Mengubah Cara Pandang Anak Terhadap Matematika

 

Menemukan Akar Kecemasan Matematika itu perlu dilakukan sejak anak-anak. Ketika anak-anak mampu memandang diri mereka sebagai ahli matematika, mereka cenderung lebih percaya diri dalam menghadapi tantangan matematika yang lebih kompleks.

Menurut penelitian, perasaan negatif terhadap matematika dapat muncul sejak masa taman kanak-kanak. Ketika siswa mencapai jenjang sekolah menengah, banyak yang mulai merasa bahwa mereka “bukan orang matematika,” seperti yang dijelaskan oleh Kasi Allen dan Kemble Schnell dalam jurnal Math Teaching in Middle School.

“Saat mereka seharusnya melihat matematika sebagai alat yang kuat untuk memahami dunia, banyak siswa justru terjebak dalam pola pikir sempit, mitos yang salah tentang matematika, serta hubungan yang tidak harmonis dengan subjek ini. Hal ini memengaruhi jalur pendidikan dan karier mereka di masa depan,” tulis Allen dan Schnell.

Namun, awal masa remaja adalah waktu yang unik dalam perkembangan siswa. Di fase ini, siswa mulai membangun identitas diri, termasuk dalam bidang akademik. Dengan pendekatan pengajaran yang tepat, guru dapat menciptakan lingkungan kelas yang mendukung perkembangan positif dalam matematika, saran Allen dan Schnell.

Tentunya di kelas ada ataupun bahkan banyak siswa merasa mereka tidak pandai matematika. Identitas ini berkembang di kelas dan sekolah kita. Para guru untuk mengubah agar siswa dapat mengenali kekuatan mereka dalam matematika dan mendorong rasa percaya bahwa mereka mampu.

Paige Tutt (2023) menyampaikan beberapa cara yang dapat digunakan guru untuk membantu siswa membangun identitas matematika yang positif.

1. Identifikasi Kekuatan Matematika

Pernyataan seperti “Saya tidak pandai matematika” sering kali menyembunyikan makna yang lebih penting, misalnya, “Saya kesulitan menghitung keliling/luas daerah suatu objek.” Identitas matematika, menurut Aristotle meliputi seorang guru matematika, bersifat kompleks dan mencakup berbagai aspek, seperti geometri, aljabar, atau pecahan.

Guru dapat meminta siswa untuk mengidentifikasi keunggulan mereka dalam matematika, yang disebut “kekuatan matematikanya”. Misalnya, siswa yang pandai membuat grafik persamaan linear dapat menuliskannya sebagai kekuatan mereka. Daftar ini kemudian dapat dipajang di kelas, sehingga siswa merasa memiliki “pakar” yang dapat mereka jadikan rujukan.

2. Hubungkan Matematika dengan Kehidupan Sehari-hari

Sering kali, matematika dianggap sebagai serangkaian langkah yang harus dihafal dan diikuti. Untuk mengubah pandangan ini, guru memperkenalkan aplikasi matematika dalam kehidupan nyata.

Contohnya, siswa dapat mempraktikkan matematika dengan bermain peran, seperti sebagai penjual dan pembeli bersama teman-teman, lengkap dengan perhitungan harga, keuntungan, dan kembaliannya. Aktivitas ini membuat matematika terasa relevan dan menyenangkan.

3. Perjalanan Matematika Siswa

Meminta siswa menulis "ingatan" matematika, seperti “otobiografi matematika,” adalah cara efektif untuk mendorong refleksi diri. Siswa dapat berbagi bagaimana hubungan mereka dengan matematika telah berkembang, serta tantangan yang mereka hadapi.

Bisa juga membuat mathografi, di mana siswa menggambar atau membuat karya seni yang mencerminkan bagaimana mereka melihat diri mereka sebagai matematikawan. Mereka juga dapat menambahkan kekuatan, tantangan, dan tujuan mereka untuk tahun ini.

4. Petakan Emosi terhadap Matematika

Menggunakan alat seperti roda perasaan atau awan kata dapat membantu siswa mengekspresikan bagaimana mereka merasa tentang matematika. Misalnya, guru dapat meminta siswa berbagi kata-kata yang mereka asosiasikan dengan matematika, lalu mengamati polanya bersama-sama.

5. Tantang Keyakinan Siswa tentang Matematika

Beberapa siswa menganggap matematika sebagai kumpulan aturan yang tidak dapat diganggu gugat. Menurut Leatham dan Hill, keyakinan ini dapat membuat siswa merasa kewalahan. Guru dapat mengajak siswa berdiskusi tentang apa artinya menjadi “pandai matematika,” menggunakan deskripsi seperti “kreatif” atau “bermotivasi.”

6. Kembangkan Pola Pikir Positif

Menekankan pentingnya pola pikir fleksibel. Guru dapat mencontohkan optimisme dengan menggunakan kalimat seperti, “Ini tantangan yang sulit, tapi lihat apa yang bisa kita capai!”

7. Eksplorasi Perasaan Siswa terhadap Matematika

Bay-Williams menyarankan kegiatan sederhana seperti menggambar garis dengan ujung “rasa sakit” di satu sisi dan “menyenangkan” di sisi lain. Siswa menandai posisi mereka di sepanjang garis ini dan mendiskusikan alasan di balik pilihan mereka.

8. Dokumentasikan Keberhasilan Siswa

Identitas matematika yang positif dapat diperkuat dengan mencatat dan merayakan pencapaian siswa. Siswa dapat membuat “arsip keberhasilan” yang mencakup tugas yang telah diselesaikan, tantangan yang telah diatasi, dan pencapaian lainnya. Mereka dapat membuatnya sendiri dengan hanya menuliskan kata keberhasilan di atasnya, atau mempersonalisasinya dengan cara yang menggambarkan keberhasilan bagi mereka. Sesering mungkin, idealnya setiap hari, ingatkan siswa untuk menambahkan contoh pekerjaan mereka ke dalam map yang "mendukung definisi keberhasilan pribadi mereka," mulai dari tugas dan pekerjaan yang diselesaikan hingga dokumentasi saat mereka mempelajari sesuatu. Berkas tersebut dapat ditinjau secara berkala.

Referensi

Paige Tutt. 2023. Getting to the Root of Math Anxiety

169 Komentar

  1. Nama : Nabilah Aqli Rahman
    Kelas : 5D PGSD
    NPM : 2386206125

    Saya mau izin berbagi sedikit cerita ya pak. Walaupun matematika saya belum jago-jago banget tapi saya sudah dari semester 3 akhir kemarin mencoba jadi guru bimbel privat untuk jenjang Pra sekolah dan Sekolah Dasar pak. Mata pelajaran yang saya ajarkan juga ga cuman matematika kok.

    Banyak banget permintaan dari orang tua supaya anak mereka jadi anak yang jago matematika, yang nilai ujian matematikanya harus 100 terus. Saya jadi sadar kalau tugas saya bukan cuman ngajarin hitungan, tapi juga mengubah cara pandang mereka. Saya coba ajak mereka ngeliat matematika sebagai permainan, jangan di jadikan beban. Contohnya, belajar tambah kurang lewat cerita, main tebak angka, bahkan sambil mewarnaii.

    Kalau anak mulai merasa nyaman dan engga takut salah, mereka jadi lebih berani mencoba. Nah dari situ, pelan-pelan mereka bisa suka. Buat saya, yang penting bukan mereka langsung pintar, tapi mereka engga membenci matematika. Karena dari rasa penasaran dan percaya diri itu bisa jadi pondasi awal belajar jadi lebih mudah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama:Elisnawatie
      NPM:2386206069
      Kelas:VD

      Saya sangat setuju dengan apa yang Nabila sampaikan pak. Pendekatan seperti itu menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang makna sebenarnya dari proses belajar, terutama untuk anak-anak usia dini. Matematika memang seharusnya tidak hanya dipandang sebagai kumpulan angka dan rumus, tetapi sebagai sarana untuk melatih logika, ketelitian, dan rasa ingin tahu.

      Hapus
  2. Nama : Oktavia Ramadani
    NPM : 2386206086
    Kelas : 5D

    Memang banyak sekali siswa yang akhirnya menyerah pada matematika , karena dari kecil mereka udah merasa tidak mampu dan merasa matematika ini sangat sulit karena banyaknya angka dan rumus-rumus saja , materi ini sangat relevan sekali di kelas sering sekali banyak siswa berkata “ saya tidak bisa , matematika sulit” bahkan sebelum mencoba , memang benar menemukan akar kecemasan matematika itu sangat diperlukan sejak dini , dan banyak sekali siswa merasa tidak pandai matematika , memang banyak sekali pernyataan yang diucapkan semua orang saya tidak pandai matematika , matematika itu sulit , saya juga pernah mengalami hal itu saya bilang ke teman saya matematika tu kenapa ya susah betul kaya susah dimengerti , kaya banyak banget cara caranya itu , tapi saya mengubah cara pandang saya matematika itu dengan mengganggap matematika itu mudah asal kita mengerti rumusnya walau agak rumit sedikit , semenjak saya mengerti rumusnya saya bakalan paham dan bisa mengerjakan soal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Izin menanggapi Oktavia Apa yang kamu sampaikan sangat menggambarkan kenyataan di kelas. Banyak siswa sudah takut duluan sebelum mencoba, sehingga matematika terasa jauh lebih sulit dari yang sebenarnya. Padahal, seperti yang kamu alami sendiri, ketika kita mulai mengubah cara pandang dan mencoba memahami langkah-langkahnya, matematika bisa terasa lebih masuk akal dan bahkan menyenangkan.Memahami rumus memang kadang butuh waktu, tetapi saat kita sudah menemukan pola dan cara belajarnya, rasa percaya diri akan tumbuh. Sikapmu yang mencoba mengubah mindset dari “sulit” menjadi “bisa dipahami” adalah langkah penting untuk mengatasi kecemasan matematika.

      Hapus
    2. Nama: Rosa Lia Ana Rezki
      Npm:2386206015
      Kelas: VB pgsd

      Izin menanggapi ya oktavia, umumnya dimana mana banyak siswa menyerah pada matematika kerena sejak kecil sudah menganggapnya sebagai mata pelajaran yang sulit akibat banyaknya angka dan rumus. perasaan ini sering kali di ucapkan "saya tidak bisa, matematika sulit" bahkan sebelum siswa mencoba nya terlebih dahulu.

      Hapus
  3. Nama: Isdiana Susilowati Ibrahim
    Npm: 2386206058
    Kelas: VB PGSD

    Izin menanggapi pak, materi di atas dibagian cara yang di gunakan guru untuk membantu siswa. Ada poin urut ke 3 tentang perjalanan matematika. Di situ dijelaskan tentang otobiografi matematika. Saya ingin bertanya dari penjelasan di atas sayang kurang paham apakah betul dengan ada nya ini dapat mendorong refleksi siswa dan perkembanganya karena yang kita ketahui siswa itu kurang senang dalam pembelajaran yang mengarah pada perhitungan karena bagi mereka pembelajaran ini sangat sulit dan tidak mudah. 🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Nur Sinta
      NPM:2386206033
      Kelas: 5B PGSD

      Izin menanggapi pertanyaan isdiana...
      Menurut saya iya benar sekali bahwa otobiografi matematika dapat mendorong refleksi siswa dan perkembangan mereka terhadap matematika melalui otobiografi matematika siswa akan menceritakan diri sendiri dalam pengalaman belajar matematika, kesulitan dan apa pun yang berhubungan dengan matematika yang mana ini juga akan membantu guru untuk memahami dan menemukan kesulitan apa yang di alami siswanya dalam belajar matematika. Dengan adanya otobiografi ini lah yang akan membantu siswa untuk menemukan kesulitan dalam belajar matematika dan mengubah cara pandang siswa tentang matematika.
      Maaf bila ada salah kata 🙏🏻

      Hapus
    2. Nama: Dominika Dew Daleq
      Npm: 2386206051
      Kelas: V.A


      Izin menambahkan Jawaban dari saya 🙏🏻

      Menurut saya sendiri, otobiografi matematika justru efektif karena tidak fokus pada perhitungan, siswa diminta menceritakan pengalaman pribadi mereka, seperti kapan pertama kali merasa kesulitan atau justru berhasil memecahkan soal, ini membuat mereka sadar bahwa perjalanan belajar matematika itu personal dan boleh berbeda-beda.

      Dengan menulis pengalaman sendiri, siswa jadi lebih paham apa yang sebenarnya menghambat mereka, apakah cara belajar, lingkungan, atau ekspektasi yang terlalu tinggi.

      Semoga bermanfaat 🙏🏻

      Hapus
    3. Izin menanggapi isdiana Betul, penggunaan otobiografi matematika memang dapat mendorong refleksi siswa. Melalui kegiatan ini, siswa diajak menceritakan pengalaman mereka dengan matematika—baik yang menyenangkan maupun yang membuat mereka merasa kesulitan. Dari proses refleksi itu, guru bisa melihat pola, memahami hambatan, dan mengetahui apa yang sebenarnya membuat siswa merasa matematika itu sulit.Justru dengan memberi ruang untuk bercerita, siswa bisa lebih mengenali diri sendiri, membangun kepercayaan diri, dan melihat bahwa perkembangan mereka terus berjalan. Jadi meskipun selama ini mereka menganggap matematika sulit, refleksi melalui otobiografi membantu mereka menyadari bahwa setiap proses belajar punya tantangan dan pencapaian yang bisa dihargai.

      Hapus
    4. Nama: Rosa Lia Ana Rezki
      Npm:2386206015
      Kelas: VB pgsd

      saya izin menanggapi pertanyaan isdiana,benar banyak siswa sd terutama yang sudah telanjur memiliki kecemasan, perhitungan sering kali dianggap sebagai beban dan sumber kesulitan, dengan ini penting nya untuk dipahami bahwa tujuan utama dari otobiografi matematika bukanlah perhitungan melainkan perubahan pola pikir dan emosi.

      Hapus
  4. Nama: Margaretha Elintia
    Npm: 2386206055
    Kelas: 5C PGSD

    ijin menanggapi pak, saya setuju sekali dengan ide untuk meminta anak-anak mengidentifikasi kekuatan matematika mereka sendiri, sering kali terjadi dimana anak sudah merasa gagal duluan karena merasa bahwa dirinya memiliki kekurangan, misalnya lemah di aljabar, padahal mungkin saja dia jago di geometri atau membuat grafik, dengan memberikan keyakinan pada anak-anak di kelas, kita tidak hanya membuat mereka merasa dihargai, tapi juga mengubah pandangan mereka terhadap matematika, bahwa matematika itu luas dan menyenangkan, dan setiap anak punya kelebihannya masing-masing.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Rosa Lia Ana Rezki
      Npm:2386206015
      Kelas: VB pgsd

      Izin menanggapi margaretha, betul hal ini bukan sekedar memberikan penghargaan, tetapi berfungsi sebagai penghalang terhadap kegagalan yang dirasakan ( perceived failure). ketika seseorang merasa gagal secara keseluruhan " saya tidak pandai matematika" keyakinan bahwa ia memiliki kelebihan di sub-bidang tertentu (seperti geometri) akan mengubah pandanganya bahwa matematika itu luas dan menyenangkan dan bukan hanya sekedar perhitungan.

      Hapus
  5. Nama: Margaretha Elintia
    Npm: 2386206055
    Kelas:5C PGSD

    ijin menanggapi kembali materi yang sudah bapak paparkan, saya sangat setuju dengan upaya menghubungkan matematika dengan kehidupan sehari-hari, dimana dengan kita menyadari bahwa cara pengenalan matematika kepada anak itu biasanya langsung berupa angka dan rumus di buku, dan itu wajar saja kalau anak-anak merasa bosan dan cemas karena melihat angka yang banyak dan rumit, contoh yang dapat kita berikan kepada anak-anak yaitu seperti bermain peran sebagai penjual dan pembeli, itu dapat membantu anak-anak mengenal matematika secara bertahap, dengan kegiatan seperti ini membuat matematika jadi tidak membosankan tapi menyenangkan, dengan begitu anak jadi tahu kalau ternyata mereka menggunakan matematika setiap hari tanpa sadar.

    BalasHapus
  6. Nama : Andi Nurfika
    NPM : 2386206017
    Kelas : VB PGSD

    materi yang menarik pak untuk saya "menemukan akar kecemasan matematika" sebenarnya pak saya sendiri masih selalu cemas terhadap matematika dan saya juga masih termasuk salah satu orang yang beranggapan bahwa saya "bukan orang matematika" saya tidak benci sama matematika pak tapi saya selalu susah dalam pengerjaan soal dalam matematika. saya menyukai matematika saat saya tau, saya mengerti dan saya bisa mengerjakan soal matematika tanpa bantuan seseorang atau apapun itu. tapi terkadang saya jadi tidak suka saat saya tidak bisa mengerjakan nya. mungkin sejak sekolah saya belajar matematika merasa ga asik pa karna gurunya keras selalu ga asik jarang membuat pembelajaran jadi menyenangkan dan menarik. saya rasa sejak saya sekolah saat pembelajaran matematika selalu pembelajaran ny bosan karena sangat serius dan terlalu fokus pada soal soal matematika.
    tapi saya selalu berharap setelah masuk ke dunia belajar mengajar nanti saya ingin membuat matematika menjadi menyenangkan agar anak anak tidak seperti saya yang kurang suka dengan matematika karena beranggapan matematika selalu serius.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Rosa Lia Ana Rezki
      Npm:2386206015
      Kelas: VB pgsd

      izin menanggapi Andi Nurfika, saya salut atas refleksi yang jujur dan sangat berharga fika, pengakuan bahwa fika menyukai matematika hanya saat anda bisa mengerjakan soal tanpa bantuan adalah kunci. ini berarti bukan masalah utama bukanlah kebencian pada matematika melainkan kecemasan performa yang dipicu oleh lingkungan belajar yang terlalu serius dan kaku.

      Hapus
  7. Nama : Andi Nurfika
    NPM : 2386206017
    Kelas: VB PGSD

    adapun contoh cara pembelajaran matematika yang menyenangkan di jaman sekarang agar tidak membuat anak bosan
    dapat kita ketahui bahwa zaman sekarang anak anak lebih tertarik kepada gadget di banding buku buku bacaan jdi kita dapat memberikan mereka pembelajaran berbasis internet atau gadget ataupun kecanggihan pada zaman sekarang. contoh nya menggunakan aplikasi game edukasi matematika seperti kahoot, quizizz, atau Prodigy. dengan pemberian pembelajaran ini sesekali kepada siswa mereka bisa menghilangkan bosan karena pembelajaran yang sangat serius dan Mereka juga bisa merasa belajar sambil bermain game di gadget

    BalasHapus
    Balasan
    1. Izin menanggapi yah Andi Nurfika Terima kasih Andi, idemu keren banget!
      Memang betul, anak zaman sekarang itu kalau lihat buku kadang langsung ngantuk, tapi kalau lihat HP langsung segar bugar kayak habis minum vitamin. Jadi pakai aplikasi seperti Kahoot, Quizizz, atau Prodigy itu pilihan yang ngena banget buat bikin matematika terasa seperti main game, bukan seperti “ujian hidup.”Dengan cara ini, siswa bisa sambil ketawa, sambil rebutan jawab cepat, tapi tetap belajar konsep matematika. Dan yang paling penting, mereka merasa proses belajarnya seru, bukan tegang. Intinya, kita manfaatkan apa yang mereka suka, supaya matematika bisa masuk dengan cara yang lebih ramah, bukan menakutkan.

      Hapus
  8. Nama: Nanda Vika Sari
    Kelas: 5B
    Npm: 2386206053

    Izin menanggapi pak, menurut saya dengan adanya strategi yang diberikan oleh guru, contohnya seperti menghubungkan matematika ke dalam kehidupan nyata maka siswa dapat menikmati proses belajar dalam melihat matematika sama dengan hal yang menyenangkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Rosa Lia Ana Rezki
      Npm:2386206015
      Kelas: VB pgsd

      izin menanggapi nanda vika sari, terimakasih nanda atas penekanan nanda pada pentingnya relevansi dalam pembelajaran matematika. poin anda bahwa menghubungkan matematika ke kehidupan nyata adalah kunci untuk menikmati proses belajar dan menciptakan pandangan yang menyenangkan sangatlah mendasar dalam pedagogi modern.

      Hapus
  9. Nama: Stevani
    NPM : (2386206045)
    Kelas : V C PGSD

    Halo semua pembaca materi dari Buyaadin! Sebelumnya materi ini sangat menarik perhatian saya karena menyoroti hal penting yang sering diabaikan, yaitu akar dari kecemasan terhadap matematika yang sudah muncul sejak kecil. Banyak siswa merasa tidak pandai matematika bukan karena mereka benar-benar tidak mampu, tapi karena sejak awal mereka tidak punya pengalaman belajar yang positif. Saya suka bagaimana penulis menekankan peran guru dalam membentuk identitas matematika siswa.
    Langkah-langkah yang dijelaskan juga sangat realistis, seperti menghubungkan matematika dengan kehidupan sehari-hari, membuat mathografi, dan mencatat keberhasilan siswa. Semua itu bisa membuat siswa lebih percaya diri dan melihat matematika dari sisi yang menyenangkan, bukan menakutkan.
    Menurut saya, inti dari materi ini adalah bahwa setiap anak sebenarnya bisa sukses dalam matematika asalkan mereka didukung dengan cara yang tepat dan tidak langsung diberi label “tidak bisa”. Guru punya peran besar dalam menumbuhkan rasa percaya diri dan pola pikir positif terhadap matematika.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Rosa Lia Ana Rezki
      Npm:2386206015
      Kelas: VB pgsd

      izin menanggapi stevani, saya setuju dengan tanggapan stevani yang menyuntuh inti dari materi ini, stevani telah menyimpulkan dengan sempurna bahwa setiap anak sebenernya bisa sukses dalam matematika asalkan mereka
      didukung dengan cara yang tepat dan tidak langsung diberi label "tidak bisa".

      Hapus
  10. Kali ini saya membaca materi yang isinya bisa dikatakan kebiasaan saya hehe...
    jujur saya merasa kurang dengan kemampuan matematika saya, kalo masih dasar sih oke ya bisa dibicarakan tapi kalo sudah masuk dibagian yang lebih kompleks aduh rasanya masih sulit untuk saya cerna,, semasa saya sekolah kalo ada pembelajaran matematika saya selalu duduk paling depan dengan pendirian yang teguh berbicara sama diri sendiri ayok dengarkan supaya bisa, yang saya bingung tu ketika dikelas serasa semua materi yang disampaikan guru matematika itu masuk dalam pikiran dan otak saya, tapi setelah keluar buyar juga semuanya hahaha, jadi kadang susah juga menanamkan bahwa matematika itu mudah kepada adik atau saudara yang umurnya dibawah.

    tapi seiring berjalan waktu karena kebiasaan dikasihtau suruh bertobat makin kesini makin bisa lah untuk mulai belajar , membangun pikiran bahawasanya matematika itu mudah dipahami kalo kita sering latihan, setelah baca materi diatas juga saya nanti akan mencoba menerapkan tips-tips diatas kepada adek saya dulu yang kebetulan duduk di bangku SD.
    Terimakasih Tipsnya Pak....

    BalasHapus
  11. setelah saya baca kembali saya mulai sadar lagi tentang tanggung jawab seorang guru
    sebernarnya ada hal-hal lain selain diatas mengapa siswa itu memiliki pikiran bahwa matematika itu sulit, ini berdasarkan pengelaman saya sendiri, yaitu kita memiliki guru matematika yang apa ya galak, begitu, nah dengan memiliki guru yang seperti ini siswa tu takut untuk salah dalam pembelajaran matematika , sebenarnya ada dampak positif juga dari memiliki seorang guru yang galak ini namum siswa tu tumbuh pikiran yang menakutkan dirinya sendiri sebelum masuk mapel matematika bahwa mapel ini gurunya galak jadi sangking takutnya ini siswa mau paham atau pun tidak paham tidak berani bertanya karena takut.

    nah hal ini juga yang menjadi pelajaran buat saya, kedepannya ketika saya menjadi seorang guru (amin) saya harus memberikan pembelajaran matematika yang menyenangkan ,menggembirakan dan bermakna bagi siswa saya agar mereka menyukai dan bisa matematika.

    BalasHapus
  12. Nama : Aprilina Awing
    Kelas : 5D PGSD
    NPM : 2386206113

    Saya pikir, membangun identitas matematika yang positif ini nggak hanya bermanfaat untuk kemampuan matematika kita, tapi juga untuk kehidupan kita secara keseluruhan. Dengan memiliki kepercayaan diri dan kemampuan untuk memahami konsep-konsep yang sulit, kita bisa menghadapi tantangan-tantangan dalam kehidupan dengan lebih percaya diri dan lebih siap.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju banget, April keren sih pikiranmu
      Membangun identitas matematika positif itu emang transferable skill banget! Ketika kita udah punya kepercayaan diri buat ‘naklukin’ konsep Matematika yang rumit, mindset itu otomatis terbawa ke tantangan hidup lain.
      Intinya, Matematika ngelatih kita gak gampang menyerah dan yakin sama kemampuan logika kita, jadi kita jadi lebih siap dan gak panik hadapi masalah apa pun. This is the real life application!

      Hapus
  13. Nama : Aprilina Awing
    Kelas : 5D PGSD
    NPM : 23862061134

    Terimakasih atas materi yang telah di sampaikan pak,
    ijin menanggapi,Tentang membangun identitas matematika yang positif, saya rasa ini penting banget karena bisa mempengaruhi bagaimana kita memandang diri kita sendiri dan kemampuan kita dalam memahami matematika. Saya ingat waktu sekolah, saya pernah merasa gak pandai matematika, dan saya selalu bilang "Aku gak bisa matematika" atau "Matematika itu sulit". Tapi, setelah saya mulai percaya diri dan berusaha, saya bisa meningkatkan kemampuan matematika. Saya mulai memahami konsep-konsep matematika dan bahkan bisa mengerjakannya meski tidak 100% bisa.
    Selain itu, lingkungan yang mendukung juga penting dalam membangun identitas matematika yang positif. Guru yang peduli dan teman-teman yang bisa membantu kita memahami konsep-konsep yang sulit bisa membuat kita merasa lebih percaya diri dan termotivasi untuk belajar. Orang tua juga memiliki peran penting dalam membantu anak-anak membangun identitas matematika yang positif. Mereka bisa memberikan dukungan dan motivasi kepada anak-anak untuk belajar matematika dan memahami konsep-konsep yang sulit.

    BalasHapus
  14. Nama : Aprilina Awing
    Kelas : 5D PGSD
    NPM : 2386206113

    Ijin bertanya pak,
    Apa contoh kegiatan yang dapat dilakukan Guru untuk membantu siswa mengekspresikan perasaan mereka tentang matematik?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Rosidah
      Npm: 2386206034
      Kelas: V B (PGSD)

      Ijin menjawab pertanyaannya Aprilina Awing, berdasarkan artikel Buya Adin (2024) berjudul mengubah cara pandang anak terhadap matematika, salah satu kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam membantu siswa mengekspresikan perasaan mereka terhadap matematika adalah menggunakan alat reflektif seperti roda perasaan atau awan kata melalui kegiatan ini siswa bisa mengekspresikan perasaan mereka dengan menulis atau menggambar bagaimana perasaannya terhadap pembelajaran matematika, apakah senang, cemas, binggung dll.
      Alhamdulillah penjelasan bapak diatas sudah jelas dan sangat bagus kita terapkan sebagai guru nantinya 🙏
      Semoga tanggapan saya bermanfaat ya😍

      Hapus
    2. Nama : Putri Lestari Pinang
      NPM : 2386206081
      Kelas : 5D PGSD

      izin bantu menjawab pertanyaan dari aprilina awing, guru dapat membantu siswa mengekspresikan perasaan mereka tentang matematika yang sulit dengan menciptakan lingkungan kelas yang aman dan mendukung, di mana siswa merasa nyaman untuk berbagi perasaan dan pengalaman mereka. Guru dapat menggunakan teknik seperti diskusi kelompok, jurnal reflektif, atau wawancara untuk membantu siswa mengungkapkan perasaan mereka tentang matematika. Selain itu, guru juga dapat memberikan umpan balik yang positif dan mendukung, serta membantu siswa mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan mereka dalam matematika. Dengan demikian, siswa dapat merasa lebih nyaman dan percaya diri dalam menghadapi tantangan matematika. semoga membantu ya.

      Hapus
    3. Nama: Dominika Dew Daleq
      Npm: 2386206051
      Kelas: V.A


      Saya izin Untuk menjawab pertanyaan diatas 🙏🏻

      Menurut saya, ada beberapa kegiatan sederhana yang bisa dilakukan oleh guru yaitu:
      1. Membuat gambar atau sketsa yang menggambarkan perasaan mereka saat belajar matematika.
      2. Menempelkan emoji atau wajah di papan sesuai mood mereka hari itu.
      3. Diskusi kelompok kecil membahas momen paling menyenangkan dan paling sulit dalam matematika.
      4. Menulis surat pendek untuk matematika, seolah matematika adalah teman mereka.

      Jadi beberapa kegiatan ini bisa membantu siswa untuk dapat mengekspresikan perasaan mereka
      tentang matematika itu sendiri 🙏🏻

      Hapus
    4. Nama:Elisnawatie
      Kelas:5D
      NPM:2386206069

      Saya izin untuk menjawab lertanyaann dari aprilina

      Menurut saya contoh kegiatan yang dapat dilakukan guru untuk membantu siswa mengekspresikan perasaan mereka tentang matematika .

      Matematika dan Aku” Poster Emosi

      Kegiatan: Siswa diminta menggambar atau membuat poster dengan judul "Matematika dan Aku" isi dengan gambar, warna, atau simbol yang menggambarkan perasaan mereka saat belajar matematika.

      Manfaat: Memberi ruang ekspresi kreatif, sekaligus memancing diskusi tentang ketakutan atau semangat siswa.

      Hapus
    5. Nama: Nanda Vika Sari
      Npm: 2386206053
      Kelas: 5B PGSD

      Izin menjawab pertanyaan dari Aprilina Awing, Menurut sepengetahuan saya para guru bisa membuat seperti jurnal emosi matematika yaitu pada jurnal tersebut para siswa dapat menuliskan sebuah perasaan mereka setiap mereka baru saja selesai mata pelajaran matematika.

      Hapus
    6. Nama:Imelda Rizky Putri
      Npm:2386206024
      Kelas:5B

      Izin menjawab pertanyaan Aprilina Awing, menurut saya guru dapat membantu siswa mengekspresikan perasaan mereka melalui kegiatan seperti, “jurnal perasaan matematika“ di mana siswa menulis singkat tentang apa yang mereka rasakan saat belajar, diskusi kelompok kecil untuk berbagai pengalaman positif maupun tantangan, menggunakan kartu emosi untuk mengidentifikasi perasaan sebelum dan sesudah belajar atau membuat pojok refleksi tempat siswa menempelkan catatan tentang hal yang mereka sukai atau takuti, kegiatan ini membantu guru memahami hambatan emosional dan menciptakan suasana belajar lebih sportif.

      Hapus
  15. Nama : Alya Salsabila
    Npm : 2386206062
    Kelas : V C
    Setelah saya membaca, saya sangat setuju dengan materi yang bapak sampaikan, materi ini sangat penting karena mengubah cara pandang anak terhadap matematika, tidak hanya sebagai pelajaran yang sulit atau menakutkan, tetapi sebagai sesuatu yang dapat dipahami dengan kehidupan sehari-hari

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Alya Salsabila
      Npm : 2386206062
      Kelas : V C
      Izin bertanya bapak, bagaimana cara yang efektif untuk membantu anak-anak yang selama ini merasa takut atau tidak percaya diri dengan matematika agar mereka mulai melihat matematika sebagai hal yang menyenangkan dan bermakna? terimakasih

      Hapus
    2. Hallo kaa Alya saya izin menjawab pertanyaannya ya.
      ini ada bebrapa tips dari saya mengenai cara yang efektif untuk mengatasi masalah tersebut ialah
      1. Ubah cara belajar yang monoton menjadi menyenangkan, dengan cara mengajari matematika kepada anak dengan memanfaatkan permainan atau cerita seru
      2. Kaitkan matematika dengan kegiatan anak sehari-hari, misalnya anak akan memakan kue bolu dan kita akan memotong kue bolu itu, nah dari kegiatan itu bisa tu kita kaitkaan, misalnya 1 kue bolu itu kita bagi 8 nah anak punya teman sebanyak 5 orang nah kaitkan deh adek punya kue 8 lalu adek kasih teman adek 5 sisa potongan kue bolu adek berapa? pasti senang anak ketika kita ajarkan matematika dengan cara ini
      3. Jangan terlalu memaksa anak untuk langsung bisa ketika kita ajari karena semua butuh proses
      4. ubah pembelaran yang biasa menggunakan metode belajar yang seru
      5. perkenalkan kepada anak bahwa matematika itu asik karena berguna untuk kehidupan sehari-hari, nah dengan cara ajak anak keluar lalu misalnya dalam perjalanan membantu anak menghitung kendaraan
      6. berikan anak reward ketika mereka bisa menjawab dengan baik soal yang kita berikan, ini dapat membangkitkan semangat yang lebih menyala untuk mempelajari matematika

      itu dia tips dari saya semoga bermanfaat ka...

      Hapus
    3. Nama : Putri Lestari Pinang
      NPM : 2386206081
      Kelas : 5D PGSD

      izin bantu menjawab pertanyaan dari Alya salsabila, Untuk membantu anak-anak yang merasa takut dan tidak percaya diri dengan matematika, guru dan orang tua dapat menggunakan beberapa cara, seperti membuat matematika lebih menyenangkan dan interaktif melalui permainan, puzzle, atau aktivitas hands-on. Selain itu, memberikan pujian dan penghargaan atas usaha dan kemajuan anak juga dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri mereka. Membuat anak merasa bahwa kesalahan adalah bagian dari proses belajar juga dapat membantu mengurangi kecemasan mereka terhadap matematika. Dengan demikian, anak-anak dapat melihat matematika sebagai hal yang menyenangkan dan menantang, bukan sebagai sumber ketakutan. semoga membantu yaa. terima kasih.

      Hapus
    4. Nama: Dominika Dew Daleq
      Npm: 2386206051
      Kelas: V.A


      Saya izin menjawab 🙏🏻
      Menurut saya, yang paling penting adalah ubah pendekatan dari "kamu harus bisa" menjadi "ayo kita coba bareng-bareng". Mulai dari hal sederhana yang dekat dengan kehidupan mereka, misalnya menghitung uang jajan atau membagi kue. Beri apresiasi untuk usaha mereka, bukan cuma hasil akhirnya. Kalau mereka salah, jangan langsung dikoreksi tapi tanya "coba ceritain gimana cara kamu dapetin jawaban ini?" Pelan-pelan mereka akan merasa aman untuk mencoba tanpa takut salah.

      Terimakasih, semoga membantu 🙏🏻

      Hapus
  16. Nama: Rosidah
    Npm: 2386206034
    Kelas: V B (PGSD)

    Terima kasih atas materi Bapak di atas. Saya jadi teringat pengalaman pribadi saya dengan matematika. Sejak SD sampai SMP saya sangat menyukai pelajaran ini, bahkan sempat berpikir ingin melanjutkan kuliah di jurusan matematika. Namun saat SMA, pandangan saya mulai berubah. Saya pindah ke sekolah di luar daerah dengan lingkungan dan guru yang baru. Cara mengajar guru saya waktu itu sulit saya pahami, bahkan sering disampaikan dengan nada marah. Saya jadi merasa tertinggal dan mulai tidak menyukai matematika.

    Tapi ketika kuliah, saya kembali menemukan rasa ketertarikan terhadap matematika karena bapak menjelaskan dengan cara yang mudah dipahami dan menyenangkan sampe detail dengan cerita nya, walaupun semester awal bertemu dengan bapak menegangkan hehe, Dari situ saya sadar, ternyata cara guru mengajar dan suasana belajar sangat berpengaruh terhadap bagaimana siswa memandang matematika. Pengalaman ini membuat saya setuju dengan materi di atas bahwa membangun identitas matematika yang positif sangat penting bagi setiap siswa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Erlynda Yuna Nurviah
      Kelas : VB PGSD
      Npm : 2386206035

      Saya sependapat dengan rosidah tentang argumenya di paragraf ke 2 , entah pelajaran matematika ini memang benar berpengaruh dari cara pengajaran guru atau dari kemauan belajar siswa itu sendiri tetapi semenjak kuliah hal-hal yang bapak sampaikan sangat logis dan yaa ternyata benar matematika itu tidak semenakutkan yang kita bayangkan dan setiap persoalan itu sebenarnya bisa kita jawab dengan mudah kalau kita tahu konsep dasarnya gimana rumusnya apa.. meskipun sampai detik ini saya mungkin belum menguasai matematika sepenuhnya tetapi sebagai calon pendidik pasti saya akan berusaha belajar dari solusi, bahan bacaan yang bapak sampaikan di blog ini ... sebelumya terimakasih banyak pak sudah memberikan materi ini

      Hapus
    2. Nama: Maya Apriyani
      Npm: 2386206013
      Kelas: V.A
      Izin membagikan pengalaman yang saya alami yang di mana Saya juga sependapat dengan tanggapan dari saudari Rosidah.
      Di sini Saya ingin sedikit bercerita dulu pada saat saya SD SMP saya sangat takut dengan namanya Pelajaran matematika, yang di mana pada saat SD itu yang mengajarkan Matematika itu kebetulan kepala sekolah dan Kepala Sekolahnya itu sangat galak jadi saya sangat takut, mungkin pada saat SD itu saya bukan takut sama pembelajarannya melainkan takut kepada yang mengajarkannya jadi setiap adzan pembelajaran matematika saya itu rasanya tidak mau masuk kelas, dan dan pada saat belajar itu suasana kelas itu seperti menegangkan.
      Dan pada saat SMP menurut saya pembelajaran matematika yang paling susah itu yaitu pada saat saya tingkat SMP itu karena saya benar-benar tidak mengerti, saya setiap ditanya selalu tidak tahu memberi jawaban apa pada saat itu saya benar-benar rasanya ingin menyerah dengan yang namanya matematika Hal itu membuat rasa ketakutan Saya itu menjadi meningkat.
      Kemudian perubahan terjadi ketika saya masuk SMA di mana pada saat SMA itu entah bagaimana setiap guru menjelaskan saya langsung paham Saya mengerti apa yang dia maksud dan saya bisa menjawab soal-soal yang diberikan, saya merasa di dalam kelas itu seperti air mengalir dan guru yang mengajarkan ini sangat lembut sangat baik dan sangat perhatian dan juga dalam dia menyampaikan materi itu sangat mudah dimengerti Saya tidak tahu bagaimana cara dia menjelaskan.
      Kemudian pada saat saya masuk di perkuliahan sama seperti tanggapannya saudari Rosidah awal semester ketemu Bapak ketakutan pada saat saya SD dan SMP itu terulang kembali Karena saya rasa pembelajarannya cukup menegangkan, tapi setelah melewati beberapa kali pertemuan hingga saat ini saya tidak takut lagi dengan pembelajaran matematika karena dalam menyampaikan pembelajaran matematika menurut saya Bapak menjelaskannya dengan cara yang mudah dipahami dan bahkan memberikan pengetahuan-pengetahuan yang baru yang sebelumnya pada saat SD SMP SMA hal-hal itu tidak pernah saya ketahui bahwa semua dalam matematika itu memiliki alasan bukan hanya karena
      Takdir.
      Jadi saya sangat setuju bagaimana seorang guru itu sangat berpengaruh terhadap cara pandang anak terhadap matematika.
      terima kasih bapak, mohon maaf apa bila ada kesalahan saya dalam menuliskan pengalaman saya.

      Hapus
  17. Nama : Juliana Dai
    NPM : 2386206029
    Kelas: V B (PGSD)

    Terima kasih atas materi bapa tentang Mengubah Cara Pandang Anak Terhadap Matematika. Materi ini luar biasa pak, karena mengajarkkan guru untuk memperbaiki hubungan emosi siswa dngan matematika,bukan hanya kemampuan hitung mereka. intinya, kalau anak merasa "Aku jaggi matematika" atau setidaknya "aku bisa, ini seru" makah kecemasan pada anak akan hlang. Cara-cara yan di sarankan sangat praktis, seperti meminta anak menemuan kehebatan unik mereka dalam matematika, mencatat setiap keberhasilan kecil, menunjukan bahwa matematika itu berguna dalam kehidupan sehari-hari, dan bukan hanya sekedar rumus hafalan.

    Dari pengalaman pribadi saya, sejujurnya saya sangat suka matematia, dari kecil saya lebih dulu mengenal angkah baru kemudian huruf. Dari usia saya 3 tahun saya mulai mengenal angkah 1-10 dengan cara mengubah angkah menjadi sebuah benda atau hewan seperti 1=pensil, 2=bebek dst. Sejak TK saya sudah mulai belajar penjumlahan dan pengurangan, cara yang saya guunakan untuk menghitung penjumlahan dan pennguranga itu dengan perumpamaan buah, seperti 2+2=... (saya punya 2 buah mangga, kemudian di kasih lagi sama mama 2 buah mangga, berapa jumlah mangga saya sekaran), 5-3=...(saya punya 5 buah mangga, kemudian di kasih ke adik 3 mangga, berapa sisa mangga saya sekarag). Saat di SD saya mulai belajar perklian dan pembagian, disini saya masih dengan teknik buah mangga yang dijumlahkan terus menerus dan di bagi-bagi, saat mulai masuk ke materi bangun datar dan bangun ruang saya mulai pusing, tapi guru saya berusaha menjelaskan dengan cara yang mudah di pahami jadi saya masih enjoy dengan matematika. Tapi saat saya masuk SMP kelas 1 sekolah saya kekurangan guru, sehingga guru yang mengajar matematika dikelas saya adalah bukan guru matematika tetap staf sekolah,karna belliau bukan guru matematika jai beliau kurang memahami materi sehingga penjelasannya kurang saya pahami, disini saya mulai tidak suka matematika. Saat masuk kelas 2 SMP sekolah saya sudah mendapatkan guru matematika sehingga dari sini saya mulai suka lagi dengan matematika sampai saya tamat SMP. Saat masuk SMA saya mulai tidak senang lagi dengan matematika karna pembelajaran online (Covid), sehingga gurunya hanya memberikan catatan tanpa ada penjelaan yang buat saya tidak pahan dan tidak suka, tetapi setelah mulai masuk sekolah normal saya mulai suka lagi dengan matematika karna bisa di jelaskan langsung oleh gurunya, dan saat di perkuliahan juga masih senang dengan matematika karna penjelasan dari bapak yang sangat mudah dipahami.

    Dari pengalaman pribadi saya, dapat disiulan bahwa kualitas guru dalam mengubah cara pandang anak terhadap matematika bukan hanya skedar faktor pelengkap melainkan sebaga fondasi utama dari identitas matematika seorang siswa.

    BalasHapus
  18. NAMA :VIRGINIA JAU
    NPM:2386206089
    kelas:VD
    saya sedikit ceritakan Pengelaman saya waktu kecil . Awalnya saya tidak menyukai matematika karena matematika itu susah, bikin pusing.ada bnyak teman saya juga tidak menyukai matematika waktu itu guru kami coba ubah pendekatannya bukan langsung kasih rumus, tapi dia mengajak lihat kalau matematika itu sebenarnya ada di sekitar kita. Misalnya waktu belanja, kita hitung uang kembalian, atau waktu main bola, kita bahas sudut tendangan.
    Lama-lama kami mulai sadar, ternyata matematika itu gak selalu di papan tulis kami jadi lebih semangat dan gak takut salah. guru kami juga sering kasih pujian kecil waktu mereka berhasil, biar kami merasa percaya diri. Dari situ mungkin guru kami belajar, ternyata kuncinya bukan di rumusnya, tapi di cara kita ngajak mereka berpikir dan menikmati prosesnya. Akhirnya, pelan-pelan pandangan mereka terhadap matematika berubah jadi lebih positif dan menyenangkan. saya nanti juga akan menerapkan hal yang sama terhadap murid murid saya ,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Izin menanggapi cerita pengalaman mu yah .Wah, cerita kamu asik banget, Virginia!
      Ternyata kuncinya bukan “rumus yang ribet,” tapi cara gurunya nyentuhin hati dulu baru nyentuhin otak. Serius, guru kamu keren—langsung ngajak lihat matematika di dunia nyata, bukan cuma di papan tulis yang penuh angka bikin kepala berasap.Dan iya banget, hal-hal sederhana kayak hitung uang kembalian atau ngeliatin sudut tendangan bola itu justru bikin kita mikir, “Eh… kok matematika bisa seru gini ya?” Lama-lama yang tadinya takut sama matematika jadi malah ngerasa, “Oalah, ternyata aku cuma butuh pendekatan yang lebih manusiawi.” Keren juga kamu mau menerapkan itu ke murid-muridmu nanti. Mereka pasti senang punya guru yang ngajarin matematika sambil senyum, bukan sambil ngasih rumus kayak kode rahasia alien.Semangat ya! Murid-muridmu nanti pasti bakal bilang,
      “Bu, matematika jadi gak nyeremin lagi gara-gara ibu!”

      Hapus
  19. NAMA :VIRGINIA JAU
    KELAS:VD
    NPM:2386206089
    dari penjelasan di atas kita dapat mengetahui bgaimana anak anak dalam menghadapi matematik
    Kadang anak bilang “Aku gak bisa matematika,” padahal maksudnya mereka cuma kesulitan di bagian tertentu, misalnya ngitung luas atau keliling. Guru bisa bantu mereka sadar kalau tiap orang punya kelebihan sendiri di matematika, misalnya ada yang jago gambar grafik atau cepat ngitung.
    Selain itu, supaya anak gak anggap matematika cuma rumus, guru perlu hubungkan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Contohnya, latihan berhitung waktu belanja, main peran, atau kerja kelompok bareng teman. Dengan begitu, matematika jadi terasa nyata dan lebih mudah dipahami.

    BalasHapus
  20. Nama: Hendra aditya saputra
    Kelas:5C
    NPM:2386206064

    Izin menanggapi pak, jadi seperti apa yang sudah kita baca pada materi di atas, kebanyakan anak sekarang tidak terlalu berminat dengan namanya pembelajaran matematika, karena kebanyakan anak menganggap itu sulit dan susah untuk di kerjakan atau di mengerti, apa yang menyebabkan anak itu seperti itu, mungkin kurangnya literasi atau belajar yang anak itu lakukan.

    Izin bertanya pak, kami sebagai calon guru, apa yang harus kami lakukan, supaya anak-anak semangat lagi untuk belajar matematika, dan tidak menganggap matematika itu sulit lagi pak?

    Sekian pak, terimakasih..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo ka Hendra saya izin menjawab pertanyaanya ya.
      Benar sekali apa yang dikatakan Kak Hendra anak-anak sekarang kebanyakan tidak terlalu berminat untuk mengikuti pembelajaran matematika karena menganggap matematika itu sulit dan susah untuk dikerjakan
      Tapi kita sebagai calon guru atau pendidik kita harus mempunyai banyak cara untuk bisa membangun semangat belajar anak didik kita khususnya dalam pembelajaran matematika agar mereka tidak menganggap matematika itu sulit lagi.
      Nah ini ada beberapa tips nih Kak dari saya
      1. Sebagai calon seorang guru kita pada saat-saat ini lebih baik saran saya mempelajari psikologi perkembangan seorang anak agar kita mengetahui bagaimana cara kita mendekati atau menghadapi anak-anak dengan kondisi seperti ini
      2. Setelah itu kita mendekati anak tersebut kita bertanya dengan Rama, baik ,kepada anak tersebut misalnya bagian mana nak yang kamu tidak mengerti? atau bagian mana yang sulit untuk kamu pahami nak?
      3. Setelah mengetahui bagian mana yang sulit dipahami oleh anak tersebut kita sebagai guru memberikan arahan dan juga cara-cara lain yang mudah dipahami oleh siswa tersebut misalnya, kita punya masalah atau soal nah kita memberikan beberapa tips atau beberapa cara dalam menyelesaikannya. Nah dari situ kita meminta anak tersebut memilih cara mana yang paling mudah dimengerti untuk menyelesaikan soal matematika
      4. Sebagai guru Kita juga harus menguasai metode-metode dalam pembelajaran, nah menurut saya kalau kita bisa memilih metode yang baik dalam pembelajaran matematika anak-anak didik itu akan tertarik untuk mengikuti pembelajaran kita
      5. Sebagai guru juga kita bisa mengubah pembelajaran matematika tidak terlalu monoton atau tidak terlalu tegang saat pembelajaran berlangsung ,dengan cara guru bisa mengaitkan kegiatan permainan-permainan yang dilakukan siswa setiap hari kepada pembelajaran, nah dengan cara ini saya yakin peserta didik akan tertarik untuk mengikuti pembelajaran karena di dalamnya ada games, diskusi, tanya jawab dan lain sebagainya
      6. Selanjutnya setelah pembelajaran kita bisa melakukan refleksi untuk mengetahui atau mengukur perasaan siwa senang apa tidak dengan pembelajaran yang telah kita langsungkan dan mengukur juga dengan soal ataupun evaluasi pembelajaran yang berfungsi untuk kita sebagai guru untuk mengetahui bagian mana yang belum dimengerti oleh siswa
      7. Dan yang terakhir kita bisa memberikan dukungan dan motivasi kepada siswa serta menerapkan pemahaman bahwasannya matematika itu tidak sulit ketika kita benar-benar mengikuti pembelajaran dengan baik dan semangat dalam belajar.

      Semoga bermanfaat Kak..

      Hapus
  21. Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
    Npm :2386206058
    Kelas : VB PGSD

    Izin menjawab pertanyaan dari Hendra Aditya Saputra menurut saya ya memang benar banyak anak merasa kesulitan dan kurangnya minat dalam belajar matematika, yang di mana pada umumnya disebabkan anak tersebut merasa tidak mampu, dan juga cara pandang anak terhadap pembelajaran matematika tersebut sehingga menyebabkan anak merasa Kurang semangat belajar matematika. Sebagai calon guru cara yang akan kita lakukan agar anak bisa semangat belajar matematika lagi yaitu dengan Tunjukkan pada anak bahwa mereka memiliki kemampuan dalam belajar matematika contohnya adalah dalam cara menghitung benda selanjutnya kita dapat kaitkan atau hubungkan dengan kehidupan nyata yaitu seperti menyusun balok, sebagai guru kita harus menciptakan pengalaman belajar matematika yang bermakna, dan juga dapat menguatkan rasa percaya diri siswa. Dengan begitu siswa akan melihat bahwa matematika ini bukan sebagai beban, tetapi matematika ini sebagai pembelajaran yang bermakna, dan juga sebagai pembelajaran yang asik dan seru🙏

    BalasHapus
  22. Nama : Fakhriyyah Mufidah Abidin
    NPM : 2386206095
    Kelas : 5D PGSD

    Lagi dan lagi saya harus membaca berulang kali untuk bisa memberikan komentar atau tanggapan. Semakin kebawah materi yang ada di website Bapak ini, semakin Masya Allah Tabarakallah sekali. Tapi tidak apa karena saya Mahasiswa bukan siswa lagi, jadi pemikiran dan pemahamannya sudah harus lebih bagus, dan lebih baik dari siswa. Saya setuju dengan kalimat yang ada di materi ini yang mana "Menemukan akar kecemasan matematika itu perlu dilakukan sejak anak-anak. Ketika anak-anak mampu memandang diri mereka sebagai ahli matematika, mereka cenderung, lebih percaya diri dalam menghadapi tantangan matematika yang lebih kompleks". Sebelumnya izin bercerita sedikit alasan saya setuju dengan kalimat tersebut karena waktu saat SD sampai SMP saya merasa jago atau mudah sekali mengerjakan matematika, itu semua karena saya percaya diri dan mempunyai pikiran yang positif serta banyak berlatih mengerjakan berbagai macam soal matematika. Sehingga pada masa itu pelajaran matematika merupakan salah satu yang saya sukai bahkan pada masa itu bisa dibilang saya jatuh cinta dengan matematika. Mungkin itu saja sedikit cerita dari saya Pak sebagai alasan mengapa saya setuju.

    BalasHapus
  23. Nama : Fakhriyyah Mufidah Abidin
    NPM : 2386206095
    Kelas : 5D PGSD

    Izin bertanya Pak, dimateri ini kan membahas bagaimana mengubah cara pandang anak terhadap matematika, dan di materi ini juga sudah dijelaskan bagaimana caranya. Jadi pertanyaan saya apakah cara-cara yang sudah dijelaskan tersebut bisa juga digunakan untuk kami ini yang Mahasiswa Pak? Atau untuk kami sendiri ada cara-cara yang lain?. Mohon penjelasannya Pak, dan terima kasih🙏🏻🙏🏻🙏🏻.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
      Npm : 2386206058
      Kelas : VB PGSD

      Izin menjawab pak pertanyaan dari Fakhriyyah Mufidah Abidin, cara yang di jelaskan dalam materi di atas sebenarnya dapat kita terapkan sebagai mahasiswa. Dengan cara mengenali kekuatan diri dalam memahami matematika, mengakibatkan nya dengan aktivitas sehari-hari, dan juga membangun pola pikir yang positif, dengan ini kita dapat mengurangi rasa cemas dan bisa lebih percaya diri dalam belajar. Ketika kita mampu memperbaiki cara pandang kita sendiri, maka kelak kita pun dapat membantu siswa melakukan hal yang sama secara lebih bermakna🙏🏻

      Hapus
    2. Nama : Putri Lestari Pinang
      NPM : 2386206081
      Kelas : 5D PGSD

      izin bantu menjawab pertanyaan dari Fakhriyyah Mufidah Abidin, Untuk mengubah pandangan mahasiswa terhadap matematika yang sulit, perlu dilakukan beberapa hal, seperti menunjukkan relevansi matematika dalam kehidupan sehari-hari, menggunakan metode pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan, serta memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengalami keberhasilan dalam memecahkan masalah matematika. Selain itu, dosen juga dapat berperan sebagai fasilitator yang membantu mahasiswa memahami konsep matematika dengan cara yang lebih mudah dan menarik. Dengan demikian, mahasiswa dapat mengembangkan minat dan kepercayaan diri dalam mempelajari matematika. Semoga membantu.

      Hapus
    3. Nama: Dominika Dew Daleq
      Npm: 2386206051
      Kelas: V.A


      Terima kasih untuk pertanyaan nya, saya akan coba menjawab ya teman 🙏🏻
      Menurut saya strategi ini sebenarnya bisa diterapkan untuk mahasiswa, tapi perlu sedikit penyesuaian. Mahasiswa sudah lebih dewasa jadi bisa lebih mandiri dalam refleksi, kita bisa membuat jurnal belajar sendiri, identifikasi topik mana yang kuat dan lemah, lalu cari kelompok belajar dengan teman yang punya pemikiran berbeda, bedanya mahasiswa disini perlu lebih aktif mencari aplikasi matematika di bidang studi masing-masing supaya lebih bermakna 🙏🏻

      Hapus
    4. Izin menanggapi sedikit yah menjawab pertanyaan dari kamu Cara-cara yang dijelaskan dalam materi untuk mengubah cara pandang siswa terhadap matematika sebenarnya bisa juga diterapkan oleh mahasiswa, karena prinsip dasarnya sama: membangun mindset positif, mengurangi kecemasan, dan meningkatkan pemahaman melalui latihan yang terarah.Beberapa metode seperti belajar bertahap, memahami konsep sebelum rumus, berdiskusi, serta tidak takut bertanya tetap relevan untuk mahasiswa. Namun, sebagai mahasiswa ada beberapa tambahan yang bisa dilakukan:

      1. Refleksi diri – mengenali bagian mana dari matematika yang masih menjadi hambatan, lalu fokus memperbaikinya.
      2. Belajar dengan konteks nyata – mengaitkan materi dengan praktik mengajar atau kebutuhan di kelas, sehingga lebih bermakna.
      3. Belajar kolaboratif – berdiskusi dengan teman sekelas atau membuat kelompok belajar untuk saling melengkapi pemahaman.
      4. Menggunakan sumber belajar yang lebih beragam – jurnal, video pembelajaran, modul, atau contoh soal tingkat mahasiswa.

      Jadi, intinya: cara yang diberikan dalam materi tetap bisa dipakai, tetapi sebagai mahasiswa kalian bisa menambah strategi yang lebih mandiri dan reflektif.

      Hapus
    5. Nama: Rosa Lia Ana Rezki
      Npm:2386206015
      Kelas: VB pgsd

      izin menanggapi pertanyaan fakhriyyah mufidah, terimakasih fakhriyyah atas pertanyaan yng sangat reflektif ini adalah pertanyaan yang krusial bagi setiap calon guru karena penyembuhan kecemasan matematika harus dimulai dari diri sendiri, Ya sebagian besar cara yang dijelaskan sangat relevan dan dapat digunakan oleh siapa saja

      Hapus
  24. Nama: Rosa Lia Ana Rezki
    Npm:2386206015
    Kelas: 5B pgsd

    menurut saya pendekatan yang sangat baik untuk membantu anak-anak memahami matematika dengan lebih baik. Dengan menunjukkan bahwa matematika tidak hanya tentang rumus, tetapi juga tentang aplikasi dalam kehidupan sehari-hari, guru dapat membuat pelajaran matematika menjadi lebih menarik dan relevan bagi siswa.
    Menghubungkan matematika dengan kegiatan sehari-hari, seperti berbelanja atau bermain, dapat membantu siswa memahami konsep matematika dengan lebih konkret dan menyenangkan.
    Selain itu, dengan menunjukkan bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kemampuan yang berbeda-beda dalam matematika, guru dapat membantu siswa membangun kepercayaan diri dan mengurangi kecemasan mereka terhadap matematika.
    Dengan demikian, siswa dapat lebih menikmati proses belajar matematika dan mengembangkan kemampuan mereka dengan lebih baik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Izin menanggapi yah Ana Saya sangat setuju dengan pendapat kamu.Ini Mengacu pada matematika dengan kegiatan sehari-hari memang sangat membantu agar siswa lebih memahami dan merasa bahwa matematika tidak hanya tentang rumus, tetapi juga relevan dalam kehidupan mereka. Dengan cara ini, proses belajar menjadi lebih menyenangkan dan bermakna, serta dapat membangun kepercayaan diri siswa dalam menguasai konsep matematika.

      Hapus
  25. Nama: Zakky Setiawan
    NPM: ( 2386206066 )
    Kelas: 5C
    Materi ini bagus, meberikan kita informasi bagaimana mengatasi cara pandang anak terhadap matematika, cara yang paling mudah mengaitkan dengan kehidupan nyata,nantinya dengan kebiasaan mereka akan suka dengan sendirinya, karena hiup merka hati-hari bekaitan dengan matematika itu

    BalasHapus
  26. Nama: Zakky Setiawan
    NPM: ( 2386206066 )
    Kelas: 5C
    Pemikiran postif ini tuh sangat penting buat anak, suapaya mereka punya pemikiran percaya akan hal baik, sama kaya matematika kalau peserta didik berpikir positif seperti matematika itu menyenangkan,nanti mereka akan suka dengan matematika, tanpa ada paksaan

    BalasHapus
  27. Nama : Putri Lestari Pinang
    NPM : 2386206081
    Kelas : 5D PGSD

    izin menanggapi pak, saya setuju pak akar kecemasan matematika itu perlu dilakukan mulai sejak anak anak. Contoh beberapa faktor, seperti pengalaman belajar yang tidak menyenangkan, tekanan dari orang tua atau guru untuk mencapai nilai yang tinggi, serta kurangnya pemahaman konsep matematika yang baik. Anak-anak yang merasa tidak mampu atau tidak percaya diri dalam mengerjakan soal matematika dapat mengalami kecemasan yang meningkat. Oleh karena itu, penting bagi guru dan orang tua untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendukung, serta membantu anak-anak memahami konsep matematika dengan cara yang menyenangkan dan interaktif. Dengan demikian, anak-anak dapat membangun kepercayaan diri dan mengurangi kecemasan mereka terhadap matematika.

    BalasHapus
  28. nama : bella ayu pusdita
    kelas : 5d
    nim : 2386206114

    menurut saya materi ini secara efektif mengatasi akar masalah mengapa banyak anak membenci matematika( rasa takut, kecemasan, anggapan sulit).mengubah pandangan berarti menghilangkan label negatif tersebut.
    jadi secara keseluruhan, materi ini menyajikan panduan yang holistik dan praktis untuk mengubah matematika menjadi pelajaran yang memberdayakan anak.

    BalasHapus
  29. nama:bella ayu pusdita
    kelas:5d
    nim:2386206114

    izin bertanya juga pak penerapan praktis dari salah satu strategi ( misalnya, cara membuat permainan yang relevan itu seperti apa)??

    terus cara mengatasi masalah spesifik pada anak yang (misalnya,anak yang fobia matematika atau sangat tertutup)?? itu bagaimana ya pak cara mengatasinya

    dan apa peran orang tua versus peran guru dalam proses ini?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Dita Ayu Safarila
      NPM : 2386206048
      Kelas : 5 C
      Izin menjawab pertanyaan dari Bela Ayu Pusdita.
      Disitu saya baca Bela ada memberikan 3 pertanyaan dan saya akan jawab satu per satu.
      1. Membuat permainan yang relevan contoh nya adalah membuat permainan “belanja di kelas” untuk belajar penjumlahan.Jadi Guru mungkin membawa beberapa barang yang sudah di beri harga,kemudian anak-nama dsruh mengambil beberapa barang kemudian harga dari barang tersebut kita jumlahkan dan akan menemukan hasil dari beberapa barang yang di beli anak-anak tadi. Mungkin dengan permainan seperti itu anak anak tidak merasa sedang belajar hal yang sulit tetapi bermain sambil belajar.
      2. Mengatasi anak yang takut,tertutup ataupun fobia. caranya mungkin guru harus terus memberi dorongan positif,tidak hanya guru tetapi teman,lingkungan sekitar dan yang utama adalah orang tua.Terus berikan dorongan positif dan tidak langsung menuntut hasil dari anak tersebut. gunakan pendekatan lemah lembut di dalam kelas agar anak merasa aman dan berani mencoba.
      3. Peran orang tua vs guru dalam mengubah pandangan anak tentang matematika ya.
      bagi saya peran orang tua itu penting dirumah dengan cara memberi dukungan,misalnya juga membantu anak belajar dengan sabar tanpa marah saat anak melakukan kesalahan dalam belajar. sedangkang guru perannya di sekolah yaitu dengan membangun suasana kelas yang menyenangkan dan menarik di sekolah agar anak merasa tertekan saat belajar seperti yang saya sebut di komentar saya tadi.
      Jadi,kedua nya berperan sangat penting dan jika kedua nya bekerja sama dengan baik anak akan melihat matematika sebagai hal yang menyenangkan bukan menakutkan.
      baik itu saja dari saya terimakasih,semoga bermanfaat

      Hapus
    2. Nama: Dominika Dew Daleq
      Npm: 2386206051
      Kelas: V.A


      Izin saya menjawab pertanyaan ini ya 🙏🏻

      Menurut saya, contoh permainan yg relevan misalnya simulasi pasar tradisional, siswa dibagi jadi penjual dan pembeli dengan uang mainan, mereka harus menghitung harga total belanjaan, diskon, dan kembalian, untuk anak yang fobia matematika, mulai dari aktivitas non-angka dulu seperti pola atau bentuk, bangun kepercayaan diri mereka secara bertahap dengan tantangan yang sangat kecil tapi sering terjadi.
      Peran guru adalah fasilitator di kelas, sedangkan orang tua memberikan dukungan emosional di rumah dan menghindari komentar negatif tentang matematika.

      Semoga bermanfaat ya 🙏🏻

      Hapus
    3. Nama: Rosa Lia Ana Rezki
      Npm:2386206015
      Kelas: VB pgsd

      izin menanggapi pertanyaan bella ayu pusdita, baik disini pertanyaan bella mengenai implementasi permainan relevan dan penanganan fobia spesifik adalah tantangan yang pasti akan dihadapi semua sebagai guru pgsd. selain itu adapun inti dari pembuatan "permainan yanv relevan" adalah mengubah objek abstrak matematika menjadi aktivitas yang berhubungan langsung dengan pengalaman hidup siswa sehingga mereka dapat menikmati proses belajar sedangkan mengatasi masalah speaifik fobia memerlukan pendekatan yang lembut dan fokus pada pengembangan kepercayaan diri.

      Hapus
  30. Nama : Dita Ayu Safarila
    NPM : 2386206048
    Kelas : 5 C
    Materi nya menarik sekali ya membahas tenang bagaimana mengubah pandang anak terhadap mapel matematika. soalnya banyak anak takut dan tidak percaya diri dalam belajar matematika karena mereka menganggap pelajaran ini susah.Padahal ya emg kembali lagi,yaitu setiap anak memilik kekuatan dan kemampuan berbeda dalam memahami mapel matematika ya.Sebetulnya guru juga berperan penting untuk membantu siswa agar mereka lebih percaya diri dalam belajar.Menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan sehingga anak tidak merasa tertekan saat belajar.Matermatika tidak hanya angka tetapi juga membangun kepercayaan diri dan membangun pikiran positif pada siswa

    BalasHapus
  31. Nama: Imelda Rizky Putri
    Npm: 2386206024
    Kelas: 5B

    Izin menanggapi pak, materi ini sangat penting dan menarik, bahwa banyak anak anak merasa takut atau tidak menyukai matematika, bukan karena tidak mampu karena kebanyakan salah pandang terhadap pelajaran ini, jadi perlu dukungan guru dan orang tua agar anak dapat melihat bahwa pelajaran matematika sebenarnya mudah, menarik, dan berguna bagi kehidupan sehari hari.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Naida Dwi Nur Herlianawati
      Kelas : 5 B
      Npm : 2386206042

      Setuju imel Intinya, kita harus ubah cara pandang anak terhadap matematika. Mereka takut bukan karena bodoh, tapi karena salah anggap. Tugas guru dan orang tua adalah membuat matematika jadi kelihatan gampang, seru, dan benar-benar berguna dalam hidup sehari-hari, bukan sekadar hafalan rumus.

      Hapus
    2. Izin menanggapi yah Imel dan Naida Betul sekali, banyak anak sebenarnya bukan tidak mampu, tetapi memiliki cara pandang yang keliru terhadap matematika karena pengalaman belajar yang kurang menyenangkan. Di sinilah peran guru dan orang tua menjadi sangat penting untuk memberikan dukungan, membangun kepercayaan diri, serta menghadirkan pengalaman belajar yang positif. Jika siswa merasa aman, dihargai, dan dibimbing dengan cara yang tepat, mereka akan lebih mudah melihat bahwa matematika itu tidak hanya masuk akal, tetapi juga dekat dengan kehidupan sehari-hari dan bisa dipelajari dengan menyenangkan

      Hapus
    3. Nama: Rosa Lia Ana Rezki
      Npm: 2386206015
      Kelas: VB

      Izin menanggapi ya imelda bener bangat banyak anak takut atau tidak menyukai matemtika karena salah pandang terhadap pelajaran matematika ini, bukan karena tidak mampu. dan diperlukan dukungan dari guru dan orang tua agar anak anak dapat melihat bahwa matematika sebenernya mudah, menarik, dan berguna dalam kehidupan sehari hari.

      Hapus
  32. Nama : Desy Olivia Sapitri
    Kelas / Npm : 5D / 2386206087

    bacaan tersebut memang relevan dengan isu atau permasalahan yg sering kali dihadapi siswa dalam pembelajaran matematika. Perasaan negatif memang sering muncul ketika ingin menghadapi pelajaran tersebut, perasaan takut atau cemas yg dialami seseorang akan kesulitan dan memahami konsep matematika. Oleh karena itu guru mempunyai peran penting dalam hal ini yaitu membuat lingkungan kelas yang positif untuk mendukung kemampuan dan perkembangan belajar siswa dalam pembelajaran matematika.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Rosa Lia Ana Rezki
      Npm:2386206015
      Kelas: VB pgsd

      izin menanggapi desy olivia, benar sekali inti dari penyelesaian masalah kecemasan matematika terletak pada
      peran guru dalam menciptakan lingkungan kelas yang positif untuk mendukung kemampuan dan perkembangan siswa. perasaan takut atau cemas memang sering muncul ketika siswa menghadapi pelajaran yang dianggap sulit.

      Hapus
  33. Nama:Hendra aditya saputra
    Kelas:5C
    Npm:2386206064

    Izin menanggapi pak, materi ini sangat menarik pak, bagaimana kita harus merubah pandangan anak-anak terhadap matematika, karna kebanyakan yang kita tahu, ada beberapa anak-anak tidak menyukai pelajaran matematika, mungkin rasa takut yang membuat mereka tidak menyukainya pak, seperti di ketawain sesama teman karna belum bisa perkalian dan lain, jadi kita sebagai guru harus merubah pandangan mereka terhadap matematika.

    Sekian pak, terimakasih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Rosa Lia Ana Rezki
      Npm:2386206015
      Kelas: VB pgsd

      izin menanggapi hendra aditya,tanggapanya sangat relevan dan mendalam, hendra aditya telah menyentuh aspek yang sering diabaikan bahwa ketakutan yang dipicu oleh tekanan sosial seperti diketawain sesama teman karena belum bisa perkalian adalah penyebab utama anak tidak menyukai pelajaran matematika.

      Hapus
  34. Nama: Hizkia Thiofany
    Kelas: V. A
    Npm: 2386206001

    Terima kasih bapak atas materinya, tentang pembelajaran ini mengajar siswa untuk lebih percaya diri dalam mengerjakan tugas matematika dan juga guru dapat berdiskusi dengan siswa secara kompleks.

    BalasHapus
  35. Nama: Dominika Dew Daleq
    Npm: 2386206051
    Kelas: V.A


    Ternyata setelah saya membaca materi ini sangat menarik yaa karena menggeser fokus dari kemampuan menghitung ke pembangunan identitas positif, saya setuju bahwa banyak siswa terjebak omongan "tidak bisa matematika" padahal mungkin mereka hanya belum menemukan cara belajar yang cocok, yang perlu diperhatikan adalah konsistensi penerapannya karena mengubah pola pikir seseorang itu butuh waktu lama dan tidak bisa instan.

    Sekian, terimakasih 🙏🏻

    BalasHapus
    Balasan
    1. Izin menanggapi yah Dominika Betul banget apa yang kamu bilang kadang siswa sudah terlanjur “dicap” tidak bisa matematika, padahal sebenarnya mereka cuma belum ketemu cara belajar yang pas buat mereka. Fokus ke identitas positif memang penting, karena kalau siswa sudah merasa “aku bisa,” proses belajarnya jadi jauh lebih ringan. Dan benar juga, butuh waktu dan konsistensi untuk mengubah pola pikir, tapi kalau guru terus mendampingi dengan pendekatan yang tepat, perubahan itu pasti kelihatan sedikit demi sedikit. Yang penting, belajar matematika dibuat nyaman dulu, baru nanti kemampuan mereka ikut berkembang.

      Hapus
    2. Nama: Rosa Lia Ana Rezki
      Npm: 2386206015
      Kelas : VB

      Izin menanggapi pertanyaan dominika dew dan sarimahyanti mandingu, saya sangat setuju sekali dengan pertanyaan kalian bedua bahwa materi ini sangat penting karena terjadi pergeseran fokus. ini merupakan bentuk identitas negatif yang tertanam. tugas guru dan orang tua adalah membantu siswa menydari bahwa kesulitan bukanlah kegagalan permanen, melainkan sinyal bahwa mereka belum menemukan strategi atau cara belajar yang cocok.

      Hapus
  36. Menurut saya pak pembahasan tentang mengubah cara pandang anak terhadap matematika ini sangat menarik dan penting. Banyak anak yang sejak awal sudah merasa takut dengan pembelajaran matematika karena menggagap nya sulit padahal masalah utama nya buka pada pembelajaran tetapi pada cara pandang mereka. Artikel ini membuka pikiran bahwa anak anak perlu di bimbing agar memiliki perasaan positif terhadap matematika.

    BalasHapus
  37. Nama: Maya Apriyani
    Npm: 2386206013
    kelas: V.A

    Pada saat awal saya membuka bacaan ini saya teringat sesuatu yang di mana dulu saya juga berpikir hal yang sama dengan anak-anak lain pada umumnya saya berpikir bahwa matematika ini adalah pembelajaran yang sangat sulit sangat menyeramkan dan saya merasa Saya bukan orang matematika.
    Karena dulu Saya rasa Matematika itu hanya berkaitan dengan angka-angka hafalan rumus-rumus itu nampak menyeramkan bagi saya.
    Tapi Seiring berjalannya waktu ternyata Matematika itu tidak bisa lepas dari kehidupan kita dan saya menyadari bahwa matematika ini sangat penting.
    Di dalam bacaan ini ada 8 cara yang dapat saya terapkan Apabila saya nanti menjadi seorang pendidik. yaitu
    8 poin ini yaitu dapat saya simpulkan
    1. Kita bisa mencari tahu kira-kira siswa kita ini memahami ataupun memiliki keunggulan Matematika itu di bagian mana kemudian kita membantu siswa ini untuk mengasah kemampuannya.
    2. Mungkin kita bisa membuat pembelajaran matematika ini tidak menyeramkan yaitu dengan kita menyambungkan pelajaran matematika ini dengan kehidupan sehari-hari kemudian kita membuat sesuatu seperti permainan.
    3. Kita juga sebagai guru bisa mengkolaborasikan pembelajaran matematika ini dengan pembelajaran lain.
    4. Kemudian kita membuat suatu permainan juga bagaimana kita mengetahui baik apa sih Perasaan mereka tentang matematika ini
    5. Sebagai guru juga kita harus memberikan penjelasan Apa sih yang dimaksudkan dengan kita yang pandai matematika kita harus memberikan motivasi kepada siswa kita
    6. Sebagai guru Kita juga harus memberikan atau mengembangkan pola pikir yang positif
    7. eksplorasi perasaan siswa terhadap matematika
    8. Sebagai bentuk keberhasilan siswa kita dapat membuat suatu portofolio yang di mana semua tugas-tugas siswa dimasukkan dalam suatu Map bukti keberhasilan mereka
    terima kasih bapak atas materinya. sehat selalu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah saya sangat tertarik membaca 8 poin yang akan ka Maya terapkan ketika menjadi pendidik. Gak terbayang ketika semua pendidik dapat menerapkan 8 poin yang ka Maya sebutkan pada laman ini pastinya ,siswa yang kita ajarkan tidak akan merasa tertekan atas apa yang kita ajarkan, lalu tidak takut untuk memberikan pendapat dan pandangan mereka, dan sebagai guru kita benar-benar harus mendukung memberikan motivasi dan pengajaran secara bertahap agar apa yang kita jelaskan tuh dapat dimengerti oleh siswa.
      Saya juga izin meberikan pandangan saya ya ka, kalau bisa setelah siswa berhasil menyelesaikan permasalahan atau soal yang kita berikan dengan baik dan benar serta cepat kita bisa ni memberikan mereka reward agar mereka semangat untuk mengikuti pembelajaran dan semangat juga untuk belajar lebih tekun serta aktif dalam menjawab pertanyaan, ini juga sebagai motivasi kepada peserta didik untuk berani tampil kedepan .

      Hapus
  38. Nama: Maya apriyani
    Npm: 2386206013
    Kelas: V.A
    Saya izin bertanya tentunya untuk dapat mengubah cara pandang anak terhadap matematika kita harus menemukan Apa penyebab Apa penyebabnya, pertanyaan saya Bagaimana cara kita untuk menemukan akar kecemasan matematika ini? terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo ka Maya saya izin menjawab pertanyaanya ya, pada laman ini kita menemukan kata tentang menemukan akar kecemasan matematika, disini saya jawab versi anak didik ya.
      Menurut saya cara yang dapat digunakan guru untuk menemuka akar kecemasan matematika bisa dilihat dari proses pembelajaran yang berlangsung.
      seorang guru tentunya memiliki waktu untuk menilai apakah siswa ini paham dengan peembelajaran apa tidak? guru bisa menilai juga ketika memberikan tugas kepada siswa, dan melihat bagaimana cara siswa mengerjakan tugas serta bagaiamana hasilnya saat dikoreksi.
      Setelah mengamati dan meninjau guru akan memberikan kesimpulan siswa mana yang belum memahami pembelajaran, setelah mengetahui siswa ini guru bisa melakukan pendekatan secara intes dengan siswa, untuk bertanya dengannya misal dengan berkata, ibu telah memperhatikanmu saat ibu melakukan pembeljaran dan telah melihat nilai mu tadi, ibu mau bertanya bagian mana nak yang belum kamu pahami?
      nah setelah siswa menjawab bagian yang belum dipahami disini lah seorang guru dapat mengetahui akar kesemasan matematika ini pada anak didik.
      Setelah mengetahui akar kecemasan guru bisa memberikan dukungan dan motivasi kepada siswa, bisa juga guru sedikit mengubah gaya penyampaian pembelajaran dengan cara yang bisa dipahami oleh semua siswa, misalnya dengan mengaitkan pembelajaran dengan kejadian nyata, pembelajaran menggunakan media yang seru atau bahkan pengalaman mereka sehingga mereka tertarik untuk mendengarkan dan memperhatikan pembeljaran.
      ini ka semoga bermanfaat.

      Hapus
    2. Izin yah menjawab pertanyaan dari Maya dan menambah jawaban dari Alusia Menurut saya, untuk menemukan akar kecemasan matematika pada siswa, guru perlu melakukan pendekatan yang kombinasi antara observasi dan komunikasi. Kita bisa mulai dengan mendengarkan cerita atau pengalaman mereka selama belajar matematika—biasanya dari situ terlihat apa yang membuat mereka takut atau tertekan. Selain itu, kita juga bisa mengamati perilaku siswa saat pembelajaran, apakah mereka tampak gugup, menghindar, atau bingung pada materi tertentu. Guru juga bisa memberikan pertanyaan reflektif sederhana atau asesmen ringan tanpa tekanan untuk mengetahui apakah masalahnya ada pada pemahaman konsep atau pada rasa cemasnya. Dengan cara-cara ini, akar masalah bisa terlihat lebih jelas sehingga kita bisa membantu mereka dengan tepat.

      Hapus
  39. Nama: Leoni Wulandari
    Kelas: 5D
    NPM: 2386206088
    Menurut saya, materi ini menunjukkan bahwa rasa percaya diri siswa dalam matematika sangat berpengaruh pada cara mereka belajar. Banyak anak sebenarnya mampu, tetapi terlanjur merasa “tidak bisa matematika.” Dengan membantu siswa melihat kekuatan mereka dan menghubungkan matematika dengan kehidupan sehari-hari, pandangan mereka bisa berubah. Saya setuju bahwa guru perlu memberi dukungan dan ruang bagi siswa supaya mereka merasa bahwa matematika itu dekat, bukan menakutkan.

    BalasHapus
  40. nama : kornelia sumiaty
    npm : 2386206059
    kelas : 5B PGSD

    Materi ini sangat bagus karena menjelaskan pentingnya membantu siswa agar tidak takut dengan matematika. Dengan cara yang tepat, guru bisa membuat siswa lebih percaya diri dan melihat matematika sebagai hal yang menarik dan berguna dalam kehidupan sehari-hari. Saya setuju bahwa membangun pola pikir positif sejak dini bisa membuat siswa lebih berani dan semangat belajar matematika.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya setuju dengan pendapat kamu Kornelia. Semoga semangat positif dan pemahaman tentang matematika dapat terus menular dan membawa manfaat besar bagi siswa-siswi. Mari kita sebagai calon guru nanti terus tingkatkan motivasi dan kepercayaan diri mereka dalam belajar matematika!

      Hapus
  41. Menurut saya pak,Keyakinan siswa tentang matematika sangat berpengaruh terhadap cara mereka belajar dan berinteraksi dengan pelajaran tersebut. Jika siswa memiliki keyakinan positif,misalnya percaya bahwa matematika bisa dipelajari siapa saja dengan usaha dan latihan maka mereka akan lebih termotivasi, berani mencoba, dan tidak mudah menyerah saat menemui kesulitan. Sebaliknya, jika siswa merasa bahwa matematika itu sulit, hanya untuk orang “pintar”, atau tidak berguna dalam kehidupan nyata, maka mereka cenderung menghindar, cemas, dan cepat menyerah.
    Karena itu, guru perlu membantu membangun keyakinan positif dengan:
    Menunjukkan bahwa matematika dekat dengan kehidupan sehari-hari (misalnya menghitung uang, mengukur bahan, atau membaca waktu).
    Memberi pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermakna, bukan sekadar hafalan rumus.
    Mengapresiasi proses berpikir dan usaha siswa, bukan hanya hasil akhir.
    Menumbuhkan rasa percaya diri bahwa setiap anak bisa berkembang sesuai kemampuannya.

    BalasHapus
  42. Menemukan akar kecemasan matematika, ini mengingatkan saya pada pengalaman saya ketika saya SD di mana kita merupakan siswa pindahan dan pada suatu hari ketika belajar matematika karena harus beradaptasi dengan cara belajar dari guru yang berbeda dan situasi yang berbeda, dan pada saat itu saya tidak bisa mengerjakan soal yang diberikan guru dan guru meminta saya untuk mencoba lagi. Pada saat itu saya merasa rasa takut/cemas, bagaimana ini saya tidak bisa, bagaimana ini caranya. Ada kalanya saya sangat sangat senang mengikuti pembelajaran matematika ketika saya dapat mengerti apa yang diberikan oleh guru dan ada kalanya ketika saya tidak bisa, saya merasa cemas dan berkata pada diri sendiri Saya tidak bisa matematika, dan saya selalu merasa cemas disaat saya tidak bisa. Rasa cemas itu sangat menggangu dan ntah kenapa sulit untuk saya hilangkan karena Terkadang saya mencoba tetapi juga takut apa yg saya kerjakan itu salah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sudah berbagi pengalaman, Theresia. Apa yang kamu rasakan takut salah, cemas, dan akhirnya merasa tidak bisa matematika sangat wajar dan banyak dialami siswa ketika lingkungan belajarnya berubah. Pengalaman ini bukan berarti kamu tidak mampu, tetapi lebih karena suasana belajar yang belum mendukung. Justru cerita ini bisa jadi pelajaran berharga agar nanti kamu bisa menciptakan kelas yang lebih aman dan nyaman bagi murid-muridmu.

      Hapus
  43. Dan dari materi yang Bapak berikan dapat saya simpulkan bahwa guru merupakan peran penting dalam membangun fondasi siswa dalam mengubah cara pandang anak terhadap matematika. Dan saya sangat setuju dengan, "Paige Tutt (2023)" menyampaikan beberapa cara yang dapat digunakan guru untuk membantu siswa membangun identitas matematika yang positif. Ini juga memberikan gambaran untuk saya pribadi untuk terus belajar karena untuk saat ini saya sedang menjalani pendidikan dan "Amin" ketika saya menjadi seorang guru bagaimana saya juga harus terus belajar agar siswa tidak mengalami kecemasan seperti saya ataupun dapat memecahkan kecemasannya dalam matematika. Dan mengubah cara pandang anak terhadap matematika.

    BalasHapus
  44. nama: Sitti Fatimatus Zehroh
    npm: 2386206020
    prodi/kelas: PGSD 5A

    sebelumnya terima kasih atas materi yang bapak berikan, izin menanggapi pak,
    saya setuju dengan statment yang bapak berikan, dilihat-lihat memang lumayan banyak anak-anak yang cenderung tidak percaya diri dengan kemampuan matematika nya karena mereka merasa bahwa mereka "bukan orang matematika" sehingga muncullah akar kecemasan matematika ini, dan memang pemikiran seperti ini juga harus kita benahi dari masa kanak-kanak, dan menurut saya bisa jadi anak yang merasa kurang percaya diri di matematika itu merasa kurang mampu karena cara guru mengajar yang masih terlalu monoton juga suasana pembelajaran yang kurang nyaman sehingga mereka tidak fokus.

    BalasHapus
  45. nama: Sitti Fatimatus Zehroh
    npm: 2386206020
    prodi/kelas: PGSD 5A

    izin menanggapi kembali pak,
    menurut saya juga, agar anak yang sebelumnya kurang percaya diri terhadap matematika-nya bisa lebih semangat dan menumbuhkan kepercayaan diri mereka, kita sebagai calon pendidik harus bisa lebih menghidupkan suasana pembelajaran terutama di pembelajaran matematika agar anak bisa suka dan lebih percaya diri bahwa dia bisa dalam pembelajaran matematika, menurut saya bisa dengan cara mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari yaitu tentang penjualan, dimana ada seorang penjualan dan pembeli, membagi makanan (potongan pizza), juga menghitung uang jajan, juga bisa melibatkan permainan seperti bermain puzzle, kartu angka, juga ular tangga, kemudian bisa menggunakan cerita atau visual, seperti komik matematika juga gambar atau poster yang berkaitan dengan matematika.
    selain itu, hal yang harus kita perhatikan juga yaitu, kita harus selalu menciptakan suasana pembelajaran yang nyaman, damai dan aman juga kita harus bisa menghindari mengatakan bahwa matematika itu sulit atau susah

    BalasHapus
  46. “Saya sangat terinspirasi oleh artikel ini karena benar-benar menyoroti masalah yang banyak orang tua remehkan: bukan cuma kemampuan anak, tetapi cara pandang anak terhadap matematika itu penting. Ketika anak merasa ‘tidak bisa matematika’, itu sering berasal dari pesan tanpa sadar dari lingkungan, bukan semata dari kemampuan bawaan

    BalasHapus
  47. nama:virginia Jau
    kelas :VD
    npm: 2386206089
    Menurut saya artikel ini bagus banget karena membantu orang tua mengubah cara pandang anak terhadap matematika. Banyak anak yang sebenarnya bukan tidak bisa matematika, tapi sudah takut duluan. Penjelasannya ringan dan contoh simbol seperti “kurang dari” itu sederhana tapi efektif buat bikin anak lebih akrab sama konsep matematika.

    BalasHapus
  48. Nama:Virginia Jau
    kelas :VD
    NPM; 2386206089
    Artikel ini membuka mata bahwa matematika itu nggak harus menakutkan. Sering kali anak-anak melihat simbol seperti < atau > saja sudah bingung, padahal kalau dijelaskan dengan cara yang lebih santai pasti mereka bisa. Penulisnya juga menyampaikan pesannya dengan bahasa yang mudah dipahami, jadi orang tua bisa langsung praktik.

    BalasHapus
  49. NAMA:VIRGINIA JAU
    KELAS :VD
    NPM:2386206089
    Menurutku artikel ini cocok dibaca guru dan orang tua. Kadang kita lupa kalau anak itu butuh pendekatan yang lebih ramah. Dengan penjelasan pelan-pelan, pakai contoh visual seperti simbol “kurang dari”, anak bisa lebih cepat ngeh. Artikelnya bener-bener membantu buat cari cara ngajar yang lebih santai.

    BalasHapus
  50. sebelumnya terima kasih atas materi nya pak, izin menanggapi,

    saya sangat setuju dengan penjelasan bapak mengenai pentingnya mengubah cara pandang anak terhadap matematika. Memang benar bahwa banyak anak yang merasa tidak percaya diri karena mereka berpikir bahwa mereka “bukan orang matematika”. Pemikiran seperti ini sering muncul karena mereka hanya melihat kekurangan mereka, bukan kelebihan yang sebenarnya mereka miliki.

    Menurut saya, anak-anak bisa saja sebenarnya mampu dalam aspek lain seperti geometri, pola, atau pemecahan masalah, tetapi mereka terlanjur merasa gagal karena fokus pada satu bagian yang sulit bagi mereka. Selain itu, cara mengajar yang terlalu monoton serta suasana belajar yang kurang nyaman juga bisa membuat anak semakin tidak fokus dan menambah kecemasan mereka terhadap matematika.

    Oleh karena itu, penting bagi guru untuk membantu anak mengenali kekuatannya, memberikan dukungan, dan menciptakan pembelajaran yang lebih menyenangkan agar anak merasa dihargai dan lebih percaya diri dalam belajar matematika.

    BalasHapus
  51. Nama:Erfina feren heldiana
    kelas:5c
    npm:2386206065

    Izin bertanya pak, apakah memang sedalam itu pengaruh identitas matematika pada anak? Soalnya dari yang saya baca, ternyata rasa ‘nggak bisa matematika’ itu bukan muncul di SMP, tapi sudah kebentuk sejak kecil. Jadi agak kebayang kenapa banyak siswa makin besar makin takut sama matematika. Saya cuma penasaran, apakah guru benar-benar punya ruang yang cukup buat ngebangun identitas matematis yang positif seperti yang dijelasin di artikel? Soalnya praktik di lapangan kadang beda banget sama idealnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Izin menjawab ya erfina, ya menurut sudut pandang saya memanglah sangat berparuh indetitas matematika ini pada anak , guru punya ruang nya akan tetapi ruang tersebut terbatas dan tercukupi, ruang kecil pada guru memiliki dampak yang cukup besar bagi siswa yakni memberi pengalaman yang bisa menjadi kan siswa sukses dalam pembelajaran, seperti soal yang bisa ia kerjakan. Semoga jawabannya membantu yaa:)

      Hapus
    2. Izin menanggapi yah Erfina menurut saya Benar sekali yg kamu bilang, identitas matematika memang terbentuk sejak anak-anak, bahkan sebelum mereka masuk jenjang SMP. Pengalaman awal seperti mendapat label “susah matematika”, kurang mendapat apresiasi, atau mengalami kegagalan kecil yang tidak ditangani dengan baik dapat membentuk keyakinan negatif yang terbawa hingga dewasa.Terkait pertanyaanmu tentang ruang guru, memang realitas di lapangan tidak selalu ideal. Waktu yang terbatas, jumlah siswa yang banyak, dan tuntutan administrasi sering membuat guru kesulitan menerapkan semua strategi yang disebutkan dalam artikel. Namun, guru tetap memiliki peluang — meskipun kecil — untuk membangun identitas matematika positif melalui langkah sederhana seperti memberi penguatan ketika siswa berhasil, memvalidasi usaha mereka, atau mengaitkan matematika dengan hal yang mereka sukai.Jadi, meskipun kondisinya tidak sempurna, perubahan kecil yang konsisten dari guru tetap bisa memberi dampak besar bagi rasa percaya diri siswa terhadap matematika.

      Hapus
  52. Nama : Miftahul hasanah
    kelas : 5C
    Npm : 2386206040

    Setelah saya baca tentang cara mengubah pandangan anak terhadap matematika, saya jadi penasaran… sebenarnya dari semua langkah yang disebutkan, mana yang paling efektif buat diterapkan di awal? Soalnya kadang anak sudah terlanjur punya rasa takut duluan sama matematika. Jadi bingung, apakah lebih baik mulai dari identifikasi kekuatan mereka, atau dari menghubungkan matematika ke kehidupan sehari-hari?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Izin menanggapi yah Miftahul Untuk langkah awal yang paling efektif, biasanya yang paling membantu adalah menghubungkan matematika dengan kehidupan sehari-hari.
      Alasannya, anak yang sudah terlanjur takut dengan matematika akan lebih mudah diajak memahami sesuatu yang dekat dengan pengalaman mereka, seperti menghitung uang jajan, membandingkan ukuran makanan, atau membaca jam. Ketika mereka merasa “Oh, ternyata matematika itu bukan sesuatu yang menakutkan, ya?”, rasa cemasnya mulai berkurang.Setelah rasa takutnya mereda dan mereka mulai merasa nyaman, barulah langkah seperti mengidentifikasi kekuatan mereka dapat dilakukan untuk membangun kepercayaan diri dan identitas matematika yang positif.Jadi, hubungan ke konteks sehari-hari menjadi pintu masuk, sedangkan penguatan kekuatan diri menjadi langkah penting berikutnya.

      Hapus
  53. Nama : Maria Ritna Tatai
    NPM :2386206009
    Kelas :V A PGSD

    Tanggapan dari saya tentang materi ini Akar Kecemasan dini Penekanan bahwa perasaan negatif terhadap matematika bisa muncul sejak masa taman kanak-kanak (TK) adalah temuan yang krusial. Ini menunjukkan bahwa intervensi dan pendekatan yang positif harus dimulai jauh sebelum jenjang sekolah menengah, menargetkan pendidik dan orang tua di tingkat awal.
    ​Identitas diri Konsep bahwa anak-anak perlu memandang diri mereka sebagai ahli matematika adalah inti dari perubahan pola pikir. Ini mengalihkan fokus dari sekadar melakukan matematika menjadi menjadi seseorang yang mampu menggunakan matematika.
    ​dampak Jangka Panjang penegasan bahwa hubungan yang tidak harmonis dengan matematika memengaruhi jalur pendidikan dan karir di masa depan menyoroti urgensi masalah ini, bukan hanya sebagai masalah akademis, tetapi sebagai hambatan pengembangan potensi diri.
    ​strategi guru yang Komprehensif daftar delapan cara yang disampaikan oleh Piaget (2023) adalah kerangka kerja yang luar biasa praktis dan holistik. Strategi ini mencakup aspek kognitif, emosional, dan kontekstual.

    BalasHapus
  54. Nama : Maria Ritna Tati
    NPM : 2386206009
    Kelas : V A PGSD

    Tambahan sedikit lagi dari saya Pentingnya Pola Pikir pada Poin keenam, Kembangkan pola pikir positif,guru perlu secara eksplisit mengajarkan bahwa kemampuan matematika adalah sesuatu yang bisa dikembangkan melalui usaha, bukan bakat bawaan yang tetap.
    ​Peran Orang Tua dan Lingkungan Rumah Meskipun daftar strategi ditujukan untuk guru, perlu disoroti bahwa orang tua memiliki peran yang sama pentingnya, terutama dalam menanggulangi mitos yang salah tentang matematika dan menghindari pernyataan yang meremehkan matematika di rumah misalnya, Saya dulu juga tidak pandai matematika.
    ​Integrasi Emosi pada poin keempat (Pemetaan emosi terhadap matematika) dan ketujuh(Eksplorasi perasaan siswa) adalah kunci modern dalam pendidikan matematika. Mengakui dan memvalidasi kecemasan atau frustrasi siswa adalah langkah pertama untuk mengatasinya, mengubah emosi negatif menjadi pendorong untuk mencari bantuan atau strategi baru.
    ​Konkretisasi strategi untuk membuat kerangka delapan langkah ini lebih mudah diterapkan, perlu ada contoh konkret.

    Jadi materi ini memberikan catatan yang kuat untuk merevolusi pengajaran matematika, beralih dari sekadar transfer pengetahuan menjadi pembangunan identitas dan kepercayaan diri.

    BalasHapus
  55. Setelah saya membaca materi bapak saya menemukan bahwa cara pandang negatif terhadap matematika memang muncul sejak anak-anak, seperti yang dijelaskan oleh Allen dan Schnell. Untuk mengatasinya, ide "Perjalanan Matematika Siswa" dan "Petakan Emosi terhadap Matematika" adalah pendekatan yang sangat kreatif dan reflektif. Ini membantu guru memahami akar kecemasan siswa.

    BalasHapus
  56. Saya juga suka sekali bagian tentang menghubungkan matematika dengan kehidupan kita sehari-hari. Betul, kalau konsep itu tidak terasa asing, anak-anak pasti lebih semangat. Contoh bermain penjual-pembeli itu solusi praktis yang bisa diterapkan guru.
    ​Selain itu, inisiatif "Dokumentasi Keberhasilan Siswa" itu juga ide yang cemerlang Ini cara yang bagus buat memberitahu siswa kalau matematika itu luas, ada prosesnya, ada hasilnya, tidak cuma tes soal aja. Ini otomatis membuat mereka lebih yakin pada kemampuan diri sendiri.

    BalasHapus
  57. Bapak saya izin cerita sedikit pengalaman saya tentang pelajaran matematika ini yaaa pak, dari materi yang sudah saya baca, dari SD itu saya sangat sulit untuk memahami materi ini dan bahkan saya sangat kurang ahli di berbagai materi ini pak, dulu saya duduk di kelas 4 SD pernah mengalami fase ketakutan yang sangat besar ketika guru saya menyuruh saya untuk maju kedepan untuk mengerjakan soal tentang berhitung saya hampir tidak bisa menjawab karna sangat, sulit memahami nya bahkan saya hampir menangis pada saat itu pak hehehe, karena pemahaman konsep dan teorinya yang sangat berurutan dan kemampuan menghubungkan simbol antar simbol, dari semua aspek yang mencakup sayaa betul betul belum sepenuhnya bisa menguasai itu, sangat terasa sulit bagi saya untuk memahami materi ini, sehingga sampai sekarang membuat saya kehilangan kepercayaan diri pada pelajaran matematika ini. mungkin dari penjabaran yang telah saya sampaikan ini mungkin bapak bisa memberikan solusi kepada saya agar saya tidak berada pada situasi tersebut terimakasih pak🙏🏻

    BalasHapus
  58. Pada materi kali ini menggambarkan bahwasannya masa awal remaja adalah hal yang sangat penting ketika siswa mulai membentuk identitas dirinya. dengan bagaimana mereka melihat kemampuan matematika mereka sendiri. pada tahap proses ini peran guru sangat lah besar, karena cara kita mengajar sebagai guru membantu peran siswa bahwa matematika bukan soal bisa atau tidak melainkan proses belajar yang terus berkembang.

    BalasHapus
  59. Pak izin bertanya bagaimana caranya melakukan pendekatan didalam pembelajaran matematika ini ? agar siswa menyukai pelajaran matematika ini dan merasa bahwasannya matematika ini bukan lah suatu hal yang sulit untuk dipelajari.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
      Kelas : VB PGSD
      Npm : 2386206058

      Hallo Agustiani izin menjawab pertanyaan nyayh. Menurut aku, biar siswa bisa suka dan nggak takut sama matematika, cara ngajarannya harus dibuat lebih mudah dulu. Mulai dari contoh yang mereka temui tiap hari, biar mereka ngerasa matematika itu dekat sama hidup mereka. Jadi nggak langsung dikasih rumus yang bikin pusing. Terus, suasana kelas juga harus dibuat nyaman. Jangan bikin siswa merasa takut salah, karena banyak yang sebenarnya bisa, cuma minder duluan. Kalau guru kasih dukungan dan hargai usaha mereka, mereka jadi lebih percaya diri buat mencoba. Intinya, pelan-pelan aja. Yang penting siswa ngerasa mereka mampu dulu, baru nanti mereka bakal lebih nyaman belajar matematika.

      Terimakasih😊

      Hapus
    2. Hallo ka Agustiansi saya izin menanggapi pertanyaanya ya

      Sebagai seorang guru pastinya sudah memiliki cara-cara tersendiri dalam menyelesaikan permasalahan ini, nah menurut saya guru bisa menyelesaikan permasalahan tersebut dengan memulai pembelajaran yang mengenalkan konsep-konsep dasar matematika dulu dan benar-benar memperhatikan bahwasanya siswa itu paham dengan konsep-konsep dasar matematika sebelum ke pembelajaran selanjutnya, karena kalau siswa tidak memahami konsep matematika terlebih dahulu maka mereka akan kesusahan dalam menyelesaikan permasalahan matematika yang diberikan oleh guru.
      Selanjutnya guru juga bisa menciptakan lingkungan pembelajaran yang menyenangkan dan juga interaktif, guru bisa mengaitkan pembelajarannya dengan kehidupan sehari-hari siswa misalnya dengan permainan yang sering dimainkan oleh siswa untuk menarik siswa agar tertarik dengan pembelajaran
      Guru juga bisa menerapkan pembelajaran dengan metode pembelajaran yang asik dan tidak monoton atau menggabungkan game-game yang mendukung pemahaman matematika kepada siswa dikelas
      Selain itu juga guru bisa memberikan motivasi dan dukungan serta menerapkan pemahaman kepada siswa bahwasanya matematika itu tidak sulit untuk dipelajari kalau kita benar-benar belajar dan memperhatikan penjelasan pembelajaran dari guru dengan baik
      Dan yang terakhir guru bisa memberikan apresiasi atau reward kepada siswa yang bisa menyelesaikan soal dengan baik, hal ini bertujuan untuk memberikan motivasi kepada siswa yang lain untuk belajar lebih giat lagi.

      Segitu dari saya kah semoga bermanfaat..

      Hapus
    3. Nama: Rosa Lia Ana Rezki
      Npm: 2386206015
      Kelas: VB

      Izin menanggapi pertanyaan agustiani, pendekatan untuk membuat siswa menyukai matematika berfokus pada perubahan persepsi dan metode pembelajaran yang interaktif, kaitan konsep matematika dan kehidupan nyata (matematika yang relavan) dan gunakan bahasa yang positif untuk menekankan pada usaha siswa, bukan hanya hasi akir.

      Hapus
  60. Pada kalimat diatas yang berbunyi"saya tidak pandai matematika "sangat sering terjadi pada siswa. Bukan siswa tidak bisa melainkan mereka hanya mengalami kesulitan/kendala pada bagian tertentu, contohnya menghitung keliling dan memahami pecahan. Jadi pelajaran matematika itu sebenarnya sangat lah luas tida bisa dikatakan dengan bisa atau tidak bisa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya setuju dengan pendapat kamu agustiani terkadang kita tidak bisa menyamakan anak SD ada anak yang lambat pemikiran nya ada anak yang cepat tanggap saat belajar jadi kita sebagai calon guru nanti hanya bisa mengajarkan mereka bahwa matematika itu tidak terlalu sulit dan bagaimana cara kita supaya mereka sedikit tentang apa yang kita ajarkan ke mereka nanti.

      Hapus
  61. Nama : Naida Dwi Nur Herlianawati
    Kelas : 5 B
    Npm : 2386206042

    izin bertanya pak, dari delapan strategi yang disarankan oleh Paige Tutt untuk membangun identitas matematika yang positif pada siswa (seperti mengidentifikasi kekuatan, membuat mathografi, atau mendokumentasikan keberhasilan), cara manakah yang paling menantang untuk diterapkan secara konsisten di lingkungan kelas dan apa alasan utama di balik tantangan tersebut?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Nanda Vika Sari
      Npm: 2386206053
      Kelas: 5B PGSD

      Izin menjawab pertanyaan dari Nayda Dwi Nur Herlianawati, menurut sepengetahuan saya yang peling menantang untuk diterapkan secara konsisten itu adalah mendokumentasikan setiap keberhasilan setiap siswa. Menurut saya alasannya karena perbedaan kebutuhan dan juga kecepatan pada setiap siswa. Ini membuat perhatian individual yang tidak selalu dilakukan disetiap pertemuan pembelajran.

      Hapus
    2. Izin menanggapi Naida Dari delapan strategi yang disarankan Paige Tutt, salah satu yang paling menantang untuk diterapkan secara konsisten di kelas adalah mendokumentasikan keberhasilan siswa.Tantangan utamanya adalah karena strategi ini membutuhkan waktu, observasi yang teliti, serta konsistensi guru untuk mencatat kemajuan kecil setiap siswa. Dalam praktiknya, guru sering menghadapi keterbatasan waktu, jumlah siswa yang banyak, dan fokus pada penyelesaian materi, sehingga dokumentasi keberhasilan sering terabaikan. Padahal, strategi ini sangat penting karena dapat membantu siswa menyadari kemampuan mereka, merasa dihargai, dan membangun identitas positif terhadap matematika.Meskipun menantang, dokumentasi keberhasilan ini sangat berdampak pada perkembangan kepercayaan diri siswa, sehingga tetap layak untuk diupayakan secara bertahap dan berkelanjutan.

      Hapus
    3. Nama: Rosa Lia Ana Rezki
      Npm: 2386206015
      Kelas: VB

      Izin menanggapi pertanyaan naida dwi nur,kalau menurut saya dari delapan strategi yang disarankan, strategi yang paling menantang secara konsisten dala membangun identitas matematika positif pada siswa adalah membuat dan mengintergrasikan masa lalu mereka dengan matematika. Bukan untuk menilai kmampuan, melainkan untuk membantu siswa mengidenfiksi dan mengubah narasi internal yang negatif misal ( saya buruk dalam matematika) menjadi narasi yang berfokus pada pertumbuhan dan pembelajaran.

      Hapus
  62. NAMA : Jossen
    Kelas : 5D PGSD
    NPM : 2386206078

    Jadi menurut saya, cara untuk menantang keyakinan sempit siswa (poin 5) sangat kuat. Jika kita bisa mengubah pandangan siswa dari matematika sebagai kumpulan aturan yang harus dihafal menjadi sesuatu yang 'kreatif' dan 'bermotivasi', seperti yang disarankan Leatham dan Hill, ini akan membalikkan pola pikir negatif yang dibahas di awal teks. Khususnya, poin 'Perjalanan Matematika Siswa' (poin 3) dengan membuat 'mathografi' adalah alat refleksi diri yang luar biasa untuk mendukung perubahan identitas ini."

    BalasHapus
  63. Nama: Patricia Nini Making
    Kelas: 5C
    NPM: 2386206046
    sangat Pentingnya koneksi emosional tentang Perubahan cara pandang seringkali bergantung pada bagaimana guru atau orang tua menghubungkan matematika dengan hal-hal yang disukai anak atau dengan penerapan di kehidupan sehari-hari, menunjukkan bahwa matematika itu berguna, bukan sekadar hitungan di bukusaja.

    BalasHapus
  64. Nama: Pateicia Nini Making
    NPM: 2476206046
    Kelas 5C

    iya pak saya setuju dengan materinya harapannya adalah materi ini tidak hanya berfokus pada teknik mengajar, tetapi juga pada pembinaan pola pikir (growth mindset), di mana kesalahan dianggap sebagai bagian dari proses belajar.

    BalasHapus
  65. Nama:Hendra aditya saputra
    Kelas:5C
    Npm:2386206064

    Betul pak, menurut saya artikel ini sangat benar, bagaimana cara kita untuk mengubah pandangan anak-anak terhadap matematika, seperti yg kita tau, kebanyakan anak sekarang di terlalu berminat dengan mata pelajaran matematika, mungkin ada beberapa hal yang membuat mereka tidak memintanya, mungkin dari cara gurunya menjelaskan materinya, atau masih belum bisa soal hitung_hitungan pak, sehingga membuat anak tersebut kurang nyaman saat belajar.

    Sekian pak, terimakasih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama:Hendra aditya saputra
      Kelas:5C
      Npm:2386206064

      Izin bertanya pak, bagaimana cara kita untuk menjelaskan kepada peserta didik kita, bahwa matematika itu menyenangkan, dan juga sangat penting bagi kita, sehingga membuat mereka mau untuk mempelajari mata pelajaran matematika?

      Sekian pakk....

      Hapus
    2. Izin menjawab pertanyaan dari Hendra Untuk menjelaskan kepada peserta didik bahwa matematika menyenangkan dan penting, guru dapat mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari, menggunakan permainan dan teknologi, serta menceritakan sejarah di balik rumus matematika. Penting juga untuk menanamkan pola pikir positif tentang matematika dan memberikan dukungan saat mereka belajar.

      Hapus
  66. Izin menanggapi pak tentang materi ini mengangkat hal yang sangat penting: cara anak memandang matematika. Banyak anak sebenarnya bukan tidak bisa, tetapi takut duluan karena sudah merasa “matematika itu sulit”. Padahal, kalau sejak awal mereka dikenalkan dengan simbol dan konsep sederhana secara santai, dekat dengan kehidupan sehari-hari, rasa cemas itu bisa berkurang.Gambar simbol “kurang dari” juga cocok sebagai ilustrasi, karena menunjukkan bahwa matematika sebenarnya penuh dengan hal-hal kecil yang mudah dipahami — asal dibiasakan pelan-pelan dan menyenangkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Intinya dari materi bapak tadi mengingatkan bahwa kepercayaan diri anak dalam belajar matematika tidak muncul tiba-tiba, tapi dibentuk dari pengalaman positif sejak dini. Jika anak merasa dihargai, didukung, dan tidak dimarahi saat salah, mereka akan lebih berani menghadapi materi yang lebih sulit.

      Hapus
  67. Izin menanggap Materi ini pak adalah panduan yang berharga dan transformatif bagi para pendidik yang ingin membantu siswa melihat matematika bukan sebagai momok, melainkan sebagai alat yang kuat dan bidang di mana mereka dapat dan memang memiliki keunggulan. Implementasi dari delapan langkah ini berpotensi besar untuk mengurangi kecemasan matematika dan membangun generasi pelajar yang percaya diri dalam kemampuan matematika mereka.

    BalasHapus
  68. Nama: Leoni Wulandari
    Kelas: 5D
    NPM: 2386206088
    Menurut saya, penting membantu siswa melihat bahwa setiap orang sebenarnya bisa belajar matematika. Banyak yang takut karena merasa tidak mampu, padahal mereka punya kelebihan masing-masing. Jika guru menghubungkan matematika dengan hal-hal nyata dan memberi dukungan, siswa bisa lebih percaya diri dan mulai melihat matematika sebagai sesuatu yang menyenangkan.

    BalasHapus
  69. Nama: Leoni Wulandari
    Kelas: 5D
    NPM: 2386206088
    Menurut saya, materi ini penting karena membantu kita melihat bahwa banyak siswa sebenarnya mampu matematika, hanya saja kurang percaya diri. Dengan mengaitkan matematika ke kehidupan sehari-hari dan menunjukkan kekuatan tiap siswa, pandangan mereka terhadap matematika bisa berubah jadi lebih positif.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya setuju dengan kamu Leoni banyak siswa sebenarnya mampu, hanya butuh dorongan kepercayaan diri. Pendekatan yang dekat dengan kehidupan sehari-hari memang membantu mereka merasa matematika itu relevan dan tidak menakutkan. Dengan memberi ruang untuk melihat kekuatan tiap anak, kita bisa mengubah cara pandang mereka menjadi lebih positif terhadap matematika.

      Hapus
    2. Terima kasih, Sari. Saya setuju dengan pendapatmu. Memang benar bahwa pendekatan yang dekat dengan kehidupan sehari-hari membuat matematika terasa lebih mudah dipahami. Dengan memberi ruang bagi siswa untuk mengenali kemampuan mereka sendiri, kita bisa membantu mereka lebih percaya diri dan memandang matematika sebagai sesuatu yang bermanfaat, bukan menakutkan.

      Hapus
  70. Saya punya pengalaman Waktu SD, aku pernah maju ke depan kelas untuk mengerjakan soal pembagian. Dari jauh aku merasa sudah benar dan percaya diri. Tapi setelah selesai menulis jawabannya di papan, teman-teman langsung tertawa kecil. Ternyata aku salah tulis tanda “bagi” jadi “kali”, dan hasilnya jadi aneh sekali. Guru pun tersenyum sambil bilang, “Coba dicek lagi, mungkin buru-buru.”Saat itu rasanya malu banget karena merasa semua orang memperhatikan kesalahanku. Tapi dari kejadian itu aku belajar kalau salah itu wajar, bahkan penting. Justru dari momen itulah aku jadi lebih teliti dan nggak takut lagi mencoba mengerjakan soal di depan kelas.

    BalasHapus
  71. Paige Tutt (2023) menyampaikan beberapa cara yang dapat digunakan guru untuk membantu siswa membangun identitas matematika yang positif.

    1. Identifikasi Kekuatan Matematika
    2. Hubungkan Matematika dengan Kehidupan Sehari-hari
    3. Perjalanan Matematika Siswa
    4. Petakan Emosi terhadap Matematika
    5. Tantang Keyakinan Siswa tentang Matematika
    6. Kembangkan Pola Pikir Positif
    7. Eksplorasi Perasaan Siswa terhadap Matematika
    8. Dokumentasikan Keberhasilan Siswa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lanjut 8 Poin poin di atas sangat bermanfaat untuk kami pak bagi calon guru ini sangat membantu kami dalam melaksanakan pembelajaran nya nanti pak terimakasih pak sudah memberikan materi yang bermanfaat bagi kami

      Hapus
    2. Kalau harus memilih satu cara yang paling bagus untuk dilakukan guru di kelas, maka cara yang paling kuat dan berdampak langsung adalah:

      1. Identifikasi Kekuatan Matematika

      Alasannya:
      Ketika guru mengenali kekuatan setiap siswa, rasa percaya diri mereka langsung meningkat.Siswa merasa “ternyata aku bisa juga”, sehingga identitas positif mereka mulai terbentuk dari dalam.Ini menjadi fondasi untuk poin-poin lainnya—karena siswa yang percaya diri akan lebih berani mencoba, bertanya, dan berpikir.Bagi siswa yang awalnya takut matematika, mengetahui bahwa mereka punya kemampuan membuat mereka lebih terbuka pada pembelajaran.

      Hapus
    3. Intinya:
      Kalau siswa sudah merasa punya kekuatan dalam matematika, barulah pendekatan lain seperti menghubungkan dengan kehidupan, mengelola emosi, atau membangun pola pikir positif bisa berjalan dengan lebih mudah.

      Hapus
  72. Nama: Leoni Wulandari
    Kelas: 5D
    NPM: 2386206088
    Menurut saya, cara pandang siswa terhadap matematika sangat dipengaruhi oleh rasa percaya diri mereka. Jika guru bisa membantu siswa menemukan kelebihan mereka dan menunjukkan bahwa matematika dekat dengan kehidupan sehari-hari, siswa jadi lebih berani dan tidak cepat menyerah. Pendekatan seperti ini menurut saya penting agar siswa bisa merasa bahwa mereka juga mampu dalam matematika.

    BalasHapus
  73. Nama: Leoni Wulandari
    Kelas: 5D
    NPM: 2386206088
    Menurut saya, materi ini penting karena banyak siswa merasa takut duluan dengan matematika. Dengan membantu mereka menemukan kekuatan masing-masing dan membuat matematika terasa dekat dengan kehidupan sehari-hari, siswa bisa lebih percaya diri dan tidak cepat menyerah saat belajar.

    BalasHapus
  74. Nama: Leoni Wulandari
    Kelas: 5D
    NPM: 2386206088
    Menurut saya, materi ini mengingatkan bahwa banyak siswa sebenarnya mampu, tetapi terlanjur merasa tidak percaya diri dalam matematika. Dengan membantu mereka mengenali kekuatan masing-masing dan mengaitkan matematika dengan kehidupan sehari-hari, pandangan mereka bisa berubah. Pendekatan seperti ini penting supaya siswa merasa matematika itu dekat dan bisa dipelajari siapa saja.

    BalasHapus
  75. Nama: Leoni Wulandari
    Kelas: 5D
    NPM: 2386206088
    Menurut saya, penting membantu siswa melihat bahwa matematika itu tidak sesulit yang mereka bayangkan. Jika siswa merasa punya kelebihan di bidang tertentu dan melihat matematika dekat dengan kehidupan sehari-hari, mereka bisa lebih percaya diri dan tidak cepat menyerah.

    BalasHapus
  76. Nama: Leoni Wulandari
    Kelas: 5D
    NPM: 2386206088
    Menurut saya, cara pandang siswa terhadap matematika bisa berubah jika mereka dibantu menemukan kelebihan mereka sendiri. Dengan pendekatan yang membuat matematika terasa dekat dan menyenangkan, siswa bisa lebih percaya diri dalam belajar.

    BalasHapus
  77. Nama: Leoni Wulandari
    Kelas: 5D
    NPM: 2386206088
    Menurut saya, membantu siswa mengenali kekuatan mereka dalam matematika sangat penting. Jika mereka merasa mampu dan melihat matematika itu berguna, rasa takut bisa berubah menjadi percaya diri.

    BalasHapus
  78. Nama: Leoni Wulandari
    Kelas: 5D
    NPM: 2386206088
    Menurut saya, materi ini mengingatkan bahwa banyak siswa sebenarnya mampu, hanya saja mereka sudah terlanjur merasa tidak pandai matematika. Dengan menunjukkan kekuatan masing-masing siswa dan menghubungkan matematika ke hal-hal sederhana dalam kehidupan sehari-hari, pandangan mereka bisa berubah. Saya setuju bahwa dukungan guru sangat penting untuk membangun rasa percaya diri ini.

    BalasHapus
  79. nama : bangkit dwi prasetyo
    kelas : 5b
    npm : 2386206044

    Mantap sih pak materinya. Kadang anak merasa nggak bisa matematika’ padahal belum menemukan cara belajar yang cocok. Kalau guru bisa bantu mereka lihat sisi serunya, pasti pelajaran ini terasa lebih mudah dan nggak menegangkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
      Npm : 2386206058
      Kelas : VB PGSD

      Izin menambahkan tanggapan pak. Menurut saya pak, apa yang Bangkit bilang itu saya setuju. Karena banyak anak sebenarnya bukan nggak bisa matematika, cuma belum nemu cara belajar yang cocok. Kadang mereka sudah takut duluan sama hitung-hitungan, jadi makin susah buat nangkep materinya. Makanya aku setuju sama pendapat Bangkit kalau gurunya bisa bantu nunjukin sisi seru atau manfaat matematikanya dalam kehidupan nyata, pelajaran ini bisa jadi lebih mudah dipahami dan nggak bikin tegang. Intinya, yang penting bukan cuma ngajar rumus, tapi juga bikin siswanya nyaman dan percaya diri.🙏🏻

      Hapus
    2. Nama: Rosa Lia Ana Rezki
      Npm: 2386206015
      Kelas: VB pgsd

      izin menambahkan pertanyaan bangkit dan isdiana, benar sekali pernyataan kalian bedua bahwa masalah bukan pada ketidakmampuan anak melainkan
      pada belum di temukannya cara yang cocok jika guru bisa membantu mereka
      melihat sisi serunya matematika pasti akan terasa lebih mudah dan tidak menegangkan.

      Hapus
  80. Nama : Maria Ritna Tati
    NPM : 2386206009
    Kelas : V A PGSD

    Izin menanggapi,menurut saya, poin di awal materi ini sangat penting dan menjadi akar permasalahan, yaitu bahwa persepsi negatif terhadap matematika itu seringkali muncul sejak anak-anak masih kecil.ini menunjukkan betapa krusialnya peran orang tua dan guru di awal pendidikan untuk membentuk pandangan yang positif.kalau dari kecil sudah merasa tidak bisa matematika atau matematika itu sulit, itu bisa terbawa sampai dewasa dan menghambat potensi mereka untuk berkembang di bidang ini, padahal mungkin mereka punya bakat tersembunyi.materi ini adalah bahwa cara pandang negatif terhadap matematika itu bukanlah takdir, melainkan hasil dari pengalaman dan persepsi yang bisa dibentuk ulang.dengan strategi yang tepat dan dukungan yang konsisten, setiap anak bisa mengembangkan identitas matematika yang positif dan merasa mampu dalam pelajaran ini.perubahan cara pandang ini sangat penting untuk masa depan mereka, baik di sekolah maupun dalam kehidupan.

    BalasHapus
  81. Nama : Maria Ritna Tati
    NPM : 2386206009
    Kelas : V A PGSD

    saya sangat setuju bahwa guru memiliki peran yang sangat besar dan strategis dalam mengubah cara pandang siswa terhadap matematika. materi ini menjelaskan bahwa dengan pendekatan yang tepat, guru bisa menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan mendorong siswa untuk memiliki identitas matematika yang positif. Ini berarti guru bukan hanya mengajar rumus dan angka, tapi juga menjadi motivator, pembangun kepercayaan diri, dan fasilitator yang membantu siswa menemukan matematikawan dalam diri mereka.nahh materi ini mengajarkan bahwa mengajar matematika tidak hanya tentang angka, rumus, dan latihan soal.lebih dari itu, ini juga tentang memahami emosi, membangun identitas, dan menghargai pengalaman unik setiap siswa.pendekatan yang holistik, yang memperhatikan perasaan dan kepercayaan diri siswa, jauh lebih efektif daripada sekadar menjejalkan materi tanpa mempertimbangkan aspek psikologis mereka.

    BalasHapus
  82. Nama : Maria Ritna Tati
    NPM : 2386206009
    Kelas : V A PGSD

    nahh terus mathography yang disebutkan dalam materi ini menurut saya sangat menarik dan inovatif.dengan meminta siswa menuliskan perjalanan mereka dengan matematika, mereka bisa merefleksikan pengalaman, tantangan, dan tujuan mereka.ini membantu siswa melihat matematika sebagai bagian dari cerita hidup mereka, bukan sekadar pelajaran yang menakutkan atau terpisah dari realitas.pendekatan ini bisa membuat siswa merasa lebih terhubung secara emosional dengan mata pelajaran tersebut.pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang suportif, positif, dan inklusif sangat ditekankan di sini.lingkungan yang mendorong siswa untuk berekspresi, berefleksi, dan merasa aman untuk membuat kesalahan adalah kunci untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan minat mereka terhadap matematika.guru dan sekolah memiliki peran besar dalam menciptakan suasana di mana siswa tidak takut untuk mencoba dan belajar.

    BalasHapus
  83. Nama : Maria Ritna Tati
    NPM : 2386206009
    Kelas : V A PGSD

    Ada pun poin tentang menghubungkan matematika dengan kehidupan sehari-hari itu sangat relevan dan praktis.seringkali siswa merasa matematika itu abstrak dan tidak ada gunanya di luar kelas.tapi, kalau guru bisa menunjukkan aplikasi matematika dalam kehidupan nyata, seperti dalam jual beli, pembangunan, atau bahkan game, siswa akan lebih termotivasi dan melihat matematika sebagai alat yang berguna untuk memecahkan masalah sehari-hari.ini membuat pembelajaran jadi lebih bermakna dan tidak membosankan.secara keseluruhan,materi ini bertujuan untuk memberdayakan siswa agar mereka merasa mampu dan memiliki kontrol atas pembelajaran matematika mereka. dengan mengakui kekuatan mereka, mendokumentasikan keberhasilan, dan menantang keyakinan negatif, siswa bisa menjadi pembelajar yang aktif, percaya diri, dan termotivasi untuk terus belajar dan berkembang dalam matematika.

    BalasHapus
  84. Nama : Maria Ritna Tati
    NPM : 2386206009
    Kelas ; V A PGSD

    Tambahan sedikit lagi nah saya suka sekali dengan penekanan untuk mengidentifikasi kekuatan matematika siswa dan bukan hanya kelemahan mereka. daripada terus-menerus menyoroti kekurangan atau kesalahan, lebih baik fokus pada apa yang sudah bisa mereka lakukan dan potensi yang mereka miliki.ini membangun kepercayaan diri dan membuat siswa merasa bahwa mereka juga pakar dalam bidang matematika mereka sendiri, sekecil apapun itu.pendekatan positif ini sangat penting untuk menumbuhkan minat dan rasa ingin tahu.pada akhirnya, mengubah cara pandang siswa terhadap matematika ini bukan hanya untuk meningkatkan nilai di sekolah, tapi juga untuk menyiapkan mereka menghadapi berbagai tantangan hidup.kemampuan berpikir matematis yang kuat akan membekali mereka dengan keterampilan pemecahan masalah, berpikir logis, dan analisis yang sangat berguna di masa depan, tidak peduli apa pun profesi yang mereka pilih.

    BalasHapus
  85. Nama: Yormatiana Datu Limbong
    Kelas : 5C
    Npm : 2386206082

    izin menanggapi pak,menurut saya ini sangat penting karena membuka pikiran, sering kali anak tidak suka matematika bukan karena dia bodoh, tapi karena kita memperkenalkan matematika ke mereka belum tepat . Kalau guru atau orang dewasa bisa membantu anak melihat matematika sebagai sesuatu yang menyenangkan dan berguna dalam kehidupannya, rasa takut dan benci terhadap matematika dapat berubah jadi penasaran dan semangat belajar.

    BalasHapus
  86. Nama: Yormatiana Datu Limbong
    Kelas : 5C
    Npm : 2386206082

    menurut saya materi tentang mengubah cara pandang anak terhadap matematika ini sangat menarik, karena memang banyak anak yang merasa matematika itu sulit dan menakutkan. Saya setuju kalau matematika harus dikenalkan secara menyenangkan, pelan-pelan, dan dihubungkan dengan hal yang dekat dengan kehidupan mereka. Kalau siswa merasa nyaman dan paham manfaatnya, mungkin mereka jadi lebih percaya diri untuk belajar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama:Rosa Lia Ana Rezki
      Npm:2386206015
      Kelas: VB pgsd

      izin menanggapi yormatiana datu limbong ya, benar sekali pengenalan yang menyenangkan pelan pelan dan relevan adalah kunci untuk membangun kepercayaan diri. pertanyaan yormatiana mengenai scaffolding (perancah) sangat tepat, karena pelan pelan bukan berarti lambat tetapi terstruktur.

      Hapus
  87. Materi ini sangat menekankan bahwa identitas matematika terbentuk sejak dini. Saya setuju bahwa banyak siswa merasa tidak berbakat matematika bukan karena mereka tidak mampu, tetapi karena pengalaman negatif yang terus berulang. Dengan membantu siswa mengenali kekuatan matematikanya, guru dapat menumbuhkan kepercayaan diri dan menghadirkan suasana belajar yang lebih suportif.
    Menghubungkan matematika dengan aktivitas sehari-hari merupakan cara efektif untuk menghilangkan anggapan bahwa matematika hanya berisi rumus. Pendekatan kontekstual seperti bermain peran sebagai penjual–pembeli membuat siswa merasakan bahwa matematika itu hidup, dekat, dan bermanfaat. Ini membantu mereka memandang matematika sebagai alat pemecahan masalah, bukan sekadar hafalan.

    BalasHapus
  88. Materi ini dengan jelas menyoroti bahaya keyakinan seperti “matematika itu baku dan penuh aturan.” Pandangan ini harus diluruskan karena matematika sebenarnya juga memerlukan kreativitas dan cara berpikir fleksibel. Guru dapat menanamkan pola pikir positif dengan menekankan bahwa kesalahan adalah bagian dari proses belajar. Ini penting agar siswa tidak takut mencoba dan tetap termotivasi.

    BalasHapus
  89. nama:syahrul
    npm:2386206092
    kelas:5D

    Intinya tuh kita harus bantu anak-anak lihat kalau mereka tuh bisa di pelajaran matematika. Mulai dengan mengenali apa kekuatan matematika mereka. Kayak kalau seorang teman kita jago membuat grafik persamaan linear, Itu adalah kekuatannya. Daftar kekuatan ini bisa dipajang di kelas biar mereka merasa jadi pakar yang bisa jadi rujukan. Jangan biarkan mereka terjebak pada pikiran, saya tidak pintar matematika, karena seringkali itu hanya berarti, saya susah menghitung keliling luas daerah tertentu.Setelah itu, bikin arsip keberhasilan yang mencatat semua tugas yang sudah diselesaikan, tantangan yang diatasi, dan pencapaian lainnya. Ini bisa berupa tulisan atau gambar pribadi mereka.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama:syahrul
      Npm:2386206092
      kelas:5D

      Banyak siswa yang melihat matematika hanya sebagai tumpukan aturan yang membosankan dan tidak bisa diganggu gugat. Nah karena ini maknya kita perlu mengubah pandangan mereka. Ajak mereka berdiskusi apa artinya menjadi pintar matematika,dan dorong mereka untuk pakai deskripsi yang lebih luas seperti kreatif atau motivasi.Selain itu, ajarkan mereka tentang pola pikir yang fleksibel. Guru juga bisa mencontohkan optimisme dengan bilang, ini tantangan yang sulit, tapi lihat apa yang bisa kita capai. Daripada melihat matematika sebagai momok, bantu mereka melihatnya sebagai alat kuat untuk memahami dunia

      Hapus
  90. Izin menanggapi pak, menurut saya pernyataan pada artikel ini sangat tepat bahwa kecemasan anak terhadap matematika sering muncul karena mereka merasa matematika hanya tentang hitung-hitungan yang sulit. Padahal, seperti yang disampaikan, matematika memiliki banyak aspek yang bisa menjadi kekuatan tiap anak, misalnya dalam memahami pola, membuat grafik, atau memecahkan masalah secara kreatif.

    Dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengenali bagian matematika yang mereka kuasai, kita bukan hanya meningkatkan rasa percaya diri mereka, tetapi juga membentuk pandangan baru bahwa matematika itu menyenangkan dan begitu luas untuk dieksplorasi.

    BalasHapus
  91. Saya izin menanggapi artikel Bapak, khususnya pada poin "Hubungkan Matematika dengan Kehidupan Sehari-hari".
    Poin ini on point banget, Pak!
    Seringkali, kami sebagai mahasiswa atau calon guru setuju bahwa Matematika terasa kurang relevan bagi siswa karena hanya dilihat sebagai deretan rumus dan langkah yang wajib dihafal. Padahal, saat Matematika diubah menjadi aktivitas nyata (seperti bermain peran sebagai penjual dan pembeli), pelajaran ini jadi terasa lebih menyenangkan, relevan, dan langsung terasa manfaatnya.
    Ini kuncipoint-nya:
    Mengubah Mindset: Pendekatan ini benar-benar mengubah pandangan siswa dari 'Matematika itu hafalan' menjadi 'Matematika itu skill hidup'.
    Aplikasi Nyata: Ketika kami melihat contoh praktis (perhitungan harga, keuntungan, dsb.), kami jadi lebih termotivasi untuk menguasainya.
    Ide Bapak untuk membuat Matematika menjadi 'permainan peran' itu sangat inovatif, terutama bagi siswa SD/PGSD. Kami berharap, di kelas nanti kami bisa menerapkan cara ini agar murid-murid tidak lagi takut pada angka, tapi justru menganggapnya sebagai tool yang keren
    Terima kasih, Pak, atas insight yang sangat aplikatif ini.

    BalasHapus
  92. Dengan artikel ini sangat benar. Karena anak merasa takut dengan matematika karena mereka hanya melihatnya sebagai hitungan yang sulit. Padahal, matematika memiliki banyak bagian yang bisa menjadi kelebihan setiap anak, seperti mengenali pola, berpikir logis, atau menyelesaikan masalah.

    Jika guru membantu siswa menemukan bagian yang mereka kuasai, siswa akan lebih percaya diri dan menyadari bahwa matematika itu sebenarnya menyenangkan. Dengan dukungan dan cara belajar yang menarik, anak akan lebih berani mencoba dan tidak mudah takut lagi pada pelajaran matematika.

    BalasHapus
  93. Menurut saya, artikel ini memberikan pandangan yang bagus tentang bagaimana membuat pembelajaran matematika lebih ramah bagi siswa. Banyak siswa merasa takut duluan ketika mendengar kata “matematika”, padahal kalau diajarkan dengan cara yang mudah dipahami, mereka bisa menikmatinya.

    Saya setuju bahwa guru perlu memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba, bertanya, dan menyampaikan pendapatnya. Ketika siswa merasa dilibatkan, mereka akan lebih percaya diri dan tidak lagi menganggap matematika sebagai pelajaran yang menakutkan.

    Dengan strategi yang tepat, matematika justru bisa menjadi pelajaran yang membuat siswa penasaran dan ingin terus belajar

    BalasHapus
  94. Selain itu, artikel ini juga mengingatkan kita bahwa setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam matematika. Ada yang lebih kuat dalam berhitung, ada yang mahir memahami pola, ada juga yang hebat dalam memecahkan masalah. Jika guru mampu mengenali kelebihan masing-masing siswa, pembelajaran akan terasa lebih mudah dan menyenangkan bagi mereka.

    Dengan begitu, matematika tidak lagi hanya soal angka dan rumus, tetapi menjadi sarana bagi siswa untuk mengembangkan cara berpikir logis dan kreatif. Saya berharap, sebagai calon guru, kita bisa menerapkan pendekatan seperti ini saat mengajar nanti agar siswa semakin semangat dalam belajar matematika.

    BalasHapus
  95. 2386206060
    5B (PGSD)

    Oiyahhh jadi Dari semua strategi Paige Tutt ini, yang paling menarik setelah ku baca itu tentang cara 'Identifikasi Kekuatan Matematika' dan 'Perjalanan Matematika Siswa'. jadi setelah ku baca soal di atas,Gimana ni kalau kita punya siswa yang sudah terlanjur bilang 'Saya bench matematika!',nahh itu gimana ya cara paling smooth (halus/santai) untuk membujuk dan membantu mereka lagi agar mau jujur dan mau menuliskan 'kekuatan' mereka, padahal di pikiran mereka nggak ada kekuatan sama sekali?

    BalasHapus
  96. 2386206060
    5B (PGSD)


    Jadi untuk Secara keseluruhan, ini ada 8 strategi yang sangat luar biasa karena dapat mendorong Pola Pikir Bertumbuh (Growth Mindset) yang kuat di kelas. Mungkin, untuk memperkuat strategi 'Kembangkan Pola Pikir Positif', dan guru bisa secara rutin menggunakan frasa spesifik yang berfokus pada proses, bukan hasil. Contohnya, mengganti ucapan 'Kamu pintar' menjadi 'Usahamu sangat hebat, kamu hampir berhasil!' atau 'Strategi yang kamu gunakan itu cerdas! Ini akan sangat membantu siswa membangun Identitas Matematika Positif mereka yang tahan banting.

    BalasHapus
  97. 2386206060
    5B (PGSD)
    nah teman teman sedangkan untuk ide Ide 'Hubungkan Matematika dengan Kehidupan Sehari-hari' dan 'Petakan Emosi terhadap Matematika' itu menarik juga ya. Tapi untuk di antara 8 cara ini, menurut teman teman ni yaa kalian strategi mana yang efeknya paling 'nempel' dan benar-benar mengubah pola pikir siswa dari yang tadinya benci jadi 'Saya ini ahli matematika' yang mendalam bgt gitu..

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak