tidak hanya berfokus pada penyampaian materi, tetapi juga pada proses berpikir dan pemahaman siswa.

      Hapus
    4. Nama:Imelda Rizky Putri
      Npm:2386206024
      Kelas:5B

      Izin menjawab pertanyaan dari Isdiana, jadi dalam penelitian itu dijelaskan kalau keterampilan noticing guru yaitu kepekaan guru buat melihat cara berpikir, kesalahan, dan kebutuhan siswa sangat berpengaruh ke hasil belajar, karena guru jadi bisa kasih respon yang lebih tepat, nggak asal lanjut materi, dan membantu siswa paham konsep sebelum makin bingung.

      Hapus
  2. Nama:Elisnawatie
    Kelas:VD
    NPM:2386206069

    Izin bertanya pak

    Apa dampak jika guru memiliki pengetahuan konten dan pedagogis yang baik tetapi tidak memiliki keterampilan teacher noticing yang memadai?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama:bella ayu pusdita
      Kelas:5d
      Nim:2386206114
      Izin bantu menjawab pertanyaan dari elisnawstie pak🙏🏻 menurut saya dampak jika guru memiliki pengetahuan konten dan pedagogis yang baik tapi tidak memiliki keterampilan teacher noticing yg memadai itu dampak utama nya
      1. Respons yang Terlambat atau Tidak Tepat
      Guru mungkin gagal untuk melihat atau salah mengartikan sinyal penting dari siswa.
      • Gagal Melihat Kesulitan: Siswa mungkin menunjukkan kebingungan melalui ekspresi wajah, bahasa tubuh, atau kesalahan kecil dalam pekerjaan mereka, tetapi guru tidak menyadarinya.
      • Intervensi Tidak Relevan: Ketika guru akhirnya merespons, intervensinya mungkin didasarkan pada asumsi umum (pengetahuan pedagogis) daripada bukti spesifik (apa yang ditunjukkan siswa saat itu), sehingga penyelesaian masalah menjadi tidak efektif.
      2. Penilaian Formatif yang Dangkal
      Keterampilan noticing yang kurang menyebabkan guru melewatkan data formatif real-time yang berharga.
      • Fokus Hanya pada Jawaban Akhir: Guru hanya memperhatikan apakah siswa memberikan jawaban yang benar atau salah, tanpa benar-benar menganalisis proses berpikir siswa (kesalahan konseptual, strategi yang digunakan) di balik jawaban tersebut.
      • Kurangnya Adaptasi Pembelajaran: Karena guru tidak "menangkap" pemahaman siswa secara akurat, ia akan kesulitan untuk memodifikasi atau menyesuaikan instruksi (scaffolding) di tengah pelajaran. Pelajaran akan berjalan sesuai rencana awal, meskipun mayoritas siswa belum siap atau sudah bosan.
      3. Komunikasi yang Kurang Efektif
      Meskipun guru menguasai materi, kegagalan dalam noticing dapat merusak interaksi.
      • Mengabaikan Kebutuhan Emosional/Perilaku: Guru mungkin terlalu fokus pada konten sehingga melewatkan tanda-tanda kebosanan, frustrasi, atau masalah perilaku kecil yang jika ditangani segera dapat mencegah gangguan yang lebih besar.
      • Kualitas Pertanyaan Menurun: Guru yang baik mengajukan pertanyaan tindak lanjut (follow-up questions) berdasarkan jawaban siswa. Tanpa noticing yang baik, guru mungkin hanya mengajukan pertanyaan umum, bukan pertanyaan yang menantang pemikiran spesifik siswa.
      4. Potensi Pengetahuan Konten Tidak Tersalurkan
      Pengetahuan konten (Materi Matematika, Fisika, Sejarah, dll.) yang dimiliki guru menjadi kurang berdaya guna di kelas.
      • "Menjelaskan Terlalu Cepat": Guru mungkin tahu bagaimana menjelaskan suatu konsep dengan sangat baik (pengetahuan konten), tetapi gagal menyadari bahwa siswa belum siap menerima tingkat kerumitan tersebut (karena kurangnya noticing terhadap tingkat pemahaman siswa saat ini).
      • Kurangnya Koneksi: Guru kesulitan menghubungkan pengetahuan kontennya dengan miskonsepsi yang ditunjukkan siswa karena guru tidak "menangkap" miskonsepsi itu diucapkan atau ditulis oleh siswa.🙏🏻🙏🏻🙏🏻

      Hapus
    2. Nama: Nanda Vika Sari
      Npm: 2386206053
      Kelas: 5B PGSD


      Izin menjawab pertanyaan dari Elisnawatie, mungkin guru tersebut gagal untuk menangkap kesulitan atau miskonsepsi para siswanya saat belajar, nahh sehingga pengetahuan konten dan juga pedagogisnya yang dimiliki itu menjadi tidak terimplementasikan secara efektif dan juga pembelajarannya menjadi kurang bermakna.

      Hapus
    3. Nama : Oktavia Ramadani
      NPM : 2386206086
      Kelas : 5D

      Hallo elis izin jawab ya , guru yang memiliki pengetahuan konten dan pedagogis yang baik tentu memiliki bekal yang kuat dalam mengajar. Namun, jika guru tersebut belum memiliki keterampilan teacher noticing yang memadai, proses pembelajaran tetap berpotensi kurang efektif. Tanpa keterampilan noticing, guru mungkin tidak menyadari kesulitan, kebingungan, atau miskonsepsi yang dialami siswa saat pembelajaran berlangsung. Akibatnya, guru tetap melanjutkan materi sesuai rencana tanpa menyesuaikan dengan kondisi nyata siswa di kelas. Hal ini dapat membuat siswa tertinggal, kurang memahami konsep, dan akhirnya berdampak pada rendahnya hasil belajar.

      Dengan kata lain, teacher noticing berperan penting sebagai penghubung antara pengetahuan guru dan kebutuhan belajar siswa. Tanpa kemampuan ini, pembelajaran cenderung menjadi satu arah dan kurang responsif terhadap proses berpikir siswa.

      Hapus
    4. Nama:Imelda Rizky Putri
      Npm:2386206024
      Kelas:5B

      Izin menjawab pertanyaan dari Elisnawatie, jadi menurut saya, kalau guru punya pengetahuan materi dan cara ngajar yang bagus tapi kurang keterampilan teacher noticing, biasanya pembelajaran jadi kurang nyambung sama kondisi siswa, kesalahan atau miskonsepsi siswa sering kelewat, dan akhirnya siswa terlihat ikut pelajaran tapi sebenarnya belum benar-benar paham.

      Hapus
  3. Uraian pada laman ini menekankan konsep keahlian khusus dalam mengajar matematika.
    Konsep keahlian khusus dalam mengajar matematika memang sangat diperlukan oleh calon guru atau seorang guru ketika mereka harus melakukan pembelajaran, selain itu mereka juga harus memiliki pengetahuan pedagogis yang sesuai untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif, nah ini sangat berguna dan sangat perlu dikuasai seorang guru, agar pembelajaran di dalam kelas berjalan dengan baik dan dapat diperhatikan oleh siswa secara seksama ketiga pembelajaran.
    Pada laman ini juga seorang guru ditekankan untuk bisa memperhatikan kebingungan siswa terkait masalah matematika selama pembelajaran berlangsung dan guru bisa mencari tahu apa penyebab kebingungan siswa dalam memahami pembelajaran yang telah dilangsungkan.
    Ini benar-benar menekankan pengetahuan guru dalam menguasai pembelajaran yang diajarkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Oktavia Ramadani
      NPM : 2386206086
      Kelas : 5D

      Hallo Alusia dari tanggapan kamu saya mau tanyaaa nih atau teman “ yang lain tahu bisa menjawab juga ya , apakah penguasaan materi matematika saja sudah cukup untuk membantu guru memahami penyebab kebingungan siswa? Mengapa perlu dikombinasikan dengan keterampilan teacher noticing?

      Hapus
  4. Nama: Nanda Vika Sari
    Npm: 2386206053
    Kelas: 5B PGSD

    Setelah saya baca materi ini, ternyata materi ini memberikan pemahaman yang cukup komprehensif/mendalam mengenai dimensi keahlian guru matematika, terkhususnya mengenai keterampilan pengamatan spesifik terhadap konten (content - spesifik noticing skills). Melalui adanya keterampilan tersebut para guru jadi dapat dengan mudah untuk mengenali tanda-tanda kebingungan, kesusahan konseptual, atau bahkan pemikiran yang cukup unik siswa yang bisa untuk dikembangkan lebih lanjut lagi.

    BalasHapus
  5. Nama: Nanda Vika Sari
    Npm: 2386206053
    Kelas: 5B PGSD

    Setelah saya baca lagi materi ini, ternyata secara keseluruhan pada materi ini menyoroti/membahas mengenai pentingnya teacher noticing sebagai komponen inti dari keahlian profesional guru matematika modern. Dalam konteks/keadaan pendidikan di indonesia yang sudah menekankan pada merdeka belajar, pengembangan keterampilan ini sangat relevan untuk bisa membantu guru menjadi lebih refleksi, responsif, dan peka terhadap kebutuhan belajar siswa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Oktavia Ramadani
      NPM : 2386206086
      Kelas : 5D

      Hallo Nanda mau tanya nih saya , setelah saya baca tanggapan kamu , apakah sistem penilaian yang masih berfokus pada hasil akhir selaras dengan pengembangan keterampilan teacher noticing? Mengapa?

      Hapus
  6. Nama : Nabilah Aqli Rahman
    NPM : 2386206125
    Kelas : 5D PGSD

    Setelah membaca artikel ini, saya jadi mengerti bahwa guru (khususnya guru matematika) perlu punya kemampuan khusus untuk memperhatikan hal-hal penting saat mengajar.

    Maksudnya, guru tidak hanya menyampaikan rumus atau langkah berhitung, tapi juga bisa melihat kesalahan sekecil apapun itu. Melihat pola berpikir siswa dan juga melihat cara siswa memahami soal.

    Dengan begitu, guru lebih mudah untuk menyesuaikan cara belajar dan siswa pun jadi lebih paham dengan materi yang disampaikan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Oktavia Ramadani
      NPM : 2386206086
      Kelas : 5D

      Nabilla tanggapan kamu sependapat banget nih sama saya , bahwa peran guru matematika bukan hanya sebagai penyampai rumus, tetapi sebagai pengamat aktif terhadap proses berpikir siswa. Kemampuan melihat kesalahan kecil, pola jawaban, dan cara siswa memahami soal menunjukkan pentingnya teacher noticing dalam pembelajaran. Dengan kepekaan tersebut, guru dapat menyesuaikan strategi mengajar sesuai kebutuhan siswa, sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan tidak bersifat satu arah. Hal ini juga membantu siswa merasa lebih dipahami, yang pada akhirnya membuat mereka lebih mudah memahami materi. Pandanganmu menunjukkan pemahaman bahwa keberhasilan pembelajaran sangat bergantung pada kepekaan guru terhadap proses belajar siswa, bukan hanya pada materi yang diajarkan.

      Hapus
  7. Nama : Nabilah Aqli Rahman
    NPM : 2386206125
    Kelas : 5D PGSD

    Jadi menurut saya, kita kalau mau jadi guru tuh ga cukup pintar berhitung sama hafal rumus doang. Tapi guru juga harus punya 'radar' khusus buat ngerti kebutuhan murid.

    Hasilnya... Belajar jadi lebih seru dan pastinya ga bikin tambah pusing deh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama:Elisnawatie
      NPM:2386206069
      Kelas:5D

      Betul banget apa yang Nabila sampaikan pak Menjadi guru matematika memang lebih dari sekadar pintar berhitung atau hafal rumus. Kemampuan inti yang penting adalah mampu “membaca” murid memahami di mana mereka kesulitan, apa yang mereka pahami, dan bagaimana cara terbaik untuk membimbing mereka.

      Kalau guru hanya fokus pada rumus atau prosedur, belajar bisa terasa membosankan dan membingungkan bagi murid. Tapi kalau guru punya “radar” khusus untuk menangkap kebutuhan murid—misalnya memperhatikan kesalahan umum, menyesuaikan strategi, atau memberi contoh yang relevan sesi belajar jadi lebih menyenangkan, interaktif, dan efektif.
      Intinya, kepintaran guru itu bukan cuma soal IQ atau hafalan, tapi soal kemampuan melihat dunia dari sudut pandang murid**. Itu yang membuat matematika jadi seru dan nggak menakutkan.

      Hapus
  8. Nama : Oktavia Ramadani
    NPM : 2386206086
    Kelas : 5D

    Materi inii memperlihatkan bagaimana keahlian guru matematika tidak hanya ditentukan oleh seberapa banyak mereka mengetahui konten atau cara mengajar , tetapi ya juga oleh kemampuan mereka dalam memperhatikan hal hal penting yang terjadi selama proses pembelajaran, konsep content-specific noticing skills ini terasa sangat relevan , karena banyak dan sering sekali guru sudah menguasai materi , namun masih kurang peka terhadap tanda - tanda kebingungan atau kesulitan yang dialami siswa , kemampuan untuk memperhatikan hal kecil dari siswa seperti ekspresi bingung , jawaban yang ragu , atau pola kesalahan tertentu membantu guru untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi dalam proses belajar siswa , sikap peka seperti ini dapat membuat guru mampu memberikan respon yang tepat , sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan sangat bermakna.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Oktavia Ramadani
      NPM : 2386206086
      Kelas : 5D

      Ternyata materi ini juga menunjukkan bahwa penelitian tentang adanya pengetahuan guru masih berkembang dan hasilnya belum sepenuhnya konsisten , maka pada guru SD pengetahuan konten dan pedagogik itu sering dianggap sebagai satu kesatuan , karena cara mengajarnya lebih terintegrasi , sebaliknya pada guru sekolah menengah , keduanya terlihat seperti dua dimensi yang berbeda , hal ini masuk akal sih karena materi di tingkat SMP/SMA lebih kompleks sehingga membutuhkan penahan konten yang lebih mendalam sekaligus strategi mengajar yang sangat berbeda, temuan penelitian sepeti ini tu penting untuk dipahami untuk calon guru maupun guru yang sudah mengajar , karena ya bisa sebagai dasar dalam merancang pelatihan guru yang lebih tepat sasaran , jika guru menggabungkan pedagogik dan keterampilan maka kuliahan pembelajaran matematika akan meningkat .

      Menjadi guru matematika itu bukan hanya soal menguasai rumus dan soal soal saja tetapi juga bagaimana memahami siswa , melihat situasi kelas dan merespons kebutuhan belajar mereka secara tepat.

      Hapus
  9. Dari yang saya baca tadi siang terkait dengan materi ini sangat menarik karena membahas tentang keterampilan content specific noticing yang penting bagi guru matematika.saya setuju bahwa guru matematika perlu memiliki kemampuan untuk memperhatikan dan menginterpretasikan situasi kompleks di kelas yang berkaitan dengan konten matematika dan pengetahuan pedagogis.
    keterampilan content specific noticing adalah keterampilan penting bagi guru matematika yang memungkinkan mereka untuk memperhatikan dan menginterpretasikan situasi kompleks di kelas yang berkaitan dengan konten matematika dan pengetahuan pedagogis.keterampilan content specific noticing melibatkan kemampuan untuk memahami konten matematika, memahami bagaimana siswa berpikir tentang matematika, dan memahami bagaimana siswa belajar matematika.

    BalasHapus
  10. Nama : Maria Ritna Tati
    NPM : 2386206009
    Kelas : V A PGSD

    Tambahan tentang materi ini,nahh saya suka bagaimana materi ini menjelaskan bahwa keterampilan content specific noticing bukan hanya tentang memahami konten matematika, tetapi juga tentang memahami bagaimana siswa berpikir tentang matematika dan bagaimana mereka belajar matematika.dengan memahami hal ini, guru dapat merespons kebutuhan siswa dengan lebih tepat dan efektif.
    dengan mengembangkan keterampilan content specific noticing , guru matematika dapat merespons kebutuhan siswa dengan lebih tepat dan efektif, menciptakan lingkungan belajar yang lebih bermakna, dan meningkatkan hasil belajar siswa.pengembangan keterampilan content specific noticing memerlukan pelatihan dan pengalaman yang berkelanjutan, serta refleksi diri yang mendalam tentang praktik mengajar.

    BalasHapus
  11. Nama:bella ayu pusdita
    Kelas:5d
    Nim:2386206114
    Materi diatas itu menyajikan konseptualisasi yang sangat relevan dan mendalam mengenai keahlian guru matematika, dengan fokus utama pada Keterampilan Content-Specific Noticing dan hubungannya dengan Pengetahuan Konten (CK) serta Pengetahuan Pedagogis Konten (PCK).

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Komentar Bella sangat tepat karena langsung menunjukkan bahwa Content-Specific Noticing Skills ini adalah topik yang sangat relevan dan dalam. Bella juga benar dengan menyebutkan fokus utamanya adalah hubungan keterampilan ini dengan Pengetahuan Konten (CK) dan Pengetahuan Pedagogis Konten (PCK). Jadi tambahan dari saya, materi ini menekankan bahwa meskipun guru sudah punya CK dan PCK yang baik, itu semua bisa sia-sia kalau guru tidak punya noticing skills yang kuat. Noticing berfungsi sebagai filter selektif yang membuat guru tahu peristiwa mana yang harus mereka perhatikan. Dengan kata lain, noticing adalah kemampuan praktis yang menentukan apakah pengetahuan yang dimiliki guru (CK dan PCK) akan benar-benar terpakai secara efektif dalam situasi mengajar yang kompleks dan real-time di kelas.

      Hapus
  12. Nama:bella ayu pusdita
    Kelas:5d
    Nim:2386206114
    Saya juga mau bertanya pak Mengingat betapa pentingnya Content-Specific Noticing, strategi atau intervensi pelatihan guru (pre-service dan in-service) apa yang paling efektif untuk secara eksplisit mengajarkan dan mengembangkan keterampilan ini pada guru matematika?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Oktavia Ramadani
      NPM : 2386206086
      Kelas : 5D

      Hallo Bella mau jawab ya bagi calon guru, keterampilan ini dapat dikembangkan dengan cara sering mengamati pembelajaran, misalnya melalui video atau praktik microteaching, lalu merefleksikan bagaimana siswa berpikir, di mana mereka mengalami kesulitan, dan bagaimana guru seharusnya merespons. Dengan latihan seperti ini, calon guru belajar untuk fokus tidak hanya pada cara mengajar, tetapi juga pada respon dan pemahaman siswa.

      Sementara itu, bagi guru yang sudah mengajar, keterampilan noticing dapat ditingkatkan melalui refleksi setelah pembelajaran, diskusi dengan sesama guru, serta saling memberi masukan berdasarkan pengalaman mengajar di kelas. Melalui proses ini, guru menjadi lebih peka dan responsif terhadap kebutuhan belajar siswa. Intinya, keterampilan content-specific noticing paling efektif dikembangkan melalui praktik langsung yang disertai refleksi, bukan hanya melalui pembelajaran teori.

      Hapus
    2. Nama:Imelda Rizky Putri
      Npm:2386206024
      Kelas:5B

      Izin menjawab pertanyaan dari Bella, jadi strategi yang paling efektif buat ngembangin teacher noticing guru matematika, baik di pelatihan prajabatan maupun dalam jabatan, adalah latihan analisis video pembelajaran dan pekerjaan siswa secara rutin, karena guru dilatih buat benar-benar “melihat” cara berpikir siswa, bukan cuma hasil akhirnya; ditambah diskusi reflektif terarah, lesson study, dan umpan balik dari mentor, guru jadi terbiasa mengaitkan apa yang mereka amati dengan keputusan mengajar yang lebih tepat di kelas.

      Hapus
  13. Nama:Elisnawatie
    Kelas:5D
    NPM:2386206069

    Ternyata konsep keahlian khusus dalam mengajar matematika bukan hanya soal kemampuan guru menguasai materi matematika, tetapi juga mencakup kemampuan pedagogis untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif. Guru perlu peka terhadap kebingungan siswa, mampu mengidentifikasi penyebab kesulitan mereka, dan menyesuaikan cara mengajar agar siswa benar-benar memahami materi. Dengan kata lain, penguasaan keahlian khusus ini sangat penting agar pembelajaran berjalan lancar dan siswa dapat belajar dengan optimal.

    BalasHapus
  14. Nama: Imelda Rizky Putri
    Npm:2386206024
    Kelas: 5B

    Pada materi ini penting banget buat guru karna guru gak hanya ngajar rumus, tetapi juga peka dengan cara siswa berpikir, kesalahan yang sering terlewat. Dengan skill noticing yang bagus, guru bisa cepat nangkap:
    - pola kesalahan siswa
    - cara siswa memahami konsep
    Intinya pada materi matematika itu bukan cuma soal-soal bener salah atau salah- salah dan kalau gurunya peka pembelajaran jadi lebih hidup, lebih nyambung dan pastinya lebih efektif.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama:Imelda Rizky Putri
      Npm:2386206024
      Kelas:5B

      Izin menambahkan pak, selain itu, skill noticing juga bikin guru lebih sabar dan nggak gampang ngecap siswa “lemah” atau “nggak bisa”, karena guru paham kalau kesalahan itu bagian dari proses belajar. Guru jadi bisa kasih pertanyaan pancingan yang tepat, ngerespon jawaban siswa dengan lebih bermakna, dan ngarahin diskusi ke konsep inti, bukan cuma ngejar selesai materi. Dampaknya, siswa merasa lebih dihargai, lebih berani ngomong, dan pelan-pelan kepercayaan diri mereka di matematika juga ikut naik.

      Hapus
  15. Nama : Erlynda Yuna Nurviah
    Kelas : VB PGSD
    Npm : 2386206035

    Seorang guru memang dituntut harus serba bisa dari muali memahami konsep yang sederhana sampai kemampuan untuk menguaraikan/menganalisis persoalan yang rumit. Dari yang saya pahami dalam materi ini guru bisa dikatakan sebagai detektif yang harus peka terhadap suasana kelas dan perilaku yang terjadi pada siswa. Peran guru bukan hanya sebagai ahli matematika tetapi juga sebagai pengamat, pencermat dan sedikit menjadi psikolog yang berusaha membawa pemikiran siswanya. Dengan memiliki keterampilan Conttent-Spesific Noticing Skills ini pembelajaran yang diajarkan menjadi lebih responsif, tepat sasaran dan benar benar mendukung kebutuhan belajar siswa.

    BalasHapus
  16. Nama: Nur Sinta
    NPM: 2386206033
    Kelas: VB PGSD

    Materi ini menjelaskan bahwa saat mengejar matematika guru tidak hanya menguasai materi yang akan diajarkan namun guru juga harus memiliki keterampilan Content-Specific Nothing Skills yaitu kemampuan guru untuk memeperhatikan dan memahami hal-hal penting yang terjadi kepada siswa selama proses pembelajaran, contohnya siswa yang sedang kebingungan saat mengerjakan soal matematika dan kesulitan lainnya yang dialami siswa. Selai itu guru juga tidak hanya memperhatikan tapi juga menganalisis dan menafsirkan apa yang telah diperhatika selama proses pembelajaran, guru bukan hanya melihat masalah kepada siswa tapi mengeri makna dan penyebab masalah tersebut untuk diperbaiki. Melalui keterampilan ini, guru dapat membantu siswa belajar dengan lebih bermakna dan mendukung terciptanya proses belajar mengajar yang lebih baik lagi.

    BalasHapus
  17. Terima kasih banyak bapak karena sudah memberikan materi ini. Saya sependapat dengan bapak bahwa Content-Specific Noticing Skills (CSNS) ini adalah indikator keahlian guru yang sangat krusial, seperti yang dijelaskan di awal materi. Meskipun seorang guru sudah punya pengetahuan konten dan pedagogi yang kuat, kalau mereka tidak peka (noticing) terhadap momen-momen penting di kelas misalnya, kebingungan spesifik siswa saat mengerjakan soal pengetahuan itu jadi kurang efektif. Kemampuan menangkap sinyal kebingungan siswa, lalu menginterpretasikan penyebabnya, adalah pondasi untuk memberikan respons yang tepat. Ini benar-benar menekankan bahwa pengamatan selektif guru di kelas itu sama pentingnya dengan pengetahuan yang sudah mereka miliki.

    BalasHapus
  18. Pada bagian materi bapak yang membandingkan dimensi pengetahuan konten dan pedagogis pada guru sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah (SMP/SMA) menarik sekali. Saya mencatat bahwa di SD, pengetahuan konten dan pedagogis cenderung dilihat sebagai satu dimensi yang sangat berkolerasi, bahkan hampir tidak terbedakan. Sementara itu, untuk guru sekolah menengah, studi menunjukkan kedua hal tersebut dianggap sebagai dua elemen yang berbeda. Pemisahan dua elemen ini pada tingkat SMP/SMA memberikan gambaran bahwa semakin kompleks materi, semakin penting bagi guru untuk memiliki keahlian yang jelas antara penguasaan konten materinya dan cara mengajarkannya. Perbedaan hasil penelitian di Jerman dan Taiwan juga menambah wawasan tentang keragaman hasil studi di berbagai konteks.

    BalasHapus
  19. Menurut saya materi bapak pada bagian tentang pentingnya CSNS dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung sangat menohok. Intinya, kalau guru punya keterampilan noticing yang baik, mereka akan lebih mudah memfasilitasi pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Proses dari 'melihat peristiwa' misalnya siswa salah langkah, kemudian 'menginterpretasikannya' mengapa siswa salah, hingga akhirnya 'merespons secara tepat' memberikan intervensi yang benar adalah siklus yang menjadikan proses belajar-mengajar efektif. Ini menegaskan bahwa keahlian guru bukan sekadar transfer ilmu, tapi juga melibatkan kepekaan interaksi di dalam kelas.

    BalasHapus
  20. Nama : Dita Ayu Safarila
    Kelas : 5 C
    NPM : 2386206048
    Materi ini membahas tentang keterampilan content specific noticing dalam mengajar matematika yang menekankan bahwa selain memiliki pengetahuan konten matematika dan pengarahan pedagogis yang baik, seorang guru juga harus memiliki perhatian untuk mengamati momen momen penting di kelas seperti kebingungan atau pemahaman siswa agar pembelajaran menjadi efektif

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Komentar Dita sudah sangat tepat karena menekankan bahwa Content-Specific Noticing itu adalah kemampuan guru untuk mengamati momen-momen penting di kelas, seperti kebingungan siswa, meskipun sudah punya pengetahuan materi dan pedagogis yang baik. Jadi tambahan dari saya, materi ini menjelaskan bahwa kemampuan mengamati itu harus diteruskan dengan langkah yang jauh lebih penting, yaitu menginterpretasikan peristiwa tersebut. Contohnya, saat seorang siswa menunjukkan kebingungan dalam memahami sebuah konsep, guru dengan content-specific noticing tidak hanya menangkap sinyal kebingungan itu, tapi juga langsung mencoba memahami apa penyebab kebingungan tersebut. Interpretasi yang akurat ini yang kemudian memungkinkan guru untuk merespons dengan tepat dan efektif, sehingga lingkungan pembelajaran yang mendukung bisa tercipta.

      Hapus
  21. Nama : Dita Ayu Safarila
    Kelas : 5 C
    NPM : 2386206048
    sebagai calon guru ini sangat relevan,tidak cukup hanya menguasai materi dan metode mengajar.Kita harus melatih mata dan pikiran kita untuk melihat apa yang penting untuk yang terjadi kepada siswa saat kita mengajar. Kemampuan inilah yang membedakan guru ahli dari guru biasa,yaitu cepat kemampuan menanggapi secara cepat dan tepat berdasarkan apa yang kita lihat di kelas.
    Guru efektif bukan hanya yang pandai menjelaskan tetapi juga yang pandai mengamati apa yang di alami siswa saat mereka belajar dan menggunakan pengamatan itu untuk memandu saat mengajar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama :Zakky Setiawan
      NPM ; ( 2386206066 )
      Kelas : 5C
      aku setuju sama pendapat kamu dit, kalau guru efektif bukan hanya pandai menjelaskan tapi juga pandai mengamati, tapi ini tuh menjadi tantangan yang lumayan untuk guru, karena memahami apa yang dialami siswa tuh, harus betul-betul ekstra supaya memudahkan guru tersebut untuk mengajarin siswa tersebut

      Hapus
  22. Nama : Aprilina Awing
    Kelas : 5D PGSD
    NPM : 2386206113

    Menurutku, materi ini menarik banget karena membuka cara pandang baru tentang peran guru. Selama ini banyak orang mengira tugas utama guru hanyalah menguasai materi dan menyampaikan informasi, padahal dari bacaan ini kelihatan jelas bahwa kemampuan “memperhatikan dengan tepat” atau content-specific noticing itu sama pentingnya. Bahkan bisa dibilang kemampuan ini yang membedakan guru biasa dengan guru yang benar-benar efektif.

    Di materi ini dijelaskan kalau guru harus bisa menangkap hal-hal kecil namun penting yang terjadi selama pembelajaran, misalnya ekspresi bingung siswa, pola kesalahan jawaban, atau momen ketika siswa menunjukkan miskonsepsi. Nggak semua guru peka sama hal-hal seperti ini. Ada guru yang hanya fokus “menyampaikan materi” tanpa melihat bagaimana siswa memprosesnya. Padahal dari penelitian-penelitian yang disebutkan, noticing itu sangat menentukan apakah pembelajaran jadi bermakna atau tidak.

    BalasHapus
  23. Nama : Aprilina Awing
    Kelas : 5D PGSD
    NPM : 2386206113

    Saya juga tertarik sama sama materi ini dari poin bahwa noticing bukan sekadar melihat, tapi juga menginterpretasikan. Artinya, guru bukan cuma sadar ada siswa yang bingung, tapi juga paham kenapa dia bingung, apa penyebabnya, lalu memutuskan tindakan apa yang paling tepat. Jadi ada proses mental yang cukup kompleks di baliknya. Ini menunjukkan bahwa mengajar itu kerja kognitif yang tinggi, bukan pekerjaan yang bisa dilakukan tanpa pemikiran matang.

    Selain itu, bagian yang membahas perbedaan antara guru SD dan guru SMP/SMA juga cukup penting. Dari penelitiannya, ternyata struktur pengetahuan guru di level sekolah dasar cenderung lebih menyatu (konten dan pedagogis melebur), sedangkan di tingkat sekolah menengah keduanya bisa lebih terpisah. Ini menunjukkan bahwa kebutuhan dan karakteristik mengajar itu berubah sesuai jenjang. Guru SD mungkin lebih dituntut fleksibel dan menyatukan berbagai jenis pengetahuan, sementara guru menengah harus memiliki pemahaman konten yang lebih mendalam dan spesifik. Terus noticing ini ternyata bisa dijadikan indikator keahlian guru. Artinya, guru yang semakin ahli biasanya punya noticing yang semakin tajam. Mereka cepat sadar kalau ada miskonsepsi kecil yang nantinya bisa berkembang jadi kesalahan besar. Menurutku ini masuk akal, karena pengalaman dan kedalaman pengetahuan memang sangat berpengaruh terhadap sensitivitas.



    BalasHapus
  24. Nama : Aprilina Awing
    Kelas : 5D PGSD
    NPM : 2386206113

    Saya mau bertanya pak, Kalau noticing itu penting banget, apakah ada model pelatihan atau kegiatan khusus yang bisa membantu guru pemula mengasah kemampuan ini?
    Apakah kemampuan noticing lebih bergantung pada pengalaman mengajar, atau bisa berkembang cepat kalau gurunya punya pengetahuan konten yang kuat?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Nanda Vika Sari
      Npm: 2386206053
      Kelas: 5B PGSD


      Izin menjawab pertanyaan dari Aprilina Awing, menurut sepengetahuan aku sih ada banget Awing. Jadi noticing itu dapat dilatih melalui analisis sebuah video pembelajaran, lalu diskusi respons para siswa, lalau refleksi terarah, dan juga lesson studi, yang bisa membuat para guru itu fokus pada pemikiran matematika para siswanya. Nahh kalau kamu tanya apakah kemampuan noticing itu lebih bergantung pada pengalaman mengajar atau bisa berkembang dengan cepat kalau gurunya itu punya pengetahuan konten yang kuat, jawabannya itu keduanya yaa Awing. Jadi noticing itu berkembang melalui pengalaman mengajar namun dapat lebih cepat lagi berkembang jikalau didukung pengetahuan konten yang kuat, dikarenakan guru itu lebih mudah menafsirkan respons siswanya secara konseptual.

      Hapus
    2. Izin menjawab yah,🙏🏻
      Kalau menurut saya sendiri noticing bisa dilatih. Guru pemula dapat mengasahnya melalui kegiatan seperti analisis video pembelajaran, diskusi kasus kelas, dan refleksi setelah mengajar.
      Kemampuan noticing berkembang dari pengalaman mengajar, tetapi akan lebih cepat berkembang jika guru memiliki pengetahuan konten yang kuat dan dibiasakan refleksi. Jadi, kombinasi pengetahuan, pengalaman, dan latihan terarah adalah kunci.

      Hapus
    3. Nama:Imelda Rizky Putri
      Npm:2386206024
      Kelas:5B

      Izin menjawab pertanyaan dari Aprilina Awing, jadi menurut saya, ada kok model pelatihan yang bisa bantu guru pemula ngasah kemampuan noticing, misalnya lewat lesson study, analisis video pembelajaran, diskusi kerja siswa, dan refleksi bareng mentor, jadi guru dilatih buat fokus ke cara berpikir siswa sejak awal. Kemampuan noticing memang makin tajam lewat pengalaman ngajar, tapi bukan berarti harus nunggu lama, karena kalau guru punya pemahaman konten yang kuat dan dibiasakan latihan noticing secara sadar, kemampuan ini bisa berkembang lebih cepat dan terarah.

      Hapus
  25. Nama : Andi Nurfika
    NPM : 2386206017
    Kelas : VB PGSD

    Pentingnya kepekaan guru itu nggak bisa diremehkan setelah saya baca dari materi ini kelihatan banget kalau jadi guru matematika itu bukan cuma soal ngerti rumus, operasi hitung, atau cara ngajar yang rapi titik yang penting justru kepekaan waktu ngajar apa yang guru lihat, sinyal mana yang mereka tangkap, dan gimana mereka nyambungin itu ke tindakan selanjutnya. Jadi kalau paham konten tapi nggak peka sama momen penting pas anak belajar, ya kelasnya tetap kurang aktif

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama :Zakky Setiawan
      NPM ; ( 2386206066 )
      Kelas : 5C
      Izin menanggapi kak fika, saya sangat setuju sama pendapat kak fika ini, kalau kepekaan guru itu ga bisa di anggap sepele, karena memang kalau guru tersebut ga peka terhadap peserta didiknya, peserta didik ga akan paham akan konten yang dipelajari

      Hapus
  26. Nama : Andi Nurfika
    NPM : 2386206017
    Kelas : VB PGSD

    Materi ini juga nunjukin kalau guru SD dan guru SMP atau SMA itu beda banget pola pengetahuannya. Di SD pengetahuan konten dan pengetahuan cara ngajar itu kayak sudah ngeblend jadi satu sampai-sampai korelasinya satu 0,96 tuh udah kayak jadi satu paket titik tapi makin naik jenjang, dua hal ini mulai misah. guru menengah butuh pemahaman matematika yang lebih dalam dan butuh cara ngajar yang beda, jadi dua aspek ini berdiri masing-masing atau bisa dibilang berdiri sendiri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Komentar Fika yang pertama ini menarik banget karena menyoroti bedanya pola pengetahuan antara guru SD dan guru SMP/SMA. Fika benar, materinya bilang kalau di SD itu pengetahuan materi matematika dan cara mengajarnya itu kayak satu paket, sampai korelasinya tinggi banget, 0,96. Jadi tambahan dari saya, perbedaan ini menunjukkan bahwa kita tidak bisa menyamaratakan cara kita melatih guru. Kalau di SMP dan SMA, karena materinya lebih kompleks dan pengetahuannya jadi dua aspek yang terpisah, menurut saya pelatihan guru harus lebih spesifik membedakan dan memperkuat keduanya. Guru SMP/SMA butuh pemahaman matematika yang benar-benar dalam dan juga cara mengajarnya yang fleksibel. Ini penting banget untuk memastikan guru bisa fokus pada konten matematika yang lebih detail sambil tetap memperhatikan keterampilan noticing mereka.

      Hapus
  27. Nama : Andi Nurfika
    NPM : 2386206017
    Kelas : VB PGSD

    Ngecek kemampuan guru lewat PG itu belum tentu cukup. Berdasarkan studi yang dijelasin banyak penilaian guru itu pakai soal pilihan ganda. Tapi kemampuan noticing atau kepekaan guru itu nggak bisa kelihatan cuman dari jawab soal. Karena yang diuji bukan ngerti materi, tapi apa yang diperhatikan guru di kelas dan bagaimana mereka bereaksi. Hal-hal kayak gini kan nggak bisa keluar dari soal PG aja. Jadi rasanya perlu cara evaluasi yang lebih hidup misalnya pakai video pembelajaran atau analisis kasus yang nyata.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Saya setuju banget sama komentar Fika yang kedua, yang bilang kalau ngukur kemampuan guru cuma dari tes pilihan ganda (PG) itu kurang pas. Fika benar, banyak studi yang mengukur pengetahuan konten dan pedagogis pakai soal PG, tapi kemampuan guru buat peka dan bereaksi di kelas, alias noticing skills, itu enggak bisa diukur cuma dari jawaban soal. Jadi tambahan dari saya, materi ini sendiri menegaskan bahwa noticing itu lebih ke pengamatan selektif terhadap peristiwa penting dan interpretasinya. Hal-hal seperti itu kan butuh praktik dan analisis nyata, bukan sekadar teori. Makanya, menurut saya, cara evaluasi guru, terutama untuk keterampilan noticing, harus diubah. Kita butuh metode yang lebih hidup, seperti menganalisis rekaman video kelas atau studi kasus, supaya kita bisa benar-benar melihat bagaimana guru merespons situasi mengajar yang kompleks.

      Hapus
  28. Nama : Erlynda Yuna Nurviah
    Kelas : VB PGSD
    Npm : 2386206035

    Dari materi diatas ini benar - benar membuka wawasan saya tentang pentingnya keterampilan content specific notching dalam mengajar matematika. Mengajar itu bukan hanya memahami sebuah konsep tetapi juga mampu melihat seperti apa proses siswa berpikir. Dalam kemmpuan notiching yang baik, guru dapat melihat potensi siswa, dan memberikan respons pembelajaran yang sesuai.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Komentar Erlynda yang pertama ini benar-benar menangkap inti dari Content-Specific Noticing Skills, yaitu kemampuan guru buat melihat proses berpikir siswa, bukan cuma hasilnya saja. Erlynda bilang bahwa kemampuan noticing yang baik bisa membuat guru melihat potensi siswa dan memberikan respons yang pas. Jadi tambahan dari saya, ini selaras dengan konsepnya Van Es & Sherin (2008) yang bilang noticing itu mencakup apa yang menarik perhatian guru dalam situasi pengajaran yang kompleks dan bagaimana mereka menginterpretasikan peristiwa tersebut. Jadi, kemampuan noticing bukan hanya tentang potensi siswa, tapi juga tentang bagaimana guru bisa mendeteksi peristiwa penting seputar konten, siswa, dan situasi pengajaran yang sering terlewatkan. Guru yang peka akan langsung menangkap kebingungan siswa saat mereka menunjukkan kesulitan dalam memahami konsep matematika.

      Hapus
  29. Nama : Erlynda Yuna Nurviah
    kelas : VB PGSD
    Npm : 2386206035

    kesimpualn yang saya dapat dari materi diaas content spesific noticing skill ini menegaskan bahwa komperensi guru matematika harus mencakup kemampuan mengamati, menafsirkan dan meresponns cara berpikir siswa. Ini selaras dengan pandangan bahwa kuakitas pembelajaran itu terletak pada bagaimana seorang guru memahami struktuk kognitif siswa. bukan hanya sekedar menyampaikan materi saja.
    Dengan notiching yang kuat, guru dpat mengidentifiksi lebih cepat, membaca alur berpikir siswa secar akurat, dan merancang tinndakan pedagogis yang tepat sasaran. Maka dari itu konsep ini sangat penting untuk memperkuat profesionalisme guru dan memastikan pembelajaran matematika berlangsung lebih bermakna.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Saya sependapat banget sama kesimpulan Erlynda, yang menyebutkan bahwa Content Specific Noticing Skill ini menegaskan kompetensi guru harus mencakup mengamati, menafsirkan, dan merespons cara berpikir siswa. Erlynda benar, kalau noticing yang kuat bisa bikin guru cepat mengidentifikasi dan merancang tindakan pedagogis yang tepat sasaran. Jadi tambahan dari saya, kemampuan menafsirkan inilah yang paling penting. Materi juga menjelaskan bahwa interpretasi bisa bersifat deskriptif murni versus analitis atau interpretatif. Artinya, guru tidak hanya sekadar melihat, tapi harus menganalisis penyebabnya. Kemampuan interpretatif yang mendalam inilah yang membedakan guru ahli, dan itu mutlak diperlukan untuk memastikan pembelajaran matematika jadi lebih bermakna.

      Hapus
  30. Nama: Rosidah
    Npm: 2386206034
    Kelas: 5B (PGSD)

    Menurut saya dalam materi ini, Content specific noticing sangat mengacu pada kemampuan guru yang dapat menangkap tanda-tanda penting yang terjadi selama proses belajar mengajar. nah dalam pembelajaran pun guru tidak hanya perlu memiliki pengetahuan tentang materi yang diajarkan tetapi juga harus mampu mengamati dan memahami peristiwa dikelas, seperti bagaimana siswa merespons pembelajaran. jadi hal terpenting dalam materi ini pentingnya keterampilan pengamatan yang spesifik terhadap yang diajarkan guru agar dapat menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan mendukung pemahaman siswa. Keterampilan seperti ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika disekolah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Komentar Rosidah sudah bagus banget, menekankan kalau Content-Specific Noticing itu adalah kunci guru buat peka terhadap apa yang terjadi di kelas. Nah, jadi tambahan dari saya, keterampilan peka ini tidak berhenti hanya pada melihat tanda-tanda kebingungan siswa, lho. Menurut materi yang kita bahas, guru juga harus bisa menginterpretasikan apa yang mereka lihat misalnya, membedakan apakah kebingungan siswa itu karena masalah konsep mendasar atau hanya salah hitung biasa. Kemampuan menafsirkan inilah yang membuat guru bisa kasih respons yang tepat, bukan cuma sekadar mengulang penjelasan. Intinya, noticing itu mencakup dua langkah pertama mengamati secara selektif kejadian penting di kelas, dan kedua mengartikannya secara mendalam supaya respons guru jadi benar-benar efektif dan langsung ke akar masalah siswa.

      Hapus
  31. NAMA : KORNELIA SUMIATY
    NPM : 2386206059
    KELAS : 5B PGSD

    Materi di atas menjelaskan bahwa menjadi guru yang ahli bukan cuma soal menguasai materi atau tahu cara mengajar, tetapi juga soal apa yang mampu dilihat dan ditangkap guru saat mengajar. Keterampilan ini disebut content-specific noticing. Intinya, guru harus peka terhadap hal-hal penting yang terjadi di kelas, seperti tanda-tanda kebingungan siswa atau cara mereka memahami konsep. Tanpa kemampuan ini, guru yang sebenarnya pintar dan berpengalaman pun bisa saja melewatkan masalah penting yang membuat pembelajaran tidak berjalan efektif.

    BalasHapus
    Balasan
    1. selain itu , pengetahuan guru tentang matematika dan cara mengajarkannya ternyata tidak selalu sama di setiap jenjang. Pada guru sekolah dasar di Amerika, pengetahuan konten dan pengetahuan pedagogis ternyata hampir tidak bisa dipisahkan seperti dua hal yang saling menempel. Ini artinya, guru SD cenderung menggunakan pengetahuan matematika dan cara mengajarnya secara bersamaan. Sebaliknya, pada guru sekolah menengah di Jerman dan Taiwan, kedua pengetahuan itu dianggap sebagai dua hal terpisah. Guru SMP/SMA biasanya membutuhkan pemahaman matematika yang lebih mendalam, sehingga kemampuan mengajar dan kemampuan matematis mereka bisa dilihat sebagai dua aspek berbeda.

      Hapus
    2. Dari materi ini, kita bisa melihat bahwa konteks, jenjang, dan cara penilaian sangat memengaruhi bagaimana kita memahami kompetensi guru. Yang terpenting, kemampuan guru untuk memperhatikan dan memahami situasi belajar bukan hanya penguasaan materi ternyata punya peran besar dalam kualitas pembelajaran. Keterampilan noticing membuat guru lebih responsif, lebih peka terhadap kebutuhan siswa, dan lebih mampu menciptakan pembelajaran yang bermakna. Ini jadi pengingat bahwa keahlian mengajar tidak hanya dibangun dari teori, tetapi juga dari kepekaan dan kesadaran dalam praktik sehari-hari.

      Hapus
  32. Nama: Margaretha Elintia
    Kelas: 5C PGSD
    Npm: 2386206055

    Izin menanggapi pak, saya setuju sama artikel ini ternyata jadi guru matematika yang ahli itu engga cukup pintar materinya dan tahu cara mengajar tapi harus peka kalau guru engga nangkap sinyal kebingungan siswa ilmu yang dia punya bisa jadi sia-sia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Margaretha Elintia
      Kelas: 5C PGDS
      Npm: 2386206055

      Saya kira kalau guru melihat siswa bingung itu sudah cukup ternyata harus juga bisa menginterpretasikan kenapa siswa bungung, misalnya siswa bingung karena konsep dasarnya salah atau karena soalnya rumit, kemampuan menganalisis ini yang bikin guru bisa kasih solusi yang benar-benar pas.

      Hapus
    2. Nama: Margaretha Elintia
      Kelas: 5C PGSD
      Npm: 2386206055

      saya izin menambahkan lagi pak, saya baru tahu kalau ada penilitian yang bilang pengetahuan guru SD dan guru SMA/SMP itu beda dimensi, guru SD harus menguasai materi dan cara mengajarnya secara terpadu seperti satu kesatuan sedangkan guru SMA/SMP cara mengajarnya bisa dianggap dua hal yang terpisah.

      Hapus
    3. Nama:Imelda Rizky Putri
      Npm:2386206024
      Kelas:5B

      Izin menambahkan ya Elin, jadi makanya peran kepekaan guru jadi kunci, karena sehebat apa pun pengetahuan matematika yang dimiliki, kalau penyampaiannya nggak nyentuh cara pikir siswa, hasilnya tetap kurang maksimal. Dengan noticing yang baik, guru bisa menyesuaikan penjelasan, berhenti sejenak saat siswa bingung, dan mengubah pendekatan sebelum siswa makin tertinggal, jadi ilmu yang dia punya benar-benar sampai dan bermakna buat siswa.

      Hapus
  33. Nama : Juliana Dai
    NPM : 2386206029
    Kelas : V,B

    Menurut saya, materi tentang Content-Specific Noticing Skills ini keren banget dan sangat penting buat guru matematika zaman sekarang. Intinya, jadi guru itu bukan cuma harus pintar matematika dan tahu cara mengajarnya yang lebih penting adalah kita harus punya mata elang di kelas. Kita harus cepat tanggap melihat sinyal kebingungan siswa, misalnya saat mereka bingung sama konsep pecahan atau aljabar. Keterampilan ini yang membuat kita bisa langsung tahu kenapa mereka bingun, bukan cuma kalau mereka bingung. Jadi, kita bisa langsung kasih bantuan yang pas dan efektif saat itu juga, membuat belajar mereka jadi lebih nyantol. Kalau guru punya kemampuan ini, proses belajar di kelas pasti jadi lebih bermakna dan tidak sekadar menghabiskan jam pelajaran.

    Kemampuan ini nyambung banget sama tren pendidikan yang lagi berkembang, seperti Kurikulum Merdeka yang pengen pembelajaran lebih fleksibel dan sesuai kebutuhan siswa. Di era sekarang, guru dituntut buat lebih personal dalam mengajar, tidak bisa pukul rata. Meskipun sudah ada teknologi yang kasih data nilai siswa, data itu tidak akan ada artinya kalau guru tidak bisa menafsirkannya di lapangan. Jadi, Content-Specific Noticing Skills ini adalah kunci utama untuk membuat pengajaran yang benar-benar fokus pada siswa. Oleh karena itu, menurut saya, pelatihan guru di masa depan harus lebih banyak fokus melatih insting dan daya pengamatan guru di kelas, supaya mereka benar-benar bisa jadi fasilitator belajar yang hebat.

    BalasHapus
  34. Nama : Juliana Dai
    NPM : 2386206029
    Kelas : V,B

    Perdebatan tentang apakah pengetahuan konten matematika dan pengetahuan pedagogis itu menyatu atau terpisah, seperti yang dibahas dalam studi yang Anda lampirkan, menunjukkan betapa kompleksnya menjadi guru. Menurut saya, terlepas dari hasil penelitian yang berbeda-beda antara guru sekolah dasar dan menengah yang mungkin menunjukkan keduanya bisa sangat sulit dibedakan fokus utama tetap harus diarahkan pada keterampilan praktis di kelas, yaitu Noticing Skills. Keterampilan ini, menurut saya, adalah senjata rahasia guru yang menjembatani semua pengetahuan teoritis tadi agar bisa diwujudkan menjadi tindakan nyata. Jadi, tidak peduli seberapa banyak pengetahuan konten dan pedagogis yang dimiliki guru, yang terpenting adalah kemampuan mereka untuk mendeteksi masalah dan meresponsnya secara real-time agar pembelajaran benar-benar terjadi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Erlynda Yuna Nurviah
      Kelas : VB PGSD
      Npm : 2386206035

      Wah ini menurut saya menarik, Juliana... Sebagai calon guru, saya setuju dengan komentar tersebut karena menjadi guru itu bukan cuma soal menguasai pengetahuan konten atau pedagogis secara terpisah. Di kelas nanti, yang paling terasa justru bagaimana kemampuan guru mengolah keduanya menjadi tindakan nyata saat pembelajaran berlangsung. Fokus pada keterampilan praktis atau knowing skill menurut saya sangat penting, karena di situlah calon guru benar-benar diuji. Ketika guru mampu merespon situasi kelas secara real time, pembelajaran bisa berjalan lebih hidup dan benar-benar bermakna bagi siswa.

      Hapus
  35. Jadi ternyata peran guru itu banyak sekali, dan tidak bisa mengandalkan kepintaran saja akan tetapi guru harus bisa memiliki pemahaman untuk kebutuhan siswa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Blok ini melihat kan bahwa keahlian seorang guru tidak cukup diukur penguasaan materi dan strategi mengajar saja. Pada kalimat noticing menjadikan aspek yang penting karena pada aspek ini berkaitan erat dengan kepekaan guru dalam membaca situasi kelas. Guru harus bisa memperhatikan hal hal lainnya seperti cara siswa memahami konsep matematika.

      Hapus
    2. Nama:Imelda Rizky Putri
      Npm:2386206024
      Kelas:5B

      Izin menambahkan ya Ani, guru itu bukan cuma penyampai materi, tapi juga pendamping belajar yang harus peka sama kondisi dan kebutuhan tiap siswa. Kalau guru mau memahami cara pikir, rasa takut, atau kebingungan siswa, pembelajaran jadi lebih manusiawi, siswa lebih nyaman bertanya, dan proses belajarnya nggak terasa menekan tapi justru bikin mereka berkembang.

      Hapus
  36. Tanpa adanya kemampuan noticing yang baik maka guru melewatkan moment pembelajaran yang penting. Meskipun yang dapat dilihat guru sudah menguasai konten dan pedagogi.

    BalasHapus
  37. Nama : Naida Dwi Nur Herlianawati
    Kelas : 5 B
    Npm : 2386206042

    Saya setuju pak dengan materi ini, bahwa keahlian guru tidak hanya bergantung pada pengetahuan konten dan pengetahuan konten pedagogis, tetapi juga secara krusial melibatkan keterampilan teacher noticing (pengamatan guru) khususnya content-specific noticing yaitu kemampuan guru untuk secara selektif memperhatikan dan menafsirkan peristiwa penting terkait pemahaman matematika siswa dan pedagogi selama pengajaran, yang memungkinkan respons yang tepat dan efektif.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lebih lanjut, saya setuju bahwa bukti mengenai dimensi pengetahuan matematika untuk pengajaran masih beragam, di mana penelitian di AS pada guru SD, yang diukur dengan soal pilihan ganda, cenderung menyimpulkan bahwa pengetahuan konten dan pengetahuan konten pedagogis adalah satu konstruksi yang sangat berkorelasi (hampir tidak dapat dibedakan), sementara penelitian di Jerman pada guru sekolah menengah, yang diukur dengan soal jawaban terbuka dan mendefinisikan pengetahuan konten sebagai pemahaman mendalam tentang matematika sekolah, menemukan bahwa keduanya adalah konstruksi dua dimensi yang terpisah.

      Hapus
  38. Nama:syahrul
    kelas:5D
    Npm:2386206092

    Inti yang di bahs di artikel ini tuh jadi guru matematika itu gak cuma soal jago ngitung tapi juga soal gimana pahami cara murid berpikir. Ada dua hal utama yang saling berkaitan, pengetahuan konten materi itu sendiri dan pengetahuan pedagogis cara ngajarinnya. Bagi guru SD kedua hal ini sering dianggap menyatu, sedangkan untuk guru tingkat menengah, keduanya terlihat sebagai dua keahlian yang berbeda namun tetap saling melengkapi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama:Imelda Rizky Putri
      Npm:2386206024
      Kelas:5B

      Izin menambahkan ya Syahrul, jadi kalau dua hal itu bisa jalan bareng, ditambah kemampuan noticing yang bagus, guru jadi nggak cuma fokus ke “apa yang diajarkan” tapi juga “bagaimana siswa memahaminya”. Guru bisa menyesuaikan cara jelasin konsep sesuai level siswa, nangkap miskonsepsi sejak awal, dan bikin matematika terasa lebih masuk akal, bukan sekadar hafalan rumus, sehingga pembelajaran jadi lebih nyambung dan bermakna buat murid.

      Hapus
  39. Nama:Syahrul
    kelas:5D
    Npm:2386206092

    Selain harus nguasai materi, ada satu keahlian penting lagi yang disebut kemampuan mengamati. Bayangin kita sedang mengajar, lalu melihat ada murid yang mukanya bingung. Guru yang punya kemampuan ini gak akan biarin kebingungan itu berlalu gitu aja.
    Nah jadi kalau ada di situasi gitu kita harus
    1.Menyadari ada momen penting atau sinyal kebingungan dari murid saat pelajaran berlangsung.
    2.Cari tahu kenapa murid tersebut bingung atau apa yang salah dengan pemahamannya.
    3.Mengambil tindakan yang tepat untuk membantu murid tersebut keluar dari kesulitan belajarnya.

    BalasHapus
  40. Kesimpulannya tuh penguasaan materi doang gak cukup untuk menciptakan suasana kelas yang efektif. Seorang guru perlu punya insting yang peka terhadap situasi di kelas dan mampu menafsirkan apa yang sedang dialami siswanya. Dengan gabungan antara pemahaman materi yang dalam dan kemampuan mengamati yang tajam, guru bisa memberikan respon yang jauh lebih bermakna bagi proses belajar murid.

    BalasHapus
  41. Menurut saya, guru matematika yang baik bukan hanya yang menguasai materi, tetapi juga yang peka melihat kesulitan siswa. Dengan kemampuan content-specific noticing, guru bisa cepat menyadari saat siswa bingung, memahami penyebabnya, lalu membantu dengan cara yang tepat. Kemampuan ini membuat pembelajaran matematika lebih mudah dipahami dan tidak menakutkan bagi siswa.

    BalasHapus
  42. kemampuan content-specific noticing membuat guru lebih memahami cara berpikir siswa, bukan hanya menilai benar atau salah. Guru jadi bisa melihat proses belajar siswa dan menyesuaikan cara mengajarnya. Dengan begitu, pembelajaran matematika menjadi lebih hidup, komunikatif, dan membantu siswa benar-benar memahami konsep.

    BalasHapus
  43. Nama : Oktavia Ramadani
    NPM : 2386206086
    Kelas : 5D

    Sebagai calon guru PGSD, materi ini sangat membuat saya untuk memahami bahwa mengajar matematika di sekolah dasar tidak cukup hanya dengan menguasai materi dan cara menjelaskannya , ternyata guru itu juga perlu memiliki content-specific noticing skills, yaitu kemampuan untuk peka terhadap tanda-tanda pemahaman dan kesulitan siswa saat belajar matematika. Siswa SD sering kali belum mampu mengungkapkan kebingungan mereka secara langsung. Oleh karena itu, guru harus mampu menangkap isyarat kecil, seperti jawaban yang kurang tepat, cara berpikir yang keliru, atau ekspresi ragu siswa. Dengan memahami penyebab kesulitan tersebut, guru dapat segera menyesuaikan penjelasan dan strategi pembelajaran.

    BalasHapus
  44. Nama : Oktavia Ramadani
    NPM : 2386206086
    Kelas : 5D

    Izin bertanya pak dan teman” semua jika guru sudah menguasai materi dan metode mengajar, mengapa siswa tetap bisa mengalami pemahaman yang keliru ( miskonsepsi)? Di mana letak kelemahan guru dalam hal ini?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama:Imelda Rizky Putri
      Npm:2386206024
      Kelas:5B

      Izin menjawab pertanyaan dari Oktavia, jadi menurut saya, walaupun guru sudah menguasai materi dan metode mengajar, siswa tetap bisa salah paham karena guru kurang peka menangkap cara pikir siswa, tanda-tanda bingung, atau miskonsepsi kecil yang muncul saat proses belajar. Kelemahannya biasanya ada di teacher noticing, guru terlalu fokus nyampein materi sesuai rencana tanpa benar-benar ngecek apakah siswa memaknainya dengan cara yang benar, jadi kesalahan konsep terlanjur numpuk tanpa disadari.

      Hapus
    2. Nama: Rosidah
      Npm: 2386206034
      Kelas: 5 B

      Hallo kak Oktavia dan kak imelda, izin menanggapi yaa
      Disini saya sepakat dengan pendapat Kak Imelda bahwa miskonsepsi bisa muncul karena guru kurang peka menangkap cara berpikir siswa.

      Namun, saya ingin menambahkan sudut pandang lain dari saya hehe.Menurut saya, miskonsepsi tidak selalu berarti kelemahan ada pada guru. Kadang siswa membawa pemahaman awal atau pengalaman sebelumnya yang berbeda, sehingga ketika menerima materi baru, mereka menafsirkan konsep dengan cara mereka sendiri. Jika guru hanya melihat hasil akhir tanpa memberi ruang siswa menjelaskan alasannya, miskonsepsi ini bisa terlewat.

      Jadi di sinilah pentingnya content-specific noticing, bukan hanya memperhatikan tanda bingung, tetapi juga memberi kesempatan siswa mengungkapkan proses berpikirnya. Dengan begitu, guru tidak hanya mengoreksi kesalahan, tetapi memahami asal miskonsepsi dan menanganinya secara lebih tepat.

      Semoga tanggapan saya bermanfaat ya kakak-kakak

      Hapus
  45. Nama : Oktavia Ramadani
    NPM : 2386206086
    Kelas : 5D

    Izin bertanya lagi pak dan teman” semua jika ingin menjawab , menurut teman” bagaimana cara konkret guru (khususnya guru SD) mengenali kebingungan siswa yang tidak disampaikan secara lisan saat pembelajaran matematika berlangsung?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama:Imelda Rizky Putri
      Npm:2386206024
      Kelas:5B

      Izin menjawab pertanyaan dari Oktavia, jadi menurut saya,guru SD bisa mengenali kebingungan siswa yang nggak diucapkan lewat beberapa tanda sederhana, misalnya dari ekspresi wajah yang kosong atau ragu, siswa sering niru jawaban teman tanpa paham, lama berhenti saat ngerjain soal, atau jawabannya benar tapi langkahnya salah. Guru juga bisa lihat dari coretan di buku, cara mereka pakai rumus, atau saat diminta jelasin ulang malah bingung. Selain itu, guru bisa sengaja lempar pertanyaan pancingan, minta siswa jelasin dengan kata-kata sendiri atau pakai gambar, karena dari situ biasanya kelihatan siapa yang sudah paham dan siapa yang masih salah konsep.

      Hapus
  46. Nama : Oktavia Ramadani
    NPM : 2386206086
    Kelas : 5D

    Menurut saya, materi ini juga menegaskan bahwa keahlian mengajar matematika tidak hanya terletak pada penguasaan materi atau metode pembelajaran, tetapi juga pada kemampuan guru untuk peka terhadap apa yang terjadi di kelas. Guru perlu mampu memperhatikan cara siswa berpikir, mengenali kebingungan atau kesalahan yang muncul, serta memahami penyebab di baliknya. Materi ini juga menunjukkan bahwa ketika guru memiliki keterampilan teacher noticing, guru dapat menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa. Pembelajaran menjadi lebih hidup, tidak satu arah, dan lebih bermakna bagi siswa. Hal ini sangat penting, terutama dalam pembelajaran matematika, karena kesalahan kecil sering kali berkaitan dengan pemahaman konsep yang belum tepat. Secara keseluruhan, materi ini mengingatkan bahwa guru yang efektif bukan hanya guru yang “tahu”, tetapi guru yang “peka dan tanggap” terhadap proses belajar siswa di dalam kelas.

    BalasHapus
  47. Nama : Oktavia Ramadani
    NPM : 2386206086
    Kelas : 5D

    Izin bertanya teman “ semua , menurut kalian apa peran calon guru (mahasiswa PGSD) dalam mempersiapkan diri agar mampu menjadi guru yang responsif dan peka terhadap kebutuhan belajar siswa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama:Imelda Rizky Putri
      Npm:2386206024
      Kelas:5B

      Izin menjawab pertanyaan dari Oktavia, jadi menurut saya, sebagai calon guru punya peran penting dengan mulai membiasakan diri peka sejak kuliah, misalnya rajin refleksi setelah microteaching, belajar menganalisis jawaban dan kesalahan siswa, serta nggak cuma fokus ke “cara ngajar” tapi juga ke cara siswa berpikir. Selain itu, mereka perlu memperkuat pemahaman konsep dasar, banyak observasi kelas saat PPL, terbuka sama masukan dosen dan teman, dan latihan bertanya yang menggali pemahaman siswa, supaya nanti saat jadi guru beneran bisa lebih responsif, fleksibel, dan peduli sama kebutuhan belajar tiap anak.

      Hapus
  48. Nama Hanifah
    Kelas 5C
    NPM 2386206073

    Menurut saya, materi ini membuka wawasan bahwa guru juga bisa mengalami kecemasan matematika, dan hal itu bisa menular ke siswa. Sebagai calon guru, saya merasa penting untuk belajar mengelola emosi sendiri sebelum mengajar. Jika guru mampu menciptakan suasana kelas yang aman, menghargai usaha siswa, dan tidak hanya fokus pada kecepatan atau hasil akhir, maka kecemasan siswa bisa berkurang. Jadi, pelatihan guru seharusnya tidak hanya berisi materi ajar, tapi juga strategi psikologis untuk mendukung siswa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Rosidah
      Npm: 2386206034
      Kelas: 5 B

      Hallo kak Hanifah, Saya setuju dengan pendapat kaka, bahwa kecemasan guru bisa berdampak ke siswa, dan itu sering tidak disadari.

      Namun menurut saya, selain soal emosi, penting juga melihat bagaimana guru merespons kesalahan siswa di kelas. Ketika kesalahan langsung dikoreksi tanpa menggali cara berpikir siswa, kelas bisa terasa menekan walaupun guru tidak bermaksud demikian hehe.

      Di sini materi content-specific noticing jadi relevan, guru perlu peka bukan hanya pada hasil atau suasana emosional, tapi juga pada proses berpikir siswa. Dengan memperhatikan bagaimana siswa sampai pada jawabannya, guru bisa memberi respon yang lebih mendukung, sehingga siswa merasa aman untuk mencoba, salah, dan belajar.

      Semoga tanggapan saya bermanfaat ya kak

      Hapus
  49. Nama: Nur Sinta
    NPM: 2386206033
    Kelas: 5B PGSD

    Setelah saya baca ulang materi ini membuka wawasan tentang pentingnya konseptualisasi konten sebagai keahlian khusus guru, khususnya melalui kemampuan content-specific noticing saya menangkap pesan kuat bahwa menjadi guru tidak cukup hanya menguasai materi dan strategi mengajar, tetapi juga harus mampu membaca proses berpikir siswa secara cermat. Ketika guru mampu memperhatikan detail seperti kesalahan kecil, keraguan atau cara siswa menjelaskan jawabannya guru dapat memahami letak kesulitan konsep yang sebenarnya, hal ini membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna karena keputusan yang diambil guru di kelas didasarkan pada kebutuhan nyata siswa bukan sekedar mengikuti rencana pembelajaran yang kaku. Pendekatan ini sangat relevan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran terutama dalam membantu siswa membangun pemahaman konsep yang kuat sejak dini.

    BalasHapus
  50. Nama: Nur Sinta
    NPM: 2386206033
    Kelas: VB PGSD

    Materi ini menekankan bahwa keahlian guru berkembang dari kemampuan mengamati, menafsirkan dan merespons situasi belajar siswa secara tepat, konsep teacher notifikasi membantu guru lebih peka terhadap cara berpikir siswa bukan hanya fokus pada benar atau salahnya jawaban. Dengan kemampuan ini guru dapat menyesuaikan pertanyaan, penjelasan maupun strategi pembelajaran secara fleksibel sesuai kondisi kelas, selain itu materi ini juga mengingatkan bahwa pengalaman mengajar perlu disertai reflektif agar keahlian tersebut terus berkembang.

    BalasHapus
  51. Nama: Selma Alsayanti Mariam
    Npm: 2386206038
    Kelas: VC

    Menarik sekali, ternyata ada bedanya ya antara guru sekolah dasar sama guru sekolah menengah, soal pengetahuan konten ini. kalau di guru sekolah dasar, pengetahuan matematika sama cara mengajarnya sering dianggap jadi satu paket yang tidak bisa di pisahkan (korelasinya nyaris sempurna). tapi kalau sudah level sekolah menengah, dua hal itu jadi elemen yang berbeda. karena antara paham materinya sendiri sama paham cara menyampaikannya ke murid. makin tinggi level sekolahnya, makin spesifik juga ya keahlian yang dibutuhkan.

    BalasHapus
  52. Izin bertanya, Pak. Terkait konseptualisasi konten ini, seringkali kita terjebak harus menyelesaikan target kurikulum yang sangat padat sehingga waktu untuk mendalami satu konsep jadi terbatas. Menurut Bapak, bagaimana cara menyiasatinya agar 'keahlian khusus' kita tetap maksimal dalam menyampaikan konsep, tapi materi tetap bisa selesai tepat waktu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Selma Alsayanti Mariam
      Npm: 2386206038
      Kelas: VC

      Izin bantu menjawab ya kak alda, menurut saya daripada semua detail dijelaskan dengan panjang lebar, pilih satu konsep yang paling mendasar dari materi itu saja. kalau anak-anak sudah paham akarnya, biasanya buat materi lanjutannya mereka bakal lebih cepat nyambung tanpa perlu kamu tuntun terus. lalu agar tidak habis waktu untuk ceramah di depan kelas, gunakan alat peraga atau video singkat yang langsung visualkan konsepnya. ini akan menghemat waktu kamu buat menjelaskan hal-hal abstrak secara lisan.

      Hapus
  53. Nama: Selma Alsayanti Mariam
    Npm: 2386206038
    Kelas: VC

    Saya izin bertanya pak, saya jadi kepikiran bagaimana ya bila ada murid yang tiba-tiba memasang ekspresi kebingungan pada saat mengerjakan soal matematika. menurut bapak, apa yang akan dilakukan guru yang memiliki skill Contect Specific Noticing itu pak?
    Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Rosidah
      Npm: 2386206034
      Kelas: 5 B

      Hallo kak salma, izin menjawab versi saya ya, sambil menunggu respon bapak (izin ya pak)

      Kalo menurut saya, guru yang memiliki content-specific noticing nggk langsung fokus pada ekspresi bingungnya saja, tapi mencoba membaca apa yang sedang dipikirkan siswa di balik kebingungan itu. Guru akan memperhatikan langkah yang sudah dikerjakan, bagian mana yang terhenti, atau strategi apa yang sedang dicoba siswa.
      Habis tu, guru nggk langsung memberi jawaban, tapi memberi pertanyaan penuntun seperti “bagian mana yang menurutmu paling sulit?” atau “coba ceritakan sampai langkah ini kamu berpikir apa”.

      Dari sini, guru bisa mengidentifikasi apakah kebingungan siswa berasal dari miskonsepsi konsep, kesalahan prosedur, atau hanya kurang percaya diri.
      Hal ini sesuai dengan materi bahwa content-specific noticing membantu guru merespons secara tepat.

      Semoga tanggapan saya bermanfaat ya kak

      Hapus
  54. Nama: Selma Alsayanti Mariam
    Npm: 2386206038
    Kelas: VC

    Saya izin bertanya lagi pak, perihal metode penilaian. bagaimana caranya peneliti tau kalau guru itu kompeten? lalu tadi disebutkan ada yang menggunakan soal pilihan ganda, ada juga yang menggunakan jawaban terbuka. memangnya apa bedanya hasil yang didapatkan dari kedua cara tersebut pak?
    Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Rosidah
      Npm: 2386206034
      Kelas: 5 B

      Hallo kak selma, izin menjawab ya walaupun ilmu saya ga seberapa tapi dari baca-bacaan yang saya baca saya punya pendapat terkait pertanyaan kakak ini kalo menurut saya, kompetensi guru tidak bisa dilihat dari satu jenis penilaian saja. Soal pilihan ganda biasanya mengukur penguasaan konsep secara cepat, tetapi belum tentu menunjukkan bagaimana guru berpikir dan mengajar.

      Sementara itu di jawaban terbuka memberi gambaran lebih dalam tentang cara guru menjelaskan konsep, memahami miskonsepsi, dan merespons pemikiran siswa. Hal ini sejalan dengan materi content-specific noticing, karena kompetensi guru dinilai dari cara membaca situasi belajar dan mengambil keputusan pedagogis, bukan sekadar memilih jawaban benar.

      Mungkin segitu aja kak pendapat saya Terima kasih

      Hapus
  55. Nama : Alya Salsabila
    Npm : 2386206062
    Kelas : V C
    Pak, terima kasih atas materinya. Dari tulisan ini saya jadi paham kalau menyusun konten keahlian khusus itu nggak bisa asal, tapi harus jelas dari segi tujuan, langkah pembelajaran, dan hasil yang diharapkan. Kalau kontennya terkonsep dengan baik, proses belajar jadi lebih fokus dan siswa bisa menguasai keahlian yang memang diperlukan. Artikel ini sangat bermanfaat buat guru yang ingin membuat bahan ajar yang lebih terarah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Rosidah
      Npm: 2386206034
      Kelas: 5 B

      Hallo kak Setuju banget dengan kak Alya. Jadi kak di materi ini juga ditegaskan kalau konten keahlian khusus memang nggak bisa asal jadi. Evaluasinya bisa dilihat dari respons siswa saat belajar, apakah mereka benar-benar paham atau masih bingung.

      Di sinilah content-specific noticing penting kak, seperti yang dibahas Van Es & Sherin, karena guru perlu peka menangkap tanda-tanda pemahaman atau miskonsepsi siswa. Kalau siswa bisa menjelaskan proses berpikirnya dan tugasnya sesuai tujuan pembelajaran, itu tanda konten yang dibuat sudah cukup efektif 😊

      Semoga bermanfaat ya kak

      Hapus
  56. Nama : Alya Salsabila
    Npm : 2386206062
    Kelas : V C
    Izin bertanya ya pak, bagaimana cara mengevaluasi apakah konten keahlian khusus yang dibuat sudah efektif? terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Rosidah
      Npm: 2386206034
      Kelas: 5 B

      Hallo kak alya, izin menjawab ya versi saya,sambil menunggu respon bapak (izin mendahului ya pak)

      kalo menurut saya, efektivitas konten keahlian khusus bisa dievaluasi dari respon dan cara berpikir siswa saat belajar. Jika guru mampu menangkap tanda kebingungan, strategi yang digunakan siswa, serta perubahan pemahaman mereka, berarti konten tersebut bekerja dengan baik. Hal ini sesuai dengan content-specific noticing, karena guru tidak hanya melihat hasil akhir, tetapi juga proses belajar siswa untuk menilai apakah konten sudah tepat sasaran.
      Gitu kak semoga bermanfaat ya kak

      Hapus
  57. Nama: Rosidah
    Npm: 2386206034
    Kelas: 5 B

    Kembali saya buka lagi laman ini, menurut saya, materi tentang content-specific noticing ini penting banget kita pelajari karena mengingatkan kita bahwa jadi guru itu bukan cuma soal menyampaikan materi, tapi juga peka membaca tanda-tanda kecil dari siswa. Misalnya saat siswa terlihat bingung, ragu, atau salah langkah, itu bukan langsung dianggap salah, tapi jadi petunjuk untuk guru memahami cara berpikir mereka.
    Hal baru yang saya tangkap dari materi ini adalah guru perlu belajar apa yang harus diperhatikan dan bagaimana menafsirkannya. Jadi bukan sekadar melihat hasil akhir, tapi memahami penyebab kebingungan siswa. Dengan begitu, respon guru bisa lebih tepat dan pembelajaran jadi lebih bermakna.

    BalasHapus
  58. Nama: Rosidah
    Npm: 2386206034
    Kelas: 5 B

    Nahhh dimateri content-specific noticing ini menegaskan bahwa kompetensi guru tidak hanya diukur dari seberapa baik ia menguasai materi, tetapi dari kemampuannya memperhatikan dan menafsirkan respon belajar siswa. Seperti yang ada dimateri bapak, terkait Van Es dan Sherin menjelaskan bahwa guru yang efektif mampu menangkap peristiwa penting di kelas, seperti kebingungan siswa atau strategi berpikir yang muncul, lalu menafsirkannya secara bermakna. Artinya, proses memperhatikan ini bukan sekadar melihat, tetapi memahami apa yang sebenarnya terjadi dalam pikiran siswa.
    Hal ini juga sejalan dengan pandangan Sherin dkk. yang menyebutkan bahwa inti dari teacher noticing terletak pada dua hal: apa yang diperhatikan guru dan bagaimana guru menginterpretasikannya. Ketika guru mampu mengaitkan respon siswa dengan konsep matematika yang sedang dipelajari, guru dapat segera menyesuaikan penjelasan atau strategi pembelajaran.

    BalasHapus
  59. Hanifah
    5C
    2386206073

    Materi ini mengingatkan bahwa setiap bidang keahlian membutuhkan pendekatan yang berbeda. Guru tidak hanya menyampaikan materi umum, tapi juga harus mampu menyesuaikan konten dengan kebutuhan keterampilan khusus siswa. Pembelajaran yang bermakna lahir dari kesesuaian antara materi, metode, dan tujuan kompetensi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Konseptualisasi konten keahlian khusus adalah jalan untuk mencetak generasi yang unggul. Dengan materi yang dirancang sesuai kebutuhan keterampilan, siswa akan lebih siap menghadapi dunia kerja maupun tantangan kehidupan nyata.

      Hapus
    2. Materi ini menyoroti bahwa konseptualisasi konten keahlian khusus menurut guru untuk memahami kompetensi inti, merancang strategi pembelajaran yang relevan, serta menilai hasil belajar secara kontekstual. Materi ini menekankan bahwa pendekatan ini berbeda dari pembelajaran umum, karena fokusnya adalah keterampilan spesifik yang dapat diaplikasikan langsung.

      Hapus
  60. Nama: Lidia Jaimun
    Kelas: 5D PGSD
    Npm: 2386206091

    Izin menanggapi Pak, teacher noticing merupakan indikator penting dalam keahlian guru selain pengetahuan konten dan pedagogis. Guru memperhatikan peristiwa penting yang muncul selama proses pembelajaran berlangsung. Perhatian guru terarah pada pemahaman siswa, respons siswa, dan situasi kelas. Guru menafsirkan peristiwa tersebut untuk menentukan langkah pembelajaran selanjutnya. Kemampuan ini membantu guru merespons kebutuhan siswa secara tepat. Guru tidak hanya melihat kesalahan, tetapi juga memahami penyebabnya. Proses ini mendukung terciptanya pembelajaran yang lebih bermakna.

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak