Opositional Defiant Disorder (ODD) atau Gangguan Perilaku Menentang



Menurut American Psychiatric Association (APA) dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi kelima (DSM-5), ODD adalah pola perilaku negatif, menentang, atau kasar yang konsisten dan terjadi selama setidaknya enam bulan. Gangguan ini muncul pada anak usia prasekolah atau usia sekolah dan biasanya dapat bertahan hingga remaja jika tidak ditangani dengan baik.


ODD termasuk dalam kategori gangguan perilaku yang kompleks dan membutuhkan perhatian khusus karena sering berlanjut dengan masalah perilaku lainnya, seperti Conduct Disorder (CD) di usia remaja. Berdasarkan beberapa studi terbaru, prevalensi ODD diperkirakan sekitar 2-16% pada anak-anak dan remaja di seluruh dunia (Smith, 2023).


Tanda-tanda atau gejala utama ODD meliputi tiga kategori:

Marah dan mudah tersinggung

Anak dengan ODD sering menunjukkan sikap mudah marah, mudah tersinggung, dan sulit untuk dikendalikan emosinya. Mereka mungkin sering kali merasa tidak puas atau frustasi dalam berbagai situasi.

Argumentatif dan Menentang

Anak dengan ODD cenderung sering membantah orang dewasa, sengaja mengabaikan aturan, dan menentang figur otoritas. Mereka mungkin sering kali terlibat dalam perdebatan dan menghindari kegiatan yang memerlukan kepatuhan.

Perilaku Kasar dan Dendam

Anak dengan ODD mungkin sering memendam perasaan dendam atau memiliki sikap tidak menyenangkan terhadap orang lain. Mereka bisa juga menunjukkan perilaku kasar baik secara fisik maupun verbal.


Gejala ini harus diperhatikan dengan cermat, terutama jika sudah mengganggu fungsi sehari-hari anak di lingkungan rumah atau sekolah. Menurut kajian oleh Jones dan koleganya (2021), perilaku menentang yang kronis bisa memicu kesulitan dalam berhubungan sosial dengan teman sebaya dan keluarga.

Penyebab ODD

Penyebab ODD sering kali bersifat multifaktorial, yang berarti bahwa ada beberapa faktor yang saling berinteraksi. Beberapa di antaranya adalah:

Faktor Genetik

Penelitian menunjukkan bahwa genetik memainkan peran dalam meningkatkan risiko ODD. Anak yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat gangguan mental seperti ADHD, depresi, atau gangguan kecemasan, berpotensi lebih tinggi mengalami ODD (Martinez et al., 2022).

Lingkungan

Kondisi rumah tangga yang tidak stabil, pola asuh yang keras, atau kurangnya perhatian dari orang tua dapat meningkatkan risiko perilaku ODD. Lingkungan sekolah yang penuh tekanan juga dapat berkontribusi pada perkembangan perilaku menentang.

Pengaruh Neurobiologis

Perubahan fungsi otak, khususnya pada area yang mengatur emosi, seperti amigdala dan korteks prefrontal, juga dikaitkan dengan perkembangan ODD. Menurut penelitian terbaru, ketidakseimbangan neurotransmitter, khususnya serotonin dan dopamin, juga dapat berpengaruh terhadap munculnya perilaku impulsif dan agresif (Johnson et al., 2023).


Faktor Risiko

Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan anak mengalami ODD meliputi:

Jenis Kelamin: Anak laki-laki memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk mengalami ODD dibandingkan anak perempuan.

Lingkungan Sosial: Pengalaman traumatik atau berada di lingkungan sosial dengan konflik yang tinggi dapat memperburuk risiko.

Pola Asuh: Pola asuh yang otoriter atau terlalu permisif dapat memperburuk perilaku menentang pada anak.

Diagnosis ODD

Diagnosa ODD dilakukan oleh tenaga profesional seperti psikolog atau psikiater dengan cara melakukan evaluasi menyeluruh, termasuk wawancara dengan anak dan orang tua, serta observasi perilaku. Biasanya, untuk mendiagnosis ODD, anak harus menunjukkan perilaku menantang selama setidaknya enam bulan secara konsisten dalam berbagai lingkungan. DSM-5 memberikan panduan khusus yang dapat digunakan untuk mendiagnosis, dan tes tambahan dapat dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya gangguan perilaku lain seperti ADHD atau gangguan kecemasan.


Penanganan ODD

Penanganan ODD melibatkan pendekatan multidisiplin, termasuk:


Terapi Kognitif dan Perilaku (Cognitive Behavioral Therapy, CBT)

CBT adalah pendekatan utama untuk mengelola gejala ODD, yang berfokus pada pengembangan keterampilan sosial, pengendalian emosi, dan kemampuan pemecahan masalah. Terapi ini membantu anak memahami dan mengubah pola pikir dan perilaku negatif. Studi oleh Lee et al. (2020) menunjukkan bahwa CBT dapat mengurangi intensitas gejala ODD hingga 30% dalam waktu 6 bulan.


Pelatihan Orang Tua

Program pelatihan bagi orang tua membantu mereka memahami cara menghadapi perilaku anak dengan ODD, sehingga mereka dapat memberikan respon yang lebih efektif dan mendukung perbaikan perilaku anak. Teknik yang digunakan termasuk penguatan positif dan pengaturan batasan.


Terapi Keluarga

Terapi ini melibatkan seluruh anggota keluarga untuk membantu meningkatkan komunikasi dan interaksi yang positif di dalam keluarga, sekaligus membantu keluarga dalam memahami cara terbaik untuk mendukung anak dengan ODD.


Penggunaan Obat-obatan

Dalam beberapa kasus, obat-obatan mungkin diresepkan untuk mengendalikan gejala yang lebih parah atau jika ODD terjadi bersamaan dengan gangguan lain, seperti ADHD atau depresi. Penggunaan obat harus dilakukan di bawah pengawasan ketat dari profesional kesehatan.

Referensi

Smith, J. (2023). Global Prevalence and Impacts of Oppositional Defiant Disorder in Childhood and Adolescence. Journal of Child Psychology and Psychiatry, 64(3), 287-298.

Jones, L., et al. (2021). Challenging Behaviors in Children: The Role of Parenting and Social Influences in Oppositional Defiant Disorder. Child and Adolescent Behavioral Health, 35(2), 159-173.

Martinez, R., & Associates. (2022). Genetic and Environmental Factors in Oppositional Defiant Disorder: A Family Study Analysis. Journal of Genetic Psychology, 34(4), 201-212.

Johnson, H., et al. (2023). Neurobiological Underpinnings of Oppositional Defiant Disorder: A Review of Recent Findings on Brain Function and Neurotransmitter Regulation. Neuroscience and Biobehavioral Reviews, 138, 452-467.

Lee, S., et al. (2020). Effectiveness of Cognitive Behavioral Therapy on Oppositional Defiant Disorder Symptoms in Children and Adolescents: A Meta-Analysis. Journal of Clinical Child and Adolescent Psychology, 49(4), 502-516.

Patel, K., & Colleagues. (2023). Case Study Analysis of Behavioral Interventions in Children with Oppositional Defiant Disorder. Clinical Child Psychology and Psychiatry, 28(1), 33-49.

Smith, T. (2022). The Impact of Inclusive School Environments on Children with Oppositional Defiant Disorder: A Longitudinal Study. Educational Psychology Review, 34(2), 125-141.


67 Komentar

  1. Nama:Elisnawatie
    Kelas:VD
    NPM:2386206069

    Saat saya membaca penjelasan mengenai tanda-tanda dan gejala ODD, saya merasa pernah mengalami beberapa hal yang mirip, terutama dalam hal mudah marah atau sering membantah. Hal ini membuat saya bertanya-tanya pak apakah perilaku tersebut hanya merupakan bagian dari dinamika emosi sehari-hari atau bisa termasuk dalam gejala ODD. Namun saya juga memahami bahwa untuk memastikan hal ini, diperlukan evaluasi profesional oleh psikolog atau psikiater, karena tidak semua ciri yang muncul berarti langsung termasuk ODD

    BalasHapus
  2. Nama:Elisnawatie
    Kelas:VD
    NPM:2386206069

    Izin bertanya pak

    Apa yang bisa dilakukan untuk membedakan antara perilaku yang hanya dipicu oleh stres sesaat dengan perilaku menentang yang konsisten selama berbulan-bulan sebagaimana dijelaskan dalam materi tentang ODD pak .tidak untuk orang lain pak namun untuk diri saya sendiri terlebih dahulu🙏🏻🙏🏻

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
      Npm : 2386206058
      Kelas : VB PGSD

      Izin menjawab pertanyaan dari erisnawati pak, untuk membedakan antara perilaku yang hanya dipicu oleh stress dengan perilaku menentang yaitu biasanya dapat kita lihat dari atau dipengaruhi dan tekanan sesaat biasanya ditandai dengan pola di berbagai situasi ini biasanya menandakan perilaku ODD sedangkan jika perilaku marah munculnya dalam kondisi stres sementara maka itu tidak disebut dengan ODD🙏

      Hapus
  3. Nama:Elisnawatie
    Kelas:VD
    NPM:2386206069

    Menurut pandangan saya pak pelatihan orang tua dan terapi keluarga itu tidak membantu dalam mengobati odd pak soalnya bisa saja odd itu ada karena perlakuan mereka .seperti yang bapa sudah sampaikan obat obatan ,psikolog dan diri sendiri saja yg bisa membantu

    BalasHapus
  4. Sayangnya di Indonesia ini menurut saya masih kurang pemerintahnya memparhatikan hal-hal ini, padahal kalo pemerintah melakukan penangan yang baik terhadap anak sejak usia dini untuk mengurangi gangguan perilaku menentang pasti banyak peserta didik yang terarah gaya hidup dan kebiasaan hidupnya.
    Apa karena ganguan ini juga ya peserta didik di Indonesia ini semakin hari semakin tak bisa di atur? banyak sekali kejadian yang buruk terjadi dan bisa kita lihat di internet, mulai dari peserta didik yang melawan guru, menindas teman, melawan orang tua , kebiasaan mereka tu sangat bisa dikatakan ganguan perilaku menentang karena sudah sampai pada titik yang keterlaluan.

    Sebagai calon pendidik ada rasa ketakutan yang tersendiri kadang melintas setelah melihat berita sekarang, takut ketika mengajar lalu mendapatkan murid yang mengalami gangguan menentang dan didukung oleh kedua orang tuanya hmm..

    BalasHapus
  5. Nama : Nabilah Aqli Rahman
    NPM : 2356206125
    Kelas : 5D PGSD

    Selama kurang lebih 20 menit saya membaca artikel ini saya jadi semakin merasa kalau saya ini manusia yang kurang ilmu banget nih Pak. Saya kemana aja yaa baru tau kalau ada gangguan anak yang namanya OOD ini 😓

    Berarti ODD ini masih termasuk kategori anak berkebutuhan khusus yaa Pak? Karena kan tadi saya baca kalau anak dengan gangguan ODD sering kali juga punya gejala ADHD.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Nabilah Aqli Rahman
      NPM : 2386206125
      Kelas : 5D PGSD

      Setelah tau saya jadi sadar, kalau ga semua perilaku menentang atau membangkang itu berarti anaknya nakal atau ga sopan. Bisa jadi, anak tersebut sedang mengalami kesuliatan mengelola emosinya, merasa ga aman.

      Saya juga jadi merenung tentang peran guru di kelas. Ternyata menjadi pendidik lagi lagi bukan hanya soal menyampaikan materi, tapi juga tentang membangun hubungan yang penuh empati dan kesabaran.

      Kalau nanti di kelas yang kita ajar terdapat anak ODD mungkin akan menantang kita, tapi justru di situlah kita di uji. Apakah kita bisa menjadi orang dewasa yang tetap hadir, meski ditolak atau dibantah.

      Hapus
    2. Nama : Nabilah Aqli Rahman
      NPM : 2386206125
      Kelas : 5D PGSD

      Kalau pembahasannya di perluas lagi nih yaa. ODD mengajak kita untuk melihat pendidikan sebagai proses membentuk manusia yang utuh. Anak-anak dengan tantangan perilaku bukan untuk dijauhi, dikucilkan. Tapi justru dipeluk dengan strategi yang tepat.

      Karena saya yakin. Setiap anak punya potensi, dan kadang potensi itu tersembunyi di balik perilaku anak yang sulit dan berbeda dari anak lainnya.

      Hapus
    3. Nama : Nabilah Aqli Rahman
      NPM : 2386206125
      Kelas : 5D PGSD

      Pengetahuan baru tentang ODD ini juga jadinya buat saya jadi pengen terus belajar Pak. Karena pengetahuan saya masih dangkal banget ternyata. Pasti masih banyak yang saya belum ketahui tentang ODD ini.

      Strategi pembelajarannya, cara membangun komunikasi yang ga memicu konflik, dan bagaimana menciptakan lingkungan kelas yang ramah bagi semua anak.

      Saya mau jadi guru yang ga cuma mengajar, tapi juga mendampingi proses tumbuh anak-anak dengan berbagai latar belakang dan kebutuhan yang berbeda-beda

      Hapus
    4. Nama : Nabilah Aqli Rahman
      NPM : 2386206125
      Kelas : 5D PGSD

      Akhirnya, saya jadi merasa besyukur meskipun terlambat saya bisa mengenal ODD ini sejak sekarang. Bagi saya, ini bukan sekedar informasi medis, tapi bekal penting untuk menjadi pendidik yang lebih peka, reflektif, dan siap mengjadapi tantangan nyata di dunia pendidikan. Karena setiap anak, termasuk yang punya ODD tetap punya hak untuk terus tumbuh, belajar, dan dicintai.

      Hapus
  6. Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
    Npm : 2386206058
    Kelas : 5B PGSD

    Izin menanggapi materi di atas pak, Menurut saya, materi Oppositional Defiant Disorder (ODD) ini sangat bermanfaat karena menjelaskan dengan jelas gejala, penyebab, dan cara penanganannya. Saya baru memahami bahwa perilaku menentang pada anak bisa menjadi gangguan yang perlu penanganan serius jika berlangsung lama dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Penjelasan tentang peran faktor genetik, lingkungan, serta pentingnya pelibatan orang tua dan terapi keluarga juga sangat membantu untuk meningkatkan kesadaran🙏🏻

    BalasHapus
  7. Nama : Oktavia Ramadani
    Npm : 2386206086
    Kelas : 5D

    Setelah saya membaca materi ini saya bisa tau tentang ODD , mulai dari gejala nya , penyebabnya bahkan hingga penanganannya , ternyata Anak dengan ood itu cenderung memang sering membantah orang dewasa , sengaja mengabaikan sebuah aturan , mereka mungkin sering kali terlibat dalam perdebatan dan menghindari kegiatan yang memerlukan kepatuhan , prilaku kasar dan dendam , anak dengan ODD itu mungkin sering memendam perasaan yang dimiliki atau ada sikap tidak menyenangkan terhadap orang lain , mereka bisa menunjukkan perilaku kasar itu baik secara fisik maupun secara verbal.

    Biasanya nih ada anak yang sering membantah atau marah , orang langsung berpikir dia tidak sopan dia nakal , padahal saat saya membaca materi ini bisa terlihat bahwa bisa aja itu merupakan tanda dari gangguan prilaku yang serius dan butuh penanganan yang khusus , materi ini sangat bermanfaat banget sih untuk guru dan juga orang tua , membantu memahami bahwa anak dengan prilaku yang menentang itu tidak perlu di marahi terus , tapi harus bida dipahami dan di bimbing dengan cara yang tepat .

    BalasHapus
  8. Nama : Oktavia Ramadani
    Npm : 2386206086
    Kelas : 5D

    Izin bertanya bapa dan teman - teman semua jika ingin menjawab , apakah ODD itu bisa sembuh ya , Jika di tangani dengan tepat ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo ka Oktavia saya mau menanggapii pertanyaanya.
      Ya benar sekali ODD dapat disembuhkan, melalui pendekatan atau terapi antara orang yang mengalami ODD dengan orang yang bisa menangani gejala atau penderita ODD ini seperti psikolog atau psikiater dapat sedikit menurunkan ODD yang di alami, selain itu juga bisa dibantu dengan perawatan seperti obat-obatan dan terutama dukungan dari orang terdekat seperti orang tua , keluarga bahkan temannya. Selain usaha diatas orang tua juga bisa memperhatikan lingkungan bermain dan sekitarnya.
      ini ka jawaban dari sudut pandang saya semoga bermanfaat....

      Hapus
    2. Nama:Elisnawatie
      NPM:2386206069
      Kelas:5D

      Haloo Oktavia menurut aku bisa dong asalkan ditangani dengan pendekatan yang tepat, konsisten, dan dilakukan sejak dini. Dukungan bersama antara guru, orang tua, dan profesional sangat penting agar anak dapat belajar mengelola emosi, mengikuti aturan, serta memiliki hubungan sosial dan kemampuan belajar yang lebih baik.

      Semoga membantu

      Hapus
  9. Nama : Aprilina Awing
    Kelas : 5D PGSD
    NPM : 2386206113

    Tanggapan Saya dari materi yang disampaikan, Materi ini memberikan wawasan yang penting tentang bagaimana menghadapi anak-anak dengan Oppositional Defiant Disorder (ODD). Perilaku anak-anak dengan ODD memang bisa sangat menantang, baik bagi mereka sendiri maupun bagi orang-orang di sekitar mereka. Sangat menarik bahwa perilaku ini tidak hanya sekadar kenakalan biasa, tetapi memiliki dampak yang lebih besar dan sering kali membutuhkan pendekatan yang lebih terstruktur dari guru dan orang tua.

    Salah satu poin yang saya tangkap adalah pentingnya menjaga ketenangan dan konsistensi saat menghadapi siswa dengan ODD. Respon emosional dari guru hanya akan memperburuk situasi, sehingga penting bagi guru untuk tetap tenang dan menggunakan nada suara yang positif. Ini adalah tantangan tersendiri, terutama dalam situasi yang dapat memicu stres. Selain itu, penguatan perilaku positif juga merupakan strategi yang baik. Memberikan perhatian lebih pada perilaku yang baik daripada yang buruk bisa membantu siswa merasa dihargai dan berusaha untuk berperilaku lebih baik.

    BalasHapus
  10. Nama : Aprilina AWING
    Kelas : 5D PGSD
    NPM : 2386206113

    Saya ingin bertanya Pak, bagaimana cara guru dapat lebih baik dalam mengenali dan memahami pemicu yang mungkin menyebabkan perilaku negatif pada siswa? Apakah ada teknik tertentu yang bisa digunakan untuk membantu siswa mengidentifikasi dan mengatasi stres mereka sebelum mencapai puncak emosi? Selain itu, dalam hal menciptakan ruang tenang yang aman, apa saja elemen yang harus ada di dalamnya agar efektif untuk membantu siswa merasa nyaman?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
      Npm : 2386206058
      Kelas : VB PGSD

      Halo Aprilina Awing izin yh untuk menjawab pertanyaan nya, kalo untuk aku sendiri merasa bahwa guru punya peran penting dalam mengenali pemicu perilaku menentang pada siswa sejak awal. Karena setiap anak punya cara berbeda dalam mengekspresikan emosi, jadi penting bagi seorang guru untuk memahami pola reaksi mereka di berbagai situasi. Contohnya, kalau siswa mulai menunjukkan tanda stres atau marah, guru bisa memberi waktu jeda sebentar agar mereka tenang dulu sebelum melanjutkan kegiatan. Selain itu juga, aku juga setuju bahwa pendekatan seperti Cognitive Behavioral Therapy (CBT) bisa jadi inspirasi dalam mengelola perilaku siswa. Dengan membantu mereka mengenali dan mengubah pola pikir negatif menjadi lebih positif, suasana kelas bisa jadi lebih nyaman. Menurutku juga, lingkungan belajar yang hangat, penuh empati, dan komunikasi terbuka antara guru dan siswa adalah kunci agar mereka merasa aman untuk belajar dan berkembang🙏🏻

      Hapus
    2. Nama:bella ayu pusdita
      Kelas:5d
      Nim:2386206114
      Izin menjawab pertanyaan dari aprilina awing
      Peran guru adalah menjadi "detektif" untuk perilaku siswa, mencari tahu fungsi atau alasan di balik perilaku negatif, bukan hanya menghukumnya. Guru juga dapat menggunakan teknik pengumpulan data sederhana yang disebut ABC (Antecedent-Behavior-Consequence) untuk memahami konteks pemicu. Setelah mengumpulkan data ABC, guru perlu berbicara langsung dengan siswa (bila memungkinkan dan sesuai usia) atau dengan orang tua/staf lain untuk mendapatkan wawasan tentang faktor-faktor yang tidak terlihat. Tujuan utamanya adalah mengajarkan kesadaran diri (self-awareness) dan regulasi diri (self-regulation) sehingga siswa dapat melakukan intervensi sebelum emosi mencapai puncaknya (sebelum terjadi tantrum atau ledakan). Ini adalah alat regulasi diri yang paling cepat dan efektif. Ajarkan teknik pernapasan yang menyenangkan dan mudah diingat Elemen-elemen ini membantu siswa dengan ODD atau trauma untuk melatih self-soothing (menenangkan diri) dan kembali ke kondisi siap belajar.🙏🏻🙏🏻

      Hapus
    3. Nama:Elisnawatie
      NPM:2386206069
      Kelas:5D
      haloo April menurut aku Guru dapat lebih baik mengenali pemicu perilaku negatif dengan cara mengamati pola perilaku siswa setiap hari dan mencatat kapan perilaku itu muncul. Misalnya: saat pelajaran sulit, saat tidak mendapat perhatian, atau ketika suasana kelas terlalu ramai. Dengan catatan tersebut, guru bisa mengetahui apa yang membuat siswa stres dan apa yang membantu mereka lebih tenang.
      Untuk membantu siswa mengenali dan mengatasi stres sebelum emosi memuncak, guru dapat menggunakan beberapa teknik sederhana, seperti:
      Latihan pernapasan(tarik napas dalam 3 detik, hembuskan 3 detik)
      Kartu emosi untuk membantu siswa mengungkapkan perasaan
      Time-out positif (beristirahat sementara di tempat aman)
      Self-talk positif, misalnya: “Aku bisa tenang dulu”.Selain itu, menciptakan ruang tenang (calm corner) dapat sangat membantu siswa menenangkan diri.
      Dengan pengamatan yang konsisten, teknik regulasi emosi, dan ruang tenang yang aman, guru dapat membantu siswa mengelola stres sebelum perilaku negatif muncul dan mengganggu kelas.

      Hapus
  11. Nama: Nanda Vika Sari
    Npm: 2386206053
    Kelas: 5B PGSD

    Setelah saya membaca materi ini ternyata di materi ini penulis menjelaskan bahwa ODD bukan sekedar perilaku “nakal” atau “pembangkang”, tetapi sebagai gangguan psikologis dengan dasar biologis, sosial, dan lingkungan yang saling berinteraksi. Adapun penjelasan tentang tanda-tanda ODD yang dibagi tiga kategori yaitu mudah marah, argumentatif, dan perilaku dendam sangat amat membantu untuk para pembaca dalam memahami karakteristik anak dengan ODD secara sistematis.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Komentar Nanda sudah sangat tepat karena menyebutkan ODD itu adalah gangguan psikologis dengan dasar biologis, sosial, dan lingkungan yang saling berinteraksi. Sebagai tambahan, ini penting banget karena materi ODD juga menyoroti adanya Faktor Risiko yang memperparah interaksi kompleks ini, seperti pola asuh yang otoriter atau terlalu permisif. Pola asuh yang ekstrem ini bisa memperburuk kecenderungan biologis anak untuk menentang. Oleh karena itu, pembagian gejala menjadi tiga kategori (mudah marah, argumentatif, dan perilaku dendam) yang Nanda sebutkan itu sangat membantu guru dan orang tua untuk cepat mengenali pola perilaku negatif ini dan tahu bahwa interaksi lingkungan (pola asuh) perlu segera diperbaiki melalui intervensi, misalnya Pelatihan Orang Tua.

      Hapus
  12. Nama: Nanda Vika Sari
    Npm: 2486206053
    Kelas: 5B PGSD

    Izin menanggapi pak, setelah saya baca materi ini pada materi ini ada penanganan yang ditawarkan bersifat multi disiplin dan realistis, mencerminkan pendekatan modern dalam psikologi klinis dan pendidikan. Selain itu, pembahasan mengenai terapi keluarga dan penciptaan lingkungan inklusif di sekolah menunjukkan bahwa keberhasilan penanganan ODD tidak hanya ditentukan oleh terapi individual, tetapi juga oleh dukungan sosial dan budaya sekolah yang positif.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Komentar Nanda keren sekali karena menyoroti bahwa penanganan ODD itu multidisiplin dan realistis, dan yang paling penting, keberhasilannya juga bergantung pada dukungan sosial dan budaya sekolah yang positif. Sebagai tambahan, ini dikuatkan oleh temuan riset yang dikutip di materi, bahwa Lingkungan Sekolah yang Inklusif punya dampak positif bagi anak ODD. Artinya, upaya sekolah untuk menciptakan budaya suportif seperti tidak melabeli anak sebagai nakal akan menjadi dukungan lingkungan yang sangat kuat bagi terapi individual yang dijalani anak, seperti Terapi Keluarga yang juga Nanda sebutkan. Dukungan ini mencegah anak merasa dihakimi dan membantu mereka menerapkan keterampilan sosial baru yang dipelajari dari terapi.

      Hapus
  13. Nama : Andi Nurfika
    NPM : 2386206017
    Kelas : VB PGSD

    Setelah membaca materi di atas menurut saya sudah cukup lengkap dan mudah di pahami. Dapat kita ketahui ternyata perilaku menentang ini harus diperhatikan sejak dini supaya tidak berkembang jadi masalah yang lebih besar. Banyak anak sebenarnya cuma sedang mencari perhatian atau batasan, tetapi jika sudah parah banget memang jadi beda ceritanya. Lingkungan rumah dan pola asuh juga ternyata sangatlah berpengaruh terhadap perkembangan perilaku ODD ini. Makanya penting banget ada kerja sama antara orang tua,guru dan tenaga pekerja profesional lainnya.

    BalasHapus
  14. Nama : Andi Nurfika
    NPM : 2386206017
    Kelas : VB PGSD

    Gejala OOD di atas itu memang sering keliatan di keseharian, tetapi kadang di salah artikan sebagai (anak nakal) biasa. Padahal kalau perilaku nya sudah sering dan berlangsung lama, bisa jadi ini tanda gangguan yang perlu di tangani. Anak dengan gangguan ODD biasanya lebih sensitif dan gampang terpancing emosi. Kalau di biarkan terus menerus mereka bisa makin sulit di atur dan di kondisikan perilakunya serta susah bersosialisasi. Karena itu pendekatan yang sadar dan konsisten dari orang dewasa sangatlah di perlukan.

    BalasHapus
  15. Nama : Andi Nurfika
    NPM : 2386206017
    Kelas : VB PGSD

    Dapat kita lihat penyebab ODD yang campuran antara faktor genetik dan lingkungan memang bikin gangguan ini gak bisa ditangani dengan satu cara aja. Setiap anak yang memiliki gangguan ini butuh penanganan yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan nya.terapi perilaku dapat di berikan orang tua dari orang yang berpengalaman atau juga pelatihan dari orang tua langsung jadi langkah awal yang efektif. Dalam beberapa kasus ODD ini, obat juga bisa membantu tapi tetap harus dalam pengawasan ahlinya. Yang paling penting dari segalanya dukungan orng terdekat, Dangan membuat anak merasa di dukung dan gak di anggap "masala" oleh orang yang ada di sekitarnya.

    BalasHapus
  16. Nama: Nur Sinta
    NPM: 2386206033
    Kelas: 5B PGSD

    Dengan adanya materi ini saya jadi mengetahui gejala terhadap ODD adalah mudah tersinggung dan marah, argumentatif dan menantang seperti suka berdebat dengan orang tua serta perilaku kasar dan dendam gejala tersebut harus di perhatikan karena perilaku tersebut dapat memicu kesulitan untuk bersosialisasi dengan teman sebaya, keluarga dan orang lain misalnya tetangga. Tapi menurut saya gejala tersebut dapat menjadi tanda bahwa anak yang mengalami ODD sedang kesulitan dalam mengelola emosi dan kesulitan dalam kontrol atau mengendalikan diri sendiri

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Izin menambahkan sedikit tanggapan, menurut saya penting untuk digarisbawahi bahwa kesulitan mengelola emosi dan mengendalikan diri yang ia sebutkan itu sangat erat kaitannya dengan penyebab ODD yang dijelaskan dalam materi. Materi menyebutkan adanya pengaruh neurobiologis, di mana terjadi perubahan fungsi otak, khususnya di area yang mengatur emosi seperti amigdala dan korteks prefrontal, serta adanya ketidakseimbangan neurotransmitter. Jadi, kesulitan emosi dan kontrol diri itu bukan hanya masalah kemauan anak, tapi juga ada faktor biologis di baliknya. Oleh karena itu, penanganannya pun harus melibatkan Terapi Kognitif dan Perilaku (CBT) yang fokus pada pengembangan keterampilan mengendalikan emosi dan pemecahan masalah.

      Hapus
  17. Nama: Nur Sinta
    NPM: 2386206033
    Kelas: 5B PGSD

    Saya jadi paham bahwa perilaku menantang atau kasar dari siswa yang mengalami ODD bukan sepenuhnya anak membangkang dan menyebalkan, namun ternyata anak yang mengalami ODD termasuk dalam kategori gangguan perilaku yang kompleks. Disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor genetik yang berkaitan dengan keturunan ADHD, lingkungan sekitar, pengaruh neurobiologis atau perubahan fungsi otak serta beberapa faktor risiko yang dapat meningkat pada anak yang mengalami ODD yaitu jenis kelamin, lingkungan sosial dan pola asuh yang otoriter maka dari itu anak yang mengalami ODD membutuhkan perhatian dan pendekatan yang khusus

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Izin menambahkan sedikit tanggapan, menurut saya, yang membuat anak ODD ini butuh pendekatan khusus di sekolah dan rumah adalah karena perilaku menentang mereka yang kronis itu punya dampak jangka panjang yang serius. Materi menyebutkan bahwa jika ODD tidak ditangani dengan baik, perilaku ini bisa bertahan hingga remaja dan bahkan berlanjut menjadi masalah perilaku yang lebih kompleks seperti Conduct Disorder (CD). Selain itu, perilaku menentang yang terus-menerus ini juga bisa memicu kesulitan dalam berinteraksi sosial dengan teman sebaya dan keluarga. Jadi, pendekatan khusus yang Sinta sebutkan itu sangat mendesak, dan harus segera dilakukan, misalnya lewat Terapi Kognitif dan Perilaku (CBT) dan Pelatihan Orang Tua, untuk mencegah masalah ini makin parah dan mengganggu masa depan sosial anak.

      Hapus
  18. Nama : Maria Ritna Tati
    NPM : 2386206009
    Kelas : V A PGSD

    Menurut saya dari yang saya baca materi ini membuka mata tentang bagaimana matematika seharusnya diajarkan.bukan hanya soal rumus dan angka, tapi juga tentang bagaimana matematika bisa menjadi alat untuk memahami dunia di sekitar kita.saya suka bagaimana materi ini menekankan pentingnya pemahaman konseptual dan kemampuan berpikir logis dalam matematika.
    matematika dalam pendidikan matematika seharusnya tidak hanya berfokus pada penguasaan rumus dan prosedur, tapi juga pada pengembangan pemahaman konseptual dan kemampuan berpikir logis. dengan memahami konsep-konsep matematika secara mendalam, siswa akan lebih mampu menerapkan matematika dalam berbagai situasi dan memecahkan masalah-masalah kompleks.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Maria Ritna Tati
      NPM :2386206009
      Kelas : V A PGSD

      Maaf pak ini juga kebalik-balik komentarnya tentang materi ini,Izin menaggapi lagi ya pak.Dari materi yang saya baca materi ini memberikan informasi yang sangat penting dan bermanfaat tentang ODD.penjelasan tentang gejala, penyebab, dan penanganan ODD sangat membantu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang gangguan ini.saya suka bagaimana materi ini menekankan pentingnya penanganan ODD secara multidisiplin, yang melibatkan berbagai pihak seperti psikolog, psikiater, guru, dan orang tua.
      oppositional defiant disorder (ODD) adalah gangguan perilaku yang ditandai dengan pola perilaku negatif, menentang, atau kasar yang konsisten dan terjadi selama setidaknya enam bulan. Gejala ODD meliputi marah dan mudah tersinggung, argumentatif dan menentang, serta perilaku kasar dan dendam. ODD dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti faktor genetik, lingkungan sosial yang tidak mendukung, dan pola asuh yang otoriter atau terlalu permisif.

      Hapus
  19. Nama : Maria Ritna Tati
    NPM: 2386206009
    Kelas : V A PGSD

    Tambahan lagi terkait dengan materi ini saya setuju dengan pendapat bahwa matematika sekolah seharusnya tidak hanya berfokus pada aturan dan prosedur abstrak, tapi juga pada bagaimana matematika terhubung dengan konteks, budaya,dan masyarakat.dengan menghubungkan matematika dengan kehidupan sehari-hari,siswa akan lebih termotivasi untuk belajar dan memahami matematika dengan lebih baik.
    untuk membuat matematika lebih relevan dan menarik bagi siswa,guru perlu menghubungkan matematika dengan konteks, budaya, dan masyarakat. dengan menunjukkan bagaimana matematika digunakan dalam kehidupan sehari-hari, siswa akan lebih termotivasi untuk belajar dan memahami matematika dengan lebih baik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Maria Ritna Tati
      NPM: 2386206009
      Kelas : V A PGSD

      Maaf sekali lagi pak untuk keterbalikan komentar nya,izin menanggapi lagi ya pak.Tambahan tentang materi ini saya merasa materi ini tuh sangat relevan dengan kondisi saat ini, di mana semakin banyak anak-anak dan remaja yang menunjukkan gejala-gejala ODD.dengan memahami ODD, kita bisa lebih berempati terhadap anak-anak dan remaja yang mengalami gangguan ini dan memberikan dukungan yang tepat agar mereka bisa berkembang secara optimal.

      penanganan ODD melibatkan pendekatan multidisiplin, yang meliputi terapi kognitif dan perilaku (CBT), pelatihan orang tua, terapi keluarga, dan penggunaan obat-obatan atau dalam kasus tertentu. CBT membantu anak-anak untuk memahami dan mengubah pola pikir dan perilaku negatif mereka, sementara pelatihan orang tua membantu orang tua untuk memahami dan merespon perilaku anak dengan lebih efektif.terapi keluarga membantu meningkatkan komunikasi dan interaksi yang positif di dalam keluarga, sementara obat-obatan digunakan untuk mengendalikan gejala yang lebih parah atau jika ODD terjadi bersamaan dengan gangguan lain, seperti ADHD atau depresi.

      Hapus
  20. Terima kasih bapam telah memberikan informasi dan materi ini, Saya suka sekali dengan materi bapak yang ini dengan bagian Penanganan ODD yang menekankan pendekatan multidisiplin. Menurut saya, ini adalah kunci utama. Materi menyebutkan Terapi Kognitif dan Perilaku (CBT), Pelatihan Orang Tua, Terapi Keluarga, hingga penggunaan obat. Ini menunjukkan bahwa mengatasi ODD tidak bisa hanya fokus pada anak saja, tetapi juga harus melibatkan seluruh ekosistem. Pelatihan Orang Tua yang mengajarkan penguatan positif dan pengaturan batasan, misalnya, sangat penting karena orang tua adalah garda terdepan dalam merespons perilaku anak sehari-hari dan juga orang tua adalah orang yang paling dekat dengan siswa itu sendiri. Selain itu, Terapi Keluarga juga orang yang paling penting untuk memperbaiki komunikasi. Jadi, penanganan ODD ini adalah upaya menyeluruh dari berbagai sisi agar hasilnya bisa lebih optimal dan tahan lama untuk seorang anak tumbuh.

    BalasHapus
  21. Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
    Npm : 2386206058
    Kelas : VB PGSD

    Izin menanggapi pak. Menurut saya , materi tentang Oppositional Defiant Disorder (ODD) ini bikin saya lebih ngerti soal perilaku anak yang suka membantah atau susah diatur. Ternyata hal kayak gitu nggak selalu karena anaknya nakal, tapi memang ada kondisi tertentu yang harus dipahami. Penjelasan penyebabnya juga lengkap mulai dari faktor genetik, lingkungan, sampai pola asuh. Yang paling bikin saya tersadar adalah bagian penanganannya. Ternyata dukungan keluarga, cara komunikasi, dan terapi dari profesional bisa bantu banget anak-anak dengan kondisi ODD. Jadi orang tua atau guru nggak boleh cuma marah-marah, tapi perlu pendekatan yang tepat supaya anak merasa dipahami dan pelan-pelan bisa berubah. Menurut saya materi ini bermanfaat banget buat siapa pun yang sering berinteraksi sama anak dan juga calon guru seperti saya pak, biar kita nggak salah menilai dan bisa kasih respon yang lebih baik.🙏🏻

    BalasHapus
  22. Saya suka dengan materi bapan yang ini karena membahas Penyebab ODD yang bersifat multifaktorial itu membuat jadi semakin tau Terutama soal Faktor Risiko dan Pengaruh Neurobiologis. Saya jadi sadar bahwa perilaku menentang ini bukan sekadar karena nakal, tapi ada faktor genetik, lingkungan sosial yang traumatis, pola asuh yang ekstrem otoriter atau terlalu permisif karena dulu waktu Saya SMP Saya punya temen dikelas cwo dia kata guru nakal sekali, sampe-sampe guru tuh biarin dia apapun yang dia buat guru ga akan negur mau dia bolos atau tidak mengikuti upacara tetap dibiarkan ternyata ini penyebab nya. Adanya bukti neurobiologis yang melibatkan amigdala dan korteks prefrontal ini membuat kita melihat ODD dari perspektif medis yang lebih serius. Ini penting agar kita sebagai calon guru tidak hanya fokus pada gejalanya, tapi juga mencari tahu akar masalahnya, karena penanganan yang efektif harus disesuaikan dengan faktor risiko spesifik yang dialami oleh anak tersebut. Terima kasih bapak sudah memberikan materi ini

    BalasHapus
  23. Nama : Dita Ayu Safarila
    NPM : 2386206048
    Kelas : 5 C
    Nah,kita sebagai calon guru wajib tuh berarti menyadari tantangan perilaku seperti ODD memerlukan kolaborasi profesional. Peran kita guru di kelas yaitu menyediakan lingkung yang stabil dan suportif yang memperkuat hasil dan terapi bukan mencoba menangani gangguan tersebut secara mandiri atau sendirian.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Saya setuju dengan komentar Dita karena disini Dita menyebutkan pentingnya kolaborasi profesional dan peran guru untuk menyediakan lingkungan yang stabil dan suportif. Sebagai tambahan, kolaborasi profesional ini wajib dilakukan karena penanganan ODD itu sifatnya multidisiplin dan tidak bisa diselesaikan guru sendirian. Materi ODD jelas menyebutkan bahwa penanganan yang efektif melibatkan psikolog/psikiater untuk diagnosis, lalu ada Terapi Kognitif dan Perilaku (CBT), Pelatihan Orang Tua, dan Terapi Keluarga yang perlu diawasi profesional. Peran guru di kelas adalah memperkuat hasil terapi itu, misalnya dengan konsisten menerapkan teknik penguatan positif dan pengaturan batasan yang dipelajari orang tua dari terapi, bukan mencoba mendiagnosis atau memberikan terapi sendiri.

      Hapus
  24. Nama : Dita Ayu Safarila
    Kelas : 5 C
    NPM: 2386206048
    Jadi tanggung jawab kita sebagai guru melampaui transfer ilmu ke murid. kita harus bisa dan ahli dalam menciptakan budaya kelas yang suportif dan menghargai proses belajar masing masing. Dengan menomor satukan hubungan antara guru dan murid kita tidak hanya membantu anak dengan tantangan perilaku seperti ODD tetapi juga mengusahakan perkembangan otak anak di SD usia kritis

    BalasHapus
    Balasan
    1. maaf itu saja komentar saya tentang materi kali ini pak

      Hapus
    2. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Saya setuju dengan komentar Dita, karena fokus pada tanggung jawab guru yang melampaui transfer ilmu, yaitu menciptakan budaya kelas yang suportif dan menghargai proses belajar, serta menyebutkan pentingnya perkembangan otak anak di usia kritis. Tambahannya, fokus pada perkembangan otak di usia prasekolah dan sekolah ini sangat penting, karena materi ODD menyebutkan gangguan ini muncul di usia tersebut dan salah satu penyebabnya adalah perubahan fungsi otak di area pengatur emosi. Budaya kelas yang suportif, di mana guru bisa menjadi figur otoritas yang positif dan stabil, bisa berfungsi sebagai faktor lingkungan yang protektif untuk mengimbangi faktor risiko ODD seperti lingkungan sosial yang penuh konflik atau pola asuh yang kurang tepat.

      Hapus
  25. Nama: Nur Aulia Miftahul Jannah
    NPM: 2386206085
    Kelas: 5D PGSD

    Ini pertama kalinya saya baca materi diblog bapak tentang gangguan perilaku yang lebih spesifik pada anak. Menurut saya materi ini cukup mengambil perhatian saya karna saya ngerasa cukup penting untuk mengetahuinya ilmu dan pengetahuan ini. Saya juga baru tahu bahwa ada gangguan perilaku untuk anak sebelum sekolah dan yang disebutnya sekarang adalah ODD ini. Ini cukup related pak untuk saya karena saya punya pengalaman dengan satu anak yang ciri cirinya kayak bapak sebutin di atas.~~~

    (94)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Nur Aulia Miftahul Jannah
      NPM: 2386206085
      Kelas: 5D PGSD

      Izin cerita yaa pak hehe, kayaknya komentar saya kebanyakan ceritanya ya pak karena kalau saya baca materi bapak tuh pasti selalu saya sangkutin dan ingat ingat saya pernah ngalamin apa ngga yah gitu pak hehe. Jadi, di semester 5 ini saya ada ngajar anak untuk les private pak, dan saya pengen cerita ciri cirinya dalam berkegiatan sama saya waktu les. Anak yang saya ajar ini umurnya 6 tahun pak, dan bersekolah di sekolah swasta yang terkenal bagus di samarinda. Anak ini kita sebut saja A pak, Ia saat ini duduk di bangku kelas 1 SD di sekolahnya. ~~~

      (saya izin potong potong komennya yaa pak, biar banyak hehe)

      (95)

      Hapus
    2. Nama: Nur Aulia Miftahul Jannah
      NPM: 2386206085
      Kelas: 5D PGSD

      Nah, sebelum masuk ke kelas 1 SD, si A bersekolah TK di yayasan yang sama dengan SD nya ini pak, yang berarti si A sudah dikenalkan sekolah dari umur 5 tahun. Terus, yang saya amati selama les sama saya si A ini sering bangeet timbul perilaku menentangnya pak. Misalnya nih, udah mulai lesnya terus saya ajak untuk berdoa dulu sebelum kita belajar dia sering hampir selalu bilang gamau. Kalaupun saat itu dia mau berdoa, doanya kayak ga niat dia sengaja ga ikut baca doa hanya menegadah tangan tapi lidah nya keluar kayak ngolok gitu pak. ~~~

      (96)

      Hapus
    3. Nama: Nur Aulia Miftahul Jannah
      NPM: 2386206085
      Kelas: 5D PGSD

      Dan perilaku menentang yang lainnya, seperti kalau dia mau minta tolong tapi kalimatnya seperti nyuruh dan saat saya menasehatinya untuk mengatakan kata tolong kalau mau meminta tolong pada seseorang, dia malah merespon dengan kata “ga mau, suka suka aku” katanya. Saya jadi sempet ngoreksi diri juga pak, apa ini salah saya ya ngajarinnya apa gimana. Tapi, saya sudah menunjukkan sikap tegas dan bisa humble kok pak. Saya juga mengatur belajarnya agar tidak penuh yang malah jadi overhelmed buat si A.~~~

      (97)

      Hapus
    4. Nama: Nur Aulia Miftahul Jannah
      NPM: 2386206085
      Kelas: 5D PGSD

      Tapi waktu saya perhatiin dengan anaul (analia aul). Si A memiliki keluarga yang utuh, si A juga hidup di keluarga yang berada dan menjadi anak kesayangan mamanya (mamanya sendiri yang mengatakan itu). Nah, tetapi disisi yang lain, orang tua si A sibuk bekerja dan yang ngurus si A adalah kakaknya yang juga masih bersekolah SMA. Ga jarang bapaknya si A tak pulang ke rumah karna sedang bekerja. Dari situ, saya ngerasa dan bertanya dalam hati “apa si A anakku yang ku ajar ini kekurangan kasih sayang dari orang tuanya?”.~~~

      (98)

      Hapus
    5. Nama: Nur Aulia Miftahul Jannah
      NPM: 2386206085
      Kelas: 5D PGSD

      Tapi, apapun jawaban dari pertanyaan yang ada dalam pikiran ini saya pengeeen bangeet ngebantu dan nemenin anak anak murid saya dalam tumbuh kembangnya termasuk anak saya si A ini. Walaupun ada hari hari yang membuat saya bersedih hati oleh tingkahnya, dan kemudian ada perasaan ingin menyerah. Tapi saya teringat lagi bahwa inilah tugas guru, inilah pekerjaan guru. Dan hati ini terketuk lagi untuk berjuang mendampingi dan mengajarinya. Saya akan terus belajar untuk mengajar.~~~

      (99)

      Hapus
    6. Nama: Nur Aulia Miftahul Jannah
      NPM: 2386206085
      Kelas: 5D PGSD

      Makasih yaa pak sudah bikin tugas membaca dan mengomentari hasil bacaan ini hehe karena saya jadi dapat banyak ilmu baru. Saya juga jadi sering refleksi diri, ngeliat ke belakang untuk hal hal yang pernah berbenturan langsung di hidup saya yang bersangkutan dengan materi yang bapak tulis. Saya juga yakin dalam proses tugas ini banyak banget hal bersangkutan perilaku yang akan saya ambil. Contohnya ODD ini, saya jadi lebih lega menghadapi anak yang saya ajar di tempat les karena sudah tahu ilmunya “Oh, ternyata anak saya si A, bisa jadi begini” dan akhirnya saya memaklumi, menemani sambil terus memperbaiki diri saya sendiri sebagai guru.

      (100)

      Hapus
  26. Nama:bella ayu pusdita
    Kelas:5d
    Nim:2386206114
    Izin memberi tanggapan tentang materi di atas pak Materi yang disampaikan diatas mengenai Oppositional Defiant Disorder (ODD) ini sangat informatif, komprehensif, dan terstruktur dengan baik. Tinjauan ini mencakup definisi, prevalensi, gejala, penyebab, faktor risiko, hingga penanganan ODD berdasarkan standar klinis (DSM-5) dan penelitian terkini. Jadi menurut saya materi ini berhasil mengedukasi pembaca mengenai ODD dengan bahasa yang mudah dipahami namun tetap akurat secara klinis, menjadikannya sumber yang sangat baik untuk orang tua, guru, maupun profesional kesehatan yang ingin memahami ODD.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Izin menambahkan sedikit tanggapan, menurut saya yang paling menarik dari materi ini adalah pendekatan penanganannya yang multidisiplin. Ini artinya, ODD tidak bisa diselesaikan hanya dengan satu cara saja, tapi butuh beberapa jenis terapi yang saling mendukung. Contohnya, ada Terapi Kognitif dan Perilaku (CBT) yang fokus mengubah pola pikir negatif anak, lalu ada Pelatihan Orang Tua yang penting banget biar orang tua tahu cara merespons perilaku anak dengan efektif, dan terakhir Terapi Keluarga untuk memperbaiki komunikasi di rumah. Bahkan, ada kalanya butuh Obat-obatan jika gejalanya parah atau ada gangguan penyerta. Intinya, materi ini menekankan bahwa penanganan ODD harus dilakukan secara terpadu oleh berbagai pihak (profesional, guru, dan keluarga) untuk hasil yang maksimal.

      Hapus
  27. Nama:bella ayu pusdita
    Kelas:5d
    Nim:2386206114
    Izin bertanya setelah saya baca dan saya pahami tentang materi ini materi diatas menyebutkan bahwa ODD sering berlanjut dengan masalah perilaku lainnya seperti Conduct Disorder (CD) di usia remaja:
    "Apa perbedaan klinis utama antara ODD dan Conduct Disorder (CD), dan bagaimana intervensi awal ODD dapat secara spesifik mencegah perkembangan menuju CD yang memiliki prognosis (pandangan ke depan) yang lebih buruk?"

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Margaretha Elintia
      Kelas: 5C PGSD
      Npm: 2386206055

      Izin menjawab pertanyaan dari kak bella, perbedan utama dari ODD dan CD, ODD itu adalah prilaku yang fokus pada menentang figur otoritas seperti marah, berdebat, dan membangkang, kalau CD itu adalah prilaku yang jauh lebih serius dan agresif, prilaku ini pelanggaran aturan dan hak orang lain, seperti kekerasa, pencurian, dan tindakan kriminal lainnya, untuk penanganan ODD bisa di lakukan sejak dini karena ini akan mengajarkan anak mengontrol emosi, kepatuhan, dan empati, agar tidak meningkat menjadi tindakan agresif dan merusak.

      terimakasih, semoga dapat membantu menjawab pertanyaan kak bella.

      Hapus
    2. Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
      Npm : 2386206058
      Kelas : VB PGSD

      Hallo bella izin menjawab yh. Setelah baca materinya kembali , bisa dijelasin bahwa
      ODD itu gangguan perilaku yang biasanya ditandai anak gampang marah, suka ngeyel, dan sering menentang orang dewasa atau aturan. Walaupun begitu, perilakunya belum sampai merusak atau menyakiti orang lain.
      Sementara itu, CD (Conduct Disorder) adalah tingkat yang lebih berat. Di CD, anak bisa melakukan hal-hal yang benar-benar membahayakan, misalnya menyakiti orang/ hewan, merusak barang, mencuri, atau melanggar aturan besar lainnya. Jadi, CD itu seperti versi lebih parah dari ODD. Nah, kenapa penting menangani ODD dari awal.
      Karena kalau ODD dibiarkan, perilakunya bisa makin buruk sampai masuk ke kategori CD. Tapi kalau sejak awal anak sudah dibantu misalnya lewat terapi perilaku, dukungan keluarga, cara pengasuhan yang lebih positif, dan lingkungan yang stabil maka anak jadi lebih bisa mengatur emosinya, nurut aturan, dan tidak mengarah ke perilaku yang lebih berbahaya.
      Intinya, penanganan ODD sejak dini bisa menghentikan anak dari perkembangan ke arah CD, sehingga kondisinya tidak berubah menjadi lebih serius di masa remaja.

      Terimakasih😊

      Hapus
  28. Nama: Imelda Rizky Putri
    Npm:2386206024
    Kelas:5B

    Setelah membaca materi ini, sangat penting bagi guru dan ortu, gangguan ini sering muncul dalam bentuk perilaku menentang, mudah marah dan sulit mengikuti aturan, guru dan ortu harus melakukan pendekatan pada anak membantu mengelola emosinya, menentang bukan hanya “nakal“ tetapi bisa jadi tanda anak membutuhkan perhatian, bimbingan khusus dan komunikasi yang baik serta lingkungan yang aman dan nyaman.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
      Npm : 2386206058
      Kelas : VB PGSD

      Izin menambahkan tanggapan. Setelah baca kembali materi tentang ODD ini, aku setuju dengan imel dan juga jadi makin paham kalau perilaku anak yang suka ngelawan atau mudah marah itu nggak selalu karena mereka nakal, tapi bisa jadi memang ada gangguan yang perlu ditangani. Kadang orang tua atau guru cuma lihat dari luarnya saja tanpa tahu apa yang lagi dirasain anak. Menurutku, materi ini penting banget karena bikin kita lebih ngerti cara menghadapi anak yang punya ODD. Jadi nggak cuma nyuruh atau marah, tapi lebih ke cari cara yang tepat biar anak bisa ngatur emosinya dan merasa dipahami. Kalau lingkungan di rumah atau sekolah mendukung, anak juga bisa pelan-pelan berubah jadi lebih baik. Intinya aku setuju sama penjelasannya, apalagi soal pentingnya komunikasi dan pendekatan yang lembut. Anak itu butuh didengar, bukan cuma dikasih aturan.🙏🏻

      Hapus
  29. Nama : Erlynda Yuna Nurviah
    Kelas : VB PGSD
    Npm : 2386206035

    Sedikit berbagi cerita.. dulu waktu SD saya punya teman laki – laki yang berperilaku sama seperti tanda – tanda ODD dari materi yang bapak jelaskan. Dia mudah tersinggung dan kalau marah benar – benar kyk membara gitu sampai mukamya merah, berlebihan dan emosinya sulit dikendalikan, raut wajah dan tatapanya seperti orang yang lagi dendam gitu. Nah saya baru tau mungkin ini bisa dikatakan ke ciri – ciri ODD dan butuh penaganan khusus. Jadi saya dulu mengagap ohh dia pemarahan. Padahal disisi lain kondisi seperti ini butuh dukungan dan pemahaman berbeda dari guru, orangtua dan lingkungan sekitar.

    BalasHapus
  30. Nama: Margaretha Elintia
    Kelas: 5C PGSD
    Npm: 2386206055

    Izin menanggapi ya pak, materi kali ini sangat bagus karena menjelaskan dengan jelas bahawa anak yang menentang atau melawan bukan sekedar nakal tapi ada alasannya mungkin faktor genetik atau lingkungan, dengan penjelasan yang sudah di paparkan dengan rinci kita jadi tahu dan paham cara penangannya bukan hanya marah-marah kembali kepada anak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Tanggapan dari Margaretha itu sudah bagus banget karena menangkap poin utamanya, yaitu ODD bukan sekadar kenakalan biasa, tapi ada penyebab genetik dan lingkungan yang mendasarinya. Sebagai tambahan, kita bisa menekankan bahwa kunci penanganannya memang bukan cuma memarahi, tapi harus menggunakan pendekatan yang komprehensif dan butuh kesabaran ekstra. Artinya, kita perlu fokus pada melatih keterampilan anak, seperti mengendalikan emosi dan cara berinteraksi sosial yang baik, melalui terapi seperti CBT. Selain itu, peran orang tua itu krusial sekali; mereka harus dilatih untuk tahu cara merespons anak ODD dengan lebih efektif dan suportif, misalnya dengan menerapkan aturan yang jelas dan memberikan pujian positif. Jadi, penanganan ODD ini adalah proses jangka panjang yang melibatkan anak, orang tua, dan profesional.

      Hapus
  31. Nama: Rosidah
    Npm: 2386206034
    Kelas: 5B (PGSD)

    Saya sampai sekarang masih menyiapkan diri untuk menghadapi anak yang ODD sebelum terjun langsung ke sekolah, dulu waktu saya pernah pengabdian masyarakat, saya pernah ketemu anak laki-laki yang menunjukkan perilaku seperti ODD, anak laki-laki tiba-tiba langsung keluar dari barisan belajar, saya datangin tanya kenapa, dan coba membujuk untuk masuk kembali menggunakan bahasa yang lembut, malah si anak mau marah dan ingin menangis, disitu saya langsung panik dan meminta bantuan senior saya untuk mengatasi anak tersebut.

    Sampai acara berakhir si anak nggk mau berdekatan dengan saya, saat kejadian itu saya sedikit ragu dengan kemampuan saya, tapi dengan kejadian itu justru juga membuat saya termotivasi untuk terus belajar menangani anak dengan ODD.

    BalasHapus
  32. Nama : Juliana Dai
    NPM : 2386206029
    Kelas : V,B

    Menurut saya, materi yang Bapa sampaika tentang ODD ini jelas banget dan isinya berbobot. Enaknya, materi ini tidak cuma bilang kalau anak ODD itu nakal atau suka melawan, tapi menjelaskan bahwa ada banyak penyebabnya, seperti masalah genetik, kondisi rumah yang berantakan, dan bahkan cara kerja otaknya. Jadi, kita bisa melihat ODD bukan sebagai kenakalan biasa, tapi sebagai masalah kesehatan mental yang rumit. Selain itu, cara penanganannya juga lengkap, mulai dari terapi ngobrol (CBT), pelatihan buat orang tua, sampai melibatkan seluruh keluarga, yang menandakan bahwa penanganan anak ODD ini butuh kerja sama banyak pihak.

    Menurut saya materi ini penting banget untuk dijadikan pegangan di sekolah. Sekolah dan guru tidak boleh cuma fokus di nilai akademik, tapi juga harus peka sama kondisi mental dan perilaku siswa. Anak ODD sering kali dianggap biang masalah, padahal mereka butuh bantuan khusus. Sekolah harus punya konselor atau psikolog yang lebih mumpuni dan guru-guru harus dilatih biar tahu cara menghadapi perilaku menentang ini dengan benar, misalnya dengan teknik penguatan positif, bukan cuma memarahi. Intinya, pendidikan harus lebih ramah dan suportif terhadap kesehatan mental anak, termasuk anak-anak dengan ODD.

    BalasHapus
  33. Nama : Juliana Dai
    NPM : 2386206029
    Kelas : V,B

    Menurut saya, satu hal penting lain yang perlu digarisbawahi dari materi ODD ini dan kaitannya dengan pendidikan adalah pencegahan stigma. Seringkali, anak-anak yang menunjukkan gejala ODD seperti mudah marah dan menentang langsung dicap buruk oleh guru atau teman sebaya, yang justru bisa memperparah perilaku mereka. Dengan memahami bahwa ODD memiliki dasar neurobiologis dan lingkungan yang kompleks bukan sekadar malas atau bandel, kita bisa mengubah pandangan ini. Pendidikan harus berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang penuh empati, di mana perilaku sulit dilihat sebagai panggilan bantuan, bukan sekadar pelanggaran aturan. Hal ini sejalan dengan tuntutan pendidikan masa kini untuk fokus pada pengembangan karakter dan kesejahteraan siswa secara menyeluruh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Naida Dwi Nur Herlianawati
      Kelas : 5 B
      Npm : 2386206042

      setuju dengan juliana, Intinya jika pendidikan ingin benar-benar fokus pada pengembangan karakter dan kesejahteraan siswa secara menyeluruh, maka kita harus mengganti label buruk dengan strategi dukungan yang didasari pemahaman ilmiah tentang perilaku, termasuk ODD. Ini bukan hanya tentang mendisiplinkan, tapi tentang mengajar dan mendukung.

      Hapus
  34. Nama : Naida Dwi Nur Herlianawati
    Kelas : 5 B
    Npm : 2386206042

    Saya setuju pak, dengan materi ini Penjelasan mengenai Oppositional Defiant Disorder (ODD) yang disampaikan sungguh lengkap, mudah dicerna, dan valid. Yang paling saya suka, materi ini tidak hanya sekadar memberikan definisi, tetapi juga mengupas tuntas mulai dari gejala yang dikelompokkan dengan jelas (marah, menentang, dan dendam), penyebab multifaktorialnya (genetik, lingkungan, dan neurobiologis), sampai cara mengatasinya yang sangat praktis dan berbasis bukti (CBT, Pelatihan Orang Tua, dll.). Semua informasinya, apalagi didukung dengan referensi penelitian terbaru, membuat materi ini sangat kredibel dan bisa jadi panduan yang luar biasa bagus bagi orang tua, guru, maupun siapa pun yang ingin memahami dan menangani masalah perilaku ODD secara lebih baik. Ini adalah sumber daya yang sangat bermanfaat.

    BalasHapus
  35. NAMA : KORNELIA SUMIATY
    NPM : 2386206059
    KELAS : 5B PGSD

    Materi di atas sudah cukup lengkap dan jelas banget buat ngerti apa itu ODD. Penjelasannya runtut, mulai dari definisi menurut DSM-5, gejala, penyebab, sampai cara menanganinya. Gaya bahasanya juga cukup mudah dipahami, walaupun masih terasa “ilmiah,” tapi tetap informatif. perlunya penanganan yang tepat. Mulai dari CBT, pelatihan orang tua, sampai terapi keluarga semuanya memang terbukti jadi pendekatan yang efektif.

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak