Pengalaman Konkret ke Simbol-Simbol Abstrak dengan Manipulatif dan Representasi Bergambar dalam Menciptakan Pembelajaran

 


Siswa belajar menggunakan alat bantu matematika yang melibatkan gerakan tubuh serta berbagai indera, mereka akan membentuk fondasi konseptual yang memperkuat pemahaman matematika secara menyeluruh. Dengan dasar ini, mereka mampu mengembangkan kelancaran dalam prosedur yang didasari pemahaman konsep, sehingga mampu beralih dari pengalaman konkret menuju representasi visual, hingga akhirnya dapat memahami konsep abstrak melalui simbol, kata, dan angka.

Pembelajaran yang hanya berfokus pada abstraksi cenderung mendorong hafalan dan sekadar mencari jawaban, sementara pembelajaran yang konkret dan visual menekankan pada penalaran serta pemikiran kritis. Untuk memfasilitasi pembelajaran matematika secara alami, siswa memerlukan pengalaman langsung yang melibatkan berbagai indera, merepresentasikan pengalaman tersebut dalam bentuk visual, dan menghubungkannya dengan simbol-simbol matematika.

Dalam  proses ini dikenal sebagai pembangunan kelancaran prosedural melalui pemahaman konseptual. Pengalaman konkret, seperti menggunakan manipulatif matematika atau aktivitas fisik, menjadi langkah awal dalam membangun pemahaman konsep pada siswa. Misalnya, siswa dapat berjalan di sepanjang garis bernomor sebagai latihan pemahaman angka negatif, merasakan bahwa angka tersebut bukan hanya tanda pada garis, melainkan mewakili satuan dan arah.

Pada tahap representasi visual, siswa menggambar pengalaman yang telah mereka lakukan. Proses ini membantu mereka menyadari bahwa lompatan atau gerakan fisik dapat diterjemahkan menjadi jarak antar titik pada garis angka. Dengan demikian, garis bilangan bukan lagi sekadar deretan tanda bagi mereka, melainkan menjadi model mental yang bermakna.

Tahap akhir dari proses ini adalah siswa mampu memahami simbol-simbol dan angka dengan makna yang mereka bangun sendiri. Mereka tidak hanya menghafal aturan matematika, tetapi juga dapat bernalar menggunakan gambaran mental yang telah mereka bentuk dari pengalaman nyata. Misalnya, dalam operasi dengan bilangan negatif, mereka tidak hanya mengikuti aturan, tetapi mampu berpikir logis berdasarkan pengalaman mereka.

Namun, perkembangan dari pengalaman konkret menuju kelancaran pemahaman prosedural ini membutuhkan waktu yang tidak singkat. Sejak usia dini, anak-anak membangun pemahaman konsep angka, yang berkembang secara bertahap hingga mencapai pemahaman terkait bilangan dan pada akhirnya, penalaran perkalian.

Di tingkat sekolah dasar, pengalaman siswa dengan benda konkret seperti menggunakan kubus yang dapat mereka susun dan hitung menjadi dasar pemahaman mereka tentang perkalian. Pengalaman ini memungkinkan mereka memvisualisasikan konsep tersebut dalam pikiran mereka, sehingga mereka tidak hanya menghafal tetapi memahami konsep secara mendalam.

Dengan demikian, peralihan dari pengalaman konkret ke representasi visual membekali siswa dengan jangkar mental yang memungkinkan mereka bernalar tanpa harus mengandalkan hafalan murni. Siswa mampu memvisualisasikan konsep perkalian dalam benak mereka melalui pengulangan pengalaman nyata, membuat pemahaman matematika menjadi lebih bermakna dan tahan lama.


Referensi

 Amber Gardner. 2023. The power of pictorial representations in math learning.

38 Komentar

  1. Nama:Elisnawatie
    Kelas:VD
    NPM:2386206069

    Izin bertanya pak Mengapa pembelajaran yang hanya berfokus pada hafalan simbol dan rumus sering kali membuat siswa kehilangan makna dalam belajar matematika pak dan apa hubungan antara pengalaman konkret, pemikiran visual, dan pemahaman konseptual dengan kemampuan siswa dalam bernalar dan menyelesaikan masalah matematika itu secara mandiri?☺️

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
      Npm:2386206058
      Kelas: VB PGSD

      Izin menanggapi pertanyaan dari elisnawatie pak, untuk membenarkan hal ini penting bagi guru untuk mengajarkan siswa menghubungkan & rumus dengan pengalaman konkret agar siswa dapat mengaitkannya dengan pengalaman mereka atau dunia nyata. Dengan menggunakan pendekatan ini, siswa tidak hanya memahami makna simbol matematika, tetapi juga dapat menerapkannya secara bermakna dalam menyelesaikan masalah.

      Hapus
    2. Nama : Oktavia Ramadani
      Npm : 2386206086
      Kelas : 5D

      Izin menanggapi elis juga , menurut saya pertanyaan ini sangat bagus dan bisa menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang hakikat pembelajaran matematika, memang benar , pembelajaran yang hanya menekankan hafalan simbol dan rumus , sering kali membuat siswa kehilangan beberapa makna dalam belajar , hal ini terjadi karena siswa hanya mengingat langkah - langkah tanpa memahami mengapa langkah tersebut dilakukan , akibatnya ketika mereka dihadapkan pada soal yang berada dari contoh yang biasa , mereka mudah bingung dan tidak bisa menyesuaikan rumus dengan situasi baru , padahal matematika itu bukan sekedar hitung - hitungan atau hafalan saja , tetapi tentang berpikir logis, memahami hubungan antar konsep dan bisa memecahkan masalah , oleh karena itu pengelaman belajar yang konkret dan visual sangat penting agar siswa dapat membangun pemahaman konseptual yang kuat , ketika siswa mengalami matematika itu secara konkret misalnya dengan cara menyentuh , menggerakkan , atau melihat benda nyata , mereka memahami bahwa angka dan simbol bukan hanya hal yang abstrak, melainkan mewakili sesuatu di dunia nyata , kemudian bisa melalui pemikiran visual , siswa mulai menggambarkan pengalaman tersebut dalam bentuk sepeti gambaran atau model model yang membantu mereka memahami hubungan antar konsep , setelah itu baru mereka bisa memahami simbol - simbol matematika dengan makna yang jelas.

      Hapus
  2. Dari uraian diatas saya memahami pentingnya media ajar bagi peserta didik, ternyata media ajar ini membawa dampak yang berkepanjangan dan baik untuk mereka. Melalu media ajar visual peserta didik ini mendapatkaan pengalaman yang konkret dan nyata, selain itu dengan media ajar visual dapat membantu peserta didik untuk tidak hanya menghafal atau membayangkan suatu objek melainkan langsung melihat dan mengenali, ini berguna banget untuk peserta didik agar bayangan mereka tentang suatu objek seperti bangun ruang atau bangun datar dalam matematika tidak menyimpang dari bentuk aslinya.
    Selain itu uraian dari laman ini menyarankan agar pembelajaran itu dapat dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik agar mereka mampu memahami angka dan simbol dengan pengertian atau makna yang mereka bangun sendiri.

    BalasHapus
  3. Nama : Oktavia Ramadani
    Npm : 2386206086
    Kelas : 5D

    Materi ini sangat menarik karena menjelaskan bagaimana proses belajar matematika yang efektif itu emang seharusnya dimulai dari pengalaman yang konkret sebelum menuju ke konsep yang abstrak, emang benar anak anak perlu merasakan dan melihat dulu konsep matematika melalui benda yang nyata sebelum mereka bener benar memahami simbol - simbol angka dan rumus , selama ini banyak siswa merasa kesulitan memahami matematika karena mereka langsung diperkenalkan pada angka dan rumus saja tanpa melalui tahap yang konkret , contohnya pada saat smk saya merasa saya sama sekali tidak paham pada matematika dan merasa matematika susah saya ga bisa saya gapaham karena saya langsung dijelaskan dengan dengan angka “ dan rumusnya ini tanpa dijelaskan melalui tahap yang konkret bahkan saya disuruh melihat tutor di YouTube untuk mengerjakannya , dan bapanya keluar tidak menjelaskan itu jadi saya pas smk agak kurang paham tentang matematika yang saya pelajari , maka dari itu saya saat masuk kuliah langsung kaget , karena pak Nurdin menjelaskan nya dengan tahap yang konkret , dan saya menjadi lebih paham , ya walau masih kadang merasa kesulitan tapi setidaknya saya paham tidak seperti guru saya saat saya masih sekolah kemarin .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Oktavia Ramadani
      Npm : 2386206086
      Kelas : 5D

      Memang benar pembelajaran yang hanya berfokus pada abstraksi cenderung mendorong hafalan dan hanya sekedar mencari jawaban , sementara pembelajaran yang konkret dan visual itu menekankan pada penalaran serta pemikiran kritis, untuk memfasilitasi pembelajaran matematika secara alami , siswa memerlukan memang pengalaman langsung yang melibatkan berbagai indera , mempresentasikan pengalaman dalam bentuk visual , dan menghubungkannya dengan simbol- simbol matematika .

      Saya juga setuju bahwa penggunaan manipulatif seperti menggunakan kubus , balok , kancing atau garis bilangan sangat membantu siswa untuk memahami hubungan antar angka , misalnya ketika anak menggunakan balok untuk menghitung 2 x 3 , mereka dapat melihat secara nyata bahwa 2 kelompok dari 3 balok sama dengan 6 balok , dari pengalaman yang konkret merek kemudia bisa beralih ke gambar lalu bisa memahami simbol 2 x 3 =6 dengan makna yang sesungguhnya, bukan sekedar hafalan .

      Hapus
  4. Nama : Aprilina Awing
    Kelas : 5D PGSD
    NPM : 2386206113

    Materi ini menurut Saya sangat menarik dan berguna untuk pembelajaran matematika di sekolah. Menggunakan alat bantu yang melibatkan gerakan tubuh dan indera bisa membuat siswa lebih memahami konsep matematika, bukan cuma menghafal. Misalnya, saat siswa berjalan di sepanjang garis bilangan untuk memahami angka negatif, mereka bisa merasakan langsung apa yang mereka pelajari. Ini jelas lebih efektif dibandingkan hanya membaca atau mendengarkan penjelasan.

    BalasHapus
  5. Nama : Aprilina Awing
    Kelas : 5D PGSD
    NPM : 2386206113

    Ijin bertayan pak, bagaimana cara guru memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan pengalaman konkret yang cukup? Apakah semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam aktivitas fisik ini? Juga, seberapa penting peran guru dalam menghubungkan pengalaman konkret dengan simbol matematika agar siswa bisa memahami konsep dengan baik?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Aprilina Awing
      Kelas : 5D PGSD
      NPM : 2386206113

      Selain itu, saya penasaran tentang bagaimana cara membuat pengalaman yang sudah ada itu menjadi representasi visual yang kuat. Apakah ada contoh kegiatan lain yang bisa membantu siswa menghubungkan pengalaman kongkret dengan pemahaman abstrak? Kira-kira, berapa lama waktu yang dibutuhkan agar siswa benar-benar bisa beralih dari pengalaman konkret ke pemahaman simbolik yang lebih kompleks, terutama di tingkat yang lebih tinggi?

      Hapus
    2. Hallo ka Apriliana saya izin menanggapi ya
      Menurut saya cara yang dapat diterapkan seorang guru untuk memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan pengalaman konkrit yang cukup ialah: dengan cara menggali informasi dari peserta didik tersebut, guru bisa memberikan pertanyaan pemantik untuk menggali dan mendapatkan informasi dari pengalaman yang telah terjadi kepada siswa tersebut dengan cara memberikan pertanyaan pemantik untuk dapat memancing siswa menceritakan pengalamannya, lalu apakah semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam aktivitas fisik juga ? ya benar sekali walaupun siswa tidak memiliki pengalaman untuk dikaitkan dengan pembelajaran siswa tetap memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam aktivitas fisik karena semua siswa memiliki kesempatan yang sama baik dalam menceritakan pengalaman maupun dalam mengikuti pembelajaran .
      Terus seberapa penting peran guru dalam menghubungkan pengalaman konkrit dengan simbol matematika agar bisa memahami konsep dengan baik? menurut saya sangat penting guru harus bisa menghubungkan pengalaman konkrit dengan simbol matematika agar bisa menarik perhatian siswa untuk mempelajari bagaimana pengalaman mereka itu dapat terkait dengan simbol-simbol matematika,misalnya pengalaman siswa ketika disuruh orang tuanya untuk membeli suatu barang diwarung,pengalaman simbol yang diterapkan dan dikaitkan itu bisa jadi pertambahan pengurangan perkalian dan juga pembagian, melalui media yang bisa mewakili simbol-simbol tersebut.

      semogaa bermanfaat ka

      Hapus
    3. Nama:Elisnawatie
      NPM:2386206069
      Kelas:5D
      Izin menjawab ya april , jdi menurut aku
      1. Cara membuat pengalaman konkret menjadi visual yang kuat
      Gunakan urutan benda nyata → gambar → simbol.
      Ajak siswa menjelaskan sendiri hubungan antara ketiganya.
      Ulangi proses ini di banyak situasi supaya konsepnya melekat.
      2. Contoh kegiatan yang membantu
      Penjumlahan: pakai balok → gambar lingkaran → tulis 8 + 3.
      Pecahan:bagi kertas → gambar bagian → tulis 1/2, 1/4.
      Keliling/luas:ukur meja dengan tali → gambar bentuknya → tulis rumus sederhana.
      Pola: susun balok warna → gambar pola → tulis A-B-A-B.
      3. Berapa lama anak bisa pindah ke simbol?
      Biasanya butuh beberapa minggu hingga beberapa bulan, tergantung konsepnya.
      Anak dianggap siap jika mereka tidak perlu benda nyata, bisa menggambar model sendiri, dan bisamenjelaskan alasannya.
      Intinya: perbanyak latihan yang menghubungkan pengalaman nyata → gambar → simbol, dan beri waktu yang cukup sampai konsepnya benar-benar kuat.

      Hapus
  6. Nama: Nanda Vika Sari
    Npm: 2386206053
    Kelas: 5B PGSD

    Setelah saya membaca materi ini, menurut saya materi ini sangat berkaitan dengan pendekatan pembelajaran matematika modern yang memberitahukan betapa pentingnya pengalaman konkret/nyata dan representasi/gambaran visual sebelum siswa memahami simbol-simbol abstrak. Ini menunjukkan pemahaman mendalam mengenai bagaimana pemikiran matematis anak berkembang secara bertahap, bukan instan.

    BalasHapus
  7. Nama : Andi Nurfika
    NPM : 2386206017
    Kelas : VB PGSD

    Pernyataan tersebut sangat tepat karena pembelajaran matematika yang dimulai dari pengalaman pribadi membantu untuk siswa memahami konsep dengan lebih mendalam. Ketika siswa memanipulasi benda nyata mereka tidak hanya melihat angka sebagai simbol tetapi juga memahami maknanya secara lebih nyata. Aktivitas menggunakan alat bantu seperti kubus balok atau kancing dapat memperkuat hubungan antara pengalaman nyata dan ide yang abstrak. Dengan demikian siswa membangun pemahaman yang bermakna bukan sekedar menghafal rumus. Jadi tahapan konkret menjadi landasan penting bagi keberhasilan pembelajaran matematika tingkat lanjut.

    BalasHapus
  8. Nama : Andi Nurfika
    NPM : 2386206017
    Kelas : VB PGSD


    Dapat dilihat pendekatan konkret ke simbolik menunjukkan bahwa belajar matematika adalah proses yang bertahap dan berkesinambungan. Siswa SD masih berada pada tahap berpikir operasional konkret sehingga pengalaman langsung menjadi kebutuhan utama melalui kegiatan manipulatif siswa dapat memahami konsep seperti penjumlahan, pengurangan dan perkalian dengan lebih bermakna. Tahap visualisasi atau menggambar dapat membantu siswa untuk menuju pengalaman nyata ke simbol matematika. Proses ini bukan hanya melatih keterampilan prosedural namun juga menumbuhkan pemahaman konseptual yang lebih kuat. Pembelajaran sejenis ini lebih menekankan pada makna dibandingkan hasil akhir. Dengan begitu siswa belajar bernalar dan tidak hanya mencari jawaban cepat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Andi Nurfika
      NPM : 2386206017
      Kelas : VB PGSD

      Izin melanjutkan pak, perpindahan dari pengalaman konkret menuju simbol-simbol yang abstrak adalah inti pembelajaran bermakna. Gurumu juga memiliki peran penting dalam merancang kegiatan ini karena dapat melibatkan berbagai Indra siswa agar mereka aktif membangun pengetahuan mereka sendiri titik dengan manipulatif siswa dapat melihat serta merasakan konsep matematika yang sebelumnya tampak sulit bagi mereka. Representasi bergambar memiliki tahap transisi yang memperkuat ingatan visual siswa terhadap konsep tersebut. Oleh karena itu siswa sebaiknya terus memadukan pengalaman konkret dan visual dalam setiap pembelajaran matematika di sekolah

      Hapus
  9. Nama: Maya Apriyani
    Npm: 23866013
    Kelas: V.A

    Wah menurut saya proses pembelajaran pada bacaan di atas itu sangat menarik tentunya dan sangat membantu siswa dalam memahami konsep matematika.
    Dari bacaan di atas ada tiga tahapan dalam mempelajari matematika
    1. Menggunakan alat atau media pembelajaran yang menarik. Dengan terlibatnya siswa yang langsung terjun ke pengalaman nyata mereka tentunya akan membuat siswa tersebut yang pertama itu mereka akan tertarik dalam mempelajari matematika karena seru dan ini akan membentuk pondasi atau pemahaman siswa.
    2. Kemudian siswa menerapkan apa yang mereka lakukan pada tahap yang pertama dengan cara menggambar atau memvisualisasikannya.
    3. Kemudian siswa menerapkan pemahaman abstraknya dengan simbol, angka-angka, dan rumus.

    BalasHapus
  10. Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
    Npm : 2386206058
    Kelas : 5B PGSD

    Izin pak untuk menanggapi materi di atas. Menurut saya pak, isi materi di atas itu ngingetin kita kalau belajar matematika tuh nggak bisa langsung ditembak pakai angka dan rumus. Anak-anak perlu diajak dulu main dan pegang benda nyata, baru pelan-pelan pindah ke gambar, terakhir baru ke simbol atau angka. Jadi otaknya kayak dibimbing step by step pak, bukan disuruh hafal doang. Saya setuju banget sama penggunaan benda konkret dan gambar. Soalnya kalau dari awal sudah dikasih 7×4 = 28 tanpa pengalaman nyata, banyak siswa cuma ingat hasilnya tapi nggak paham maksudnya. Tapi kalau diajak susun kubus, buat kelompok, atau pakai garis bilangan, mereka bisa lihat sendiri pak arti perkalian itu apa. Nanti pas sudah jadi angka di buku, mereka punya bayangan di kepala, bukan angka kosong. Menurut saya, guru zaman sekarang memang perlu lebih kreatif pakai manipulatif dan representasi visual pak, bukan cuma ceramah dan latihan soal. Memang butuh waktu lebih lama di awal, tapi hasilnya pemahaman siswa lebih dalam dan tahan lama. Jadi saya setuju pak sama materi di atas, perpindahan dari benda nyata, gambar, dan simbol itu penting banget supaya matematika nggak terasa menakutkan, tapi jadi masuk akal dan dekat dengan kehidupan sehari-hari.
    Terimakasih🙏🏻

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama:Elisnawatie
      NPM:2386206059
      Kelas:5D

      Haloo isdiana Saya sangat setuju dengan pendapatmu. Apa yang kamu sampaikan memang benar, bahwa pembelajaran matematika itu seharusnya dimulai dari hal-hal konkret dulu sebelum masuk ke bentuk gambar dan simbol. Anak-anak butuh ‘merasakan’ konsepnya lewat benda nyata supaya mereka paham makna di balik angka, bukan cuma menghafal. Pendekatan seperti yang kamu jelasin ini bukan hanya membuat matematika lebih mudah dipahami, tapi juga bikin siswa lebih percaya diri dan melihat matematika sebagai sesuatu yang dekat dengan kehidupan mereka.”

      Hapus
  11. Saya sangat mengapresiasi penekanan pada transisi dari pengalaman konkret ke simbol abstrak dalam materi ini. Penggunaan manipulatif dan representasi bergambar secara bertahap adalah strategi yang sangat efektif untuk menjembatani pemahaman konseptual. Ini membantu memastikan bahwa siswa tidak hanya menghafal,tetapi benar-benar membangun pemahaman yang kuat sebelum beralih ke notasi formal. Materi ini menunjukkan bagaimana pengalaman fisik langsung dapat diubah menjadi pemikiran matematis yang lebih tinggi.

    BalasHapus
  12. Nama: Nur Sinta
    NPM:2386206033
    Kelas: 5B PGSD

    Izin menanggapi pak...
    Siswa SD masih membutuhkan benda nyata atau visual untuk memahami konsep secara mendalam maka dari itu pembelajaran dari pengalaman yang konkret menuju representasi visual sehingga dapat memahami konsep abstrak melalui simbol, kata dan angka membantu siswa dalam memahami pembelajaran serta membuat proses pembelajaran mudah di terima siswa dan menjadi lebih seru. Pembelajaran ini mendukung kemampuan berpikir siswa, mereka mampu berjalan tanpa harus mengandalkan hafal murni dan pendekatan ini sesuai dengan kebutuhan belajar sekarang yang menekankan pembelajaran mendalam

    BalasHapus
  13. Nama: Margaretha Elintia
    Npm: 2386206055
    Kelas: 5C PGSD

    izin menanggapi ya pak, saya seuju dengan konsep belajar matematika harus dimulai dari yang nyarta, menggunakan benda atau gerakan, ini cara yang efektif tidak hanya menghafal tapi benar-benar mengerti kenapa angka dan rumus itu bekerja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Margaretha Elintia
      Npm: 2386206055
      Kelas: 5C PGSD

      izin bertanya pak, jika pengalaman konkret penting untuk membangun pemahaman mendalam, bagaimana cara kita mengukur apakah seorang siswa tingkat SD sudah benar-benar siap beralih dari tahap visual ke tahap simbol-simbol tanpa menghilangkan pemahaman konsep mereka?

      Hapus
    2. Nama:Elisnawatie
      NPM:2386206069
      Kelas:5D
      Izin menjawab ya margaretha, jdi menurut aku cara sederhana untuk mengukur apakah siswa SD sudah siap beralih dari tahap visual(gambar, benda nyata) ke tahap simbol (angka, rumus), tanpa kehilangan pemahaman konsep:
      1. Minta mereka menjelaskan kembali dengan kata-kata mereka sendiri
      Jika siswa bisa menjelaskan konsep yang tadinya pakai gambar menjadi penjelasan sederhana tanpa bantuan visual, itu tanda mereka mulai paham.Contoh:“Kenapa 7 + 5 itu bisa jadi 12?”
      Kalau mereka bisa menjelaskan tanpa menunjuk gambar, berarti sudah mulai siap.
      2. Tes dengan mengubah bentuk pertanyaan
      Gunakan soal yang sama tapi tampilkan dalam bentuk berbeda benda nyata gambar cerita.Kalau mereka tetap bisa menjawab dengan alasan yang benar, artinya konsepnya sudah kuat.
      3. Lihat apakah mereka bisa membuat gambar sendiri Tidak hanya membaca gambar guru, tapi bisa menggambar model matematikanya sendiri.Itu tanda bahwa visual sudah jadi pemahaman, bukan sekadar meniru.
      4. Perhatikan apakah siswa bisa menghubungkan visual ke simbolCoba tanyakan:
      “Ini gambarnya. Kalau ditulis pakai angka jadi seperti apa?”
      Jika mereka bisa menghubungkannya dengan benar, mereka siap naik tahap.
      5. Pastikan mereka bisa menjelaskan kenapa, bukan hanya berapa Jika siswa bisa memberi alasan, bukan hanya jawaban akhir, berarti konsepnya sudah terbentuk dan aman untuk pindah ke simbol.

      Hapus
  14. Nama : Nabilah Aqli Rahman
    NPM : 2386206125
    Kelas : 5D PGSD

    Saya juga merasa kalau pendekatan ini bisa jadi cara untuk menjaga rasa percaya diri anak. Kalau mereka berhasil memahami lewat benda nyata atau gambar, mereka pasti akan lebih soap menghadapi simbol abstrak.

    Jadi, bukan cuma soal matematika, tapi juga soal membangun pengalaman belajar yang menyenangkan. Akhirnya membuat anak merasa "aku bisa"

    BalasHapus
  15. Nama : Nabilah Aqli Rahman
    NPM : 2386206125
    Kelas : 5D PGSD

    Saya punya pertanyaan nih, temen-temen boleh bantu jawab yaa

    Gimana ya caranya guru memastikan anak tetap antusias belajar pas berpindah dari benda nyata ke simbol abstrak dalam matematika? Gimana kalau ternyata si anak ini sudah keasikan belajar pakai benda-benda yang bisa di sentuhnya? Ada ga tips dari temen-temen supaya waktu pindah ke simbol abstrak anak tetap sama antusias dan semangat belajarnya ga hilang?

    BalasHapus
  16. Nama : Maria Ritna Tati
    NPM : 2386206009
    Kelas : V A PGSD
    Izin menangapi materi ini sangat menarik karena membahas tentang pentingnya menggunakan benda-benda nyata atau konkret dan gambar dalam pembelajaran matematika, terutama untuk anak-anak. seringkali, kita terlalu fokus pada angka dan rumus abstrak, sehingga anak-anak kesulitan memahami konsep matematika yang sebenarnya.dengan menggunakan benda-benda nyata, seperti kubus atau kancing, anak-anak dapat melihat dan merasakan langsung bagaimana konsep matematika itu bekerja.penggunaan gambar juga dapat membantu anak-anak memvisualisasikan konsep matematika dalam pikiran mereka,sehingga mereka tidak hanya menghafal rumus,tetapi juga memahami makna di baliknya.nah pembelajaran matematika yang efektif harus dimulai dari pengalaman konkret dan visual, sebelum beralih ke simbol dan rumus abstrak. dengan menggunakan benda-benda nyata dan gambar,kita dapat membantu anak-anak memahami konsep matematika dengan lebih baik dan mengembangkan minat serta kepercayaan diri dalam belajar matematika. ingatlah bahwa matematika bukan hanya tentang angka dan rumus,tetapi juga tentang pemahaman dan penerapan konsep dalam kehidupan sehari-hari.

    BalasHapus
  17. Nama : Maria Ritna Tati
    NPM : 2386206009
    Kelas : V A PGSD

    Izin menambahkan lagi jadi materi ini menekankan bahwa proses belajar dari pengalaman konkret ke simbol abstrak membutuhkan waktu dan kesabaran.kita tidak bisa mengharapkan anak-anak langsung memahami konsep matematika yang kompleks hanya dengan menghafal rumus.penting untuk memberikan mereka kesempatan untuk bereksplorasi dan bereksperimen dengan benda-benda nyata dan gambar, sehingga mereka dapat membangun pemahaman yang mendalam dan tahan lama. kita juga perlu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan tidak menakutkan, sehingga anak-anak merasa termotivasi untuk belajar matematika.jadi,dalam materi ini juga memberikan pesan yang sangat penting, yaitu bahwa pembelajaran matematika harus disesuaikan dengan tahap perkembangan anak-anak.kita tidak bisa memaksakan konsep matematika yang terlalu abstrak kepada anak-anak yang belum siap secara kognitif.penting untuk memberikan mereka kesempatan untuk belajar melalui pengalaman konkret dan visual, serta juga memberikan dukungan dan bimbingan yang tepat. dengan begitu, kita dapat membantu anak-anak membangun fondasi matematika yang kuat dan mengembangkan kemampuan berpikir logis serta pemecahan masalah yang akan bermanfaat bagi mereka sepanjang hidup.

    BalasHapus
  18. Nama : Dita Ayu Safarila
    NPM : 2386206048
    Kelas : 5 C
    izin bertanya pak, kalau kita fokus pada pemahaman mendalam dan bukan hapalan,contoh pertanyaan atau tugas seperti apa yang bisa kita berikan kepada siswa SD untuk bener menguji kemampuan mereka menjelaskan konsep matematika bukan hanya memberikan jawaban akhir?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama:Elisnawatie
      NPM:2386206069
      Kelas:5D

      Izin menjawab ya Dita, jdi menurut aku kalau mau menguji pemahaman mendalam, kita kasih tugas yang bikin anak menjelaskan, bukan hanya menulis hasil. Misalnya:
      1.jelaskan bagaimana kamu mendapatkan jawabannya.
      2.Gambar cara kamu menyelesaikan soal.
      3.Ceritakan arti soal itu dalam kehidupan nyata.
      4.Tunjukkan dua cara berbeda untuk dapat jawaban yang sama.
      5.Jelaskan apakah jawaban teman sudah benar dan kenapa.

      Pertanyaan-pertanyaan seperti ini bantu kita lihat apakah anak benar-benar paham konsep, bukan cuma hafal.

      Hapus
  19. Terima kasih bapak atas materi yang bapak berikan saya setuju dengan materi bapak ini, kalau pengembangan pemahaman konsep matematika itu harus dimulai dari pengalaman nyata yang saya dan mereka yang pernah dialami. Materi ini benar-benar menekankan bahwa matematika itu bukan sekadar menghafal rumus atau simbol-simbol abstrak. Justru dengan melibatkan gerakan tubuh dan berbagai indra, seperti yang dicontohkan pada materi, kita bisa membentuk fondasi konseptual yang kuat pada siswa. Intinya, membuat siswa mengalami 'kenapa' suatu aturan itu ada, sebelum mereka tahu 'bagaimana' cara menghitungnya. Jadi, transisi dari pengalaman fisik ke representasi visual, sampai akhirnya ke konsep abstrak, itu jadi lebih mulus dan pemahaman mereka pun lebih mendalam, bukan hanya sebatas jawaban.

    BalasHapus
  20. Menurut saya sih pak materi bapak ini pada bagian, poin tentang penggunaan representasi bergambar dan manipulatif itu penting banget. Seringkali di sekolah, siswa langsung disajikan garis bilangan dan angka negatif tanpa diberi kesempatan untuk membayangkan atau merasakan maknanya secara fisik. Padahal, dengan menggunakan alat bantu atau aktivitas fisik misalnya berjalan di garis bernomor untuk memahami bilangan negatif konsep yang tadinya ringkasan atau rangkuman bisa langsung digambarkan. Proses ini membuat garis bilangan di benak siswa bukan lagi cuma deretan tanda, tapi benar-benar menjadi model mental yang bermakna. Ini juga akan sangat membantu mereka saat nanti harus memecahkan masalah yang lebih kompleks, karena dasarnya sudah tertanam kuat.

    BalasHapus
  21. Lebih dari pada itu menurut saya hal yang paling menarik dari materi bapak ini adalah bagaimana materi ini menggarisbawahi tujuan akhir kita, yaitu membuat siswa mampu bernalar logis berdasarkan pengalaman nyata mereka, bukan sekadar mengandalkan hafalan murni. Ini adalah pergeseran dari pembelajaran yang fokus pada mencari jawaban menuju pembelajaran yang menekankan pada penalaran dan berpikir kritis. Ketika siswa sudah bisa menggambar kan operasi perkalian atau bilangan negatif dari pengalaman yang sudah mereka ulang, maka pemahaman matematika mereka akan menjadi jauh lebih bermakna dan tahan lama. Jadi, bukan hanya lulus ujian, tapi mereka benar-benar mengerti dan bisa menggunakan matematika dalam konteks yang berbeda. Terima kasih untuk bapak sudah memberikan pelajaran yang penting untuk saya sebagai calon guru ini sangat penting 🙏

    BalasHapus
  22. Nama:bella ayu pusdita
    Kelas:5d
    Nim:2386206114
    Saya sangat setuju dengan kerangka kerja pembelajaran ini, yang dikenal sebagai pendekatan CRA (Concrete-Representational-Abstract). Model ini menekankan bahwa pemahaman yang mendalam adalah jangkar mental yang memungkinkan siswa bernalar, terutama ketika menghadapi masalah yang kompleks atau ketika berhadapan dengan aturan baru (misalnya, bilangan negatif). Tanpa fondasi ini, prosedur matematika terasa seperti aturan acak yang mudah terlupakan.

    BalasHapus
  23. Nama:bella ayu pusdita
    Kelas:5d
    Nim:2386206114
    Izin bertanya juga pak Dalam konteks pembelajaran perkalian di Sekolah Dasar, jelaskan bagaimana seorang guru dapat secara eksplisit memfasilitasi transisi dari menggunakan kubus susun (Tahap Konkret) ke representasi array atau kelompok yang sama (Tahap Visual) sebelum memperkenalkan simbol perkalian \bm{(3 \times 4 = 12)} (Tahap Abstrak)?

    BalasHapus
  24. Nama: Imelda Rizky Putri
    Npm:2386206024
    Kelas:5B

    Setelah saya membaca materi ini, sangat penting bagi siswa untuk memahami pemahaman konsep dimulai dari pengalaman konkret. Dan di perkuat memalui gambar dan model-model, dan menuju simbol abstrak. Pendekatan ini membuat pembelajaran mudah di pahami terutama anak SD karen dapat langsung melihat dan mempraktekkan simbol tersebut.

    BalasHapus
  25. Nama : Zakky Setiawan
    NPM : ( 2386206066 )
    Kelas : 5C
    Saya sangat setuju dengan materi ini, dengan mengaitkan dengan pengalaman nyata peserta didik akan mudah memahami matematika, jadinya nanti peserta didik mudah memahami angka dan simbol-simbol dalam matematika

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Zakky Setiawan
      NPM : ( 2386206066 )
      Kelas : 5C
      Sedikit menambahkan, manipulatif itu tidak selamanya jelek, asal digunakan untuk kebaikan pasti akan mendapatkan makna yang positif, contohnya dalam matematika, manipulatif akan membuat para peserta didik memahami konsep dalam matematika tersebut

      Hapus
  26. Nama : Erlynda Yuna Nurviah
    Kelas : VB PGSD
    Npm : 2386206035

    Pendekatan pembelajaran sperti ini membantu siswa untuk memahami konsep belajar lebih mendalam dan bukan sekedar menghafal sja. Penekanan paa penggunaan gerak tubuh, alat bantu yang konkret, dan berbagai indra membuat proses belajar menjadi lebih alami dan bermakna. Selain itu materi yang bapak berikan menegaskan bahwa pemahaman konsep matematika ini terbentuk secara bertahap dan membutuhkan waktu, sehinga memberikan kesempatan bagi siswa untuk bisa mengeksplorasi, dan membangun makna dan pengalaman belajar mereka.

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak