Perasaan meluap-luap yang terkadang terasa luar biasa sering kali sulit ditangani, terutama bagi anak-anak usia dini. Banyak siswa tentunya pernah menghadapi tantangan berat, seperti kehilangan, kesedihan, keterasingan, hingga ketidakamanan akan kebutuhan dasar. Pengaruhnya pada kehidupan sekolah masih terasa hingga kini.
Namun, menghadapi emosi yang besar (meluap) di kelas bukanlah hal baru. Siswa di usia prasekolah hingga kelas awal sering datang dengan antusiasme besar, tetapi juga membawa kecemasan, kekhawatiran, dan frustrasi mereka. Jika tidak dikelola, perasaan ini dapat memengaruhi suasana kelas dalam hitungan menit.
Lalu, bagaimana cara kita membantu siswa merasa aman, nyaman, dan terhubung di sekolah? Apa saja keterampilan yang dapat kita ajarkan agar mereka belajar menenangkan diri, sehingga fokus akademis dapat tercapai? Woerkom (2023) memberikan tips untuk para pendidik sebagai berikut:
1. Mulailah dengan Mengatur Diri Anda
Sebagai guru yang merupakan penentu suasana (thermostat) di kelas, bukan sekadar pencatat suhu (thermometer). Ketika keadaan mulai memanas, cobalah teknik grounding sederhana seperti merasakan kaki menyentuh lantai, menarik napas panjang, atau menggunakan afirmasi positif seperti, "Saya bisa melewati ini." Penelitian menunjukkan bahwa berbicara kepada diri sendiri secara positif dapat membantu mengurangi respons stres.
Sebagai guru juga dapat membagikan praktik ini dengan siswa. Misalnya, ketika kita merasa kewalahan, ajak siswa bersama-sama mencoba teknik pernapasan lima jari (atau bintang laut). Dengan menunjukkan cara Anda menenangkan diri, Anda memberi contoh nyata bahwa mengelola emosi adalah keterampilan yang dapat dipelajari.
2. Perkenalkan Latihan Kesadaran (Mindfulness)
Cobalah memulai hari dengan latihan pernapasan sederhana, seperti napas bintang laut, pelangi, atau ular. Latihan ini membantu siswa memusatkan diri dan belajar menenangkan pikiran mereka.
Beberapa guru juga menambahkan gerakan mindfulness ke dalam rutinitas harian mereka. Dengan terus berlatih, siswa akan lebih mudah menggunakan teknik ini saat menghadapi situasi sulit.
3. Gunakan "Masa Tenang" yang Kreatif
Praktik "masa tenang" adalah cara yang menyenangkan untuk membantu siswa kembali fokus. Salah satu contoh adalah metode seorang guru, di mana ia menangkupkan tangan dan mengatakan bahwa ia “menemukan masa tenang.” Siswa yang penasaran akan menyesuaikan sikap mereka untuk "mencari masa tenang" juga. Teknik ini sederhana, namun efektif untuk mengembalikan suasana kelas.
4. Ciptakan Lingkungan Kelas yang Menenangkan
Lingkungan fisik dapat memengaruhi suasana hati. Pertimbangkan untuk memutar musik yang lembut atau menggunakan pencahayaan alami. Jika memungkinkan, tambahkan elemen seperti minyak esensial dengan aroma menenangkan untuk menciptakan ruang yang nyaman.
5. Buat Sudut Kedamaian di Kelas
Sudut kedamaian adalah tempat di mana siswa dapat berlatih teknik menenangkan diri. Libatkan siswa dalam mendesain area ini dengan karya seni atau alat-alat seperti boneka, buku tentang emosi, atau toples glitter. Pastikan sudut ini dilihat sebagai alat untuk membantu, bukan hukuman, sehingga siswa merasa nyaman menggunakannya.
6. Kembangkan Keterampilan Sosial dan Emosional
Pembelajaran Sosial dan Emosional (Social and Emotional Learning/SEL) adalah kunci untuk membantu siswa memahami dan mengelola emosi mereka. Diskusi kelompok dapat menjadi cara efektif untuk melatih siswa berbagi perasaan, mendengarkan teman, dan memecahkan konflik secara konstruktif.
Siswa yang belajar keterampilan ini di kelas akan mampu menggunakannya dalam situasi nyata, baik saat mereka menghadapi konflik maupun saat membantu teman yang sedang kesulitan.
Mengajarkan anak mengelola emosi besar membutuhkan waktu dan usaha. Kita mulai dari langkah kecil, evaluasi apa yang berhasil, dan sesuaikan pendekatan Anda. Dengan kesabaran dan konsistensi, kita akan melihat perubahan positif tidak hanya pada siswa, tetapi juga pada suasana kelas secara keseluruhan. Setiap langkah kecil menuju pengelolaan emosi yang lebih baik adalah investasi besar bagi masa depan anak-anak kita.

Nama : Andi Nurfika
BalasHapusNPM : 2386206017
Kelas : VB PGSD
izin menanggapi pak
ya tentu saja untuk membuat kita membuat anak tenang bisa di mulai dari diri kita sebagai guru, jika guru tidak tenang bisa berdampak ke ketenangan anak. semua harus di mulai dari guru dengan memberikan Susana tenang di kelas setelah kita bisa merasa tenang baru kita bisa mengarahkan anak murid agar mereka juga tenang. seperti saat mulai berisik coba kita beri tahu dulu dengan perlahan agar mereka bisa juga tenang dengan sendirinya. jangan langsung menggunakan amarah untuk menenangkan siswa. karna biasanya terkadang siswa lebih suka di beri tahu perlahan tanpa langsung di teriaki. jika mereka sudah susah untuk di tenangkan coba alihkan perhatian nya ke guru seperti dengan ice breaking atau dengan permainan menyenangkan lainnya. tapi beri mereka amanah setelah permainan mereka harus duduk tenang lagi dan fokus lagi ke pelajaran yang di berikan. jika murid tenang maka guru juga senang
Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
BalasHapusNpm: 2386206058
Kelas: VB PGSD
Izin menanggapi pak, menurut saya dengan tips diatas sangat bagus karena dapat membantu siswa dalam mengelola perasaan dan fokus mereka dalam pembelajaran. Dengan ini juga membantu siswa merasa lebih nyaman dan juga dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Sebagai guru ataupun calon guru tips ini sangat bagus kita gunakan untuk memastikan bahwa siswa kita bisa merasa nyaman dan dihargai saat belajar di kelas bersama 🙏
Nama: Margaretha Elintia
BalasHapusKelas: 5C PGSD
Npm: 2386206055
izin bertanya ya pak, setelah saya membaca isi dari materi di atas apakah ada tips khusus lain tentang cara mengenali perbedaan antara siswa yang hanya bersemangat atau aktif di kelas dan siswa yang benar-benar sedang emosi besar, sebelum menerapkan teknik menenangkan diri di kelas?
Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
HapusNpm : 2386206058
Kelas : VB PGSD
Izin menjawab yah margaretha Elintia. Menurut saya, sesuai dengan isi materi di atas di mana guru perlu memahami kondisi emosional setiap siswa sebelum menerapkan strategi di kelas. Cara mengenali siswa yang kehilangan semangat bisa dilihat dari siswa menunjukkan kurang berpartisipasi, tampak lesu dan juga tidak fokus, berbeda dengan siswa yang sedang mengalami emosi besar biasanya siswa tersebut memperlihatkan rekasi seperti gelisah, marah dan juga susah untuk diarahkan. Perbedaan ini penting bagi guru agar dapat menentukan pendekatan yang cocok dan tepat. Dengan kemampuan mengenali dan merespons kondisi emosional siswa secara tepat, guru tidak hanya menciptakan suasana kelas yang tenang tetapi juga menumbuhkan keterampilan sosial yang menjadi dasar penting bagi pembelajaran yang bermakna🙏🏻
Nama: Nanda Vika Sari
HapusNpm: 2386206053
Kelas: 5B PGSD
Izin menjawab pertanyaan dari Margaretha Elintia, menurut sepengetahuan yang saya ketahui umumnya siswa yang bersemangat itu pastinya mereka gerakkannya pasti aktif namun tetap terkontrol, lalu ekspresi mereka pasti terlihat ceria, dan mereka tetap bisa untuk fokus saat diberikan arahan. Sedangkan siswa yang mungkin sedang emosi besar itu pasti gerakannya sulit untuk mengikuti arahan, dan mudah sekali tersinggung. Intinya ketika ekspresi wajahnya, lalu responsnya terhadap arahan yang sederhana, dan suka kemampuannya berhenti sejenak, sudah dipastikan siswa tersebut sedang emosi besar dan itu perlu untuk menggunakan teknik menenangkan diri.
Nama : Nabilah Aqli Rahman
BalasHapusNPM : 2386206125
Kelas : 5D PGSD
Setelah membaca blog Bapak kali ini, saya jadi tau betapa pentingnya kita sebagai guru buat lebih peka sama perasaan anak-anak di kelas. Kadang mereka marah, sedih atau gelisah tapi engga tau gimana cara nenangin diri mereka sendiri. Nah, di sini peran guru jadi penting banget. Tulisan Bapak kali ini kasih ide-ide seru yang bisa kita semua coba nanti kalau sudah jadi guru (aamiin), kayak bikin "pokok tenang" di kelas, ngajarin napas dalam, dan lain sebagainya tadi.
Nama : Nabilah Aqli Rahman
HapusNPM : 2386206125
Kelas : 5D PGSD
Intinya, belajar engga cuma soal angka dan huruf, tapi juga soal hati dan perasaan yang tenang. Kalau anak (dan guru juga) merasa aman dan nyaman, belajar pun pasti jauh lebih menyenangkan. Guru bukan cuman pengajar, tapi juga teman yang mengerti dan peduli. Tuh jadi guru tuh keren bangettt kan 🥹❤
Nama : Nabilah Aqli Rahman
HapusNPM : 2386206125
Kelas : 5D PGSD
Ini juga sebagai pengingat lembut buat kita calon guru kalau anak-anak di kelas itu bukan cuman murid, tapi juga manusia kecil yang sedang belajar buat mengenali dan menata perasaannya. Mereka belum sepenuhnya tau gimana cara menghadapi dan mengontrol perasaan yang timbul di dalam diri mereka. Tips yang di sampaikan Pak Nurdin di blog beliau ini sederhana—tapi sangat bermakna. Pokoknya, guru diajak buat jadi pendamping emosi, bukan sedekedar pengajar. Dengan suasana kelas yang suportif, anak-anak bisa belajar dengan hati yang lebih ringan dan pikiran jadi lebih fokus deh.
Karena belajar itu bukan cuma soal otak, tapi juga soal rasa..
Nama: Nur Aulia Miftahul Jannah
HapusNPM: 2386206085
Kelas: 5D PGSD
aaaa nanab, aku baca komen muu. argh reminder bgtt.. 🥹🥹🥹.. bener kata mu.. sekolah itu ga cuman tentang belajar ttg pelajaran, ga cuman tentang bisa pelajaran ina inu.. pintar hitung hitungan, hapal teori dapat 100 dan lain lain.. tapi jauh lebih besar dari itu.. bawa dan pake hati untuk setiap langkahnya thats itt.. biar kita ke murid dan murid ke kita merasa ada ikatan yang bahkan robot pun ga bisa niruinnya.. hati adalah awal dari semuanya.. thank youu nabbb, rimender bangettt 💗
*komen aul 31
Nama:Elisnawatie
BalasHapusKelas:VD pgsd
NPM:2386206068
Mulailah dengan mengatur diri anda
Saya akan menerapkan prinsip ini terlebih dahulu pak Sebagai calon guru, saya menyadari bahwa jika saya ikut terbawa emosi, suasana akan semakin tidak terkendali. Saya akan mencoba menenangkan diri terlebih dahulu dengan menarik napas panjang dan menanamkan afirmasi positif dalam hati, “Saya bisa mengatasi ini dengan tenang.” Setelah saya merasa lebih tenang, saya akan mengajak siswa untuk bersama-sama melakukan teknik pernapasan lima jari. Hasilnya, suasana kelas menjadi lebih kondusif, dan siswa tampak lebih siap untuk kembali belajar dengan fokus. Dari tips yang bapa sampaikan membuat saya sadar bahwa mengatur diri sendiri adalah langkah pertama yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang positif dan penuh kendali emosi😁
Nama : Oktavia Ramadani
BalasHapusNpm : 2386206086
Kelas : 5D
Materi Ini sangat bermanfaat sih pak bagi guru sekolah dasar atau sebagai calon guru sekolah dasar , karena pentingnya menyoroti dan membantu siswa untuk menenangkan diri dan mengelola emosi mereka di kelas , sering sekali guru tu lebih berfokus pada aspek akademis saja padahal keberhasilan belajar juga sangat dipengaruhi oleh kesetabilan emosional pada anak , saya sangat setuju dengan guru itu terlebih dahulu mampu mengatur dirinya sebelum mengajar siswanya itu untuk mengelola emosinya , guru yang tenang dan sabar itu akan menjadi contoh yang nyata bagi anak - anak , ya cenderung akan meniru prilaku orang dewasa di sekitarnya , latihan seperti mindfulness , masa tenang kreatif dan sudut kedamaian ini sangat menarik karena dapat memberikan cara konkret dan sederhana yang bisa di terapkan di kelas tanpa memerlukan alat yang khusus , nah selain itu pendekatan ini tidak hanya membantu siswa saat mereka sedang marah atau juga sedang gelisah , tetapi juga membutuhkan kesadaran diri dan empati sejak dini .
Nama : Oktavia Ramadani
HapusNpm : 2386206086
Kelas : 5D
Izin menambahkan sedikit pak , bahwa proses belajar mengelola emosi itu membutuhkan waktu dan konsisten , tidak ada hasil yang instan tetapi harus ada perubahan kecil yang terus dilakukan akan berdampak yang sangat besar pada suasana kelas dan kesehatan siswa , memang benar guru itu sangat mulia kelak saya ingin menjadi guru yang penyabar dan bisa mengontrol emosi saya secara perlahan karena saya kadang orangnya emosian hehehehehe🤩
Nama: Andi Nurfika
BalasHapusNPM : 2386206017
Kelas : VB PGSD
Saya ingin cerita sedikit yang yaitu ada keponakan saya yang tidak ingin masuk sekolah dia bisa dibilang malas untuk bersekolah. anak ini baru saja masuk SD tahun 2025 ini dia sudah ada sekitar 1 bulan tidak ingin bersekolah awal mulanya jika dia diantar ke sekolah dia tidak mau masuk setelah sampai di gerbang sekolah, masalah selanjutnya di hari kelanjutannya dia tidak ingin sekolah lagi tetapi tidak tahu apa yang dia rasakan sehingga dia tidak ingin bersekolah sampai dengan sekarang jika anak tersebut ditanya dia pasti menangis tanpa menjelaskan apapun, sudah beberapa kali dibujuk dengan cara apapun tetapi tetap saja dia tidak ingin turun bersekolah. jika ditanya ingin pindah sekolah atau tidak dia menjawab tidak jadi apa solusi bagi anak tersebut agar mau turun sekolah lagi? dan kira-kira apa yang anak ini permasalahkan sehingga dia tidak mau turun sekolah apakah bisa dari kecemasannya kekhawatirannya atau dia frustasi dalam menghadapi dunia sekolah dasar? mohon bantuan jawaban ataupun solusi dari bapak teman-teman🙏🏻
Nama: Maya Apriyani
HapusNpm: 2386206013
Kelas: V.A
Mohon izin menanggapi studi kasus yang saudari Andi nurfika sampaikan, setelah saya membaca studi kasus ini, Menurut pendapat saya kemungkinan keponakan dari Andi Nurfika ini ada trauma, yang mengakibatkan dia nggak mau sekolah.
Saya rasa hal utama yang harus dilakukan yaitu mencari penyebabnya terlebih dahulu, pada bacaan ini sudah dikatakan bahwa sudah ditanyakan kenapa dia tidak mau ke sekolah namun dia tidak menjawab, Menurut saya itu kita harus sharing kepada guru di sekolah terkait masalah yang terjadi yang dihadapi oleh adik ini. Agar guru bisa menyelidiki Apa penyebabnya di sekolah.
Kemudian mungkin bisa mendekati teman-teman terdekat adik ini, secara perlahan-lahan mulai menanyakan apa yang terjadi kepada adik ini, dan seperti apa dia di sekolah.
Hal yang sangat penting yaitu, jangan dimarahin ataupun dipaksa. Tetapi rangkul Adik ini dan berikan dia semangat, serta dorongan-dorongan motivasi.
Hanya itu yang dapat saya berikan, maaf apabila dari hal yang saya berikan ada kesalahan🙏🏻.
Semoga adiknya cepat kembali bersekolah lagi🤗sehat selalu
Nama: Stevani
BalasHapusNPM: (2386206045)
Kelas: V C PGSD
Kembali membahas tentang mengajarkan Dan ketenangan ga ada habis" yaa soal ini Kita Terus belajarrr, di sinilah peran guru jadi penting bukan buat nyuruh Diam! atau Jangan nangis, tapi ngajak mereka kenal sama emosinya sendiri. Misalnya, dengan ajak tarik napas bareng, kasih waktu hening sebentar, atau sediakan sudut tenang di kelas. Hal-hal kecil kayak gitu ternyata bisa bikin anak merasa dihargai dan belajar mengelola dirinya. Buat aku, ini bukan soal bikin anak tenang demi kelas tertib, tapi ngajarin mereka keterampilan hidup yang bakal kepake terus sampai besar.
Benar banget afirmasi positif itu membantu kita untuk mengatur diri ,apalagi sebagai pendidik afirmasi positif untuk diri sendiri itu dapat meningkatkan rasa kenyamanan tersendiri untuk mengelola emosi. Ternyata afirmasi positif juga bisa kita salurkan kepada anak didik, pada laman ini memberikan arahan sebagai guru untuk mencoba teknik pernapasan lima jari agar mengajak peserta didik untuk rileks dan menenangkan diri sendiri.
BalasHapusLalu saya sangat setuju juga dengan poin yang ketiga (3) yaitu menggunakan masa tenang, semua orang itu pasti membutuhkan masa tenang apalagi para siswa yang memiliki keaktifan sangat luar biasa pada umurnya, jadi guru tuh bisa memberikan refleksi seperti suara ataupun nada yang bisa menemukan masa tenang bagi guru sendiri dan juga bagi siswa.
Nama: Nur Aulia Miftahul Jannah
BalasHapusNPM: 2386206085
Kelas: 5D PGSD
Dari blog bapak ini saya jadi lebih sadar dan ke flashback bernostalgia waktu saya pake seragam merah putih. Dan bergumam “emm benar juga isi dari materi kali ini”. Pasalnya waktu terflashback saya ngerasa waktu saya pake seragam merah putih itu saya ke sekolah pake tas ransel dan banyak bgt perasaan yang saya bawa ke sekolah. Perasaan senang, perasaan mau main, perasaan mau jajan, semuanya ada saya bawa. Tapi pas di kelas, pasti ada aja keadaan yang ga sesuai sama apa yg kita mau yg kaya di benak kita. Makasih ya pak tipsnya.. berguna banget nihhh, saya jadi tersadarkan dan perduli..
*komen aul ke 30
Nama : Putri Lestari Pinang
BalasHapusNPM : 2386206081
Kelas : 5D PGSD
Izin menanggapi pak, saya sangat setuju dengan tips yang bapak berikan, sebelum mengatur perasaan siswa kita sebagai guru juga harus terutama bisa mengontrol emosi dengan baik kemudian baru kita sebagai guru mengontrol emosi siswa. Sehingga guru dapat menciptakan lingkungan kelas yang positif dan mendukung, sehingga siswa merasa nyaman dan aman untuk belajar. Dengan melakukan hal-hal tersebut, guru dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan mengelola emosi yang baik, sehingga mereka dapat lebih fokus dan berhasil dalam belajar. Guru juga dapat membangun hubungan yang positif dengan siswa, sehingga mereka merasa didengar dan dihargai.
Nama : Putri Lestari Pinang
BalasHapusNPM : 2386206081
Kelas : 5D PGSD
izin bertanya pak, mengenai guru mengajarkan anak sekolah dasar untuk mengatur menenangkan diri, apakah ada tantangan yang dihadapi dan bagaimana cara guru untuk menghadapi tantangan tersebut?
Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
HapusNpm : 2386206058
Kelas : 5B PGSD
Halo putri izin yah untuk menjawab. Menurut aku, tantangan guru dalam mengajarkan anak sekolah dasar untuk bisa menenangkan diri itu cukup besaryh, karena setiap anak itu pasti punya emosi dan cara berpikir yang berbeda. Kadang anak-anak sulit untuk fokus kalau sedang marah, sedih, atau cemas. Menurut aku juga, guru bisa mengatasinya dengan memberi contoh bagaimana mengatur diri sendiri, dan juga membuat suasana kelas jadi lebih tenang dan nyaman. Dengan begitu, anak-anak bisa belajar mengelola perasaan mereka pelan-pelan sambil tetap fokus belajar di kelas🙏🏻
Nama:Elisnawatie
HapusNPM:2386206069
Kelas:5D
Izin menjawab pertanyaan dari putri pak
Menurut saya Tantangan memang ada, tetapi bisa dihadapi dengan langkah-langkah sederhana: mengenalkan emosi dengan bahasa mudah, latihan rutin, suasana kelas yang mendukung, serta bekerja sama dengan orang tua. Semakin sering anak berlatih, semakin cepat mereka bisa mengatur diri dan menenangkan diri tanpa harus menunggu bantuan dari guru.
Nama: Nanda VIka Sari
HapusNpm: 2386206053
Kelas; 5B PGSD
Izin menjawab pertanyaan dari Putri Lestari Pinang, mungkin tantangan untamanya bagi para guru saat sedang mengajarkan siswa Sekolah Dasar itu biasa siswa Sekolah Dasar sulit untuk mengenai emosinya sendiri, emosi mereka itu bisa muncul secara tiba-tiba dan juga berbedaa-beda setiap anak itu, akibatnya kelas bisa menjadi terganggu saat satu anak meluap. Mungkin cara yang bisa digunakan para guru itu untuk menghadapinya itu bisa dengan menjadikan teknik menenangkan diri itu menjadi bagian yang rutinitas, bukan hanya sekedar saat ada masalah saja, lalu para gutu itu bisa juga dengan menyediakan sudut tenang agar para siswa itu mempunyai sebuah tempat yang aman menurut mereka untuk mengatut/mengendalikan dirinya.
Nama : Aprilina Awing
BalasHapusKelas : 5D PGSD
NPM : 2386206113
Menurut saya, pak, materi ini bagus banget karena ngasih panduan praktis buat guru dalam ngatur suasana kelas dan bantu anak-anak ngelola emosi mereka. Kadang di lapangan, guru fokusnya cuma ke akademik, padahal hal kayak mindfulness, masa tenang, atau suasana kelas yang nyaman itu juga penting banget buat perkembangan anak. Saya jadi sadar kalau peran guru bukan cuma ngajar, tapi juga jadi contoh dalam hal ngatur emosi.
Nama : Aprilina Awing
Hapuskelas : 5D PGSD
NPM :2386206113
Ijin bertanya, dalam praktiknya pak, gimana cara guru menyeimbangkan antara menenangkan siswa dan tetap fokus pada target pembelajaran yang harus dicapai?
Izin menjawab yah aprilina. Menurut aku, cara guru dapat menyeimbangkan antara menenangkan siswa dan tetap fokus pada target pembelajaran adalah dengan cara menciptakan suasana kelas yang tenang tapi tetap aktif. Guru bisa memberikan waktu singkat bagi siswa untuk menenangkan dirinya. Setelah itu, guru bisa juga bisa mengaitkan kembali perhatian siswa pada pelajaran dengan cara yang menyenangkan. Dengan begitu, suasana tetap kondusif dan tujuan belajar tetap tercapai.🙏🏻
HapusNama: Maya Apriyani
HapusNpm: 2386206013
Kelas: V.A
Halo kak aprilina Awing, saya izin menjawab pertanyaan kakak ya.
Bagaimana cara guru menyeimbangkan antara menenangkan siswa dan tetap fokus pada target pembelajaran yang harus di capai?
Yang pertama itu pada tahap awal pada saat kita merancang rancangan pembelajaran, kita harus memasukkan aktivitas masa tenang di dalam rpp kita, yang di mana kita menerapkannya itu misalnya mengajak siswa untuk mengatur pernapasannya selama 2 menit sambil menyampaikan tujuan pembelajaran. Tentunya hal ini mengantisipasi siswa agar tetap tenang.
Kemudian Dalam proses pembelajaran misalnya setelah Siswa belajar kita memberikan siswa itu waktu untuk beristirahat tapi bukan istirahat main misalnya bernyanyi bersama, tentunya ini akan membuat siswa merasa senang dan tidak menimbulkan ke kekacauan karena mereka tidak merasa bosan. Menurut pendapat saya hal ini bisa diterapkan untuk membuat proses pembelajaran berjalan secara efektif, terima kasih
Nama: Nanda Vika Sari
HapusNpm: 2386206053
Kelas: 5B PGSD
Izin menjawab pertanyaan dari Aprilina Awing, menurut sepengetahuan saya mungkin guru yang sedang mengajar itu bisa untuk perlu menenangkan emosinya terlebih dahulu, setelah itu guru yang mengajar bisa menjelaskan materi kemudian. Bisa dengan menggunakan teknik cepat yaitu napas 1 menit, grounding, atau sudut tenang yang bertujuan agar para siswa itu dapat kembali stabil lagi. Setelah itu, guru yang sedang mengajar itu bisa untuk menunjukkan pembelajarannya dengan instruksi/arahan yang lebih sederhana lagi.
Nama: Nanda Vika Sari
BalasHapusNpm: 2386206053
Kelas: 5B PGSD
Setelah saya membaca materi ini, menurut saya materi ini sangat amat bermanfaat bagi guru sekolah dasar. Sebab penjelasannya cukup sederhana, mudah diterpkan dan juga memberitahukan betapa pentingnya peran guru dalam mencontohkan pengelolaan emosi. Pembelajaran sosial emosional membantu menciptakan kelas yang tenang.
Nama : Juliana Dai
HapusNPM : 2386206029
Kelas : V,B
Saya sangat setuju dengan Nanda bahwa materi ini sangat bermanfaat karena penjelasannya sederhana dan mudah diterapkan, terutama untuk guru SD. Tambahan dari saya, kemudahan penerapan itu terlihat jelas pada strategi awal mengatur Diri Sendiri. Materi mengibaratkan guru sebagai penentu suasana (thermostat) di kelas. Peran guru dalam mencontohkan pengelolaan emosi dimulai dari hal kecil, seperti melakukan teknik grounding (merasakan kaki menyentuh lantai) atau afirmasi positif (Saya bisa melewati ini) saat stres. Dengan melakukan ini, guru tidak hanya mengurangi respons stresnya sendiri, tetapi juga memberikan contoh nyata kepada siswa bahwa mengelola emosi adalah keterampilan yang dapat dipelajari.
Poin Nanda bahwa pembelajaran sosial emosional membantu menciptakan kelas yang tenang sangat tepat. Ketenangan ini dihasilkan dari penguasaan Keterampilan Sosial dan Emosional (KSE) oleh siswa. KSE membantu siswa mengelola emosi mereka. Ketenangan yang dihasilkan ini sangat penting karena menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendukung, yang merupakan fondasi agar siswa dapat fokus pada akademis. Jika siswa dapat menenangkan diri dengan teknik seperti pernapasan bintang laut atau menggunakan Sudut Kedamaian, frekuensi gangguan dan konflik di kelas akan berkurang, sehingga guru bisa fokus mengajar. Keseimbangan ini memastikan bahwa energi guru dan siswa terfokus pada pembelajaran yang efektif, seperti melatih berpikir kritis atau metakognisi.
Nama : Dita Ayu Safarila
BalasHapusNPM : 2386206048
Kelas : 5C
Materi ini menyarankan bahwa untuk membantu siswa SD tetap tenang di kelas maupun dirumah,orang dewasa,guru dan orang tua harus memulai dengan mengatur dan menenangkan diri mereka terlebih dahulu sebelum anak anak.Orang dewasa sebagai pengatur suasana yang baik dan kondusif bukan hanya emosi.Kuncinya menenangkan anak adalah orang dewasa harus menunjukkan ketenangan itu sendiri.
Nama : Dita Ayu Safarila
BalasHapusNPM : 2386206048
Kelas : 5C
Izin juga ya pak saya mau bertanya kenapa dalam materi itu guru dan orang tua atau dewasa sebagai pemegang suasana dirumah atau penentu suasana di kelas dan di mana saja,dan mengapa langkah “memulai dengan mengatur diri kita sendiri terlebih dahulu” menjadi syarat wajib guru mencoba menerapkan teknik penenangan diri pada siswa? sedangkan kadang kalau di kelas itu guru nya tenang mengajar anak anak nya malah ribut cerita ataupun berkelahi atau asik dengan cerita mereka sendiri ya pak?
Nama: Nanda Vika Sari
HapusNpm; 2386206053
Kelas: 5B PGSD
Izin menjawab pertanyaan dari Dita Ayu Safarila, menurut sepengetahuan saya mengapa guru itu disebut sebagai penentu sebuah suasna ya dikarenakan emosi dari guruya itu bisa saja menular ke para siswanya. Lalu mengapa harus menenangkan diri terlebih dahulu dikarenakan sebuah teknik menenangkan diri itu tidak akan berhasil ketika gurunya sendiri itu masih merasakan tegang. Setelah itu mengapa kelas tetap saja ribut meskipun posisinya sedang ada gurunya ya di karenakan para siswa itu butuh untuk waktu belajara mengatur emosinya. Intinya ketenangnan dari guru itu ialah pondasi mereka ini bukanlah solusi yang instan, namun jika tidak seperti itu maka para siswa itu tidak bisa untuk diarahkan.
Nama: Rismardiana
HapusNPM: 2386206025
Kelas: 5B PGSD
Saya izin jawab yah Kak Dita, dari yang saya ketahui kenapa guru atau orang dewasa disebut pemegang suasana karena emosi anak itu gampang banget nular dari orang yang lebih dewasa. Anak-anak belum punya kontrol diri yang matang, jadi mereka cenderung ikut energi orang di sekitarnya. Kalau gurunya tegang, kelas makin tegang. Kalau gurunya stabil, setidaknya ada jangga yang bikin suasana nggak makin kacau.
Jadi memulainya dari diri sendiri itu wajib. Bukan karena kalau guru tenang otomatis kelas langsung adem, tapi karena kita nggak bisa ngajarin anak menenangkan diri kalau kita sendiri nggak sedang berada di mode tenang. Karena anak itu belajar dari contoh dulu, baru dari instruksi. Guru yang regulasi diri dengan baik bikin suasana lebih memungkinkan buat teknik penenangan berhasil.
Dan wajar sekali kalau guru sudah tenang tapi kelas tetap ribut.Tapi itu bukan berarti tekniknya gagal kok, cuma menunjukkan bahwa anak-anak memang butuh waktu, latihan, dan konsistensi. Tugas guru bukan mematikan keributan seketika, tapi tetap stabil di tengah kekacauan supaya anak-anak tahu ke mana mereka harus kembali saat emosinya melebar. Justru saat kelas ribut itulah ketenangan guru jadi paling penting.
Itu saja sih Kak Dita dari sepengetahuan saya, semoga membantu.
Nama: Nur Sinta
BalasHapusNPM:2386206033
Kelas: 5B PGSD
Izin menanggapi pak...
Menjadi seorang guru tidak hanya mengajarkan pelajaran, setelah saya baca materi ini membantu anak Sd dalam menenangkan diri adalah bagian penting bagi seorang guru. Apa lagi anak SD yang mana emosinya masih naik turun dengan cepat mereka masih bingung cara mengelola emosinya sendiri namun jika tidak dikelola atau dibiarkan begitu saja dapat memengaruhi suasana kelas, maka dari itu kita sebagai seorang guru harus peka terhadap tanda-tanda kegelisahan siswa dan mengajarkan mereka perlahan cara menyalurkan dan mengelola emosi secara positif. Dimateri ini juga sudah ada tips untuk para pe didik cara mengelola dan menenangkan diri anak sekolah dasar yang sangat bermanfaat dari Woerkom 2023.
Nama : Juliana Dai
HapusNPM : 2386206029
Kelas : V,B
Saya sangat setuju dengan Nur Sinta bahwa menjadi guru tidak hanya mengajar pelajaran, tetapi juga harus peka terhadap tanda-tanda kegelisahan siswa. Tambahan dari saya, materi ini menekankan bahwa kepekaan tersebut harus dimulai dari diri guru sendiri. Guru diibaratkan sebagai penentu suasana (thermostat) di kelas ketika keadaan mulai memanas, guru harus bisa mengatur dirinya terlebih dahulu menggunakan teknik grounding sederhana atau afirmasi positif. Dengan menunjukkan cara guru mengelola emosi, guru memberikan contoh nyata bahwa pengelolaan emosi adalah keterampilan yang dipelajari. Kepekaan ini memungkinkan guru untuk berhenti sejenak sebelum bereaksi impulsif terhadap gangguan siswa, yang mana pendekatan ini sangat didukung oleh materi Mengelola Perilaku Siswa Tanpa Mempermalukan.
Poin penting tentang mengajarkan pengelolaan emosi secara positif sangat didukung oleh materi, terutama melalui Pengembangan Keterampilan Sosial dan Emosional (KSE). Daripada langsung marah atau menghukum, guru dapat memperkenalkan teknik mindfulness seperti pernapasan bintang laut atau menggunakan Sudut Kedamaian sebagai tempat siswa berlatih menenangkan diri. Dengan KSE, siswa diajarkan untuk memahami dan mengelola emosi mereka, yang dilakukan melalui diskusi kelompok untuk berbagi perasaan dan memecahkan konflik secara konstruktif. Hal ini memastikan bahwa gejolak emosi siswa tidak dibiarkan, tetapi disalurkan melalui strategi yang positif dan terstruktur, yang pada akhirnya menciptakan suasana belajar yang aman dan mendukung.
Nama: Maya Apriyani
BalasHapusNpm: 238206013
kelas: V.A
Dari bacaan ini kita menyadari bahwa kita sebagai guru itu bukan hanya memberikan materi lalu pulang Tetapi sebagai guru Kita juga harus dapat mengetahui bagaimana cara kita dapat membuat suatu kelas itu menjadi kondusif dan kita dapat memberikan rasa nyaman Rasa aman terhadap siswa.
Nah dari bacaan ini ada beberapa cara yang dapat kita lakukan agar peserta didik itu tetap merasa aman nyaman dan tentunya Tetap tenang dan mereka dapat belajar dengan baik. Tentunya di dalam menerapkan hal ini dibutuhkannya kesabaran, konsisten, dan tentunya membutuhkan teknik-teknik atau skill yang ada pada guru.
Nah dengan kita memberikan rasa nyaman dan ketenangan bagi siswa anak ini dapat mengalami tentunya peningkatan dalam pembelajaran dan tentunya anak dapat belajar untuk mengelola emosi mereka. terima kasih
Nama:Elisnawatie
HapusNPM:2386206069
Kelas:5D
Halo mayaa izin menangapi ya ,menurut saya pak Apa yang Maya sampaikan benar sekali bahwa suasana kelas yang nyaman tidak muncul begitu saja. Guru perlu kesabaran, konsistensi, serta keterampilan khusus dalam membangun hubungan positif, mengelola kelas, dan memahami emosi siswa. Ketika guru mampu menghadirkan rasa aman dan ketenangan, siswa bukan hanya lebih fokus belajar, tetapi juga belajar mengelola emosinya dengan lebih baik Pada akhirnya, upaya guru membangun kenyamanan emosional di kelas bukan hanya membantu siswa memahami pelajaran, tetapi juga membantu mereka berkembang sebagai pribadi yang lebih stabil dan percaya diri. Pendapat Maya sangat tepat dan menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang peran guru dalam proses pembelajaran.☺️
Nama: Maya Apriyani
BalasHapusNpm: 2386206013
kelas: V.A
Saya izin bertanya kan pada usia anak sekolah dasar itu tentunya mereka tuh mempunyai emosi yang berbagai macam, nah pertanyaan saya misalnya kan terkadang siswa itu ada yang suka tiba-tiba nangis tanpa kita ketahui sebab akibatnya nah Bagaimana cara kita menangani hal tersebut dengan mengaitkan salah satu dari keenam poin ini?
Yang di mana tentunya sebagai calon pendidik yang nantinya akan menjadi seorang guru pastinya kita harus siap menghadapi situasi berbagai macam emosi pada anak.
NAMA : DIAS PINASIH
HapusKELAS : 5B PGSD
NPM : 2386206057
izin menambahkan sedikit materi yang di jelaskan Maya
Saya setuju dengan pernyataan yang diajukan oleh Maya karena memang pada usia anak sekolah dasar mereka seringkali mengalami fluktuasi emosi yang tidak selalu bisa dipahami oleh orang dewasa termasuk guru salah satu cara untuk menangani sesuatu seperti ini adalah dengan memenuhi kebutuhan emosional anak dan menerapkan teknik yang sudah disebutkan dalam materi sebelumnya yaitu pendekatan yang lembut dan strategi pada saat anak menangis tanpa alasan yang jelas kita sebagai guru bisa mencoba untuk menerapkan teknik relaksasi seperti mengajak anak untuk berbicara dengan tenang memberikan sentuhan yang penuh tempati agar mereka merasa lebih nyaman hal ini sangat terkait dengan poin yang disebutkan dalam materi tentang menciptakan lingkungan yang mendukung kestabilan emosi anak pengelolaan emosi.
Nama: Nanda Vika Sari
HapusNpm: 2386206053
Kelas: 5B PGSD
Izin menjawab pertanyaan dari Maya Apriyani, menurut sepengetahuan saya mungkin ketika ada siswa yang suka dengan secara tiba-tiba menangis tanpa diketahui sebabnya apa, mungkin guru yang sedang mengajar itu bisa mengambil langkah yang cukup efektif/berhasil untuk digunakan yaitu dengan menggunakan poin satu ialah mulailah dengan mengatur diri anda sendiri. Nah caranya yaitu guru yang sedang mengajar saat itu harus bisa tetap tenang, lalu cobalah untuk mendekati siswa tersebut dengan menggunakan suara yang lembut, lalu guru tersebut bisa mengajak siswa tersebut untuk napas pelan. Intinya ketika gurunya tenang, maka siswanya akan bisa merasa aman dan juga lebih mudah untuk menurunkan emosi dirirnya. Setelah sudah stabil, barulah guru dapat menanyakan kepada siswa tersebut apa sebenarnya yang sedang dia rasakan.
Nama: Maria Ritna Tati
BalasHapusNPM :2386206009
Kelas : V A PGSD
Izin menanggapi materi ini dari yang saya baca cara membantu siswa mengelola emosi di sekolah agar mereka belajar dengan aman,nyaman,dan terarah.bisa di mulai dengan mengatur diri anda,guru harus menjadi contoh dalam mengelola emosi.teknik sederhana seperti pernapasan dapat membantu mengurangi stres,perkenalkan latihan kesadaran latihan pernapasan sederhana membantu siswa memusatkan diri dan belajar menenangkan pikiran,gunakan masa tenang yang kreatif metode ini membantu siswa kembali fokus dengan cara yang menyenangkan, misalnya dengan menggunakan teknik menemukan masa tenang,ciptakan lingkungan kelas yang menenangkan lingkungan fisik kelas harus mendukung suasana hati yang positif, misalnya bisa juga dengan musik lembut atau pencahayaan alami,sudut Kedamaian di Kelas: Sediakan area di mana siswa dapat berlatih teknik menenangkan diri, misalnya dengan buku tentang emosi atau alat seni,dan kembangkan keterampilan sosial dan emosional diskusi kelompok dapat membantu siswa memahami dan mengelola emosi mereka.
Nama : Maria Ritna Tati
BalasHapusNPM : 2386206009
Kelas : V A PGSD
Tambahan lagi untuk materi ini memberikan panduan praktis dan komprehensif tentang cara menciptakan lingkungan belajar yang mendukung kesejahteraan emosional siswa.relevansi materi ini sangat relevan, terutama di masa kini ketika siswa menghadapi berbagai tekanan dan tantangan yang dapat memengaruhi emosi merek,tips yang diberikan sangat praktis dan mudah diterapkan di kelas. Contoh-contoh konkret seperti latihan pernapasan dan menciptakan sudut kedamaian memberikan panduan yang jelas bagi guru,materi ini mencakup berbagai aspek penting dalam pengelolaan emosi, mulai dari pengaturan diri guru hingga menciptakan lingkungan kelas yang mendukung,menekanan pada pengembangan keterampilan sosial dan emosional sangat penting. Keterampilan ini tidak hanya membantu siswa mengelola emosi, tetapi juga meningkatkan kemampuan mereka untuk berinteraksi dengan orang lain dan mencapai kesuksesan di masa depan,dan juga perlu adaptasi: Meskipun tips yang diberikan sangat baik, guru perlu menyesuaikannya dengan kebutuhan dan karakteristik siswa mereka. Setiap kelas memiliki dinamika yang berbeda, sehingga pendekatan yang digunakan juga perlu disesuaikan.
jadi,materi ini sangat bermanfaat bagi guru yang ingin menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan mendukung kesejahteraan emosional siswa.dengan menerapkan tips yang diberikan, guru dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan yang penting untuk kesuksesan di sekolah dan di luar sekolah.
Nama: Rosidah
BalasHapusNpm: 2386206034
Kelas: 5B (PGSD)
materinya memberikan cara yang mudah dipahami untuk membantu siswa lebih tenang dikelas, langkah-langkahnya sederhana dan bisa langsung dipraktikkan, seperti melatih pernapasan, menata suasana kelas, dan memberikan contoh tenang dari kita sebagai calon guru dll. Tips materi diatas jika dilakukan terus menerus bisa membuat siswa lebih tenang, tidak mudah panik, dan bisa mengatur emosinya.
saya juga pernah mengalami hal seperti ini, dan saat guru saya menenangkan saya bisa lebih rileks kembali, nah jadi guru juga memberikan peran besar sebagai teladan bagi siswanya.
Saya dulu suka melihat guru saya tenang, adem, dan tegas, beliau tau cara menempatkan sikap dengan keadaan, itu yang memotivasi saya ingin seperti beliau😁
NAMA : DIAS PINASIH
HapusKELAS : 5B PGSD
NPM : 2386206057
izinkan menambahkan sedikit tambahan penjelasan dri Rosidah
Saya setuju dengan penjelasan tentang pentingnya menjaga ketenangan dalam kelas agar belajar menjadi lebih nyaman tidak hanya itu saya ingin menambahkan bahwa pengelolaan stress yang baik pada guru sangat mempengaruhi suasana kelas ketika seorang guru bisa tetap tenang dan fokus hal tersebut akan sangat berpengaruh pada siswa membuat mereka merasa aman dan lebih mudah menyerap materi saran teknik pernapasan disebutkan guru juga dapat menggunakan teknik relasi progresif yang dapat membantu mengurangi ketegangan tubuh sehingga zona kelas tetap kondusif konjungsi nonverbal seperti senyuman dan kontak mata yang penuh perhatian juga berperan besar dalam menciptakan rasa percaya diri pada siswa serta meningkatkan pendekatan emosional antara guru dan siswa sebagian calon guru Kita juga harus menyadari pentingnya peroleh model yang baik seperti yang Rosidah sebutkan guru yang menunjukkan ketenangan dan kebijaksanaan dalam menghadapi suatu sulit akan menjadi contoh yang sangat berharga bagi siswa.
Nama : Erlynda Yuna Nurviah
BalasHapusKelas : VB PGSD
Npm : 2386206035
Ketika saya membaca ini , saya langsung membayangkan bagaimana suasana di kelas 1 yang sangat aktif dan bisa dikatakan ribut karena biasanya kelas rendah cenderung lebih aktif dan agak susah untuk ditertibkan.. lagi² sebagai guru kita bukan hanya datang, mengajar ,dan pulang melainkan juga harus bisa mengelola kelas dan memperhatikan sikap siswa yang bercampur terkadang ada yang kelahi, menangis,ngambek gamau belajar, apalagi kita 1 guru menghadapi banyak sekali siswa yang berbeda pemikiran, dari tips yang bapak berikan ini sangat membantu saya sebagai persiapan nantinya ketika mengajar untuk dapat mengamati perilaku siswa dan lebih peka terhadap suasana kelas.
Nama:Elisnawatie
HapusNPM:2386206069
Kelas:5D
Saya benar-benar sependapat dengan yang Erlynda sampaikan pak. Kelas 1 itu memang dunia yang sangat aktif, rame, dan kadang bikin pusing, tapi justru di situlah tantangan dan seni jadi guru. Bukan cuma datang–ngajar–pulang, tapi kita juga harus jadi pengamat, penenang, penata suasana, bahkan kadang jadi “penengah konflik kecil” antar anak.
Apa yang Erlynda bilang tentang beragamnya perilaku anak itu pas banget—ada yang nangis, ada yang ngambek, ada yang maunya main terus, ada yang rebutan sama temannya. Semua itu nyata banget terjadi di kelas rendah.
tips tentang mengamati perilaku siswa dan peka sama suasana kelas memang penting banget. Dengan persiapan seperti itu, guru bisa lebih siap menghadapi situasi apa pun di kelas. Jadi, saya setuju banget dengan Erlynda pemahaman seperti ini memang dibutuhkan sebelum terjun langsung ke kelas.
Nama: Imelda Rizky Putri
BalasHapusNpm: 2386206024
Kelas: 5B
Materi ini sangat penting untuk membantu guru memahami cara menenangkan siswa di kelas melalui pendekatan yang lembut dan efektif. Dan mengajarkan kepada siswa agar bisa mengelola emosi dan tetap fokus pada saat pembelajaran, ini bisa membuat suasana kelas menjadi aman dan nyaman.
NAMA : DIAS PINASIH
HapusKELAS : 5B PGSD
NPM : 2386206057
izin menambahkan sedikit yaa penjelasan dri Imel
Sukses setuju dengan penjelasan Imel mengenai pentingnya mengajarkan siswa untuk melalui emosi dan tetap fokus dalam pembelajaran selain itu saya ingin menambahkan bahwa teknik-teknik seperti kesadaran penuh atau latihan pernapasan dapat menjadi metode yang sangat berguna dalam membantu siswa menenangkan diri terutama di saat-saat mereka merasa cemas atau tertekan hal ini juga bisa menjadi alat yang efektif bagi guru dan membimbing siswa untuk merespon situasi dengan tenang dan rasional selain itu pendekatan pendengaran aktif dari guru di mana guru mendengarkan dengan penuh perhatian dan memberi ruang bagi siswa untuk mengekspresikan perasaan mereka juga sangat penting teknik ini tidak hanya membantu siswa merasa dihargai tetapi juga meningkatkan kesadaran mereka terhadap keadaan emosional dari mereka sendiri yang akan bisa meningkatkan kedisiplinan fokus mereka dalam pembelajaran.
NAMA: DIAS PINASIH
BalasHapusKELAS : 5B PGSD
NPM : 2386206057
izin menanggapi materi yang bapak jelaskan di atas pak
Setelah membaca materi ini saya merasa bahwa penjelasan tentang cara membantu siswa tetap tenang di kelas saat relevan dan penting untuk diterapkan dalam praktik pengajaran faktor utama yang masih tingkat sekolah dasar seringkali mengalami kesulitan dalam mengelola emosi mereka dan hal ini dapat mempengaruhi konsentrasi serta hasil belajar mereka oleh karena itu pembahasan mengenai bagaimana menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman di kelas serta langkah-langkah yang dapat diambil guru memberikan wawasan yang sangat berguna salah satu poin yang sangat menarik bagi saya adalah pengaplikasian gerakan kesadaran dengan melibatkan siswa dalam latihan pernapasan atau kegiatan relaksi sederhana mereka dapat belajar untuk menenangkan diri sendiri ketika merasa cemas atau tertekan praktik ini tidak hanya akan membantu mereka dalam menghadapi suatu kelas tapi juga membekali mereka dengan keterampilan hidup yang bermanfaat untuk jangka panjang.
Ada sedikit tambahan lagi pak selain itu konsep pembangunan rasa tenang yang konsisten juga sangat penting mengajarkan siswa untuk mengenali dan mengelola perasaan mereka dengan cara yang konstruktif adalah keterampilan yang akan bermanfaat sepanjang hidup mereka mengintegrasikan kegiatan seperti dalam rutinitas kelas dan menciptakan atmosfer belajar yang lebih positif yang pada gilirannya dapat meningkatkan perhatian dan keterlibatan mereka dalam pelajaran
HapusNAMA: DIAS PINASIH
BalasHapusKELAS: 5B PGSD
NPM : 2386206057
izinkan menambahkan Kritik dan sarannya pak di materi tersebut
Sedikit menambahkan kritik pak merasa bahwa dalam pelajaran ini mungkin perlu lebih ditekankan tentang bagaimana cara guru melakukan inflasi terhadap dari kegiatan-kegiatan tersebut misalnya bagaimana cara mengukur apakah latihan pernapasan atau teknik relaksi lainnya benar-benar efektif dalam membantu Susi tetap tenang beberapa siswa mungkin tidak merespon dengan cara yang kami terhadap kegiatan ini sehingga perlu ada penyesuaian atau pendekatan ernelitif.
Dan itu walaupun penting untuk mengajarkan teknik relasi Saya merasakan lebih baik jika penjelasan materi ini mencakup lebih banyak contoh nyata dan pengalaman dari penghancuran langsung di sini ada pertanyaan pak bagaimana sebaiknya guru menyikapi suatu di mana teknik tersebut tidak berhasil apakah ada tindakan lain yang bisa diambil saat menghadapi siswa yang sulit untuk tetap tenang meski sudah diajarkan teknik tersebut pak?
Ada sedikit saran dari saya pak integrasi dengan kurikulum sekolah Saya menyarankan agar materi ini lebih diperkaya dengan contoh-contoh bagaimana kegiatan ini bisa terintegrasi dengan kurikulum yang ada misalnya mengaitkan kegiatan mindfulness dengan pelajaran tertentu seperti saat mengajarkan keterampilan sosial atau pelajaran karakter dengan demikian teknik-teknik ini dapat menjadi bagian lebih alami dalam proses belajar mengajar
HapusAda juga peningkatan keterlibatan orang tua selain memberikan latihan di sekolah saya juga menyarankan agar ada pendampingan yang melibatkan orang tua di rumah siswa dapat diajak untuk menerapkan teknik korelasi ini di rumah misalnya dengan melakukan latihan pernapasan bersama orang tua pada waktu tertentu ini kan membantu saya untuk merasa lebih tenang baik di sekolah maupun di rumah.
Nama: Rismardiana
HapusNPM: 2386206025
Kelas: 5B PGSD
Izin yah Kak Dias menanggapi dari pertanyaanmu, kalau sepengetahuan saya yah biasanya ada aja beberapa langkah tambahan yang bisa dicoba. Yang pertama, langsung saja beri space dulu. Kadang anak butuh waktu tanpa banyak arahan supaya emosinya turun. Kedua, coba pendekatan individual. Ada anak yang baru bisa tenang kalau diajak ngobrol pelan di samping, bukan di tengah kelompok. Ketiga, ubah aktivitasnya. Ada anak yang lebih mudah tenang lewat gerak tubuh, seperti jalan pelan, meremas bola stres, atau sekadar mengambil air minum.
Tapi kalau tetap nggak mempan Kak Dias, mungkin guru bisa fokus dulu memastikan anak merasa aman, bukan langsung memaksanya menggunakan teknik. Setelah situasinya lebih stabil, baru teknik regulasi diajarkan lagi. Intinya, fleksibel dan sabar. Teknik itu alat bantu, bukan solusi instan, dan guru punya banyak pilihan lain untuk menyesuaikan kebutuhan tiap anak.
Semoga membantu.
Nama : Zakky Setiawan
BalasHapusNPM : ( 2386206066 )
Kelas : 5C
Dalam kelas pasti ada saja peserta didik yang sangat aktif, jadi membuat kelas kadang ribut sekali, mater yang di sampaikan bapak ini sangat bagus, unutuk guru yang membaca termasuk saya jadi tau bagaimana mengatasinya, dengan melatih kesadaran mereka, mereka perlahan lahan akan paham bahwa yang di lakukan itu ada saatnya, dan jika dilakukan di saat yang tidak pas bisa menggangu teman-temannya yang lain
Nama : Zakky Setiawan
BalasHapusNPM : ( 2386206066 )
Kelas : 5C
Mengontrol emosi untuk anak SD mungkin suatu hal yang cukup susah, belajar mengonrol emosi bisa membuat peserta didik paham, seperti contoh jika dia di posisi siswa yang tidak ribut sedangkan teman yang lain ribut itu akan menganggu, bisa juga dilakukan dengan kelompok, pelan-pelan teman-temannya membantu untuk anak ini mengontrol emosi
Nama: Rosidah
BalasHapusNpm: 2386206034
Kelas: 5B (PGSD)
Tips di atas sangat berguna untuk saya sebelum mengajar langsung di sekolah dasar nanti nya, yang saya tau sekolah dasar itu anak-anaknya penuh keramaian dan sangat aktif, nah dari materi bapak di atas semoga saya bisa menerapkan nya, baik bagi diri sendiri yang nanti nya sebagai guru maupun untuk siswa siswi saya nanti. Supaya bisa tercipta pembelajaran yang aman dan nyaman.
Nama : Juliana Dai
HapusNPM : 2386206029
Kelas : V,B
Saya setuju sekali dengan Rosidah bahwa tujuan utama dari strategi menenangkan diri ini adalah untuk menciptakan pembelajaran yang aman dan nyaman. Menurut saya, perasaan aman dan nyaman ini adalah fondasi awal yang harus ada sebelum materi akademik bisa masuk. Materi ini menawarkan solusi praktis yang membuat guru bisa jadi penentu suasana (thermostat) yang menjaga emosi tetap stabil. Misalnya, guru diajarkan untuk menggunakan teknik grounding atau afirmasi diri sendiri sebelum merespons siswa, dan juga mengajarkannya pada siswa. Dengan begitu, lingkungan kelas menjadi lebih stabil, yang secara otomatis meminimalkan gangguan dan mengurangi kebutuhan guru untuk menanggapi perilaku buruk secara impulsif.
Fokus pada Pembelajaran Sosial dan Emosional (KSE) dalam materi ini sangat relevan untuk menciptakan kenyamanan jangka panjang. KSE, yang melibatkan diskusi kelompok untuk berbagi perasaan dan memecahkan konflik, membantu siswa memahami dan mengelola emosi mereka. Ini melatih siswa untuk menjadi pembelajar yang bertanggung jawab terhadap perasaan dan tindakannya, yang sesuai dengan filosofi disiplin yang menghormati martabat siswa. Dengan kata lain, KSE memastikan bahwa suasana aman dan nyaman itu bukan hanya dari aturan yang ditegakkan, tetapi juga dari keterampilan emosional yang dimiliki bersama oleh seluruh komunitas kelas.
Nama : Juliana Dai
BalasHapusNPM : 2386206029
Kelas : V,B
Menurut saya, materi ini penting banget karena mengubah fokus guru dari cuma mengendalikan perilaku siswa menjadi mendidik emosi mereka. Kita tahu kalau anak SD sering membawa perasaan yang meluap-luap kecemasan atau frustrasi ke kelas. Intinya, guru harus jadi penentu suasana (thermostat) di kelas, bukan cuma pencatat suhu. Guru perlu memodelkan bagaimana menenangkan diri, misalnya dengan teknik pernapasan sederhana (seperti napas bintang laut) atau afirmasi positif sebelum bereaksi terhadap masalah. Ini memberikan siswa alat praktis, seperti latihan kesadaran (mindfulness) dan Sudut Kedamaian, agar mereka bisa menenangkan pikiran sendiri tanpa harus dihukum.
Pendekatan ini sangat nyambung dengan tuntutan pendidikan sekarang, karena hasil akhirnya adalah Keterampilan Sosial dan Emosional (KSE) yang lebih baik. Menurut saya, kalau siswa sudah bisa menenangkan diri, gangguan di kelas pasti berkurang, sehingga guru juga tidak gampang burnout ini dukungan terbaik bagi kesehatan mental guru. Selain itu, suasana kelas yang aman dan tenang sangat krusial untuk melatih Berpikir Kritis, karena siswa jadi berani berpendapat dan berdiskusi secara kolaboratif. Jadi, mengajarkan menenangkan diri ini bukan sekadar urusan basa-basi, tapi fondasi penting bagi kesuksesan akademik dan karakter siswa di masa depan.
Nama : Juliana Dai
BalasHapusNPM : 2386206029
Kelas : V,B
Menurut saya, materi ini memberikan solusi yang cerdas dan jangka panjang terhadap masalah perilaku siswa, yang melampaui sekadar menenangkan diri. Dengan mendorong Pengembangan Keterampilan Sosial dan Emosional (KSE) melalui diskusi kelompok tentang perasaan dan pemecahan konflik, guru secara langsung mengurangi kebutuhan akan intervensi disiplin yang keras. Siswa yang terampil dalam KSE akan mampu menghadapi tantangan berat seperti kehilangan, kesedihan, atau ketidakamanan dengan lebih baik. Ini adalah pencegahan konflik yang jauh lebih efektif daripada menunggu masalah muncul.
Fokus pada KSE sangat penting untuk keberhasilan pendekatan Pengelolaan Perilaku Siswa Tanpa Mempermalukan. KSE menanamkan empati dan mendengarkan yang aktif, yang merupakan nilai-nilai inti yang dibutuhkan siswa saat menyusun Kontrak Kelas Bersama. Guru dapat menggunakan Sudut Kedamaian sebagai alat untuk restorasi, bukan hukuman, sehingga siswa merasa nyaman menggunakannya. Hal ini memastikan bahwa upaya untuk menciptakan kelas yang konsisten dan positif tidak hanya mengandalkan aturan, tetapi didukung oleh keterampilan emosional internal siswa.
Nama : Naida Dwi Nur Herlianawati
BalasHapusKelas : 5 B
Npm : 2386206042
Saya setuju, dengan materi ini untuk membantu siswa usia dini mengelola emosi besar agar fokus belajar tercapai, guru harus memulai dengan menenangkan diri sendiri, lalu secara rutin mengajarkan teknik kesadaran (mindfulness) dan pernapasan, menyediakan lingkungan dan sudut kelas yang nyaman, serta mengembangkan keterampilan sosial-emosional mereka. Ini adalah langkah fundamental, karena setiap upaya kecil dalam pengelolaan emosi merupakan investasi besar bagi masa depan dan kesuksesan akademis anak.
Nama : Alya Salsabila
BalasHapusNpm : 2386206062
Kelas : V C
Pak saya baca materinya, keren banget!
Menurut saya, penting baget ya supaya anak anak di sd diajarin cara menenangkan diri dan mengatur emosi di kelas, kadang mereka itu tuh cape, bingung atau bingung curhat jadi dengan teknik seperti napas dalam, masa tenang, atau punya "sudut kedamaian" mereka bisa belajar tenang dulu baru deh fokus belajar nya jalan
Nama : Alya Salsabila
BalasHapusNpm : 2386206062
Kelas : V C
Izin bertanya ya bapak, misalnya kalau ada anak yang masih susah mengontrol emosi meski sudah diajari beberapa teknik, langkah apa yang sebaiknya dilakukan selanjutnya? terimakasih
Izin menjawab alya. Jadi sebaiknya kita melakukan evaluasi terhadap teknik tersebut, apakah didalam teknik tersebut caranya sudah tepat pada anak tersebut?. Sekian jawaban dari saya semoga terbantu yaaa terimakasih
HapusNama : Naida Dwi Nur Herlianawati
HapusKelas : 5 B
Npm : 2386206042
izin menjawab ya alya hehe, Kalau anak masih sulit mengendalikan emosi meskipun sudah diajari berbagai cara, langkah selanjutnya yang penting adalah mengamati dan mencari tahu pemicu utamanya seperti lapar atau lelah, kita sendiri harus jadi contoh yang baik dalam mengontrol emosi, dan kalau kondisinya parah banget, jangan ragu untuk minta bantuan Psikolog Anak biar dapat penanganan yang lebih tepat.
Nama : Erlynda Yuna Nurviah
HapusKelas : VB PGSD
Npm : 2386206035
hai alya saya izin menjawab ya... sebagai calon guru mungkin kita akan mengalami hal seperti ini suatu saat nanti, setelah saya baca - baca dari berbagai sumber terkait permasalahan yang alya tanyakan saya menemukan beberapa langkah yang sering dilakukan guru untuk mengatasi masalah ini.
1. Guru harus mengetahui atau mencatat pola emosi yang dialami oleh siswa seperti , kapan emosi nya meledak - ledak, pemicunya apa, dan situasi apa yang membuat dia stabil saat emosi. Catatan ini merupakan hal yang penting untuk melakukan pendekatan berikutnya.
2. Guru harus melakukan pendekatan individu, bukan hanya sekedar mengajarkan tehnik baru tetapi juga melakukan coaching emosi secara personal, seperti duduk berdampingan, mengajak anak berbicara dengan nada yang pelan, dan membantu anak memahami perasaanya " kamu lagi jengkel ya, atau sedang marah?" hal ini bisa menurunkan intensitas emosinal siswa.
3. Jika memang sulit, guru biasanya mengajak kolaborasi dengan orangtua regulasi seperti ini tidak hanya dilatih disekolah melainkan rutinitas penguatan juga perlu dilakukan dirumah dengan peran orangtuanya.
Semoga jawaban saya membantu.. terimaksih
Nama: Nanda VIka Sari
HapusNpm: 2386206053
Kelas: 5B PGSD
Izin menjawab pertanyaan dari Alya Salsabila, menurut sepengetahuan yang saya ketahui ketika ada siswa yang mungkin masih sulit untuk bisa mengontrol emosinya sendiri meski sudah diajari dengan beberapa teknik, mungkin guru bisa menggunakan langkah memberikan pendampingan yang lebih intens lagi yaitu lakukan sebuah latihan yang lebih sering lagi, dan juga mungkin bisa juga untuk melibatkan orang tua siswa tersebut agar siswa tersebut berlatihnya bisa juga dilakukan di rumahnya. Bisa juga dengan menggunakan dukungan tambahan yaitu seperti guru Bimbingan Konseling atau konselor sekolah.
dalam materi ini dapat saya simpulkan bahwa perilaku anak dikelas tidak berdiri sendiri melainkan bantuan pengalaman hidup yang lebih luas. Sangat penting bagi seorang guru tidak melihat ledakan emosi sebagai kenakalan melainkan respon kebutuhan yang terpenuhi. di dalam materi ini juga kita dapat belajar bahwa emosi dikelas bukan lah hal yang baru. Emosianal pada anak bagian dari perkembangan diri anak sebetulnya.
BalasHapusPada poin ke dua yang mengatakan bahwa perkenalan latihan kesadaran ( minfludness) saya setuju dengan tanggapan tersebut. Jelas dan praktis sangat tepat ini sangat membantu peran siswa dalam memulai hari dengan kondisi emosional yang tidak stabil. Poin tentang memasukkan gerakan minfludness ke dalam rutinitas harian juga sangat kuat.
BalasHapusNAMA : KORNELIA SUMIATY
BalasHapusNPM : 2386206059
KELAS : 5B PGSD
Melatih emosi anak dengan teknik sederhana seperti pernapasan, mindfulness, masa tenang, dan sudut kedamaian, guru bisa membuat suasana kelas lebih aman dan nyaman. Saya setuju bahwa melatih keterampilan sosial dan emosional sangat penting, karena dapat membantu siswa lebih tenang, fokus, dan siap belajar.
Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
HapusNpm : 2386206058
Kelas : VB PGSD
Hallo Kornel izin menambahkan yh. Aku setuju dengan kamu. Anak SD itu emosinya masih naik turun, jadi teknik sederhana kayak napas pelan, mindfulness, atau punya pojok tenang di kelas tuh bener-bener kepakai. Aku pribadi setuju, soalnya kalau suasana kelas udah kondusif, anak-anak juga lebih gampang diajak belajar. Kadang cuma dengan ngajarin mereka berhenti sebentar dan tarik napas, udah bisa bantu mereka ngurangin rasa kesal atau takut. Apalagi kalau gurunya juga ikut kasih contoh, pasti anak-anak makin paham cara menenangkan diri. Intinya, langkah kecil kaya gitu tuh efeknya besar banget buat suasana kelas. Jadi, aku setuju sama pendapat kamu Kornel, dan menurutku pendekatan kayak gitu memang perlu banget diterapkan di sekolah supaya anak-anak lebih siap secara emosional dan belajar pun jadi lebih enak.🙏🏻
Terima kasih bapak kerena teleh memberikan metri ini tentang teknik menenangkan diri ini. Saya paling suka dengan materi bapak di ide-ide kreatif yang bisa diterapkan langsung di kelas. Poin 3, Gunakan Masa Tenang yang Kreatif, itu bagus sih untuk kami lebih lagi belajar menenangkan diri. Metode guru yang menangkupkan tangan dan bilang dia menemukan masa tenang itu sederhana, tapi pasti efektif buat bikin siswa penasaran dan ikut meniru. Ini jadi cara yang menyenangkan buat mengembalikan fokus kelas. Dan juga meteri bapak, di poin 4 tentang Menciptakan Lingkungan Kelas yang Menenangkan juga penting. Penataan kelas dengan pencahayaan alami, atau pakai aroma menenangkan, ternyata bisa memengaruhi suasana hati siswa. Apalagi ditambah Sudut Kedamaian Poin 5, yang jadi tempat siswa latihan menenangkan diri. Intinya, teknik yang diajarkan harus didukung oleh suasana kelas yang nyaman dan mendukung.
BalasHapusDi materi bapak ini juga memberikan saya gambaran lengkap bahwa mengelola emosi itu butuh proses. Saya setuju banget dengan materi bapak di bagian 6, Kembangkan Keterampilan Sosial dan Emosional (SEL). SEL ini memang jadi kunci utama agar siswa bisa memahami dan mengelola emosi mereka. Diskusi kelompok juga bisa jadi cara melatih mereka berbagi perasaan dan memecahkan masalah dengan baik. Lalu, di bagian penutup, penekanan bahwa mengajarkan anak mengelola emosi itu butuh waktu, usaha, kesabaran, dan konsistensi itu sangat menenangkan. Ini mengingatkan kita kalau perubahan positif tidak hanya terlihat pada siswa, tapi juga pada suasana kelas secara keseluruhan. Jadi, setiap langkah kecil dalam mengajarkan mereka mengelola emosi itu adalah investasi besar untuk masa depan mereka.
BalasHapusDisini materi bapak ini saya suka dengan materi bapak tentang cara membantu anak SD menenangkan diri di kelas ini menurut saya materi bapak ini membantu saya sebagai calon guru. Dibagian Materi bapak paling awal, yaitu Mulailah dengan Mengatur Diri Anda, itu benar-benar sangat membantu kami sebagai mahasiswa juka kami betul betul belajar materi bapak yang ini. Konsep guru sebagai termosat yang menentukan suasana kelas, bukan cuma termometer yang mencatat suhu, ini bagus sekali, bapak. Artinya, kalau kita sebagai guru sudah tenang duluan, jadi murid juga akan ikut tenang. Solusinya, seperti teknik grounding atau bicara positif ke diri sendiri, itu bisa langsung dicoba. Lalu, saat masuk ke materi 2 tentang Latihan Kesadaran ( Mindfulness ), ide untuk mengajak siswa mencoba teknik pernapasan bareng, seperti napas bintang laut, itu cara yang bagus untuk mengajarkan mereka bahwa mengelola emosi itu keterampilan yang bisa dipelajari, dan gurunya sendiri juga mempraktikkannya.
BalasHapusNama: Yormatiana Datu Limbong
BalasHapusKelas : 5C
Npm : 2386206082
izin menanggapi pak,saya merasa siswa sd harus menanamkan pentingnya membangun rasa ingin tahu sejak dini itu sangat penting, karena rasa ingin tahu itu bisa jadi modal utama anak untuk terus belajar dengan sendirinya. Secara keseluruhan, isi materinya cukup relevan dengan kondisi pendidikan sekarang yang menuntut pembelajaran aktif dan bermakna. Materi seperti ini bisa membantu guru lebih memahami karakter anak SD dan menyesuaikan metode mengajar dengan kebutuhan mereka.
Penjelasan bahwa guru adalah “thermostat” kelas sangat tepat. Guru yang mampu mengatur emosinya sendiri akan memberikan contoh nyata bagi siswa tentang cara menghadapi situasi menegangkan. Ini menunjukkan bahwa ketenangan guru bukan hanya penting untuk manajemen kelas, tetapi juga menjadi model pembelajaran emosional bagi siswa.
BalasHapusKonsep “masa tenang” yang kreatif dapat mengubah suasana kelas tanpa teguran keras. Demikian pula, sudut kedamaian memberikan ruang aman bagi siswa untuk menenangkan diri tanpa merasa dihukum. Pendekatan ini memberi pesan bahwa mengelola emosi adalah keterampilan, bukan kesalahan.
Materi menekankan bahwa menenangkan diri tidak hanya tentang teknik pernapasan, tetapi juga membangun kemampuan sosial-emosional seperti mengenali perasaan, menyelesaikan konflik, dan mendengarkan. Ini membantu siswa tidak hanya menenangkan diri, tetapi juga menjadi individu yang lebih empatik dan mampu bersosialisasi dengan baik.
BalasHapusNama: Rismardiana
BalasHapusNPM: 2386206025
Kelas: 5B PGSD
Izin menanggapi terkait materi di atas pak, Menurut saya, relevansinya dari materi ini tuh kerasa banget sama kondisi kelas-kelas sekarang. Anak-anak zaman sekarang itu punya tas emosional yang kadang lebih berat daripada tas sekolahnya sendiri. Jadi wajar kalau perasaan mereka meledak-ledak, gampang sedih, gampang marah, atau tiba-tiba kewalahan tanpa alasan yang jelas. Dan di sinilah peran guru jadi penting banget, bukan sekadar ngajar materi, tapi juga jadi jangkar emosional buat siswa.
Nama: Rismardiana
BalasHapusNPM: 2386206025
Kelas: 5B PGSD
Yang saya suka dari materi ini tuh penekanannya pada guru dulu yang harus mengendalikan diri. Ini sering banget dilupain. Soalnya kadang guru ikut kebawa suasana: kalau kelas ramai, guru tegang; kalau siswa mulai meledak emosinya, guru juga ikut panic mode. Padahal justru guru-lah yang menentukan arah emosi kelas. Jadi, tips kayak grounding, napas panjang, sampai self-talk positif itu bukan hal sepele, itu bisa ngerombak vibe kelas dalam beberapa detik. Dan ketika guru mau modeling teknik menenangkan diri, anak-anak langsung punya contoh nyata bahwa “oh, ternyata kalau perasaan lagi penuh, ada cara buat nenangin diri.”
Nama: Rismardiana
BalasHapusNPM: 2386206025
Kelas: 5B PGSD
Setelah saya baca lagi, di poin ketiga dan kelima ide masa tenang dan sudut damai juga menarik pak. Ini bukan cuma tentang meredakan keributan, tapi ngajarin anak bahwa menenangkan diri itu bukan hukuman. Justru itu bentuk perhatian ke diri sendiri. Kalau area itu didesain bareng siswa, kemungkinan besar mereka akan merasa itu bagian dari kelas, bukan tempat untuk anak nakal. Lagi pula, siapa sih yang nggak butuh space kecil buat cooldown? Orang dewasa aja butuh, yah kaya sayalah juga butuh banget sih heheee.
Dan yang paling penting menurut saya di poin ke enam adalah penekanan pada SEL. Banyak masalah perilaku atau akademik anak itu akar sebenarnya ada di emosinya. Kalau mereka belajar mengidentifikasi perasaan, ngobrolin apa yang mereka rasakan, dan menyelesaikan konflik kecil, itu bakal kepake banget sampai mereka gede. Ini skill hidup, bukan sekadar rutinitas kelas.
Nama: Rismardiana
HapusNPM: 2386206025
Kelas: 5B PGSD
izin menambahkan pak, yang saya pahami dari materi ini tuh bukan cuma teoritis, tapi bener-bener ngegambarin bahwa anak-anak butuh dibimbing dengan empati dan kesabaran. Pengelolaan emosi bukan proses yang instan, tapi kalau kita konsisten, hasilnya bakal kerasa: kelas lebih adem, guru lebih tenang, dan siswa lebih siap belajar. Pada akhirnya, suasana kelas yang sehat secara emosional itu investasi jangka panjang buat tumbuh kembang mereka.
Bah jadi intinya pelan-pelan, santai, tapi konsisten. Yang penting kita hadir dengan hati.
Terimakasih.
izin menanggapi pak,menurut saya yg materi ini sangat penting karena mengajarkan kita bahwa guru harus mampu membimbing siswa dalam memahami proses berpikir mereka sendiri.dengan menggunakan strategi seperti pemodelan oleh guru, siswa bisa belajar bagaimana cara berpikir yang benar dan efektif.guru tidak hanya memberi tahu apa yang harus dilakukan, tetapi juga menunjukkan bagaimana mereka memecahkan masalah dan berpikir kritis.hal ini sangat membantu siswa agar mereka bisa meniru dan mengembangkan kemampuan berpikir mereka sendiri secara mandiri.jadi, peran guru di sini sangat besar dalam membentuk karakter dan kemampuan berpikir siswa agar lebih baik.materi ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir yang baik harus diajarkan dan dilatih sejak dini kepada siswa.guru harus mampu membantu siswa memahami bagaimana mereka berpikir dan memecahkan masalah agar mereka bisa belajar secara mandiri dan lebih efektif.pemodelan oleh guru dan membuat pemikiran siswa terlihat adalah strategi yang sangat penting agar siswa sadar dan mampu mengungkapkan proses berpikir mereka sendiri.dengan demikian, proses belajar tidak hanya fokus pada hasil akhir, tetapi juga pada bagaimana siswa berpikir dan memahami materi.
BalasHapusNama : Maria Ritna Tati
BalasHapusNPM : 2386206009
Kelas : V A PGSD
Dalam materi ini, dijelaskan bahwa membuat pemikiran siswa terlihat sangat penting agar mereka sadar dan mampu mengungkapkan proses berpikir mereka.dengan cara ini, siswa bisa belajar dari proses mereka sendiri dan mendapatkan masukan dari guru untuk memperbaiki cara mereka berpikir dan belajar.guru harus mampu mendorong siswa untuk mengekspresikan pemikiran mereka, baik melalui tulisan maupun lisan, sehingga mereka bisa memahami dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.ini membuat proses belajar menjadi lebih menyenangkan dan tidak membosankan karena siswa aktif terlibat.dalam materi ini, dijelaskan bahwa refleksi dan pemikiran sendiri sangat penting untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. dengan melakukan refleksi, siswa bisa mengetahui kekuatan dan kelemahan mereka dalam berpikir dan belajar.guru perlu memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan refleksi secara rutin agar mereka bisa memperbaiki cara belajar dan berpikir mereka sendiri.ini akan membantu mereka menjadi pembelajar yang lebih mandiri dan mampu mengatasi berbagai tantangan belajar di masa depan.
Nama: Maria ritna Tati
BalasHapusNPM: 2386206009
Kelas: V A PGSD
Materi ini juga menekankan bahwa memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan refleksi sangat penting.melalui refleksi, siswa bisa memikirkan apa yang sudah mereka pelajari, apa yang perlu diperbaiki, dan bagaimana cara mereka belajar yang lebih baik.guru harus memberi waktu dan ruang kepada siswa untuk melakukan refleksi ini agar mereka bisa menjadi pembelajar yang lebih mandiri dan peka terhadap proses belajar mereka sendiri.dengan begitu, mereka tidak hanya belajar untuk menghafal, tetapi juga belajar untuk memahami dan mengaplikasikan pengetahuan yang mereka dapatkan.materi ini menegaskan bahwa guru harus mampu memfasilitasi proses belajar yang melibatkan pemikiran aktif siswa.guru harus mampu memberi pertanyaan-pertanyaan yang menantang dan mendorong siswa untuk berpikir kritis dan analitis. selain itu, guru juga harus menunjukkan proses berpikir mereka sendiri agar siswa bisa meniru dan belajar dari proses tersebut.dengan cara ini, siswa akan lebih percaya diri dan mampu mengembangkan kemampuan berpikir mereka secara mandiri, sehingga mereka tidak hanya belajar untuk menghafal, tetapi juga memahami dan mampu menerapkan pengetahuan yang mereka miliki.
Nama: Maria ritna Tati
BalasHapusNPM: 2386206009
Kelas: V A PGSD
Materi ini menunjukkan bahwa guru harus mampu memfasilitasi proses belajar yang melibatkan pemikiran aktif siswa.guru harus mampu membuat siswa berpikir keras, misalnya dengan memberi pertanyaan yang menantang dan mengajak siswa untuk berpikir kritis.selain itu, guru juga harus mampu membantu siswa memahami bahwa berpikir bukan hanya sekadar menerima informasi, tetapi juga menganalisis dan menilai informasi tersebut.dengan cara ini, siswa akan lebih mampu mengembangkan kemampuan berpikir mereka secara mandiri dan mampu menghadapi berbagai masalah di kehidupan sehari-hari.dalam materi ini, dijelaskan bahwa kemampuan memahami diri sendiri dan berpikir kritis sangat penting untuk keberhasilan belajar siswa.dengan memahami proses berpikir mereka sendiri, siswa akan lebih percaya diri dan mampu mengatasi berbagai tantangan belajar.guru harus mampu membimbing siswa melakukan refleksi dan mengembangkan kemampuan metakognisi mereka.jadi, selain mengajarkan materi pelajaran, guru juga harus membantu siswa agar mampu mengendalikan dan mengatur cara mereka belajar secara mandiri dan efektif.
Nama : Maria Ritna Tati
BalasHapusNPM : 2386206009
Kelas : V A PGSD
Dalam materi ini, dijelaskan bahwa kemampuan berpikir dan memahami diri sendiri sangat penting untuk keberhasilan belajar siswa.dengan memahami proses berpikir mereka sendiri, siswa bisa lebih percaya diri dan mampu mengatasi berbagai tantangan belajar yang mereka hadapi.guru harus mampu membimbing siswa untuk selalu melakukan refleksi dan mengembangkan kemampuan metakognisi mereka.jadi, selain menguasai materi pelajaran, siswa juga harus mampu mengendalikan dan mengatur cara mereka belajar agar hasil belajar mereka bisa lebih optimal dan bermakna.materi ini menegaskan bahwa proses pembelajaran yang melibatkan pemikiran aktif dan refleksi diri sangat penting untuk membangun karakter dan kemampuan siswa.guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang mendorong siswa untuk berpikir kritis, mengungkapkan proses berpikir mereka, dan melakukan refleksi secara rutin. dengan demikian, siswa tidak hanya menguasai materi, tetapi juga mampu mengembangkan kemampuan berpikir dan memahami diri mereka sendiri, yang akan sangat berguna dalam kehidupan mereka di masa depan.
Topik ini sangat penting untuk guru SD
BalasHapusTulisan ini membahas hal yang sering terjadi di kelas: anak-anak datang dengan berbagai perasaan, seperti sedih, takut, marah, atau cemas. Ini sangat benar karena keadaan emosi siswa sangat memengaruhi cara mereka belajar.
Materi ini menekankan bahwa guru harus tenang dulu sebelum menenangkan siswa. Dengan teknik sederhana seperti menarik napas atau mengatakan afirmasi positif, guru bisa menjaga suasana kelas tetap kondusif. Ini ide yang bagus dan sangat realistis.
Materi ini menekankan bahwa guru harus tenang dulu sebelum menenangkan siswa. Dengan teknik sederhana seperti menarik napas atau mengatakan afirmasi positif, guru bisa menjaga suasana kelas tetap kondusif. Ini ide yang bagus dan sangat realistis.
BalasHapusAnak-anak perlu belajar menyebutkan perasaan mereka, mendengarkan teman, dan menyelesaikan masalah dengan baik. Tulisan ini mengingatkan bahwa kemampuan ini penting untuk kehidupan sehari-hari, bukan hanya saat di kelas.
ini memberikan cara-cara praktis agar siswa bisa lebih tenang di kelas. Dengan langkah kecil, latihan rutin, dan lingkungan yang nyaman, suasana kelas akan menjadi lebih positif. Guru dan siswa bisa belajar bersama untuk mengelola emosi dengan lebih baik.
Nama: Nur Aulia MIftahul Jannah
BalasHapusNPM: 2386206085
Kelas: 5D PGSD
Saya coba baca kembali materi ini, dan saya ngerasa kalau materi ini cukup ngena ngebekas di pengalaman saya. Waktu saya SD dulu baru baru pindah dari kampung ke kota, saya menjadi anak SD yang kayak di materi ini yang gak kenal emosinya sendiri. Waktu itu saya dimusuhin sama teman teman cewe di kelas saya karna teman teman yang cowo pada mau berteman sama saya juga. Menurut saya itu bukan suatu kesalahan dan saya bertanya tanya kenapa teman teman cewe saya gamau kalau kita semua berteman baik.~~~
129
Nama: Nur Aulia MIftahul Jannah
HapusNPM: 2386206085
Kelas: 5D PGSD
Tapi karna saya ga bisa mngontrol diri orang lain termasuk teman teman cewe saya yg memusuhi saya waktu itu jadi saya ngerasa sedih. Saya cuman pengen berteman baik dengan teman teman saya semua di kelas. Tapi itu berbeda dengan pikiran teman teman cewe saya waktu itu. Ada satu hari, itu kondisinya lagi pagi-pagi banget dan anak anak kelas baru mau baca doa. ~~~
130
Nama: Nur Aulia MIftahul Jannah
HapusNPM: 2386206085
Kelas: 5D PGSD
Waktu saya duduk dibangku saya sendiri saya ngerasaaa bangeett hawanya ga enakk, saya di sinisin sama teman teman cewe saya. Jadi waktu itu saya duduk diem dibangku dan ngelipat tangan saya di meja dengan diem. Terus saya disindir sindir sama mereka, ntah gmna bahasanya yang pasti perkataan perkataan yang keluar itu menuju untuk saya. Di situ saya udah ngerasa agak ga enak dalam hati, perasaannya deg degan mau nangis takut.~~~
131
Nama: Nur Aulia MIftahul Jannah
HapusNPM: 2386206085
Kelas: 5D PGSD
Terus abis dari itu saya jadi tutupin muka saya, saya masukin muka saya kedalam lipatan tangan saya yg di meja. Terus saya ga bisa pahami emosi saya, pokoknya yang saya rasain cuman sedih dan takut kok aku diginiin dan jadinya akhirnya saya nangis. Pas saya nangis itu saya tetep nundukin kepala, terus teman teman cowo yg ada di kelas pada samperin saya. Mereka bilang jangan nangis sudah sudah gitu coba menenangkan saya.~~~
132
Nama: Nur Aulia MIftahul Jannah
HapusNPM: 2386206085
Kelas: 5D PGSD
Terus karna teman teman cowo saya menenangkan saya, temen temen cewe saya ini makin marah. Jadinya mereka makin ga suka sama saya. Tapi syukurnya waktu itu guru kelas saya udah datang ke kelas karna emang udah jam masuk. Terus teman teman cowo bilang ke guru kelas kalau tadi ada kejadian kayak yang saya ceritain di atas.~~~
133
Nama: Nur Aulia MIftahul Jannah
HapusNPM: 2386206085
Kelas: 5D PGSD
Terus guru kelas datangin saya ke meja saya untuk nenangin saya. Bapak guru bilang, sudah aulia sudah nak ndapapa di sini semuanya teman nda ada yang musuhin aulia, gitu bapak guru bilang. Terus, abis dari itu saya mulai ngerasa tenang dan bisa dilanjutkan untuk doa bersama sebelum mulai belajar. Walaupun saya awalnya merasa ga nyaman dan punya emosi di kelas, tapi berkat figur bapak guru kelas saya, saya bisa lebih tenang.~~~
134
Nama: Nur Aulia MIftahul Jannah
HapusNPM: 2386206085
Kelas: 5D PGSD
Dari cerita saya itu nyambung sama materi bapak yang bilang kalau guru itu harus tenang dulu. Dan bener aja kalau misalkan gurunya juga chaos pasti anak anak juga bingung kan nyikapinnya gmna yang ada makin gaduh. Terus guru itu jadi kayak penentu suhu kelas, dan masuk akal aja di saya. Kalau gurunya tenang ngadepin persoalan, pasti kelas juga ikut tenang, dan begitu sebaliknya.
135