Memberi anak “izin” untuk tidak menyukai membaca mungkin terlihat seperti pilihan mudah, tetapi langkah ini sebenarnya dapat merugikan mereka dalam jangka panjang. Membaca dan menulis adalah keterampilan yang mendasari sebagian besar pekerjaan, bahkan yang tampak praktis sekalipun. Banyak pekerjaan memerlukan kemampuan memahami formulir, mengikuti instruksi, dan memenuhi sertifikasi.
Setelah anak diajarkan membaca, mereka perlu latihan untuk meningkatkan kemampuan tersebut. Menikmati membaca, atau setidaknya tidak membencinya, memainkan peran penting dalam proses ini karena mendorong mereka untuk terus berlatih. Namun, apa yang membuat seorang anak tidak menyukai membaca? Genevieve McArthur Profesor di Pusat Kemajuan Literasi Australia memberikan kita sebab beberapa kemungkinan alasannya:
Ketidakmampuan Membaca Secara Optimal
Anak-anak mungkin merasa kemampuan membaca mereka tidak sebaik teman-temannya. Hal ini bisa membuat mereka beranggapan bahwa mereka “tidak berbakat” membaca, baik berdasarkan pengamatan sendiri maupun umpan balik dari lingkungan. Rasa tidak percaya diri ini dapat menimbulkan kecemasan, terutama saat harus membaca di depan orang lain, sehingga mereka cenderung menghindarinya untuk menghindari perasaan buruk.
Minat Lain yang Lebih Mendominasi
Anak-anak yang tidak bermasalah dengan membaca mungkin tetap tidak menyukainya karena memiliki minat lain, seperti komputer, olahraga, atau musik. Mereka juga mungkin merasa membaca tidak relevan dengan kehidupan mereka, sehingga bertanya-tanya, “Apa manfaatnya bagi saya?”
Genevieve McArthur memberikan saran agar anak dapat menikmati untuk membaca:
Menemukan Akar Permasalahan
Langkah pertama adalah mendengarkan apa yang anak Anda katakan atau pernah katakan tentang membaca. Beberapa pertanyaan reflektif dapat membantu Anda memahami masalahnya:
- Apakah mereka kesulitan membaca di sekolah?
- Apakah mereka merasa tidak percaya diri saat membaca?
- Apakah membaca membuat mereka cemas atau merasa tidak nyaman?
- Apakah mereka aktif menghindari membaca?
- Apakah sulit menemukan bacaan yang menarik bagi mereka?
Jika tidak ada jawaban yang langsung muncul, cobalah berbicara dengan anak Anda secara lembut. Jika diskusi ini tampaknya akan memicu konflik atau kebuntuan, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan guru mereka. Guru sering kali memiliki gambaran tentang kemampuan membaca anak di kelas, termasuk apakah mereka menghindari aktivitas membaca.
Bantuan Ahli
Jika Anda membutuhkan pandangan lain, mengunjungi spesialis membaca bisa menjadi solusi. Pastikan spesialis dapat mengevaluasi tidak hanya keterampilan membaca anak Anda, tetapi juga kepercayaan diri, keterlibatan, dan perasaan mereka terhadap membaca. Pilih spesialis yang memberikan saran konkret berdasarkan hasil evaluasi.
Apa yang Bisa Dilakukan di Rumah?
- Temukan Bacaan yang MenarikAjak anak memilih buku atau artikel yang sesuai dengan minat mereka. Kunjungi perpustakaan atau toko buku lokal untuk memberi mereka kebebasan memilih. Alternatifnya, telusuri perpustakaan mini di sekitar tempat tinggal Anda saat berjalan-jalan bersama.
- Tentukan Tujuan Membaca yang BermaknaDorong anak untuk memiliki tujuan membaca, seperti menyelesaikan satu seri buku atau mencari informasi tertentu, misalnya cara memperbaiki sepeda. Berikan perhatian pada bagaimana mereka melacak dan mencapai tujuan ini.
- Dukung Rasa Percaya Diri AnakEfikasi diri atau keyakinan anak bahwa mereka mampu mencapai tujuan membaca sangat penting. Hindari menunjukkan kekecewaan jika progres mereka lambat, dan fokuslah pada hal-hal yang mereka pelajari melalui bacaan mereka.
Mengatasi Tantangan
Kadang, anak mungkin merasa frustrasi dengan buku yang terlalu mudah (membosankan) atau terlalu sulit (mengurangi motivasi). Dalam kasus ini:
- Untuk bacaan yang terlalu mudah, beri dorongan dengan mengatakan, “Kamu sudah sangat mahir, mari kita cari sesuatu yang lebih menantang besok.”
- Untuk bacaan yang terlalu sulit, tawarkan bantuan dengan membaca bagian tertentu bersama mereka. Hal ini tidak hanya memudahkan mereka tetapi juga memberikan pengalaman membaca yang menyenangkan.
- Seiring waktu, Anda dan anak Anda akan belajar menemukan bacaan yang sesuai—tidak terlalu mudah, tetapi juga tidak terlalu sulit. Ini akan membuka jalan bagi mereka untuk menikmati membaca dan mengembangkan keterampilan literasi yang lebih baik.
Referensi : Genevieve McArthur. 2024. What can you do if your child hates reading?
Menurut saya pak, membaca itu memang sangat penting, tapi yang lebih penting adalah bagaimana membuat anak-anak (yang dunianya memang lebih senang bermain) senang saat membaca. Saya sendiri saja sedang memaksa dan membiasakan diri saya supaya paling tidak dalam sehari membaca buku 5 menit. Berawal dari kegemaran saya membaca novel waktu sekolah di asrama, saya ingin memiliki kebiasaan membaca bacaan lain selain novel. Ada yang pernah bilang sama saya kalau kita hanya butuh 1 buku untuk membuat diri kita tenggelam ke indahnya dunia membaca. Begitu pun untuk anak. Tidak semua anak langsung suka membaca, maka tugas para orang tua adalah membuat membaca terasa seru dan tidak membosankan, kalau anak belum suka membaca, jangan sampai malah orang tua itu sendiri yang menjadi alasan anak benci terhadap bacaan. Biarkan mereka mengenal buku pelan-pelan.. mencari dan menemukan buku mana yang akan menjadi alasan mereka untuk suka membaca, dari situ rasa penasaran bisa tumbuh jadi kebiasaan. Kalau anak sudah mencintai buku dan membaca, mereka akan lebih mudah belajar, berkembangm dan bertumbuh. Kalau saya di berikan kesempatan sekali saja bertemu Tere Liye, saya mau menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya karena satu buku novel Tere Liye membuat saya jatuh cinta kepada buku dan membaca.
BalasHapusNama : Andi Nurfika
BalasHapusNPM : 2386206017
Kelas : VB PGSD
banyak poin yang saya setuju dari materi ini yaitu kita tidak bisa memaksa anak untuk rajin membaca atau suka membaca karena tidak semua anak suka dalam hal ini, bahkan saya sendiri juga malas untuk membaca padahal saya tau jika kita membaca kita banyak tau hal hal yang bermanfaat. menurut saya jika ada anak yang sulit untuk di ajak membaca sebaiknya di ikutin saja dulu apa kemauan dari anak tersebut seperti jika dia suka main kita coba pelan pelan memberi pengertian seperti "kamu boleh main sepuasnya asalkan kita belajar membaca atau membaca dulu yaa" atau kita coba juga pelan pelan agar anak termotivasi untuk mau membaca seperti memberikan pujian atau reward sebagai apresiasi anak sudah mau membaca. jangan smpai anak tidak suka membaca karena yang bimbing atau yang membantu membaca mengarah kan anak dengan cara marah marah atau memaksa karena dengan itu anak makin malas untuk membaca.
Nama: Syahrul
BalasHapusNPM:2386206092
Kelas: 5D
izin menanggapi di bagian memberi anak izin untuk tidak menyukai membaca mungkin terlihat seperti pilihan mudah, tetapi langkah ini sebenarnya dapat merugikan.harusnya orang tua dan guru bisa memahami kenapa mereka tidak suka membac, harusnya para orang tua mencari cara untuk mengubah pengalaman membaca kayak menyediakan bacaan dengan minat mereka, mengubah metode cara mereka ngajar,atau bisa juga mengurangi tekanan mereka terhadap anak anak
Nama: Isdiana Susilowati Ibrahim
BalasHapusNomor:2386206058
Kelas: VB PGSD
Izin menanggapi pak, saya setuju dengan cara di atas karena apabila anak yang kurang suka membaca sebaiknya jangan kita marahi atau di paksa secara langsung tetapi kita dapat berbicara dengan lembut dan pelan agar anak tersebut merasa dihargai dan disayang. Kita juga harus menjaga perasaan mereka terhadap membaca. Kita juga dapat melakukan berbagai cara disesuaikan dengan minat mereka, berikan mereka pujian agar mereka semangat dalam membaca. Kita bisa ajarkan membaca apapun itu tetapi bacaannya tetap dalam tujuan agar dapat bermakna dan juga dapat menarik mereka untuk suka membaca🙏
Tapi pak banyak hal juga yang kita temui dilapangan mengapa anak itu tidak menikmati kegiatan membaca, sebenarnya untuk generasi sekarang perlu banget bimbingan dari pemerintah untuk memperhatikan anak-anak, karena dengan kemajuan zaman anak-anak tu kurang suka membaca mereka lebih suka menonton , main game di ponsel jadi, ketika mereka melihat buku tu bosan dan kurang minatnya untuk mengetahui isi buku tersebut, apalagi ditamabah dengan kebiasaan lingkungan sekitar yang jarang perduli dengan informasi kemajuan belajar anaknya, kira-kira selain beberapa tips diatas ada lagi gk sih Pak tips untuk anak yang sudah parah banget kecanduan hanphone dibandingkan kecanduan membaca dan melihat-lihat buku?
BalasHapusNama : Oktavia Ramadani
BalasHapusNPM : 2386206086
Kelas : 5D
Materi ini sangat relevan dan sangat penting menurut saya karena tertuju pada salah satu aspek yang mendasar yang ada dalam pendidikan yaitu sikap terhadap membaca , membaca itu memang bukan sekedar kemampuan teknis tetapi suatu aktivitas yang perlu kita nikmati juga ya agar bisa menjadi kebiasaan yang positif, saya sangat setuju dengan materi yang ada bawah ketika kita memberikan “izin” kepada anak untuk tidak membaca itu ternyata berbahaya dalam waktu yang jangka panjang , orang tua dan guru itu juga perlu menciptakan lingkungan untuk membaca yang menyenangkan tidak perlu memaksa tetapi kita bisa menumbuhkan rasa ingin tahu dan percaya diri di dalam diri anak .
Nama: Nur Aulia Miftahul Jannah
BalasHapusNPM: 2386206085
Kelas: 5D PGSD
Kalau saya punya teman doraemon dan dipinjamin mesin waktu. Saya mau jadi kecil lagi dan memulai membaca banyak buku dari sana. Sayangnya kalimat ini cuman kalimat yang sia sia untuk dikeluarkan. Karena pada kenyataannya waktu ga bisa diulang kembali. Padahal kalau diingat ingat, dulu waktu kecil saya suka sekali belajar. Saya suka hal hal baru bahkan saya suka kalau ada PR yang saya bawa pulang ke rumah. Tapi dulu saya ga terpikirkan untuk membaca banyak buku ntah kenapa. Yang saya ingat dan saya rasakan waktu itu saya ga membenci membaca, kok. Jadi, dulu membaca buku hanya saat sekolah dan kalau ada PR saja. Sayang banget yah :(
*komentar yg ke-13
Nama: Nur Aulia Miftahul Jannah
HapusNPM: 2386206085
Kelas: 5D PGSD
Dan di usia baru baru inilah saya kenal lebih dekat ttg membaca buku. Dan saya rasa saya mulai enjoy dan menyukainya. Kejadiannya itu baru banget sekitar tahun lalu. Saya dipertemukan dengan Ramah Baca dan dikenalkan dengan Umi (owner dari RB). Dari sanalah awalnya saya menyentuh buku-buku. Tapi saya ternyata ga suka novel, saya suka buku-buku yang didalemnya ada hacks/tips/trik/cara gituu. Ini bikin saya kayak penasaran dengan isi bukunya. Tapi, kadang bacaannya masih suka stuck. Dan jadinya saya coba masukin ke dalam journal harian saya. Bahwa dalam sehari harus ada baca buku paling ngga lima menit.
*komentar ke-14
Nama: Nur Aulia Miftahul Jannah
HapusNPM: 2386206085
Kelas: 5D PGSD
di Ramah Baca, saya ga cuman pinjem buku untuk saya. Tapi untuk dua ponakan saya yang berumur 8 dan 4 tahun. Saya pengen mereka lebih dekat dengan buku seperti yang saya harapkan kepada diri saya waktu kecil. Setiap mereka ke rumah, saya akan ngajak mereka untuk ke kamar saya dan mengenalkan buku-buku itu. Mereka senang, ya walaupun si Kakak masih sering ke distract memilih bermain mainan dari pada membaca. Tapi untuk si Adek, Adek emang umurnya 4 tahun tapi Dia belum bisa membaca. Jadi, kalau dia tau udah dibawain buku baru dari Ramah Baca dia minta saya untuk membaca dan Dia excited mendengarkannya. Walaupun terlihat sangat sederhana, seenggaknya mereka punya pintu baru untuk satu langkah lebih dekat dengan buku kan? Hihi.
*komentar saya ke-15
Nama: Nur Aulia Miftahul Jannah
HapusNPM: 2386206085
Kelas: 5D PGSD
Dari semua yang saya ceritain, saya jadi punya pertanyaan di kepala saya Pak. Saya kan baru dekat sama buku-buku baru aja. Nah, misalkan saya itu udah baca satu buku dan mau lanjut ke buku selanjutnya. Ini konteksnya saya bacanya ga buru-buru dan ga maksa baca sekaligus banyak juga pak. Cuman emang udah pure abis buku yang pertama ini dan dilanjut ke buku yang kedua dengan ga satu waktu. Misalnya, buku yang pertama selesai di malam ini. Nah, saya lanjut baca buku ke duanya di besok harinya. Waktu saya di pertengahan jalan baca buku kedua ini saya udah samar samar ga inget sama isi buku yang pertama. Tapi ada sih masih ingetnya, cuman ga yang keseluruhan gitu pak. Padahal setiap saya nge baca saya selalu usahain nge baca itu dibarengin dengan pemaknaan dan menikmatinya. Tapi, ttp ga bisa ingat secara keseluruhan gitu pak. Kayak kalau misalkan di suruh sebutkan poin-point apa aja yang ada di buku pertama saya ga terlalu bisa ngejelasin. Tapi pas praktek nya lumayan bisa gitu pak. Nah, ini normal kah pak? atau seperti apa ya pak?
Terima kasih, Pak.
*komentar Aulia ke-16. (semangaattt) 💪🏻
Nama: Nur Aulia Miftahul Jannah
HapusNPM: 2386206085
Kelas: 5D PGSD
Habis saya nanya tadi pak, otak saya ada nimbulin pertanyaan lagi pak. Jadi, abis dari pertanyaan saya yang apakah ga nginget seluruh bacaan yang dibaca itu normal apa ngga. Saya ada kepikiran tentang brainout yang sering bapak sebut di kelas. Saya cukup sering terpapar video video short dari media sosial pak. Dan kayaknya ini ada korelasinya antara brainout sama pertanyaan saya yang pertama ya pak? Dan ini juga yang tentang long term memory dan short memory di otak itu pak, yang kayak bapak bilang. Nah, sebenernya kalau udah ada gejala dan tanda tanda kayak gini pak. Kita masih bisa ngobatin ga sih pak? Dan kalau masih bisa dengan cara spesifik seperti apa pak? Saya ada sih kayak bikin journaling gitu tiap hari pak biar saya lebih produktif, sadar dan fokus. Isi journaling saya itu saya bkin kayak bloking time tapi sering kayak to do list juga pak apa aja yang mau dilakuin dalam sehari itu. Terus ada, hari ini bagaimana perasaannya senang sedih atau marah. Terus ada juga target harian dan space untuk kalau lagi pengen nuangin perasaan yang lagi penuh di journal nya itu bisa. Tapi, apakah journaling itu udah cukup membantu mengobati gejala brainout pak? Dan apakah ada cara cara yang urut dan lengkap biar bisa keluar dari zona merah brainout ini pak?
Terima kasih, Pak.
*komentar aul yg ke-17
Nama : Andi Nurfika
BalasHapusNPM : 2386206017
Kelas : VB PGSD
Izin bertanya pak bagaimana cara orang tua atau guru mengubah pandangan negatif pada anak agar membaca terasa menyenangkan dan bukan hanya kewajiban mereka semata? Dan ada anak yang terkadang pikirannya hanya main-main dan main tanpa mau membaca buku bagaimana langkah kita sebagai guru ataupun orang tua membantu anak tersebut yang sudah terlanjur tidak suka membaca agar bisa pelan-pelan kembali tertarik untuk membaca dan membuka buku?
Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
HapusNpm :2386206058
Kelas : VB
Baik Pak izin menjawab pertanyaan dari saudari Andi nurfika menurut saya, untuk membantu anak yang sudah terlanjur tidak suka membaca. Caranya sebagai orang tua ataupun guru kita perlu terlebih dahulu memahami penyebab anak tersebut. Setelah itu kita bisa membantu anak tersebut menemukan bacaan yang disukai dan diminatinya. Dan juga bacaan tersebut mempunyai suatu makna bagi kehidupan. Dukungan positif dan suatu pujian juga sangat penting karena agar anak bisa percaya diri dan perlahan menikmati bacaan yang mereka baca🙏
Nama: Stevani
BalasHapusNPM: (2386206045)
Kelas: V C PGSD
Menurut aku, penting banget ngajarin anak-anak buat suka membaca, atau setidaknya nggak merasa kalau membaca itu membosankan. Soalnya, dari membaca kita bisa ngebuka jendela ke dunia luar—tahu cerita-cerita seru, dapet ilmu baru, dan bisa nambah imajinasi juga. Kalau anak udah terbiasa baca dari kecil, nantinya mereka bakal lebih gampang paham pelajaran dan nggak ketinggalan info. Tapi ya, caranya harus asik juga, misalnya pilih bacaan yang sesuai minat mereka biar nggak terasa kayak dipaksa.
Wahh saya dulu suka membaca tapi sekrang rasanya sedikit berkurang rajinnya mungkin karena banyak sumber Dan informasi yang sekarang mudah banget di terima jadi sudah cukup banyak yang dibaca
Ada pertannya bapak Dari saya, cara yang paling mudah dilakukan agar semangat Dan keinginan membaca kembali lagi gimana ya dann Bagaimana materi yg dibeikan menyeimbangkan antara mendorong anak untuk menikmati membaca dengan tetap menghormati minat dan gaya belajar mereka yang berbeda-beda, tanpa membuat mereka merasa "harus" suka membaca?
HapusSekian bapak Terimakasih
Nama: Maya Apriyani
BalasHapusNpm: 2386206013
Kelas: V.A
saya setuju dengan bacaan ini yang di mana pentingnya mengajarkan anak membaca mulai saat dini, karena dengan membentuk pembiasaan membaca akan bermanfaat untuk di masa depan.
menurut saya sering sekali orang tua menganggap bahwa membaca bukan lah hal yang penting, orang tua merasa bahwa apabila anak sudah bisa membaca itu sudah cukup dan tidak melatihnya secara terus menerus, sehingga anak-anak stop pada tahap itu.
saya rasa itulah yang menyebabkan anak malas untuk membaca selain dari faktor dari bacaan.
terima kasih bapak