Literasi : Pengetahuan Kata dan Pengetahuan Dunia

Kurikulum baru yang lebih terstruktur dan dianggap lebih selaras dengan teori membaca modern telah dikembangkan di Philadelphia sejak tahun ajaran 2024-2025. Kurikulum ini diharapkan mampu menyamakan kualitas pengajaran di berbagai kelas dan sekolah. Pendekatan baru ini mengintegrasikan dua konsep utama, yaitu "pengetahuan kata" dan "pengetahuan dunia."

  • Pengetahuan Kata: Mengacu pada fonik sintetis terstruktur, yaitu metode pengajaran hubungan antara huruf dan bunyi yang digunakan untuk mengeja dan membaca kata-kata baru. Pendekatan ini dimulai dengan mengenali bunyi huruf, lalu menggabungkannya untuk membentuk kata. Berbeda dengan fonik analitis, yang dimulai dengan mengenali kata secara keseluruhan sebelum memecahnya menjadi bagian-bagian, metode ini mengikuti urutan tertentu yang terorganisasi.

  • Pengetahuan Dunia: Berfokus pada membangun pemahaman mendalam melalui teks nonfiksi yang sering digunakan dalam pelajaran sains atau studi sosial. Teks-teks ini biasanya memiliki tema sosial dan lingkungan yang relevan, seperti keadilan sosial.

Kurikulum baru ini menyusun materi pelajaran secara urut, berbeda dengan pendekatan sebelumnya yang hanya memberikan standar dan materi pendukung tanpa urutan yang pasti. Kurikulum ini juga menyediakan skrip untuk membantu guru dalam mengajar serta aktivitas tambahan untuk siswa dengan berbagai kebutuhan, seperti Pembelajar Bahasa Inggris atau siswa berbakat.

Materi disajikan dalam modul enam mingguan dengan tema spesifik, seperti "What's Up in the Sky" yang mempelajari matahari, bulan, dan bintang, atau "Stories of Human Rights." Setiap modul dirancang untuk mengajarkan keterampilan tertentu, seperti memahami puisi naratif atau menyunting teks nonfiksi.

Apakah Kurikulum Ini Efektif?

Efektivitas kurikulum ini baru dapat diukur setelah beberapa tahun, karena membutuhkan waktu bagi hasil tes standar untuk mencerminkan dampaknya terhadap kemampuan siswa. Meskipun Distrik Philadelphia telah menunjukkan peningkatan setelah dampak pandemi COVID-19, masih banyak siswa yang memerlukan dukungan untuk mencapai tingkat literasi yang memadai.

Tantangan dan Kekurangan Kurikulum Baru

Beberapa guru menyambut baik pendekatan baru ini, namun juga menghadapi tantangan. Kurva pembelajaran yang tajam dan kebutuhan untuk mempersiapkan materi secara intensif menjadi beban tersendiri. Guru perlu menyesuaikan pelajaran dengan kebutuhan siswa dan menggunakan berbagai kegiatan untuk menemukan metode terbaik.

Bagian "pengetahuan dunia" dari kurikulum ini juga membutuhkan waktu tambahan untuk mempersiapkan materi praktik, yang sering kali harus diambil dari sumber pribadi. Hal ini dapat menyebabkan stres, terutama bagi guru yang baru memulai menggunakan kurikulum ini. Selain itu, durasi pembelajaran yang mencapai satu hingga dua jam per hari memerlukan fokus dan stamina yang tinggi dari siswa.

Pelatihan Guru

Untuk mendukung implementasi kurikulum baru, distrik menawarkan pelatihan profesional kepada para guru. Pelatihan ini mencakup sesi opsional di musim panas dan pelatihan kelompok besar selama tahun ajaran. Para ahli merekomendasikan pendekatan kolaboratif, di mana guru berbagi pengalaman dan mendapatkan umpan balik langsung.

Pentingnya Pengetahuan Latar Belakang

Salah satu keunggulan dari kurikulum ini adalah kemampuannya menghubungkan pengetahuan baru dengan latar belakang yang sudah dimiliki siswa. Penelitian menunjukkan bahwa siswa yang memiliki pengetahuan awal tentang suatu topik cenderung lebih mudah memahami informasi baru. Namun, fokus berlebihan pada literasi dan matematika akibat kebijakan seperti No Child Left Behind telah mengurangi waktu untuk pelajaran studi sosial dan sains, yang penting untuk membangun pengetahuan dunia siswa.

Dengan pendekatan baru ini, diharapkan siswa dapat membangun pemahaman yang lebih menyeluruh, baik dalam keterampilan membaca maupun wawasan dunia yang lebih luas.

Di Indonesia bagaimana? silahkan baca data berikut

https://www.rri.co.id/daerah/649261/unesco-sebut-minat-baca-orang-indonesia-masih-rendah

atau bisa di cari di mesin pencarian dengan keyword "literasi di Indonesia 2024". Jadi, bagaiamana?


Referensi

Misa Ketchel. 2024. Philadelphia students have a new reading and writing curriculum − a literacy expert explains what’s changing

11 Komentar

  1. Nama : Nabilah Aqli Rahman
    Kelas : 5 D PGSD
    NPM : 2386206125

    "Literasi : Pengetahuan Kata dan Pengetahuan Dunia"

    Dari judulnya saja sudah menarik. Keduanya adalah aspek penting dalam literasi. Keduanya saling melengkapi. Kalau kita sekedar tahu saja arti kata tapi tidak punya pengalaman atau pun wawasan, kita bisa tetap bingung saat membaca.

    BalasHapus
  2. Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
    Npm:2386206058
    Kelas: VB PGSD

    Izin menanggapi pak, dari materi di atas ada dua konsep yang saling berkaitan yaitu pengetahuan kata dan pengetahuan dunia di mana dalam pengetahuan kata ini di fokuskan pada membaca dan memahami sedangkan pengetahuan dunia berfokus pada membangun pemahaman. Dimna siswa harus membaca dulu agar mereka tau kemampuan mereka atau pemahaman mereka sampai dimana dengan membaca dan memahami mereka dapat menambah wawasan yang lebih luas🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Oktavia Ramadani
      Npm : 2386206086
      Kelas : 5D

      Izin bertanya isdi bagaimana nih menurut anda kurikulum ini menyeimbangkan antara kemampuan teknis dalam membaca dan pemahaman makna dalam bacaan ?

      Hapus
    2. Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
      Npm : 2386206058
      Kelas : VB PGSD

      Baik di sini Saya izin menjawab pertanyaan dari Oktavia Ramadhani menurut saya sudah menyeimbangkan karena tidak hanya melatih siswa membaca dengan benar tetapi juga melatih memahami makna dari bacaan yaitu melalui pengetahuan dunia. Jadi siswa bukan sekedar hanya bisa membaca tetapi juga bisa mengerti isi dari bacaan yang mereka baca dengan lebih luas🙏

      Hapus
  3. Nama : Andi Nurfika
    NPM : 2386206017
    Kelas : VB PGSD

    ya pengetahuan kata dan pengetahuan dunia di sini membahas kurikulum baru yang lebih struktur dan dianggap lebih selaras dengan teori membaca modern. pertama di pengetahuan kata sepengetahuan kata ini sangat baik dan kita mempelajari mulai dari bunyi huruf lalu menggabungkan huruf terus tuh mengenali kata secara keseluruhan sebelum memecah nya menjadi bagian bagian. sedangkan di pengetahuan dunia ini lebih berfokus ke membangun pemahaman mendalam melalui teks nonfiksi seperti buku sains atau studi study sosial.
    yang saya baca dalam kurikulum ini bisa dibilang mempermudah guru karena membantu guru dengan menyediakan klip untuk mengajar agar lebih mudah dan sesuai dengan kebutuhan siswa. karena ini kurikulum baru mungkin ada beberapa tantangan dari kurikulum ini maka dari itu dengan memberikan pelatihan kepada guru akan membantu guru lebih paham dengan kurikulum ini

    BalasHapus
  4. Nama : Andi Nurfika
    NPM : 2386206017
    Kelas : VB PGSD

    izin bertanya pa kapan sebenarnya atau efektif nya kurikulum bisa berjalan dengan baik atau merata di keseluruhan pembelajaran. seperti di Indonesia ini kurikulum terus berganti ganti bahkan ada yang terlambat untuk menjalani kurikulum maka mereka tertinggal dari sekolah - sekolah lain

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
      Npm: 2386206058
      Kelas : VB PGSD

      Izin menjawab pertanyaan dari saudari Andi Nurfika pak, menurut saya kurikulum itu bisa berjalan secara efektif jika guru siap melaksanakannya, dukungan sarana dan prasarana sekolah yang memadai, dan juga kebijakan pemerintah konsisten. Kurikulum bisa berjalan efektif dan merata jika pemerintah memberi waktu yang cukup untuk guru melakukan pendampingan intensif kepada guru. Serta menjaga stabilitas kebijakan pendidikan, dengan begitu setiap sekolah baik kota ataupun Desa mempunyai kesempatan yang sama untuk berkembang sesuai arah kurikulum yang berlaku🙏

      Hapus
  5. Nama : Oktavia Ramadani
    Npm : 2386206086
    Kelas : 5D


    Kurikulum baru di Philadelphia memberikan inspirasi yang sangat penting bagi dunia pendidikan, termasuk di dalam Indonesia , pendekatan yang menyeimbangkan antara kemampuan teknis membaca dan pemahaman membaca , pada pengetahuan kata mengacu pada fonik sintetis tersetruktur , yaitu metode pengajaran hubungan antara huruf dan bunyi yang digunakan untuk mengeja dan membaca kata kata baru , dimulai dengan mengenal bunyi huruf lalu menggabungkannya untuk membentuk kata, sedangkan pengetahuan dunia ini berfokus pada membangun pemahaman mendalam melalui teks nonfiksi , teks ini biasanya memiliki tema sosial dan lingkungan yang relevan seperti contohnya keadilan sosial , kurikulum ini menyediakan kesediaan untuk membantu guru dalam mengajar serta aktivitas tambahan untuk siswa dengan berbagai kebutuhan .

    BalasHapus
  6. Nama : Yormatiana Datu Limbong
    Npm : 2386206082
    Kelas : VC

    Izin menanggapi pak,Menurut saya,materi ini menarik karena menjelaskan bahwa memahami bahasa itu bukan cuma tahu arti kata tapi juga tahu situasi dibaliknya.penjelasannya mudah dipahami dan contohnya dekat dengan kehidupan sehari-hari.

    BalasHapus
  7. Nama: Margaretha Elintia
    Kelas: 5C PGSD
    Npm: 2386206055

    izin menanggapi ya pak, saya setuju kalau literasi harus seimbang antara pengetahuan kata dan pengetahuan dunia, percuma kita bisa baca cepat tapi tidak mengerti apa yang dibaca karena tidak punya bayangan tentang apa yang dibaca.

    BalasHapus
  8. Nama: Stevani
    NPM: (2386206045)
    Kelas: V C PGSD
    materi ini seperti mengingatkan saya kembali bahwa tugas kita bukan hanya mengenalkan kata, tapi juga membukakan jendela dunia bagi siswa. Materi tentang literasi sebagai gabungan antara pengetahuan kata dan pengetahuan dunia ini menurut aku benar-benar membuka cara pandang baru. Sering kali kita berpikir bahwa literasi cuma soal bisa membaca dan menulis, padahal esensinya jauh lebih luas dan dalam. Pengetahuan kata itu pentingnya, karena lewat kata kita bisa memahami teks. Tapi tanpa pengetahuan dunia, kata-kata itu jadi kayak potongan puzzle yang nggak lengkap. Misalnya, anak bisa baca kata “banjir”, tapi kalau dia nggak paham apa itu banjir, apa penyebabnya, dan bagaimana dampaknya, maka pemahamannya cuma sebatas bunyi, bukan makna. Dan di sinilah menurut aku materi ini terasa sangat kuat: mengajak kita melihat bahwa literasi bukan cuma soal membaca buku, tapi membaca dunia. Anak-anak butuh pengalaman, dialog, dan konteks nyata agar apa yang mereka baca bisa hidup dalam pikiran mereka.
    Waittt ! Terima kasih buyaadin sudah menyusun materi yang nggak cuma informatif, tapi juga menyentuh sisi filosofis dari proses belajar dan saya memiliki pengetahuan baru lagi!

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak