Kurikulum Matematika Berbasis Karakter: Membangun Kompetensi Akademik dan Moral dalam Pembelajaran


Matematika sering kali dipandang sebagai pelajaran yang mengedepankan ketelitian, logika, dan analisis. Namun, dalam konteks pendidikan modern, pembelajaran matematika yang efektif tidak hanya mencakup pencapaian akademik, tetapi juga pengembangan karakter siswa. Kurikulum matematika berbasis karakter merupakan pendekatan yang memadukan nilai-nilai moral, sikap, dan perilaku positif dalam pembelajaran matematika. Pendekatan ini diharapkan dapat menghasilkan siswa yang tidak hanya kompeten secara akademis, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan berintegritas. Artikel ini akan membahas konsep, manfaat, cara implementasi, serta tantangan dalam penerapan kurikulum matematika berbasis karakter di sekolah.


Konsep Kurikulum Matematika Berbasis Karakter

Kurikulum matematika berbasis karakter adalah sebuah pendekatan yang mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran matematika. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk membangun siswa yang tidak hanya pandai dalam menyelesaikan soal matematika, tetapi juga memiliki sikap positif, seperti disiplin, tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, dan rasa percaya diri. Nilai-nilai ini diintegrasikan ke dalam pembelajaran matematika agar siswa tidak hanya menguasai aspek kognitif tetapi juga memperoleh keterampilan sosial dan emosional yang penting (Suyadi & Wijaya, 2022).


Pembelajaran matematika berbasis karakter mengarahkan siswa untuk belajar memecahkan masalah secara jujur, bekerja sama dalam kelompok, dan menerima kegagalan atau kesalahan dengan sikap positif. Misalnya, ketika belajar aljabar atau geometri, guru dapat menekankan pentingnya teliti, sabar, dan tekun dalam mencari solusi yang benar, sambil mengajarkan etika dan tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas-tugas.


Manfaat Kurikulum Matematika Berbasis Karakter

Integrasi nilai karakter dalam pembelajaran matematika memberikan banyak manfaat, baik dalam pengembangan pribadi siswa maupun peningkatan kualitas pendidikan. Berikut adalah beberapa manfaat yang dapat diperoleh:


Membangun Sikap Positif terhadap Matematika: Banyak siswa merasa kesulitan atau cemas terhadap pelajaran matematika. Melalui pendekatan berbasis karakter, siswa diajarkan untuk memiliki sikap positif, seperti tekun dan tidak mudah menyerah, sehingga mereka lebih percaya diri dalam menghadapi tantangan matematika.


Mengembangkan Keterampilan Sosial: Pembelajaran matematika berbasis karakter sering kali melibatkan kerja kelompok, yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar bekerja sama, menghargai pendapat orang lain, dan mengelola konflik secara konstruktif. Keterampilan sosial ini sangat penting untuk pengembangan pribadi dan kehidupan sehari-hari.


Meningkatkan Disiplin dan Tanggung Jawab: Dalam kurikulum berbasis karakter, siswa didorong untuk menyelesaikan tugas dengan disiplin dan bertanggung jawab. Mereka belajar untuk tidak menunda-nunda pekerjaan, menyelesaikan soal dengan ketelitian, dan menghormati tenggat waktu yang diberikan.


Mendorong Pemecahan Masalah secara Etis: Ketika menghadapi soal-soal matematika yang kompleks, siswa diajarkan untuk mengutamakan kejujuran dan integritas dalam menemukan solusi, alih-alih menggunakan cara pintas yang tidak etis. Nilai ini penting dalam membentuk generasi yang berintegritas.


Memupuk Rasa Percaya Diri dan Kemandirian: Melalui proses pembelajaran yang berfokus pada karakter, siswa didorong untuk mandiri dan percaya pada kemampuan mereka sendiri dalam menyelesaikan tugas. Mereka belajar untuk tidak takut gagal dan menjadikan setiap kesalahan sebagai pembelajaran.


Implementasi Kurikulum Matematika Berbasis Karakter

Untuk mengimplementasikan kurikulum matematika berbasis karakter, diperlukan strategi dan metode pembelajaran yang tepat agar nilai-nilai karakter dapat diserap oleh siswa. Berikut adalah beberapa cara yang dapat diterapkan oleh guru:


Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning): Melalui proyek matematika, siswa dapat bekerja sama dalam kelompok, bertukar ide, dan menyelesaikan masalah bersama-sama. Guru dapat mengarahkan siswa untuk bertanggung jawab atas proyek mereka dan menghargai kontribusi setiap anggota kelompok (Arifin & Widodo, 2021).


Penerapan Studi Kasus atau Masalah Kontekstual: Guru dapat memberikan soal atau kasus yang melibatkan nilai-nilai karakter, seperti soal tentang pembagian sumber daya yang adil atau penentuan strategi yang jujur dalam permainan. Ini akan mendorong siswa untuk berpikir secara etis dan bertanggung jawab dalam memecahkan masalah.


Pemberian Umpan Balik yang Membangun: Umpan balik yang konstruktif dapat membantu siswa mengembangkan sikap positif terhadap pembelajaran. Guru bisa menekankan pentingnya proses pembelajaran, bukan hanya hasil akhir, sehingga siswa belajar untuk tidak takut membuat kesalahan dan lebih menghargai usaha mereka sendiri.


Modeling atau Keteladanan dari Guru: Guru adalah model peran yang sangat berpengaruh bagi siswa. Ketika guru menunjukkan sikap disiplin, jujur, dan bertanggung jawab dalam pengajaran, siswa cenderung mengikuti sikap tersebut. Guru yang konsisten menerapkan nilai-nilai karakter akan memberikan dampak positif dalam pembentukan karakter siswa.


Refleksi dan Evaluasi Diri: Setelah menyelesaikan suatu topik atau proyek, siswa dapat diminta untuk merefleksikan nilai-nilai karakter yang mereka pelajari. Ini dapat dilakukan dengan mengisi jurnal atau membuat presentasi singkat mengenai pengalaman belajar mereka, serta bagaimana mereka menerapkan nilai-nilai tersebut.


Contoh Penerapan Nilai Karakter dalam Pembelajaran Matematika

Berikut beberapa contoh penerapan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran matematika di kelas:


Kejujuran dalam Penilaian Diri: Siswa didorong untuk menilai kemampuan mereka secara jujur setelah menyelesaikan latihan soal atau ujian. Misalnya, mereka diminta untuk mencatat soal-soal yang menurut mereka mudah atau sulit, serta menjelaskan alasan di balik jawaban mereka secara jujur.


Kerja Sama dalam Pembelajaran Berkelompok: Siswa dibagi dalam kelompok kecil dan diminta menyelesaikan soal matematika yang kompleks bersama-sama. Mereka diajarkan untuk membagi tugas dengan adil dan menghargai kontribusi setiap anggota kelompok, serta bertanggung jawab atas hasil kerja tim.


Tanggung Jawab dalam Pengumpulan Tugas: Guru menetapkan tenggat waktu yang jelas untuk pengumpulan tugas, dan siswa didorong untuk menyelesaikan tugas tepat waktu. Ini mengajarkan mereka untuk bertanggung jawab atas tugas yang diberikan dan menghormati komitmen yang telah dibuat.


Ketelitian dalam Menghitung: Ketelitian adalah salah satu nilai karakter yang dapat dikembangkan melalui matematika. Misalnya, dalam soal perhitungan atau pengukuran, siswa diajarkan untuk memperhatikan detail dan melakukan perhitungan dengan teliti agar hasilnya akurat.


Kegigihan dalam Memecahkan Masalah: Ketika menghadapi soal yang sulit, guru dapat memberikan dukungan positif agar siswa tidak mudah menyerah dan terus berusaha hingga menemukan solusi yang tepat. Nilai kegigihan ini akan bermanfaat dalam kehidupan mereka di luar matematika.


Tantangan dalam Implementasi Kurikulum Matematika Berbasis Karakter

Implementasi kurikulum matematika berbasis karakter tidak selalu berjalan mulus. Beberapa tantangan yang mungkin dihadapi adalah:


Kurangnya Pemahaman Guru: Tidak semua guru memiliki pemahaman yang memadai mengenai cara mengintegrasikan karakter dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu, pelatihan dan workshop sangat diperlukan untuk membekali guru dengan metode yang tepat.


Waktu yang Terbatas: Waktu pembelajaran yang terbatas sering kali menjadi kendala dalam mengimplementasikan pendekatan berbasis karakter. Guru mungkin merasa terburu-buru untuk menyelesaikan silabus tanpa memperhatikan aspek karakter.


Penilaian yang Terfokus pada Kognitif: Kurikulum formal sering kali lebih berfokus pada penilaian aspek kognitif dibandingkan karakter, sehingga nilai-nilai karakter cenderung kurang diperhatikan dalam evaluasi akhir.


Variasi Karakteristik Siswa: Setiap siswa memiliki latar belakang, pengalaman, dan karakteristik yang berbeda-beda. Guru perlu memahami perbedaan ini agar dapat menerapkan nilai karakter secara efektif kepada semua siswa.


Minimnya Dukungan dari Lingkungan Sekolah: Pendekatan berbasis karakter membutuhkan dukungan penuh dari lingkungan sekolah, seperti kebijakan sekolah yang mendukung, kolaborasi antar guru, dan partisipasi orang tua. Jika dukungan ini tidak ada, upaya penerapan nilai karakter dalam pembelajaran matematika akan menjadi lebih sulit.


Kurikulum matematika berbasis karakter adalah inovasi penting dalam pendidikan yang tidak hanya berfokus pada penguasaan keterampilan matematika tetapi juga pada pengembangan karakter siswa. Pendekatan ini memberikan banyak manfaat, termasuk meningkatkan disiplin, kerja sama, tanggung jawab, dan kepercayaan diri siswa. Meski demikian, implementasinya menghadapi berbagai tantangan yang memerlukan solusi, seperti pelatihan guru, dukungan sekolah, dan evaluasi yang komprehensif. Dengan pendekatan yang tepat, kurikulum matematika berbasis karakter dapat menjadi fondasi yang kuat untuk membentuk generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berintegritas dan berkarakter.


Referensi

Arifin, Z., & Widodo, A. (2021). Pembelajaran Berbasis Proyek untuk Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hastuti, L., & Rachmawati, Y. (2023). "Implementasi Nilai Karakter dalam Pembelajaran Matematika." Jurnal Pendidikan Karakter, 12(3), 25-34.

Suyadi, & Wijaya, H. (2022). Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

68 Komentar

  1. Nama:Elisnawatie
    Kelas:VD
    NPM:2386206069

    Dari semua penerapan nilai karakter dalam pembelajaran matematika yang sangat pengaruh dalam diri saya adalah kejujuran dalam penilaian diri pak. Saya pernah mengalami kejadian ketika bapa mengadakan UAS ,saya mencoba menutupi bahwa saya belum benar - benar paham materi aljabar .akhirnya ketika materi itu keluar lagi dalam soal berikutnya,saya semakin kesulitan.dari situ saya menyadari pak bahwa kejujuran terhadap diri sendiri adalah langkah yang paling awal untuk memperbaiki kemampuan saya dalam belajar matematika🙏🏻

    BalasHapus
  2. Nama : Putri Anggraeni
    NPM : 2386206022
    Kelas : VB (PGSD)

    Dari materi yang saya baca di atas saya bisa mengambil kesimpulan, bahwa pembelajaran matematika seharusnya tidak hanya menekankan aspek kognitif yaitu menguasai rumus, menghitung, ataupun logika. Tetapi juga pembentukan karakter seperti jujur disiplin tanggung jawab dan kerjasama ini memberikan pemahaman pendidikan yang lebih menyeluruh bahwa siswa bukan hanya sekedar menghitung angka tetapi siswa akan menjadi manusia yang menghadapi tantangan sosial etika dan kehidupan.

    BalasHapus
  3. Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
    Npm : 2386206058
    Kelas : VB PGSD

    Izin menanggapi materi di atas pak materi ini membahas tentang kurikulum matematika berbasis karakter. Materi ini sangat bagus karena pembelajaran yang dilakukan dengan cara pendekatan kepada karakter siswa. Pendekatan ini mencakup nilai-nilai moral, sosial dan perilaku positif dalam pembelajaran matematika, tujuan dalam pembelajaran dari kurikulum ini atau pendekatan ini adalah membangun siswa yang pintar, cerdas dalam berhitung dan berpikir logis. Tidak itu saja tetapi juga membangun siswa yang jujur dan disiplin, memiliki sikap positif, manfaatnya dari pendekatan ini siswa dapat membangun sikap positif terhadap matematika dan juga dapat meningkatkan tanggung jawab dan disiplin serta menumbuhkan rasa percaya diri. Sebagai guru juga kita dapat menilai karakter melalui beberapa cara salah satunya adalah variasi karakteristik siswa di mana guru perlu memahami perbedaan siswa agar dapat menerapkan nilai-nilai karakter secara efektif kepada semua siswa🙏

    BalasHapus
  4. MATEMATIKA BUKAN HANYA SOAL MEMPELAJARI ANGKA DAN RUMUS-RUMUS !! kata-kata ini dapat dibuktikan melalu laman ini. Pada laman ini dapat dilihat bahwasannya pelajaran matematika itu tidak selalu tentang angka maupun rumus-rumus, dalam matematika siswa juga mempelajari dan menerapkan nilai-nilai moral dalan pelajaran matematika. Hal ini dapat dilihat ketika siswa mengerjakan soal banyak sekali nilai moral yang dapat dilihat, nilai kejujuran, kedisiplinan, kerja keras, mandiri, dan tanggung jawab semua dapat dilihat langsung oleh pendidik.
    Jadi bukan hanya pelajaran tertentu yang belajar mengenai nilai-nilai moral ya !

    BalasHapus
  5. Nama: Zakky Setiawan
    NPM:( 2386206066 )
    Kelas: 5C
    MORAl, ini yang sangat penting bagi peserta didik dari dulu sampai sekarang, percuma kalau peserta didik tersebut pintar tapi moralnya tidak ada,itu akan menjadi nilai negatif untuk peserta didik itu sendiri, kalau moral peserta didik tersebut bagus sesuatu hal pasti akan mudah termasuk matematika, guru akan senang dan lebih sabar jika peserta didik tersebut memilii moral yang bagus dan llmu yang di dapat akan berkah dan menjadi mudah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Zakky Setiawan
      NPM:( 2386206066 )
      Kelas: 5C
      Izin menambahkan, Peran guru juga sangat penting bagi moral peserta didik, sesuai dengan arti GURU di gugu dan ditiru, jadi seorang guru harus memberikan contoh yang baik bagi peserta didik tersebut agar di tiru

      Hapus
    2. Nama:Elisnawatie
      NPM:2386206069
      Kelas:5D
      Saya setuju dengan Zaky bahwa moral sangat penting bagi peserta didik.
      Kepintaran tanpa moral yang baik justru dapat menjadi masalah, karena sikap dan perilaku adalah bagian dari keberhasilan seseorang, tidak hanya nilai akademiknya. Dalam pembelajaran matematika maupun pelajaran lain, moral seperti disiplin, jujur, menghargai guru, dan bertanggung jawab akan membantu proses belajar menjadi lebih lancar. Guru pun lebih mudah memberikan bimbingan ketika siswa memiliki sikap yang baik.Dengan moral yang baik, ilmu yang dipelajari akan lebih bermanfaat, membawa kebaikan bagi diri sendiri dan lingkungan, serta menjadi bekal penting dalam kehidupan masa depan.

      Hapus
  6. Nama : Nabilah Aqli Rahman
    NPM : 2386206125
    Kelas : 5D PGSD

    Lagi-lagi saya jadi belajar, kalau matematika itu ga cuman soal hitung-hitungan, tapi bisa jadi 'media' untuk membentuk karakter siswa. Seperti yang sudah bapak jelaskan di atas. Misalnya, lewat latihan soal yang butuh ketekunan, anak-anak belajar sabar dan engga gampang nyerah.

    Jadi matematika bisa jadi ruang tumbuh, bukan hanya ruang ujian.

    Kurikulum berbasis karakter ini juga menurutku penting banget di zaman sekarang. Yang anak-anaknya banyak bocil kematian..nakal banget.. 😅.
    Mereka engga cuma butuh pintar, tapu juga punya nilai-nilai baik yang bisa mereka bawa ke kehidupan sehari-hari.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Nabilah Aqli Rahman
      NPM : 2386206125
      Kelas : 5D PGSD

      Saya punya pertanyaan Pak.

      Dalam penerapan pendekatan kurikulum matematika berbasis karakter, bagaimana peran guru dalam menumbuhkan kesadaran siswa terhadap nilai-nilai moral melalui interaksi sehari-hari di kelas, bukan hanya melalui materi pelajaran?

      Hapus
    2. Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
      Npm : 2386206058
      Kelas : VB PGSD

      Halo kak nabilah aqli rahman izin menjawab yh, menurut saya, guru ini memiliki peran besar dalam menumbuhkan kesadaran siswa terhadap nilai-nilai moral melalui materi pembelajaran matematika berbasis karakter. Karena peran guru bukan hanya mengajarkan konsep dan rumus, tetapi juga mencontohkan sikap jujur, disiplin, dan kerja sama dalam setiap kegiatan di kelas. Melalui interaksi sederhana ini seperti diskusi kelompok, penyelesaian tugas bersama, dan pemberian refleksi di akhir pelajaran, guru dapat menanamkan nilai tanggung jawab dan kejujuran tanpa harus menyampaikannya secara langsung. Dengan cara ini, siswa dapat belajar bahwa karakter baik tidak hanya penting dalam memahami matematika, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari mereka🙏🏻

      Hapus
    3. Nama: Maya Apriyani
      Npm: 2386206013
      Kelas: V.A

      Saya juga izin menanggapi pertanyaan dari saudari Nabila yaitu bagaimana peran guru dalam menumbuhkan kesadaran siswa terhadap nilai-nilai moral melalui interaksi sehari-hari di kelas bukan hanya melalui materi pembelajaran?
      Menurut pendapat saya pada matematika berbasis karakter ini yang di mana guru adalah sebagai tokoh utamanya yang di mana guru adalah cerminan terhadap siswa.
      Tentunya untuk dapat menumbuhkan kesadaran siswa terhadap nilai-nilai moral yang pertama yaitu harus dimulai dari guru itu sendiri yang di mana guru harus menunjukkan bahwa dirinya memberikan dampak positif dan menanamkan nilai kejujuran kedisiplinan tanggung jawab dalam dirinya terlebih dahulu, kemudian guru dapat memberikan motivasi dorongan kepada siswa agar tidak mudah menyerah dan tetap sabar dalam mengerjakan suatu soal atau memecahkan suatu permasalahan. Sekian tanggapan yang dapat saya berikan terima kasih

      Hapus
    4. Hallo ka Nabila saya izin menanggapi pertanyaanya juga ya
      Bagaiman menumbuhkan kesadaran siswa terhadap nilai-nilai moral melalui interaksi sehari-hari di kelas bukan hanya melalui materi pelajaran?

      Seperti yang kita ketahui guru merupakan pendidik yang harus bisa mendidik siswa-siswinya di dalam kelas ataupun di lingkungan sekolah, sebagai seorang guru untuk menumbuhkan kesadaran terhadap nilai-nilai moral kepada siswa bisa dimulai dengan hal yang sangat sederhana yaitu menanamkan nilai kejujuran, nilai tanggung jawab, nilai kedisiplinan, toleransi yang tinggi menghargai pendapat ,tanggung jawab, kerja keras ,kreatif dan masih banyak lagi, hal itu dapat diwujudkan ketika guru menunjukkan contoh yang sedemikian juga, karena kembali lagi di awal guru merupakan pendidik yang memberikan contoh yang baik kepada anak muridnya.

      Nilai-nilai tersebut dapat diterapkan ketika guru menerapkan perilaku masuk kelas tepat waktu, menunjukkan tanggung jawabnya sebagai pengajar untuk memberikan pembelajaran kepada siswa, memberikan nilai tanpa memilih atau membedakan siswa, memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab atau bertanya tanpa memandang suku, agama, budaya, ras dan sebagainya.
      Nah menurut saya dengan guru menerapkan nilai-nilai moral terlebih dahulu siswa tanpa dipaksakan akan mengikuti bagaimana cara guru memperlakukan mereka.
      Selain itu juga sebagai seorang guru kita harus mempunyai sikap yang tegas untuk menegur dan memberikan arahan kepada anak didik yang bersalah tanpa memandang siapa anak didik tersebut.

      Hapus
  7. Nama: Maya Apriyani
    Npm: 2386206013
    Kelas: V.A

    Ternyata kurikulum matematika berbasis karakter ini mengajarkan bahwa Matematika itu bukan hanya berkaitan tentang hitung-hitungan, namun bagaimana caranya dalam melakukan pembelajaran matematika kita dapat melewati proses-proses tersebut dengan sabar dengan tekun bertanggung jawab dan jujur itulah yang dinamakan matematika berbasis karakter.
    Dan ternyata manfaat dari matematika berbasis karakter ini sangat berdampak untuk siswa yang di mana siswa akan tidak mudah menyerah percaya diri kemudian mampu berkomunikasi yang baik dengan sesama menghargai dan juga tentunya belajar bertanggung jawab Bang bilang Bang cinta kemudian mendorongkan nilai kejujuran dan siswa akan terdorong untuk terus mencoba.
    Ternyata matematika berbasis karakter ini adalah salah satu pembelajaran yang menjadi pokok utama pembentukan karakter.
    sekiatn dan terima kasih bapak, sehat selalu

    BalasHapus
  8. Nama: Nanda Vika Sari
    Npm: 2386206053
    Kelas: 5B PGSD

    Setelah saya membaca materi ini, ternyata pada materi ini memberikan perspektif/sudut pandang yang sangat menarik yaitu mengenai peran matematika dalam pembentukan kepribadian siswa. Selama ini, matematika sangat sering dipersepsikan hanya sebagai ilmu eksakta/ilmu alam yang kaku dan berorientasi pada logika serta perhitungan. Tetapi sebenarnya, melalui pendekatan kurikulum berbasis karakter, penulis berhasil menunjukkan bahwasanya matematika juga menjadi efektif untuk menanamkan nilai-nilai moral, sosial, dan emosional seperti disiplin, tanggung jawab, kejujuran, kerjasama, dan ketekunan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Komentar Nanda ini sangat mendukung karena ia melihat bahwa Matematika itu efektif buat menanamkan nilai-nilai moral, sosial, dan emosional seperti disiplin, tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, dan ketekunan. Tambahan dari saya, cara paling ampuh untuk menanamkan semua nilai yang Nanda sebutkan itu adalah melalui Pendekatan Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning). Dalam proyek Matematika misalnya membuat model bangunan atau merencanakan anggaran, siswa didorong untuk bekerja sama dalam kelompok, bertukar ide, dan bertanggung jawab atas tugas mereka. Metode ini memastikan karakter-karakter itu terasah secara alami, bukan cuma teori di atas kertas.

      Hapus
  9. Izin menanggapai pak, ternyata pada materi ini menjelaskan mengenai konsep kurikulum berbasis karakter yang menunjukkan pemahaman yang komprehensif bahwasanya pembelajaran tidak boleh hanya berfokus pada aspek kognitif, namun juga harus menumbuhkan dimensi efektif dan psikomotorik siswa. Selain itu, pada bagian yang membahas mengenai manfaat pembelajaran karakter sangat menggugah. Proses pembelajaran matematika dengan muatan karakter dapat membantu siswa untuk menyadari bahwa nilai-nilai moral tidak terpisah dari aktivitas akademik, melainkan menjadi dasar dalam tindakan dan keputusan yang mereka ambil.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Komentar Nanda yang ini juga sangat kritis karena ia menekankan bahwa pembelajaran tidak boleh cuma fokus pada aspek kognitif, tapi juga harus menyentuh dimensi afektif dan psikomotorik. Tambahan dari saya, ini berarti guru harus benar-benar menerapkan Modeling atau Keteladanan dari Guru. Karena guru adalah model peran yang sangat berpengaruh, guru harus konsisten menunjukkan sikap disiplin, jujur, dan bertanggung jawab saat mengajar. Dengan melihat guru mencontohkan nilai-nilai ini, siswa akan lebih cenderung mengikuti sikap tersebut, sehingga nilai moral tidak terpisah dari kegiatan akademik, melainkan menjadi dasar dalam tindakan mereka.

      Hapus
  10. Nama : Oktavia Ramadani
    Kelas : 5D
    NPM : 2386206086

    Materi ini memberikan pandangan yang relevan , karena pembelajaran matematika itu di sekolah itu tidak terpaku pada angka, rumus, dan perhitungan saja , matematika itu dapat menjadi saran ma untuk membangun karakter siswa sesuai dengan kebutuhan pendidikan masa kini. Matematika itu dapat menjadi pemberontakan manusia berkarakter , bukan sekedar ajang menguji kemampuan koognitif saja , Pendekatan matematika berbasis karakter ini juga dijelaskan bahwa proses belajar itu seharusnya membantu siswa untuk mengembangkan sikap-sikap penting seperti disiplin,kejujuran, tanggung jawab , ketekunan dan kemampuan dalam bekerja sama , ini sama dengan prinsip kurikulum merdeka yang menekankan pembelajaran holistik dan berorientasi pada perkembangan peserta didik secara menyeluruh, memang banyak sekali siswa ga g merasa takut atau tidak bisa dalam mengerjakan matematika maka dari itu pendekatan karakter dapat mengubah persepsi tersebut .

    BalasHapus
  11. Nama:Arjuna
    Kelas:5A
    Npm:2386206018
    Menurut saya, pembelajaran matematika tidak hanya soal ketelitian, logika, atau kemampuan menganalisis saja. Dalam situasi pendidikan sekarang, matematika juga perlu diarahkan untuk membangun karakter siswa. Artinya, selain memahami konsep dan mencapai hasil akademik, siswa juga dilatih untuk mempunyai sikap yang baik seperti disiplin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama:Elisnawatie
      NPM:2386206069
      Kelas:5D

      halo Arjuna izin menambahkan ya Pembelajaran matematika memang tidak hanya menekankan pada kemampuan berhitung atau berpikir logis saja. Dalam kondisi pendidikan saat ini, matematika juga memiliki peran penting dalam membentuk karakter siswa. Melalui aktivitas di kelas seperti mengerjakan tugas tepat waktu, bekerja sama dalam kelompok, jujur dalam mengerjakan soal, serta tekun ketika menghadapi kesulitan siswa belajar nilai-nilai disiplin, tanggung jawab, ketekunan, dan kejujuran.
      Jadi, selain mencapai prestasi akademik, pembelajaran matematika juga membantu menyiapkan siswa menjadi pribadi yang berkarakter baik dalam kehidupan sehari-hari.

      Hapus
  12. Nama: Nur Sinta
    NPM: 2386206033
    Kelas: 5B PGSD

    Baik pak...
    Menurut saya kurikulum matematika berbasis karakter ini sungguh sangat penting bagi siswa, sayang sekali jika mereka bisa menjawab semua tingkat soal matematika dari yang mudah sampai yang tersulit sekalipun namun jika namun mereka tidak memiliki karakter moral maka dari itu kita perlu membentuk karakter moral siswa melalui matematika dengan strategi dan pendekatan yang tepat agar siswa memiliki nilai-nilai seperti sikap jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja sama, percaya diri dan sikap positif lainnya. Dengan integrasi dan moral serta pendekatan yang tepat kurikulum matematika berbasis karakter pembelajaran matematika menjadi lebih bermakna dan membentuk generasi yang berkarakter baik sekaligus menjadi individu yang cerdas

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Nur Sinta
      NPM: 2386206033
      Kelas: 5B PGSD

      Saya izin memperjelas tanggapan saya pak, agar lebih nyambung dan bisa dj pahami saat di baca...
      Menurut saya, kurikulum berbasis karakter sangat penting bagi peserta didik. Akan sia-sia apabila siswa bisa mengerjakan berbagai tingkat kesulitan soal matematika, namun tidak memiliki karakter moral yang baik. Maka dari itu, pembentukan karakter perlu di integrasikan ke dalam pembelajaran matematika melalui strategi dan metode yang tepat agar peserta didik memiliki nilai-nilai seperti sikap disiplin, tanggung jawab, kejujuran, kerja sama dan percaya diri. Dengan mengintegrasikan nilai moral dan menerapkan pendekatan pembelajaran yang sesuai maka pembelajaran Matematika tidak hanya menjadi lebih bermakna, tetapi juga berkontribusi dalam membentuk generasi yang cerdas sekaligus berkarakter baik

      Hapus
  13. Nama : Andi Nurfika
    NPM : 2386206017
    Kelas : VB PGSD

    Setelah saya baca materi di atas menurut saya ide kurikulum matematika berbasis karakter ini keren banget karena matematika jadi nggak cuma soal angka dan rumus siswa bisa belajar nilai-nilai penting sambil ngerjain soal, siswa bisa belajar nilai-nilai penting sambil ngerjain soal jadi belajarnya lebih bermakna. Misalnya belajar jujur sabar dan kerjasama itu kan kepakai banget di kehidupan sehari-hari. Guru juga bisa bantu dengan kasih contoh sikap yang baik di kelas intinya itu matematika jadi terasa lebih hidup dan dekat sama keseharian siswa

    BalasHapus
  14. Nama : Andi Nurfika
    NPM : 2386206017
    Kelas : VB PGSD

    Kalau diterapkan dengan baik, kurikulum berbasis karakter bisa bikin suasana kelas matematika jauh lebih positif. Siswa jadi lebih percaya diri karena mereka nggak takut lagi salah dan mau mencoba lagi terus-menerus. Nilai-nilai seperti ketelitian dan kegigihan juga terbentuk lewat latihan yang konsisten tantangannya memang ada, terutama soal waktu dan kebiasaan guru yang masih fokus ke nilai. Tapi kalau semua mau pelan-pelan berubah, hasilnya bakal kelihatan besar buat masa depan siswa.

    BalasHapus
  15. Nama : Andi Nurfika
    NPM : 2386206017
    Kelas : VB PGSD

    Pendekatan kayak gini bikin siswa nggak cuma pintar secara akademik loh, tapi juga lebih siap menghadapi dunia nyata karena kemampuan karakter seperti disiplin dan tanggung jawab itu nggak bisa dipisahkan dari proses belajar. Pembelajaran proyek dan studi kasus juga bikin siswa lebih aktif dan nggak cepat bosan saat berada di kelas di jam pembelajaran. Tapi memang, perlu waktu dan pemahaman yang cukup dari guru supaya berjalan lancar. Jadi sekolah juga harus mendukung biar semuanya sejalan.

    BalasHapus
  16. Nama:Erfina feren heldiana
    kelas:5c
    npm:2386206065

    Pak, saya izin menanggapi. Saya tertarik sama bagian yang bilang kalau matematika itu bukan cuma soal angka, tapi juga bisa dipakai buat membentuk karakter. Jujur menurut saya ini penting, soalnya selama ini pelajaran matematika sering dianggap kaku dan cuma fokus ke rumus. Padahal nilai seperti disiplin, jujur, dan kerja sama memang muncul banget waktu kita ngerjain soal atau proyek. Cuma saya masih penasaran, pak—dalam praktiknya, gimana cara memastikan nilai karakter itu benar-benar muncul di kelas, bukan cuma jadi teori di kurikulum?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Reslinda
      Kelas : 5C Pgsd
      Npm : 2386206067

      Izin menanggapi ya Feren, menurut saya cara memastikan nilai karakter benar-benar muncul di kelas itu harus dimulai dari praktik sehari-hari, bukan cuma catatan di kurikulum. Guru perlu jadi contoh dulu misalnya, menunjukkan sikap jujur, disiplin, dan saling menghargai saat mengajar. Selain itu, tugas dan aktivitas beljar juga bisa dirancang supaya mendorong kerja sama, tanggung jawab, dan empati. Yang paling penting, nilai karakter harus konsisten diterapkan dalam aturan kelas, cara guru memberi umpan balik, sampai cara siswa menyelesaikan masalah. Kalau semuanya berjalan bareng, nilai karakter itu otomatis hidup di kelas, bukan sekadar teori.

      Hapus
    2. Hallo ka Erfina saya izin menanggapi
      Nilai karakter memang bisa benar-benar muncul di dalam kelas dan bukan hanya teori dalam kurikulum.
      Ini merupakan salah satu tugas pendidik dalam memastikan nilai karakter peserta didik tumbuh ketika berada di ruang kelas, di lingkungan sekolah, dan masyarakat.
      Sebagai pendidik atau guru sering disebut sebagai pribadi yang digugu dan ditiru oleh anak muridnya, jadi menurut saya ketika pembelajaran berlangsung aktivitas guru,perilaku guru dan perkataan guru akan ditiru oleh para muridnya, jadi untuk memastikan nilai karakter itu benar-benar muncul pada peserta didik di dalam kelas guru harus menjadi contoh dan teladan yang baik untuk muridnya. Dengan berperilaku sebagai seorang guru yang baik dan memberikan contoh yang baik juga saya yakin pasti murid akan membangun nilai karakter mereka sendiri dengan mencontoh karakter seorang guru yang baik pula.
      Selain melalui contoh awal dari perilaku guru, bisa juga melalui pembelajaran yang berlangsung misalnya, pembelajaran PPKN mengenai norma dan pendidikan karakter, sekolah juga bisa membuat kegiatan yang bisa membangun semangat berkarakter bagi peserta didik agar peserta didik dapat membangun nilai moral melalui kegiatan-kegiatan yang berlangsung.

      Hapus
  17. Nama : Miftahul hasanah
    kelas : 5C
    Npm : 2386206040

    Dari penjelasan materi diatas tentang kurikulum matematika berbasis karakter ini, saya masih agak bingung… kalau di kelas kondisi siswanya beragam—ada yang cepat paham, ada yang butuh lebih banyak waktu—bagaimana guru bisa menyeimbangkan antara mengajarkan materi matematika dan membangun karakter di saat yang sama? Takutnya fokus ke salah satu malah bikin yang lainnya kurang maksimal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama:Elisnawatie
      NPM:2386206069
      Kelas:5D
      Menurut aku ya Mifta ketika kondisi siswa di kelas beragam, guru tetap bisa menyeimbangkan pembelajaran matematika dan penguatan karakter dengan cara menyatukan keduanya dalam proses belajar, bukan dibuat terpisah.
      Misalnya:
      -Saat siswa mengerjakan soal secara mandiri, guru dapat menilai kejujuran mereka.
      -Saat kerja kelompok, guru dapat mengembangkan kerja sama, rasa peduli dan tanggung jawab.
      -Saat ada siswa yang masih kesulitan, guru dapat mengajarkan pantang menyerah dan berani bertanya, bukan hanya rumus matematika.Dengan begitu, karakter muncul dari proses belajar matematika itu sendiri. Jadi, walaupun kemampuan siswa berbeda-beda, guru tetap bisa fokus mendampingi pemahaman konsep sekaligus membina karakter mereka melalui sikap saat belajar.
      Kesimpulannya Karakter dan matematika tidak perlu dipilih salah satu. Jika guru mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam aktivitas matematika sehari-hari, keduanya akan berkembang bersama dan saling menguatkan.

      Hapus
    2. Nama : Reslinda
      Kelas : 5C Pgsd
      Npm : 2386206067

      Izin menjawab ya Mifta, menurut saya guru sebenarnya bisa menyeimbangkan pembelajaran matematika dan pembentukan karakter tanpa harus memilih salah satu. Justru dua hal itu isa jalan bareng.Misalnya, saat ada siswa yang cepat paham dan ada yang butuh lebih banyak waktu, guru bisa membangun karakter seperti sabar, saling membantu, dan kerja sama dengan mengajak siswa yang lebih paham membantu temannya. Itu tetap belajar matematika, tapi sekaligus melatih sikap positif.
      Selain itu, guru bisa ngatur aktivitas kelas supaya nilai karakter muncul secara alami misalnya, dengan aturan diskusi yang menghargai pendapat, memberi waktu belajar yang adil, dan memberikan dukungan pada siswa yang masih berjuang. Jadi, karakter bukan sesuatu yan diajarkan terpisah, tapi muncul lewat cara kita belajar matematika bersama. Dengan begitu, dua-duanya tetap maskimal.

      Hapus
  18. Nama : Maria Ritna Tati
    NPM : 2386206009
    Kelas : V A PGSD

    Izin menangapi materi ini setelah saya membaca materi ini materi ini sangat menarik karena menggabungkan dua aspek penting dalam pendidikan, yaitu kompetensi akademik dan karakter.saya setuju dengan pendapat bahwa kurikulum matematika seharusnya tidak hanya berfokus pada pencapaian akademik, tetapi juga pada pengembangan karakter siswa, seperti nilai-nilai moral, sikap, dan perilaku positif.
    kurikulum matematika berbasis karakter adalah pendekatan inovatif dalam pendidikan yang tidak hanya berfokus pada penguasaan keterampilan matematika, tetapi juga pada pengembangan karakter siswa.dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran matematika, siswa tidak hanya menjadi kompeten secara akademik, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan berintegritas.

    BalasHapus
  19. Nama : Maria Ritna Tati
    NPM : 2386206009
    Kelas : V A PGSD

    Tambahan sedikit lagi saya suka bagaimana materi ini memberikan contoh-contoh konkret tentang bagaimana kurikulum matematika berbasis karakter bisa diimplementasikan dalam pembelajaran, seperti penggunaan pembelajaran berbasis proyek, penerapan studi kasus atau masalah kontekstual, dan pemberian umpan balik yang membangun.
    implementasi kurikulum matematika berbasis karakter memerlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk guru, sekolah, dan lingkungan. guru perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang bagaimana mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran matematika, serta dukungan dan pelatihan yang memadai.sekolah dan lingkungan juga perlu mendukung penerapan kurikulum matematika berbasis karakter dengan menyediakan sumber daya yang relevan dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan karakter siswa.

    BalasHapus
  20. Nama:bella ayu pusdita
    Kelas5d
    Nim:2386206114
    Materi yang disampaikan oleh Buya Adin mengenai Kurikulum Matematika Berbasis Karakter sangat mendalam dan esensial, menyoroti pergeseran paradigma bahwa pendidikan matematika modern harus melampaui logika dan analisis kognitif semata, menuju pembentukan karakter dan integritas siswa. Jadi Secara keseluruhan, materi ini sangat berharga karena menyelaraskan dua tujuan pendidikan yang sering dianggap terpisah: Kompetensi Akademik (Kognitif) dan Pembentukan Moral (Afektif/Karakter), menjadikannya fondasi untuk menciptakan lulusan yang cerdas dan berintegritas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Komentar Bella ini sangat mendalam karena ia menyimpulkan bahwa kurikulum ini menyelaraskan dua tujuan utama pendidikan, yaitu Kompetensi Akademik dan Pembentukan Moral. Tambahan dari saya, integrasi dua hal ini di kelas bisa dilakukan lewat Pemberian Umpan Balik yang Membangun. Artinya, guru tidak hanya fokus pada hasil jawaban Matematika siswa, tetapi juga pada proses dan usaha mereka. Dengan begitu, saat siswa membuat kesalahan, guru bisa memberikan umpan balik yang positif, yang secara langsung membantu membangun karakter percaya diri dan tidak takut gagal, yang pada akhirnya akan memperkuat kompetensi akademiknya.

      Hapus
  21. Nama:bella ayu pusdita
    Kelas:5d
    Nim:2386206114
    Bagaimana guru dapat mengukur atau mengevaluasi perkembangan nilai-nilai karakter (seperti kejujuran dalam penilaian diri atau tanggung jawab dalam pengumpulan tugas) secara autentik dan non-intrusif dalam jam pelajaran matematika yang ketat, tanpa mengurangi fokus pada pencapaian kompetensi akademik (kognitif)?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama:Elisnawatie
      NPM:2386206069
      Kelas:5D
      Haloo Bella jadi menurut aku Guru dapat menilai nilai-nilai karakter seperti kejujuran dan tanggung jawab dalam pelajaran matematika tanpa mengganggu fokus akademik, dengan cara mengintegrasikannya ke dalam proses belajar. Ini dapat dilakukan melalui observasi sederhana, rubrik sikap, refleksi singkat siswa, aktivitas kelompok atau proyek, serta portofolio perkembangan sikap. Dengan begitu, penilaian karakter terjadi alami, autentik, dan tidak mengganggu waktu belajar matematika.

      Hapus
    2. Nama : Reslinda
      Kelas : 5C Pgsd
      Npm : 2386206067

      Izin menjawab ya Bella, menurut saya guru bisa mengukur perkembangan secara autentik tanpa ganggu waktu belajar matematika dengan cara mengamati perilaku siswa saat kegiatan biasa berlangsung. Misalnya, melihat apakah siswa jujur saat penilaian diri, tepat waktu mengumpulkan tugas, atau bertanggung jawab saat kerja kelompok. Penilaiannya cukup dicatat sederhana lewat observasi, bukan tes khusus, jadi nggak makan waktu. Dengan begitu, karakter tetpa terpantau, tapi fokus ke materi matematika juga tetap jalan.

      Hapus
  22. Nama : Erlynda Yuna Nurviah
    kelas : VB PGSD
    Npm : 2386206035

    Wah dari bacaan yang bapak berikan saya baru mengetahui bahwasanya dalam pembelajaran matematika ini ada pendekatan berbasis karakter. jadi bukan hanya hitung - menghitung melainkan juga mengajarkan sikap jujur, disiplin, bertanggung jawab, mengembangkan sikap peduli dan lain lain..Materi ini bersangkutan dengan proses pembelajaran bapak saat dikelas yang biasanya nyuruh kami untuk jujur waktu ngerjakan tugas misalnya " gausah sok -sokan, coret dikertas kalau mau cari jawaban" jadi kayak buat kita apa adanya bukan kelihatan sempurna padahal gatau apa- apa heheh sangatt menarikk pak. Nah dari situlah kemampuan kita bisa dibangun dan diperbaiki . Jadi karakter yang terbentuk bukan sebagai tambahan tapii sebagai bagian dari pembelajaran matematika... terimakasih bapakk

    BalasHapus
  23. Nama: Imelda Rizky Putri
    Npm: 2386206024
    Kelas: 5B

    Izin menanggapi pak, materi ini bagus karena ngingetin kalau belajar matematika di era sekarang itu nggak hanya soal itung-itungan dan rumus saja. Lewat HOTS, siswa diajak berpikir lebih kritis dan inovatif. Matematika bukan hanya belajar tentang angka tetapi tentang membangun sikap, nilai moral dan kebiasaan yang baik dalam proses belajar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Komentar Imelda ini sangat mendukung karena ia melihat bahwa di era sekarang, belajar Matematika itu bukan cuma soal rumus, tapi juga harus membangun sikap, nilai moral, dan kebiasaan yang baik. Tambahan dari saya, fokus pada moral dan kebiasaan yang Imelda sebutkan itu tercermin dalam nilai karakter Meningkatkan Disiplin dan Tanggung Jawab. Guru dapat menanamkan hal ini dengan membuat siswa menyelesaikan tugas tepat waktu dan tidak menunda-nunda pekerjaan. Dengan begitu, siswa belajar bahwa kedisiplinan itu adalah modal penting dalam Matematika misalnya, teliti dan menghormati deadline dan juga di kehidupan sehari-hari.

      Hapus
  24. Terima kasih paka sudah memberikan kan meteri tentang Konsep Kurikulum Matematika Berbasis Karakter setelah saya membacanya materi ini tuh bagus banget. Saya lihat tujuannya bukan cuma bikin siswa pintar hitung, tapi juga punya sikap positif yang kuat, seperti disiplin, jujur, dan percaya diri. Saya suka contoh penerapannya di materi, yaitu Kejujuran dalam Penilaian Dirii. Itu kan artinya siswa diajak untuk jujur mengakui mana soal yang susah atau gampang bagi mereka, dan jujur sama alasan jawabannya. Ini melatih integritas mereka sejak dini. Jadi, matematika itu bukan lagi soal benar atau salah di kertas, tapi jadi alat untuk membentuk pribadi yang bertanggung jawab dan berkarakter, yang pasti berguna di mana saja, bukan cuma di kelas matematika.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Komentar Rima ini luar biasa jeli karena ia secara spesifik menyoroti pentingnya Kejujuran dalam Penilaian Diri, yang menurutnya dapat melatih integritas siswa sejak dini. Tambahan dari saya, nilai Kejujuran ini memang krusial dan dapat diterapkan melalui Refleksi dan Evaluasi Diri. Guru mendorong siswa menilai kemampuan mereka sendiri secara jujur setelah mengerjakan soal, misalnya dengan mencatat mana soal yang mereka rasa sulit atau mudah, dan memberi alasan jujur di balik jawaban mereka. Ini mengajarkan siswa untuk bertanggung jawab atas proses belajarnya dan mengutamakan integritas daripada nilai semata.

      Hapus
  25. Dan materi bapak ini juga menjelaskan Dari sekian banyaknya nilai karakter yang diangkat, saya merasa beberapa nilai itu sangat relate dengan kesulitan di matematika sendiri. Misalnya, nilai Kegigihan dalam Memecahkan Masalah. Kita tahu kalau soal matematika yang sulit itu sering bikin siswa mudah menyerah. Nah, dengan adanya kurikulum berbasis karakter ini, guru bisa kasih dukungan positif agar siswa mau terus berusaha sampai ketemu solusi. Lalu, nilai Ketelitian dalam Menghitung juga penting. Ini mengajarkan siswa bahwa bersikap teliti itu adalah bagian dari karakter, bukan cuma keterampilan menghitung. Dengan begitu, nilai karakter seperti disiplin dan gigih itu jadi terintegrasi langsung ke dalam proses belajar, bukan hanya teori di luar pelajaran.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Komentar Rima ini pintar sekali karena ia menyoroti nilai karakter yang berhubungan langsung dengan tantangan kognitif di Matematika, yaitu Kegigihan dan Ketelitian dalam Menghitung. Tambahan dari saya, fokus pada Kegigihan dalam Memecahkan Masalah adalah kunci karena ini melatih siswa untuk tidak mudah menyerah saat menghadapi soal yang sulit. Ketika guru memberikan dukungan positif, siswa akan melihat proses mencoba itu lebih penting daripada hasil akhir yang sempurna. Sementara itu, Ketelitian dalam Menghitung mengintegrasikan disiplin dan tanggung jawab secara langsung dalam soal, mengajarkan mereka bahwa sikap teliti itu adalah bagian dari karakter, bukan cuma keterampilan hitungan biasa.

      Hapus
  26. Saya rasa saya juga setuju dengan materi bapak ini tentang tantangan implementasi yang disebutkan di materi bapak ini. Salah satu kendala yang paling krusial adalah Kurangnya Pemahaman Guru dan Minimnya Dukungan dari Lingkungan Sekolah. Kita tidak bisa berharap nilai karakter seperti kerja sama atau tanggung jawab itu muncul begitu saja kalau guru belum tahu cara yang tepat untuk memasukkannya ke dalam pelajaran. Apalagi kalau dukungan dari sekolah, kepala sekolah, atau orang tua kurang. Pendekatan berbasis karakter ini kan butuh kolaborasi dari semua pihak di sekolah. Jadi, kalau ingin berhasil, fokus kita harusnya dimulai dari pelatihan guru yang memadai dan membangun kebijakan sekolah yang mendukung agar nilai-nilai karakter itu benar-benar terasa di setiap sudut sekolah, tidak hanya di pelajaran matematika.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Komentar Rima yang ini sangat strategis karena ia langsung menyentuh tantangan implementasi terbesar, yaitu Kurangnya Pemahaman Guru dan Minimnya Dukungan dari Sekolah dan Orang Tua. Tambahan dari saya, ini memang kendala utama karena pendekatan berbasis karakter menuntut kolaborasi menyeluruh dari semua pihak. Jika guru sudah dilatih dengan baik, sekolah harus menciptakan kebijakan yang mendukung, seperti membuat format penilaian yang juga mencantumkan nilai karakter, bukan cuma nilai kognitif. Selain itu, melibatkan orang tua adalah kunci agar karakter seperti tanggung jawab juga didukung di rumah, sehingga karakter itu benar-benar mendarah daging.

      Hapus
  27. Nama : Dita Ayu Safarila
    NPM : 2386206048
    Kelas : 5 C
    Dari intinya materi yaitu pembelajaran matematika tidak boleh hanya tentang angka dan rumus saja tetapi juga harus mengintegrasikan nilai nilai penting yaitu sosial dan emosional seperti kejujuran dalam penilaian diri dan kerja sama dalam kelompok

    BalasHapus
  28. Nama : Dita Ayu Safarila
    NPM : 2386206048
    Kelas : 5 C
    Nah tetapi kita bisa membangun sikap positif yaitu kurikulum berbasis karakter membantu siswa mengatasi kesulitan dan kecemasan matematika dengan membangun sikap tekun dan percaya diri. Ini sangat penting,karena mengubah emosi siswa terhadap matematika.
    Nah jadi kesimpulannya matematika berbasis karakter ini sangat signifikan karena mereka mengintegrasikan pembelajaran akademik dengan keterampilan sosial dan emosional. Tugas kita sebagai guru adalah memastikan bahwa setiap soal matematika juga merupakan pelajaran tentang nilai (kejujuran dan kerja keras) sehingga menghasilkan siswa yang tidak hanya pandai berhitung tetapi juga berkarakter kuat.

    BalasHapus
  29. Nama : Dita Ayu Safarila
    Kelas : 5 C
    NPM : 2386206048
    tetapi juga ada pertanyaan pak dari saya,bagaimana kita mendorong kejujuran dalam penilaian diri di matematika,sebagaimana kita guru bisa memastikan penilaian diri di lakukan secara otentik dan tidak di manipulasi oleh siswa apalagi dengan pikiran dan di tengah tekanan untuk mendapatkan nilai dan hasil yang bagus?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
      Npm : 2386206058
      Kelas : VB PGSD

      Hallo dita izin menjawab yh. Menurut aku, supaya siswa bisa jujur waktu penilaian diri, yang paling penting itu guru bikin suasana kelas yang nyaman dulu, jadi mereka nggak takut ngakuin bagian mana yang susah atau salah. Kadang siswa bohong karena takut nilainya jelek atau dimarahin, jadi kalau gurunya dari awal udah kasih pengertian kalau penilaian diri itu bukan soal dapat nilai bagus tapi biar mereka ngerti kemampuan sendiri, mereka bakal lebih berani jujur. Guru juga bisa pakai pertanyaan yang ringan, kayak “bagian mana yang masih bikin bingung", biar siswa fokus ke proses belajarnya, bukan ke angkanya. Kalau gurunya juga nunjukin sikap jujur dan nggak nge-judge, biasanya siswa ikut terbuka dan nggak ngerasa terbebani buat ngomong apa adanya.
      Terimakasih😊

      Hapus
  30. Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
    Npm : 2386206058
    Kelas : VB PGSD

    Izin menanggapi pak, setelah membaca kembli materi di atas. Menurut saya pak, dari materi tentang kurikulum matematika berbasis karakter ini kelihatan banget kalau tujuan utama pembelajarannya nggak cuma bikin siswa jago hitung-hitungan aja, tapi juga bantu mereka punya sikap dan kebiasaan yang baik. Di kelas matematika itu kan sering banget ada momen yang butuh ketelitian, kerja sama, sama kejujuran, jadi lewat pendekatan karakter ini siswa bisa belajar hal-hal kayak disiplin, tanggung jawab, nggak gampang nyerah, dan berani ngakuin kesalahan. Menurutku ini penting banget, soalnya karakter kayak gini kepakai juga di kehidupan sehari-hari, bukan cuma waktu ngerjain soal. Tantangannya memang ada, apalagi tiap siswa punya karakter yang beda-beda, tapi kalau gurunya bisa ngerti kondisi tiap anak dan lingkungan sekolah ikut dukung, belajar matematika bisa jadi lebih berarti, bukan cuma soal angka, tapi juga soal jadi pribadi yang lebih baik. 🙏

    BalasHapus
  31. Nama: Margaertha Elintia
    Kelas: 5C PGSD
    Npm: 2384206055

    Izin menanggapi ya pak, konsep kurikulum matematika berbasis karakter ini sangat bagus, matematika tidak hanya rumus dan hitungan tapi bisa membentuk mental siswa, dengan cara ini anak-anak lebih disiplin, percaya diri,dan bertanggung jawab.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Margaretha Elintia
      Kelas: 5C PGSD
      Npm: 2386206055

      dengan strategi implementasinya menggunakan pembelajaran berbasis proyek dan keteladanan guru, ini cara nyata agar nilai-nilai seperti kerja sama dan kejujuran bisa langsung dipraktikkan di kelas, dan ini jauh lebih penting untuk kehidupan sehari-hari mereka.

      Hapus
    2. Nama: Margaretha Elintia
      Kelas: 5C PGSD
      Npm: 2386206055

      Izin bertanya pak, dengan manfaat besar yang didapatkan dan pentingnya praktik langsung di kelas, langkah apa yang paling efektif yang harus dilakukan pihak sekolah untuk mengatasi tantangan keterbatasan waktu dan kurangnya pelatihan guru agar kurikulum berbasis karakter benar-benar berjalan maksimal?

      Hapus
  32. Materi yang sangat insightful, Pak. Saya sangat setuju bahwa matematika seringkali hanya dilihat sebagai 'ilmu hitung', padahal proses penyelesaian masalah di dalamnya sangat kental dengan nilai karakter seperti kejujuran (tidak memanipulasi data) dan kegigihan (pantang menyerah mencari solusi).

    BalasHapus
    Balasan
    1. Izin bertanya, Pak Secara konsep, kurikulum berbasis karakter ini sangat ideal. Namun, tantangan terbesarnya seringkali ada pada metode penilaian (asesmen). Bagaimana cara guru matematika menilai aspek 'moral' siswa secara objektif tanpa mencampuradukkannya dengan kemampuan akademik murni?

      Hapus
  33. Nama:syahrul
    npm:2386206092
    kelas:5D

    sekarang belajar matematika itu nggak cuma soal rumus dan angka. Ada yang namanya Kurikulum Matematika Berbasis Karakter. Konsepnya bisa dibilang cukup sederhana dimana matematika nggak cuma fokus ke kemampuan kognitif kayak ketelitian dan logika, tapi juga ke pengembangan moral dan sikap positif siswa. Jadi, tujuannya itu bikin siswa nggak cuma pintar akademik, tapi juga punya karakter kuat dan berintegritas, misalnya disiplin, jujur, kerja sama, dan rasa tanggung jawab yang tinggi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. nama:syahrul
      npm:2386206092
      kelas:5D

      Pendekatan ini bawa banyak manfaat keren buat kita. Pertama, siswa jadi punya sikap lebih positif ke matematika. Kalau selama ini takut, dengan kurikulum ini kita diajari buat tekun dan nggak gampang nyerah, yang akhirnya meningkatkan rasa percaya diri. Kedua, skill sosial kita diasah banget. Karena sering kerja kelompok, kita belajar kerja sama, menghargai pendapat teman, dan menyelesaikan konflik dengan baik. Terakhir, jelas kita jadi makin disiplin dan bertanggung jawab, terutama dalam menyelesaikan tugas tepat waktu dan dengan teliti.

      Hapus
  34. Nama: Rosidah
    Npm: 2386206034
    Kelas: 5B (PGSD)

    Saya setuju bahwa kerja sama dan kejujuran harus diperkuat dalam proses belajar. Namun, tantangan yang dihadapi sepertinya kurang waktu belajar dan pemahaman guru tentang konsep nilai karakter memang nyata. Dalam praktiknya guru sering dikejar target penyelesaian materi sehingga aspek karakter terabaikan. Padahal hal sederhana seperti contoh displin, mendorong siswa tidak menyontek atau mengajak mereka merefleksikan kesalahan sudah dapat menjadi langkah kecil yang berdampak besar.
    Saya pribadi merasa puas kalo nilai tinggi karena usaha dan kerja keras saya, tapi kalo dari nyontek rasanya seperti puasnya nggk berkah, berasa ada yang kurang.
    Justru perasaan seperti itu yang saya harapkan bisa ditanamkan pada siswa.

    BalasHapus
  35. Nama : Juliana Dai
    NPM : 2386206029
    Kelas : V,B

    Menurut saya, konsep Kurikulum Matematika Berbasis Karakter ini ide yang luar biasa dan sangat penting di tengah perkembangan pendidikan sekarang. Kita tahu Matematika sering bikin anak cemas dan stres, tapi pendekatan ini bisa membantu banget dengan mengajarkan sikap positif seperti tekun, tidak mudah menyerah, dan percaya diri. Selain itu, belajar kelompok dan proyek itu melatih tanggung jawab, kerja sama, dan kejujuran. Intinya, Matematika di sini tidak cuma bikin anak pintar hitung-hitungan, tapi juga membentuk kompetensi moral yang kuat dan berintegritas, yang mana ini sejalan banget dengan tujuan kurikulum saat ini.

    Namun, menurut saya ada tantangan praktis yang perlu diperhatikan agar kurikulum ini benar-benar berjalan mulus di lapangan. Masalahnya, guru seringkali kekurangan pemahaman tentang cara menyisipkan nilai karakter ini saat mengajar, dan mereka juga dikejar waktu untuk menyelesaikan silabus, jadi aspek karakter sering terabaikan. Selain itu, sistem penilaian di sekolah masih fokus ke nilai kognitif, bukan ke karakter.

    BalasHapus
  36. Nama : Juliana Dai
    NPM : 2386206029
    Kelas : V,B

    Menurut saya, agar kurikulum ini berhasil, guru harus benar-benar menerapkan pendekatan yang fleksibel dan personal. Artinya, guru tidak bisa mengharapkan semua siswa menunjukkan tingkat kedisiplinan atau kerja sama yang sama pada waktu yang sama. Guru perlu memahami bahwa setiap siswa punya latar belakang, pengalaman, dan karakter yang berbeda. Contohnya, jika seorang siswa kesulitan bekerja dalam kelompok, guru dapat memulainya dengan memberikan tanggung jawab kecil dalam tugas tim dan memberikan umpan balik yang membangun yang fokus pada kemajuan kecilnya, bukan hanya hasil akhir. Pendekatan yang sabar dan fokus pada proses perkembangan pribadi ini akan membantu guru memastikan bahwa nilai karakter dapat diserap secara efektif oleh semua siswa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Naida Dwi Nur Herlianawati
      Kelas : 5 B
      Npm : 2386206042

      juliana benar banget, kuncinya ada di guru yang fleksibel dan enggak kaku. Mengembangkan karakter anak itu memang butuh pendekatan personal. Kita nggak bisa anggap semua anak itu sama, kan? Ada yang memang gampang disiplin, ada juga yang harus diajari pelan-pelan. Poin tentang fokus pada kemajuan kecil itu highlight banget. Daripada guru cuma lihat nilai akhir, lebih baik fokus ke "Wah, minggu ini dia sudah mulai mau bantu teman, padahal biasanya enggak!" Memberi pujian atau feedback positif atas usaha kecil itu jauh lebih mempan daripada cuma menilai hasilnya. Itu cara paling ampuh buat bikin anak yang awalnya kesulitan jadi termotivasi dan akhirnya karakternya ikut terbangun. Setuju

      Hapus
  37. NAMA : KORNELIA SUMIATY
    NPM : 2386206059
    KELAS : 5B PGSD

    Menurut saya, konsep kurikulum matematika berbasis karakter ini idenya bagus banget, soalnya kita jadi nggak cuma fokus sama angka dan rumus, tapi juga gimana siswa bisa berkembang sebagai manusia yang punya sikap baik. Matematika itu kan sering dianggap pelajaran yang “dingin” dan cuma soal benar–salah. Padahal lewat proses ngerjain soal, kerja kelompok, sampai trial and error, banyak banget nilai yang bisa ditanamkan.
    Misalnya, saat siswa harus teliti, sabar, dan nggak gampang menyerah waktu ngerjain soal sulit. Atau waktu kerja kelompok, mereka belajar kerja sama, bagi tugas, dan menghargai pendapat teman. Bahkan hal sederhana kayak ngumpulin tugas tepat waktu itu udah termasuk karakter tanggung jawab.

    BalasHapus
  38. Nama : Naida Dwi Nur Herlianawati
    Kelas : 5 B
    Npm : 2386206042

    Saya setuju dengan materi ini pak, intinya matematika di sekolah ga boleh cuma jadi pelajaran yang menuntut kita teliti dan pandai hitung-hitungan doang. Lebih dari itu, pelajaran ini harus jadi alat ampuh buat membentuk karakter siswa. Maksudnya, saat belajar matematika, anak-anak juga sekaligus dilatih punya sikap positif, seperti jujur saat mengerjakan tugas, gigih dan enggak gampang menyerah kalau ketemu soal susah, serta bertanggung jawab dan bisa kerja sama yang baik waktu diskusi kelompok. Kalau begini, kita bukan cuma cetak siswa pintar, tapi juga generasi yang berintegritas dan punya moral bagus.

    BalasHapus
  39. Izin menanggapi pak Materi ini memberikan sudut pandang yang sangat penting tentang bagaimana pembelajaran matematika seharusnya dilakukan di era pendidikan modern. Selama ini, matematika sering dianggap sebagai mata pelajaran yang kering, penuh angka, dan sulit disentuh dari aspek emosional atau nilai moral. Namun, artikel ini berhasil menunjukkan bahwa matematika justru memiliki potensi besar untuk menjadi sarana pembentukan karakter siswa.Konsep kurikulum matematika berbasis karakter yang dijelaskan sangat relevan dengan kebutuhan pendidikan saat ini. Pengintegrasian nilai-nilai seperti kejujuran, disiplin, kerja sama, tanggung jawab, dan ketekunan ke dalam pembelajaran matematika memberikan pemahaman bahwa kompetensi akademik dan karakter tidak bisa dipisahkan. Ketika siswa mengerjakan soal dengan jujur, bekerja sama dalam kelompok, atau menunjukkan ketekunan saat menemukan kesulitan, mereka sebenarnya sedang membangun fondasi karakter yang kuat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Penjelasan bahwa pembelajaran matematika berbasis karakter dapat melatih siswa untuk menerima kesalahan sebagai bagian dari proses belajar juga sangat penting. Banyak siswa yang merasa cemas atau takut salah ketika belajar matematika. Dengan pendekatan ini, guru dapat membantu siswa melihat kesalahan sebagai peluang belajar, bukan sebagai kegagalan. Hal ini tidak hanya menumbuhkan sikap positif terhadap matematika, tetapi juga membangun ketangguhan mental yang akan sangat berguna dalam kehidupan mereka.Manfaat yang disampaikan dalam materi ini pun sangat tepat. Pendekatan berbasis karakter tidak hanya membantu meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep matematika, tetapi juga mengembangkan keterampilan sosial mereka. Kerja sama dalam kelompok, komunikasi, saling menghargai pendapat, dan belajar memecahkan masalah bersama menjadi pengalaman yang membangun kemampuan interpersonal siswa. Ini menunjukkan bahwa matematika bukan hanya untuk mengasah logika, tetapi juga untuk melatih empati dan interaksi sosial.

      Hapus
  40. Izin menanggapi lagi pak materi ini juga mengingatkan bahwa penerapan kurikulum berbasis karakter membutuhkan peran aktif guru dalam merancang kegiatan pembelajaran yang tidak sekadar fokus pada pencapaian akademik, tetapi juga pada pembentukan sikap dan perilaku positif. Dengan strategi yang tepat, seperti refleksi setelah kegiatan belajar, diskusi kelompok, ataupun pemberian contoh nyata, nilai-nilai karakter dapat terintegrasi secara alami dalam pembelajaran.Secara keseluruhan, materi ini memberikan wawasan yang kuat bahwa pendidikan matematika tidak boleh hanya berorientasi pada hasil dan angka, tetapi juga pada pembentukan manusia seutuhnya. Kurikulum matematika berbasis karakter adalah langkah penting untuk memastikan bahwa siswa menjadi pribadi yang kompeten, jujur, bertanggung jawab, dan mampu berkontribusi secara positif baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat. Materi ini sangat bermanfaat bagi guru, calon guru, dan pengembang kurikulum yang ingin menghadirkan pembelajaran matematika yang lebih bermakna dan berkarakter.

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak