
Komputer dapat membantu kita menyelesaikan berbagai masalah. Namun, sebelum sebuah masalah dapat diatasi, masalah tersebut harus dipahami terlebih dahulu, termasuk cara-cara yang memungkinkan untuk menyelesaikannya.
Computational Thinking adalah pendekatan yang memungkinkan kita melakukan hal tersebut.
Dengan computational thinking, kita dapat menganalisis sebuah masalah yang kompleks, memahami inti permasalahannya, dan mengembangkan solusi yang mungkin. Solusi ini kemudian dapat disajikan dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh komputer, manusia, atau keduanya.
Empat Pilar Computational Thinking
Terdapat empat teknik utama (pilar) dalam computational thinking, yaitu:
- Decomposition (Dekompisi)Membagi masalah atau sistem yang kompleks menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dikelola.
- Pattern Recognition (Pengenalan Pola)Mencari kesamaan atau pola di dalam atau di antara berbagai masalah.
- Abstraction (Abstraksi)Berfokus hanya pada informasi yang penting, dengan mengabaikan detail yang tidak relevan.
- Algorithms (Algoritma)Mengembangkan langkah-langkah sistematis atau aturan untuk menyelesaikan masalah.
Keempat pilar ini sama pentingnya, seperti kaki pada meja. Jika salah satu kaki hilang, meja kemungkinan besar akan roboh. Menggunakan keempat teknik ini dengan benar sangat membantu, terutama saat memprogram komputer.
Computational Thinking dalam Praktik
Masalah kompleks sering kali tampak sulit diselesaikan pada pandangan pertama. Computational thinking membantu kita menguraikan masalah tersebut menjadi serangkaian masalah kecil yang lebih mudah diatasi (decomposition). Setiap masalah kecil ini kemudian dianalisis, mengacu pada solusi dari masalah serupa sebelumnya (pattern recognition), dengan hanya memperhatikan detail penting dan mengabaikan informasi yang tidak relevan (abstraction). Langkah-langkah sederhana atau aturan untuk menyelesaikan masing-masing masalah kecil ini kemudian dirancang (algorithms).
Langkah-langkah tersebut akhirnya digunakan untuk memprogram komputer agar dapat menyelesaikan masalah secara efisien.
Berpikir Secara Komputasional
Berpikir secara komputasional bukan berarti memprogram, juga bukan berarti berpikir seperti komputer, karena komputer tidak memiliki kemampuan berpikir.
Sederhananya, memprogram adalah memberi tahu komputer apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya. Sementara itu, computational thinking memungkinkan kita menentukan dengan tepat apa yang harus diberitahukan kepada komputer.
Sebagai contoh, jika Anda berencana bertemu teman di tempat yang belum pernah Anda kunjungi sebelumnya, Anda mungkin akan merencanakan rute terlebih dahulu. Anda akan mempertimbangkan rute yang tersedia dan memilih rute terbaik—mungkin yang tercepat, terpendek, atau yang melewati toko favorit Anda. Proses perencanaan ini adalah computational thinking, sementara mengikuti petunjuknya adalah memprogram.
Kemampuan untuk mengubah masalah kompleks menjadi sesuatu yang lebih mudah dipahami adalah keterampilan yang sangat bermanfaat. Faktanya, ini adalah keterampilan yang sudah Anda miliki dan gunakan setiap hari.
Contoh Penerapan Computational Thinking
- Apa yang bisa dilakukan.
- Tempat yang bisa dikunjungi.
- Siapa yang ingin melakukan apa.
- Apa yang pernah dilakukan sebelumnya dan berhasil.
- Biaya aktivitas tersebut.
- Kondisi cuaca.
- Waktu yang tersedia.
Dari informasi ini, Anda dapat memutuskan lebih mudah aktivitas dan lokasi yang akan dipilih, sehingga sebagian besar teman merasa puas. Bahkan, Anda bisa menggunakan komputer untuk mengumpulkan dan menganalisis data agar menghasilkan solusi terbaik untuk saat ini maupun masa depan.
- Item yang harus dikumpulkan, cara mendapatkannya, dan batas waktu yang tersedia.
- Lokasi keluar dan rute terbaik untuk mencapainya dengan cepat.
- Jenis musuh dan kelemahannya.
Dari informasi tersebut, Anda dapat merancang strategi yang paling efisien untuk menyelesaikan level tersebut. Jika Anda ingin membuat video game sendiri, pertanyaan serupa perlu dijawab sebelum Anda dapat memprogram game tersebut.
Pada contoh di atas, computational thinking diterapkan untuk menyelesaikan masalah kompleks:
- Masalah kompleks dipecah menjadi beberapa keputusan kecil (decomposition).
- Hanya informasi relevan yang diperhatikan (abstraction).
- Pengetahuan dari masalah serupa digunakan (pattern recognition).
- Langkah-langkah sistematis dirancang untuk menyelesaikan masalah (algorithms).
Nama: Syahrul
BalasHapusNPM:2386206092
kelas: 5D
izin menanggapi tentang compotational thinking, menurut saya sangat menarik dan gampang untuk di pahami karena bapak memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari seperti merencanakan aktivitas bersama teman dan bermain game, karena itu saya mudah paham bagaimana cara berpikir komputasional dlm situasi nyata
Nama: Syahrul
BalasHapusNPM:2386206092
kelas:5D
penjelasan mengenai 4 pilar menurut saya sangat jelas. setiap pilar di jelaskan beserta fungsinya dan membuat saya paham peran tiap pilar dalam memecahkan masalah. penjelasan ini juga membuat saya bahkn pembaca yg lain tau kalau berpikir komputasional tidak selalu tentang teknologi tapi berpikir secara logika
Nama:Elisnawatie
BalasHapusNPM:2386206069
Kelas:VD
Ternyata saya sudah menerapkan prinsip decomposition ( pemecahan masalah) dan abstraction ya pak ketika saya ingin memasak nasi goreng, saya tidak langsung mencampur semua bahan begitu saja. Saya mulai dengan membagi kegiatan memasak menjadi beberapa langkah kecil, seperti menyiapkan bahan, memotong bumbu, menyalakan kompor, menumis, lalu mencampur nasi. Langkah-langkah kecil itu membantu saya agar tidak bingung dan hasil masakan bisa sesuai dengan yang saya inginkan. Saya juga memperhatikan bahan mana yang benar-benar penting dan mana yang bisa diabaikan, seperti tidak perlu menambah bahan yang tidak tersedia di rumah
Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
BalasHapusNpm : 2386206058
Kelas : VB PGSD
Izin menanggapi pak, menurut saya mengenai materi di atas ini sangat bagus pak apalagi dengan adanya 4 pilar computational thingking ini karena sangat membantu kita terutama terkait pemrograman komputer. Karena yang kita tau juga sesuatu yang mengarah pada komputer ini sangat susah dengan adanya 4 pilar ini sangat membantu kita untuk memahami bahwa materi di atas bukan hanya konsep tetapi juga mengajar kan kita untuk cara berpikir yang baik dan kritis yang di mana bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari 🙏
Nama : Oktavia Ramadani
BalasHapusNpm : 2386206086
Kelas : 5D
Izin menanggapi pak , ternyata berpikir komputasi ini memang bukan sekedar soal pemrograman saja tetapi tentang cara siswa berpikir logis dan berpikir kritis untuk memecahkan masalah , melalui empat pilar utamanya yaitu dekomposisi , pengenalan pola , abstraksi dan algoritma ini membantu untuk menyederhanakan masalah kompleks menjadi langkah - langkah yang lebih mudah dipahami dan di selesaikan , penjelasannya bisa melalui kehidupan sehari-hari seperti merencanakan kegiatan dan bermain game juga membuat konsep ini terasa praktis .
Nama:Elisnawatie
HapusKelas:5D
NPM:2386206069
Wah Saya sangat setuju dengan penyampaian Oktavia. Memang benar bahwa berpikir komputasi bukan hanya soal belajar pemrograman, tetapi lebih pada bagaimana siswa bisa mengembangkan kemampuan berpikir logis dan kritis untuk memecahkan masalah. Dengan memahami empat pilar utamanya dekomposisi, pengenalan pola, abstraksi, dan algoritma—siswa diajak untuk menyederhanakan masalah yang kompleks menjadi langkah-langkah yang lebih mudah dipahami dan diselesaikan. Selain itu, penerapan berpikir komputasi bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, misalnya saat merencanakan kegiatan, bermain game, atau memecahkan persoalan kecil sehari-hari, sehingga konsep ini tidak hanya teori, tapi juga sangat praktis dan relevan bagi perkembangan kemampuan berpikir anak.
izin menanggapi terkait materi Computational Thinking 1, materi ini menurut saya sangat berguna diterapkan pada dunia pendidikan, dengan 4 pilar yang luar biasa seperti dekomposisi yang bisa memecahkan masalah menjadi bagian-bagian kecil, lalu setelah memecahkan masalah menjadi bagian-bagian kecil langkah selanjutanya menganlisis masalah tersebut dengan sebutaan pilar ke-2 yaitu pengenalan pola, selanjutnya dengan pilar 3 yaitu abstraksi yang mampu menelaah informasi yang penting dalam menyelesaikan masalah dan membuang informasi yang tidak relevan, dan yang terakhir menerapkan pilar ke-4 yaitu abstraksi yang berguna untuk merancang aturan atau menentukan langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah dan setelah itu dirancang.
BalasHapusNama : Isdiana Susilowati Ibrahim
BalasHapusNpm : 2386206058
Kelas : VB PGSD
Baik Pak saya izin bertanya terkait materi di atas, Apakah penerapan computational thinking ini harus selalu berhubungan dengan pemrograman, atau dapat sepenuhnya diterapkan dalam aktivitas sehari-hari, tetapi hanya melalui penyusunan algoritmanya tanpa perlu menulis bahasa pemrogramannya pak🙏
Nama : Andi Nurfika
HapusNPM : 2386206017
Kelas : VB PGSD
Saya bantu jawab sedikit ya Isti jadi komputasional thinking ini ndak harus selalu berhubungan dengan pemrograman jadi berpikir komputasional itu intinya cara kita memecahkan masalah secara logis dan teratur bukan cuma soal nulis kode. Jadi tanpa nulis satu baris kode pun kita sudah bisa menerapkan cara berpikir komputasional dalam kehidupan sehari-hari kita pemrograman memang bisa membantu melatih itu tapi inti dari berpikir komputasional tetap bisa dipraktikkan di dunia nyata dengan cara yang lebih sederhana. Semoga bermanfaat 🙏🏻
Nama:Elisnawatie
HapusNPM:2386206069
Kelas:5D
haloo isdiana saya bantu jawab yaa Penerapan computational thinking tidak harus selalu berkaitan dengan pemrograman. Sebenarnya, inti dari computational thinking adalah cara berpikir logis dan sistematis untuk memecahkan masalah. Jadi, kita bisa menerapkannya dalam aktivitas sehari-hari, misalnya merencanakan jadwal harian, menyiapkan resep masakan, atau menyusun strategi saat bermain game. Dalam kasus ini, kita cukup menyusun langkah-langkah atau algoritma untuk menyelesaikan masalah, tanpa harus menulis kode pemrograman. Jadi, computational thinking lebih menekankan pada cara berpikir dan menyusun solusi secara terstruktur, yang tetap bisa dipraktikkan di kehidupan sehari-hari.
Nama : Andi Nurfika
BalasHapusNPM : 2386206017
Kelas : VB PGSD
Izin menanggapi bapak jadi materi di atas sangat tepat karena berpikir komputasional merupakan kemampuan dasar yang penting dalam menghadapi berbagai persoalan di era digital ini. Sebelum menggunakan komputer kita harus bisa menyelesaikan masalah itu sendiri yang paling utama adalah kita harus mengerti dengan komputer dan harus memahami masalah secara menyeluruh. Poin dekomposisi ini dapat membantu kita menyelesaikan masalah besar menjadi bagian-bagian kecil agar lebih mudah untuk ditangani. Pengenalan pola juga membuat kita bisa menemukan kesamaan yang dapat mempercepat proses pemecahan masalah. Abstrak mengajarkan kita untuk lebih fokus pada hal yang penting dan mengabaikan atau tidak memperdulikan informasi yang tidak benar. Sementara itu algoritma dapat memberi langkah-langkah agar solusi dapat dijadikan dengan tepat. Dengan menguasai empat pilar di atas seseorang dapat berpikir logis terstruktur dan lebih kreatif karena berpikir komputasional bukan hanya untuk ilmu komputer saja tetapi juga dapat berguna dalam kehidupan kita sehari-hari.
Nama : Andi Nurfika
BalasHapusNPM : 2386206017
Kelas : VB PGSD
Baik bisa kita lihat lagi bahwa 4 pilar berpikir komputasional yang disebutkan di atas sangat-sangat relevan dalam pembelajaran abad ke-21 dekomposisi membantu siswa belajar untuk menganalisis masalah dengan cara membaginya menjadi kecil. Pengenalan pola juga dapat melatih kemampuan siswa dalam melihat hubungan dan kemiripan antara situasi lain dan lainnya abstrak juga melatih cara berpikir kritis siswa agar siswa fokus pada inti masalah bukan hal-hal yang tidak penting. Algoritma kemudian memberikan arah langkah demi langkah untuk mencari solusi yang tepat dengan ini berpikir konvensional siswa tidak hanya menjadi pengguna teknologi semata tapi juga menjadi pemecah masalah yang bisa dilakukan secara mandiri selain itu juga kemampuan ini memperkuat logika dan kreativitas siswa dalam mengambil keputusan maka dari itu berpikir komputasional penting diajarkan sejak dini agar mereka siap menghadapi tantangan digital di masa depan yang lebih maju lagi.
Nama: Zakky Setiawan
BalasHapusNPM: ( 2386206066 )
Kelas: 5C
Ternyata selama ini saya secara tidak sadar telah berpikir secara komputasi, karena untuk menentukan aktivitas bersama teman itu saya pikir terlebih dahulu untuk kepuasan diri saya, seperti merencanakan tempat yang dikunjungi, dari hal tersebut saya akan memikirkan apakah di tempat itu bisa membuat saya puas dari segi lingkungan yang nyaman atau tidak
nama : bangkit dwi prasetyo
Hapuskelas : 5b
npm : 2386206044
Hai zakky aku setuju dengan pendapatmu sangat bagus. Saya setuju kalau sebenarnya banyak siswa sudah memakai pola pikir komputasi dalam kegiatan sehari-hari, cuma mereka kadang tidak menyadari prosesnya. Seperti saat mereka harus menyusun langkah, mengambil keputusan, atau mencari cara paling cepat agar tugas selesai itu sudah termasuk berpikir runtut.
Menurut saya, peran guru memang penting untuk membantu siswa menyadari pola pikir tersebut supaya mereka terbiasa berpikir lebih terarah. Jadi benar bahwa computational thinking tidak selalu butuh komputer, tapi lebih ke cara berpikirnya.
Nama: Zakky Setiawan
BalasHapusNPM: ( 2386206066 )
Kelas: 5C
Berpikir Komputasi bisa di ajarkan ke peserta didik untuk mengatur waktu mereka juga ya tenyata, ambil contoh jika seorang peserta didik ingin kerja kelompok dengan temannya tapi kondisi cuaca tidak memungkinkan, peserta didik harus bisa berpikir untuk kepuasan dirinya sendiri dulu, jika peserta didik memaksa dia akan sakit karena menerobos banjir, jika tidak memaksa mungkin bisa di kerjakan di hari esok sebelum hari pengumpulan tiba, peserta didik harus punya pemikiran tersebut
nama : bangkit dwi prasetyo
Hapuskelas : 5b
npm : 2386206044
betul banget zakky, Saya sependapat bahwa siswa memang perlu diarahkan dalam mengatur waktu dan menyelesaikan tugas agar tidak terburu-buru. Cara seperti itu bisa melatih mereka berpikir terencana dan bertanggung jawab.
Saya juga setuju soal tidak memaksakan siswa ketika mereka sedang sakit atau tidak fit. Pembelajaran tetap harus mempertimbangkan kondisi peserta didik, supaya proses belajarnya bisa berjalan nyaman dan efektif. Pendapatmu membantu mengingatkan kita bahwa computational thinking juga berkaitan dengan kemampuan mengatur diri.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
HapusWhats Broo Kittun end Bro Zky:v
Aku setuju banget sama mu Kittun! Komennya ngena banget sama realita kita sebagai mahasiswa. Siapa coba yang nggak pernah benar-benar mikirin langkah-langkah paling efisien buat menyelesaikan tugas biar bisa lebih cepet hiling atau nongkrong? (Wkwkwk.. ayok susah kita hiling, wacana trus bah kau nih, broo...)
Kembali ketopik, Jadi langkah cepat yang kita ambil untuk menyelesaikan tugas agar bisa cepetan hilinh Itu tuhh.. udah nunjukkin kalo kita tuh sebenernya udah pakai computational thinking (CT) secara default, cuma kadang nggak sadar aja sama istilah akademiknya, iyyakan Broo..?
Nah... Jadi sebenarnya tuh.. CT bukan cuma soal coding di depan komputer, tapi lebih ke mindset buat problem-solving secara terstruktur, kan? Kita harus bisa menguraikan kegiatan sehari-hari, kayak step-by-step milih menu makanan sehat (Decomposition), atau nentuin rute tercepat ke sekolah (Algoritma). Intinya, gimana caranya kita sebagai guru (masih calon sih) menunjukkan ke anak didik kita kalo skill kayak pengenalan pola dan abstraksi itu benar-benar bisa digunakan untuk apa saja! Kesadaran inilah yang bikin pola pikir mereka jadi lebih terarah, sesuai sama yang Broo Kittun bilang, eyye kan Bro Zky?
Nama: Stevani
BalasHapusNPM: (2386206045)
Kelas: V C PGSD
Finally sampai sini, berfikir komputasi di santiaji plp kemarin saya sudah mendengarkan materinya secara langsung Dari buyaadin dan yap dia abad 21ini Berpikir komputasi bukan cuma tentang coding atau komputer tapi lebih pada cara menyelesaikan masalah secara sistematis, memecah masalah besar menjadi lebih kecil, mengenali pola, dan berpikir logis anti anti percaya tentang hantu atau tahayul
tapi saya juga bertanya-tanya, bagaimana cara mengajarkan berpikir komputasi pada siswa yang belum terbiasa berpikir logis atau sistematis?dan juga strategi apa yang paling efektif untuk mulai melatih keterampilan ini sejak dini?? kemarin dijelaskan tapi saya lupa
HapusNama : Isdiana Susilowati Ibrahim
HapusNpm : 2386206058
Kelas : VB PGSD
Halo stevani izin menjawab pertanyaan nya yh. Menurut aku cara berpikir komputasi bisa diajarkan kepada siswa dengan cara melatih mereka menyelesaikan masalah langkah demi langkah. Dimana guru dapat memberi contoh dari kegiatan sehari-hari agar siswa lebih mudah memahami, contohnya saat merencanakan sesuatu atau mencari cara paling cepat untuk menyelesaikan tugas. Dalam berpikir komputasi ada empat hal penting yang perlu dilatih seperti yang sudah tertera di materi. Strategi yang dapat digunakan adalah dengan membiasakan siswa berpikir logis melalui kegiatan yang menarik, seperti permainan, proyek kelompok, atau pemecahan masalah nyata di kelas. Dengan latihan seperti ini, siswa akan terbiasa berpikir sistematis, kreatif, dan mampu menemukan solusi dengan cara mereka sendiri🙏🏻
Nama: Ratna Andina
HapusNPM:2386206074
Kelas: 5C PGSD
Ijin menjawab pertanyaan dari stevani.
menurut saya, mengajarkan berpikir komputasi pada siswa yang belum terbiasa berpikir logis tidak harus langsung dengan konsep yang rumit. justru yang penting adalah memulai dari aktivitas sederhana dan dekat dengan kehidupan mereka. misalnya melalui permainan, kegiatan mengurutkan langkah, atau memecahkan masalah kecil bersama. dengan cara itu, siswa bisa belajar berpikir sistematis tanpa merasa terbebani.
Nama: Ratna Andina
HapusNPM:2386206074
Kelas: 5C PGSD
Ijin menambahkan lagi.
strategi yang paling efektif menurut saya adalah mulai dari pengalaman nyata, kemudian secara perlahan mengenalkan konsep seperti memecahkan masalah, mencari pola, dan membuat langkah-langkah. jadi fokusnya bukan pada teori dulu, tetapi memberi ruang latihan dan kesempatan mencoba, supaya mereka merasa percaya diri dulu. kalau suasananya positif dan siswa merasa aman untuk salah, keterampilan berpikir komputasi akan berkembang secara bertahap.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
HapusPerkenalkan saya Fauzan Nashrullah Fajar NPM.2386206021 kelas 5B PGSD.
Bener banget.. Ratna!! menekankan aktivitas sederhana, sequencing (mengurutkan langkah), dan memecahkan masalah kecil bersama. Ini nihh... Cocok banget dengan pilar Algoritma dan Decomposition di materi di atas..
Tapi ada satu permasalahan yang membuat saya bertanya-tanya, ini tentang Abstraction (Abstraksi). Sebagai calon guru PGSD, tantangan kita tuh bukan cuma menyuruh anak mengurutkan langkahnya.. tapi juga membiasakan mereka fokus pada informasi penting dan mengabaikan detail yang nggak relevan. Misalnya, saat anak merencanakan aktivitas (seperti contoh di materi), mereka harus bisa mengabaikan hal-hal yang nggak penting dan fokus pada tujuan. Bagaimana ya cara kita bikin anak SD yang suka banget dengan detail kecil, jadi terbiasa melakukan Abstraksi tanpa merasa kehilangan kesenangan dalam belajar? 🤔
Nama:Elisnawatie
BalasHapusKelas:VD
NPM:3386206069
Ternyata selama ini saya secara tidak sadar telah berpikir secara komputasi, karena ketika saya ingin membeli suatu barang, saya selalu mempertimbangkan berbagai hal terlebih dahulu, seperti membandingkan harga, kualitas, dan manfaatnya. Dari situ saya akan memikirkan apakah barang tersebut benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan bisa memberikan kepuasan bagi saya atau tidak.
Nama : Nabilah Aqli Rahman
BalasHapusNPM : 2386206125
Kelas : 5D PGSD
Saya baru pertama kali kenal sama istilah computational thinking ini, dan rasanya kaya nemu kunci baru buat memahami cara berpikir yang lebih rapi dan kreatif 😃.
Ternyata ini bukan soal komputer yaa, tapi soal gimana kita menyelesaikan masalah dengan langkah-langkah yang jelas dan masuk akal.
Nama : Nabilah Aqli Rahman
BalasHapusNPM : 2386206125
Kelas : 5D PGSD
Setelah berkenalan dengan computational thinking ini saya jadi punya sudut pandang baru dalam melihat proses belajar, terutama untuk anak-anak.
Empat pilar yang dibahas di artikel ini bukan sekedar teori, tapi bisa banget diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ini benar-benar ilmu yang kelihatannya sederhana, tapi berdampak besar!
Nama : Aprilina Awing
BalasHapusKelas : 5D PGSD
NPM : 2386206113
Materi ini menjelaskan betapa pentingnya berpikir secara komputasional dalam menyelesaikan masalah. Dengan computational thinking, kita bisa memecah masalah besar menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dihadapi. Misalnya, saat kita merencanakan aktivitas dengan teman-teman, kita perlu mempertimbangkan banyak hal, seperti pilihan tempat, biaya, dan waktu. Ini mirip dengan bagaimana kita bermain video game, di mana kita harus mengumpulkan informasi dan merancang strategi untuk berhasil. Jadi, sebenarnya, kita sudah sering menggunakan prinsip-prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari.
Nama : Aprilina Awing
BalasHapusKelas : 5D PGSD
NPM : 2386206113
Ijin bertanya pak,
Apakah ada contoh lain di luar aktivitas sosial atau video game di mana kita dapat merasa menggunakan prinsip computational thinking?
Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
HapusNpm : 2386206058
Kelas : VB PGSD
Izin menjawab yh Aprilina Awing, menurut aku ya pasti ada prinsip ini dapat kita temui dalam. Kehidupan sehari-hari contohnya memasak dimana secara tidak sadar kita sudah menerapkan langkah- langakh yang teratur. Seperti menyiapkan bahannya, mengatur urutan memasak, dan memperkirakan waktu, dimana itu menunjukkan kita menggunakan cara berpikir sistematis seperti algoritma dan dekomposisi, karena masalah besar (memasak) dipecah menjadi beberapa langkah kecil. Jadi, berpikir komputasi tidak hanya digunakan dalam hal yang berhubungan dengan komputer atau game, tetapi juga sangat berguna dalam mengatur kehidupan sehari-hari agar lebih terarah dan efisien🙏🏻
Nama: Nur Aulia Miftahul Jannah
BalasHapusNPM: 2386206085
Kelas: 5D PGSD
Wow wow wooow, keren keren.. Sebelumnya saya udah pernah denger dan ga asing di telinga untuk topik ini. Tapi saya paham materinya itu dengan pemahaman yang agak berat karna waktu itu pernah coba baca jurnal tentang ini (bahasanya kaya lebih berat gitu). Eh pas bapak bikin materi ini dan kemudian saya membacanya, ternyata topiknya jadi kelihatan sangat sederhana dan mudah dipahami. Ihhh, Allah keren bangeet yaaa??? Kita punya kemampuan untuk memprogram kayak komputer loh. Komputer yang kita pake sehari hari itu tapi kita ga ngerti dalemnya apa. Ternyata secara ga sadar kita selalu bikin sistem itu di kepala kita.. Luar biasaaaa
(54)
Nama: Nur Aulia Miftahul Jannah
HapusNPM: 2386206085
Kelas: 5D PGSD
Emmm tapi pak.. Di dalam otak kita kan punya sistem berpikir secara komputusai ini pak yang secara ga sadar sering kita pake. Emm, terus tadi contoh yang nyatanya banget itu kan kalau kita lagi main game tuh. Nah, berarti anak anak kecil pun udah punya cara berpikir ini dong berarti? Woooowww (ternganga dalam sepi).. Emm, saya jadi mikir, awal mula terciptanya berpikir komputasi di dalam kepala manusia itu dari mana yah? (maksud jawabannya bukan dari Allah yang Maha Mencipta ya tapi lebih ke jawaban sains nyaa).. Eh eh eh.. kan bapak ngajar matematika ya, emm berarti ada kaitannya sama matematika kan pak? Emm kayaknya iyaa.. kan MTK tu bikin kita mikir secara logis.. hmmm :/ :/
Nama: Nur Aulia Miftahul Jannah
HapusNPM: 2386206085
Kelas: 5D PGSD
Tapi kayak nya emang iya sih asal muasalnya CT ini dari pelajaran matematika. Soalnya, waktu anak masih toddler tu kita mulai ngajarin hal hal yang ngasah mereka mikir keterkaitan hal. Terus nanti setelah mereka mikir keterkaitan hal lanjut ke penyelesaian masalah sederhana. Nah hal hal kayak gini ni sebenernya konsepnya itu ada di pelajaran MTK. Coba perhatiin deh soal soal MTK, MTK tu selalu ngasih soal yang harus melakukan pemecahan masalah dengan urut. Terus cara berpikir waktu belajar MTK juga harus yang mirip mirip kayak CT ini.
(56)
Nama: Nur Aulia Miftahul Jannah
HapusNPM: 2386206085
Kelas: 5D PGSD
Emm, kan kita jadinya udah tau nih kalau CT itu sering banget jadi sistem berpikir kita sehari hari. Contoh dari CT nya juga ada yang dari hal yang luar biasa sederhana banget kayak main game atau nentuin mau pergi jalan kemana. Nah dari semua yang kita tau tentang CT ini sekarang bahwa dia deket banget ama kita. Sebenernya, untuk CT ini ada tingkatannya gasih pak? Kayak level gitu? Jadi CT nya kayak punya tingkat atau level untuk mengkategorikan cara bepikir nya sampe tingkat yang mana. Kok saya ngerasanya ada ya.. Em atau gaada ya pak? Karna sesederhana milih menu ice cream aja sebnernya udah bisa dikategorikan CT, nah apalagi yang kaya orang orang tu berpikir keras atau kritis terhadap suatu hal yang kesulitannya tinggi.
(57)
Nama:bella ayu pusdita
BalasHapusKelas:5d
Nim:2386206114
Materi ini menyajikan pengantar yang sangat jelas dan mendasar mengenai Computational Thinking (CT). Dengan berfokus pada empat pilar utamanya—Dekomposisi, Pengenalan Pola, Abstraksi, dan Algoritma—artikel ini berhasil demistifikasi CT dari sekadar urusan komputer menjadi pendekatan pemecahan masalah yang relevan dalam kehidupan sehari-hari.
Nama:bella ayu pusdita
BalasHapusKelas:5d
Nim:2386206114
Izin menanggapi lagi pak dari materi diatas yang saya baca dan saya pahami sedikit”terkait materi tersebut saya menanggapi bahwa
Menggunakan Latihan Pemecahan Masalah Harian Berbasis 4 Pilar. Merancang aktivitas di mana siswa harus secara eksplisit mengidentifikasi Dekomposisi, Pengenalan Pola, Abstraksi, dan Algoritma yang mereka gunakan dalam memecahkan tugas (misalnya, merencanakan pesta kelas).
Memodelkan Proses CT dengan Think Aloud. Guru memodelkan proses perencanaan (mirip contoh merencanakan rute) dengan keras, menjelaskan: "Masalahnya besar (Dekomposisi), kita lihat apa yang berhasil minggu lalu (Pengenalan Pola), dan kita abaikan warna baju (Abstraksi). Lalu kita buat daftar langkah 1, 2, 3... (Algoritma)."
Mengevaluasi Rencana dan Algoritma Siswa. Observasi berfokus pada bagaimana siswa memecah masalah menjadi langkah-langkah kecil (Dekomposisi) dan sejauh mana Algoritma yang mereka buat logis, sistematis, dan efisien.
Komitmen untuk Membangun Pola Pikir CT Lintas Kurikulum. Guru berkomitmen untuk secara konsisten menggunakan istilah dan kerangka 4 pilar CT dalam setiap mata pelajaran, sehingga siswa menyadari bahwa keterampilan ini adalah alat universal, bukan hanya untuk kelas TIK.
Nama: Nanda Vika Sari
BalasHapusNpm: 2386206053
Kelas: 5B PGSD
Setelah saya membaca materi ini, menurut saya materi ini sangat jelas dan menarik sebab pada materi ini memberitahukan konsep computational thinking secara sederhana dan praktis. Empat pilarnya membantu siswa dalam saat memecahkan masalah, tidak hanya dalam pemrograman tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
Nama: Margaretha Elintia
BalasHapuskelas: 5C PGSD
NPM: 2386206055
saya izin bertanya pak, apakah berpikir computational itu hanya berarti membuat daftar langkah-langkah jelas atau wajib menggunakan semua cara lain juga pak?, seperti memecah masalah besar jadi kecil, mencari pola, dan membuang detail yang tidak penting?
Nama: Ratna Andina
HapusNPM:2386206074
Kelas: 5C PGSD
Ijin menanggapi pertanyaan dari margaretha elintia.
menurut saya, computational thinking tidak selalu harus menggunakan semua langkah sekaligus. intinya bukan cuma membuat daftar langkah-langkah yang jelas, tapi memilih strategi yang paling cocok untuk menyelesaikan masalah. kadang cukup dengan memecah masalah jadi bagian kecil, atau hanya mencari pola saja sudah efektif. jadi CT itu fleksibel, bukan aturan kaku, tetapi cara berpikir yang bisa disesuikan dengan situasi.
Nama: Nur Sinta
BalasHapusNPM: 2386206033
Kelas: 5B PGSD
Izin menanggapi pak...
Awalnya saya mau tau inti dari apa itu berpikir komputasi makanya saya baca terlebih dahulu yang part 2 tapi, saat membaca computational thinking part 2 ternyata belum ada konsep yang spesifik dengan berpikir komputasi namun setelah saya baca part 1 ini, ternyata berpikir komputasi yaitu kita belajar menganalisis sebuah masalah yang kompleks dan memecahkan masalah melalui 4 pilar berpikir komputasi secara bertahap untuk melatih kemampuan berpikir siswa dan berpikir komputasi ternyata bisa kita terapkan di kehidupan sehari-hari. Berpikir komputasi ternyata bukan hanya tentang komputer atau pemrograman ya
Nama : Erlynda Yuna Nurviah
BalasHapusKelas : VB PGSD
Npm : 2386206035
izin menaggapi pak, materi yang bapak berikan ini dapat saya pahami karena menggunakan contoh yang revelan di kehidupan sehari - hari dalam penyelesaian masalah dimana untuk menyelesaikan sebuah masalah yang rumit seperti ini, memudahkan anak - anak maupun guru untuk menyelesaikan masalah secara bertahap . Dengan cara seperti ini siswa maupun guru dapat memecahkan sebuah masalah secara terstruktur mulai dari memahami masalah, memilahnya , memahami inti masalah dan akhirnya menyelesaikan juga mendapatkan solusi.
Saya jadi berpikir bahwa kemampuan berpikir komputasi itu sangat berguna, terutama di era digital sekarang. Tidak hanya untuk programmer, tetapi untuk siapa saja yang ingin menyelesaikan masalah dengan cara lebih sistematis.
BalasHapusNama : Miftahul hasanah
BalasHapuskelas : 5C
NPM : 2386206040
Izin bertanya, Pak. Kalau CT itu sebenarnya sudah sering kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari tanpa sadar, berarti yang jadi tantangan utamanya di sekolah itu apa ya? Apakah lebih ke gimana cara gurunya menjelaskan konsepnya, atau justru bagaimana membuat siswa sadar bahwa pola pikir itu penting dan bisa dilatih? Soalnya kalau cuma dijelaskan teorinya, takutnya siswa malah merasa CT itu hal baru yang rumit, padahal sebenarnya dekat banget sama aktivitas harian mereka.
Nama: Ratna Andina
HapusNPM:2386206074
Kelas: 5C PGSD
Ijin menjawab pertanyaan dari miftahul hasanah.
pertanyaan yang menarik, menurut saya tantangan utamanya di sekolah bukan pada apakah siswa bisa berpikir kritis, tapi bagaimana gurunya memberi ruang untuk melatihnya. banyak siswa sebenarnya sudah melakukan CT dalam kehidupan sehari-hari, tapi mereka belum sadar bahwa itu keterampilan penting. jadi bukan cuma menjelaskan teorinya, tapi memberi kesempatan mencoba, bertanya, dan berdiskusi supaya terasa dekat dan tidak terlihat rumit.
Nama:Erfina feren heldiana
BalasHapuskelas:5c
npm:2386206065
Izin bertanya pak, kalau konsepnya saja masih belum punya definisi yang benar-benar disepakati, terus bagaimana sekolah di Indonesia nanti bakal menerapkannya secara konsisten? Apalagi kalau masih banyak guru yang belum familiar dengan dasar-dasarnya, apakah nggak bakal bikin interpretasinya jadi beda-beda di tiap sekolah?
Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
HapusNpm : 2386206058
Kelas : VB PGSD
Hallo erfina izin menjawab yah. Menurut aku, memang wajar kalau konsep computational thinking di Indonesia masih terasa baru dan belum punya definisi yang benar-benar disepakati semua pihak. Soalnya, setiap sekolah mempunyai punya kondisi, fasilitas, dan tingkat pemahaman guru yang beda-beda. Jadi cara menerapkannya pun bisa variatif banget. Tapi justru di situlah poinnya, computational thinking itu bukan aturan yang harus sama persis di semua tempat. Yang penting adalah inti konsepnya seperti memecah masalah jadi lebih kecil, mencari pola, fokus pada hal yang penting, dan juga menyusun langkah penyelesaiannya bisa dipahami dan dilatih oleh siswa. Selama guru mengajarkan dasarnya dengan benar, interpretasi yang sedikit berbeda itu nggak masalah. Lama-lama, seiring sering dipakai, cara menerapkannya juga bakal makin seragam dan matang.
Terimakasih🙏🏻
Nama:Erfina feren heldiana
BalasHapuskelas:5c
npm:2386206065
Izin bertanya pak, kalau berpikir kritis itu dianggap penting, kenapa sekolah masih sering fokusnya ke hafalan dan tugas yang itu-itu saja? Rasanya agak janggal, soalnya kemampuan kritis kan butuh ruang buat nyoba, salah, dan diskusi. Jadi penasaran, sebenarnya sistemnya yang belum siap atau kita yang belum dibiasakan?
Nama : Dita Ayu Safarila
HapusKelas : 5C
NPM : 2386206048
izin menjawab pertanyaan dari erfina,tadi gak sengaja liat ada beberapa pertanyaan tapi tertarik sama ini. Sekolah memang fokus pada hapalan tetapi fokus pada hapalan itu jalan pintas yang sibuk dan baik,agar cepat juga cara penilaian guru di sekolah. sementara itu berpikir kritis membutuhkan investasi waktu,ruang aman untuk kesalahan dan perubahan mendasar pada cara mengajar. jadi masalahnya itu bukan pada kita tapi pada kebiasaan sistem yang perlu perlahan diubah pelan pelan
Nama: Ratna Andina
HapusNPM:2386206074
Kelas: 5C PGSD
Ijin menjawab ya erfina.
menurut saya ini adalah hal yang sangat sesuai dengan kondisi pendidikan saat ini. memang benar kalau dibanyak sekolah fokus pembelajaran masih cendurung ke hafalan karena beberapa penyebab.
menurut saya langkah kecil bisa dimulai dari guru yang mencoba memberi kesempatan berdiskusi, bertanya balik, atau memberi tugas berbasis pemecahan masalah. dengan begitu, perlahan siswa terbiasa dan lingkungan belajar menjadi lebih terbuka terhadap ide dan kreativitas.
Nama:Elisnawatie
HapusNim:2386206069
Kelas:5D
Kamu benar banget erfina rasanya janggal kalau sekolah bilang berpikir kritis itu penting tapi praktiknya masih banyak menekankan hafalan dan tugas rutin. Sebenarnya ini bisa terjadi karena beberapa hal yang saling terkait seperti :
1.Sistem pendidikan yang masih kaku: Banyak kurikulum dan standar penilaian di sekolah masih menilai “jawaban benar” daripada proses berpikir. Jadi guru terdorong untuk fokus mengulang materi .
2. Keterbatasan waktu dan sumber daya: Mengembangkan berpikir kritis butuh waktu untuk diskusi, eksperimen, dan refleksi. Di kelas yang padat jam pelajaran atau jumlah siswa banyak, guru sering kesulitan menyediakan ruang itu.
3. Kebiasaan lama: Baik guru maupun siswa kadang masih terbiasa dengan metode menghafal dan menyalin jawaban. Berpikir kritis itu menuntut keberanian mencoba, salah, dan belajar dari kesalahanyang memang butuh proses adaptasi.
4. Kurangnya pelatihan guru: Tidak semua guru mendapatkan pelatihan bagaimana membimbing siswa berpikir kritis dengan metode yang menarik dan efektif.
Jadi sebenarnya ini kombinasi: sistem yang belum sepenuhnya mendukung, dan kebiasaan lama yang belum berubah. Kalau keduanya bisa diperbaiki misalnya dengan kurikulum yang lebih fleksibel, penilaian berbasis proses, dan guru yang terbiasa memfasilitasi diskusi maka kemampuan berpikir kritis siswa bisa berkembang lebih optimal.
Nama : Dita Ayu Safarila
BalasHapusKelas : 5C
NPM : 2386206048
bagus banget CT ini dia membantu kita untuk memecahkan masalah dan membantu kita bagimana mencari solusi terbaik dengan meniru langkah langkah sebelum masalah itu di serahkan ke komputer atau hp. ini cara terencana untuk mencapai hasil yang memuaskan
Setelah saya baca materi dari bapak yang ini saya jadi tau kalo Dari keempat pilar itu, saya jadi merasa Decomposition (Dekomposisi) dan Abstraction (Abstraksi) adalah dua keterampilan yang paling sering kita gunakan sehari-hari tanpa sadar, dan saya rasa materi bapak ini berhasil menyadarkan saya akan hal itu.
BalasHapusDekomposisi, yaitu membagi masalah kompleks menjadi bagian-bagian kecil, sangat relevan. Contohnya saat kami merencanakan aktivitas bersama teman saya, kami tidak hanya langsung mencari tempat, tapi kami pecah dulu: Apa yang bisa dilakukan? Siapa yang mau ikut? Berapa biayanya? Ini adalah proses dekomposisi murni. Kemudian, saat menganalisis semua variabel itu, kita pakai Abstraksi. Kami fokus pada variabel penting misalnya, Biaya dan Waktu tersedi dan mengabaikan detail yang kurang relevan saat itu mungkin warna baju yang akan dipakai. Dengan melihat masalah kompleks melalui dua pilar ini, kita jadi tahu bahwa CT bukan hanya buat programmer, tapi memang cara berpikir yang sangat praktis untuk membuat keputusan yang efisien, baik itu memilih rute tercepat di jalan atau memilih aktivitas agar semua teman senang.
Saya juga cukup suka dengan penjelasan artikel mengenai Pattern Recognition (Pengenalan Pola) dan Algoritma. Dua pilar ini menunjukkan bagaimana CT membantu kita belajar dari pengalaman masa lalu dan menciptakan solusi yang dapat diulang.
BalasHapusPengenalan pola ini terasa sangat kuat di contoh bermain video game. Untuk menyelesaikan satu level dengan cepat, kita pasti mencari tahu pola serangan musuh, pola munculnya item, atau pola terbaik untuk bergerak. Ini adalah pengenalan pola yang efisien, membuat kita tidak perlu mencoba-coba dari nol lagi. Sementara itu, Algoritma adalah puncak dari semua pilar. Setelah kita dekomposisi masalah, mengenali polanya, dan abstraksi informasinya, kita merancang langkah-langkah sistematisnya. Algoritma ini ibarat resep sukses yang kita susun agar masalah serupa di masa depan bisa diselesaikan dengan langkah yang sama dan efisien. Jadi, Algoritma ini bukan sekadar kode, tapi kemampuan untuk menyusun strategi yang terstruktur dari awal sampai akhir. Keterampilan ini sangat bermanfaat dalam segala hal, mulai dari menyusun jadwal belajar hingga menyelesaikan proyek besar.
Nama : Maria Ritna Tati
BalasHapusNPM:2386206009
Kelas : V A PGSD
Dari materi yang saya baca materi ini memberikan pengantar yang bagus tentang computational thinking.penjelasan tentang empat pilar computational thinking dekomposisi, pengenalan pola, abstraksi, dan algoritma sangat membantu untuk memahami konsep dasar dari cara berpikir ini. contoh-contoh yang diberikan juga relevan dan mudah dipahami, sehingga pembaca bisa langsung membayangkan bagaimana computational thinking bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.computational thinking adalah pendekatan berpikir yang melibatkan pemecahan masalah kompleks menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan mudah dikelola dekomposisi, mencari pola atau kesamaan di antara masalah-masalah tersebut pengenalan pola,fokus pada informasi yang relevan dan mengabaikan detail yang tidak penting abstraksi, dan mengembangkan langkah-langkah sistematis untuk menyelesaikan masalah algoritma. Dengan menguasai keempat pilar ini, kita bisa menjadi pemecah masalah yang lebih baik dan mampu menghadapi berbagai tantangan dengan lebih percaya diri.
Nama : Maria Ritna Tati
BalasHapusNPM : 2386206009
Kelas : V A PGSD
Tambahan sedikit dari saya atas materi ini saya suka bagaimana materi ini menekankan bahwa computational thinking bukan hanya tentang pemrograman komputer, tapi juga tentang cara berpikir yang bisa digunakan oleh siapa saja, tanpa perlu memiliki keterampilan khusus di bidang IT.ini membuka wawasan bahwa computational thinking adalah keterampilan yang penting untuk semua orang, karena membantu kita memecahkan masalah dengan lebih efektif dan efisien.computational thinking adalah keterampilan yang sangat berharga di era digital ini, karena membantu kita untuk berpikir logis, sistematis, dan kreatif dalam memecahkan masalah.dengan mengembangkan kemampuan computational thinking, kita bisa lebih siap menghadapi tantangan di dunia kerja yang semakin kompleks dan mampu beradaptasi dengan perubahan teknologi yang terjadi dengan cepat.dan juga computational thinking juga membantu kita untuk menjadi warga negara digital yang lebih cerdas dan bertanggung jawab.
Nama: Ratna Andina
BalasHapusNPM:2386206074
Kelas: 5C PGSD
menurut saya, penjelasan mengenai computational thinking ini benar-benar membuka wawasan baru. selama ini saya pikir kemampuan berpikir komputasional itu hanya dipakai di dunia teknologi saja. tapi setelah membaca ini, saya jadi paham bahwa cara berpikir tersebut ternyata juga sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari, seperti menyusun rencana, mengambil keputasan, atau menyelesaikan masalah sederhana.
Nama: Ratna Andina
HapusNPM:2386206074
Kelas: 5C PGSD
ijin menambahkan lagi, saya pribadi merasa bahwa empat langkah seperti decomposition, pattern recognition, abstraction, dan algoritma thinking sangat membantu agar masalah tidak terasa berat karena bisa dipecah menjadi bagian-bagian kecil. ini membuat proses berpikir menjadi lebih terarah dan tidak bingung harus mulai dari mana.
sebagai calon guru sd, saya jadi sadar bahwa keterampilan berpikir seperti ini penting untuk diajarkan sejak dini supaya siswa terbiasa berpikir sistematis dan mandiri ketika menghadapi masalah. jadi, bukan hanya menghafal materi, tetapi belajar bagaimana cara berpikir dan menemukan solusi.
Nama: Imelda Rizky Putri
BalasHapusNpm: 2386206024
Kelas:5B
Izin bertanya pak, bagaimana peran teknologi dalam membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir komputasi?
Nama:Elisnawatie
HapusNPM:2386206069
Kelas:5D
Halloo Imelda izin menjawab ya
Teknologi memiliki peran yang sangat penting dalam membantu siswa mengembangkan kemampuan computational thinking. Beberapa perannya itu seperti
1. Visualisasi konsep: Dengan teknologi, siswa bisa melihat konsep yang abstrak menjadi lebih nyata. Misalnya, menggunakan aplikasi simulasi atau animasi untuk memahami alur algoritma atau pemecahan masalah.
2. Latihan interaktif: Berbagai platform belajar dan permainan edukatif memungkinkan siswa berlatih berpikir logis, mengenali pola, dan menyusun langkah-langkah penyelesaian masalah secara menyenangkan.
3. Menyederhanakan proses kompleks: Software dan alat digital bisa membantu siswa memecah masalah besar menjadi bagian-bagian lebih kecil (dekomposisi), sehingga lebih mudah dipahami dan dipecahkan.
4. Memberi umpan balik langsung: Saat siswa mencoba suatu solusi melalui teknologi, mereka bisa langsung melihat hasilnya dan memperbaiki kesalahan, sehingga kemampuan berpikir kritis dan reflektif semakin terasah.
5. Kolaborasi dan eksplorasi: Teknologi memungkinkan siswa bekerja sama secara virtual, berbagi ide, dan menemukan solusi kreatif bersama, yang menstimulasi kemampuan berpikir komputasi dalam konteks nyata.
Jadi, teknologi bukan hanya alat bantu, tapi juga menjadi “teman belajar” yang membuat computational thinking lebih mudah dipahami, diterapkan, dan menyenangkan bagi siswa.😁
Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
BalasHapusNpm : 2386206058
Kelas : VB PGSD
Izin menanggapi pak setelah saya membaca kembali.Menurut saya, materi tentang computational thinking ini sangat bermanfaat, terutama dalam mengembangkan cara berpikir kita. Dengan memahami konsep-konsep seperti dekomposisi, pengenalan pola, dan abstraksi, kita bisa lebih mudah menyelesaikan masalah yang kompleks. Tak hanya itu, penerapan teknik-teknik tersebut juga sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam pemrograman komputer maupun dalam pengambilan keputusan sehari-hari yang lebih terstruktur. Pembelajaran ini mengajarkan kita untuk berpikir lebih sistematis dan kritis dalam menghadapi tantangan.🙏🏻
Kembali membuka uraian mengenai mengenal computational thinking.
BalasHapusPada bacaan saya yang kedua di laman ini saya tertarik melihat contoh yang disajikan atau yang diberikan pada uraian di laman ini mengenai bagaimana computational thinking ini bekerja pada diri manusia .
Ternyata tanpa kita sadari ketika kita melakukan suatu kegiatan berpergian untuk berkumpul bersama teman atau untuk sekadar nongkrong, kita sebenarnya sudah membentuk penerapan komputational thinking dalam diri kita.
Apalagi para perempuan pastinya sebelum jalan ke suatu tempat seperti cafe ataupun tempat nongkrong lainnya pasti perempuan itu sangat teliti sekali memprediksi hal-hal yang harus disiapkan sebelum berpergian ,belum lagi mencari perjalanan yang mudah ditempuh dan tentunya rute perjalanan tersebut dekat dari tempat awal ke tempat tujuan karena, biasanya perempuan itu tidak suka berpanas-panasan atau tidak suka terlalu berlama-lama di atas kendaraan.
Ketika kita melakukan perencanaan tersebut mencari rute dan mempersiapkan hal-hal yang akan kita bawa untuk nongkrong ataupun jalan ternyata, sudah termasuk menerapkan komputertional thinking dalam diri kita sendiri, sementara itu ketika kita menjalankan persiapan-persiapan atau prediksi yang telah kita pikirkan tadi kita telah mengikuti petunjuk memprogram.
Jadi tanpa kita sadari kita melakukan semua kegiatan itu sehari-hari berarti kita sudah mampu menganalisis sebuah masalah yang kompleks, lalu kita bisa memahami inti permasalahan, dan mengembangkan solusi yang baik yang untuk kita jalankan.
Nama: Rosidah
BalasHapusNpm: 2386206034
Kelas: 5B (PGSD)
Materi diatas sangat membantu, ternyata CT ini sebenarnya sudah kita lakukan dikehidupan sehari-hari bahkan tanpa kita sadari. Penjelasan nya tentang bagaimana cara kita memecahkan masalah, mencari pola, memiliki infomasi, serta membuat langkah penyelesaian yang jelas dan mudah dipahami.
Nama: Rosidah
BalasHapusNpm: 2386206034
Kelas: 5B (PGSD)
Kedepan mungkin kita sebagai guru bisa nie menerapkan ke siswa-siswi nantinya, seperti kita latih mereka untuk menerapkan CT pada situasi sehari-hari, misalnya mengatur jadwal belajar, atau menyelesaikan tugas sekolah. Dengan begitu mereka tidak hanya paham konsep tetapi juga merasakan manfaatnya secara langsung.
nama : bangkit dwi prasetyo
BalasHapuskelas : 5b
npm : 2386206044
Menurut saya pribadi materinya enak dibaca dan mudah dipahami. Jadi makin jelas kalau Computational Thinking itu bukan cuma soal komputer, tapi cara kita mikir supaya masalah bisa diselesaikan dengan rapi dan teratur. Empat langkah yang dijelasin juga simpel dan masuk akal. Intinya, materi ini ngebantu banget buat ngeliat masalah dari sudut pandang yang lebih jelas. Mantap!..
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
BalasHapusPerkenalkan saya Fauzan Nashrullah Fajar NPM.2386206021 dari kelas 5B PGSD.
Saya setuju banget dengan penjelasan bahwa Computational Thinking (CT) itu adalah skill berpikir esensial, bukan sekadar kemampuan memprogram komputer. Jujur saja... pemaparan tentang Empat Pilar CT ini kena banget dan menjadi kunci utama yang harus kita pahami sebagai calon pendidik.
Nah... ini nih yang paling penting.. Empat Pilar CT—yaitu Decomposition (Dekomposisi), Pattern Recognition (Pengenalan Pola), Abstraction (Abstraksi), dan Algorithms (Algoritma)—adalah kerangka kerja yang bikin masalah kompleks jadi nggak sulit. Misalnya nih... saat kita mau merencanakan pergi ke tempat baru (relate banget dengan contoh di materi), kita secara otomatis memecah masalah (Dekomposisi) rute, mencari rute terbaik yang pernah berhasil (Pengenalan Pola), fokus pada rute tercepat dan mengabaikan detail toko di jalan (Abstraksi), lalu menyusun langkah-langkah perjalanan (Algoritma). Proses ini nggak cuma dipakai komputer loh.. ternyata kita pakai di kehidupan kita sehari-hari!!!
Teman-teman, kita harus sadari bersamanih... Bahwa ini tuhh.. tantangan besar nan mutlak buat kita sebagai calon guru PGSD. Kita harus bisa merancang metode mengajar yang supportive dan kena banget agar Empat Pilar CT ini tertanam sejak dini pada siswa SD. Kita harus bisa bikin siswa nggak takut pada masalah kompleks, melainkan melihatnya sebagai peluang untuk menerapkan kerangka berpikir logis yang worth banget kann..?
Ternyata jadi Seorang guru itu susah banget yahh..? Tanggungjawab kita sebesar dengan waktu kerja dan istirahat yang gak seimbang:v
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
BalasHapusPerkenalkan saya Fauzan Nashrullah Fajar NPM.2386206021 dari kelas 5B PGSD.
Aduh... saya dapat poin baru yang asik lagi nih... suka banget dehhh... dengan contoh penerapan Computational Thinking (CT) yang ada di materi, terutama di aktivitas merencanakan bersama teman dan bermain video game. Saya setuju banget dengan premis bahwa CT itu adalah keterampilan yang "sudah Anda miliki dan gunakan setiap hari," tuh... Ini adalah poin yang bagus dan mendalam banget karena bikin CT nggak lagi terasa asing atau sekadar pelajaran informatika.
Nah... Poin ini nih.. yang paling penting! contoh video game menunjukkan bagaimana Decomposition (memecah level menjadi keputusan kecil) dan Abstraction (fokus pada item, lokasi, bagaimana cara menghancurkan turet, dan mencarii kelemahan musuh, mengabaikan detail lain) itu terjadi secara alami di dalam game, teman-teman pernah main moba legend atau epep kan..? Seperti itulah contohnya... Dengan memahami bahwa CT terjadi saat kita mencari rute tercepat dari rumah yang satu ke rumah yang lain (di game eppep) atau saat menentukan rotasi yang cepat dari lane satu ke lane yang lain guna menghancurkan turet, ngegank ataupun berpindah dari setiap baff yang ada (di game ML), kita seharusnya sudah bisa memandang CT sebagai sesuatu yang tidak hanya berhubungan dengan memprogram komputer. Karena CT adalah proses berpikir logis untuk mencapai solusi efisien...
Sekali lagi saya tegaskan!! Bahwa inilah... tantangan besar nan mutlak buat kita calon pendidik. Tugas kita adalah menyesuaikan secara pribadi dan membuat siswa sadar bahwa mereka sudah memiliki kemampuan CT. Kita harus bisa mengangkat contoh-contoh yang relate dengan dunia mereka (seperti game) untuk menjelaskan konsep Abstraction dan Algoritma. Ini worth banget agar siswa nggak merasa terbebani, tapi justru terinspirasi untuk menggunakan kemampuan berpikir mereka secara lebih terstruktur di semua mata pelajaran.