Meningkatkan Minat dan Kemampuan Literasi di Kelas: Strategi dan Pendekatan

 

Sebagai guru, mampukah Anda menjawab pertanyaan berikut untuk setiap siswa di kelas Anda?

  1. Siapa di kelas Anda yang gemar membaca?
  2. Apa buku favorit mereka sejak kelas tiga?
  3. Apakah semua siswa Anda membaca sesuai tingkat kelas mereka?
  4. Kapan terakhir kali setiap siswa membaca buku yang tidak ditugaskan?

Bagi guru yang mengajar siswa tingkat lanjut, menjawab pertanyaan-pertanyaan ini bisa menjadi tantangan. Hal ini disebabkan karena seringkali kurangnya perhatian terhadap kebiasaan membaca mandiri siswa yang lebih tua. Meskipun tugas membaca diberikan, eksplorasi mandiri sering kali terabaikan.

Situasi ini memunculkan dua pertanyaan penting:

  • Mengapa membaca mandiri kurang menjadi fokus pada siswa yang lebih besar?
  • Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat dan keterlibatan mereka dalam membangun keterampilan literasi?

 Kathy Y. Stovall (2023) memberikan saran sebagai berikut

Sebagai seorang guru yang bertanggung jawab atas pembelajaran, pastinya pernah menghadapi kekhawatiran besar terkait literasi siswa. Beberapa siswa tidak pernah mencoba membaca buku sejak kelas dua, beberapa lainnya kesulitan membaca sesuai tingkat kelas, sementara ada yang benar-benar kehilangan semangat untuk belajar membaca.

Guru menyadari perlunya pendekatan berbeda untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa dan menumbuhkan kecintaan terhadap membaca. Di awal tahun ajaran, saya mengamati kurangnya minat siswa terhadap membaca, serta kelemahan mereka dalam kosakata dan pengetahuan dasar.

Langkah Awal: Pendekatan Personal

Sebagai solusi, guru merancang rencana literasi yang dimulai dengan berbicara langsung kepada siswa. Selama enam minggu kedua tahun ajaran, dua hari dalam seminggu seorang guru menggunakan untuk mewawancarai 24 siswa, mempelajari minat mereka, dan memahami pandangan mereka tentang membaca.

Percakapan Berorientasi Literasi

Memilih beberapa siswa secara acak untuk diajak berbincang. Percakapan ini berlangsung sekitar lima hingga tujuh menit, dimulai dengan pertanyaan ringan seperti:

  • "Apa yang kamu sukai?"
  • "Apa kegiatan favoritmu?"
  • "Buku apa yang terakhir kamu baca?"

Jika mereka menjawab tidak menyukai membaca, saya mendalami alasan di baliknya. Dari sini, untuk mencatat buku yang sesuai dengan minat siswa untuk kemudian dipilihkan.

Mencari dan Memberikan Buku

Setelah berbincang, guru menghabiskan waktu di perpustakaan untuk memilihkan buku sesuai dengan minat setiap siswa. Dua buku literasi awal (setara kelas satu hingga tiga) selalu disertakan untuk membangun kepercayaan diri mereka. Siswa yang membaca di bawah tingkat kelas sering kali merasa membaca melelahkan, sehingga pemilihan buku dengan tingkat kesulitan rendah menjadi strategi utama.

Buku-buku yang dipilih kemudian dikirimkan ke kelas masing-masing, lengkap dengan nama siswa dan topik yang sesuai. Siswa diminta membaca setidaknya satu buku dan memberikan laporan lisan kepada guru.

Hasil Awal

nantinya ada siswa dapat menghubungkan cerita dalam bukunya dengan pengalaman pribadi, seperti minat olahraga dan terapi manajemen emosi. Setelah laporan lisan, guru memberikan penghargaan/stempel membaca dengan stiker sebagai motivasi tambahan.

Menerapkan Strategi di Seluruh Sekolah

Berikut langkah-langkah yang dapat diadaptasi:

  1. Siapkan Kelompok Buku:

    • Kumpulkan minimal lima kelompok buku dengan beragam topik dan tingkat membaca.
    • Pastikan setiap kelompok memiliki variasi yang menarik bagi siswa.
  2. Diskusi Buku:

    • Bagilah siswa ke dalam kelompok kecil.
    • Gunakan daftar periksa untuk membantu siswa membahas buku.
    • Minta mereka membaca sinopsis untuk mengenal buku dan penulisnya.
  3. Pilih Buku Favorit:

    • Setelah diskusi, minta setiap siswa memilih lima buku yang menarik.
    • Pajang 15-20 buku terpilih di tempat strategis di kelas.
  4. Kunjungan Perpustakaan:

    • Jadwalkan kunjungan rutin ke perpustakaan agar siswa dapat memilih buku baru.
    • Dorong mereka memilih setidaknya dua buku literasi awal.
  5. Perpustakaan Pribadi:

    • Berikan siswa kotak kecil yang bisa dihias untuk menyimpan buku pilihan mereka.
  6. Laporan Buku Lisan:

    • Jadwalkan laporan lisan secara berkala dengan rubrik penilaian yang jelas.
    • Setelah laporan, dorong siswa untuk membaca buku literasi awal kepada siswa kelas bawah, menciptakan rasa percaya diri dan menjadi panutan.


Meningkatkan minat membaca pada siswa yang lebih besar membutuhkan pendekatan kreatif dan personal. Strategi seperti wawancara, pemilihan buku yang tepat, dan penguatan melalui laporan lisan dapat membantu siswa menemukan kembali kegembiraan membaca. Dengan langkah-langkah ini, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung literasi untuk semua siswa.


Referensi

Kathy. Y. Stovall (2021). A Framework for Building Older Students’ Literacy Skills

70 Komentar

  1. Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
    Npm: 2386206058
    Kelas : VB PGSD

    Izin menanggapi pak, pada materi di atas membahas tentang penting nya pendekatan dan literasi dalam meningkatkan kemampuan siswa. Guru dapat melakukan pendekatan kepada siswa dengan cara menanyakan mengenai minat dan apa yang siswa sukai. Dengan ini guru dapat mengetahui langkah awal agar siswa dapat menyukai literasi membaca ini. Apabila siswa merasa senang mereka akan mengaitkan cerita tersebut dengan kehidupan mereka sehari-hari. Dengy menggunakan strategi di atas ini sangat membantu guru dalam menciptakan pembelajaran yang lingkungan belajar yang menyenangkan dan menumbuhkan minat membaca siswa.
    Saya ingin bertanya pak, bagaimana cara seorang guru atau calon guru untuk memastikan bahwa pendekatan pendekatan personal dapat dilakukan secara konsisten, terutama di kelas tinggi dengn jumlah siswa yang banyak kususnya di sekolah dasar? 🙏

    BalasHapus
  2. Nama:Elisnawatie
    Kelas:VD
    NPM:2386206069

    Pendekatan personal yang dilakukan guru menunjukkan strategi yang relevan dan efektif dalam menumbuhkan minat baca, meningkatkan motivasi belajar, serta memperkuat kemampuan dasar membaca dan memahami teks pak Selain itu, kegiatan seperti wawancara, pemilihan buku sesuai minat, dan pemberian kesempatan untuk berbagi hasil bacaan, mencerminkan penerapan pembelajaran literasi kontekstual dan humanis, yang berorientasi pada pengembangan karakter dan kecintaan terhadap membaca

    BalasHapus
  3. Nama:Elisnawatie
    Kelas:VD
    NPM:2386206069

    Izin bertanya pak

    Saya kan calon guru nih pak Bagaimana caranya saya menyesuaikan pilihan buku dengan minat dan kemampuan membaca setiap siswa saya nanti?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Maya Apriyani
      Npm: 2386206013
      Kelas: V.A

      Izin menanggapi pertanyaan dari Kak elisnawatie. Menurut saya ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk dapat menyesuaikan pemilihan buku dengan minat siswa dan kemampuan membaca setiap siswa.
      Yang pertama sama seperti yang dikatakan pada bacaan kita harus memahami minat setiap siswa Apakah siswa ini suka membaca ataupun siswa ini sering membaca tentang buku apa, dengan begitu sebagai calon guru kita dapat mengetahui hal yang menarik bagi setiap siswa.
      Yang kedua untuk mengetahui kemampuan membaca setiap siswa mungkin pada awal pembelajaran kita dapat melakukan tes agar kita tu mengetahui kemampuan membaca siswa ini sampai di mana.
      Setelah itu yang ketiga kita sebagai guru tidak boleh memaksa keinginan siswa misalnya siswa ingin membaca buku tentang hewan tapi kita memaksa mereka tu membaca buku tentang petualangan itu tidak boleh dipaksakan mereka memiliki kebebasan untuk memilih apa yang mereka sukai. terima kasih

      Hapus
    2. Hallo ka Elisnawatie saya izin menanggapi pertanyaanya.

      Menurut saya cara yang bisa dilakukan guru untuk menyesuaikan pilihan buku siswa dengan minat dan kemampuan membaca setiap siswa itu bisa dimulai dengan guru menggali informasi apa kesukaan anak didiknya ketika membaca. Guru bisa memulai bercerita tentang hobi ataupun kegiatan yang sering dilakukan anak tersebut nah dari kegiatan atau hobi yang sering dilakukan bisa nih guru memberikan saran untuk membaca buku ini karena sesuai dengan hobi ataupun kegiatan kesukaannya yang sering dia lakukan, nah dengan cara ini murid tidak merasa tertekan atau terbebani dengan kegiatan selalu membaca dan selalu berliterasi setiap hari.
      Guru juga bisa membentuk pola ataupun membuat kegiatan yang menarik dalam berliterasi misalnya setelah berliterasi atau membaca buku sesuai minatnya siapa anak didik yang berani bercerita tentang isi dari bukunya atau isi dari bahan bacaannya mendapatkan reward ataupun sekadar stiker bintang yang ditempel nah menurut saya ini bisa membangkitkan rasa semangat siswa untuk berliterasi dan mengembangkan tingkat kemampuan membaca siswa itu sendiri.
      Selain itu juga guru bisa menciptakan suasana literasi yang menyenangkan misalnya dengan menghadirkan sound atau musik yang menenangkan untuk menemani proses literasi anak didik.

      Sekian dari saya semoga bermanfaat...

      Hapus
    3. Nama: Nanda Vika Sari
      Npm: 2386206053
      Kelas: 5B PGSD


      Izin menjawab pertanyaan dari Elisnawatie, menurut saya mungkin kita pertama-tama bisa tanyakan dulu kepada para siswa kita apa minatnya seperti hobi dan juga jenis cerita yang para siswa suka, lalu kita bisa membantu memilihkan buku yang sesuai dengan kesukaan para anak murid tersebut, kita bisa pilihkan levelnya yang di bawah atau pas agar tidak membuat siswa kita itu menjadi bingung, kita mulai dulu dari yang mudah, baru naik ke tingkat yang lebih sulit lagi, kita bisa lihat dulu bagaimana respons murid tersebut jika murid tersebut menikmati dan juga kelihatan mampu, barulah naikkan level tingkatannya dengan perlahan-lahan.

      Hapus
  4. Nama: Maya Apriyani
    Npm: 2386206013
    Kelas: V.A

    Dari bacaan di atas ini mengajarkan kita bagaimana untuk meningkatkan minat literasi kepada siswa, bahwa untuk meningkatkan minat membaca siswa itu terdapat melalui beberapa cara yang pertama guru itu melakukan pendekatan kepada siswa melalui interaksi komunikasi. Guru pertama-tama Harus melihat Apakah siswa ini suka membaca atau tidak, kemudian jika siswa ini tidak suka membaca guru bisa menanyakan apa sih hal yang mereka sukai, Kemudian dari situ apabila guru sudah menemukan Apa hal yang mereka sukai kemudian guru mencari buku-buku yang sesuai dengan minat mereka, mereka pasti akan suka karena buku itu berkaitan dengan mungkin Hobi mereka.
    Mulai dari hal yang seperti itu secara tidak langsung itu akan membiasakan siswa untuk membaca buku dan memiliki ketertarikan dengan literasi.
    terima kasih

    BalasHapus
  5. Nama : Nabilah Aqli Rahman
    NPM : 2386206125
    Kelas : 5D PGSD

    Pembahasan kali ini membahas isu yang sangat dekat dengan dunia pelajar dan guru : Literasi di dalam kelas.

    Kadang, sebagian dari kita merasa baca buku itu berat, apalagi kalau materinya kaku dan ga nyambung sama kehidupan sehari-hari kita. Tapi lewat artikel ini, kita semua yang membacanya diajak melihat kalau literasi bukan cuma soal baca tulis, tapi juga soal membangun rasa ingin takut dan menumbuhkan rasa cinta terhadap dunia membaca kepada anak-anak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Nabilah Aqli Rahman
      NPM : 2386206125
      Kelas : 5D PGSD

      Yang menurut saya menarik, artikel ini menekankan kalau strategi literasi harus disesuaikan dengan karekter dan kebutuhan siswa. Ini penting banget, karena setiap siswa punya gaya belajar yang berbeda. Kalau pendekatannya terlalu kaku atau satu arah, siswa bisa merasa membaca itu membosankan.

      Intinya, kita sebagai calon pendidik harus ingat kalau nanti jadi guru, kita harus kreatif dan peka terhadap respon siswa. Supaya literasi bukan jadi beban, tapi jadi pengalaman yang seru dan bermakna 😃

      Hapus
    2. Nama : Nabilah Aqli Rahman
      NPM : 2386206125
      Kelas : 5D PGSD

      Terus juga yang buat artikel ini makin menarik, artikel ini ga cuma bahas teori, tapi juga kasih strategi langsung yang bisa dipraktikkan di kelas. Salah satunya tadi : membuat pojok baca yang menarik dan relevan. Strategi ini sederhana, ga butuh alat canggih, tapi bisa berdampak besar kalau dilakukan dengan konsisten dan penih semangat.

      Harus diingat semua nih strategi dan langkah-langkahnya! pasti suatu hari bakal berguna banget buat kita yang jadi guru kelas.

      Hapus
    3. Nama : Nabilah Aqli Rahman
      NPM : 2386206125
      Kelas : 5D PGSD

      Ohh iya, jadi guru di zaman sekarang tuh juga ga gampang loh. Di satu sisi kita di tuntut harus paham pentingnya literasi dan pengen anak-anak suka membaca. Tapi di sisi lain, kita juga tau kalau anak-anak zaman sekarang lebih tertarik sama video lucu atau game. Kita pengen ajak mereka jatuh cinta sama buku, tapi jelas kita kalah sama layar.

      Saya jadi timbul pertanyaan nih Pak.

      Langkah atau strategi apa yang tepat untuk guru di era sekarang supaya bisa jadi jembatan antara dunia digital dan nilai-nilai pendidikan yang bermakna?

      Hapus
    4. Nama : Nabilah Aqli Rahman
      NPM : 2386206126
      Kelas : 5D PGSD

      Saya ada sedikit reminder juga nih buat temen-temen yang baca komentar saya—pun juga reminder buat diri saya sendiri.

      Sebelum kita berharap anak-anak yang kita ajar suka membaca, sebelum kita menerapkan langkah dan strategi supaya anak cinta kepada buku, ada baiknya kita tanya dulu ke diri sendiri : "aku sendiri suka baca ga ya?" Karena kecintaan membaca itu ga bisa dipaksakan lewat tugas atau aturan, tapi lewat semangat dan kebiasaan. Anak-anak pasti bisa merasakan kalau gurunya benar-benar menikmati proses membaca—bukan sekedar menyuruh.

      Kita bisa eksplorasi buku lewat podcast, review di media sosial, sekarang banyak banget influenser yang suka review buku terus insightnya menarik banget karena relate sama kita. Semakin kita suka membaca, semakin mudah kita menemukan cara kreatif untuk mengenalkan buku ke anak-anak. Kalau membaca sudah menjadi bagian dari diri kita, insyaAllah menumbuhkan kecintaan membaca di kelas menjadi lebih ringan, ga lagi jadi beban. Tapi jadi bagian dari perjalanan bersama antara guru dan siswa.

      Hapus
    5. komentar saya di kolom komentar yang pertama itu typo ya, bukan rasa ingin takut tapi rasa ingin tahu, hehehe.

      Hapus
  6. Nama: Margaretha Elintia
    Kelas: 5C PGSD
    Npm: 2386206055

    izin menanggapi ya pak, saya setuju dengan ide pendekatan personal yang dibahas pada materi ini, menurut saya mewawancarai siswa tentang minat mereka itu langkah paling penting, karena kalau buku yang kita kasih itu sesuai dengan yang mereka mau, maka pasti minat membaca mereka akan naik.

    BalasHapus
  7. Nama: Margaretha Elintia
    Kelas: 5C PGSD
    Npm: 2386206055

    izin bertanya ya pak, setelah kita memberikan buku kepada siswa sesuai dengan yang mereka suka, bagaimana cara kita sebagai guru bisa memastikan bahwa buku yang siswa suka itu juga sesuai dengan tingkat kemampuan membaca dirinya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
      Npm : 2386206058
      Kelas : VB PGSD

      Izin menjawab pertanyaannya ya Margaretha elintia, menurut saya caranya yang bisa dilakukan adalah guru mendampingi proses bacanya siswa tersebut. Dan juga guru bisa melihat Apakah siswa tersebut lancar, paham alur ceritanya atau justru siswa sering merasa kebingungan dengan kosakata dalam cerita tersebut. Guru bisa sesekali meminta siswa cerita ulang isi buku yang mereka baca tetapi harus menggunakan bahasanya sendiri. Apabila siswa menjelaskannya dengan aman berarti buku tersebut sudah sesuai. Tetapi kalau sebaliknya maka guru harus bantu untuk mengarahkan ke buku yang levelnya lebih ringan, tetapi juga disesuaikan dengan minat siswa tersebut agar semangat membacanya tetap terjaga🙏

      Hapus
    2. Nama: Nanda Vika Sari
      Npm: 2386206053
      Kelas: 5B PGSD

      Izin menjawab pertanyaan dari Margaretha Elintia, menurut sepengetahuan yang saya ketahui mungkin kita bisa meminta kepada para siswanya untuk membaca sebagian paragraf atau satu halaman saja, lalu kita bisa tanyakan kepada siswa tersebut dua sampai tiga pertanyaan yang sederhana saja sekitaran mengenai dari bacaan yang mereka baca seperti “siapakah tokoh yang ada di dalam cerita tersebut? atau apa yang terjadi di dalam cerita itu?”. Nah ketika siswa tersebut bisa menjawab dengan benar, itu berarti level bukunya sudah sesuai sedangkan jika anak tersebut tidak paham isinya, maka guru harus menurunkan level bukunya itu.

      Hapus
  8. Nama : Andi Nurfika
    NPM : 2386206017
    Kelas : VB PGSD

    Izin menanggapi pak, jadi pendekatan personal dalam meningkatkan minat baca itu penting banget pak karena dengan itu bisa membuat siswa merasa lebih dekat dengan guru. Saat guru menanyakan hal hal yang sederhana saat itu siswa dapat merasa di hargai. Dari situ muncul rasa nyaman dan percaya diri siswa untuk bercerita, kalau siswa sudah mulai terbuka kepada guru, guru bisa menilai bacaan apa yang cocok dengan setiap anak. Pendekatan ini juga bikin kegiatan membaca siswa terasa lebih santai dan menyenangkan untuk mereka. Siswa jadinya tidak merasa tertekan deh karena membaca bukan kewajiban, tapi jadi kesenangan. Selain itu dengan kegembiraan siswa suasana kelas juga menjadi akrab dan lebih hidup. Jadi, pendekatan personal bisa juga menjadi langkah awal yang bagus untuk membangun budaya literasi kelas.

    BalasHapus
  9. Nama : Andi Nurfika
    NPM : 2386206017
    Kelas : VB PGSD

    Dengan memberikan buku yang sesuai dengan minat siswa adalah cara yang paling efektif buat menumbuhkan semangat membaca anak. Kalau siswa suka berolahraga bisa di berikan bacaan tentang atlet yang dapat menginspirasi pasti mereka happy membaca. Buku yang sesuai minat siswa bisa membuat siswa membayangkan diri mereka berada dalam bacaan mereka. Dari situlah mereka bisa belajar memahami isi bacaan dengan perasaan yang lebih dalam. Bahkan setelah membaca juga mereka bisa menghubungkan isi bacaan mereka dengan pengalaman pribadi mereka. Seperti kerja keras dan cara mengatur emosi. Hal inilah yang bikin kegiatan membaca lebih bermakna dan menyenangkan. Jadi dengan memilih buku bacaan yang tepat bisa menjadi jembatan antara minat siswa dan kemampuan pribadinya.

    BalasHapus
  10. Nama : Andi Nurfika
    NPM : 2386206017
    Kelas : VB PGSD

    Izin bertanya pak, apa yang bisa di lakukan guru di sekolah dan orang tua di rumah biar anak semangat membaca yang sudah tumbuh di kelas agar terus bisa berlanjut di rumah dan lingkungan sekitar siswa itu sendiri?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo ka Andi saya izin menjawab pertanyaanya ya.
      Menurut saya siswa dapat menerapkan perillaku seperti yang ka Andi tanyakan dengan mempunyai pondasi dan dorongan kuat serta adanya kerja sama antara guru,orang tua dan lingkungan.
      Kalo dari guru, biasanya setiap kelas pasti ada pojok baca, nah guru bisa nih memanfaatkan pojok baca sebagai alat untuk membangkitkan minat siswa dalam membaca, dengan cara menerapkan budaya 10 menit membaca buku sebelum memulai pembelajaaran.

      Kalo dari orang tua, pastinya harus bisa menyempatkan waktu luang agar dapat membangkitkan semangat anak untuk membaca, misalnya dimulai dari menyiapkan buku-buku pelajaran dan cerita yang menarik agar anak tertarik untuk membaca, dan pastinya orang tua mendampingi anak.

      Lalu dari lingkungan untuk menciptakan anak agar tetap membudayakan kebiasaan membaca dilingkungan pastinya harus ada kerjasama antara orang tua anak dilingkungan tersebut, misal membuat kesepakatan bersama bahwa setiap hari ini anak dilingkungan tersebut kumpul bermain di pos ronda sambil membaca buku,tentunya buku pun disediakan oleh orang tua masing-masing anak.

      Semoga bermanfaaat

      Hapus
    2. Nama: Nanda Vika Sari
      Npm: 2386206053
      Kelas: 5B PGSD

      Izin menjawab pertanyaan dari Andi Nurfika, menurut saya mungkin ketika anak sedang di sekolah mungkin gurunya bisa sediakan pilihan beberapa buku, lalu gurunya bisa memberikan tugas membaca yang menyenangkan, lalu gurunya bisa memberi pujian atau sebuah pengakuan di setiap kemajuan yang di peroleh oleh para siswanya. Sedangkan ketika anak sedang di rumah mungkin orang tuanya bisa menyediakan sedikit waktu untuk kegiatan membaca bersama dibuat seperti kegiatan rutin di setiap harinya bisa dengan memberikan waktu sepuluh sampai lima belas menit dan orang tua pun harus mencontohkan juga kalau bahwasanya orang tuanya pun juga membaca.

      Hapus
  11. Anak-anak sekarang memang kebanyakan jarang membaca buku, dan dari kebiasaan yang kurang baik itu anak-anak sekarang kesulitan dalam membaca. Ternyata selain memikirkan pembelajaran guru juga harus memikirkan kemampuan dan minat dari siswanya, memperhatikan perkembangan, mencari solusi atas masalah siswa.
    Pada laman ini menjelaskan bagaimana strategi seorang guru untuk mengajak peserta didik agar tertarik pada literasi ,tapi menurut saya kegiatan menumbuhkan atau meningkatkan kemampuan literasi siswa itu bukan hanya peran seorang guru tetapi, juga peran orang tua di rumah, serta lingkungan. Orang tua memiliki waktu lebih banyak dibandingkan guru bersama siswa, jadi orang tua harus juga membiasakan diri membangun rasa minat anaknya untuk membaca buku.
    Begitu juga dengan lingkungan orang tua harus bekerja sama dengan semua orang tua yang ada di lingkungan tersebut, agar mereka juga membiasakan anak mereka untuk membaca. Hal ini dapat menarik perhatian anak-anak agar anak di lingkungan tersebut dapat melakukan kegiatan membaca bersama, ini mengurangi rasa bosan anak ketika membaca karena bersama teman.

    BalasHapus
  12. Nama : Oktavia Ramadani
    Npm : 2386206086
    Kelas : 5D

    Menurut saya ini ini sangat menarik karena ya sangat relevan dengan kondisi pembelajaran saat inii , ya di mana Mina baca siswa ituuu cenderung sama menurun , kemampuan literasi itu tidak cukup hanya dilatih melalui tugas membaca saja tetapi perlu pendekatan yang lebih kreatif dan berpusat pada siswa , menurut saya guru perlu mengenal lebih dekat setiap siswanya memahami kesulitan mereka dan minat mereka serta pengalaman mereka dengan membaca , pendekatan ini menunjukkan literasi itu bukan hanya keterampilan akademik saja melainkan juga sebagai bagian dari pengembangan karakter siswa , melalui percakapan yang santai dan pemulihan buku dengan minat guru dapat membantu siswa untuk menemukan kembali rasa senang dalam membaca bukan hanya sekedar salam kewajiban sekolah saja.

    BalasHapus
  13. Nama : Aprilina Awing
    Kelas : 5D PGSD
    NPM : 2386206113

    Ijin menanggapi Pak, dari materi ini saya jadi sadar kalau ternyata kebiasaan membaca siswa, apalagi yang sudah kelas besar sering banget terabaikan. Dan benar juga, Pak, kalau guru ditanya siapa yang suka membaca atau buku apa yang terakhir siswa baca, belum tentu semua bisa jawab. Padahal hal-hal kecil seperti itu penting untuk melihat minat dan kemampuan literasi tiap siswa.
    Yang menarik buat saya, Pak, adalah pendekatan yang dilakukan Kathy Stovall. Ternyata, ngobrol langsung dengan siswa itu dampaknya besar banget. Dengan cara wawancara ringan, guru bisa tahu minat asli siswa, alasan mereka nggak suka baca, dan buku macam apa yang cocok buat mereka. Lalu guru juga aktif mencarikan buku sesuai tingkat kemampuan siswa ini menurut saya sangat membantu meningkatkan kepercayaan diri mereka.

    Strateginya juga cukup simpel tapi efektif, Pak: kelompok buku, diskusi kecil, pilih buku favorit, kunjungan rutin ke perpustakaan, sampai laporan lisan. Ternyata langkah-langkah seperti ini bisa bikin siswa yang awalnya malas baca jadi lebih tertarik dan merasa diperhatikan. Jadi menurut saya, pendekatan yang personal seperti ini memang cocok banget dipakai untuk meningkatkan literasi siswa yang lebih besar.

    BalasHapus
  14. Nama : Aprilina Awing
    Kelas : 5D PGSD
    NPM :2386206113

    Ijin Bertaya Pak, apakah wawancara personal seperti yang dilakukan Stovall bisa diterapkan di kelas dengan jumlah siswa yang sangat banyak?
    Mengingat waktunya cukup intensif.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Aprilina Awing
      Kelas : 5D PGSD
      NPM : 2386206113

      Saya juga ingin tahu pak, bagaimana cara guru menjaga motivasi membaca siswa yang tidak turun setelah beberapa minggu?
      Apakah perlu variasi strategi tertentu?

      Hapus
    2. Nama: Maya Apriyani
      Npm: 2386206013
      Kelas: V.A

      Izin menjawab pertanyaan dari saudari aprilina Awing.
      Apakah strategi wawancara ini dapat kita lakukan atau kita terapkan di kelas dengan jumlah siswa yang sangat banyak? Mengingat waktu yang cukup intensif
      Menurut saya tentunya bisa, misalnya dengan cara kita membentuk anak-anak ini menjadi beberapa kelompok kecil kemudian dalam kelompok itu kita memberikan pertanyaan kepada mereka.
      Kemudian bisa juga kita menggunakan sistem rolling di mana setiap pertemuan kita mewawancarai. Sekian tanggapan dari saya terima kasih

      Hapus
    3. Nama: Maya Apriyani
      Npm: 2386206013
      kelas: V.A
      Izin menanggapi lagi pertanyaan dari saudari aprilina yaitu Bagaimana cara guru menjaga motivasi membaca siswa yang tidak turun setelah beberapa minggu dan apakah perlu variasi strategi?
      Menurut pendapat saya menjaga motivasi membaca siswa itu sangat penting dan sangat memerlukan strategi. yang di mana biasanya motivasi membaca siswa itu Tinggi karena mereka itu masih baru dan masih panas, tapi Seiring berjalannya waktu siswa akan merasa bosan, maka dari itu dibutuhkannya strategi-strategi agar siswa ini tetap termotivasi untuk membaca.
      Salah satu strategi yaitu
      1. kita harus membuat membaca ini menjadi menarik yaitu menggunakan media-media yang bukan hanya berisi tentang teks.
      2. Kemudian yang kedua kita harus memberikan siswa kebebasan untuk memilih bahan bacaan mereka yang sesuai dengan minat mereka.
      3. Kemudian mengajak siswa untuk berkolaborasi mendiskusikan bacaan mereka dengan teman mereka.
      itu lah beberapa strategi yang menurut saya bisa dilakukan. Terima kasih

      Hapus
    4. Nama:Elisnawatie
      NPM:2386206069
      Kelas:5D

      Izin menjawab ya April, jadi menurut saya kalau guru mau menjaga motivasi membaca siswa supaya nggak turun setelah beberapa minggu, caranya harus dibuat konsisten tapi tetap santai dan menyenangkan. Beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan:

      1. Ganti suasana biar nggak bosan
      Kadang baca di luar kelas, di sudut baca, atau sambil lesehan bisa bikin anak lebih semangat.
      2. Kasih pilihan buku yang bervariasi
      Jangan cuma satu jenis. Kadang mereka butuh coba komik, cerita hewan, misteri, atau buku bergambar biar tetap penasaran.
      3. Ajak ngobrol ringan soal bacaan mereka
      Bukan ditanya “rangkuman mana?” tapi cukup “bagian mana yang lucu?” atau “karakternya siapa yang kamu suka?”
      Anak jadi merasa dihargai, bukan diuji.
      4. Berikan tantangan kecil yang fun
      Misalnya “baca 10 menit setiap hari selama seminggu” atau “temukan satu kalimat favorit”. Tantangannya ringan, tapi bikin anak merasa berhasil.
      5. Rayakan kemajuan sekecil apa pun
      Kalau mereka selesai satu buku pendek, beri apresiasi simple: “Keren, kamu sudah selesai baca!” Hal kecil begini ngaruh banget buat motivasi.
      6. Guru ikut terlihat membaca
      Anak lebih semangat kalau lihat gurunya juga menikmati buku. Jadi guru bisa sesekali cerita, “Ibu/Bapak lagi baca buku ini nih, seru!”

      Intinya, biar motivasi membaca nggak turun, kegiatan membaca harus dibuat hidup, santai, dan penuh dukungan. Kalau anak merasa dibimbing, bukan ditekan, mereka akan terus semangat buat lanjut membaca.

      Hapus
  15. Nama: Nanda Vika Sari
    Npm: 2386206053
    Kelas: 5B PGSD

    Setelah saya membaca materi ini, menurut saya materi ini sangat bermanfaat karna memberitahukan betapa pentingnya pendekatan personal dalam menumbuhkan minat baca siswa. Strategi yang digunakan seperti wawancara, pemilihan buku sesuai minat, dan laporan lisan untuk membangun motivasi, kepercayaan diri, serta kebiasaan membaca yang berkelanjutan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Komentar Nanda benar banget, strategi ini menekankan pentingnya pendekatan personal dalam menumbuhkan minat baca. Tambahan dari saya, kehebatan strategi ini adalah guru tidak hanya bertanya apa yang mereka suka, tapi juga mendalami alasan di balik kenapa siswa tidak menyukai membaca. Ini menunjukkan bahwa guru berusaha mencari akar masalahnya, bukan cuma sekadar memberikan solusi permukaan. Setelah itu, guru menghabiskan waktu di perpustakaan untuk memilihkan buku yang benar-benar sesuai dengan minat setiap siswa. Bahkan, untuk siswa yang merasa membaca itu melelahkan, selalu disertakan dua buku literasi awal setara kelas 1-3 untuk membangun kepercayaan diri mereka dulu. Ini adalah bukti nyata bahwa pendekatan personal itu diwujudkan dalam aksi yang sangat konkret.

      Pendekatan personal ini juga sangat efektif dalam membangun motivasi dan kepercayaan diri siswa. Buktinya ada di langkah akhir: setelah siswa memberikan Laporan Buku Lisan, mereka didorong untuk membaca buku literasi awal kepada siswa kelas bawah. Bayangkan, siswa yang tadinya kesulitan membaca, tiba-tiba menjadi panutan atau mentor bagi adik kelasnya. Ini memberikan mereka rasa bangga dan pengakuan yang luar biasa, sehingga otomatis mendorong kebiasaan membaca yang berkelanjutan. Jadi, strategi ini bukan cuma soal buku, tapi soal membangun karakter dan peran siswa di sekolah, yang menjadikannya sangat bermanfaat bagi guru dan siswa.

      Hapus
  16. Nama:bella ayu pusdita
    Kelas:5d
    Nim:2386206114
    Saya udah baca materi diatas menurut saya ini memberikan panduan yang sangat personal dan terstruktur untuk mengatasi masalah umum di kalangan siswa tingkat lanjut: kurangnya minat dan keterlibatan dalam membaca mandiri. Pendekatan yang disarankan—berfokus pada personalisasi, kepercayaan diri, dan penguatan—sangat relevan dan praktis.

    BalasHapus
  17. Nama:bella ayu pusdita
    Kelas:5d
    Nim:2386206114
    Setelah saya baca lagi dan saya simpulkan tentang materi diatas Strategi ini berfokus pada pergeseran filosofi dari membaca sebagai tugas menjadi membaca sebagai penemuan diri yang didukung oleh bimbingan personal dan lingkungan yang inklusif. Pendekatan ini menunjukkan bahwa peningkatan literasi pada siswa yang lebih besar sangat bergantung pada personalisasi dan penciptaan kesuksesan awal melalui pemilihan buku yang tepat.

    BalasHapus
  18. Nama: Nur Sinta
    NPM: 2386206033
    Kelas: 5B PGSD

    Sebagai seorang guru kita harus mencari solusi jika siswa mengalami keterlambatan atau masalah dalam belajar namun orang tua juga mestinya berperan dalam mendampingi siswa apa lagi masalah literasi, berdasarkan strategi dari Kathy. Y Stovall (2023) untuk guru dalam meningkatkan minat membaca pada siswa yang sudah di tingkat lanjut, saya pikir akan sulit namun setelah saya baca ternyata menarik sekali dan menambah ilmu, pendekatan yang sederhana namun bermanfaat melalui strategi wawancara setiap siswa, memilih buku yang di sukai siswa dan siswa diminta membuat laporan lisan setelah membaca buku tersebut yang akan menumbuhkan minat siswa dalam literasi

    BalasHapus
  19. Nama : Maria Ritna Tati
    NPM :2386206009
    Kelas : V A PGSD

    Izin menanggapi pak dari materi yang saya baca ini memberikan panduan praktis tentang bagaimana meningkatkan minat baca siswa, terutama melalui pendekatan yang personal dan kreatif. pertanyaan-pertanyaan yang diajukan di awal artikel sangat relevan untuk merangsang pemikiran tentang bagaimana kita sebagai pendidik dapat menciptakan pengalaman membaca yang lebih bermakna bagi siswa.selain itu, langkah-langkah yang diusulkan, seperti percakapan berorientasi literasi dan pembentukan kelompok buku, sangat mudah diadaptasi dalam berbagai konteks kelas.
    meningkatkan minat baca siswa membutuhkan pendekatan yang personal.dengan berfokus pada percakapan, pilihan buku yang relevan, dan lingkungan yang mendukung, kita dapat membantu siswa menemukan kegembiraan dalam membaca dan mengembangkan keterampilan literasi yang penting untuk keberhasilan akademik dan pribadi.

    BalasHapus
  20. Nama : Maria Ritna Tati
    NPM :2386206009
    Kelas : V A PPGSD

    Tambahan dari materi ini pentingnya memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih buku yang mereka sukai dan memberikan ruang bagi mereka untuk berbagi pengalaman membaca mereka dengan teman-teman sekelas.dengan menciptakan lingkungan yang mendukung dan mendorong eksplorasi literasi, kita dapat membantu siswa mengembangkan kecintaan membaca yang akan bertahan seumur hidup.
    jadi,materi ini mengingatkan kita bahwa membaca adalah keterampilan penting yang perlu ditumbuhkan sejak dini.dengan memberikan dukungan dan sumber daya yang tepat, kita dapat membantu siswa mengembangkan kecintaan membaca yang akan membuka pintu menuju pengetahuan dan pemahaman yang lebih luas.nah penting bagi guru dan orang tua untuk bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang mendorong eksplorasi literasi dan merayakan keberagaman minat baca siswa.

    BalasHapus
  21. Nama : Dita Ayu Safarila
    NPM : 2386206048
    Kelas : 5 C
    Materi ini sangat bagus karena strategi literasi yang di jelaskan dalam materi dengan fokus pada minat tersendiri dan diskusi kelompok,tidak hanya meningkatkan nilai akademik siswa tetapi juga menjaga kesehatan mental siswa SD. Menumbuhkan kebiasaan membaca yang positif sekolah menciptakan lingkungan yang individu tidak hanya cerdas tetapi juga seimbang secara emosional dan mental

    BalasHapus
  22. Nama : Oktavia Ramadani
    NPM : 2386206086
    Kelas : 5D

    Banyak guru ternyata tidak benar-benar tahu siapa saja siswanya yang suka membaca, buku apa yang mereka sukai, atau kapan terakhir mereka membaca tanpa paksaan. Pada siswa yang lebih besar, membaca mandiri sering terlupakan—padahal justru di usia ini mereka butuh dukungan untuk mempertahankan kebiasaan membaca.

    Kathy Y. Stovall menemukan bahwa kuncinya adalah mendekat ke siswa lebih dulu. Ia mulai dengan obrolan ringan: tentang hobi, aktivitas favorit, sampai buku terakhir yang mereka baca. Dari percakapan singkat ini, ia mulai memahami alasan di balik minat membaca yang menurun. Setelah itu, ia memilihkan buku yang benar-benar sesuai minat mereka—bahkan buku level rendah sekalipun—untuk membangun kembali kepercayaan diri siswa.

    Hasilnya? Siswa mulai merasa bahwa membaca itu bukan tugas, melainkan pengalaman yang bisa mereka nikmati dan hubungkan dengan kehidupan nyata. Sedikit penghargaan seperti stiker atau laporan lisan ringan pun cukup membuat mereka lebih termotivasi.

    Pendekatan ini lalu diperluas ke seluruh sekolah: membuat kelompok buku, diskusi kecil, kunjungan rutin ke perpustakaan, hingga menyediakan “perpustakaan pribadi” kecil untuk setiap siswa. Dengan cara-cara sederhana namun personal ini, sekolah bisa menumbuhkan kembali budaya membaca—bukan karena kewajiban, tetapi karena rasa penasaran dan kesenangan.

    BalasHapus
  23. Nama : Oktavia Ramadani
    NPM : 2386206086
    Kelas : 5D

    ijin bertanya pak dan teman-teman yang ingin menjawab, Jika membaca mandiri sering terabaikan karena sekolah lebih fokus pada penilaian, rangkuman, dan tugas-tugas yang bersifat formal, apakah ini berarti sistem pendidikan justru menciptakan jarak antara siswa dan kegiatan membaca itu sendiri, dan bagaimana sekolah dapat menata ulang budaya literasi agar membaca kembali menjadi aktivitas yang alami dan menyenangkan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama:Elisnawatie
      NPM:2386206069
      Kelas:5D

      Izin menjawab ya Oktavia, jadi menurut saya sebenarnya ketika membaca mandiri sering terabaikan karena sekolah terlalu fokus pada penilaian, rangkuman, dan tugas-tugas formal, hal itu memang bisa bikin siswa merasa jauh dari kegiatan membaca itu sendiri. Anak jadi melihat membaca sebagai “tugas” bukan sebagai kegiatan yang seru atau menenangkan. Akhirnya, motivasi membaca turun karena mereka merasa harus memenuhi kewajiban, bukan menikmati isi bacaan.

      Menurut saya, sekolah bisa menata ulang budaya literasi dengan beberapa cara sederhana:

      1. Berikan waktu membaca tanpa tugas
      Sediakan 10–15 menit membaca bebas tanpa harus membuat rangkuman. Tujuannya biar siswa menikmati dulu prosesnya.
      2. Biarkan siswa memilih buku sesuai minat
      Kalau siswa bisa memilih buku yang mereka suka, mereka akan lebih semangat membaca.
      3. Buat suasana membaca lebih santai
      Tidak selalu harus di meja belajar. Bisa di sudut baca, luar kelas, atau duduk lesehan supaya membaca terasa alami.
      4. Ajak siswa berbagi cerita, bukan laporan
      Setelah membaca, cukup tanyakan hal sederhana seperti “bagian mana yang paling kamu suka?”
      Ini lebih ringan dan menyenangkan dibanding menulis rangkuman panjang.
      5. Guru menjadi role model
      Guru yang terlihat sering membaca dan bercerita tentang buku membuat siswa ikut merasa bahwa membaca itu kegiatan yang wajar dan menyenangkan.
      Jadi intinya, supaya membaca kembali terasa alami, sekolah perlu mengurangi tekanan formalnya dan lebih menekankan pengalaman membaca yang hangat, santai, dan sesuai minat siswa. Dengan begitu, membaca bukan lagi “tugas sekolah”, tapi kebiasaan yang tumbuh dengan sendirinya.

      Hapus
    2. Nama: Nanda Vika Sari
      Npm: 2386206053
      Kelas: 5B PGSD

      Izin menjawab pertanyaan dari Oktavia Ramadani, menurut sepengetahuan saya betul sekali via sekolah itu kebanyakan hanya fokusnya selalu terlebih ke penilaian dan juga rangkuman yang sering membuat kalau membaca itu terasa seperti tugas bukanlah kebutuhan. Menurut sepengetahuan aku sih mungkin sekolah itu bisa untuk menata ulang mengenai budaya literasinya, yaitu dengan sekolah itu menyediakan pilihan buku sesuai dengan minat para siswa, lalu buat kegiatan membaca tanpa selalu untuk dinilai, lalu memberi waktu untuk membaca rutin di kelas, dan guru bisa mengapresiasi setiap proses para siswanya.

      Hapus
    3. nama dias pinasih kelas 5b pgsd npm 23862006057

      Oktavia, izin menjawab ya! Pertanyaan kamu sangat bagus, dan ini terkait dengan bagaimana kita bisa membuat pembelajaran literasi benar-benar menarik dan bermanfaat untuk siswa.
      Untuk memastikan bahwa pemilihan buku berdasarkan minat siswa benar-benar mendukung proses belajar, kita bisa menggunakan beberapa cara. Salah satunya adalah dengan melibatkan siswa dalam proses pemilihan. Misalnya, kita bisa memberikan mereka pilihan buku atau materi yang sesuai dengan minat mereka dan meminta mereka memilih mana yang mereka suka, sehingga mereka merasa lebih terlibat. Memberikan kebebasan memilih itu penting, karena ini bisa meningkatkan rasa tanggung jawab mereka terhadap pembelajaran.
      Kemudian, kita juga bisa membuat kegiatan membaca menjadi lebih interaktif. Misalnya, bukan hanya sekadar membaca buku, tapi juga mengajak mereka untuk berdiskusi, membuat proyek terkait materi yang dibaca, atau mungkin presentasi kecil mengenai isi buku. Dengan cara ini, mereka tidak hanya pasif membaca, tetapi juga aktif mengolah informasi yang mereka peroleh, dan akhirnya lebih memahami apa yang mereka baca.

      Hapus
  24. Nama : Oktavia Ramadani
    NPM : 2386206086
    Kelas : 5D

    Pendekatan personal seperti berbicara langsung dengan siswa, menanyakan minat mereka, dan memahami pengalaman mereka dengan membaca bukan hanya strategi pengajaran, tetapi langkah mendasar untuk membangun kembali hubungan yang sehat antara siswa dan kegiatan membaca.

    BalasHapus
  25. Nama : Oktavia Ramadani
    NPM : 2386206086
    Kelas : 5D

    Dalam banyak situasi pembelajaran, terutama ketika anak-anak berhadapan dengan soal cerita, kita sering lupa bahwa kesulitan mereka bukan muncul karena mereka tidak mampu berpikir, melainkan karena cara penyajian masalah sering kali jauh dari cara mereka memahami dunia sehari-hari. Kita mengharapkan mereka bisa menafsirkan informasi yang tersembunyi, memilah angka yang relevan, dan menebak apa yang sebenarnya diminta soal—padahal dalam kehidupan nyata, mereka secara alami memaknai masalah melalui konteks yang jelas, bahasa yang mudah, dan tujuan yang terang. Maka muncul pertanyaan besar: apakah benar siswa sulit matematika, atau justru kita yang membungkus matematika dalam bahasa yang tidak manusiawi dan tidak ramah pemahaman? Jika demikian, mungkin bukan kemampuan berhitung mereka yang perlu dipertanyakan, tetapi cara kita merancang masalah yang seharusnya membantu, bukan memperumit.

    BalasHapus
  26. Nama : Oktavia Ramadani
    NPM : 2386206086
    Kelas : 5D

    Ijin bertanya lagi pak dan teman-teman yang ingin menjawab, Bagaimana guru dapat memastikan bahwa pemilihan buku berdasarkan minat siswa tidak hanya menjadi kegiatan sesaat, tetapi benar-benar menjadi proses berkelanjutan yang membuat siswa merasa diperhatikan, dihargai, dan didampingi dalam perjalanan literasinya, terutama bagi siswa yang merasa membaca itu berat atau membosankan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama:Elisnawatie
      NPM:2386206069
      Kelas:5D

      Izin menjawab ya Oktavia, jadi menurut saya supaya pemilihan buku berdasarkan minat siswa jadi proses yang berkelanjutan, guru bisa lakukan hal-hal ini secara ringkas:

      1. Rutin cek minat siswa, karena minat bisa berubah.
      2. Ajak ngobrol ringan setelah membaca, tanpa tugas.
      3. Mulai dari bacaan yang sederhana untuk siswa yang belum suka membaca.
      4. Catat buku yang dipilih siswa supaya mereka merasa diperhatikan.
      5. Berikan ruang untuk berbagi, misalnya cerita singkat tentang buku yang dibaca.
      6. Tekankan bahwa membaca itu fleksibel, tidak harus cepat atau sempurna.
      7. Dampingi, bukan menguji, agar siswa merasa nyaman dan termotivasi.

      Dengan langkah-langkah sederhana ini, siswa merasa dihargai dan perjalanan literasinya bisa terus berkembang.

      Hapus
    2. Nama: Nanda Vika Sari
      Npm: 2386206053
      Kelas: 5B PGSD

      Izin menjawab pertanyaan dari Oktavia Ramadani, menurut sepengetahuan saya mungkin guru itu bisa menjadikannya seperti suatu proses yang berkelanjutan dengan sambil memantau bacaan para siswanya secara rutin, lalu melakukan percakapan singkat saja tentang buku bacaan tersebut, dan bisa juga mengganti buku tersebut sesuai dengan perkembangan siswanya. Kalau begitu pasti akan membuat para siswa itu jadi merasa seperti diperhatikan dengan ditanya oleh gurunya, lalu merasa dihargai karena dipilihkan buku bacaannya oleh gurunya, dan juga merasa didampingi karena guru membimbing perlahan-lahan.

      Hapus
  27. Nama: Imelda Rizky Putri
    Npm: 2386206024
    Kelas:5B


    Materi ini memberikan gambaran bahwa literasi bukan hanya membaca dan menulis, tetapi tentang berpikir kritis memahami informasi dan gagasan. Menumbuhkan jiwa kreativitas anak dan pemanfaatan teknologi membantu guru agar siswa lebih termotivasi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Rosidah
      Npm: 2386206034
      Kelas: 5B (PGSD)

      Ijin menanggapi ya kak Imelda, saya setuju dengan pendapat kamu sangat menarik.
      Saya juga ingin menambahkan satu hal yang saya pelajari, menurut saya literasi lebih berkembang cepat ketika guru memberikan ruang untuk eksplorasi juga kak Imelda, selain itu, untuk pemanfaatan teknologi juga bisa menjadi alat bantu jika digunakan dengan tepat, seperti aplikasi membaca membaca, cerita interaktif dan lainnya. Hal seperti ini bisa membuat literasi lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari.
      Semoga dengan tanggapan saya ini, kita sama-sama bisa melihat literasi bukan hanya kegiatan dikelas, tapi proses membentuk cara berpikir yang lebih matang☺

      Hapus
  28. Nama : Zakky Setiawan
    NPM : ( 2386206066 )
    Kelas : 5C
    Pendekatan personal yang dilakukan guru merupakan salah satu langkah awal yang sangat baik, dengan melakukan metode ini guru jadi tau mengapa minim membaca di kelas tersebut, hal ini tuh bagus banget jadi guru tau bagaimana harus bersikap kepada peserta didik tersebut

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Zakky Setiawan
      NPM : ( 2386206066 )
      Kelas : 5C
      Sedikit menambahkan, kemudian setelah mendapatkan informasi dari peserta didik tersebut, harus ada yang di lakukan, dengan cara mengajak dan membiasakan peserta untuk setidaknya membaca apapun sebelum pembelajaran dimulai

      Hapus
  29. Nama : Erlynda Yuna Nurviah
    Kelas : VB PGSD
    Npm : 2386206035

    Sedikit berbagi cerita, sekarang di SD, SMP, SMA rata - rata sudah menyedialkan pojok baca jadi anak - anak diminta membawa buku cerita, dongeng, Novel atau buku - buku lainya. Tetapi mungkin mereka tidak begitu optimal dan konsisten dalam membaca..tips yang bapak berikan ini sangat membantu guru untuk meningkatkan literasi siswa, saya tertarik dengan bacaan diatas tentang penerapan serta langkah - langkah yang bisa diterapkan disekolah mengenai literasi. jadi kesanya kegaitan siswa di sekolah itu produktif di sela - sela istirahat atau jamkos, dan dapat bermanfaat bagi mereka seperti menambah wawasan, melatih berpikir kritis,memperluas kosakata dan mendorong kreativitas serta imajinasi siswa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Komentar Erlynda ini sangat bagus karena menyoroti masalah utama: meskipun sudah ada pojok baca di sekolah, kegiatan membaca siswa sering tidak optimal atau konsisten. Nah, tambahan dari saya, strategi dalam materi ini persis menjawab masalah itu dengan pendekatan yang sangat personal di awal. Guru tidak cuma bilang baca buku, tapi malah mewawancarai siswa satu per satu selama beberapa minggu untuk tahu apa sih kegiatan favorit mereka dan kenapa mereka tidak suka membaca. Setelah itu, guru memilihkan buku yang benar-benar sesuai minat dan tingkat kesulitan mereka, bahkan menyertakan dua buku yang tingkatannya mudah setara kelas 1-3 khusus untuk membangun rasa percaya diri. Ini adalah kunci untuk membuat membaca itu terasa spesial dan bisa dilakukan, bukan sekadar kewajiban yang memberatkan.

      Poin tambahan lainnya yang membuat strategi ini optimal adalah bagaimana mereka menjaga kegairahan membaca itu tetap hidup. Setelah siswa membaca, mereka diminta melakukan Laporan Buku Lisan yang kemudian diikuti dengan dorongan untuk membacakan buku literasi awal kepada siswa kelas bawah. Ini adalah taktik brilian karena secara otomatis membuat siswa yang tadi mungkin kesulitan membaca, kini merasa percaya diri dan menjadi panutan bagi adik kelasnya. Ini mengubah citra membaca dari pekerjaan rumah menjadi sumber kebanggaan. Jadi, strategi ini bukan cuma menyediakan buku, tapi menciptakan pengalaman yang membuat membaca jadi bermanfaat banget, seperti yang Erlynda bilang, yaitu untuk menambah wawasan, melatih berpikir kritis, dan mengembangkan imajinasi.

      Hapus
  30. Nama: Rosidah
    Npm: 2386206034
    Kelas: 5B (PGSD)

    Saya setuju dengan materi di atas, menurut saya, pendekatan personal dalam mengobrol langsung dengan siswa dapat menggali minat mereka, lalu memilih buku yang pas, merupakan hal yang efektif. Ini mirip kayak saat kita mencari tontonan di platform streaming, kalo tidak sesuai selera pasti malas mulai. Tapi kalo ada film yang cocok dengan minat dan mood, kita bisa menonton berjam-jam tanpa terasa. Nah membaca juga begitu, tinggal mencari pintu masuk yang tepat.
    Dengan stategi ini, literasi bukan lagi soal kewajiban, tapi bisa jadi kebiasaan yang tumbuh alami, yang memberikan dampak jangka panjang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Komentar Rosidah sangat tepat, pendekatan personal itu kunci utamanya, persis seperti memilih tontonan yang pas di platform streaming. Tambahan dari saya, strategi ini tidak berhenti di memilihkan buku yang sesuai minat saja, tapi juga mengatasi akar masalahnya, yaitu siswa yang merasa membaca itu melelahkan. Untuk siswa seperti ini, guru sengaja memasukkan dua buku literasi awal yang tingkat kesulitannya rendah setara kelas 1-3. Tujuannya jelas untuk membangun kepercayaan diri mereka dulu. Karena kalau sudah merasa bisa, baru deh mereka semangat melanjutkan ke buku yang lebih sesuai tingkat kelas. Jadi, ini bukan sekadar soal minat, tapi juga soal strategi psikologis untuk menyembuhkan trauma membaca yang sulit.

      Kemudian, langkah selanjutnya juga sangat cerdas untuk memastikan kebiasaan itu tumbuh alami. Setelah siswa membuat Laporan Buku Lisan, guru mendorong mereka untuk membaca buku literasi awal itu kepada siswa kelas bawah. Ini adalah puncak dari pendekatan personal itu. Siswa yang tadinya mungkin merasa lemah dalam membaca, tiba-tiba diangkat perannya menjadi panutan. Ini memberikan mereka rasa bangga dan pengakuan, yang secara otomatis mengubah pandangan mereka tentang membaca dari beban menjadi sumber kekuatan. Dengan begitu, seperti yang Rosidah bilang, membaca bukan lagi kewajiban, tapi menjadi kebiasaan yang punya dampak jangka panjang karena sudah terkait dengan rasa percaya diri dan kehormatan.

      Hapus
  31. Nama : Juliana Dai
    NPM : 2386206029
    Kelas : V,B

    Menurut saya, strategi yang ditawarkan dalam materi ini sangatlah keren dan menjawab masalah utama literasi saat ini, yaitu rendahnya minat membaca pada siswa yang lebih besar. Daripada cuma mewajibkan tugas membaca yang membosankan, guru justru mulai dengan pendekatan personal. Mereka wawancara santai untuk tahu minat dan hobi tiap siswa, lalu memilihkan buku yang sesuai dengan minat dan tingkat kesulitan membaca mereka. Taktik ini cerdas banget karena membuat kegiatan membaca terasa personal, bukan tugas sekolah yang membebani. Apalagi ada pemberian dua buku literasi awal untuk siswa yang kesulitan, tujuannya untuk membangun kepercayaan diri mereka dulu. Ini bukti bahwa program ini fokus pada individu.

    Saya juga suka banget dengan langkah-langkah praktisnya, seperti mendorong siswa memilih buku favorit dan membuat Perpustakaan Pribadi mereka sendiri. Tapi, yang paling top adalah ide Laporan Buku Lisan di mana siswa yang sudah baca diminta membacakan buku ke siswa kelas bawah. Menurut saya, ini adalah strategi jitu yang mengubah siswa dari pembaca biasa menjadi panutan. Hal ini menciptakan rasa bangga dan percaya diri. Intinya, program ini sejalan dengan perkembangan pendidikan sekarang yang ingin membuat literasi menjadi aktivitas yang menyenangkan, relevan, dan membangun karakter, bukan sekadar kewajiban di sekolah.

    BalasHapus
  32. Nama : Juliana Dai
    NPM : 2386206029
    Kelas : V,B

    Menurut saya, hal yang paling berharga dari strategi literasi ini adalah keberaniannya untuk mengubah peran guru menjadi detektif minat dan konselor pribadi. Guru tidak hanya berdiri di depan kelas, tapi meluangkan waktu khusus untuk mewawancarai 24 siswa selama enam minggu, hanya untuk mengetahui apa yang mereka sukai dan apa pandangan mereka tentang membaca. Pendekatan satu per satu ini benar-benar menunjukkan bahwa guru menganggap literasi bukan sekadar nilai di rapor, tapi sebagai pintu gerbang menuju pemahaman diri siswa dan koneksi emosional. Ini jauh lebih mendalam daripada sekadar memberikan daftar buku yang wajib dibaca, dan inilah yang membuat siswa akhirnya menemukan kembali kegembiraan membaca.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Naida Dwi Nur Herlianawati
      Kelas : 5 B
      Npm : 2386206042

      setuju juliana dai, karena pendekatan wawancara 1-per-1 ini secara transformatif mengubah guru menjadi detektif minat yang berhasil membuka kunci minat dan membangun jembatan kepercayaan, sehingga menjadikan literasi sebagai alat hidup yang sesungguhnya dan bukan sekadar nilai akademis.

      Hapus
  33. Nama : Naida Dwi Nur Herlianawati
    Kelas : 5B
    Npm : 2386206042

    materi ini bagus sekali, materi ini menawarkan solusi yang holistik dan berorientasi pada siswa untuk krisis literasi. Ini menegaskan bahwa meningkatkan kemampuan literasi pada siswa yang lebih besar bukan hanya tentang tugas yang lebih banyak, tetapi tentang menciptakan lingkungan yang menghargai pilihan, mendorong eksplorasi, dan membangun kepercayaan diri melalui pendekatan yang tulus dan personal.

    BalasHapus
  34. Terima kasih bapak karena sudah menberikan materi ini, saya suka dengan materi bapak padan bagian Pendekatan Personal di awal materi ini. Sebagai calon guru, jujur aja kadang kita cuma fokus sama materi, lupa kalau tiap siswa itu punya latar belakang dan minat yang beda-beda. Strategi wawancara singkat lima sampai tujuh menit dengan pertanyaan santai kayak, Buku apa yang terakhir kamu baca? itu kelihatan sederhana, tapi dampaknya besar. Itu kan cara kita benar-benar mengenal mereka secara personal, bukan cuma sebagai murid di kelas.
    ​Terus, strategi memilih dan menyediakan buku di kelas juga keren. Ide menempatkan dua buku literasi awal kelas satu sampai tiga buat semua siswa itu cerdas banget. Ini menjawab masalah siswa yang lelah atau merasa kesulitan saat membaca buku tingkat kelas mereka. Dengan buku yang tingkat kesulitannya lebih rendah, mereka jadi bisa membangun rasa percaya diri dulu. Ini bukan cuma soal ngasih buku, tapi tentang gimana kita membuat proses membaca itu menyenangkan dan enggak terasa sebagai beban. Intinya, materi ini ngingetin kita bahwa sebelum kita mengajar membaca, kita harus membuat mereka cinta dulu sama membaca.

    BalasHapus
  35. Disini say juga mau izin komentar soal materi bapak ini. Menurut saya, yang membuat strategi ini kuat adalah dia punya lapisan-lapisan tahapan yang jelas. Enggak cuma berhenti di kasih buku, selesai. Mulai dari pendekatan personal, pencarian buku sesuai minat, diskusi kelompok, sampai akhirnya Laporan Buku Lisan. Bagian laporan lisan ini penting banget, karena itu kan jadi semacam umpan balik langsung ke guru.
    ​Konsep menjadwalkan laporan lisan secara berkala dan pakai rubrik yang jelas itu bikin kegiatan membaca jadi punya tujuan yang pasti, enggak sekadar kewajiban. Yang paling saya suka adalah bagian Hasil Awal di mana siswa bisa menghubungkan cerita di buku dengan pengalaman pribadi mereka, misalnya hobi olahraga atau cara mengatur emosi. Itu membuktikan kalau literasi itu bukan cuma nangkep isi cerita, tapi juga jadi alat buat memahami diri sendiri dan dunia mereka. Pemberian reward kayak stiker juga simpel, tapi efektif buat motivasi tambahan. Jadi, strateginya menyeluruh, dari perencanaan sampai evaluasi.

    BalasHapus
  36. Di materi bapak ini saya juga ingin menangapi nya pada materi tentang peningkatan literasi ini benar-benar membuka pandangan saya, terutama saat membahas dua pertanyaan penting di awal, yaitu kenapa membaca mandiri kurang jadi fokus buat siswa yang lebih besar. Seringkali kita, sebagai calon pendidik, anggap siswa yang lebih tua itu sudah otomatis bisa membaca, padahal minatnya bisa jadi sudah hilang karena tugas yang terlalu berat.
    ​Materi ini memberikan solusi dengan melihat literasi bukan cuma sebagai keterampilan sekolah, tapi sebagai jembatan ke keterampilan hidup. Contohnya kayak di bagian hasil awal tadi, di mana membaca bisa dihubungkan dengan terapi manajemen emosi. Ini berarti kita enggak cuma ngajarin mereka gimana cara membaca, tapi kita tunjukkan kenapa membaca itu penting buat hidup mereka. Kemudian, dorongan untuk siswa yang sudah memberikan laporan lisan untuk membaca buku literasi awal kepada adik kelasnya itu ide yang luar biasa! Itu menciptakan rasa percaya diri dan menjadikan siswa yang lebih besar itu contoh nyata atau bisa jadi panutan bagi teman dan juga yang lainnya. Jadi, strategi ini enggak cuma mengurus satu kelas, tapi menciptakan budaya membaca di seluruh lingkungan sekolah. Sederhana, tapi efektif dan berkesinambungan.

    BalasHapus
  37. NAMA : KORNELIA SUMIATY
    NPM : 2386206059
    KELAS : 5B PGSD

    Pentingnya perhatian guru terhadap kebiasaan membaca mandiri, terutama pada siswa yang lebih besar yang sering kali diasumsikan sudah bisa membaca. Padahal, banyak dari mereka sebenarnya masih kesulitan, kurang percaya diri, atau bahkan sudah kehilangan minat membaca sama sekali. Pendekatan yang dilakukan guru dalam contoh ini terasa sangat manusiawi dan personal. Dengan mewawancarai siswa satu per satu, guru bisa benar-benar memahami minat, pengalaman, dan hambatan setiap anak. Strategi ini membantu menemukan buku yang tepat, yang membuat siswa merasa dihargai dan dipahami. Tidak heran jika setelah itu minat membaca mereka mulai muncul kembali.

    BalasHapus
  38. Nama : Maria Ritna
    NPM : 2386206009
    Kelas : V A PGSD

    Izin menanggapi materi ini,nah dalam materi ini bukan hanya tentang bagaimana meningkatkan kemampuan membaca dan menulis siswa, tetapi lebih jauh lagi, tentang bagaimana mentransformasi paradigma literasi di kelas.kita seringkali terjebak dalam pemikiran bahwa literasi hanya sebatas kemampuan teknis membaca dan menulis.padahal, literasi yang sesungguhnya adalah kemampuan untuk berpikir kritis, menganalisis informasi, dan mengkomunikasikan ide secara efektif.materi ini mengajak kita untuk melihat literasi sebagai sebuah proses yang dinamis dan berkelanjutan, yang melibatkan interaksi antara siswa, guru, teks, dan konteks sosial.
    literasi sepanjang hayat,literasi bukanlah sesuatu yang hanya dipelajari di sekolah, tetapi merupakan keterampilan yang harus terus dikembangkan sepanjang hayat.di dunia yang terus berubah ini, kita perlu terus belajar dan beradaptasi dengan informasi baru.kemampuan literasi yang kuat akan membantu kita untuk melakukan ini.

    BalasHapus
  39. Nama: Maria ritna Tati
    NPM: 2386206009
    Kelas: V A PGSD

    Personalisasi pembelajaran literasi salah satu poin penting dalam materi ini adalah penekanan pada personalisasi pembelajaran literasi.setiap siswa memiliki minat, kebutuhan, dan gaya belajar yang berbeda.oleh karena itu, guru perlu menyesuaikan strategi pembelajaran literasi mereka agar sesuai dengan karakteristik unik setiap siswa.ini bisa dilakukan dengan memberikan pilihan buku yang beragam, memberikan tugas yang menantang, dan memberikan umpan balik yang konstruktif.dengan mempersonalisasi pembelajaran literasi, kita dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna dan relevan bagi siswa.literasi dan keadilan sosial literasi memiliki peran penting dalam mewujudkan keadilan sosial.kemampuan literasi yang baik dapat membantu individu untuk mengakses informasi, berpartisipasi dalam masyarakat, dan memperjuangkan hak-hak mereka.oleh karena itu, meningkatkan kemampuan literasi semua orang, terutama mereka yang kurang beruntung, adalah sebuah keharusan.

    BalasHapus
  40. Nama: Maria ritna Tati
    NPM: 2386206009
    Kelas: V A PGSD

    Guru sebagai model literasi,materi ini mengingatkan kita bahwa guru memiliki peran yang sangat penting sebagai model literasi bagi siswa.guru tidak hanya bertugas untuk mengajarkan keterampilan literasi, tetapi juga untuk menunjukkan kepada siswa bagaimana menjadi pembaca dan penulis yang aktif dan kritis.guru dapat melakukan ini dengan membaca buku bersama siswa, menulis bersama siswa, dan berbagi pengalaman membaca dan menulis mereka sendiri. dengan menjadi model literasi yang baik, guru dapat menginspirasi siswa untuk mencintai membaca dan menulis.literasi dan kreativitas,literasi tidak hanya tentang memahami informasi, tetapi juga tentang menciptakan informasi baru. Kemampuan literasi yang baik dapat membantu individu untuk mengembangkan kreativitas mereka, menghasilkan ide-ide baru, dan mengkomunikasikan ide-ide tersebut kepada orang lain.

    BalasHapus
  41. Nama: Maria ritna Tati
    NPM: 2386206009
    Kelas: V A PGSD

    Kolaborasi dalam literasi materi ini juga menyoroti pentingnya kolaborasi dalam pembelajaran literasi.kolaborasi dapat dilakukan antara siswa dengan siswa, antara siswa dengan guru, dan antara guru dengan orang tua.kolaborasi dapat membantu siswa untuk belajar dari satu sama lain, berbagi ide, dan membangun pemahaman yang lebih mendalam tentang teks.kolaborasi juga dapat membantu guru untuk mendapatkan dukungan dari orang tua dalam meningkatkan kemampuan literasi siswa.literasi dan teknologi,teknologi memiliki peran yang semakin penting dalam pembelajaran literasi.teknologi dapat digunakan untuk mengakses informasi, berkolaborasi dengan orang lain, dan menciptakan konten digital.namun, kita juga perlu berhati-hati dalam menggunakan teknologi.kita perlu memastikan bahwa teknologi digunakan untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa, bukan untuk menggantikannya.

    BalasHapus
  42. Nama : Maria Ritna Tati
    NPM : 2386206009
    Kelas : V A PGSD

    Literasi dan multimodalitas,di era digital ini, literasi tidak hanya terbatas pada teks tertulis, tetapi juga mencakup berbagai bentuk media lainnya, seperti gambar, video, dan audio.materi ini mengajak kita untuk mempertimbangkan multimodalitas dalam pembelajaran literasi.guru dapat menggunakan berbagai bentuk media untuk membantu siswa memahami teks, mengekspresikan ide, dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis.dengan memanfaatkan multimodalitas, kita dapat membuat pembelajaran literasi menjadi lebih menarik dan relevan bagi siswa di era digital.literasi sebagai investasi masa depan,meningkatkan kemampuan literasi adalah sebuah investasi masa depan.dengan memiliki kemampuan literasi yang kuat, individu akan lebih mampu untuk meraih kesuksesan dalam pendidikan, karir, dan kehidupan pribadi mereka.oleh karena itu, kita perlu berinvestasi dalam pendidikan literasi untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua orang.

    BalasHapus
  43. nama dias pinasih kelas 5b pgsd npm 2386206057
    izin menanggapi materi yang bapak jelaskan di atas pak
    Menurut saya, penting banget kita bahas hal ini, karena literasi nggak cuma soal kemampuan baca tulis aja, tapi juga lebih ke cara kita berpikir dan menyaring informasi, apalagi di zaman sekarang yang semuanya serba cepat dan penuh informasi.
    Jadi, salah satu yang saya setuju adalah soal menumbuhkan minat. Memang bener, kadang siswa merasa bosan sama pelajaran, apalagi kalau cara ngajarnya masih kaku dan nggak menarik. Makanya penting banget nih buat menggunakan pendekatan yang kreatif, misalnya lewat diskusi yang interaktif, atau mungkin mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari supaya mereka bisa lebih relate. Dengan begitu, mereka jadi punya minat untuk belajar dan lebih aktif di kelas.
    Yang menarik lagi adalah pembahasan tentang menggunakan sumber belajar yang beragam. Gimana kita bisa ajak siswa buat nggak cuma bergantung sama buku teks, tapi bisa juga eksplorasi lewat internet, video, atau bahkan pengalaman langsung. Contohnya nih, kalau belajar sejarah, bukan cuma cerita-cerita dari buku, tapi bisa juga dengan menonton dokumenter atau bahkan kunjungan ke tempat bersejarah. Jadi, selain jadi lebih menarik, mereka juga dapat pengalaman yang nggak bisa didapat di dalam kelas aja.

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak