Peran Guru Membantu Peserta didik yang Mengalami ODD ( Oposisi Defiant Disorder)

 Banyak anak sering kali suka berdebat dan menguji batas, tetapi ada anak-anak yang perilakunya sangat menentang dan bahkan bisa mengganggu kehidupan sehari-hari mereka. Perilaku seperti ini terkadang didiagnosis sebagai Oppositional Defiant Disorder (ODD), menurut laporan dari WeAreTeachers.

“Anak-anak dengan ODD tidak hanya mempengaruhi hidup mereka sendiri tetapi juga mengganggu orang-orang di sekitar mereka,” ungkap penulis laporan tersebut. Mereka menunjukkan tingkat pembangkangan yang melebihi kewajaran. Tingkat perilaku bermasalah ini lebih intens dibandingkan anak-anak lain seusia mereka, dan frekuensinya jauh lebih tinggi.


Berdasarkan American Academy of Child & Adolescent Psychiatry, anak-anak dengan ODD memperlihatkan pola perilaku yang tidak kooperatif, menantang, dan bermusuhan terhadap figur otoritas, yang secara signifikan mengganggu keseharian mereka selama setidaknya enam bulan. Tanda-tanda ODD meliputi tantrum yang sering, berdebat terus-menerus dengan orang dewasa, hingga ucapan kasar saat marah, yang biasanya muncul di lingkungan rumah atau sekolah. Meski penyebab pastinya belum jelas, faktor biologis, psikologis, dan sosial diduga berperan. Sekitar 16% anak-anak mungkin mengalami kondisi ini, dan anak-anak dengan ADHD sangat rentan. Ketika guru menghadapi ODD, reaksi defensif dapat memperburuk keadaan, sehingga para ahli menyarankan pendekatan lain untuk menghadapi perilaku menantang ini dan membangun hubungan dengan siswa.


Cara yang dilakukan untuk menangani siswa dengan perilaku ODD menurut Sarah Gonse sebagai berikut. 

Tetap Tenang dan Konsisten: Parrish menyadari bahwa merespons perilaku ODD dengan kemarahan hanya memperburuk situasi dan malah membuat siswa senang melihat reaksi emosional tersebut. Ia menyarankan menjaga nada suara yang positif, menggunakan bahasa tubuh yang netral, dan menghindari mendekati siswa dengan cara yang mungkin memperparah situasi. Konsistensi antara perkataan dan tindakan juga penting. Guru Brandy T. menggunakan serangkaian "kata pemicu" yang konsisten agar siswa mengerti keseriusan dirinya, seperti "tidak sekarang" atau "perbaiki masalah ini," yang menandakan waktu untuk menenangkan diri.

Perkuat Perilaku Positif: Penting bagi anak-anak, terutama mereka yang memiliki ODD, untuk mendapatkan perhatian lebih pada perilaku positif daripada negatif. Parrish, misalnya, mengirimkan catatan positif ke rumah untuk kemajuan perilaku kecil sekalipun. Menawarkan kesempatan untuk memperoleh hak istimewa juga bisa efektif, seperti waktu ekstra menggunakan iPad atau makan siang bersama guru.

Pahami Akar Masalahnya: Menurut Parrish, perilaku adalah bentuk komunikasi. Dengan melihat perilaku sebagai bentuk umpan balik, guru dapat lebih efektif memahami alasan siswa berperilaku negatif. Memahami faktor penyebab bisa membantu guru mengembangkan strategi untuk mengatasi tantangan perilaku ini di kelas.

Profesor Micere Keels dari Universitas Chicago menambahkan, tanda-tanda fisik dari stres pada siswa yang mengalami trauma, seperti mengepalkan tangan atau menarik diri, sering kali terlihat sebelum mereka mencapai puncak emosi. Ia juga menyarankan mengenali pemicu siswa, seperti ulang tahun yang mungkin emosional, untuk menghindari situasi-situasi yang memicunya.


Ciptakan Ruang Tenang yang Aman: Anak-anak dengan ODD dapat diajarkan untuk mengenali ketika mereka mulai merasa kewalahan. Di Fall-Hamilton Elementary, sekolah di Nashville, setiap kelas memiliki “sudut damai” dengan tempat duduk yang nyaman dan mainan sensorik, sehingga anak-anak memiliki tempat untuk menenangkan diri. Strategi Tap-in/Tap-Out juga digunakan untuk memberikan waktu istirahat bagi guru ketika mereka merasa tertekan.


Berikan Pilihan kepada Siswa: Memberikan pilihan bisa meningkatkan rasa otonomi siswa. Ketika anak-anak merasa dihormati, suasana hati mereka biasanya membaik. Keels menyarankan menghindari ultimatum dan menyampaikan pilihan dengan jelas, seperti memberi waktu untuk menenangkan diri. menyarankan untuk menyatakan pilihan dengan jelas, lalu membiarkan siswa memutuskan tanpa berdebat. Jika siswa tetap menolak memilih, mereka mungkin tidak bisa berpartisipasi dalam aktivitas tertentu yang mereka sukai.


Bangun Hubungan Positif: Anak-anak dengan ODD sering mencari hubungan dengan guru yang bisa membantu mereka mengatasi tantangan yang dihadapi. Membangun hubungan positif akan membantu mengatasi penyebab utama perilaku tersebut. Guru matematika Cicely Woodard, misalnya, menyisihkan waktu untuk mendengarkan cerita siswa secara langsung sebagai cara untuk membangun koneksi yang positif.

Dengan cara-cara ini, guru dapat memberikan pendekatan yang lebih empatik dan membantu siswa dengan ODD mengembangkan cara yang lebih produktif dalam berinteraksi dan mengatasi tantangan mereka.


Sarah Gonse. 2021. 6 Ways to Help Students with ODD

68 Komentar

  1. Nama:Elisnawatie
    Kelas:VD
    NPM:2386206069

    Anak-anak dengan Oppositional Defiant Disorder (ODD) menunjukkan pola perilaku yang menantang dan tidak kooperatif terhadap figur otoritas, yang dapat mengganggu kehidupan mereka sendiri maupun lingkungan sekitar. Kondisi ini membutuhkan pendekatan yang sabar, konsisten, dan penuh empati dari guru maupun orang dewasa di sekitarnya.

    Izin menambahkan pak adapun cara saya untuk menangani odd ,dan juga cara saya untuk menangani adik saya ketika menunjukan perilaku tantrum

    1.Gunakan Nada Suara yang Tenang dan Positif

    Saat anak mulai menentang atau marah, hindari berteriak atau membalas emosi.Bicaralah dengan nada rendah

    2.Gunakan Bahasa yang Konsisten

    Gunakan kata atau frasa yang sama setiap kali menghadapi perilaku menantang, misalnya:

    “Tenangkan diri dulu.” atau “Kita bahas setelah kamu siap.”

    3.Berikan Pilihan, Bukan Perintah

    Berikan pilihan yang terarah contohnya

    “Kamu mau mulai menulis sekarang atau setelah istirahat 5 menit?”

    Memberi pilihan membuat anak merasa dihormati dan punya kendali.

    4.Bangun Hubungan Positif

    Sediakan waktu khusus untuk berbicara santai, bermain, atau mendengarkan cerita anak

    Biasanya saya ajak jalan ke pelabuhan sambil bercerita

    Terimakasih pak segitu saja saran dari saya pak🙏🏻

    BalasHapus
  2. Nama : isdiana Susilowati Ibrahim
    Npm : 2386206058
    Kelas : VB PGSD

    Setelah membaca materi di atas Saya ingin bertanya Pak mengenai ODD. Bagaimana Pak guru dapat mengetahui gejala ODD pada siswa dan juga bagaimana guru dapat membedakannya dari perilaku siswa yang sering terjadi pada siswa atau anak anak🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo ka Isdiana saya izin menjawab pertanyaanya.
      Menurut saya seorang guru dapat mengetahui gejala ODD pada siswa itu ketika melihat perilaku siswa tersebut tidak sama dengan temannya atau tidak terlihat seperti umur anak umum lainnya di usia mereka.
      Pada laman ini juga dijelaskan bahwa anak ODD itu memperlihatkan pola perilaku yang tidak kooperatif ,menantang, dan bermusuhan terhadap figur otoritas, yang secara signifikan mengganggu keseharian mereka selama setidaknya 6 bulan. Lalu ternyata anak dengan ODD ini tidak hanya mengganggu pembelajaran tetapi juga dapat menggangu aktivitas kesehariaanya, jadi ketika seorang guru melihat anak didik dengan gejala-gejala yang telah dijelaskan di laman ini pastinya guru dapat mengambil kesimpulan bahwasannya anak ini dapat dikatakan sebagai anak yang ODD, namun lebih baiknya guru bisa langsung memberitahukan keadaan siswa tersebut kepada orang tua untuk ditindaklanjuti oleh orang tuanya agar dibawa kepada ahli yang memang benar-benar paham akan situasi dan gejala manusia seperti seorang psikolog.

      Lalu untuk cara membedakannya dari perilaku siswa yang sering terjadi pada siswa atau anak-anak ialah : kita melihat dari kebiasaan dia di sekolah, ataupun di kelas, ataupun saat pembelajaran berlangsung ,pastinya anak yang menderita ODD ini akan berbeda secara signifikan terhadap anak-anak yang normal lainnya karena, anak odd ini sering kali suka berdebat ,dan menguji batas dan perilaku mereka juga terlihat sangat menentang dan bahkan bisa mengganggu kehidupan sehari-hari mereka, mengganggu kegiatan pembelajaran ,bahkan mengganggu teman-teman di sekitarnya .

      Segitu saja dari saya kah semoga bermanfaat...

      Hapus
    2. Nama:Elisnawatie
      NPM:2386206069
      Kelas:5D
      Haloo isdiana izin menjawab ya menurut aku Odd adalah gangguan perilaku di mana anak sering menantang, mudah marah, dan sengaja menolak aturan secara berulang dan konsisten. Guru dapat mengenalinya lewat pola perilaku seperti: suka berdebat, menyalahkan orang lain, mengganggu teman, dan pendendam yang terjadi minimal 6 bulan dan mengganggu belajar serta hubungan sosial.

      Perilaku ini berbeda dari nakal biasa, karena:
      1.Tidak hilang hanya dengan teguran
      Muncul di banyak situasi, bukan hanya saat mood jelek
      2.Anak sengaja menentang dan memicu konflik
      3.Kesulitannya berasal dari kendali emosi dan perilaku, bukan sekadar mencari perhatian

      Jadii odd bukan sekadar kenakalan, tetapi kondisi yang membutuhkan pemahaman dan pendekatan khusus, agar anak dapat belajar mengelola emosi dan perilakunya dengan lebih baik.


      Hapus
  3. Nama : Nabilah Aqli Rahman
    NPM : 286206125
    Kelas : 5D PGSD

    Di artikel sebelumnya yang juga membahas soal ODD ini kan saya komen kalau pengetahuan saya tentang ODD ini kurang Pak. Jadi saya search siapa tau ada artikel Bapak yang lain membahas soal ODD ini ternyata ada Pak hehehe.

    Jujur ya, pas baca judul artikelnya aja saya langsung mikir "wah ternyata jadi guru tuh ga cuma soal ngajarin rumus atau ngoreksi PR". Ada sisi lain yang jaug lebih dalam. Yaitu jadi tempat aman buat anak-anak yang sedang bingung mengatur emosinya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Nabilah Aqli Rahman
      NPM : 2386206125
      Kelas : 5D PGSD

      Saya jadi keinget nih dulu kalau ketemu anak yang suka bantah, suka ngambek, atau nakal gitu saya biasanya lansung kesel Pak. Biarpun saya nih suka anak kecil tapi tetap aja saya juga manusia biasa, bisa juga kesel sama bocil-bocil kematian gitu Pak hehehe.

      Tapi sekarang saya mulai paham, bisa jadi mereka terindikasi terkena gangguan ODD. Jadi, kita harus punya telinga yang peka dan hati yang luas. Ga gampang memang, tapi sangat bermakna.

      Hapus
    2. Nama : Nabilah Aqli Rahman
      NPM : 2386206125
      Kelas : 5D PGSD

      Ohh iya Pak, berarti cara yang tepat kita untuk menghadapi anak dengan ODD itu bukan dengan cara kita selalu mengalah kan yaa?

      Menurut saya tegas tapi tetap hangat juga bisa membangun komunikasi yang baik dengan anak ODD.

      Hapus
    3. Nama : Nabilah Aqli Rahman
      NPM : 2386206125
      Kelas : 5D PGSD

      Saya juga jadi kepikiran nih soal pentingnya kolaborasi.

      Guru ga bisa jalan sendiri. Harus ada komunikasi yang baik sama orang tua, konselor, bahkan sama teman sekelas si anak dengan ODD. Karena menurut saya anak dengan ODD butuh lingkungan yang kompang dan konsisten.

      Kalau di rumah dibilang "boleh", tapi di sekolah dibilang "ga boleh" ga berhasil dongg. Anak jadinya makin bingung. Makin menentang.

      Hapus
    4. Nama : Nabilah Aqli Rahman
      NPM : 2386206125
      Kelas : 5D PGSD

      Pokoknya, guru itu bukan sekedar profesi, tapi juga panggilan hati. Kita ga cuma ngajarin pelajaran, tapi juga jadi pendamping tumbuh kembang anak-anak yang sedang belajar mengenali dirinya sendiri. Termasuk mereka yang dikemudian hari bakal sering bikin kita belajar sabar. Dan mungkin, dari merekalah kita belajar jadi manusia yang utuh.

      Hapus
    5. Hallo ka Nabila saya izin menjawab pertanyaanya ya.
      Menurut saya memang benar cara yang tepat ketika kita menghadapi anak dengan ODD itu bukan dengan selalu mengalah.
      Anak dengan ODD ini harus merasa bahwa perilaku dan tindakan yang telah ia ciptakan itu salah, dengan cara guru memperlihatkan sikap yang tegas setiap kali anak dengan ODD ini bertindak, selain memperlihatkan sikap yang tegas guru juga bisa sedikit menciptakan hukuman bagi anak-anak yang menderita ODD ini supaya ketika mereka melakukan mereka akan berpikir bahwasanya "oh iya setelah saya melakukan ini saya akan mendapat hukuman" mungkin memang tidak secara instan mereka ikuti tapi dengan tahapan-tahapan dari hukuman yang ringan sampai hukuman yang lumayan berat mereka akan merasa segan ketika melakukan atau memperlihatkan perilaku ODD mereka lagi , baik di sekitaran lingkungan sekolah ataupun saat di lingkungan pembelajaran.
      Guru juga bisa mengajak orang tuanya untuk bertindak memberikan sikap yang tegas, membawa kepada orang yang memhami keadaan anak ODD untuk konsultasi dan sedikit hukuman yang ringan agar perilaku ODD mereka juga tidak selalu mereka terapkan di rumah atau di lingkungan masyrakat.

      sekian dari saya semoga bermanfaat ka.....

      Hapus
  4. Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
    Npm : 2386206058
    Kelas : 5B PGSD

    Izin menanggapi pak, menurut saya, materi ni sangat bermanfaat karena membuka wawasan guru dan calon guru seperti saya tentang bagaimana menghadapi peserta didik dengan perilaku menentang secara lebih empatik dan profesional. Pendekatan yang disampaikan tidak hanya berfokus pada disiplin, tetapi juga pada pemahaman akar masalah dan pembangunan hubungan positif dengan siswa. Hal ini penting agar guru tidak hanya menilai perilaku negatifnya, tetapi juga membantu siswa menemukan cara yang lebih baik untuk mengekspresikan diri dan mengelola emosinya🙏🏻

    BalasHapus
  5. Nama : Putri Lestari Pinang
    NPM : 2386206081
    Kelas : 5D PGSD

    izin menanggapi pak, materinya sangat bermanfaat pak, saya jadi tahu solusi untuk menghadapi anak yang ODD, kita memang harus membangun hubungan yang positif sebagai guru bisa membantu siswa menghadapi perilaku utama dari ODD. terima kasih atas materinya pak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Komentar Putri ini sangat tepat karena langsung menekankan pentingnya membangun hubungan yang positif sebagai kunci untuk membantu siswa ODD. Sebagai tambahan dari saya, hubungan positif ini harus dibangun secara aktif oleh guru, bukan hanya menunggu. Materi menyarankan guru bisa mencontoh guru matematika Cicely Woodard yang secara rutin menyisihkan waktu untuk mendengarkan cerita siswa secara langsung. Pendekatan personal seperti ini adalah cara yang sangat kuat untuk mengatasi penyebab utama perilaku menentang, karena anak ODD sering mencari hubungan dengan guru yang bisa membantu mereka mengatasi tantangan yang dihadapi.

      Hapus
  6. Nama : Putri Lestari Pinang
    NPM : 2386206081
    Kelas : 5D PGSD

    izin bertanya pak, dari materi bapak diatas saya bingung gimana cara mengetahui bahwa siswa tersebut mengalami ODD dan bagaimana cara kita menangani ODD yang sangat menganggu siswa lain?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
      Npm : 2386206058
      Kelas : VB PGSD

      Izin pak untuk menjawab pertanyaan putri. Menurut saya, untuk mengetahui apakah seorang siswa mengalami ODD itu bisa dilihat dari perilakunya sehari-hari. Biasanya anak dengan ODD sering menentang, marah, dan susah diatur meskipun sudah diberi arahan dengan baik. Mereka juga sering berdebat, tidak mau mengakui kesalahan, dan mudah emosi. Tapi kita juga harus hati-hati, karena tidak semua anak yang suka menolak itu pasti ODD perlu waktu untuk mengamati dan mungkin butuh bantuan dari psikolog atau guru BK. Kalau ada siswa seperti itu, guru sebaiknya tetap tenang dan sabar, jangan ikut terpancing emosi. Coba ajak siswa bicara dengan cara yang lembut dan konsisten, beri mereka ruang untuk menenangkan diri, dan hargai kalau mereka mau berusaha memperbaiki sikapnya. Dengan pendekatan yang penuh empati dan suasana kelas yang nyaman, anak seperti ini bisa perlahan berubah jadi lebih baik🙏🏻

      Hapus
    2. HNama:Elisnawatie
      NPM:2386206069
      Kelas:5D
      Haloo putri menurut aku Guru dapat mulai mencurigai ODD jika perilaku berikut muncul sering, konsisten, dan dalam waktu lama (minimal 6 bulan) serta mengganggu proses belajar:

      1. Mudah marah dan cepat tersinggung
      2. Terus membantah guru atau aturan kelas
      3. Suka berdebatbahkan untuk hal yang sederhana
      4. Sengaja mengganggu teman atau pelajaran
      5. Menolak bertanggung jawab, selalu menyalahkan orang lain
      6. Pendendamatau suka membalas
      Ciri utamanya bukan hanya sekali dua kali, tapi terjadi berulang dan di banyak situasi (di kelas, saat bermain, saat tugas kelompok).

      Bagaimana cara menangani siswa ODD yang sangat mengganggu siswa lain?adapun caranya :

      1.Aturan dan konsekuensi yang jelasContoh: duduk tenang, angkat tangan saat bicara, hormati teman
      2Fokus pada perilaku positif
      Setiap tindakan baik langsung diapresiasi
      3.Hindari adu argumen di depan kelas
      Semakin dibantah, makin ia terpancing.
      Gunakan komunikasi singkat
      4.Kelola emosi guruSiswa ODD sering memancing reaksi.
      Guru harus tenang, tegas, dan tidak terpancing emosi
      5.Ruang tenang sementara (Time Away)
      Jika mengganggu temanpindahkan ke area tenang untuk menenangkan diri
      bukan hukuman, tapi mengontrol situasi

      Jika perilaku menentang berlangsung lama, sering, dan mengganggu banyak orang, guru perlu melakukan pendekatan positif, konsisten, dan bekerja sama dengan pihak lain.

      Hapus
  7. Nama : Oktavia Ramadani
    Npm : 2386206086
    Kelas : 5D

    Materi ini membuka wawasan guru agar lebih memahami bahwa prilaku menentang atau membangkang pada anak itu tidak selalu di sebabkan oleh sikap anak yang nakal , tetapi bisa jadi merupakan gejala dari gangguan prilaku yang perlu di tangani dengan cara yang tepat , guru ga g mampu menahan emosi dan tetap konsisten bakal menciptakan suasana kelas yang lebih stabil , terutama bagi anak ODD yang mudah bereaksi terhadap nada keras atau ancaman , anak ODD sering kali lebih di tegur daripada di puji sehingga mereka justru bakat kehilangan motivasi untuk berubah , selain itu bagian bagaimana memahami akar masalah prilaku. Itu sangat penting , guru bukan hanya berperan sebagai pengajar saja , tetapi juga sebagai pengamat dan pendengar yang baik terhadap kondisi emosional siswanya, ODD itu bukan soal disiplin yang keras , melainkan tentang kesabaran dan konsistensi guru yang memahami , hal ini dapat membantu anak menemukan cara yang lebih sehat dalam mengekspresikan emosi dan bisa berinteraksi dengan orang lain.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Maya Apriyani
      Npm: 2386206013
      kelas: V.A

      Wah saya sangat setuju nih dengan pendapatnya Kak Oktavia Ramadhani yang menyatakan bahwa bahwa sebagai pendidik itu bukan hanya mengajarkan tetapi juga kita itu menjadi orang tua untuk mereka di sekolah jadi kita harus melihat apakah peserta didik kita ini ada mengalami gejala gangguan perilaku ataupun tidak, nah tentunya apabila siswa kita itu memiliki gangguan perilaku kita sebagai guru sebaiknya tidak memarahi mereka karena terkadang pada saat mereka di rumah orang tua mereka itu sering memarahi mereka sehingga hal itu membuat mereka semakin menentang ,membangkang. Mungkin hal itu terjadi karena kurangnya pengetahuan orang tua, tapi kita sebagai pendidik harus melakukan hal yang sebaliknya dengan memberikan motivasi memberikan dia nasehat tapi dengan cara halus tidak dengan cara memarahinya. Tentunya sebagai pendidik kita itu untuk menghadapi anak seperti ini kita memerlukan kesabaran yang ekstra. Terima kasih

      Hapus
  8. Nama : Oktavia Ramadani
    Npm : 2386206086
    Kelas : 5D

    Izin bertanya pak apakah strategi dari “calm corner” dan “ tap in / tap out “ bisa di terapkan di semua sekolah, termasuk dalam sekolah yang dengan fasilitasnya terbatas ? Dan seberapa besar sih pak tantangan seorang guru saat di kelas atau di lingkungan sekolah mengenali anak dengan OOD dibandingkan dengan anak yang hanya nakal biasa saja ? 🙏🏻🙏🏻

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
      Npm : 2386206058
      Kelas : VB PGSD

      Halo kak Oktavia, izin yh menjawab. Menurut aku, strategi kayak calm corner dan tap in/tap out itu sebenarnya bisa banget diterapkan di sekolah mana aja, walau fasilitasnya nggak terlalu lengkap. Nggak harus tempat khusus juga, yang penting ada sudut atau ruang kecil buat anak bisa tenang dulu waktu dia lagi kesal atau kewalahan. Kalau soal tap in/tap out, guru bisa saling bantu, misalnya kalau satu guru udah mulai kewalahan, guru lain bisa gantian ngatur situasi biar nggak makin tegang. Jadi menurutku, yang paling penting bukan alatnya, tapi gimana guru dan sekolahnya kerja sama buat bantu anak dengan ODD biar tetap merasa aman dan dihargai😊🙏🏻

      Hapus
    2. Nama:Elisnawatie
      NPM:2386206069
      Kelas:5D
      Haloo Oktavia ODD adalah kondisi ketika anak sering menentang, mudah marah, dan sengaja melawan aturan secara konsisten, berulang, dan mengganggu pembelajaran serta hubungan sosial. Guru dapat mengenalinya melalui pola perilaku seperti suka berdebat, menyalahkan orang lain, mengganggu teman, dan pendendam yang berlangsung minimal 6 bulan.
      Untuk membedakan ODD dari perilaku nakal biasa, guru perlu memperhatikan frekuensi, konsistensi, dan dampaknya di berbagai situasi. Anak nakal biasanya masih bisa diarahkan, sementara anak dengan ODD justru semakin menantang saat diberi teguran.Dalam penanganannya, guru tidak hanya fokus pada hukuman, tetapi memperkuat perilaku positif secara adil untuk semua siswa. Strategi seperti calm corner dan tap in/tap out dapat diterapkan di semua sekolah, termasuk yang fasilitasnya terbatas, karena lebih mengutamakan pengaturan emosi dan dukungan guru, bukan perlengkapan mahal.Tantangan terbesar guru adalah membedakan ODD dengan perilaku khas anak yang sedang mencari perhatian. Oleh karena itu, pengamatan yang terus-menerus, kerja sama dengan orang tua, guru BK, serta dukungan profesional sangat penting untuk membantu anak berkembang dengan lebih baik.


      Menurut aku Anak dengan ODD bukan nakal, tetapi memerlukan pemahaman, strategi yang konsisten, dan dukungan positif agar dapat mengendalikan emosi dan perilakunya dengan lebih baik.

      Hapus
  9. Nama : Aprilina Awing
    Kelas : 5D PGSD
    NPM : 2386206113

    Menurut saya Menjaga nada suara yang tepat di kelas tentunya bukan hal yang mudah, terutama ketika situasi kelas mulai tidak terkendali. Pengaturan intonasi, volume, dan tempo bicara menjadi tantangan tersendiri bagi guru. Saya setuju bahwa emosi guru juga sangat memengaruhi suasana kelas. Ketika guru menunjukkan ketertarikan dan semangat, siswa cenderung lebih terlibat. Sebaliknya, jika guru terlalu kaku, suasana kelas bisa menjadi tegang. Ini mengingatkan kita bahwa pendekatan yang tenang dan penuh empati sangat dibutuhkan dalam situasi yang dinamis.

    Saya ingin bertanya Pak, bagaimana cara guru bisa melatih diri untuk mengatur nada suara mereka secara efektif? Apakah ada teknik atau latihan khusus yang bisa membantu? Selain itu, bagaimana cara memastikan bahwa komunikasi tulisan seperti email atau pesan daring tidak disalahartikan oleh siswa? Apakah ada contoh kalimat yang bisa digunakan untuk memberikan sentuhan pribadi dalam komunikasi tersebut?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
      Npm : 2386206058
      Kelas : 5B PGSD

      Izin pak menjawab pertanyaan aprilina. Menurut aku, menjaga nada suara saat menghadapi siswa yang punya perilaku menantang memang nggak gampang, apalagi kalau situasi kelas lagi ramai atau tegang. Tapi guru bisa mulai belajar ngatur emosi dengan latihan kecil, misalnya ambil napas dulu sebelum menegur siswa atau ngomong dengan nada yang lebih pelan biar suasananya nggak makin panas. Guru juga bisa pakai cara refleksi, misalnya setelah mengajar coba pikirin bagian mana tadi yang bikin suasana jadi tegang, lalu cari cara biar besok bisa lebih tenang. Kadang, pendekatan yang lembut dan sabar justru lebih bikin anak mau denger dan nurut, daripada nada keras yang bikin mereka makin menantang. Pada intinya, guru juga manusia, tapi dengan empati dan kesabaran, suasana belajar bisa tetap nyaman buat semua😊🙏🏻

      Hapus
  10. Peserta didik yang mengalami ODD memang sering kali menjadi objek utama yang harus dapat dirangkul oleh pendidik, walaupun terkadang ketika melihat anak yang ODD ini membuat pendidik bahkan calon pendidik merasa geram karena sikap dan tingkah lakunya yang mencerminkan bukan anak seumurannya.
    Sepengalaman ketika Saya mengabdi kepada masyarakat dengan mengajar yang mengikuti organisasi Hima banyak sekali menjumpai anak-anak dengan perilaku yang hampir sama dengan ciri-ciri ODD yang telah dijelaskan pada laman ini
    Memang benar ketika kita menghadapi anak-anak yang memiliki perilaku yang menantang ataupun tidak kooperatif dengan situasi pembelajaran yang telah kita ciptakan kita tidak bisa menegur mereka dengan cara yang keras juga tetapi, menurut saya kita harus tegas dan memberikan hukuman yang mungkin bisa lebih menertipkan anak dengan ODD ini,karena kalau kita terlalu membiarkan, menurut saya mereka akan semakin menjadi karena pasti mereka akan berpikir tidak apa saya melakukan ini karena tidak terlalu dimarahi atau tidak mendapatkan hukuman.

    BalasHapus
  11. Nama: Nanda Vika Sari
    Npm: 2386206053
    Kelas: 5B PGSD

    Setelah saya membaca materi ini, ternyata materi ini memberikan pemahaman yang menyeluruh/komprehensif mengenai bagaimana seorang guru dapat berperan secara efektif/produktif dalam membantu peserta didik yang mengalami Oppostional Defiant Disorder (ODD) atau gangguan perilaku yang ditandai dengan sikap menantang, mudah marah, dan sulit menerima otoritas. Pada materi ini juga dijelaskan bukan hanya menggambarkan gejalanya dan penyebabnya ODD, namun juga memberikan strategi praktis/simpel dan realistis yang dapat diterapkan oleh guru saat di ruang kelas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Komentar Nanda yang ini sangat akurat karena menyebutkan materi ini memberikan pemahaman yang menyeluruh, efektif, dan praktis tentang cara membantu siswa ODD. Sebagai tambahan dari saya, salah satu strategi praktis yang paling penting adalah memberikan pilihan kepada siswa. Ketika anak merasa dihormati dengan diberi pilihan, rasa otonomi mereka meningkat dan suasana hati mereka biasanya membaik. Guru harus menyampaikannya dengan jelas, misalnya memberi waktu untuk menenangkan diri, dan membiarkan siswa memilih tanpa perdebatan. Ini adalah contoh konkret bagaimana guru bisa bertindak efektif tanpa harus berdebat terus-menerus dengan anak ODD.

      Hapus
  12. Nama: Nanda Vika Sari
    Npm: 2386206053
    Kelas: 5B PGSD

    Izin menanggapi pak, saya sangat suka dengan materi ini sebab pada materi ini poin-poin yang disampaikan sangat amat berimbang antara teori dan praktik, contohnya, saran untuk tetap tenang dan konsisten memberitahukan pentingnya pengendalian diri guru dalam menghadapi situasi/menguji kemampuan diri. Guru yang bereaksi dengan cara yang emosi/marah-marah justru akan membuat keadaan memburuk, sedangkan ketika guru menghadapi dengan tenang dan konsisten maka akan memberi pesan stabil bagi siswa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Komentar Nanda bagus banget karena memuji keseimbangan materi antara teori dan praktik serta menyoroti pentingnya pengendalian diri guru untuk tetap tenang dan konsisten. Sebagai tambahan, konsistensi yang Nanda sebutkan itu tidak hanya berlaku saat ada masalah, tapi juga harus diterapkan dalam penguatan positif. Guru perlu banget memberikan perhatian lebih pada perilaku positif anak ODD, bahkan untuk kemajuan kecil sekalipun. Misalnya, dengan mengirim catatan positif ke rumah atau memberikan hak istimewa kecil, guru mengirimkan pesan stabil seperti yang Nanda bilang bahwa perilaku baik pasti akan diperhatikan dan dihargai.

      Hapus
  13. Nama : Andi Nurfika
    NPM : 2386206017
    Kelas : VB PGSD


    Guru memang punya peran penting dalam membantu anak dengan OOD. Dengan tetap tenang dan konsisten, guru bisa menunjukkan bahwa aturan itu berlaku untuk semua dan tidak perlu di perdebatkan terus. Hal ini membantu anak merasa aman karena tahu apa yang di harapkan darinya. Kalau guru ikut terpancing emosi justru anak bisa makin melawan dan menantang. Jadi, pengendalian guru itu menjadi kunci utama menghadapi anak yang OOD.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Komentar Fika yang ini tepat sekali karena bilang kunci utamanya adalah pengendalian diri guru dan tetap tenang serta konsisten. Tambahan dari saya, konsistensi ini harus diwujudkan dalam dua hal yaitu perkataan dan tindakan. Guru harus menghindari marah karena merespons perilaku ODD dengan kemarahan justru memperburuk situasi. Sebaliknya, guru harus menggunakan bahasa tubuh yang netral dan nada suara yang positif saat menegur. Konsistensi ini membuat anak ODD tahu persis batasan yang ada, sehingga mereka merasa aman seperti yang Nurfika sebutkan.

      Hapus
  14. Nama : Andi Nurfika
    NPM : 2386206017
    Kelas : VB PGSD

    Menurut saya, guru harus bisa mengerti kenapa anak suka melawan atau menantang. Kadang mereka cuma mau diperhatikan atau juga mereka bisa merasa gak di dengar. Makanya penting juga bagi guru buat denger dulu alasan mereka sebelum menegur, kalau gurunya sabar dan mau di ajak ngobrol baik baik , makan anak bisanya jadi lebih terbuka. Intinya itu hubungan yang baik bisa bikin anak lebih nurut kepada guru dan mau berubah pelan pelan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Komentar Fika yang ini luar biasa karena fokus pada pentingnya memahami alasan anak melawan dan membangun hubungan baik. Sebagai tambahan, ini sesuai dengan prinsip bahwa perilaku adalah bentuk komunikasi. Guru harus berupaya memahami akar masalahnya. Salah satu cara membangun hubungan baik dan membuat anak lebih nurut adalah dengan memperkuat perilaku positif sekecil apapun itu, bukan hanya fokus saat mereka bikin masalah.

      Hapus
  15. Nama : Andi Nurfika
    NPM : 2386206017
    Kelas : VB PGSD

    Dengan melakukan hal positif dan dengan melakukan hal baik sekecil apapun serta memberi pujian dan hal sederhana anak OOD bisa berperilaku dengan baik. Apakah pendekatan yg di jelaskan bisa di lakukan oleh orang tua di rumah juga?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
      Kelas : VB PGSD
      Npm : 2386206058

      Hai Fika izin menjawab yah. Menurut aku Iya, pendekatan yang dijelaskan ini bisa banget dilakukan orang tua di rumah juga. Justru hasilnya akan lebih terasa kalau guru dan orang tua pakai cara yang sejalan. Di rumah, orang tua bisa membiasakan memuji setiap perilaku positif, memberi aturan yang jelas dan konsisten, membantu anak menenangkan diri saat emosi naik, serta memberi pilihan sederhana supaya anak merasa dihargai. Dengan kerja sama guru dan orang tua seperti ini, anak dengan ODD punya kesempatan lebih besar untuk mengembangkan perilaku yang lebih baik, baik di sekolah maupun di rumah.

      Terimakasih🙏🏻

      Hapus
  16. Nama: Nur Sinta
    NPM: 2386206033
    Kelas: 5B PGSD

    Izin menanggapi pak...
    Saat saya baca materi ini saya pikir akan sulit untuk menghadapi peserta didik yang mengalami ODD apa lagi sudah terbayang bagaimana ya cara saya menghadapi jika ada peserta didik yang mengalami ODD, namun ternyata di materi ini sudah di jelaskan cara menanganinya dengan beberapa pendekatan yaitu tetap tenang dan konsisten, memperkuat perilaku positif, memahami akar masalahnya, ciptakan ruangan tenang yang aman, memberikan pilihan pada siswa dan membangun hubungan yang positif. Guru memiliki peran penting dalam mendampingi peserta didik yang mengalami ODD harus dengan kesabaran penuh dan menciptakan suasana belajar yang tenang, namun agar lebih efektif perlu kolaborasi antara orang tua dan tenaga profesional juga penting dalam mendampingi peserta didik yang mengalami ODD

    BalasHapus
  17. Nama: Maya Apriyani
    Npm: 2386206013
    Kelas: V.A

    Dari materi di atas saya dapat mengetahui apa itu ODD yaitu yang di mana anak memiliki perilaku yang agak berbeda dengan teman sebayanya seperti anak ini tidak mau kalah, suka berdebat dengan orang yang dewasa, dan mudah terpancing emosinya.
    Tentunya saya rasa Nanti pada saat menjadi pendidik di sekolah dasar tentunya akan menemukan siswa-siswa seperti ini, Nah setelah membaca website ini Tentunya kita dapat memahami Bagaimana cara menangani hal tersebut Jadi kita itu sudah punya bekal.
    Terkadang apabila kita menemukan anak yang seperti ini Tentunya emosi kita tuh akan terpancing apalagi khususnya saya yang tidak suka anak kecil pasti saya akan marah, tetapi ternyata itu salah ternyata untuk menghadapi anak seperti ini tuh kita tidak boleh melawan mereka, mungkin salah satu faktor yang mempengaruhi anak ini menjadi ODD itu anak ini sering dimanjakan oleh orang tuanya dan tidak pernah ditegur Apabila salah dia selalu dianggap benar.
    Benar sekali dengan kita memberikan penguatan yang positif kepada anak dia akan memiliki hati yang luluh kepada kita dengan kita lebih mendekatkan diri kepadanya, untuk memecahkan permasalahan ini tentunya Kita juga harus melihat terlebih dahulu Apa sih penyebab dari hal ini bisa terjadi.

    BalasHapus
  18. Nama: Maya Apriyani
    Npm: 2386206013
    Kelas: V.A

    Wah setelah membaca materi ini saya itu berpikir Pak bagaimana nanti Apabila saya menjadi seorang pendidik lalu saya menghadapi siswa yang seperti ini, tiba-tiba muncul di pemikiran saya Pak Apakah anak yang memiliki ODD ini tentunya pasti akan mengganggu efektivitas pembelajaran, karena mereka kan sulit untuk diberi instruksi, kemudian pastinya suka tuh berdebat sama temannya sama gurunya Saya yakin hal itu akan memicunya kelas yang tidak kondusif. Nah apabila hal ini terjadi di kelas Pak Apakah dengan strategi yang ada di atas tadi benar-benar efektif untuk digunakan di kelas yang memiliki siswa yang cukup banyak?
    terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Dita Ayu Safarila
      Kelas : 5 C
      NPM : 2386206048
      izin menjawab sharing jawaban ya pak. izin menjawab Maya Apriyani.
      Perilaku menantang yang menganggu efektivitas belajar sering kali datang atau berakar pada perasaan tidak aman atau kurang nya koneksi. Strategi “mengubah bahasa” dan “membangun hubungan personal dengan wawancara sederhana” adalah cara terbaik untuk mengatasi akar masalah ODD. bukan hanya gejalanya. Mereka yang menciptakan lingkungan aman yang merupakan syarat wajib bagi efektivitas pembelajaran. Untuk anak ODD hubungan positif yang di bangun dari bahasa yang mendukung adalah kurikulum terbaik.
      terimakasih itu saja,semoga bermanfaat

      Hapus
  19. Nama:bella ayu pusdita
    Kelas:5d
    Nim:2386206114
    Izin menjawab pak Saya sangat setuju bahwa pendekatan guru terhadap siswa dengan ODD harus bergeser dari kontrol dan hukuman ke empati dan pemahaman fungsional perilaku. guru juga memiliki peran penting sebagai fasilitator perubahan perilaku dengan menerapkan pendekatan sadar trauma, berbasis hubungan, dan terstruktur untuk membantu siswa ODD mengembangkan keterampilan regulasi diri dan interaksi yang lebih produktif.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Rosidah
      Npm: 2386206034
      Kelas: 5B (PGSD)

      Izin menanggapi ya kak bella, saya setuju dengan pendapat kakak, disini saya ingin memberikan sedikit tambahan, yaitu membangun hubungan positif dengan siswa ODD juga bisa memperkuat kemampuan mengendalikan diri mereka. Ketika guru konsisten, bicara dengan nada lembut, dan tetap tenang di situasi sulit. Anak insyaallah akan meniru respon tersebut. Jadi pendekatan empati, terstruktur, dan berbasis hubungan bukan hanya membantu mengurangi perilaku menantang, tetapi juga memberikan anak bekal keterampilan sosial dan emosional yang mereka butuhkan dikehidupan sehari-hari.

      Semoga tanggapan saya bermanfaat untuk kakak dan teman-teman lainnya 😊

      Hapus
  20. Izin bertanya juga pak Bagaimana guru dapat secara efektif menerapkan strategi "perkuat perilaku positif" (misalnya, memberikan hak istimewa atau catatan positif) untuk siswa dengan ODD tanpa membuat siswa lain merasa bahwa perilaku negatif justru menghasilkan perhatian atau hadiah khusus?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama:Elisnawatie
      NPM:2386206069
      Kelas:5D
      menurut saya Bella, guru bisa menerapkan strategi memperkuat perilaku positif pada siswa dengan ODD tanpa membuat siswa lain merasa iri atau salah paham dengan cara:
      1. Berikan penghargaan pada perilaku bukan pada orangnya
      2. Gunakan sistem kelas yang sama untuk semua
      3. Berikan pujian secara tenang dan spesifik
      4. Fokus pada usaha kecil tapi nyata
      Untuk siswa ODD, perilaku positif mungkin kecil tapi penting untuk dilihat.
      5. Tetapkan aturan yang jelas dan konsisten untuk semua siswa
      jadi kesimpulannya
      Apresiasi diberikan karena perilaku positif, bukan karena perilaku menantang. Semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkannya.Dengan cara ini, guru tetap bisa mendukung siswa ODD agar berubah ke arah yang lebih baik tanpa menimbulkan kecemburuan di kelas.

      Hapus
  21. Nama : Dita Ayu Safarila
    Kelas : 5 C
    NPM : 2386206048
    izin menanggapi materi pak.
    Berarti kita harus beralih fokus pada hasil ke proses. pendekatannya pun sudah di bahas di materi sebelum nya,sudah sangat jelas dengan menunda nilai dan nada suara yang tenang adalah cara yang bagus untuk membangun kepercayaan dan lingkungan yang aman bagi siswa termasuk anak yang memiliki perilaku seperti ODD.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Komentar Dita yang ini sudah benar karena menekankan bahwa guru wajib kolaborasi dengan profesional dan tugas guru adalah menyediakan lingkungan suportif di kelas. Sebagai tambahan, lingkungan suportif yang Dita maksud itu harus diwujudkan dengan cara membangun hubungan positif dengan siswa ODD. Anak dengan ODD sering mencari guru yang bisa membantu mereka mengatasi masalah, jadi guru bisa mencontoh guru matematika Cicely Woodard yang menyisihkan waktu untuk mendengarkan cerita siswa secara langsung. Ini adalah cara konkret untuk memperkuat hasil terapi seperti yang Dita sebutkan karena hubungan yang baik bisa membantu mengatasi penyebab utama perilaku menentang.

      Hapus
  22. Nama : Dita Ayu Safarila
    Kelas : 5 C
    NPM : 2386206048
    jadi literasi dan akademik siswa akan meningkat secara signifikan ketika guru memprioritaskan keamanan emosional dan hubungan personal di atas tekanan nilai. Fokus pada proses usaha siswa adalah jembatan yang menghubungkan menjaga mental siswa dengan keberhasilan akademik mereka.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Komentar Dita yang ini juga tepat sekali karena bilang tanggung jawab guru itu lebih dari sekadar transfer ilmu, yaitu menciptakan budaya kelas yang suportif. Tambahannya, budaya suportif yang paling penting adalah guru harus mengontrol reaksinya sendiri, yaitu tetap tenang dan konsisten. Ketika guru menghadapi penentangan ODD, reaksi defensif justru akan memperburuk keadaan. Jadi, menciptakan budaya suportif berarti guru harus menjaga nada suara tetap positif, menggunakan bahasa tubuh yang netral, dan punya kata pemicu yang konsisten agar anak mengerti batasannya.

      Hapus
  23. Nama: Nur Aulia Miftahul Jannah
    NPM: 2386206085
    Kelas: 5D PGSD

    Setelah saya membaca ODD part 2, saya memiliki keberlanjutan dalam pemikiran saya mengenai cerita panjang kali lebar saya pada ODD part 1. Kemarin saya curhat bahwa ada salah satu anak les yang saya ajar khawatir termasuk dari ODD itu. Hari ini pikiran saya berlanjut dan gajadi stop pada pemahaman materi ODD part 1 Karena setelah saya membaca ODD part 2 kasus anak saya si A ini bisa dianalisis lebih dalam lagi dan ternyata yang kemarin hanya bersambung belum tamat.~~~

    (101)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Nur Aulia Miftahul Jannah
      NPM: 2386206085
      Kelas: 5D PGSD

      Pada part 1 saya cerita bahwa fakor penyebab yang dicurigai anaul (analisa aul) ada beberapa poin dan saya satukan dengan anaul dari hasil baca bacaan part 2, yaitu menjadi 1) kurang perhatian dan kasih sayang orang tua, 2) umur 6 tahun yang menandakan si anak belum sepenuhnya siap untuk bersekolah, 3) Didikan kakaknya yang cukup keras menganut otoritas, 4) Tekanan pemahaman, keberlangsungan mata pelajaran yang banyak dan jadwal yang cukup padat karena anak saya si A bersekolah di salah satu SD swasta bagus di samarinda yang menurut saya ada pengaruhnya dengan jadwal anak yanh cukup padat ini. Dan yang saya ketahui langung bahwa mata pelajarannya berjumlah 10 mata pelajaran dengan kegiatan di sekolah mulai 07.30 sampai 16.00 (walaupun terdapat jam tidur siang). Dari semua itu, menurut saya fakotnya cukup kompleks dan bikin anak saya si A ini berprilaku manipulaitf (tidak selamanya tapi saat jam les sering kambuh).~~~

      (102)

      Hapus
    2. Nama: Nur Aulia Miftahul Jannah
      NPM: 2386206085
      Kelas: 5D PGSD

      Terus pak, dari teks di atas itu saya ada nangkap yang bapak ketik kalau anak yang ODD itu jika kita kepancing ikut marah dia akan merasa puas dan senang. Nah, kalau di kasus anak saya yang si A ini pak dia itu kalau dilembutin itu kayak nentang gitu pak makin menjadi jadi kelakuannya. Ntah dia ngeluarkan lidah, ntah dia gamau berdoa, ntah dia gamau belajar, ntah dia ke kasur. Tapi pas saya coba tegasin dengan intonasi yang lebih tinggi dari biasanya dia mau sedikit lebih manut dan terkontrol pak jadi lumayan enak suasana belajarnya waktu itu.~~~

      (103)

      Hapus
    3. Nama: Nur Aulia MIftahul Jannah
      NPM: 2386206085
      Kelas: 5 D PGSD

      Tapi, menurut saya ga cuman dari intonasi saya aja yang berpengaruh di kelakuan dan cara bersikapnya pak. Saya ngerasa ada beberapa faktor pendukung lain kayak saya modif pembelajarannya jadi pembelajaran yang dia suka kayak ada part part mewarnai gambar gitu pak dengan, Terus sama ini sih saya kasih kesepakatan juga di awal pembelajaran pak. Pada kesepakatan itu saya bilang yang intinya gini pak kalau kita malam ini bisa belajar dengan baik dan fokus tanpa dia bersikap atau berulang dengan kelakukan kelakuannya yang saya sebutin di atas, saya sebagai missnya atau ibu nya akan kasih hadiah dan ini cukup workss yang saya perhatiin pak. Selama proses belajarnya dia waktu itu kalau dia mulai kambuh lagi saya ingetin lagi supaya kondisinya tetap di jalurnya.~~~

      (104)

      Hapus
    4. Nama: Nur Aulia Miftahul Jannah
      NPM: 2386206085
      Kelas: 5D PGSD

      Nah, ada juga poin lain yang realated pak di materi ini tapi sikonnya gak pas di hari saya coba nganalisis dan memperbaiki kegiatan pembelajaran tu yang kayak di atas. Jadi sikonnya itu di first time adanya kegiatan belajar mengajar di les sama anak anak itu. Setiap kali awal pertemuan, saya ngambil 1x pertemuan pertama itu untuk lebih dekat ke anak. Jadi di dalam pertemuan pertama itu saya coba deketin dengan nanyain kegiatan kegiatannya dia, kalau cowo saya sering tanyainya tentang permainan gitu kayak sukanya main apa tapi kalau cewe saya tanyain kesehariannya kayak belajar apaa di sekolah dan lain lain. Nah ini menurut saya cukup penting kalau konteksnya (les private) karena di pertemuan awal itu koenci supaya anak bisa welcome ke kita dan nyaman yang akhirnya setelah pertemuan pertemuan selanjutnya saat belajar bisa lebih cepat enjoy dan akrab. Dan sebenernya saya sama anak saya yang si A ini akrab tau pak, cuman yaitu dia sering kambuh.~~~

      (105)

      Hapus
  24. Nama: Nur Aulia MIftahul Jannah
    NPM: 2386206085
    Kelas: 5D PGSD

    Waktu saya baca materi ODD part 2 ini ada yang bikin saya salah fokus pak. Saya salah fokus sama “sudut damai”, ini hal baru buat saya. Saya selama ini yang umum dan sering temui dan dengar itu adalah ‘pojok baca‘. Sudut damai ini jadi variabel baru lagi pak dan saya udah ancang ancang kalau saya nanti jadi guru wali kelas saya mau bikin kelas ada sudut damainya ini. Jadi kalau anak anak emosinya lagi ga stabil mereka ga lagi mendem atau menyudahi perasaannya dengan paksa tetapi dialihkan dan dilegakan lewat sudut damai ini. Jazakallah khoir pakkk...

    (106)

    BalasHapus
  25. Nama: Margaretha Elintia
    Kelas: 5C PGSD
    Npm: 2386206055

    Izin menanggapi pak, setelah saya membaca materi di atas saya setuju dengan fokus materi ini bahwa prilaku siswa adalah bentuk komunikasi, untuk mencari akar masalah, kita sebagai guru harus melakukan pendekatan bukan hanya menghukum kenakalan, ini adalah kunci untuk benar-benar membantu anak-anak yang punya ODD.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Margaretha Elintia
      Kelas: 5C PGSD
      Npm: 2386206055

      Izin bertanya pak, seperti dari pernyataan saya di atas pentingnya mencari akar masalah, pertanyaan saya bagaimana cara praktis yang paling mudah dilakukan guru di tengah kesibukan kelas untuk mengetahui penyebab emosi dari siswa yang ODD?

      Hapus
    2. Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
      Npm : 2386206058
      Kelas : VB PGSD

      Hallo margaretha izin menjawab yh. Menurut aku, cara paling gampang yang bisa guru lakukan untuk tahu kenapa siswa dengan ODD jadi emosian adalah dengan lihat perubahan kecil pada sikap mereka, misalnya mulai gelisah, kelihatan kesal, atau tiba-tiba menjauh. Biasanya tanda-tanda kayak gitu muncul dulu sebelum mereka benar-benar marah. Guru juga bisa merhatiin situasi apa yang sering bikin mereka tersulut, jadi nanti lama-lama ketahuan pola penyebabnya. Di sela-sela kegiatan, guru cukup nanya singkat kayak "kamu nggak apa-apa" biar tahu kondisi mereka tanpa ganggu jalannya kelas. Intinya, dengan peka sama tanda-tanda kecil dan tetap ngobrol dengan cara yang santai dan empati, guru bisa lebih gampang ngerti apa yang bikin siswa itu emosional.

      Terimakasih😊

      Hapus
  26. Nama : Erlynda Yuna Nurviah
    Kelas : VB PGSD
    Npm : 2386206035

    Sepertinya menjadi guru ini emg susah - susah gampang, peran guru semakin terasa penting, dimana guru harus tetap tenang, sabar dan ngga gampang terpancing emosi. Di bacaan yang bapak berikan intinya kita sebagai guru harus bisa memahami perilaku setiap siswa walaupun ini membutuhkan proses yang lama tapi seiring berjalanya waktu kita sebagai guru pasti bisa. dan sebagai guru kita ngga boleh langsung menghakimi siswa tanpa alasan dan sudut pandang lain yang jelas. Dengan membangun komunikasi yang hangat, menerapkan aturan yang konsisten, dan memberikan apresiasi untuk perubahan sekecil apapun kepada siswa guru bisa pelan - pelan membantu siswa untuk mengatur emosi dan bersikap positif, walaupun ini tantangan yang besar bagi guru , pendekatan yang tepat bisa membuat hubungan antara guru dan siswa menjadi lebih baik dan membuat kelas menjadi kondusif.

    BalasHapus
  27. Nama: Rosidah
    Npm: 2386206034
    Kelas: 5B (PGSD)

    Menurut saya Kadang anak yang terlihat paling menantang justru anak yang paling butuh sosok guru yang bisa membangun hubungan positif dengan mereka, mereka butuh rasa aman dan didengar, karena itu, pendekatan yang lembut, konsisten, dan empati bukan cuma membantu anak dengan ODD untuk mengatasi tantangannya, tapi juga membantu guru menjaga suasana kelas agar tetap aman dan nyaman bagi semua siswa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Komentar Rosidah itu sangat berharga karena menangkap poin utama dari materi ini, yaitu bahwa anak yang terlihat menantang justru paling butuh hubungan positif dan merasa didengar dari guru. Sebagai tambahan, ini diperkuat oleh materi yang menyarankan guru membangun koneksi positif untuk membantu mengatasi penyebab utama perilaku ODD. Misalnya, guru bisa meniru cara guru matematika Cicely Woodard yang menyisihkan waktu mendengarkan cerita siswa secara langsung sebagai cara membangun hubungan. Pendekatan seperti ini bukan hanya membuat anak ODD merasa dihargai, tapi juga merupakan strategi cerdas yang memungkinkan guru untuk memberikan pilihan dan tetap tenang dengan nada suara positif saat mengoreksi, sehingga suasana kelas tetap aman dan nyaman bagi semua siswa.

      Hapus
  28. Nama : Juliana Dai
    NPM : 2386206029
    Kelas : V,B

    Menurut saya, keseluruhan materi tentang ODD ini jelas banget dan pentingnya kebangetan buat kita di dunia pendidikan. Materi ini berhasil mengubah pandangan bahwa anak yang suka melawan atau menentang itu cuma nakal jadi pemahaman bahwa mereka punya gangguan kompleks dengan banyak akar masalah, mulai dari genetik, lingkungan rumah yang kurang stabil, sampai pengaruh fungsi otak. Jadi, kita tahu bahwa kunci penanganannya bukan dengan marah-marah, tapi harus multidisiplin melibatkan profesional, orang tua, dan guru. Penanganan yang paling efektif itu fokus pada melatih anak mengendalikan emosinya dan memperbaiki cara berinteraksi mereka, misalnya lewat CBT.

    Menurut saya guru itu punya peran ganda yang besar. Guru nggak cuma mentransfer ilmu, tapi harus jadi stabilisator emosi di kelas. Kita wajib banget tetap tenang saat anak menentang dan harus konsisten. Yang paling krusial, kita harus memperkuat perilaku positif sekecil apapun itu, bukan cuma memperhatikan saat mereka bertingkah negatif. Intinya, pendidikan harus bergeser dari sekadar menghukum menjadi menciptakan lingkungan inklusif dan suportif, di mana perilaku sulit dilihat sebagai sinyal butuh bantuan, bukan sebagai musuh yang harus dilawan.

    BalasHapus
  29. Nama : Juliana Dai
    NPM : 2386206029
    Kelas : V,B

    Penyediaan Ruang Tenang yang Aman di kelas atau sekolah adalah strategi yang sangat cerdas dan sesuai dengan perkembangan pendidikan yang sensitif terhadap trauma. Materi menyebutkan bahwa anak-anak ODD bisa diajarkan untuk mengenali saat mereka mulai kewalahan, dan ruangan seperti sudut damai (dilengkapi tempat duduk nyaman dan mainan sensorik) bisa menjadi tempat mereka menenangkan diri. Ini adalah intervensi yang vital karena anak ODD rentan terhadap peningkatan emosi hingga puncaknya, dan mengenali tanda fisik stres lebih awal bisa mencegah ledakan perilaku menentang. Ini adalah penerapan praktis dari prinsip pengendalian emosi yang ditekankan dalam terapi untuk ODD.

    BalasHapus
  30. Nama : Naida Dwi Nur Herlianawati
    Kelas : 5 B
    Npm : 2386206042

    Saya sangat setuju pak, dengan materi ini karena telah menjelaskan bahwa Oppositional Defiant Disorder (ODD) adalah kondisi serius dengan pola perilaku menantang yang memerlukan pendekatan khusus. Inti dari penanganan ODD yang efektif adalah mengganti reaksi marah dengan sikap tenang dan konsisten, serta fokus membangun hubungan positif, memberikan pilihan, dan menghargai perilaku baik siswa, yang menunjukkan bahwa empati adalah kunci utama bagi guru.

    BalasHapus
  31. NAMA : KORNELIA SUMIATY
    NPM : 2386206059
    KELAS : 5B PGSD

    menghadapi anak-anak dengan perilaku ODD. Intinya, anak dengan ODD itu bukan cuma suka ngeyel biasa, tapi memang punya pola perilaku yang lebih ekstrem suka menantang, mudah marah, dan sering berdebat tanpa henti. Hal ini tentu bikin suasana kelas jadi lebih sulit kalau guru nggak punya strategi yang tepat. Tapi yang aku suka dari materi ini adalah penekanannya bahwa anak-anak seperti ini sebenarnya butuh dipahami, bukan dimarahi. Respon emosional yang berlebihan justru bikin kondisi makin runyam. Makanya, pendekatan yang tenang, konsisten, dan empatik itu sangat penting. Guru perlu menjaga nada suara, bahasa tubuh, dan tetap tegas tanpa marah-marah.
    Selain itu, fokus pada perilaku positif juga penting banget. Memberikan perhatian saat mereka melakukan sesuatu yang baik bisa membantu membentuk kebiasaan yang lebih sehat. Ditambah lagi, memahami akar masalahnya bikin guru bisa melihat bahwa setiap perilaku sebenarnya ada alasannya, bukan sekadar “nakal.”
    Adanya ruang tenang, pilihan untuk siswa, serta hubungan positif antara guru dan siswa juga jadi kunci besar dalam menghadapi ODD. Anak-anak seperti ini butuh merasa aman, dihormati, dan didengar. Kalau guru bisa membangun hubungan yang kuat, mereka biasanya lebih mau bekerja sama.

    BalasHapus
  32. Terima kasih bapak atas materinya, setelah membaca materi yang bapak sampaikan di bagian awal, saya jadi lebih paham ternyata anak-anak dengan ODD ( Oppositional Defiant Disorder ) itu bukan cuma sekadar nakal atau suka membantah biasa. Tingkat pembangkangan dan perilaku tidak kooperatifnya itu jauh lebih intens dibanding teman sebaya, bahkan bisa mengganggu kehidupan sehari-hari mereka dan orang di sekitarnya. Yang menarik, ciri-ciri seperti tantrum sering, menantang figur otoritas, sampai suka menggunakan kata-kata kasar itu ternyata bisa muncul sejak usia enam bulan. Ini memberikan gambaran awal bagi saya, sebagai calon guru, bahwa penanganan ODD harus dilakukan dengan pendekatan yang benar-benar hati-hati dan tidak bisa disamakan dengan mendisiplinkan siswa biasa. Perlu pemahaman yang mendalam tentang kondisi ini.

    BalasHapus
  33. Di materi bapak pada bagian tentang Tetap Tenang dan Konsisten ini menurut saya adalah hal utama yang paling sulit untuk dilakukan, tapi paling penting. Logikanya masuk akal sekali, kalau kita merespons perilaku ODD dengan emosi marah, justru siswa itu senang karena dia berhasil memancing reaksi emosional kita. Pendekatan dari Parrish dan Brandy T. yang menyarankan untuk menjaga nada suara tetap positif, bahasa tubuh netral, dan punya kata pemicu yang konsisten seperti tidak sekarang atau perbaiki masalah ini itu sangat bisa diterapkan. Ini mengajarkan kita bahwa kontrol diri guru adalah alat pertama sebelum kita bisa mengontrol situasi di kelas. Konsistensi dalam ucapan dan tindakan ini juga memastikan siswa tahu batasan dan keseriusan kita.

    BalasHapus
  34. Dan dengan pandangan yang menyebutkan bahwa perilaku adalah bentuk komunikasi. Kadang sebagai calon guru, kita fokus ingin menghentikan perilaku negatifnya tanpa tahu kenapa siswa itu melakukannya. Dengan melihat perilaku, meskipun itu negatif, sebagai umpan balik, kita bisa mencari tahu faktor penyebab dia berulah, apakah karena butuh perhatian, rasa frustrasi, atau hal lain. Selain itu, menguatkan perilaku positif dengan memberikan perhatian dan apresiasi itu penting sekali, bahkan untuk kemajuan kecil. Memberikan catatan positif ke rumah atau memberikan sedikit keistimewaan seperti waktu ekstra main iPad bisa jadi motivasi yang ampuh bagi mereka.

    BalasHapus
  35. Dimateri ini juga memberikan ide yang sangat bagus, yaitu tentang menciptakan ruang tenang dan aman seperti sudut damai dan strategi Tap-in/Tap-Out. Ini menunjukkan bahwa saat anak ODD mulai merasa kewalahan atau stres, mereka butuh waktu dan tempat untuk menenangkan diri sebelum emosinya memuncak. Selain itu, ide memberikan pilihan juga cerdas karena ini menyentuh aspek otonomi dan rasa dihormati siswa. Seperti yang disampaikan Keels, daripada memberi ultimatum, lebih baik memberi pilihan yang jelas misalnya, Mau menenangkan diri sekarang atau setelah ini kita bahas tugasmu?. Dengan begini, siswa merasa memegang kendali atas dirinya, yang akhirnya bisa membuat mood mereka membaik dan mengurangi perilaku menantang.

    BalasHapus
  36. Saya juga membahas materi bapak pada bagian terakhir, yaitu tentang membangun hubungan positif dengan siswa ODD. Mereka ini sering mencari koneksi yang bisa membantu mereka mengatasi masalah. Contoh dari Guru Matematika Cicely Woodard yang meluangkan waktu untuk mendengarkan cerita siswa secara langsung itu menunjukkan bahwa empati dan koneksi emosional itu sama pentingnya dengan metode mengajar. Dengan cara ini, guru tidak hanya dilihat sebagai figur otoritas yang harus dilawan, tetapi sebagai support system. Membangun hubungan positif ini akan membantu kita memahami akar penyebab perilaku mereka dan membimbing mereka dengan cara yang lebih produktif. Terima kasih banyak bapak untuk materi yang sangat bermanfaat ini.

    BalasHapus
  37. Nama: Yormatiana Datu Limbong
    Kelas : 5C
    Npm : 2386206082

    izin menanggapi pak,melihat artikel ini, saya jadi penasaran, bagaimana cara guru bisa tahu kalau sikap menantang anak itu benar-benar gejala ODD, bukan sekadar nakal biasa atau lagi cari perhatian? Soalnya beda penanganan kan?

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak