Banyak guru matematika di sekolah dasar merasakan hubungan yang kompleks terhadap pekerjaan mereka, terutama terkait penilaian. Guru membutuhkan data yang dapat mendukung proses pengajaran, namun sering kali merasa terjebak dalam rutinitas penilaian yang berlebihan. Hal ini menyebabkan banyak hal yang harus disaring, dan terkadang sulit untuk bekerja secara efisien. Ada cara untuk merampingkan proses ini agar lebih bermanfaat bagi pembelajaran siswa dan tujuan pendidikan secara keseluruhan.
Melalui refleksi terhadap elemen-elemen pekerjaan yang dinilai, kami juga sering mendengar guru-guru mengungkapkan keinginan mereka untuk membantu siswa mengembangkan daya tahan belajar, mampu mengungkapkan pemikiran secara mandiri, dan mengatasi kekurangan waktu yang sering menjadi tantangan. Beberapa pertimbangan yang bisa menjadi langkah awal untuk menyempurnakan praktik pengajaran yang ada.
Pertimbangan Jumlah Pekerjaan
Pertimbangkan seberapa banyak pekerjaan yang Anda tugaskan kepada siswa. Guru sering kali dihadapkan pada dilema antara memberikan penilaian yang sesuai dan mempertimbangkan perspektif orang tua. Orang tua biasanya melihat nilai sebagai indikator penguasaan akademis anak mereka, yang mempengaruhi kekhawatiran mereka terhadap perkembangan anak. Hal ini mendorong beberapa guru untuk memberi siswa banyak tugas agar mereka tidak mendapat nilai rendah hanya karena satu soal tidak terjawab.
Namun, ini menimbulkan masalah, karena banyak alasan. Kita perlu menilai apa yang benar-benar kita anggap penting dan menyampaikan hal tersebut kepada siswa serta orang tua. Jika siswa melihat bahwa nilai mereka hanya bergantung pada jawaban yang benar, maka jawaban yang benar itu akan menjadi hal yang mereka anggap paling penting, begitu juga dengan pandangan orang tua.
Lalu, apa tujuan dari tugas tersebut? Tujuan utama bukan sekadar mendapatkan jawaban yang benar—meskipun kalkulator bisa menyelesaikan itu. Yang lebih penting adalah menciptakan siswa yang berpikir kritis dan fleksibel, yang dapat berpikir secara komputasional dan efisien. Untuk menjadi pembelajar yang siap menghadapi masa depan, siswa harus mampu mengomunikasikan dan merefleksikan pemikiran mereka dengan mendalam. Mereka harus dapat mengungkapkan ide yang ada dalam pikiran mereka dengan jelas, sehingga ketika menghadapi masalah yang kompleks, mereka tahu bagaimana menghadapinya dengan cara yang sistematis.
Jenis Pekerjaan yang Diberikan
Pertimbangkan jenis tugas yang Anda berikan kepada siswa. Mereka perlu mengkomunikasikan pemikiran mereka dengan baik, baik secara lisan maupun tulisan. Ini bukan hanya keterampilan yang digunakan oleh matematikawan yang hebat, tetapi juga keterampilan yang akan berguna bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Soal pilihan ganda, meskipun sering digunakan, tidak memungkinkan kita untuk melihat bagaimana proses berpikir siswa saat mereka memilih jawaban. Kita tidak tahu apakah mereka benar-benar memahami soal tersebut atau sekadar menebak. Pilihan jawaban yang terbatas ini menurunkan ketelitian penilaian dan ini menjadi alasan mengapa beberapa negara bagian menghindari penggunaan ujian pilihan ganda.
Dengan mengandalkan tipe penilaian ini, akan sangat sulit untuk menanggapi kebutuhan siswa secara akurat. Seperti yang dikatakan oleh Marilyn Burns, seorang pendidik matematika terkemuka, "Jawaban yang benar bisa menyembunyikan kebingungan, seperti halnya jawaban yang salah bisa menyembunyikan pemahaman." Siswa perlu menunjukkan penguasaan terhadap proses matematika dan bukan hanya sekadar hasil akhir atau perhitungan.
Parameter Penilaian yang Lebih Efektif
Untuk memahami pemikiran siswa secara lebih mendalam, berikut adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
- Gunakan hanya dua atau tiga pertanyaan penting yang berfokus pada keterampilan yang harus dikuasai.
- Pilih pertanyaan dari standar yang relevan dan yang sudah diajarkan sebelumnya, sehingga siswa dapat berfokus pada penerapan keterampilan mereka.
- Berikan daftar periksa atau representasi yang jelas untuk mempermudah siswa dalam menyusun dan menyampaikan pemikiran mereka.
- Identifikasi kesalahpahaman umum dan gunakan data ini untuk mengelompokkan siswa dalam sesi bimbingan kelompok kecil.
- Latih keterampilan yang lebih rumit secara bertahap, agar siswa menguasainya dengan tepat.
Setelah terbiasa dengan sistem ini, siswa akan memiliki pemahaman yang lebih jelas tentang ekspektasi, dan pemikiran mendalam akan menjadi kebiasaan mereka.
Pekerjaan yang Dinilai Sebagai Alat Penilaian
Pertimbangkan untuk menggunakan pekerjaan yang dinilai sebagai alat penilaian yang juga mendukung pengajaran kelompok kecil Anda. Dengan menghargai proses berpikir siswa, kita dapat dengan mudah mengidentifikasi dan memperbaiki kesalahpahaman yang terjadi. Beberapa guru berpikir bahwa siswa perlu lebih banyak latihan soal untuk mengembangkan stamina mereka dalam ujian, namun memikirkan masalah secara mendalam juga dapat meningkatkan stamina tersebut.
Selain itu, Anda bisa memanfaatkan pekerjaan yang dinilai untuk berbagai tujuan lain, seperti mengumpulkan data dan memberikan instruksi kelompok kecil yang lebih tepat. Ini akan mengurangi kebutuhan akan penilaian lain, seperti tiket keluar atau penilaian harian lainnya.
Dengan melihat kesalahpahaman yang muncul, Anda dapat merancang kegiatan atau latihan khusus yang membantu siswa untuk mengatasi kesalahan tersebut. Kelompokkan siswa berdasarkan kebutuhan mereka atau gunakan alat bantu lain saat menilai pekerjaan mereka. Hasil dari sesi penilaian ini adalah kelompok siswa yang lebih terarah, yang akan bekerja bersama untuk waktu yang lebih lama, membantu perkembangan mereka secara lebih terstruktur.
Melakukan sedikit penyesuaian ini pada penilaian pekerjaan siswa memiliki banyak manfaat. Selain membantu siswa berkembang dan menunjukkan kemajuan yang lebih jelas, cara ini juga akan menciptakan komunikasi yang lebih konsisten antara guru, siswa, dan orang tua. Ini menghemat waktu guru, karena mereka dapat menilai lebih sedikit soal dengan lebih efektif. Selain itu, guru akan mendapatkan wawasan lebih mendalam tentang kemajuan siswa, dan siswa akan semakin mandiri dan terarah dalam proses belajar mereka, memperkuat kemampuan mereka dalam matematika.
Referensi

Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
BalasHapusKelas : VB PGSD
Npm : 2386206058
Izin menanggapi pak, menurut saya materi yang dijelaskan sangat baik Pak karena sebagai guru kita tidak hanya fokus pada penilaian tetapi juga perlu memperhatikan proses dan cara berpikir siswa. Hal ini penting Pak karena dengan cara ini kita mengajarkan siswa untuk memahami materi melalui proses berpikir bukan hanya sekedar mencari jawaban dan juga apabila kita terlalu banyak memberikan tugas murid akan berfokus mencari jawaban tersebut melalui internet yang pada akhirnya akan menghambat kemampuan mereka berpikir secara kritis. Materi ini juga mengajarkan bahwa pentingnya menyesuaikan penilaian dengan tujuan pembelajaran dan perkembangan siswa. Tujuan ini juga untuk meningkatkan pembelajaran efektivitas di sekolah khususnya dalam mata pelajaran matematika. 🙏
Nama:Elisnawatie
BalasHapusKelas:V D
NPM:2386206069
Izin menambakan pak penilaian harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan perkembangan siswa. Artinya, asesmen bukan hanya alat mengukur kemampuan pak tetapi juga bagian dari proses belajar itu sendiri. contohnya dalam matematika, hal ini sangat penting karena matematika tidak hanya tentang jawaban benar, tetapi juga tentang cara siswa menalar, mencoba strategi, dan menjelaskan pemikirannya.
Dengan cara seperti ini, guru dapat menciptakan pembelajaran yang lebih efektif, bermakna, dan berpusat pada siswa, sehingga tujuan pendidikan tidak hanya menghasilkan nilai tinggi, tetapi juga melahirkan generasi yang mampu berpikir kritis dan reflektif.
Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
BalasHapusNpm :2386206058
Kelas: VB PGSD
Izin bertanya pak terkait materi, Mengapa banyak guru matematika di sekolah dasar merasakan bahwa proses penilaian itu rumit dan memakan banyak waktu Pak🙏
Hallo ka Isdi saya izin menjawab pertanyaannya sepengetahuan saya ya, menurut saya kenapa guru matematika di SD merasakan hal tersebut ialah karena,
Hapus1. Saat penilain itu pasti ada saja siswa yang menjawab ya sekadar menjawab tanpa mengetahui cara menyelesaikan dan memahami perintah soalnya, nah ini yang membuat penilaian itu rumit, guru harus memperhatikan kembali kebiasaan dan tindakan siswa di kelas untuk membantu memenuhi nilai matematika sesuai kkm, pastinya perlu waktu lagi, kebanyakan guru pasti merasakan ini ka
2. Guru matematika ini menjadi guru rangkap di sekolah, nah hal ini menjadi salah satu penyebab mengapa penilaian itu rumit dan memakan waktu, selain di kejar deadline pengumpulan laporan nilai hasil pengerjaan soal siswa , guru harus pintar-pintar mengelola waktunya, karena banyak yang harus di periksa jawaban siswanya tentunya akan rumit dan memakan waktu.
3. Jawaban siswa terhadap soal hampir tidak bisa dibaca oleh gurunya, mungkin karena kurang rapi tulisannya, jadi saat penelian membutuhkan ketelitian dan kesabaran hal ini tentunya rumit dan memakan waktu juga.
semoga bermanfaat ka
Nama : Putri Lestari Pinang
HapusNPM : 2386206081
Kelas : 5D PGSD
izin bantu menambahkan jawaban atas pertanyaan dari alusia arafia windiati, guru matematika di sekolah dasar mungkin merasakan bahwa proses penilaian itu rumit dan memakan waktu yang banyak karena mereka harus menilai tidak hanya kemampuan siswa dalam memahami konsep matematika, tetapi juga kemampuan mereka dalam menerapkan konsep tersebut dalam berbagai situasi. Selain itu, guru juga harus menilai kemampuan siswa dalam berpikir kritis, pemecahan masalah, dan komunikasi matematika. Dengan jumlah siswa yang banyak dan keterbatasan waktu, proses penilaian dapat menjadi sangat menantang bagi guru. Oleh karena itu, guru perlu menggunakan strategi penilaian yang efektif dan efisien untuk dapat menilai kemampuan siswa secara komprehensif.
Nama:Elisnawatie
HapusNPM:2386206069
Kelas:5D
Izin menjawab ya Isdiana, jadi menurut saya penilaian matematika terasa rumit dan memakan waktu karena:
1. Kemampuan siswa berbeda-beda, jadi guru harus menilai satu per satu.
2. Matematika tidak cukup dinilai dari benar salah, tapi prosesnya juga harus dilihat.
3. Jenis penilaian banyak, sehingga guru harus menyiapkan dan memeriksa lebih dari satu bentuk tugas.
4. Administrasinya banyak, mulai dari rekap nilai sampai membuat deskripsi.
5. Jumlah siswa banyak, jadi waktu yang dibutuhkan semakin panjang.
Itu sebabnya penilaian terasa berat dan menyita waktu.
Nama: Nanda Vika Sari
HapusNpm: 2386206053
Kelas: 5B PGSD
Izin menjawab pertanyaan dari Isdiana Susilowati Ibrahim, menurut sepengetahuan aku sih ya isdiana mungkin itu karena disebabkan guru tersebut itu harus perlu mengumpulkan dulu bayak data, lalu memberikan banyak nilai pada banyak tugas, dan juga menyesuaikan kebutuhan setiap siswanya sedangkan waktu di kelas itu sangatlah terbatas waktunya.
Dari pembahasan diatas saya mulai paham tentang penilaian kepada mata pelajaran matematika, ternyata penilain pada pembelajaran ini memiliki banyak perhitungannya jadi tidak sembarang seorang guru memberikan penilain terhadap hasil kerja siswa. Selain itu dari pemaparan materi ini telah membuat pikiran saya sadar akan soal pilihan ganda matematika, semasa sekolah ketika mendapatkan soal pilihan ganda apa lagi pembelajaran matematika saya sangat senang karena tidak perlu berpikir terlalu keras untuk mengerjakannya hehe, zaman dulu biasanya pakai cara hitung kancing baju haha, tapi setelah membaca laman ini ternyata soal pilihan ganda dalam matematika itu jarang digunakan negara lain ketika ujian, karena memang betul yang dikatakan oleh seorang pendidik matematika Marilyn Burns pada uraian diatas. Seorang siswa itu perlu menunjukan penguasaan terhadap proses matematika bukan handa sekadar hasil hakir, bagian ini seperti boom yang menyadarkan saya.
BalasHapusSebagai Calon pendidik saya sebisa mungkin akan membuat soal yang dapat dimengerti siswa yang dapat menilai proses bagaimana siswa tersebut mendapatkan jawaban, bukan hanya sekadar jawaban tanpa adanya prosesn pencarian jawaban, hal ini akan saya lakukan untuk dapat mengetahui pemahaman siswa saya sudah mencapai tujuan pembelajaran apa belum.
Nama : Oktavia Ramadani
BalasHapusNpm : 2386206086
Kelas : 5D
Materi ini sangat relevan karena melihat pentingnya guru bagaimana untuk lebih efisiensi dan produktif dalam penilaian matematika, ya bukan hanya sekedar memberi banyak tugas atau menghitung nilai akhir , penilaian itu seharusnya menjadi sarana untuk memahami cara berpikir siswa bukan sekedar nilai angka di rapor saja .
Memang banyak guru yang mengalamai situasi saat ini , dalam pembelajaran matematika banyak guru yang terlalu fokus pada nilai akhir dan kuantitas tugas sehingga esensiasi dari penilaian itu sebagai alat pembelajaran sering terabaikan , menurut saya , memang benar penilai itu bukan sekedar mengukur hasil , tetapi juga harus menjadi bagian dari proses belajar itu sendiri , guru juga perlu kemabli meninjau jumlah dan jenis tugas yang diberikan, agar tidak hanya menilai saja dalam kemampuan menghitung , tetapi juga kemampuan berpikir kritis.
Saya sangat setuju dengan pandangan bahwa jumlah tugas itu belum tentu efektif , karena bisa membuat siswa lelah dan guru kewalahan dalam menilai, yang lebih berkualitas itu bagaimana tugas yang diberikan dan sejauh mana tugas itu mendorong siswa untuk berpikir kritis.
Nama : Andi Nurfika
BalasHapusNPM : 2386206017
Kelas : VB PGSD
Menurut saya ini penting sekali sih untuk guru mempertimbangkan jumlah dan jenis tugas yang diberikan kepada siswanya kadang juga tugas yang terlalu banyak justru bikin siswa kewalahan dan tidak fokus pada pemahaman konsepnya lebih baik kalau guru kasih tugas yang lebih sedikit tapi benar-benar mengasah cara berpikir dan pemahaman mereka. dengan cara itu, penilaian jadi lebih efisien dan hasilnya juga lebih bermakna. Jadi bukan cuma soal banyaknya tugas tapi kualitas soal yang harus diperhatikan.
Nama : Andi Nurfika
HapusNPM : 2386206017
Kelas : VB PGSD
Saya tambahkan lagi pak jadi saya setuju banget kalau penilaian sebaiknya harus lebih fokus pada dua atau tiga keterampilan utama siswa. Kalau juga terlalu banyak yang dinilai guru malah bisa kehilangan arah dan siswa juga bingung mau fokus yang di mana. Dengan fokus yang lebih jelas guru juga bisa lebih paham sejauh mana sih kemampuan siswa dalam hal-hal tertentu. Selain itu juga, siswa jadi tahu bagaimana yang perlu mereka tingkatkan. Intinya penilaian yang terarah bisa bikin proses pembelajaran yang lebih aktif
Nama : Andi Nurfika
BalasHapusNPM : 2386206017
Kelas : VB PGSD
Saya menemukan bagian yang menarik dari materi di atas menurut saya adalah tentang menggunakan pekerjaan siswa sebagai alat untuk mengajar kelompok kecil. Ini karena guru juga bisa langsung melihat kesalahan umum dan membantu siswa memperbaikinya lewat bimbingan langsung oleh guru tersebut. Jadi penilaian bukan cuma untuk kasih nilai, tetapi juga untuk jadi bahan refleksi pengajaran selanjutnya pendekatan ini bikin pembelajaran terasa lebih personal dan lebih bermakna. Dengan itu guru dan siswa bisa tumbuh bersama dalam proses belajar
Nama : Putri Lestari Pinang
BalasHapusNPM : 2386206081
Kelas : 5D PGSD
izin menanggapi materi bapak, saya sangat setuju dengan materi bapak diatas guru dapat menjadi lebih efisien dan produktif dalam penilaian matematika dengan menggunakan strategi mengumpulkan dan menilai tugas, membuat rubrik penilaian yang jelas dan spesifik, serta memberikan tugas yang lebih singkat dan fokus pada konsep tertentu. Dengan demikian, guru dapat menghemat waktu dan meningkatkan kualitas penilaian, sehingga mereka dapat lebih fokus pada membantu siswa memahami konsep matematika yang sulit.
Nama : Putri Lestari Pinang
BalasHapusNPM : 2386206081
Kelas : 5D PGSD
izin bertanya pak, bagaimana cara mengatasi guru yang melakukan penilaian matematika hanya dengan terus mengerjakan soal tanpa ada penilaian keterampilan yang dinilai? bagaimana solusinya?
Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
HapusKelas : VB PGSD
Npm : 2386206058
Izin pak menjawab pertanyaan dari putri. Menurut saya pak, masalah guru yang menilai matematika cuma dari banyaknya soal bisa diatasi dengan mengganti cara ngasih tugasnya, bukan nambah soal terus pak. Selain ulangan atau lembar soal, guru bisa kasih tugas lain, misalnya siswa diminta jelasin langkah penyelesaian satu soal di depan kelas, kerja kelompok buat nyelesain masalah cerita, atau bikin poster soal di kertas. Dari situ guru bisa lihat apakah siswa paham konsepnya, bisa jelasin dengan kata-kata sendiri, teliti atau masih sering salah, dan bagaimana cara mereka kerja sama dengan temannya, jadi bukan cuma lihat benar–salah jawaban nya saja pak. Supaya nggak ribet juga, menurut aku guru cukup pilih beberapa tugas yang paling kelihatan usaha dan proses berpikir siswa, lalu dinilai pakai lembar penilaian sederhana. Dengan cara ini, penilaian matematika jadi lebih lengkap: bukan hanya seberapa banyak soal yang bisa dikerjakan, tapi juga bagaimana siswa berpikir dan memakai matematika dalam kegiatan belajar pak.
Terimakasih🙏🏻
Nama : Nabilah Aqli Rahman
HapusNPM : 2386206125
Kelas : 5D PGSD
Hai Putri! aku izin mau jawab pertanyaan kamu yaa 😃
Aku gatau jawabanku ini tepat atau engga, ini menurut pemahaman ku aja setelah baca artikel ini, dan sambil aku searching-searching juga. Tapi aku usahakan buat kasih jawaban terbaikku yaa.
Menurut ku, kalau guru cuma menilai lewat soal hitungan terus, bisa bisa keterampilan siswa jadi ga keliatan. Misalnya cara mereka menjelaskan, kerja sama, atau strategi berpikir. Solusinya, guru bisa tambah penilaian lain yang lebih simpel. Kaya bikin tugas kecil atau kerja kelompok. Jadinya penilaian lebih lengkap deh karena ga cuma angka.
cmiiw guys 😀🙌
Nama: Nanda Vika Sari
HapusNpm: 2386206053
Kelas: 5B PGSD
Izin menjawab pertanyaan dari Putri Lestari Pinang, menurut sepengetahuan yang saya ketahui mungkin guru tersebut perlu untuk mengubah jenis tugasnya untuk diberikan kepada para siswanya, bukanlah hanya sekedar mengubah dari jumlah soalnya saja. Solusi menurut saya yang saya ketahui mungkin bisa meminta kepada para siswanya untuk menceritakan secara lisan mengenai bagaimana cara para siswa tersebut menyelesaikannya, lalu bisa juga dengan menggunakan juga soal yang meminta sebuah penjelasan suatu langkah atau alasan, dan juga menjadikan hasil itu dari bahan berupa bimbingan kelompok kecil.
Nama : Putri Lestari Pinang
BalasHapusNPM : 2386206081
Kelas : 5D PGSD
izin menambahkan kesimpulan saya mengenai parameter penilaian yang lebih efektif, guru dapat memahami pemikiran siswa lebih dalam lewat penilaian matematika dengan menggunakan beberapa strategi, seperti meminta siswa untuk menjelaskan proses berpikir mereka dalam menyelesaikan soal, menggunakan pertanyaan terbuka yang memungkinkan siswa untuk menunjukkan pemahaman mereka, dan menganalisis kesalahan siswa untuk memahami konsep yang belum dipahami. Dengan demikian, guru dapat memahami bagaimana siswa berpikir dan memahami konsep matematika, sehingga dapat memberikan bantuan yang lebih tepat dan efektif. Selain itu, guru juga dapat menggunakan asesmen formatif untuk memantau kemajuan siswa dan menyesuaikan pengajaran mereka.
Nama: Nanda Vika Sari
BalasHapusNpm: 2386206053
Kelas 5B PGSD
Setelah saya baca materi ini, menurut saya materi ini sangat bernilai karena membahas/menyoroti betapa pentingnya efisiensi/ketepatan dan kualitas dalam penilaian matematika. Pendekatan yang memberitahukan pemahaman proses berpikir siswa, bukan sekedar hasil akhir, membantu guru menilai dengan lebih bermakna/berarti/bermanfaat. Selain itu juga dapat menghemat waktu, strategi ini juga meningkatkan komunikasi antara guru, siswa, dan orang tua serta dapat membangun kebiasaan berpikir kritis dan refleksi/evaluasi diri pada siswa.
Nama:bella ayu pusdita
BalasHapusKelas:5d
Nim:2386206114
Izin menanggapi materi diatas pak materi ini menyajikan kritik yang tepat terhadap praktik penilaian matematika yang berlebihan dan berfokus pada hasil akhir (jawaban benar) di sekolah dasar. Solusinya berpusat pada pergeseran filosofis dari kuantitas tugas ke kualitas pemikiran dan komunikasi proses.
melakukan penyesuaian pada penilaian pekerjaan siswa menciptakan komunikasi yang lebih konsisten, menghemat waktu guru, memberikan wawasan mendalam tentang kemajuan siswa, dan mendorong kemandirian siswa.
Nama:bella ayu pusdita
BalasHapusKelas:5d
Nim:2386206114
Izin bertany juga pak Untuk guru yang mengajar kelas dengan jumlah siswa yang sangat besar, strategi apa yang paling efektif untuk menganalisis proses berpikir siswa (bukan hanya jawaban akhir) dari dua atau tiga pertanyaan penting tanpa menambah beban kerja yang berlebihan?
Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
HapusNpm : 2386206058
Kelas : 5B PGSD
Hallo bella izin menjawab yah. Menurut aku, kalau guru mengajar di kelas yang siswanya banyak, cara yang paling efektif untuk melihat proses berpikir tanpa nambah beban kerja adalah dengan memaksimalkan sedikit soal yang benar-benar bermutu. Misalnya guru cukup hanya memberi dua atau tiga pertanyaan terbuka yang minta siswa menulis langkah dan alasannya, bukan sekadar hasil akhirnya saja. Penilaiannya bisa dibuat lebih ringan dengan kerja kelompok kecil, jadi satu lembar jawaban mewakili beberapa siswa, dan guru sambil keliling mengamati cara mereka berdiskusi. Selain itu, guru bisa minta beberapa siswa secara acak untuk menjelaskan caranya di depan kelas ataupun di akhir pelajaran. Dengan strategi seperti ini, guru tetap bisa membaca cara berpikir siswa dari sedikit pertanyaan penting, tetapi waktu koreksi dan beban kerjanya tidak terlalu berat.
Terimakasih 🙏
Nama:Elisnawatie
HapusKelas:5D
NPM:2386206069
Izin menjawab ya Bella jdi menurut saya meskipun jumlah siswa banyak, guru tetap bisa menganalisis proses berpikir mereka tanpa menambah beban kerja dengan cara memilih 2–3 pertanyaan yang benar-benar mengungkap cara mereka berpikir, meminta siswa menuliskan langkah secara singkat, memanfaatkan alat penilaian cepat seperti exit ticket atau Google Form, serta mengelompokkan jawaban dalam kategori sederhana seperti paham, setengah paham, dan belum paham. Dengan strategi ini, guru tetap mendapatkan gambaran jelas tentang pemahaman siswa, tetapi proses penilaiannya tetap efisien dan tidak memakan waktu terlalu banyak.
Nama: Nanda Vika Sari
HapusNpm: 2386206053
Kelas: 5B PGSD
Izin menjawab pertanyaan dari Bella Ayu Pusdita, menurut sepengetahuan yang saya ketahui mungkin guru tersebut bisa menggunakan rubik sederhana nah jadi misalnya tu tiga indikator yaitu strategi, langkah, dan juga beserta dengan alasan itu bisa untuk menilai dua sampai tiga soal yang cukup mendalam. Nah dengan rubik tadi itu, guru tersebut bisa untuk menilai sebuah proses berpikir setiap para siswanya secara cepat, dan harus membaca semua dengan detail jawaban siswa tersebut dari sini guru itu bisa menganalisis akan tetap akurat tetapi pekerjaannya tidak semakin berat.
Nama: Margaretha Elintia
BalasHapusKelas: 5C PGSD
Npm: 2386206055
saya setuju dengan pembahasan di atas, jelas sekali kalau penilaian matematika tidak boleh hanya fokus pada jawaban akhir saja, kalau hanya melihat jawaban benar atau salah, kita tidak tahu apakah siswa benar-benar paham atau hanya menebak, dengan mengurangi jumlah soal dan fokus pada proses berpikir ini akan membuat guru lebih efisien dalam menilai dan membuat siswa lebih pintar dalam berpikir kritis.
Nama : Juliana Dai
HapusNPM : 2386206029
Kelas : V,B
Saya setuju sekali dengan poin Margaretha bahwa fokus penilaian seharusnya tidak hanya pada jawaban akhir. Tambahan saya, jika guru terus-terusan hanya melihat jawaban benar atau salah, kita tidak akan tahu apa benar-benar pemikiran siswa, karena jawaban yang benar saja bisa saja menyembunyikan kebingungan mereka. Jadi, dengan mengurangi jumlah soal dan fokus pada proses berpikir ini, guru jadi lebih efisien dalam menilai karena mereka bisa mengumpulkan data yang berguna untuk memberikan instruksi kelompok kecil yang tepat. Ini juga sangat bagus untuk siswa, karena mereka akan semakin mandiri dan terarah dalam belajar, memperkuat kemampuan mereka dalam Matematika, dan mereka didorong untuk menjadi pemikir yang kritis dan fleksibel.
Nama : Aprilina Awing
BalasHapusKelas : 5D PGSD
NPM : 2386206113
Pak, dari materi ini saya jadi sadar kalau penilaian dalam matematika itu ternyata jauh lebih kompleks dari yang terlihat. Banyak guru sebenarnya ingin memahami cara berpikir siswa, tapi justru terjebak dalam banyaknya tugas dan penilaian yang harus diberikan. Menurut saya, Pak, ini membuat tujuan utama pembelajaran, yaitu melatih siswa berpikir kritis dan fleksibel malah jadi tertutup oleh rutinitas administrasi nilai.
Yang menarik buat saya, Pak, adalah penekanan bahwa jumlah tugas itu harus benar-benar dipertimbangkan. Ternyata memberi banyak tugas bukan selalu berarti hasil belajar lebih baik, apalagi kalau semua tugas itu hanya menilai “jawaban benar”. Penjelasan bahwa tujuan sebenarnya adalah membuat siswa mampu menjelaskan cara berpikir mereka, menurut saya penting sekali, Pak.
Nama : Aprilina Awing
HapusKelas : 5D PGSD
NPM : 2386206113
Saya juga tersadar, Pak, bahwa jenis tugas itu sangat memengaruhi pemahaman guru terhadap kemampuan siswa. Soal pilihan ganda mungkin cepat diperiksa, tapi tidak memberikan gambaran bagaimana siswa berpikir. Kutipan Marilyn Burns yang bilang bahwa jawaban benar bisa menyembunyikan kebingungan itu benar-benar membuka wawasan saya, Pak. Jadi menurut saya, tugas yang mendorong siswa menjelaskan proses berpikir memang jauh lebih bermanfaat untuk pembelajaran.
Nama : Aprilina Awing
BalasHapusKelas : 5D PGSD
NPM : 2386206113
Saya ijin bertanya pak, bagaimana cara menyeimbangkan antara kebutuhan orang tua yang ingin banyak nilai dengan kebutuhan guru untuk mengurangi jumlah tugas?
Karena orang tua biasanya melihat nilai sebagai tolok ukur utama.
Hallo ka Aprilina saya izin menanggapi pertanyaanya ya
HapusMenurut saya walaupun guru mengurangi jumlah tugas tetapi pemberian tugas atau soal kepada siswa itu dengan memperhatikan poin-poin yang penting saya rasa tidak mengurangi penilaian antara guru dan juga penilaian kebutuhan orang tua terhadap nilai yang keluar dari pembelajaran yang diikuti oleh anaknya.
Karena saya rasa kalau memberikan jumlah tugas yang banyak namun tidak memiliki bobot atau tujuan yang jelas yang bisa mengukur pemahaman siswa atas pembelajaran itu sama saja membuang-buang waktu dan tidak efisien bagi guru ataupun bagi siswa.
Nah jadi walaupun guru mengurangi jumlah tugas namun tugas yang diberikan itu efisien dan benar-benar bertujuan untuk mengukur pemahaman siswa akan pembelajaran yang telah dilangsungkan Saya rasa tidak menurunkan dan bisa menyeimbangkan antara penilaian yang didapat lalu diberikan kepada orang tua siswa tersebut.
semoga bermanfaat...
Nama:Elisnawatie
HapusNPM:2386206069
Kelas:5D
Izin menjawab ya april Menurut saya, cara menyeimbangkan kebutuhan orang tua dan guru bisa dengan:
1. Menjelaskan bahwa kualitas tugas lebih penting daripada banyaknya tugas.
2. Menggunakan penilaian beragam seperti observasi atau asesmen lisan, jadi nilai tetap ada tanpa menumpuk PR.
3. Membuat rubrik yang jelas, supaya orang tua paham bagaimana nilai diperoleh.
4. Memberi update perkembangan anak secara rutin, sehingga orang tua tidak merasa “kekurangan nilai”.
5. Mengajak orang tua memahami beban anak dan guru, bahwa tugas terlalu banyak justru tidak efektif.
Dengan cara ini, kebutuhan orang tua terpenuhi, tetapi guru tetap bisa menjaga jumlah tugas agar tidak berlebihan.
Nama : Nabilah Aqli Rahman
HapusNPM : 2386206125
Kelas : 5D PGSD
Hai April! aku izin mau jawab pertanyaan kamu juga yaa 😃
Ini relate banget nih sama pengalaman aku. Waktu aku jadi guru bimbel privat, aku sering ketemu orang tua yang pengen anaknya punya banyak nilai sebagai bukti belajar. Sementara aku sendiri ngerasa kalau terlalu banyak tugas malah bikin anak capek dan berujung ga fokus ke pemahaman.
Jadi aku coba bikin peniilaian yang lebih sederhana tapi teteap bisa nunjukkin kemampuan anak, misalnya lewat proyek kecil yang hasilnya bisa langsung dilihat tuh sama orang tuanya.
Aku juga biasanya ngobrol sama orang tuanya kalau sudah selesai sesi bimbelnya. Aku jelasin baik-baik kalau nilai itu bukan cuma angka, tapi bisa juga berupa catatan perkembangan atau hasil kerja si anak (berdampak juga ke perilaku anak sehari-hari).
Dengan cara itu, orang tua tetap merasa ada bukti, anak ga terbebani, dan aku sebagai guru bisa lebih fokus bikin belajar jadi seru dan bermakna deh.
cmiiw guys 😀🙌
Nama: Nur Sinta
BalasHapusNPM: 2386206033
Kelas: 5B PGSD
Materi ibu membahas tentang penilaian matematika yang efisien dan produktif karena banyak guru yang kesulitan saat penilaian karena rutinitas penilaian yang berlebihan, dalam penilaian matematika juga perlu mempertimbangkan banyak hal seperti siswa tidak hanya bisa menjawab soal dengan benar namun siswa bisa berpikir kritis dan fleksibel siswa bisa mengungkapkan ide yang ada di dalam pikiran. Agar penilaian matematika efisien dan produktif maka jangan gunakan jenis penilaian pilihan ganda karena kita tidak melihat proses berpikir siswa saat mengerjakan soal
Nama : Juliana Dai
HapusNPM : 2386206029
Kelas : V,B
Komentar Nur Sinta ini sangat tepat. Memang, banyak guru yang masih terjebak dalam rutinitas penilaian yang berlebihan, padahal yang terpenting dalam Matematika itu bukan cuma jawaban benar, tapi kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan fleksibel serta bisa mengungkapkan ide yang ada di pikiran mereka. Tambahan dari saya, salah satu solusi paling jitu yang diusulkan materi ini adalah mempertimbangkan untuk menggunakan pekerjaan yang dinilai sebagai alat penilaian. Artinya, tugas-tugas siswa itu dihargai bukan hanya untuk mendapatkan nilai, tetapi sebagai cara untuk mengidentifikasi dan memperbaiki kesalahpahaman yang muncul. Jadi, kita tinggalkan penilaian pilihan ganda yang tidak bisa melihat proses berpikir siswa, dan ganti dengan tugas yang mendorong mereka untuk mengomunikasikan pemikiran mereka secara lisan maupun tulisan.
Nama: Nur sinta
BalasHapusNPM: 2386206033
Kelas: 5B PGSD
Izin menanggapi pak...
Dengan penerapan penilaian matematika yang efisien dan produktif membuat guru untuk lebih fokus pada kebutuhan belajar setiap siswa dan cara berpikir siswa tentang soal matematika dapat meningkat secara berkelanjutan. Selain itu membuat siswa lebih memahami dan menggali konsep matematika secara lebih mendalam, melatih cara berpikir siswa, siswa lebih mandiri dan terarah dalam proses belajar karena siswa tahu apa yang harus di tingkatkan dan diperbaiki
Nama : Juliana Dai
HapusNPM : 2386206029
Kelas : V,B
Pendapat Nur Sinta yang kedua tentang guru yang jadi lebih fokus dan siswa yang lebih mandiri juga sangat didukung oleh materi ini. Ketika guru menerapkan penyesuaian kecil ini, manfaatnya banyak sekali. Selain membantu siswa berkembang dan menunjukkan kemajuan yang jelas, cara ini juga menciptakan komunikasi yang lebih konsisten antara guru, siswa, dan orang tua. Dengan menilai sedikit soal namun lebih efektif, guru akan mendapatkan wawasan yang lebih dalam tentang kemajuan siswa, dan siswa pun akan semakin mandiri dan terarah dalam proses belajarnya, sehingga kemampuan Matematika mereka semakin kuat. Fokus guru akan beralih dari mengumpulkan data yang banyak menjadi menggunakan data tersebut untuk memberikan instruksi kelompok kecil yang tepat, yang pada akhirnya mengurangi kebutuhan akan penilaian harian atau tiket keluar lainnya.
Nama : Dita Ayu Safarila
BalasHapusNPM : 2386206048
Kelas : 5 C
izin menanggapi materi.
penilaian matematika ini fokus pada pertanyaan berkualitas sangat bagus dan penggunaan data untuk bimbingan kelompok kecil tidak hanya menguntungkan guru,tetapi secara kritis juga mendukung kesahatan mental dan siswa. Dengan mengurangi beban kerja yang tidak perlu dan mendorong pikiran yang bermanfaat siswa dapat belajar matematika lebih sedikit setres dan pemahaman yang mendalam
Nama : Juliana Dai
HapusNPM : 2386206029
Kelas : V,B
saya setuju banget dengan pendapat Dita ini, terutama soal dampak positifnya ke kesehatan mental guru dan siswa. Coba kita pikirkan, kalau guru mengurangi jumlah soal yang diperiksa, tentu energi guru bisa lebih fokus untuk hal yang lebih penting, yaitu merancang latihan khusus untuk mengatasi kesalahpahaman siswa. Selain itu, kalau siswa tahu bahwa guru lebih menghargai proses berpikir mereka, bukan cuma jawaban akhir, mereka pasti jadi lebih berani menunjukkan ide mereka tanpa takut salah. Ini otomatis mengurangi stres, karena tujuan utama tugasnya jadi bergeser dari sekadar mencari nilai sempurna menjadi kesempatan untuk mengomunikasikan pemikiran dan merefleksikan diri. Dengan begitu, komunikasi antara guru, siswa, dan orang tua juga jadi lebih konsisten dan jelas.
Nama : Dita Ayu Safarila
BalasHapusNPM : 2386206048
Kelas : 5 C
materi ini sangat unggul karena pendekatan nya menghindari penilaian rutinitas dan memastikan setiap tugas yang di nilai benar benar memberikan data yang dapat di lanjutkan oleh guru. Dengan menggunakan 2-3 pertanyaan penting yang fokus pada keterampilan inti siswa di ajak berpikir mendalam jdi bukan hanya menghafal prosedur.jadi siswa tidak merasa kewalahan karena mendapat kesalahan yang banyak pada soal.
Nama : Juliana Dai
HapusNPM : 2386206029
Kelas : V,B
Pendapat Dita ini juga pas banget, di mana poin utamanya adalah menghindari penilaian yang rutinitas dan memastikan data yang didapat benar-benar bisa dipakai guru. Inti dari materi ini memang menyarankan untuk hanya menggunakan dua atau tiga pertanyaan penting yang fokus pada keterampilan yang harus dikuasai. Ini bukan cuma soal menghemat waktu, tapi juga membuat siswa diajak untuk berpikir mendalam daripada cuma menghafal prosedur. Kalau siswa tidak dibanjiri soal yang banyak, mereka tidak akan merasa kewalahan, dan nilai mereka tidak hanya bergantung pada satu jawaban yang salah, yang seringkali bikin orang tua khawatir. Dengan cara ini, siswa jadi lebih mandiri dan terarah dalam belajar Matematika, dan kemampuan mereka pun makin kuat.
Nama : Maria Ritna Tati
BalasHapusNPM : 2386206009
Kelas : V APGSD
Dari materi yang saya baca materi ini memberikan informasi yang sangat penting dan bermanfaat tentang ODD.penjelasan tentang gejala, penyebab, dan penanganan ODD sangat membantu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang gangguan ini.saya suka bagaimana materi ini menekankan pentingnya penanganan ODD secara multidisiplin, yang melibatkan berbagai pihak seperti psikolog, psikiater, guru, dan orang tua.
oppositional defiant disorder (ODD) adalah gangguan perilaku yang ditandai dengan pola perilaku negatif, menentang, atau kasar yang konsisten dan terjadi selama setidaknya enam bulan. Gejala ODD meliputi marah dan mudah tersinggung, argumentatif dan menentang, serta perilaku kasar dan dendam. ODD dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti faktor genetik, lingkungan sosial yang tidak mendukung, dan pola asuh yang otoriter atau terlalu permisif.
Nama : Maria Ritna Tati
HapusNPM:2386206009
Kelas: V A PGSD
Maaf pak atas kesalahan mengirim tentang materi ini jadi kebalik-balik sama yang materi satunya,izinmenanggapi lagi ya pak,materi ini sangat membantu para guru matematika! Penjelasan tentang bagaimana cara melakukan penilaian yang efisien dan produktif sangat relevan dengan tantangan yang sering dihadapi guru di kelas.saya suka bagaimana materi ini menekankan pentingnya memahami pemikiran siswa, bukan hanya sekadar hasil akhir atau perhitungan yang benar.penilaian matematika yang efisien dan produktif melibatkan lebih dari sekadar memberikan soal dan memeriksa jawaban.guru perlu meluangkan waktu untuk memahami pemikiran siswa, memberikan umpan balik yang konstruktif, dan mendorong siswa untuk merefleksikan pemikiran mereka sendiri.dengan melakukan ini, guru dapat membantu siswa untuk mengembangkan pemahaman konsep yang lebih dalam dan kemampuan problem-solving yang lebih baik.
Nama : Maria Ritna Tati
BalasHapusNPM : 2386206009
Kelas : V A PGSD
Tambahan tentang materi ini saya merasa materi ini tuh sangat relevan dengan kondisi saat ini, di mana semakin banyak anak-anak dan remaja yang menunjukkan gejala-gejala ODD.dengan memahami ODD, kita bisa lebih berempati terhadap anak-anak dan remaja yang mengalami gangguan ini dan memberikan dukungan yang tepat agar mereka bisa berkembang secara optimal.
penanganan ODD melibatkan pendekatan multidisiplin, yang meliputi terapi kognitif dan perilaku (CBT),pelatihan orang tua, terapi keluarga,dan penggunaan obat-obatan atau dalam kasus tertentu. CBT membantu anak-anak untuk memahami dan mengubah pola pikir dan perilaku negatif mereka, sementara pelatihan orang tua membantu orang tua untuk memahami dan merespon perilaku anak dengan lebih efektif.terapi keluarga membantu meningkatkan komunikasi dan interaksi yang positif di dalam keluarga, sementara obat-obatan digunakan untuk mengendalikan gejala yang lebih parah atau jika ODD terjadi bersamaan dengan gangguan lain, seperti ADHD atau depresi.
Nama : 2386206009
HapusNPM : 2386206009
Kelas : V A PGSD
Maaf ini juga salah membahas materi,izin menanggapi lagi saya setuju dengan pendapat bahwa penilaian matematika seharusnya tidak hanya berfokus pada kemampuan siswa dalam menghitung, tapi juga pada kemampuan mereka dalam mengkomunikasikan pemikiran mereka dan merefleksikan pemikiran mereka dengan mendalam. Ini penting untuk mengembangkan pemahaman konsep yang lebih kuat dan kemampuan problem solving yang lebih baik pada siswa.untuk melakukan penilaian matematika yang efisien dan produktif, guru perlu menggunakan berbagai alat dan teknik penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik siswa. beberapa contoh alat dan teknik penilaian yang bisa digunakan adalah pertanyaan terbuka, tugas proyek, observasi kelas, dan portofolio siswa.dengan menggunakan berbagai alat dan teknik penilaian, guru dapat memperoleh gambaran yang lebih komprehensif tentang kemampuan siswa dan memberikan umpan balik yang lebih efektif.
Terima kasih bapak,sudah memberi kan materi ini menurut saya, poin tentang pentingnya menilai proses berpikir siswa alih-alih hanya hasil akhir itu bagus banget, bapak
BalasHapusSelama ini, terutama dengan soal pilihan ganda, yang dinilai cuma jawaban benar atau salah. Padahal, seperti yang materi ini sebut, jawaban benar bisa aja "menyembunyikan kebingungan," dan jawaban salah belum tentu siswa tidak mengerti sama sekali. Mungkin salah hitung, atau salah langkah sedikit di akhir.
Konsep penilaian yang lebih tepat itu yang menyarankan kita hanya pakai dua atau tiga pertanyaan penting benar-benar menantang cara pandang kita. Itu berarti kita harus merancang soal yang memang memaksa siswa untuk menunjukkan pemikiran yang mereka bisa secara lisan atau tulisan, bukan sekadar mengisi kotak kosong. Ini akan jauh lebih mendidik bagi guru, itu karena kita bisa langsung tahu di mana letak miskonsepsi siswa, dan bukan hanya tahu bahwa siswa itu salah. Dengan begitu, umpan balik dan sesi bimbingan kelompok kecil yang disarankan akan jadi jauh lebih tepat sasaran.
Saya juga suka banget dengan materi bapak pada bagian yang membahas bahwa penyesuaian penilaian ini ternyata juga bisa mengurangi beban kerja guru dan meningkatkan komunikasi.
BalasHapusSeringkali, guru merasa harus memberikan banyak sekali soal latihan atau tugas harian karena berpikir itu akan membangun stamina siswa untuk ujian. Tapi, materi ini menawarkan pendapat yang lebih cerdas: dengan fokus pada kualitas pekerjaan yang dinilai bukan kuantitas, guru bisa hemat waktu karena bisa menilai lebih sedikit soal dengan lebih efektif.
Selain itu, penilaian yang fokus pada proses ini juga membantu menenangkan orang tua. Ketika orang tua hanya melihat nilai sebagai indikator kuasai materi, mereka jadi khawatir. Namun, jika penilaian itu juga disertai komunikasi yang menunjukkan bahwa siswa sudah berkembang dalam proses berpikirnya misalnya, mampu mengidentifikasi dan memperbaiki kesalahannya sendiri, ini memberikan gambaran kemajuan yang lebih jelas dan lebih meyakinkan, bukan hanya angka di rapor.
Dan m
BalasHapusenurut saya yang paling penting dan berharga bagi saya ada di awal materi, yaitu tujuan untuk menciptakan siswa yang berpikir kritis dan fleksibel, yang mampu berkomunikasi dan merefleksikan pemikiran mereka.
Intinya, pelajaran matematika itu bukan cuma tentang menghitung, tapi tentang problem solving dan kemampuan untuk mengomunikasikan ide yang kompleks dengan jelas. Materi ini menekankan bahwa jenis keterampilan ini berguna di kehidupan sehari-hari, bukan hanya di kelas matematika.
Dengan beralih dari soal pilihan ganda yang cenderung hanya menguji ingatan atau tebakan ke jenis pekerjaan yang meminta siswa untuk menyusun dan menyampaikan pemikiran mereka baik lisan maupun tulisan, kita secara tidak langsung sedang melatih mereka untuk menghadapi masalah kompleks di masa depan. Ini adalah cara yang sistematis untuk memastikan siswa tidak hanya mencari jawaban benar, tapi juga tahu mengapa jawaban itu benar dan mampu menjelaskan jalannya. Ini benar-benar membuat pembelajaran jadi lebih bermakna. Sekali lagi terima kasih bapak untuk materi nya
Nama:Imelda Rizky Putri
BalasHapusNpm:2386206024
Kelas:5B
Pada materi ini guru memberi penilaian matematika tidak harus rumit dan memakan banyak waktu, dengan menggunakan strategi efisiensi, rubrik penilaian yang jelas dan pemanfaatan teknologi yang tepat guru menjadi mudah melakukan penilaian pada siswa.
Nama:Elisnawatie
HapusNPM:2386206069
Kelas:5D
Saya sangat setuju dengan pendapat yang disampaikan Imelda pak. Benar sekali bahwa penilaian matematika sebenarnya tidak harus rumit atau memakan banyak waktu. Ketika guru menggunakan strategi yang efisien, semuanya jadi lebih tertata. Ditambah lagi dengan adanya rubrik penilaian yang jelas, guru tidak perlu bingung menentukan kriteria nilai karena semuanya sudah terstruktur.
Pemanfaatan teknologi juga membuat proses penilaian jauh lebih cepat dan praktis mulai dari mengoreksi tugas, merekap nilai, sampai membuat laporan hasil belajar siswa. Jadi guru tidak kewalahan lagi hanya karena urusan penilaian. Dengan kombinasi strategi yang tepat, rubrik yang terarah, dan teknologi yang mendukung, penilaian matematika bisa menjadi jauh lebih mudah, efektif, dan tidak menguras waktu maupun tenaga guru.
Nama: Maya Apriyani
BalasHapusNpm: 2386206013
Kelas: V.A
Izin memberikan tanggapan saya terkait materi yang telah disediakan yaitu efisien dan produktif untuk melakukan penilaian matematika, Nah dari bacaan ini menurut saya seringkali guru itu tidak menyadari bahwa Terkadang mereka itu memberikan tugas yang begitu banyak namun itu akan membuat susah pada diri mereka sendiri, yang di mananya guru pasti akan kewalahan pada saat ingin melakukan penilaian.
Nah melalui bacaan ini juga saya melihat bahwa ternyata penilaian itu tidak berfokus kepada benar atau tidaknya suatu jawaban melainkan kita melihat proses berpikir siswa. Melalui tugas yang guru berikan tentunya guru berharap siswa dapat berpikir kritis,menuliskan pemahaman-pemahaman mereka, dan mengerjakan sesuai dengan tingkat pemahaman mereka.
Nah kemudian dari bacaan ini juga saya melihat bahwa dinyatakan bahwa soal pilihan ganda itu tidak efektif untuk diterapkan kepada siswa, karena bisa jadi siswa itu hanya menebak saja, bukan benar-benar dari pemikiran mereka secara step by step.
Nah tentunya ada strategi yang dilakukan agar penilaian lebih efektif.
1. Sebagai guru tidak perlu membuat begitu banyak soal cukup beberapa soal aja yang penting soal itu benar-benar terkait dengan materi itu dan betul-betul mencangkup inti dari tujuan pembelajaran itu.
2. Kemudian kita memberikan soal yang benar-benar yang sudah kita ajari sebelumnya.
3. Kemudian kita memberikan penjelasan yang jelas agar siswa mudah menyusun dan menyampaikan pemikiran mereka dalam menjawab soal.
4. Kemudian gunakan kesalahan untuk mengelompokkan siswa dalam sesi bimbingan kecil.
5. Kemudian kita perlu melatih siswa Apabila mereka mengalami kesusahan agar mereka dapat menguasai materi dengan tepat.
Guru Harus melihat bahwa tugas yang diberikan itu Apakah sudah benar-benar dapat mencakup pemahaman siswa dan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Terima kasih
Nama : Nabilah Aqli Rahman
BalasHapusNPM : 2386206125
Kelas : 5D PGSD
Yang bisa saya simpulkan dari artikel kali ini adalah kalau banyak guru SD sering kewalahan karena penilaian yang terlalu banyak. Akhirnya, waktu habis buat ngoreksi, bukan buat membantu siswa memahami konsep matematika dengan cara yang menyenangkan.
Makanya, dengan beberapa point pertimbangan yang sudah dijelaskan di atas, harapannya penilaian jadi lebih simpel dan tepat sasaran.
Nama : Nabilah Aqli Rahman
BalasHapusNPM : 2386206125
Kelas : 5D PGSD
Nah beberapa ide pertimbangan tadi bisa dicoba tuh, supaya penilaian gajadi beban. Jadi penilaian tetap bermanfaat dan ga bikin guru dan murid kewalahan.
Nama : Nabilah Aqli Rahman
BalasHapusNPM : 2386206125
Kelas : 5D PGSD
Saya ada pertanyaan nih untuk temen-temen 😃
Habis baca artikel ini, kalian ada bayangan ga nanti kalau jadi guru mau ada aktivitas apa yang bisa di pakai sebagai penilaian seru di kelas biar anak-anak merasa belajar sambil bermain?
Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
HapusKelas : VB PGSD
Npm : 2386206058
Hallo nabila izin yah menjawab. Kalo dari aku, setelah baca artikel ini, aku kebayang penilaian yang tetap seru buat anak-anak, misalnya bikin permainan seperti mencari “harta karun” berisi soal-soal ringan di sudut kelas, atau main kartu matematika biar mereka mikir sambil main. Bisa juga kasih tantangan kecil dimana mereka jelasin cara mereka menyelesaikan soal, bukan cuma cepat-cepat jawab. Jadi penilaiannya tetap dapet, anak-anak tetap belajar, tapi suasananya lebih fun dan nggak bikin tegang.
Terimakasih 😊
Nama: Nanda Vika Sari
HapusNpm: 2386206053
Kelas: 5B PGSD
Izin menjawab pertanyaan dari Nabila Aqil Rahman, ada banget sih Nabila jadi setelah aku membaca artikel ini aku kaya mau buat Math Talk nah jadi itu kaya game jadi disini tu aku bakal kasih satu soal yang cukup menantang untuk para siswa, terus nanti para siswanya tu menjelaskan idenya ke teman-temannya secara bergiliran. Terus temannya yang mendengarkan tadi boleh bertanya atau memberi pertanyaan ataupun sebuah tanggapan. Nah jadi para siswa tu bisa merasa bermain, namun disisi lain gurunya sedang menilai bagaimana cara para siswa itu berpikir, komunikasi, dan juga menyusun sebuah strategi.
Nama: Rosidah
BalasHapusNpm: 2386206034
Kelas: 5B (PGSD)
Menurut saya, pendekatan seperti yang dibahas di blog ini, bisa bikin guru lebih hemat waktu juga nggk perlu lagi periksa puluhan perkerjaan siswa, cukup beberapa tugas terpilih tapi benar-benar menunjukkan kemampuan mereka. Dan itu juga bikin hubungan guru dan siswa lebih enak, karena siswa merasa didengar proses berpikirnya, bukan cuma dinilai dari benar atau salah.
Nah sama kayak bapak saat setiap uts maupun uas pasti kami diminta mengumpulkan lembar coretan dan mengisi pun harus sertakan langkah-langkahnya.
Intinya belajar matematika itu bukan perlombaan Cepat-cepat dapat jawaban, tapi proses belajar cara berpikir. Sama halnya dengan kita sehari-hari yang memutuskan belanja bulanan, menghitung ongkos. Yang penting itu bukan hafal rumusnya tapi ngerti logikanya.
Nama : Naida Dwi Nur Herlianawati
BalasHapusKelas : 5 B
Npm : 2386206042
saya setuju pak dengan materi ini, Materi ini menyarankan agar guru matematika SD fokus pada penilaian yang berkualitas (bukan kuantitas) dengan cara mengurangi jumlah tugas dan mengutamakan penilaian proses berpikir siswa, sehingga penilaian menjadi alat yang efektif untuk bimbingan kelompok kecil dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis.
Nama : Juliana Dai
BalasHapusNPM : 2386206029
Kelas : V,B
Menurut saya, materi tentang cara menilai pelajaran Matematika yang lebih efisien ini benar-benar kena banget dengan kondisi pendidikan kita sekarang, apalagi dengan adanya Kurikulum Merdeka. Intinya, kita diajak untuk berhenti fokus cuma sama jawaban benar atau salah dan nilai akhir. Bayangkan, guru sering capek memeriksa tumpukan tugas hanya karena takut orang tua protes kalau anaknya dapat nilai jelek, padahal yang paling penting adalah tahu kenapa siswa bingung. Solusi dari artikel ini keren, yaitu kita cukup kasih sedikit pertanyaan yang benar-benar penting, lalu gunakan jawaban siswa itu sebagai alat GPS untuk tahu bagian mana yang belum dipahami. Dengan begitu, kita bisa langsung bantu mereka di kelompok kecil, sehingga waktu memeriksa jadi lebih singkat, dan proses belajar siswa juga jadi lebih mendalam.
Jadi, intinya artikel ini mengajak guru untuk jadi lebih pintar dan strategis dalam menilai. Daripada menghabiskan waktu dengan soal pilihan ganda yang tidak bisa menunjukkan cara berpikir siswa, lebih baik kita minta mereka menunjukkan prosesnya. Ini sejalan sekali dengan harapan agar siswa kita bukan hanya pintar menghitung, tapi juga bisa berpikir kritis dan luwes dalam menyelesaikan masalah, serta pandai menjelaskan ide mereka. Memang, mengubah kebiasaan orang tua yang terlanjur nilai adalah segalanya itu susah, tapi langkah-langkah praktis seperti membuat rubrik yang jelas dan fokus pada beberapa pertanyaan inti adalah cara paling jitu untuk membuat penilaian jadi bermanfaat bagi semua pihak siswa, guru, dan juga orang tua.
Nama : Juliana Dai
BalasHapusNPM : 2386206029
Kelas : V,B
Di luar semua hal positif tadi, ada satu hal lagi yang menurut saya sangat penting penilaian yang efisien ini juga berdampak besar pada kesejahteraan mental guru (guru well-being). Guru-guru di Indonesia sering kali merasa tertekan oleh tumpukan administrasi dan pekerjaan rumah (PR) siswa yang harus diperiksa, yang akhirnya memicu kelelahan (burnout). Dengan beralih ke sistem penilaian yang lebih fokus, seperti mengurangi jumlah soal penting dan menjadikannya alat diagnostik, guru tidak perlu lagi menghabiskan waktu berjam-jam untuk pekerjaan yang kurang bermanfaat. Ini memungkinkan guru punya lebih banyak energi untuk merancang instruksi yang kreatif dan benar-benar membantu siswa, bukan hanya sekadar administrasi, sehingga guru bisa lebih produktif dan merasa pekerjaannya lebih bermakna.
NAMA : KORNELIA SUMIATY
BalasHapusNPM : 2386206059
KELAS : 5B PGSD
Materi ini memberikan refleksi yang sangat relevan bagi guru matematika SD yang sering merasa kewalahan dengan banyaknya penilaian. Fokus utamanya adalah mengingatkan bahwa tujuan tugas bukan sekadar mendapatkan jawaban yang benar, tetapi memahami bagaimana siswa berpikir, bagaimana mereka memproses informasi, dan bagaimana mereka membangun pemahaman matematika yang kuat. pentingnya memilih jumlah dan jenis tugas juga sangat tepat. Terlalu banyak tugas justru membuat penilaian tidak efektif, sementara tugas yang hanya menekankan jawaban akhir tidak memberi gambaran tentang proses berpikir siswa. bahwa yang paling penting adalah melihat bagaimana siswa sampai pada jawaban tersebut. dari penilaian yang sekadar mengumpulkan angka, menuju penilaian yang benar-benar membantu siswa memahami matematika dan menjadi pemikir yang lebih mandiri. Ini adalah pendekatan yang lebih manusiawi, efektif, dan sesuai dengan tujuan pendidikan yang sebenarnya.
Nama : Maria Ritna Tati
BalasHapusNPM : 2386206009
Kelas : V A PGSD
Izin menanggapi,jadi materi ini sangat membantu karena menjelaskan bagaimana cara membuat proses belajar matematika jadi lebih efisien dan menyenangkan.dengan menggunakan cara yang tepat, seperti memberi soal yang sesuai dan memotivasi siswa, guru bisa membantu siswa belajar lebih baik tanpa merasa terbebani.materi ini mengingatkan kita bahwa belajar harus sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa, supaya mereka tidak merasa stres dan tetap semangat.materi ini menunjukkan bahwa proses belajar matematika harus dilakukan dengan cara yang tepat dan menyenangkan agar siswa bisa belajar dengan efisien dan tidak merasa terbebani.guru harus memilih soal yang sesuai dengan kemampuan siswa dan memberi latihan secara bertahap supaya mereka bisa memahami dengan baik.
Nama: Maria ritna Tati
BalasHapusNPM: 2386206009
Kelas: V A PGSD
Nah dalam materi ini dijelaskan bahwa penting banget untuk memahami apa yang siswa butuhkan saat belajar.guru harus bisa memilih soal yang tepat dan tidak terlalu sulit, supaya siswa merasa percaya diri dan nggak merasa gagal. kalau proses belajar dilakukan dengan cara yang benar,siswa bisa belajar lebih cepat dan hasilnya juga lebih bagus.jadi,guru harus pinter-pinter menyesuaikan cara mengajar dan soal yang diberikan.dalam materi ini dijelaskan bahwa penilaian siswa tidak cukup hanya melihat hasil akhir,tetapi juga harus memperhatikan proses belajar mereka.guru perlu memahami apa yang siswa lakukan saat menjawab soal dan bagaimana mereka berpikir, agar bisa membantu mereka belajar lebih efektif.
Nama : Maria Ritna Tati
BalasHapusNPM : 2386206009
Kelas : V A PGSD
Dalam materi ini mengajarkan bahwa cara menilai siswa harus lebih efektif dan tidak cuma berdasarkan hasil akhir saja.guru perlu memperhatikan proses belajar siswa, seperti bagaimana mereka menjawab soal dan cara mereka berpikir.dengan begitu,guru bisa tahu apa yang sebenarnya siswa butuhkan dan bisa membantu mereka memperbaiki kekurangan.ini penting supaya proses belajar jadi lebih bermakna dan siswa tidak merasa gagal.materi ini mengajarkan bahwa latihan dan soal yang diberikan harus sesuai dengan kemampuan siswa.latihan yang terlalu sulit bisa membuat mereka merasa gagal, sedangkan latihan yang sesuai bisa meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuan mereka dalam menyelesaikan soal.
Nama : Maria Ritna Tati
BalasHapusNPM : 2386206009
Kelas : V A PGSD
tamabahan lagi,materi ini mengingatkan kita bahwa proses belajar matematika harus disesuaikan dengan setiap siswa.tidak semua siswa sama, jadi guru harus pinter-pinter menyesuaikan soal dan cara mengajar.tengan begitu, setiap siswa bisa belajar sesuai kemampuan dan kecepatan mereka sendiri.kalau proses belajar dilakukan dengan baik, siswa akan lebih suka belajar dan hasilnya pun akan lebih memuaskan.materi ini menegaskan bahwa belajar matematika harus dilakukan secara sistematis dan bertahap, dimulai dari dasar yang sederhana dan terus meningkat.dengan cara ini, siswa akan lebih mudah memahami apa yang diajarkan dan bisa menguasai materi dengan baik, serta merasa lebih percaya diri saat menghadapi soal-soal berikutnya.
Saya sangat tertarik memahami parameter penilaian yang lebih efektif yang telah diuraikan pada laman dengan judul efisien dan produktif untuk melakukan penilaian matematika ini.
BalasHapusIsi pada poin-poin yang diuraikan sangat menambah wawasan bagi saya calon seorang guru untuk memahami pemikiran siswa secara lebih mendalam terkait pembelajaran yang telah dilakukan untuk melakukan penilaian.
Isi pada poin-poin ini menurut saya merupakan bagian penting untuk seorang guru hendak mengukur pemahaman siswa terkait pembelajaran dan memberikan nilai untuk mengukur pemahaman mereka.
Mulai dari poin pertama yaitu gunakan hanya dua atau tiga pertanyaan penting yang berfokus pada keterampilan yang dikuasai, lalu poin kedua pilih pertanyaan yang standar yang relevan dan yang sudah diajarkan sebelumnya sehingga siswa dapat berfokus pada penerapan keterampilan mereka,nah ini yang biasanya agak sering diabaikan seorang guru kadang pertanyaan terlalu melebar ke luar topik yang telah dipelajari siswa. Selanjutnya poin ketiga dijabarkan berikan daftar periksa atau representasi yang jelas untuk mempermudah siswa dalam menyusun dan menyampaikan pemikiran mereka, ini juga penting guru harus memberikan kayak konsep atau cara-cara yang bisa dilakukan siswa ketika ingin memberikan jawabannya agar mempermudah siswa menyusun pemahaman mereka, lalu pada poin ke empat identifikasi kesalahpahaman umum dan gunakan data ini untuk mengelompokkan siswa dalam sesi bimbingan kelompok kecil ,ini juga bagian penting dalam pembelajaran guru harus bisa mengidentifikasi kesalahan siswa saat mengerjakan tugas dan bisa membimbing siswa dalam kelompok kelompok kecil agar mempermudah saat memberikan penjelasan tambahan tentang bagian yang kurang dimengerti.
Dan menurut saya yang paling penting itu ada poin kelima yaitu latih keterampilan yang lebih rumit secara bertahap agar siswa menguasai nya dengan tepat, ini bener banget !! siswa harus diajarkan secara bertahap mulai dari hal-hal yang kecil lalu bisa ke hal-hal yang besar dengan cara memperkenalkan konsep yang lebih sederhana untuk menyelesaikan permasalahan yang kecil dulu lalu setelah itu bisa membuat soal penyelesaian masalah dalam bentuk soal yang lebih kompleks dan rumit lagi karena siswa sudah didasari oleh konsep awal maka mereka akan terlatih untuk dapat mengerjakan permasalahan yang lebih kompleks.