Kemajuan teknologi terkini telah memengaruhi banyak bidang kehidupan kita, termasuk cara kita berkomunikasi, berkolaborasi, belajar, dan tentu saja, mengajar. Mengajar di abad ke-21 adalah fenomena yang sama sekali berbeda; sebelumnya pembelajaran tidak dapat terjadi seperti sekarang, di mana saja, setiap saat, pada topik apa pun yang memungkinkan, mendukung gaya atau preferensi belajar apa pun. Namun, kita perlu bertanya pada diri sendiri, apa sebenarnya arti menjadi guru abad ke-21?
Tsisiana Palmer (2015) memberikan karakteristik guru abad 21 sebagai berikut.
1. Kelas yang berpusat pada peserta didik dan pembelajaran yang dipersonalisasi: Karena peserta didik memiliki akses ke informasi apa pun yang memungkinkan, tentu saja tidak perlu menyuapi mereka dengan pengetahuan atau mengajarkan konten yang sama untuk semua orang. Peserta didik memiliki kepribadian, tujuan, dan kebutuhan yang berbeda, dan memberikan pembelajaran yang dipersonalisasi tidak hanya mungkin tetapi juga diinginkan. Ketika peserta didik diizinkan untuk membuat pilihan mereka sendiri, mereka memiliki kendali atas pembelajaran mereka, meningkatkan motivasi intrinsik, dan berusaha lebih keras—resep ideal untuk hasil pembelajaran yang lebih baik.
2. Siswa sebagai produsen: Siswa masa kini memiliki perangkat terbaru dan terbaik, tetapi penggunaannya dalam banyak kasus hanya terbatas pada komunikasi dengan keluarga dan teman melalui obrolan, teks, atau panggilan. Meskipun siswa kini dianggap sebagai penduduk asli digital, banyak yang masih jauh dari memproduksi konten digital apa pun. Mereka memiliki perangkat mahal dengan kemampuan untuk membuat blog, infografis, buku, video tutorial, dan tutorial, dan masih banyak lagi, tetapi di banyak kelas mereka masih diminta untuk mematikan perangkat tersebut dan mengerjakan handout dan lembar kerja.
3. Pelajari teknologi baru: Agar dapat menawarkan pilihan kepada siswa, memiliki pengalaman dan keahlian langsung akan berguna. Karena teknologi terus berkembang, mempelajari suatu alat sekali dan untuk selamanya bukanlah suatu pilihan. Kabar baiknya adalah bahwa teknologi baru merupakan hal baru bagi guru pemula dan berpengalaman, sehingga setiap orang dapat menggunakannya kapan saja.
4. Mendunia: Berbagai alat yang ada saat ini memungkinkan kita untuk belajar tentang negara dan orang lain secara langsung. Tentu saja, buku teks masih cukup, tetapi tidak ada yang lebih baik daripada belajar bahasa, budaya, dan keterampilan komunikasi dengan berbicara langsung dengan orang-orang dari belahan dunia lain.
Namun, sayang sekali bahwa dengan semua alat yang tersedia, kita masih belajar tentang budaya, orang, dan peristiwa lain dari media. Mengajarkan siswa cara menggunakan alat di tangan mereka untuk mengunjungi—setidaknya secara virtual—setiap sudut planet ini diharapkan akan membuat kita lebih berpengetahuan dan bersimpati.
5. Jadilah pintar dan gunakan ponsel: Sekali lagi—ketika siswa didorong untuk melihat perangkat mereka sebagai alat berharga yang mendukung pengetahuan (bukan sebagai gangguan), mereka mulai menggunakannya seperti itu. Setiap siswa memiliki kebutuhan yang berbeda dalam hal bantuan untuk kosakata atau pertanyaan baru, jadi tidak perlu membuang waktu dan menjelaskan sesuatu yang mungkin hanya bermanfaat bagi satu atau dua siswa. Sebaliknya, mengajarkan siswa untuk mandiri dan mengetahui cara menemukan jawaban yang mereka butuhkan membuat kelas menjadi lingkungan yang berbeda.
6. Beralih ke digital: Atribut penting lainnya adalah beralih ke sistem tanpa kertas—mengatur sumber daya dan aktivitas pengajaran di situs web sendiri dan mengintegrasikan teknologi dapat membawa pengalaman belajar siswa ke tingkat yang berbeda. Berbagi tautan dan menawarkan diskusi digital, bukan aliran kertas yang konstan, memungkinkan siswa untuk mengakses dan berbagi sumber daya kelas dengan cara yang lebih terorganisasi.
7. Berkolaborasi: Teknologi memungkinkan kolaborasi antara guru dan siswa. Membuat sumber daya digital, presentasi, dan proyek bersama dengan pendidik dan siswa lain akan membuat aktivitas kelas menyerupai dunia nyata. Kolaborasi harus lebih dari sekadar berbagi dokumen melalui email atau membuat presentasi PowerPoint. Banyak ide hebat tidak pernah lebih dari sekadar percakapan atau salinan kertas, yang merupakan kerugian besar. Kolaborasi secara global dapat mengubah seluruh pengalaman kita.
8. Terhubung: Terhubung dengan orang-orang yang memiliki pemikiran yang sama. Sekali lagi, perangkat masa kini memungkinkan kita untuk terhubung dengan siapa saja, di mana saja, kapan saja. Punya pertanyaan untuk pakar atau kolega? Cukup terhubung melalui media sosial: ikuti, bergabung, tanyakan, atau beri tahu.
9. Pembelajaran berbasis proyek: Karena siswa masa kini memiliki akses ke sumber daya autentik di web, pakar di mana pun di dunia, dan rekan yang mempelajari subjek yang sama di tempat lain, mengajar dengan buku teks sangat ketinggalan zaman. Siswa masa kini harus mengembangkan pertanyaan pendorong mereka sendiri, melakukan penelitian, menghubungi pakar, dan membuat proyek akhir untuk dibagikan, semuanya menggunakan perangkat yang sudah ada di tangan mereka. Yang mereka butuhkan dari guru mereka hanyalah bimbingan.
10. Bangun jejak digital positif: Mungkin kedengarannya jelas, tetapi guru masa kini harus menjadi contoh bagaimana menggunakan media sosial dengan tepat, bagaimana membuat dan menerbitkan konten yang berharga, dan bagaimana membuat sumber daya yang dapat dibagikan. Meskipun benar bahwa guru adalah manusia, dan mereka ingin menggunakan media sosial dan mengunggah gambar serta pemikiran mereka, kita tidak dapat meminta siswa kita untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak pantas secara daring jika kita sendiri melakukannya. Mempertahankan perilaku profesional baik di kelas maupun daring akan membantu membangun jejak digital positif dan menjadi contoh tindakan yang tepat bagi siswa.
11. Bahasa Pemrograman (coding): Meskipun ini mungkin terdengar rumit, pengodean tidak lain adalah literasi masa kini. Karena pensil dan pena adalah alat pada abad ke-20, guru masa kini harus mampu mengoperasikan pena dan pensil masa kini yakni komputer.
12. Berinovasi: memperluas perangkat pengajaran dan mencoba cara-cara baru yang belum pernah Anda coba sebelumnya, seperti mengajar dengan media sosial atau mengganti buku teks dengan sumber daya web.
13. Teruslah belajar: Karena alat dan teknologi baru terus bermunculan, apalagai AI sudah begitu menjamur saat ini dalam dunia. Belajar dan beradaptasi adalah hal yang penting.
Referensi
Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
BalasHapusNpm : 2386206058
Kelas : VB PGSD
Izin menanggapi pak, dari materi di atas membahas arti guru pada abad ke 21 dimana pada abad tersebut guru tidak lagi sebagai guru, tetapi guru juga berperan sebagai pendukung siswa dimana guru harus memiliki karakteristik seperti yang telah di berikan materi di atas. Contohnya yang akan saya ambil adalah bagian dimana guru hrus mempelajari teknologi baru dimana guru harus sering mempelajarinya karena itu akan berguna agar kita bisa sampai kan kepada siswa karena itu akan berguna untuk siswa, agar siswa dapat mengembangkan pengalaman dan keahliannya. Apalagi pada jaman sekarang yang dimana teknologi sudah sangat berkembang, dari sini lah sebagai guru kita harus belajar teknologi digital dan mengembangkan wawasan atau ide dengan teknologi 🙏
Nama : Nabilah Aqli Rahman
BalasHapusNPM : 2386206125
Kelas : 5D PGSD
Ngomongin guru abad 21 tuh selalu seru menurut sayaa, karena peran guru sekarang udah nggak cuman belajar di depan kelas. Tapi guru zaman sekarang dituntut buat melek teknologi, terus belajar dan bisa bikin suasana belajar jadi lebih hidup. Guru-guru yang menjadi guru di abad 21 nggak cuman nyampaikan materi aja tapi juga bantuk supaya anak-anak bisa berpikir kritis, berani ngomong, dan pastinya juga ngajarin tentang kerja sama. Pokoknya seruuu, karna guru ga cuman sekedar ngasih jawaban tapi juga bisa jadi teman buat eksplor barenggg.
Nama : Nabilah Aqli Rahman
HapusNPM : 2386206125
Kelas : 5D PGSD
Tapi yaa, ga bisa dipungkiri, tantangannya juga lumayan. Nggak semua guru punya akses mudah ke teknologi. Nggak semua guru punya waktu buat belajar hal baru. Kadang kelihatannya tuntutan jadi guru abad 21 terasa berat. Contohnya di daerah terpencil, guru bisa kesulitan buat ngikutin perkembangan, dan itu bisa bikin kualitas pendidika jadi nggak merata. Kalau guru terlalu fokus ke teknologi juga, bisa-bisa nilai-nilai lokal dan hubungan hangat antara guru dan siswa jadi berkurang. Bondingnya ga adaa.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama:elisnawatie
BalasHapusKelas:VD
NPM :2386206069
Izin bertanya pak
Guru diharapkan mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi serta mengubah perannya dari sekadar penyampai informasi menjadi fasilitator pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Melihat kenyataan bahwa tidak semua guru maupun siswa memiliki kemampuan dan akses teknologi yang sama, bagaimana seharusnya seorang guru abad ke-21 merancang strategi pembelajaran yang mampu mengakomodasi perbedaan tersebut, sekaligus menumbuhkan kemandirian belajar, kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis siswa agar mereka dapat menjadi pembelajar sepanjang hayat di era sekarang yang serba digital ini pak?
Nama : Oktavia Ramadani
HapusNpm : 2386206086
Kelas : 5D
Izin menanggapi elis , menurut saya pertanyaan elis ini sangat bagus karena relevan dengan tantangan nyata untuk pendidikan masa kini , di mana tidak semua guru dan siswa ini memiliki kemampuan atau untuk akses teknologi yang sama , menurut saya seorang guru pada abad 21 ini perlu bersikap adaptif , inklusif, dan juga kreatif dalam merancang pembelajaran, teknologi itu memang penting , tetapi ya bukan satu - satunya jalan , yang utama itu bagaimana guru itu mampu menciptakan pengalaman belajar yang bermakna untuk semua siswa .
Nama : Oktavia Ramadani
BalasHapusNpm : 2386206086
Kelas : 5D
Izin menanggapi pak , materi ini menggambarkan dengan jelas bagaimana peran guru yang berubah secara signifikan di tengah kemajuan teknologi yang maju dan arus informasi global , dulu guru menjadi satu - satunya sumber pengetahuan tetapi sekarang siswa dapat mengakses informasi itu kapan saja dan di mana saja peran guru beralih menjadi fasilitator, pembimbing serta inspirator pembelajaran , guru pada abad 21 harus mampu menyesuaikan pendekatan agar setiap siswa akan merasa dihargai .
Guru pada abad 21 ini tidak hanya mengusai metode lama saja tetapi mereka harus selalu siap untuk beradaptasi dengan teknologi baru seperti kecerdasan AI dan aplikasi digital pembelajaran lainnya , guru yang terus belajar akan menumbuhkan cara belajar yang hidup untuk siswa di kelasnya , memang kemajuan teknologi saat ini telah mempengaruhi banyak bidang di kehidupan kita contohnya pada saat berkomunikasi, berkolaborasi, belajar , dan tentu saja mengajar di abad 21 ini fenomena yang sama sekali berbeda .
Nama : Oktavia Ramadani
HapusNpm : 2386206086
Kelas : 5D
Saya izin menambahkan lagi pak , disini materi nya juga menegaskan bahwa guru pada abad 21 ini bukan hanya sebagai pengajar saja, tetapi juga sebagai pembelajar yang mampu memanfaatkan teknologi itu sebagai menciptakan pembelajaran yang relevan , bermakna, dan juga menginspirasi .
Nama : Andi nurfika
BalasHapusNPM : 2386206017
Kelas : VB PGSD
Jadi yang dapat saya ambil dari materi di atas yaitu karakteristik guru abad ke-21 menurut sisiana Palmer 2015 mencerminkan perubahan besar dalam pendekatan pendidikan, yaitu sekarang guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber informasi tetapi menjadi fasilitator yang mendorong pembelajaran aktif dan personalisasi. Guru abad ke-21 adalah pembelajaran sepanjang hayat yang beradaptasi terhadap teknologi. Guru mendorong pembelajaran yang aktif berkalaboratif dan bersangkutan dengan dunia nyata. Pendekatan berbasis proyek menjadi strategi utama guru mereka juga membekali siswa keterampilan termasuk literasi digital atau bacaan-bacaan buku yang ada di internet dan pemrograman. Berkolaborasi global menjadi kekuatan baru dalam dunia pendidikan dengan berinovasi dan kreativitas bukan lagi pilihan tetapi kebutuhan menjadi guru di abad 21 ini berarti siap berubah dalam berbagai hal ,berkembang dalam berbagai hal, dan membimbing generasi masa depan dengan cara yang berbeda
Nama : Andi Nurfika
BalasHapusNPM : 2386206017
Kelas : VB PGSD
Izin bertanya, di sini membahas tentang beberapa karakteristik guru pada abad ke-21. Jadi bagaimana cara guru untuk menyeimbangkan penggunaan teknologi dengan kebutuhan emosional dan sosial siswa dalam pembelajaran abad ke-21, dan seberapa penting kemampuan coding bagi guru dari semua mata pelajaran bukan yang terkait dengan teknologi?